MODUL PERKULIAHAN Psikologi Industri Stress Dalam Pekerjaan

  MODUL PERKULIAHAN Psikologi Industri Stress Dalam Pekerjaan

  Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Industri MK16018 Dr. Arif Zulkifli

  

04 Abstract Kompetensi Konsep Stress Kerja Mahasiswa mengetahui bagaimana Stress Dalam Pekerjaan Stress Dalam Pekerjaan

1. Pengertian Stres

  Hans Selye (dalam Berry, 1998) mendefinisikan stres sebagai tanggapan atau reaksi fisiologis dan psikologis seseorang terhadap stressor. Beliau mengatakan bahwa stres adalah reaksi pertahanan secara umum yang dilakukan tubuh terhadap stressor. Reaksi ini muncul akibat adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi baik yang berhubungan dengan lingkungan atau tujuan-tujuan personal. Selye menyusun konsep tentang proses stres secara fisiologis.

  Sedangkan Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.

  Dasar-dasar fisiologis terjadinya stres adalah adanya pergerakkan hormon tertentu dan mekanisme sistem syaraf. Akibatnya stres dapat merubah susunan pokok yang dimiliki seseorang. Contohnya, karyawan yang terserang hatinya karena stres maka dapat mengakibatkan serangan jantung, dan jika perutnya yang sensitif, dapat mengakibatkan penyakit maag.

  Pandangan Selye mendapatkan kritik dari sejumlah peneliti lain. Stres menurut mereka tidak dipandang hanya sebagai suatu jawaban. Stres harus dilihat sebagai fungsi dari individu yang menafsirkan situasi. Reaksi orang tidak sama terhadap situasi stres yang sama. Setiap orang memiliki peta kognitif dari lingkungannya. Setiap benda, benda mati atau hidup, yang ada dilingkungannya mempynyai maknanya masing-masing. Karena itu rangsangan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan itu sendiri tidak membangkitkan stres, tetapi individu itu sendiri harus mempersepsikannya sebagai situasi yang penuh stres.

  Selye membedakan dua bentuk stres, yaitu distress, yang merupakan reaksi seseorang terhadap kejadian-kejadian negatif. Eustres merupakan reaksi seseorang terhadap kejadian-kejadian positif. Kedua reaksi ini merupakan stres fisologis. Lebih lanjut Selye menjelaskan bahwa stres bukan sekedar ketegangan syaraf, melainkan dapat memiliki konsekuensi positif. Stres juga bukan sesuatu yang harus dihindari karena tidak adanya stres sama sekali adalah kematian.

  

Gambar Stress Dalam Pekerjaan

2. Respon Individu Terhadap Stres

  Respon individu terhadap stres individual differences. Respon individu terhadap stres tidak sama. Untuk dapat mengetahui bagaimana respon individu terhadap stres, kita dapat meninjau beberapa model stres secara teoritis berikut ini:

a. Syndrom Adaptasi Umum (General adaptation syndrom/ GAS)

  Selye mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan.Rangkaian perubahan ini dinamakan dengan general adaptation syndrome(GAS). Sindrom adaptasi umum terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertama, tahap peringatan (alarm stage). Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh lingkungannya dan mulai menghayati lingkungannya sebagai ancaman. Tahap ini tidak dapat tahan lama. Organisme memasuki tahap kedua, yaitu tahap perlawanan (resistence stage). Organisme memobilisasi sumber-sumbernya agar dapat menghadapi tuntutan. Jika stres berlanjut, seseorang sampai pada tahap ketiga, yaitu tahap peredaan (exhaustion stage). Pada tahap ini respon individu terhadap stres sudah mengalami kelelahan yang tinggi dalam mengadakan perlawanan terhadap stress dan akhirnya menyerah dan sakit jika ini terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian.

  Sindrom adaptasi umum pada orang, adalah jika seseorang pada pertama kali mengalami situasi penuh stres, maka mekanisme pertahanan dalam badan diaktifkan: kelenjar-kelenjar mengeluarkan/melepaskan adrenalin, cortison dan hormon-hormon lain dalam jumlah besar, dan perubahan-perubahan yang terkoordinasi berlangsung dalam sistem saraf pusat (tahap alarm). Apabila exposure (paparan) terhadap pembangkit stres bersinambung dan badan mampu menyesuaikan, maka terjadi perlawanan terhadap sakit. Reaksi badaniah yang khas terjadi untuk menahan akibat-akibat dari pembangkit stres (tahap resistence). Namun apabila paparan terhadap stres berlanjut, maka mekanisme pertahanan badan perlahan-lahan menurun sampai menjadi tidak sesuai, dan satu dari organ-organ gagal untuk berfungsi sepatutnya. Proses pemunduran ini dapat mengarah ke penyakit dari hampir semua bagian dari badan (tahap exchaustion).

