T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak T2 BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
dalam

Sekolah.

Bimbingan

Manajemen

Pendidikan

di

sekolah

dan

Konseling


Pendidikan
bertujuan

di

untuk

menghasilkan perubahan positif dalam diri siswa yang

sedang berkembang menuju kedewasaan secara utuh.
Untuk

mencapai

tujuan

tersebut,

dalam


sistem

pendidikan di sekolah telah dikembangkan tiga sub
sistem, yang meliputi sub sistem administrasi, sub

sistem pengajaran (instruction), sub sistem pemberian

bantuan atau pembinaan siswa (pupil/student personal
service). Bidang Bimbingan dan Konseling termasuk

pada pemberian bantuan/pembinaan siswa Mortensen
dan Schumuller (1967 : 7).

Ketiga sub sistem ini bekerja sama menurut

fungsinya masing-masing dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya

meliputi beberapa atau aspek yang secara bersamasama merupakan suatu kebulatan.

Pidarta,

pendidikan

(1988:4)

sebagai

mendefinisikan

aktivitas

manajemen

memadukan

sumber-

sumber pendidikan agar terpusat dalam pencapaian


tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sumber daya dimaksud dalam definisi ini adalah

ketenagaan, dana, sarana, dan prasarana termasuk

informasi. Dengan demikian maka kemampuan seorang
manajer memadukan sumberdaya tersebut merupakan

hal yang sangat penting. Dalam definisi ini tentu saja
meliputi

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

penggerakan, dan pengendalian sebagaimana fungsifungsi manajemen.

Manajeman dalam bimbingan


dan konseling

tidak lepas dari manajeman sekolah. Tery, GR & Rue,
LW, (1982) : menjelaskan fungsi-fungsi manajemen

adalah (a). Planning, (b). Organizing, (c). Staffing, (d).

Motivating,

(e)

Controlling.

Dalam

Bimbingan

dan


Konseling menerapkan juga fungsi-fungsi manajemen.
Penerapan tersebut digambarkan sebagai berikut : (a).
Planning. Menyusun program kegiatan bimbingan dan
Konseling, dari program tahunan hingga program
harian dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan dan

satuan layanan pendukung yang harus dilakukan guru

pembimbing, (b). Organizing. Agar program yang telah

disusun dapat terlaksanan secara efektif dan efisien,
tentu saja perlu melibatkan berbagai pihak yang ada di

sekolah yakni kepala sekolah, guru dengan peranan
dan tanggung jawab masing-masing phak tersebut

perlu dianalisis dengan seksama sehingga terjalin
kerjasama

yang


harmonis.

(c).

Staffing.

Untuk

meningkatkan profesionalisme guru pembimbing, perlu

diupayakan keikutsertaan mereka dalam kegiatankegiatan
tentang

seminar,

loka

Bimbingan


karya,
dan

ataupun

pelatihan

Konseling,

(d).

Motivating/motivation merupakan jenis kegiatan dalam

Melakukan upaya-upaya peningkatan motivasi kerja
guru pembimbing melalui pemberian penghargaan,

2

insentif, dan sebagainya, (e). Controlling. Melakukan
evaluasi terhadap penyelenggaraan layanan Bimbingan

dan Konseling, melakukan analisis terhadap hasil
evaluasi

serta

melakukan

analisis hasil evaluasi.
Melalui

manajemen

tindak

yang

lanjut

baik,


terhadap

pelayanan

Bimbingan dan Konseling diharapkan efisiensi dan
efektivitas dalam penyelenggaraan kegiatan Bimbingan

dan Konseling di sekolah. Dengan demikian peranan
Bimbingan

dan

pencapaian

Konseling

tujuan

dalam


pendidikan

mengoptimalkan

disekolah

dapat

terlaksana mewujudkan tujuan yang hendak dicapai
sekolah.

2.2 Bimbingan

karier

Konseling

dalam

Bimbingan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan

Menengah

konseling

karier

(hal.15),

bertujuan

bimbingan

dan

memfasilitasi

perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karier sepanjang rentang hidupnya, dengan
demikian siswa akan (1) memiliki pemahaman diri,
(kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan, (2) memiliki pengetahuan mengenai
dunia

kerja

dan

informasi

kariryang

menunjang

kematangan kompetensi karir, (3) memiliki sikap positif
terhadap

dunia

kerja,

(4)

memahami

relevansi

kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan

keahlian atau ketrampilan bidang pekerjaan yang
3

menjadi cita-cita kariernya masa depan, (5) memiliki
kemampuan

untuk

membentuk

identitas

karier,

dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis

pekerjaan, prospek kerja dan kesejahteraan kerja.
Memiliki kemampuan merencanakan masa depan yaitu
merancang

kehidupan

secara

rasional,

untuk

memperoleh peran- peran yang sesuai dengan minat,

kemampuan dan kondisi kehidupan social ekonomi,
membentuk

pola

karier,

mengenal

ketrampilan

kemampuan dan minat, memiliki kemampuan atau
kematangan untuk mengambil keputusan karier.
Ruang

lingkup

bimbingan

konseling

karier

tertuang dalam program bimbingan konseling karier
terdiri atas pengembangan sikap positip terhadap
pekerjaan,

pengembangan

ketrampilan

menempuh

masa transisi secara positif dari masa bersekolah ke
masa

bekerja,

pengembangan

kesadaran

terhadap

berbagai pilihan karir, informasi pekerjaan, ketentuan
sekolah dan pelatihan kerja, kesadaran akan hubungan

beragam tujuan hidup dengan nilai, bakat, minat
kecakapan,
berbagai

dan

layanan

kepribadian,
karier

yang

dituangkan

dalam

komprehensif

dan

berkesinambungan setiap jenjang pendidikan dasar
sampai menengah.