  Menurut Selye apabila reaksi badan tidak cukup, berlebihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri dapat menimbulkan penyakit, yang dinamakan dengan diseases of

  

adaptation (penyakit dari adaptasi), karena penyakit-penyakit lebih disebabkan oleh reaksi

  adaptif yang kacau dari badan kita daripada oleh hasil yang merusak langsung dari penimbul stres.

b. Model Peristiwa Tekanan Kehidupan (the stressful life events

  model)

  Holmes dan Rahe mengatakan bahwa suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang dapat menyebabkan stres. Kapanpun seseorang mengalami sesuatu yang perlu diatasi dalam segala bidang kehidupannya akan dapat menimbulkan stres. Peristiwa yang dapat menyebabkan stres dapat positif dan negatif dengan melibatkan aspek-aspek kehidupan seseorang, seperti keluarga dan pekerjaan. Pengaturan sosial (social

readjustmen) merupakan salah satu yang dapat dipakai individu di dalam merespon stres.

  Rahe (dalam Berry, 1998) telah menggambarkan proses hidup yang dapat menyebabkan stres terjadi. Berikut ini merupakan penyeleksian peristiwa hidup yang penuh stres. Pertama, pengalaman masa lalu dapat menambah atau mengurangi pengaruh dari kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan stres. Jika kejadian itu dianggap berbahaya oleh seseorang dan merasa terancam, maka hal ini dapat menimbulkan stres. Kedua, mekanisme pertahanan psikologis (psychological defense mechanism) merupakan penyangga atau penyaring yang dapat mengatasi atau menangkis peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan stres. Ketiga adalah reaksi fisiologis. Peristiwa-peristiwa hidup dapat merubah reaksi fisiologis seseorang. Dan yang terakhir adalah coping yaitu usaha seseorang untuk mengatasi gejala-gejala yang dapat menyebabkan penyakit.

  Dengan demikian respon individu terhadap stres tergantung dari bagimana ia mempersepsi dan menyikapi kejadian yang dialaminya dan tentunya tidak terlepas dari peristiwa dan pengalaman masa lalu. Respon individu akan baik ketika individu mampu melakukan mekanisme pertahanan diri dan melakukan coping atau ia berusaha untuk dapat mengatasi permasalahannya sehingga tidak berakibat pada munculnya penyakit, karena peristiwa-peristiwa yang menyebabkan stres sangat berperan atas munculnya penyakit. Kejadian-kejadian yang dimaksud dapat berupa kejadian sosial juga kejadian interpersonal termasuk perbedaan aspek kehidupan seseorang.

  

c. Teori Kesesuaian Lingkungan dengan Individu (person-

environment fit theory)

  Teori ini dikembangkan oleh French sejak tahun 1970, yang meneliti tentang bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap penyesuaian diri, kesehatan mental dan fisik individu. Inti dari penelitian ini adalah ketika tuntutan dan lingkungan pekerjaan tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari karyawan, maka akan muncul ketegangan yang akhirnya dapat menyebabkan sakit.

  Ada empat konsep dalam teori ini, yaitu: stres yang berhubungan dengan organisasi

  

(organizational stres), merupakan kondisi potensial yang dapat mengancam pekerjaan

(stressor). Seperti pekerjaan yang rumit, beban kerja yang berat, peran ganda dan

  ketidaksesuaian dengan kemampuan. Konsep selanjutnya adalah ketegangan (strain), merupakan respon individu yang tidak sehat terhadap stressor. Coping adalah pertahanan yang dilakukan seseorang untuk melawan stres. Dukungan sosial (social support) adalah dukungan sosial yang diberikan seseorang yang dapat mengatasi stres dan ketegangan seseorang. Respon individu dalam menghadapi stres dapat positif ketika ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

  

d. Model Facet/Bidang tentang urutan stres kerja (a facet model of

job stress sequence)

  Bechr dan Newman mengembangkan model facet atau bidang yang mengatur semua komponen-komponen stres kerja. Dalam model ini terdapat beberapa komponen yang berkaitan dengan stres.  Personal facet, yaitu karakteristik personal yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi stres. Seperti kepribadian, dan sakit fisik. Ciri-ciri personal dapat mempengaruhi stres melalui proses facet. Proses facet, terkait dengan evalusi kognitif dan persepsi seseorang terhadap situasi-situasi yang penuh stres.  Environmental facet, yaitu lingkungan kerja dan tuntutan kerja, seperti beban kerja yang terlalu berat.  Human consequences, yaitu munculnya akibat-akibat pada kondisi psikologis seperti kecemasan. Akibat terhadap kesehatan fisik seperti gangguan lambung atau usus besar. Akibat pada perilaku tampak seperti pemakaian drug dan perilaku agresi.  Organizational consequences dari stres sepeti ketidakhadiran, hilangnya produktivitas dalam bekerja.