Oleh karena itu program Layanan bimbingan

karier di Sekolah Menengah Kejuruan dikembangkan

dari kebutuhan dan tugas perkembangan sebagai

kompetensi karier yang harus dikuasai siswa, Mulai
dari aspek perkembangan Karier, tahap dan tugas
internalisasi karier, dan tujuan karier yang hendak
4

dicapai

serta

permasalahan

karier

yang

ada.

Mempertimbangkan kesesuaian objek kajian materi
dengan pengembangan bakat, minat dan kreativitas
siswa. Memberikan layanan bimbingan karier
berfungsi

dalam

hal

pemahaman,

yang

pencegahan,

pengentasan pemeliharaan dan pengembangan karier
yang termuat dalam program
komprehensif

yang

disusun

assesmen karier yang sesuai.

bimbingan karier yang
berdasarkan

need

2.3 Teori kematangan Karier

2.3.1 Definisi Kematangan Karier
Kematangan

karier

adalah

tahapan

dari

perkembangan karier individu (Super dalam Sharf,
2006 :228).

Super mendefinsikan kematangan karier sebagai

congruence between an individual s vocational behavior

and the expected vocational at the age . (Sharf, 2006)
yang berarti bahwa individu dapat dikatakan memiliki

kematangan karier adalah individu yang mempunyai
kesesuaian antara perilaku karirnya dengan tugas

perkembangan pada rentang usianya. Perkembangan
karier dalam setiap tahap merupakan hasil interaksi
antara kematangan karier seseorang dengan tuntutan
realita dari situasi yang dihadapinya.

Menurut teori perkembangan karier super (Sharf,

2006: 228). Masa remaja memiliki kesiapan dalam

menentukan pilihan-pilihan karir yang tepat. Kesiapan
individu

dalam

menentukan

tersebut dikenal sebagai

pilihan-pilihan

karier

kematangan karier . Super

berpendapat bahwa penyesuaian tugas-tugas sesuai

5

pada setiap tahapan merupakan indikasi kematangan
karir (career maturity).

Kematangan karier merupakan konsep utama

dari teori perkembangan karir dari super (life span
Theory),

dinyatakan

dalam

keberhasilannya

menyempurnakan antara usia dan tahap-tahap dalam
tugas perkembangan melewati rentang kehidupan.

Kematangan karier sebagai bagian dari perkembangan
adalah proses yang berlangsung sepanjang kehidupan
seseorang. Kematangan karier dapat dilihat sebagai

proses dan hasil, kematangan karier sebagai proses
mengacu kepada bagaimana individu menentukan,

membuat pilihan atau keputusan dan bagaimana
individu mengkombinasikan antara kondisi dirinya

dengan lingkungan. Sedangkan kematangan karier
sebagai hasil mengacu kepada apa yang telah dicapai

individu, apakah dia mantap atau tidak dengan pilihan
atau keputusan yang telah dipilihnya.

2.3.2

Tahap

Karier

Perkembangan

Kematangan

Super (1995) menggambarkan perkembangan

karier manusia menjadi lima fase yang berlangsung
sepanjang hayat yaitu :

1. Tahap pertumbuhan (growth) antara usia 4-13
tahun. Pada fase ini mengarah pada pertumbuhan

fisik dan perubahan mental. Selama masa ini,
individu membentuk mekanisme sikap dan perilaku

yang merupakan unsur yang penting dari konsep
diri bagi hidupnya. Pada waktu yang bersamaan,
pengalaman
6

memberikan

latar

belakang

pengetahuan kerja yang pada akhirnya digunakan
dalam pilihan sementara dan pilihan akhir. Dalam

fase ini anak-anak mengembangkan bakat, minat,
kebutuhan

dan

potensi

yang

dipadukan dalam konsep diri.

akhirnya

akan

2. Tahap Penjelajahan (Exploration), berlangsung usia
14-24 tahun. Remaja mulai memikirkan beberapa
alternatif

pekerjaan

tetapi

belum

mengambil

keputusan mengikat, mulai mencari peluang yang

terbuka bagi individu di samping meningkatkan
kepedulian

atau

problematika

karier.

Sebagian

individu meneliti jabatan tertentu, memutuskan

karier yang hendak diikuti serta melakukan proses
peralihan ke dalam karier yang dikendaki. Pilihan
yang

diungkapkan

seringkali

tidak

nyata

atau

realistik. Pilihan sementara biasanya mempunyai
sedikit signifikansinya jangka panjang

3. Tahap pendirian (Establishment), yaitu antara usia
24-35 tahun. Individu mulai memasuki dunia kerja

yang sesuai dengan dirinya dan bekerja keras untuk
mempertahankan

pekerjaan

tersebut.

Masa

ini

merupakan masa produktif dan kreatif. Individu
merasa nyaman dengan pekerjaan, sehingga ingin

terus mempertahankan pekerjaan yang dimiliki.
Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh
individu pada masa ini adalah menstabilkan dan
menetapkan pilihan pekerjaan agar memperoleh

keamanan dan kenyamanan dalam bekerja serta
melakukan peningkatan dalam dunia kerja dengan

menunjukkan perilaku yang positif dan produktif
dengan

rekan

kerja.