   Adaptive response, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi stres, seperti mencari dukungan sosial. Perusahaan atau organisasi bisa melakukan adaptive

  response dengan cara merubah jadwal kerja.

  Pandangan umum respon individu terhadap stres

  Model-model teori yang telah dijelaskan di atas adalah sangat penting dan saling melengkapi untuk mengetahui corak respon individu di dalam menghadapi stres. Berdasarkan teori-teori tersebut dapat digabungkan. Pertama, interaksi individu dengan lingkungan. Peristiwa hidup dapat menyebabkan stres tergantung bagaimana individu meresponnya. Apakah individu akan merespon peristiwa hidup yang penuh stres, hal itu tergantung pada pengalaman masa lalunya, kepribadiannya dan cara pandangnya terhadap peristiwa itu. Kedua, stres sebagai fenomena fisiologis. Respon fisiologis tergantung pada :

  a) apakah individu menerima kondisi-kondisi yang mengancam atau tidak, b) cara mengatasinya tergantung pada karakteristik fisiologis individu, c) tergantung pada kerentanan sistem-sistem atau organ-organ fisiologis.

3. Penyebab Stres Kerja

a. Stressor yang Bersifat Fisik

   Akibat dari kebisingan Kebisingan diartikan sebagai suara-suara yang tidak diinginkan dan tidak menyenagkan. Kebisingan ini juga dianggap sebagai penyebab stres oleh para peneliti, karena akibat-akibat fisiologis yang ditimbulkannya, seperti kardiovaskular, reaksi-reaksi pencernaan dan endokrin. Dampak lainnya dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran, juga dapat menyebabkan stres karena dibutuhkannya peningkatan akan kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis karyawan. Kondisi ini rentan terhadap kecelakaan bagi karyawan, karena mereka tidak mendengar suara-suara peringatan.

   Tekanan stres Temperatur/suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah berpotensi menjadi penyebab stres kerja. Temperatur atau suhu yang panas lebih berpotensial daripada temperatur yang dingin. Karena temperatur yang rendah bisa diatasi dengan memakai pakaian, lebih sulit melindungi tubuh dari temperatur/suhu yang sangat tinggi. Pekerjaan tertentu yang dilakukan dilingkungan yang bersuhu panas, seperti karyawan yang bekerja di pabrik industri dengan suara-suara peralatan, atau perataran yang panas menyebabkan tingginya temperatur ruangan selama pekerjaan berlangsung. Tekanan stres juga dapat terjadi ketika para pekerja memakai pakaian pelindung untuk melindungi diri mereka dari bahan-bahan kimia.

  b. Faktor Sosial Psikologis

   Crowding (keramaian) dan cramping (kejang) Sumber penyebab stres kerja terkadang adalah orang lain atau aspek lingkungan sosial. Pengaturan lingkungan kerja yang kurang baik sehinga lingkungan kerja menjadi ramai membuat seseorang harus bekerja ditempat yang ramai. Interaksi dengan rekan- rekan kerja terkadang juga kurang baik sehingga mengganggu tugas pekerjaan dan ini menyebabkan ketidaknyamanan dan pekerja menjadi ramai (crowding) dan kejang

  

(cramping). Crowding merupakan masalah-masalah psikologis yang berasal dari proses

  kelompok yaitu ketika ruangan kerja kecil dan karyawannya banyak atau ramai. Sedangkan

  

cramping muncul ketika ruang gerak sangat terbatas untuk ukuran tubuh, sedangkan

ruangan kerja penuh dengan peralatan dan kotak-kotak barang.

   Tempat penampungan dan migrasi Stres dapat disebabkan karena adanya perpindahan tempat kerja antar perusahaan, antar wilayah atau bahkan antar negara. Karena, karyawan harus dapat menyesuaikan diri lagi dengan pekerjaan dan lingkungan baru dan dapat juga dikarenakan kurangnya keterampilan tentang pekerjaan yang diembannya. Tempat penampungan juga seringkali menyebabkan stres karena banyaknya masalah-masalah kesehatan yang terjadi.

  c. Job Stressor

  Job stressor adalah stres yang ditimbulkan oleh pekerjaan itu sendiri, seperti tuntutan peran dan beratnya beban kerja.