Tahap

pembinaan

7

(maintenance), yaitu antara usia 35-64 tahun. Pada

tahap ini individu sudah mulai dewasa untuk
menyesuaikan

diri

dan

menghayati

terhadap

jabatannya, individu telah menetapkan pilihan pada
satu bidang karier, fokus mempertahankan posisi
melalui persaingan dengan rekan kerja yang lebih
muda

dan

menjaga

posisi

pengetahuan baru

tersebut

dengan

4. Tahap pengunduran (decline), yaitu tahun 65 tahun

keatas. Pada tahap ini individu mulai memasuki
masa pensiun dan harus menemukan pola hidup
baru setelah melepaskan masa jabatannya, mulai

mempertimbangkan masa pra pensiun, hasil kerja,
akhirnya pensiun. Hal ini dikarenakan berkurang
kekuatan

mental,

fisik

perubahan aktivitas kerja.

sehingga

menyebabkan

Pada Siswa SMK dengan rentang usia usia

15 sampai dengan 18 tahun, berada dalam tahap

Tahap Penjelajahan (Exploration), memikirkan berbagai

macam alternatif pekerjaan tetapi belum mengambil
keputusan yang mengikat.

2.3.3

Tugas

Karier

Tahapan

Perkembangan
perkembangan

Kematangan
karier

di

atas

menjadi kerangka untuk perilaku dan sikap individu
terhadap

suatu

pekerjaan

yang

dimanifestasikan

melalui lima aktivitas yang dikenal dengan tugas

perkembangan karier (career development task). Tahap

eksplorasi dalam perkembangan karier adalah tahap
terpenting
8

bagi

siswa

usia

sekolah

menengah,

menurut Super dalam Herring, 1998
tugas

perkembangan

kematangan

berikut :

menjabarkan

karier

sebagai

1. Kristalisasi (Crsystallization), berlangsung di sekitar

usia 14 -18 tahun. Tugas perkembangan meliputi: a)
kesadaran diri (self Awareness) yaitu mengenali
kecakapan, minat, ketrampilan, tata nilai anutan
dan

pilihan

kesadaran

gaya

diri

hidup,

b)

memiliki

tersedia

peluang

pengetahuan

tentang

wawasan luas atas dunia kerja beserta persyaratan
pendidikan

yang

terkait

dengan

mengenali

kecenderungan pilihannya untuk memikirkan peran

jabatannya. Hal ini disebabkan peran karier saling
mempengaruhi dengan keluarga dan masyarakat. Di

samping itu, perencanaan karir bersangkut paut
dengan
hayat.

rencana

hidup

keseluruhan

sepanjang

2. Spesifikasi (specification) berlangsung antara usia

18-24 tahun, sebagai hasil dari mengeksplorasi

berbagai jabatan yang secarapotensial dipandang

menjanjikan beserta jalur pendidikan yang sesuai,
remaja dan dewasa muda mampu menspesifikasi
kecenderungan pilihan karir dan pilihan pendidikan
lanjutan

serta

mengambil

langkah-langkah

menerapkan keputusan karir yang telah diambil.

3. Implementasi
usia

24-35

(implementasi)
tahun,

berlangsung

sebagian

orang

antara

dewasa

menangani tugas perkembangan ini diawal usia
duapuluhan.
menempuh

Tugas

perkembangan

pendidikan

dan

ini

pelatihan

diawal

yang

diperlukan untuk mencapai tujuan karir. Melamar

9

pekerjaan selaras dengan karir yang terspesifikasi,
mengeksplorasi

jabatan

yang

dipandang

tepat

sebelum masuk jalur jabatan yang lebih khusus,
membuat jejaring informasi dan relasi serta menulis

riwayat hidup dan wawancara seleksi karyawan
berlangsung pada tahap ini.

4. Stabilitasi (Stabilitation) berlangsung antara usia

35-45 tahun. Periode mengkonfirmasi karier yang
disukai

dengan

sesungguhnya

dan

pengalaman

penggunaan

kerja

bakat

yang

untuk

menunjukkan bahwa pilihan karirnya sudah tepat.

5. Konsilidasi (Consilidation) berlangsung pada usia 45
tahun keatas periode pembinaan kemapanan karier
dengan meraih kemajuan, status dan senioritas.
usia

Berdasarkan tugas perkembangan karier Pada
Sekolah

menengah,

Tugas

Pengembangan

perencanaan dan pengambilan keputusan karier dalam
taraf perkembangan eksplorasi siswa yang mengelola

proses ini dengan baik memiliki kematangan karier
sehingga siap membuat pilihan karir yang realistik dan
sebaliknya siswa yang kurang mampu mengelola proses

ini sebaik teman sebayanya dikatakan kurang matang
karirnya dan kurang siap membuat pilihan karier.

Dalam konteks inilah kematangan karier atau

kesiapan membuat pilihan karier yang realistik perlu
dipandu

sekolah, guru,

konselor,

dan

orang

tua

memainkan peran penting dalam proses kematangan

karir. Peran guru, konselor dan orang tua siswa dapat
berbentuk dorongan dan dukungan bagi siswa untuk
melakukan langkah berikut (Hughes ,2000):
10

1. Menyadari

ada

sifat

dan

tempo

pengambilan

keputusan dan pilihan yang berpengaruh pada
pilihan karir bdimasa depan, serta mengakui ada
kebutuhan

merencanakan

karir

beserta

studi

lanjutan dalam rentang waktu agak panjang. Secara
ideal dimulai ditahun-tahun pertama usia remaja
awal sekitar kelas 6 SD

2. Makin

memperjelas

minat,

kecakapan,

talenta,

kecenderungan kepribadian, tata nilai anutan dan

pilihan gaya hidup serta keterhubungan segi-segi
kesadaran diri tersebut dengan dunia kerja

3. Mengadakan pentelaahan mendalam atas berbagai
pilihan luas karir beserta persyaratan pendidikan
dan latihan yang sesuai

4. Mengupayakan agar dipahami dan pengetahuan

luas atas peluang-peluang jabatan yang menjanjikan
berikut persyaratan pendidikan yang sesuai.

5. Mengembangkan

pengetahuan

atas

faktor-faktor

penting yang perlu diperhitungkan dalam proses
pengambilan

kependidikan

keputusan
serta

karir

dan

mengembangkan

keputusan

kecakapan

menerapkan model pengambilan keputusan kedalam
pemilihan karir dan jurusan studi.

2.3.4. Faktor Kematangan Karier

Super (1995), Faktor kematangan karir terdiri

dari 5 komponen yaitu perencanaan karier (career
planning),

eksplorasi

karier

(career

exploration),

pembuatan keputusan karier (Career decision making),
Informasi karier (Career Information):Orientasi nyata

dalam karier (realism Orientation Career)

11

1. Perencanaan karier/Career planning

Perencanaan karier mengukur seberapa besar

pemikiran yang individu telah ditunjukkan pada ragam
aktifitas mencari informasi dan seberapa besar mereka

merasakan tentang aspek kerja yang beraneka ragam.

Jumlah perencanaan yang individu telah lakukan
sangatlah penting pada konsep ini. Beberapa aktifitas

yang terlibat adalah belajar mengenai wawasan dan
persiapan

informasi karier, perencanaan mengambil

program yang sesuai karier, merencanakan karier
dengan antisipasi karier yang akan datang.

Ketika berbicara dengan siswa tentang kegiatan

perencanaan karier, hal ini berguna untuk mengetahui
tidak hanya apa yang siswa lakukan, tetapi juga apa
yang siswa duga atau kira bahwa dia telah lakukan.

Langkah ini untuk memberikan lebih banyak berfungsi
sbagai dasar perencanaan.

2. Eksplorasi karier / Career Exploration

Keinginan mengeksplorasi atas mencari informasi

adalah

konsep

eksplorasi

yang

karier.

menjadi

Keinginan

dasar

siswa

pada

skala

menggunakan

sumber-sumber informasi seperti orang tua, kerabat
lainnya, teman-teman, guru-guru, konselor, buku, film,
sedang diteliti.

Penggunaan sarana informasi yang tersedia juga

memberikan pengaruh dalam kegiatan ekplorasi karier
individu.

internet,

kegiatan-kegiatan

sumber tertulis seperti Koran, majalah.

yang

tersedia

Konsultasi dari berbagai pihak juga digunakan

sebagai
12

sarana

dalam

eksplorasi

karier

individu,

eksplorasi karier individu lebih berfokus pada sikap
yang dilakukan individu.

3. Pengambilan keputusan /Decision Making
Pendapat

bagaimana

bahwa

membuat

siswa

harus

keputusan

karier

mengetahui

sangatlah

penting, menurut konsep super tentang kematangan
karier,

kemampuan

ini

melibatkan

kemampuan

menggunakan kemampuan menggunakan pengetahuan
dan pikiran guna membuat rencana karier.

Pembuatan keputusan, siswa diberi situasi di

mana siswa harus membuat keputusan karier dan
diminta untuk memutuskan keputusan yang terbaik

dengan langkah keputusan karier dengan mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi.
Perencanaan

dalam

membuat

dalam

keputusan,

keputusan,

membuat keputusan.

Pertimbangan

4. Informasi /Information
Informasi

kemandirian

kemampuan

diri

dalam

informasi

Ketrampilan yang dikuasai, cita-cita, bakat, minat
kecerdasan,

nilai

hidup,pilihan

gaya

hidup,

sifat

kepribadian, Informasi tentang Dunia kerja : Informasi
Pengetahuan kelompok kerja, Gambaran tentang jenis
pekerjaan, Informasi tentang pilihan peluang kerja,

Persyaratan dalam dunia kerja, Bidang pekerjaan yang
dibutuhkan didaerah tertentu, kewajiban kerja dalam

bekerja, hak dalam bekerja, cara memasuki suatu
pekerjaan, resiko pekerjaan.

5. Orientasi Nyata /Realism Orientation

Pilihan nyata dalam karir (realistik), Pengalaman

karier, Mengetahui faktor pendukung dan penghambat

13

karier yang diinginkan, Mampu mengambil manfaat
membuat keputusan yang realistik.

Dari lima faktor yang menentukan kematangan

karier siswa ini , yang dijadikan dasar teori dalam

menyusun konstruk pengembangan inventori daalam
penelitian ini.

2.4

Inventori Kematangan Karir

2.4.1 Definisi Inventori Kematangan karier
Inventori

merupakan

alat

dalam

bimbingan

pendukung

dan

dalam

konseling

pemahaman

individu. Di tinjau dari segi diungkapkannya data,
maka sifat dari tehnik ini adalah approach self report,
sebab individu dengan inventori itu dapat menyatakan

segala aspek-aspek kepribadian penyesuaiannya secara
bebas.

Inventori

umum

yang

digunakan

dalam

bimbingan konseling seperti minat, nilai, kepribadian
(Aiken:2006).

Adapun bentuk dari inventori itu dapat berupa

questionaire (angket), chek-list atau rating scale. Dengan
alat-alat ini di harapkan individu dapat menunjukkan

bagaimana merasa, bagaimana bersikap, berbuat dan

mengerjakan sesuatu. Berdasarkan tujuan-tujuan itu
maka kita mengenal adanya berbagai jenis inventori

seperti: personality inventories, interest inventories, dan

attitude inventories (Aiken :2009 : 15 )

Fungsi Inventori adalah mengumpulkan data

dalam rangka memahami individu dan fungsi data dan
data

merupakan

seseorang.

potret

Aplikasi

atau

gambaran

Instrumentasi

tentang

bimbingan

dan

konseling, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
14

konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan

tentang siswa, keterangan tentang lingkungan siswa,
melalui instrument tes (tes intelegensi, bakat,

minat,

kepribadian, hasil belajar, diagnostic) dan non tes
(catatan

sosiometri,

anekdot,

pemahaman,

angket/kuisioner,

inventori)
yang

berfungsi

mendasari

daftar

sebagai

berbagai

cek,

fungsi

layanan

bimbingan lanjutan yang dibutuhkan siswa, yang
berfungsi

sebagai

pencegahan,

pemeliharaan dan pengembangan.
Zunker,

VG

(2006)

pengentasan,

menyebutkan

bahwa

inventori kematangan karier adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui kematanganan karier

individu dalam proses pembuatan keputusan, inventori

kematangan karier merupakan alat diagnosis untuk
mengembangkan prosedur individual atau kelompok,
bisa

juga

menghasilkan

pengukuran

orientasi

perencanaan, kesiapan untuk eksplorasi, informasi dan
pembuatan keputusan secara realistik.

2.4.2 Manfaat Inventori Kematangan karier

Menurut Super (1995) ada 3 kegunaan inventori

kematangan karier dalam layanan bimbingan dan
konseling

karier

yaitu

:

konseling

perorangan,

perencanaan program bimbingan dan evaluasi dan
penelitian

1. Konseling perorangan

Inventori kematangan karier berguna membantu

siswa untuk menentukan pilihan karier. Tujuan dari
konseling adalah tidak untuk merubah personalitas
orang tetapi membantu mereka membuat keputusan

15

atau pilihan yang baik. Karena keputusan dan pilihan

yang orang buat dapat mempengaruhi kehidupan
mereka.

Para

mereka

siswa

untuk

sangat

membuat

berbeda

pilihan

pendidikan yang baik.konselor

dalam

kesiapan

pekerjaan

dan

memiliki tiga tugas,

pertama untuk menentukan di mana siswa dalam
perkembangan

pekerjaannya,

kedua,

untuk

diantara

pekerjaan

kurikulum

mengidentifikasi seberapa siap siswa untuk memilih
pilihan

dan

yang

tersedia, dan ketiga , untuk memutuskan bagaimana
siswa

yang

dibantu.

tidak

Dalam

dipersiapkan

konseling

sebelumnya

perorangan

dapat

inventori

kematangan karier berguna untuk diagnosis. Intervensi
atau strategi konseling paling mungkin untuk berhasil

ketika didasarkan pada penilaian cermat terhadap

individu. Penilaian semacam itu membantu konselor
untuk

memutuskan

seharusnya

bersifat

apakah

kerja

perbaikan,

dengan

preventif

klien
atau

pengembangan. Jika bersifat perbaikan, konselor akan
memikirkan

strategi-strategi

untuk

meralat

kekuranagan yang didiagnosis dalam perkembangan

pekerjaan dank lien. Intervensi preventif tepat untuk
klien

yang

didiagnosis

mungkin

untuk

mengembangkan masalah-masalah dan kekurangankekurangan.

Selain itu dengan memahami kematangan karier

berguna untuk membantu individu membuat pilihanpilihan

dan

keputusan-keputusan

yang

baik,

mengevaluasi dan mempertanyakan kesesuaian pilihan
16

siswa, kearah tujuan-tujuan yang dianggap lebih.
Inventori kematangan karir berguna untuk membantu
konselor untuk mengarahkan perhatian jauh dari

tujuan-tujuan siswa dan kearah kondisi-kondisi yang
dibutuhkan

baik.Inventori

untuk

membuat

kematangan

pilihan-pilihan

karier

konselor

yang
dan

konseling bisa membantu menginterpretasikan profil

kematangan karier siswa. Setelah menilai kekuatan dan

kekurangan siswa, konselor perlu untuk memutuskan
tindakan apa, jika ada, yang dibutuhkan.
Konselor

harus memutuskan apakah kerja

perbaikan atau pengembangan yang diindikasikan,
seorang konselor menggunakan pendekatan

yang

dibutuhkan. Untuk mengidentifikasikan pengalaman

apa yang paling mungkin untuk mencapai tujuantujuan

yang

diinginkan,

konferensi-konferensi

individual dengan siswanya, uji minat dan bakat,

pekerjaan paruh waktu atau summer job, program

studi kerja, partisipasi dalam sekolah yang dipilih dan
aktivitas-aktivitas
ditentukan.dalam

diluar

layanan

sekolah,

responsif

bacaan

yang

inventori

kematangan karir sangat berguna dalam konseling
individu di mana melaui konseling dapat membantu

siswa menagalami kesulitan, mengalami hambatan
dalam

mencapai

tugas-tugas

perkembangannya,

melalui konseling siswa dibantu untuk mengidentifikasi
masalah,

penyebab

masalah,

penemuan

alternatif.

Dengan mengetahui tingkat kematangan karir dapat
membantu

siswa

dalam

membuat

keputusan-

keputusan, atau pilihan yang baik, karena keputusan

17

atau pilihan yang orang buat dapat mempengaruhi
kehidupan mereka (Super, 1985)

2. Perencanaan program bimbingan

Hasil Inventori kematangan karier dirancang

sebagai

sebuah

instrumen

kebutuhan-kebituhan

survey

program

untuk

layanan

menilai

bimbingan.

Dengan melihat profil inventori kematangan karier,
yang mengungkap career planning, career exploration,

decision making, information, orientasi realism dapat
dijadikan

dasar

pembuatan

program

layanan

bimbingan. Para siswa setidaknya mulai menggunakan
pengalaman sekolah mereka untuk membantu mereka

memikirkan tentang rencana-rencana karier, bagaiman
aktivitas di luar sekolah mereka dapat digunakan
dalam eksplorasi karier. Mereka melaporkan bahwa
mereka lebih mengetahui tentng tugas-tugas pekerjaan
dan ketentuan dan syarat pendidikan untuk memasuki
dunia kerja

Dari data kelompok ini, konselor mendapatkan

sebuah profil dari kebutuhan perencanaan karier dari

kelompok dan kemudian dapat merumuskan tujuantujuan dan komponen-komponen yang sesuai untuk
program bimbingan.

Untuk menyelenggarakan layanan ahli bimbingan

dan konseling yang memandirikan (Gysbers, N.C. dan
P. Henderson, 2006). Seorang konselor harus mampu
merancang
layanan

tersebut

dan

bimbingan.
sangat

mengimplementasikan
Untuk

ditentukan

keberhasilan

tersedianya

kegiatan
program

data

dan

informasi diri. Dengan adanya inventori kematangan
karir dapat digunakan untuk layanan pengumpulan
18

data (aplikasi instrumentasi) yang merupakan kegiatan
untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi siswa.

3. Evaluasi dan penelitian

Inventori kematangan karier dirancang untuk

mengukur komponen-komponen yang bermanfaat dari
perkembangan karir, skala-skala dapat mengukur hasil
atau

perubahan

dalam

program.

penelitian

dan

evaluasi

Komponen inventori kematangan karier dapat

mengukur

hasil

dari

program-program

bimbingan

karier seperti kesadaran karier, pembuatan keputusan,
pengetahuan

dunia

kerja,

dan

eksplorasi

karier

berguna

untuk

termasuk dalam tujuan bimbingan karier. Hasil dari
inventori

kematangan

karier

juga

penelitian untuk menguji hipotesis atau mengukur
hasil kematangan karier

2.4.3 Pengembangan Inventori Kematangan
Karier

Pengembangan

sebagai

skala

pengembangan

inventori

psikologi
alat

perlu

ukur.

kematangan
memenuhi

Prosedur

karier

standar

standarisasi

pengembangan alat ukur skala psikologis adalah usaha

untuk menyeragamkan prosedur tes. Prosedur tes yang
meliputi administrasi tes, petunjuk tes, materi tes,
penilaian tes. (Kaplan dan saccuzzo, 2012)
Pengembangan

prosedur

validitas

inventori

yaitu

dilakukan

pengujian

dengan

validitas

dan

reliabilitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan inventori yaitu tingkat reliabilitas dan

19

validitas yang baik. Selain itu inventori tersebut harus

memiliki kemudahan-kemudahan dalam hal petunjuk
pengerjaan, pemberian skor, dan interpretasi hasil.

Untuk menghasilkan Inventori yang baik ada

beberapa langkah yang harus dilakukan. Menurut
Anastasi & Urbina, 1997,(Kaplan & Saccuzzo,2012)

konstruksi tes dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut (1). Pendefinisian tes, (2). Pemilihan

metode penskalaan, (3). Pengkonstruksian butir soal,
(4). Pengujian butir, (5). Revisi tes, (6). Publikasi tes.
Pengembangan

Inventori

kematangan

Karier

harus juga memenuhi kriteria alat ukur yang baimdan
standar. Kaplan & Saccuzzo, 2012 menyebutkan bahwa
kriteria

yang

baik

dalam

menyusun

tes

harus

(1)valid,apabila tes mengukur apa yang seharusnya
diukur (2) reliabel,apabila tes memiliki ketetapan hasil

atau konsistensi artinya jika tes diberikan kepada

subjek yang sama pada waktu yang berbeda maka

hasilnya akan tetap sama atau hampri sama (3)
obyektif,

apabila

mempengaruhi

suatu

validitas

faktor

dari

yang

penting

reliabilitas

(4)

diskriminatif, apabila tes mempunyai nilai beda dengan
tes yang lain dan (5) prediktif, apabila tes memiliki daya
prediksi di masa yang akan datang.
Pengembangan

Inventori

kematangan

karier,

yang dikembangkan dalam penelitian ini, mengikuti
panduan

dari

APA

(American

psychological

Assosiation) tahun 1985 (1) Berkaitan dengan validitas
isi/ content validity
criteria validity

(2) Berkaitan dengan Kriteria/

: validitas konkuren dan validitas

prediktif/ Concurent validity & predictive validity
20

(3)

berkaitan

Konvergen

dengan
dan

isi/ contruct

validitas

validity :

validitas

diskriminan/ convergent

validity & discrimant validity , (4). Internal konsistensi
& Reliabilitas (5). Hubungan Nomologis (Kaplan &

Saccuzzo, 2012, hal:106-114) ). Pengertian validitas dan
reliabilitas diatas adalah :

1. Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi adalah validitas yang menunjuk-

kan sejauh mana isi item-item suatu alat tes telah
dapat

mengukur

atau

mewakili

keseluruhan

kawasan konsep yang hendak diukur oleh tes itu.

Validitas isi memastikan bahwa pengukuran

memasukkan item yang yang memadai dan mewakili
yang mengungkap konsep, semakin item skala

mencerminkan kawasan atau keseluruh konsep
yang diukur, semakin besar validitas isi.

Cara untuk menguji sejauh mana suatu alat

ukur mempunyai validitas isi ditentukan berdasarkan analisis rasional terhadap isi atau item dari alat

tes tersebut. Pengujian validitas isi dilakukan oleh

seorang ahli atau pakar yang memahami teori yang
hendak diukur dan pengembangan alat ukur.

Hasil penilaian dari pakar atau ahli, yang

memberikan

logisnya pada

pemikiran

rasional

dan

item yang disusun dengan

analisis

konsep

teori yang dibuat dasar dalam menyusunnya melalui
uji kelayakan atau Expert judgment .

Cara memvalidasi dengan menggunakan kisi-

kisi yang berisi butir item yang diajukan untuk
mendapatkan penilaian pakar atau ahli.

21

2. Validitas Kriteria (Criteria validity)
Validitas kriteria

adalah validitas empirik,

ketepatan mengukur yang didasrakan pada analisis
yang bersifat empirik. Validitas kriteria digunakan
untuk

pengujian

efektifitas

suatu

tes

dalam

memprediksi kinerja individu dalam aktivitas atau
kriteria tertentu.

Ada dua macam validitas kriteria yaitu: (1).

Validitas
validitas

konkuren( Concurrent

hubungan

yang

digunakan

antara

skor

tes

validity )

untuk

adalah

menunjukkan

yang

sedang

diuji

validitasnya dengan hasil pengukuran lain yang alat
pengukurannya dianggap sudah valid. Hasil validitas
konkuren lebih banyak digunakan untuk keperluan
diagnostic.

Validitas

konkuren

adalah

validitas

bandingan, apabila tes dalam kurun waktu yang

sama dengan secara tepat mampu menunjukkan
adanya hubungan yang searah, antara tes pertama
dengan

tes

berikutnya.

(2).

Validitas

prediktif

( Predictive validity ) adalah validitas untuk menguji
daya prediksi suatu alat tes terhadap performasi

individu di masa yang akan datang., menunjukkan
sejauhmana sebuah tes dapat dengan secara tepat

menunjukkan kemampuannya untuk meramalakna
apa yang akan terjadi pada masa mendatang.

3. Validitas konstruk ( Contruct validity )
Validitas

konstruk

adalah

validitas

yang

menunjukkan sejauhmana tes dapat mengungkap
suatu konstruk teoritik yang hendak diukur.

22

Pengujian
validitas
diawali
dengan
mengidentifikasi dan memberi batasan mengenai

konsep yang diukur dan dinyatakan dalam bentuk
konstruk logis berdasarkan teori mengenai konsep
yang dipakai.
Prosedur validitas konstruk dilakukan dengan
berbagai cara (1) analisis
faktor,(2) analisis
item(3)korelasi item dengan skor total.
Ada dua macam validitas konstruk yaitu (1).
Validitas konvergen/ convergent validity
yaitu
ketika pengukuran validitas berkolerasi baik dengan
tes lain yang sudah valid untuk mengukur konstruk
yang sama. Ditunjukkan dengan korelasi anta item
dengan konstruk nilainya lebih tinggi disbanding
dengan korelasi antar item dengan konstruk yang
lain. Validitas konvergen diperoleh melalui dua cara
(a). bahwa pengukuran tes sama dengan tes lain
untuk tujuan yang sama (b). Adanya hubungan atau
korelasi spesifik yang dapat kita harapkan apabila
tes tersebut benar-benar bekerja. (2). Validitas
diskriminan/ discriminant Validity untuk menggambarkan hubungan alat ukur yang mengukur
atribut yang berbeda dari konstruk yang berbeda.
Nilai Korelasi antar alat ukur yang diharapkan
rendah atau mempunyai skor kecil.
4. Internal konsistensi dan reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana tes mempunyai derajad stabilitas, konsistensi, daya prediksi.
Skor yang diperoleh seseorang dalam suatu tes akan
sama atau menjadi sama apabila diukur ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda.
Internal konsistensi adalah sejauhmana tes
atau prosedur tes menilai karakteristik atau kualitas
yang sama.

23

2.5 Penelitian yang Relevan

2.5.1 Penelitian Vieenata Sirohi, Ph.D
Penelitian Vineeta Sirohi, Ph.D, Assosiate
Professor, Vocational Guidance and Career Maturity
Among Secondary School Student: An indian
Experience National University of Educational Planning
and Administration, New delhi, India .
Penelitian ini difokuskan pada siswa sekolah
menengah dalam menerima layanan bimbingan karier.
Layanan bimbingan karier pada populasi ini sangat
penting karena pada tahap ini siswa mengalami periode
kritis dalam perkembangan kariernya sehingga
dibutuhkan suatu alat ukur dalam mengukur tingkat
kematangan karier pada siswa.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang kuat
bagi para pembuat kebijakan serta guru untuk
memprogramkan layanan bimbingan karier dan
konseling karier. Diharapkan dengan program layanan
yang diberikan secara sistematis dapat meningkatkan
kematangan karier siswa sekolah menengah.
2.5.2 Penelitian Manuel Alvares Gonzales.
Penelitian Manuel Alvarez Gonzales, Career
Maturity: a priority for secondary education ,
Departement of educational Research Methode and
diagnostics University Of Barselona.
Penelitian ini mengkaji kondisi saat kematangan
karier dipendidikan menengah. Periode ini sangat
penting
untuk
pengembangan
membangun
kematangan karier, dalam keputusan akademik dan
pekerjaan yang akan datang. Penelitian ini mengkaji
tentang konsep, struktur dan model perkembangan
kematangan karier, Diagnosis dan penilaian instrumen
24

yang digunakan melalui teori kematangan karier dari
super maupun dari crites. Serta bagaimana untuk
meningkatkan intervensi dalam layanan karier
berdasarkan instrumen ini.
2.5.3 Penelitian Setyorini
Penelitian Setyorini, tahun 2012, yang berjudul
Pengembangan Inventori kematangan Karier bagi siswa
SMA Negeri di Kota Malang Karya Ilmiah UM, tahun
2014.
Hasil penelitian Setyowati (2011) menunjukkan
bahwa pengembangan inventori kematangan karier
untuk siswa SMA Negeri di kota Malang menunjukkan
reliabilitas
= 0,951 ini berarti memiliki tingkat
reliabilitas tinggi tapi norma persentil yang disusun
merupakan norma local yang hanya dapat digunakan
bagi Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Malang.norma
yang didapatkan adalah norma lokal yang hanya dapat
digunakan bagi Sekolah Menengah Atas Negeri diKota
Malang .
Konstruk kematangan karir yang dikembangkan
dari super (1981). Yang terdiri dari 4 aspek yaitu
perencanaan karier (career planning), eksplarasi karier
(career exploration), pembuatan keputusan (decition
making), informasi dunia kerja (world of work
information).
Saran
dari
penelitian
di
atas
Apabila
Menggunakan hasil penelitian pengembangan Inventori
Kematangan karier maka harus diadaptasikan pada
populasi yang akan dihadapi. Dan untuk yang berminat
mengembangkan inventori kematangan karier lebih
lanjut, dapat mengembangakan inventori kematangan
25