  Beban berat yang berlebihan (work overload)

  Beban kerja yang berlebihan dan beban kerja yang kurang diklasifikasikan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Beban kerja yang berlebihan (work overload) kuantitatif adalah menumpuknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Faktor yang dapat menimbulkan beban berlebih kuantitatif adalah desakan waktu. Setiap tugas yang diemban individu dalam lingkungan kerja diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara cepat dan cermat. Waktu merupakan salah satu ukuran efisiensi. Waktu dalam suatu waktu dapat meningkatkan motivasi (sesuai dengan deadline) dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Namun, desakan waktu menyebabkan timbulnya banyak kesalahan dan menyebabkan kondisi kesehatan individu berkurang. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk beban berlebih kuantitatif. Desakan waktu yang dirasakan individu menjadi destruktif.

  Beban kerja yang berlebihan (work overload) kualitatif muncul ketika pekerjaan itu sangat sulit. Pekerjaan yang dilakukan individu beralih pada pekerjaan yang menitik beratkan penggunaan otak.

  Beban kerja yang kurang kuantitatif adalah terlalu sedikitnya pekerjaan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, di mana banyak terjadi pengulangan gerak akan menimbulkan kejemuan, dan rasa monoton. Kejemuan dikarenakan pekerjaan yang terlalu sedikit untuk dilakukan. Sedangkan beban kerja yang kurang kualitatif adalah pekerjaan yang terlalu mudah. Individu dalam hal ini tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya atau mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Kondisi ini dapat menimbulkan kejenuhan dan gangguan dalam hal perhatian. Beban terlalu sedikit karena kurangnya stimulasi akan menyebabkan rendahnya motivasi kerja. karyawan akan merasa bahwa dia tidak ada kemajuan dan merasa tidak berguna.

   Peran ganda dan konflik peran Peran ganda terjadi ketika tugas kerja tidak jelas, yaitu ketika seorang karyawan tidak tahu apa yang diharapkan oleh perusahaan dari kinerjanya. Konflik peran terjadi ketika tugas atau aspek lain dari pekerjaan tidak cocok. Contohnya, karyawan dituntut untuk teliti dan kreatif sementara pada waktu yang sama ada pekerjaan yang harus cepat diselesaikan.

  Peran ganda dan konflik peran ini dapat berakibat secara psikologis, contohnya ketegangan kerja, kecemasan dan frustasi.  Perbedaan kognitif dan kepribadian

  Corak kognitif dan kepribadian mungkin dapat menyebabkan seseorang mengalami stres. Bagaimana seseorang mengartikan keadaan itu tergantung pada kepribadiannya. Jika seseorang memiliki kepribadian selalu berperasaan negatif yang menyebabkan munculnya emosi negatif, ini akan merubah respon seseorang terhadap penyebab stres (stressor) pekerjaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ciri-ciri kepribadian seseorang dapat mencegah penyebab stres kerja.

4. Akibat Stres Kerja

   Gejala fisiologis; Stres dapat menciptakan perubahan di dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.  Gejala psikologis; Stres dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. ini merupakan suatu bentuk stres yang paling sederhana. Stres juga dapat menyebabkan muncul dalam bentuk lain sperti: depresi dan kecemasan,

  Gejala perilaku; Gajala perilaku dikaitkan dengan  perubahan di dalam produktivitas, absensi, dan tingkat keluar masuknya karyawan, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur, penyalahgunaan drug dan alkohol, dan masalah pelaksanaan kerja misalnya menurunnya produktivitas dan burnout.

   Job burnout; Job burnout dapat dikatakan sebagai respon terhadap kondisi-kondisi kerja yang penuh stres. Menurut Pipes dan Aronson (dalam Berry, 1998) burnout adalah perilaku yang ditunjukkan seseorang yang bekerja dalam situasi yang menegangkan dan penuh emosional. Seperti kelelahan emosional, perasaan memiliki kemampuan yang rendah dan depersonalisasi. Burnout adalah kelelahan emosional dalam merespon penyebab stres (stressor). Job burnout lebih mungkin terjadi dalam lingkungan kerja seperi perawat, terapis, pekerja sosial dan guru.

5. Strategi Menghadapi stres kerja

  Strategi menghadapi stres kerja menurut Berry (1998) pertama adalah menolak penyebab stres kerja (stressor dalam lingkungan kerja), seperti stressor konflik peran dan peran ganda, agar tidak terjadi harus dilakukan analisis job dan training karyawan. Kemudian meminta dukungan sosial dengan cara membicarakan masalah kita kepada orang-orang yang ada dilingkungan kita, seperti teman, keluarga, ataupun supervisor.