karier untuk siswa tingkat SLTP, atau tingkat SD
maupun untuk mahasiswa diperguruan Tinggi.
Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut,Pada hasil
penelitian yang dilakukan Vineeta Sirohi, Ph.D, bahwa
layanan bimbingan karier mempunyai implikasi dalam
membuat kebijakan program karier dan konseling
karier dapat meningkatkanzales kematangan karier
pada siswa sekolah menengah, lebih lanjut Hasil
penelitian Manuel Alvares Gonzales bahwa dalam
layanan bimbingan karier dibutuhkan instrumen alat
ukur dalam mendiagnosis kematangan karier siswa,,
Instrumen sebagai alat ukur kematangan karier, salah
satunya
berbentuk
inventori,
seperti
yang
dikembangkan dalam penelitian Setyorini,
Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada
diatas, maka penelitian ini bertujuan mengembangkan
alat ukur inventori untuk siswa smk dengan konstruk
teori dari super, hasil pengukuran dengan inventori
kematangan
karier
dapat
digunakan
untuk
merencanakan dalam memnyusun program laytanan
karier yang sesuai dengan kebutuhan dan tugas
perkembangan karier siswa SMK.

2.6 Kerangka Berpikir

Bimbingan dan Konseling pada setiap tingkat
pendidikan bertujuan untuk memaksimalkan potensi
yang
dimiliki
siswa
agar
tugas
dan
tahap
perkembangannya dapat terselesaikan dengan baik,
berkaitan dengan hal tersebut maka pada tingkat
Sekolah Menengah Kejuruan yang siswanya dalam usia
perkembangan remaja tingkat akhir yang harusnya
sudah siap dengan karir masa depannya harus dapat
26

merencanakan dan memutuskan dengan baik. Hal ini
mengharapkan adanya program
dari bimbingan
konseling khususnya pada layanan karir dapat berjalan
secara maksimal. Oleh karena itu dalam memberikan
layanan karir hendaknya didukung dengan suatu alat
ukur yang dapat membaca kesiapan siswa dalam
merencanakan masa depannya. Bimbingan karier
merupakan bagian integral dari program bimbingan
konseling secara keseluruhan.
Agar layanan bimbingan karier berjalan efektif
maka perlu adanya penyusunan program, pelaksanaan
program, sistem manajemen dan sistem evaluasi dan
analisis dan tindak lanjut.
Adapun struktur program yang dikembangkan
terdiri rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan layanan,
pengembangan tema/topik, media dan alat pendukung
serta tahapan atau langkah implementasi program
sebagai upaya mengembangkan layanan lanjutan dan
jenis layanan yang tepat diberikan pada siswa.
Pengembangan inventori kematangan karir dalam
bimbingan konseling karir diharapkan sebagai need
assesment untuk menentukan layanan atau bantuan
yang akan diberikan kepada siswa, Data atau hasil
yang diperoleh melalui alat pengukuran kematangan
karier dalam bentuk inventori dijadikan dasar untuk
memahami diri lewat layanan bimbingan dan konseling,
penyusunan program.
Berdasarkan
kondisi
tersebut
dilakukan
penelitian pengembangan alat ukur berupa inventori
kematangan karir yang teruji secara valid dan reliabel
sebagai alat ukur kematangan karier.
27

Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat
ukur psikologis yang berupa inventori yaitu :
Pengembangan Inventori Kematangan Karier
untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung di Kabupaten
Demak .

28

KONDISI DI LAPANGAN
 Layanan Bimbingan karier hanya
diberikan dalam bentuk layanan
informasi.
 Belum dikembangkannya
instrumen untuk membantu
mengungkap kematangan karir
siswa SMK yang sesuai
 Perlu disusunnya program
bimbingan dan konseling karier
sesuai dengan kebutuhan, tahap
dan tugas perkembangan siswa
sehingga diperlukan need
assessment dengan menggunakan
alat ukur yang teruji secara valid
an reliabel.

KESENJANGAN

Pengembangan Produk

Pengembangan
Inventori KematanganKarier
Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung
di Kabupaten Demak

Program layanan Bimbingan dan
konseling karir secara komprehensif di
perlukan untuk untuk mencapai
keberhasilan akademik dan
keberhasilan karier siswa.

KONDISI IDIAL (TEORITIS)
 Layanan karier dalam Bimbingan
Konseling berfungsi secara
maksimal.
 Penggunaan Inventori
kematangan karier data yang
dihasilkan digunakan untuk
menyusun program bk karier
yang sesuai kebutuhan,tahap dan
tugas perkembangan siswa.
 Bimbingan konseling karir secara
komprehensif di perlukan untuk
untuk mencapai keberhasilan
akademik dan keberhasilan
karier.

Hasil Produk
Pengembangan Inventori
Kematangan Karir yang
teruji valid dan reliabel
dapat digunakan sebagai
alat ukur kematangan
karier, penggunaan alat
ukur Inventori kematangan
karier sebagi need
assessment dalam
menyusun program dan
layanan karier sesuai
dengan kebutuhan dan
tugas perkembangan karier
siswa.

Bagan kerangka Berpikir

Pengembangan Inventori Kematangan Karier

untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak
29

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72