  Strategi lain di dalam mengatasi stres dapat juga dilakukan dengan melakukan program manajeman stres yang merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengontrol reaksi emosional fisiologis. Adapun teknik-teknik program manajemen stres adalah relaksasi, dan meningkatkan kesadaran diri. seperti meditasi, biofeedback (cara mengontrol perasaan diri sendiri, seperti kekhawatiran, kegugupan, dengan bantuan alat-alat elektris tertentu untuk mengatur denyut jantung, tekanan kegugupan, untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah dan sebagainya) dan olah raga. Juga dengan melakukan interaksi sosial dengan orang lain, sehingga kita memperoleh bantuan dan dukungan dari orang tersebut.

  Sedangkan strategi menghadapi stres dalam pendekatan organisasional menurut Robbins (2003) dengan memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan stres terutama di dalam tugas dan peran, dan struktur organisasi—dikendalikan oleh manajemen, untuk dapat dimodifikasi dan di ubah. Selanjutnya strategi yang mungkin untuk dapat dilakukan adalah perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja, penggunaan penetapan tujuan yang realistis, perancangan ulang pekerjaan, dan peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi, dan penegakan program kesejahteraan korporasi. Tips Mengatasi Stres Kerja 1) Rencanakan dengan baik aktivitas anda.

  2) Pastinya anda di masa lalu pernah mengalami masalah-masalah di tempat kerja. Coba ingat- ingat kembali adakah cara-cara yang dapat anda gunakan untuk mengatasi masalah yang anda hadapi saat ini. 3) Ikutlah membangun iklim kerja yang menyenangkan, 4) Pastikan anda mengerti terhadap tugas dan tanggung jawab anda, serta jangan ragu untuk bertanya. 5) Lakukan beberapa kali break untuk beberapa menit selama anda bekerja. Santai dan JANGAN MELAKUKAN APAPUN. Ambil nafas dalam-dalam.

  6) Miliki sikap toleransi kepada sesama rekan kerja. Ingatlah bahwa masing-masing orang adalah pribadi yang unik 7) Delegasikan sebagian tanggung jawab anda kepada anak buah anda. 8) Pertahankan semangat tim anda, misalnya dengan melakukan perayaan-perayaan kecil, berolahraga atau berekreasi bersama. 9) Sediakan lingkungan kerja yang baik. Minimalkan gangguan seperti suara, ventilasi, cahaya dan suhu.

  Selain itu, ada Tips Lain untuk Mengatasi Stres (Kehidupan)

  1. Lakukan Relaksasi 2. Berolahraga teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress.

  3. Lakukan hobi anda, seperti memancing, mendaki gunung

  4. Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan, karena kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.

  5. Lakukan meditasi.

  6. Ketika seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut kemudian melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah dan mood anda menjadi jelek.

  7. Jika tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan melihat suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi orang dewasa adalah 7 jam sehari.

  Strategi Organisasi Dalam Menangani Stres

  

Lima strategi yang bisa dilakukan organisasi untuk membantu karyawan menangani stres di tempat

kerja adalah:

  1. Menghilangkan stressor atau pemicu stres;

  2. Menjauhkan karyawan dari stressor;

  3. Mengubah persepsi karyawan terhadap stressor,

  4. Mengendalikan konsekuensi dari stres; 5. Menyediakan dukungan sosial bagi karyawan yang menghadapi stres.

  Cara mengurangi stress

   Memindahkan karyawan ke tempat lain, melakukan penggantian penyelia dan menyediakan lingkungan kerja yang baru.

  Melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan supaya mampu melaksanakan  pekerjaan baru.

   Merancang kembali pekerjaan sehingga karyawan mempunyai wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan dalam melaksanakan tanggung jawab, mengurangi kelebihan beban kerja, tekanan waktu dan peranan ganda.  Komunikasi dilaksanakan dengan baik sehingga memperbaiki pemahaman karyawan terhadap stress.

  Melakukan konseling bagi karyawan yang mengalami stress.  Melakukan kegiatan yang bersifat santai yang dilakukan secara bersama-sama anggota  organisasi.

  Epilog  Puas atau tidak puas dalam dunia kerja adalah keniscayaan.

  

Tidak ada satu pun yang dapat menjamin kepuasan kerja selain dari diri kita sendiri.

  Dalam ajaran agama, kerja adalah ibadah, sehingga ketika diniatkan seperti itu akan muncul  motivasi yang bersifat spiritual.

  Pekerjaan yang kita lakukan dengan hati ikhlas dan niat ibadah, akan memunculkan pintu-  pintu rezeki dari tempat yang tidak kita duga. Daftar Pustaka

  Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston. Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior. Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia.