PEMBABAKAN PERIODE EKONOMI di indonesia (1)

PEMBABAKAN PERIODE EKONOMI
Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi
Oleh : Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si

Disusun Oleh
Nama Kelompok : Adam Smith Group (Kelompok V)
Anggota

:

1. Devi Ratnasari Simbolon
2. Bintang Tri Putri Siregar
3. Astri Noiyanti Saragih
4. Jeni Mardika Pasaribu
5. Vincerin Zendrato
6. Astuti Siagian
7. Yunita C Sitorus
8. Yunus Permana HS
9. Mehangga Hartono B
10. Christyanti Dorkas


(150501074)
(150501101)
(150501107)
(150501118)
(150501121)
(150501122)
(150501131)
(150501138)
(150501142)
(150501145)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara
T.A 2016/2017

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa sejarah ekonomi dimasa pra klasik

adalah dimana pada saat itu manusia belum semuanya mengetahui tentang ekonomi,
walaupun dimasa itu juga sudah terjadi barter atau dengan kata lainnya pertukaran antara
barang-barang yang di anggap berharga dengan kebutuhan ekonomi seperti makanan,
pakaian dan masih banyak lagi yang lainnya.
Maka dari itu di dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas sejarah dari ilmu
ekonomi dan para-para pakar ekonomi yang pertama kali menemukan ekonomi, namun
didalam makalah ini penulis hanya membahas tentang ekonomi dimasa praklsik dan klasik.
Adapun masa-masa ekonomi praklasik adalah Yunani Kuno , Skolastik , Merkantilisme
dan fisiokrat. Setelah masa-masa ekonomi praklasik muncullah masa ekonomi klasik
Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Berapa periode dalam masa ekonomi praklasik hingga menjelang masa ekonomi
klasik ?
2. Bagaimana pandangan para ahli terhadap masa ekonomi praklasik dan ekonomi
klasik ?
3. Bagaimana latar belakang masa ekonomi praklasik dan ekonomi
klasik ?
4. Apa pokok-pokok ajaran tiap babak periode ekonomi ?
5. Siapa yang diuntungkan dalam masa ekonomi praklasik dan ekonomi

klasik
Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui :
1.
2.
3.
4.

Periode ekonomi praklasik dan ekonomi klasik.
Pandangan para ahli terhadap masa ekonomi praklasik dan ekonomi .
Latar belakang masa ekonomi praklasik dan ekonomi klasik.
Pokok pokok ajaran tiap babak periode ekonomi.

5. Yang diuntungkan dalam masa ekonomi praklasik dan klasik.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Ekonomi Era Yunani Kuno

1.1 Pandangan Yunani Kuno

Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu
sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya
hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 1995:9). Seperti yang sudah diketahui, kata
“ekonomi” sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos,
yang berarti “pengaturan atau pengelolaan rumah tangga”. Istilah tersebut pertama kali
digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.
1.2 Latar Belakang Sejarah Yunani Kuno
Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa
tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari
buku Respublika yang ditulis oleh Plato (427-347SM) sekitar 400 tahun sebelum masehi.
Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka
pemikirannya tentang praktek ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau
Plato ada membahas masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan
secara khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat
sempurna, atau sebuah utopia.
Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan
bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara
tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan ( justice ) dalam sebuah negara ideal
( ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada
pembagian kerja (division of labor ) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat.

Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah
mengenal hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian.
Hedonisme merupakan paham materialisme mekanistik, yang menganggap
kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia. Paham yang pertama
kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah tujuan akhir dari
kehidupan manusia. Platolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Plato sudah
melihat bahwa konsep itu akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan
hidup berkemewahan, sementara yang lainnya akan sengsara setengah mati.
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya
tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat
tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan.
Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid
Plato. Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya
tentang pertukaran barang ( exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam
pertukaran barang tersebut. Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s
need ) tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya (man’s desire) relatif tanpa batas.

Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak
pendapatnya adalah Xenophon (440 – 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung

sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos ) adalah “ciptaan” Xenophon.
Karya utamanya adalah “On the Means of Improving the Revenue of the State of Athens“
(Deliarnov, 1995: 13).
1.3 Siapakah Yang Diuntungkan oleh Mazhab Yunani Kuno
Para pengunjung yang datang harus dilayani denga baik. Pelayanan yang baik
diperlukan, sebab mereka datang ke Athena dengan membayar pajak, membawa
kemakmuran bagi masyarakat Athena. Makin baik pelayanan, makin banyak orang datang
berdagang dan berkunjung, dan makin besar pula pendapatan negara dan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa spirit merkantilisme udah ada pada masa Yunani
Kuno, yang menganjurkan orang melakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Juga
spirit kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat melayani para pengunjung yang
datang berdarmawisata dilayani sebaik-baiknya, sebab mereka yang datang akan membawa
kemakmuran bagi masyarakat daerah yang dikunjungi. (Deliarnov, 1995: 14).

2. EKONOMI ERA SKOLASTIK
2.1 Pandangan tentang Ekonomi Kaum Skolastik
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi
dengan masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan
karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman
pertengahan, ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan disbanding ekonomi. Begitu

juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi
lemah. Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-ordinat dari
pengorbanan, serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat
dengan aturan-aturan moralitas. Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan
mempertanyakan sesuatu, kemudian melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif
dan logika dari pengalaman manusia dengan didasari kejujuran dan kewenangan. Ciri
utama dari aliran pemikiran ekonomi scholastic adalah kuatnya hubungan antara ekomomi
dengan masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan ( Deliarnov , 2015 ,
hlm 17).

Adapun tokoh-tokoh yang perlu diketahui pada Ekonomi Era Skolastik
adalah :
1. Albertus Magnus ( 1206-1280)
Adalah seorang filosof-religius dari Jerman. Konsepnya yang terkenal adalah
konsep harga yang adil dan pantas(just price) , yaitu harga yang sama besarnya
dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menghasilkan barang tersebut.
Jika seseorang menetapkan harga melebihi harga yang adil , menurutnya orang
tersebut telah melanggar etika dan tidak pantas dihormati.
2. Thomas aquinas( 1225-1274)
Pandangannya yang paling terkenal adalah ketidaksetujuannya terhadap kaum sipil

Romawi dan hukum yang dikembangkan oleh bangsa Yahudi tentang harga dan
bunga. Undang-undang Roma yang mengijinkan menjual barang di atas harga yang
patut dan membeli di bawah harga yang patut. Begitu juga mengenakan bunga uang
yang dipinjamkan merupakan riba. Dasar Aquinas menentang hukum-hukum
tersebut adalah semua orang bersaudara. Ia menegakkan hukum Tuhan, karena itu
berdosa menjual barang-barang di atas harga yang patut. Harga yang berlaku
seharusnya adalah harga yang adil ( just price). Dalam bukunya yang terkenal,
Summa Theologica , ia menjelaskan memungut bunga dari uang yang dipinjamkan
adalah tidak adil , sebab sama saja menjual yang tidak ada.

2.2 Latar Belakang Sejarah Ekonomi Era Skolastik
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot,
terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat
itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya
ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.Baru pada abad ke-8 Masehi,
kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 – 814) dapat memberikan suasana
ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan

manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan
inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan.Pada mulanya skolastik ini timbul

pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh kejerman
dan belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika,
dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan
terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa
sehingga bangsaJerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi yang secara
politik sudah mengalami kemerosotan (Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani ,
2008, hlm 73 )
Walaupun persoalan Ekonomi sudah ada pada zaman purbakala, analisis rinci
tentang usaha untuk mencapai tujuan-tujuan ekomomi tersebut belum tampak hingga abad
ke-XV. Menurut Landerth (1976), baru sejak abad ke-15, ketika masyarakat petani Eropa
memulai proses industrialisasi, cabang ilmu sosal yang berhubungan dengan analisis
ekonomi muncul. Kemunculan tersebut karena lahirnya pemikiran-pemikiran ekomomi
dari kaum skolastik (Schlasticism) ( Deliarnov , 2015 , hlm 17).
Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya
Kristianai. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul
dan filosuf Islam mulai berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik
yangberlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena
bersamaandengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan
pendidikan ilmu pengetahuan. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Masa

Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan
stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada
masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa
Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi
manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal
yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua
makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada
pencipta-Nya .

Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti.
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan
intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang
sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang
abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan
mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf
sebelumnya.
Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan
Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang
kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian
dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik

kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan
negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari
teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena
kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.
2.3 Pokok-pokok ajaran Ekonomi Era Skolastik
Ajaran pokok filsafatnya
a.

Tentang pengetahuan

Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi :
1.

Pengetahuan Ilahiyah sebagai tercantum dalam Al-Qur’an. Pengetahuan itu deterima

Nabi dari Tuhan. Dasar dari pengetahuan ini adalah keyakinan.
2.

Pengetahuan Insaniyah. Dasarnya pikiran. Kebenyaran yang dibawah Al-Qur’an

lebih menyakinkan dari pada filsafat, tetapi Al-Qur’an dan filsafat tidak bertentangan.
b.

Soal kenabian

Al-kindi berpendapat bahwa apa yang telah dicapai oleh para Nabi adalah derajat
pengetahuan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Sedangkan Nabi dapat

mencapai yang begitu tentang pengetahuan alam gaib dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi
(wahyu) diatas kesanggupan manusia biasa.
c.

Tentang filsafat.

Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran. Disitulah letak agama dan filsafat.
Tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, begitu pula dengan
filsafat. Agama disamping wahyu juga menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.

2.4 Siapakah yang Diuntungkan oleh Ekonomi Era Skolastik ?
Pada zaman pertengahan , ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan di
banding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis medieval terhadap teknik
teori ekonomi lemah. Orang masa itu menganggap kekayaan materi perlu sebab tanpa
materi orang tidak bisa menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain kaum – kaum
agama merupakan hal yang paling diuntungkan di dalam ekonomi era skolastik ini.

3. EKONOMI ERA MERKANTILISME
3.1 Pandangan tentang Ekonomi Era Merkantilisme
Konsep-konsep yang muncul dalam zaman abad pertengahan mengenai dunia
sebagai cosmos universal hancur karena munculnya konsep baru.Kerajaan memberikan
jalan bagi keanekaragaman teritorium-teritorium nasional dan negara.Teori negara,yang
tidak lagi menjadi etika keagamaan yang diterapkan,menjadi ranah pengetahuan
autonom.Negara menunutut hak absolut,kedaulatannya tidak dicanturnkan dari dan
menjadi subjek setiap wewenang yang lebih tinggi daripada negara itu sendiri.Dalam
makna abad ini,negara nasional adalah sebuah “Rumah” tempat masyarakat borjuis dan
perekonomian kapitalis tumbuh.

Dalam situasi seperti inilah lahirnya mazhab merkantilis,suatu mazhab yang terdiri
atas sekelompok orang yang menganut pemikiran ekonomi dan politik yang berkuasa
disebagian besar negara di eropa antara abad 16 dan 17. Istilah “merkantilisme” berasal
dari kata merchant , yang berarti “pedagang” , menurut paham merkantilisme setiap negara
yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan dengan negara lain
( Deliarnov, 2015,hlm 19). Mereka berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan dan
wibawa,negara harus lebih memprioritaskan industri kerajinan daripada pertanian,dan
dengan peraturan-peraturan yang relevan dapat menjamin neraca perdagangan yang
surplus,dan menghimpun logam mulian dari negara debitur.
Adapun pandangan-pandangan tokoh tentang ekonomi era merkantilisme yang
perlu diketahui adalah :
 Jean Bodin (1530 – 1596) adalah ilmuwan Prancis, orang pertama yg secara sistematis
menyajikan teori tentang uang & harga. Menurut Boudin, bertambahnya uang yang
diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga-harga.
Berdasarkan teori Boudin inilah Irving Fisher mengembangkan teori Kuantitas Uang.
 Thomas Mun (1571 – 1641) seorang saudagar kaya dari Inggris menulis tentang manfaat
perdagangan luar negeri. Dalam buku-buku yang ditulisnya memuat tentang manfaat
perdagangan luar negeri, sebagaimana yang dikutip dari aslinya oleh Edmund Whittaker
(1960) dari bukunya yang kedua, Mun menulis : the ordinary means therefore to encreas
our wealth and treasure is by foreign trade, wherein we must ever observe this rule; to sell
more to strangers yearly than we consume of theirs in value...because that part of stock
which is not returned to us in wares must necessarily be brought home in treasure.
 Jean Babtis Colbert ( 1619 – 1683) adalah pejabat Perancis yaitu menteri utama dibidang
ekonomi & keuangan dlm pemerintahan Raja Louis xvi. Pada masa ini perdagangan
dianggap sumber utama kemakmuran, konsekuensinya, kedudukan kaum saudagar
semakin penting. Terjadi aliansi antara saudagar & penguasa. Kaum saudagar memperkuat
& mendukung kedudukan penguasa. Penguasapun memberi bantuan & perlindungan
berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya.
 Sir William Petty (1623 – 1687) mengajar di Oxford University dan banyak menulis
tentang politik. Petty menganggap penting arti bekerja ( labor ) jauh lebih penting dari
sumber daya tanah. Bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang,

melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut dapat tetap
bekerja. Bagaimana pula pendapatnya tentaang uang ? Menurut Petty, uang diperlukan
dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan bisa
mendatangkan kemudharatan. Dalam kalimatnya sendiri: “money is fat the body-politick,
where of too much doth as often hinder its agility, as too little makes sick!”
 David Hume ( 1711-1776) Dikenal sebagai seorang filsuf daripada pakar ekonomi. Tapi
kontribusinya terhadap dunia ekonomi cukup besar. Hal ini disebabkan karena Hume dan
Smith sering mendiskusikan tentang pandangan-pandangannya bersama-sama. Hume
menulis buku of the balance of trade, membicarakan tentang harga-harga yg sebagian
dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh jumlah uang.

3.2 Latar belakang Sejarah Ekonomi Era Merkantilisme
Merkantilis berkembang antara tahun 1500 dan 1776.Sebagai gambaran
konvensioanal,merkantilisme merupakan babak panjang pertalian sederhana dalam sejarah
pemikiran ekonomi eropa dan kebijaksanaan ekonomi nasional,yang membentang sejak
tahn 1500 hingga tahun 1800.
Penutur sejarah mengisahkan,bahwa swa-sembada masyarakat feodal dalam abad
kegelapan di eropa secara berangsur-angsur memberi jalan kepada sistem”Kapitalisme
Dagang” atau “Kapitalisme komersial” yang baru, karena produksinya agak melebihi
konsumsi keseluruhan. Adalah tidak mungkin terjadi perkembangan perdagangan jika tidak
disertai kelebihan produksi diatas konsumsi masyarakat (atau pendapatan yang lebih besar
dari konsumsi), dengan kata lain, tabungan dapat mendorong lahirnya perdagangan.
Sosiolog dan sejarawan bangsa Jerman, guru besar di Freiburg dan Muenchen, Max
Weber, telah mempopulerkan pendapat bahwa kapitalisme modern mempunyai akar dalam
teologi yang diajarkan oleh seorang ahli ilmu agama bangsa prancis dan reformis yang
sangat terkenal, Jean Calvin (1509-1564). Calvin meletakkan dua buah perintah pokok
dalam kehidupan ekonomi yaitu kewajiban bekerja dengan tekun sebagai suatu panggilan
bagi dirinya; dan kewajiban menahan diri dari konsumsi kekayaan yang menyenangkan.

Berkembangnya perdagangan antar negara semakin intensif dan tajam.Bukan saja
berlomba untuk mendapatkan wilayah pemasaran yang luas dengan biaya yang serendah
mungkin(melalui penekananan yang keras terhadap upah buruh)tetapi berperang pun
dilakukan jika secara ekonomis dan perdagangan memang diperlukan dan menguntungkan.

3.3 Pokok-pokok Ajaran Ekonomi Era Merkantilisme
Ada tujuh prinsip yang menjadi pokok ajaran merkantilis:
1.

Mas dan perak merupakan bentuk kekayaan yang paling disukai. Apa yang
dibutuhkan oleh negara adalah kenaikan kekayaan penduduknya sehingga pajak
dapat dipungut untuk memelihara birokrasi dan militer. Karena itu, negara modern
membutuhkan uang dan hanya dapat diperoleh dengan melibatkan diri dalam
perdagangan dan industri yang rendabel atau dengan menggalakkan penduduk
berbuat seperti itu dan memajakinya. Meningkatnya perdagangan dan industri

dengan biaya yang bersaing akan mendorong ekspor.
2. Nasionalisme. Statisme ekonomi yang dianut oleh kaum Merkantilis menganggap
bahwa jumlah sumber-daya itu tetap. Seluruh negara tidak dapat sekaligus
mengekspor lebih besar daripada yang mereka impor. Sebuah negara dapat
menaikkan sumber-dayanya hanya dengan merugikan negara lain.
3. Kebijaksanaan ekspor-impor. Negara memperoleh emas sebagai penerimaan dari
neraca yang menunjukkan ekspor yang lebih besar dari impor; ia harus
mengeluarkan emas untuk neraca yang menunjukkan impor yang lebih besar dari
ekspor.
4. Kolonisasi dan monopolisasi perdagangan kolonial. Para kapitalis dagang
mendukung kolonisasi dan sekaligus menghendaki agar koloni itu secara abadi
tergantung dan tunduk pada negara induk; suatu harapan Merkantilis yang menjadi
kenyataan, bahkan sampai awal abad 21 ini, sekalipun bentuknya berubah dari
kolonialisme primitif ke kolonialisme modern.
5. Penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap gerakan (mobilitas)
barang. Para penulis dan praktikus Merkantilis menyadari benar bahwa bea (tolls)

dan pajak dapat menghambat perusahaan dan menaikkan harga ekspor, yang pada
akhirnya merintangi masuknya logam mulia.
6. Pemerintahan pusat yang kuat. Untuk mendukung segala kebijaksanaannya,
pemerintah pusat yang kuat diperlukan agar dapat mencapai sasaran Merkantilis.
7. Kebijaksanaan kependudukan. Penduduk yang banyak, berdisiplin, dan rajin itu
bukan saja dapat memasok serdadu dan pelaut yang besar yang siap untuk
‘berjuang demi keagungan dan kemakmuran bangsa’ tetapi juga dapat
mempertahankan penawaran tenaga manusia tetap tinggi dan karenanya upah pun
rendah.

3.4 Siapakah yang Diuntungkan oleh Ekonomi Era Merkantilisme
Sejarah membuktikan kepada kita bahwa kapitalisme tidak perlu berarti
kebebasan,dalam arti tidak diatur.Dalam fase pertamanya Kapitalisme didominasi dan
diatur oleh negara.Namun pada fase tersebut,sebagai suatu sistem perusahaan bisnis untuk
mengejar laba yang harus direalisasikan dalam pasar dengan menjual produk atau mata
dagangan, kapitalisme pada kenyataannya telah lahir.
Doktrin merkantilis jelas menguntungkan para merkantilis pedagang,para raja dan
para pejabat pemerintahan.Doktrin itu secara khusus melayani mereka yang berkuasa dan
mereka yang paling menikmati monopoli dan hak-hak istimewa. Beberapa sejarawan
menyatakan bahwa merkantilisme hanya dapat dipahami dengan cara yang terbaik apabila
dianggap suatu contoh ekstrim dari”Perilaku pengejaran laba” yang dimaksud
dengan”Laba Ekonomis” adalah laba diatas sesuatu yang hanya perlu untuk
mempertahankan kapitalisme pedagang itu tetap terlibat dalam kegiatannya saat
ini,yaitu,hanya cukup menutup biaya alternatif
Di Prancis Merkantilisme memiliki aroma feodal yang kuat,dan para monopolis
bahkan lebih berhasil dalam menarik pemerintah untuk mengintervensi perdagangan demi
kepentingan mereka.

3.4. Ekonomi Era Fisiokrat

3.4.1. Pandangan Mazhab Fisiokrat
Semboyan laissez faire-laissez passer ini mewakili perubahan zaman yang
memprotes kekuasaan Merkantilis yang terlalu jauh mencampuri kehidupan ekonomi.
Reformasi ini melahirkan Mazhab Fisiokrat yang terdiri atas sekelompok orang Prancis,
para negarawan, para filosof, dan para pemikir ekonomi.
Pada abad 18 mengemukakan bahwa tanah lah satu-satunya yang memberikan
kehidupan bagi umat manusia, bagi sektor industri, bagi sektor profesi, dan bagi sektorsektor lainnya. Mereka pula yang pertama kali melakukan upaya yang sistematik untuk
membentuk ilmu ekonomi dengan basis yang luas. (Komarukddin Sastradi Poera, 2001:
21)
Kaum Fisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh keselarasan dan
keharmonisan, dan hukum alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan ini
berlaku kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apapun (bersifat kosmopolit).
(Deliarnov, 1995: 19)

3.4.2. Latar Belakang Sejarah Mazhab Fisiokrat
Berbeda dengan Merkantilis yang menganggap sumber kekayaan suatu negara
adalah perdagangan luar negeri, kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan
adalah sumber daya alam. Ini yang menyebabkan aliran ini dinamai physiocratism,
penggabungan dari 2 kata physic (=alam) dan cratain atau cratos (=kekuasaan), yang
berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the rule of nature).
Fisiokrasi pun dapat diartikan sebagai protes terhadap Merkantilisme, yang
merupakan program yang membuat perdagangan (dan industri) memegang supremasi.
Kaum Fisiokrat muncul di Negara Prancis menjelang akhir zaman Merkantilis. Mazhab ini
diawali pada tahun 1756, ketika seorang dokter yang memiliki keahlian dalam ilmu bedah
‘Francois Quesnay (1654-1774)’ menerbitkan artikelnya yang pertama mengenai ‘ilmu
ekonomi’ dalam Grande Encyclopedie. Mazhab ini berakhir pada tahun 1776, ketika
seorang Menteri Keuangan Prancis, Anne Robert Jacques Turgot (1727-1781) kehilangan
jabatan tingginya di dalam pemerintahan Prancis dan seorang keturunan Skotlandia yang
lahir di kota pelabuhan dan manufaktur Kirkaldy, Adam Smith (1723-1790), menerbitkan
bukunya yang kemudian menjadi sangat termasyhur An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, pada tahun 1776.
Pengaruh kaum Fisiokrat berlangsung lebih dari dua dasa warsa dan melampaui
negara tempat mazhab dilahirkan. Sebutan Fisiokrat yang diberikan kepada para penganut
mazhab baru ini berasal dari Dupont de Nemours.

Fisiokrasi adalah reaksi terhadap Merkantilisme sekaligus berlawanan dengan
karakteristik feudal rezim lama di Prancis. Kaum Fisiokrat melihat bahwa peraturan
pemerintah yang detail mengenai produksi mengungkung produksi, membatasi
eksperiman, pengembangan metode produksi, atau perubahan selera konsumen. Industri
Prancis merosot dengan tajam karena penguasa setempat mengenakan bea, pajak, dan tarif
intern sehingga menghambat arus barang.
Merkantilisme pun melahirkan korupsi dalam skala nasional. Dituturkan oleh ahli
sejarah, bahwa pemerintahan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) dibubarkan
karena digerogoti oleh korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh hampir seluruh pejabat
VOC khususnya para petinggi di Indonesia. Pemerintahan yang korup dan boros yang
melanda negara-negara Merkantilis menyebabkan keadilan hukum tidak mungkin
ditegakkan.
Beban pajak di negara itu berubah-ubah dari tahun ke tahun. Itu tergantung pada
tingkah laku para pemungut pajak dan kekayaan para petani. Sistem pemungutan pajak di
Prancis pun mengakibatkan keburukan yang sama bagi para petani. Para pemungut pajak
membayar pembayaran tahunan yang tetap kepada pemerintah pada awal setiap tahun
pajak. Kemudian mereka menahan semua yang dihimpun di atasnya yang mereka pungut
dari petani. Akibatnya tampak nyata dari insentif bagi perseorangan untuk mengakumulasi
kekayaan dan ekspansi investasi yang merosot.
3.4.3. Pokok-Pokok Ajaran Fisiokrat
1. Ordo Natural. Dari segi etimologi ‘fisiokrasi’ berarti ‘hukum alam’ atau
‘kekayaan alam’ yang berarti seluruh kegiatan manusia harus dibawa ke dalam
harmoni dengan hokum alam.
2. Laissez-faire, laissez-passer. Ungkapan ini berasal dari Vincent de Gournay
(1712-1759) yang arti konotatifnya, ‘biarkanlah orang berbuat seperti yang
mereka sukai tanpa campur tangan pemerintah’. Dengan ungkapan ini pun
Fisiokrat ingin menentang feodalisme (yang memonopoli kekuasaan).
Sebaliknya, Fisiokrat menyetujui kebebasan berusaha di dalam negeri dan
perdagangan bebas di luar negeri.
3. Tekanan pada sektor pertanian. Bagi mazhab ini hanya pertanian lah (dan
mungkin pertambangan) yang produktif, karena hanya sektor itulah yang
memproduksi suatu surplus atau produk neto (produit net) di atas nilai sumber
daya yang digunakan.
4. Pajak tunggal atas pemilik tanah. Kaum Fisiokrat berpendapat bahwa karena
hanya pertanian yang menghasilkan surplus (yang diterima oleh pemilik tanah
dalam bentuk sewa), maka hanya pemilik tanah lah yang harus dibebani pajak,
yaitu dalam bentuk satu macam pajak. Ketika Turgot pada tahun 1744 diangkat
menjadi menteri, ia melaksanakan kebijakan pemajakan (fiscal) model Fisiokrat
ini.

5. Antar-hubungan sektor ekonomi. Kaum Fisiokrat berhasil menganalisis arus
barang dan uang dalam perekonomian dalam Tableau economique (1759). Untuk
membantu menjelaskan persoalan ini Quesnay membagi penduduk dalam tiga
golongan yang meliputi classe productive yang terdiri atas para petani, classe
proprietaires yang terdiri atas para pemilik tanah, dan classe sterile atau classe
stipendiee yang terdiri atas para pedagang dan industriawan. Golongan keempat
yang terdiri atas para buruh (classe passieve) hanya berarti dalam hubungan
konsumsi, bukan produksi. Jika asumsi Merkantilisme adalah perekonomian
yang statis, maka Fisiokrat mengemukakan sejenis teori distribusi pendapatan
yang statis, karena keseluruhan hasil masyarakat dan bagian yang diterima oleh
masing-masing golongan penduduk dari tahun ke tahun tidak berubah.
3.4.4. Siapakah yang Diuntungkan oleh Mazhab Fisiokrat?
Colbert menekan upah buruh melalui penurunan harga gandum yang
dilakukan dengan melarang ekspor hasil pertanian itu. Sebaliknya, Fisiokrat justru
berupaya untuk menaikkan harga hasil pertanian tersebut, karena pauvre paysans, pauvre
royaume, pauvre roi. Fisiokrat berpendapat bahwa, karena para buruh itu menerima upah
yang besarnya sama dengan biaya untuk hidup, maka upah mereka akan naik jika harga
gandum naik. Menurut mereka, tingginya tingkat harga tidak ada artinya bagi
kesejahteraan kaum buruh.

5. EKONOMI ERA KLASIK
5.1 Pandangan tentang Ekonomi Kaum Klasik
Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam
sejarah pemikiran ekonomi. Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan
mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Ruang lingkup
pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan
individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik
pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti
pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip
laissez faire. Perhatian utama ekonomi kaum klasik terarah pada penjelasan tentang
bagaimana kehidupan ekonomi secara bersinambung bergerak menuju suatu keseimbangan
, dikaitkan dengan golongan-golongan ekonomi penting saat itu, termasuk pemilik tanah,
pemilik modal dan buruh ( Komaruddin Sastradipoera, 2001,hlm 29).

Adapun pandangan-pandangan tokoh ekonomi terhadap kaum klasik adalah :
1. Ekonomi Kaum Klasik Menurut Adam Smith
a. Hakikat Serakah
Kenyataan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah sudah dikenal oleh
pemikir-pemikir masa Yunani Kuno, terutama oleh Plato. Pemikiran yang sama juga
dilontarkan oleh Bernard de Mandeville (1670-1733) dalam bukunya yang telah menjadi
klasik: The Fable of the Bees tahun 1714.
Secara sederhana, dalam The Wealth of Nations Smith menjelaskan:
“If a pin manufacturer tried to charge more than his competitors, they would take away his
trade; if a workman asked for more than the going wage, he would not be able to find
work; if a landlord sought to exact a reny steeper than another with land of the same
quality, he would get no tenants”.
(Bukan dari kebaikan hati sang tukang daging kita mengharapkan makan malam kita,
melainkan dari kepentingan si tukang daging sendiri). Walaupun motif kepentingan diri
sendiri kurang begitu mulia, bukan berarti kita harus menolak berbisnis dengan orang lain.
Hal ini hanya akan menghancurkan diri sendiri.
b. Teori Nilai (Value Theory)
Menurut Smith, barang mempunyai dua nilai: pertama, nilai guna(value in use); kedua,
nilai tukar(value in exchange). Nilai tukar atau harga suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Menurutnya pula, nilai tukar
dapat diartikan dengan kemampuan sesuatu barang untuk memperoleh barang lain. Hal itu
berarti nilai tukar suatu barang sama dengan barang itu sendiri. Konsep nilai Smith ini
bersifat ambiguous(mendua). Ia tidak paham tentang harga-harga relative. Ia juga tidak
bias membedakan antara Utilitas total(total utility) dengan utilitas marjinal(marginal
utility) dan utilitas rata-rata(average utility). Smith hanya bias menjelaskan utilitas total
saja, ini membuatnya sulit dalam memahami peran permintan menentukan harga pasar.
Masalah ini baru bisa dipecahkan oleh salah seorang muridnya yaitu, Alfred Marshall.
c. Teori Pembagian Kerja

Produktifitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian tenaga kerja(devision of
labor). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi; orang akan memilih mengerjakan
yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Menurut Smith,
pembagian tugas telah menyebabkan setiap orang ahli dibidangnya(tersepesialisasi).
Dengan demikian, produktifitas meningkat, sehingga hasil produksinya secara total juga
akan meningkat.

d. Teori Akumulasi Kapital
Setiap

orang

berkeinginan

untuk

meningkatkan

kesejahteraannya.

Peningkatan

kesejahteraan bisa diperolah dengan meningkatkan laba. Bagaimana cara terbaik untuk
memperoleh keutungan sebesar-besarnya ?. Cara terbaik untuk itu adalah deangan
melakukan invesatasi, yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih, maka
produktivitas tenaga kerja akan semakin meningkat. Peningkaatan produktivitas tenaga
kerja ini berarti peningkatan produksi perusahaan. Jika semua perusahaan melaukan hal
yang sama, output nasional yang juga berarti kesejahteraan masyarakat, akan meningkat
pula.
2.

Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Menurut Thomas Robert Malthus, perkembangan perekonomian suatu negara ditentukan
oleh pertambahan jumlah penduduk. Karena dengan bertambahnya jumlah penduduk
secara otomatis jumlah permintaan terhadap barang dan jasa akan bertambah. Selain itu,
perkembangan ekonomi suatu negara juga memerlukan kenaikan jumlah kapital untuk
investasi yang terus menerus.

\

3.

David Ricardo (1772-1823)

David Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
hingga dua kali lipat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga
kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk

membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan
(statonary state). Teori ini dituangkannya dalam bukunya yang berjudul The Principles of
Political and Taxation.

4.

John Stuart Mill (1806-1873)
John Stuart Mill merupakan salah satu tokoh yang menganut sistem kebebasan.

Beliau berpendapat bahwa masalah perekonomian merupakan masalah sosial. Selain itu
beliau juga mengemukakan tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya dan ikut
serta dalam kemakmuran negaranya dengan berbagai cara seperti meningkatkan produksi,
mencintai produk negeri sendiri serta masalah distribusi barang dan jasa.
5.

Karl Max (1818-1883)

Teori yang dikemukakan oleh Karl Max menitikberatkan pada kekurangan konsumsi yang
akan melumpuhkan kemampuan produksi. Produksi yang berlebihan secara umum akan
menimbulkan runtuhnya teori kapitalisme.
Semua pendapat dari para tokoh memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana cara untuk
mengembangkan

perekonomian

suatu

negara

dan

bisa

mencukupi

kebutuhan

masyarakatnya. Jika kebutuhan masyarakat terpenuhi maka negara tersebut dapat
dikatakan sebagai negara yang maju dan sejahtera.

5.2 Latar Belakang Sejarah Ekonomi Kaum Klasik
Ada dua buah revolusi , yang satu secara relatif matang , sementara yang lainnya
baru mulai


Revolusi Ilmu Pengetahuan

Pengaruh pemikiran dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Newton
dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica memiliki
pengaruh terhadap pemikiran mazhab klasik.
1.Klasik berpendapat bahwa prnata feodal yang masih melekat dan
pengawasan dari merkantilisme tidak diperlukan lagi.

2.Bagi kaum klasik newtonian melengkapi alam secara penuh sama
efektifnya dalam kehendak Allah.
3.Masyarakat akan memperoleh pelayanan terbaik jika memperoleh
kebebasan untuk mengikuti hukum alam mengenai kepentingan diri.
4.Newtonian

memberikan

suatu

ideologi

yang

membenarkan

pendapatan yang diperoleh dari milik.



Revolusi industri

Revolusi Industri di kawasan benua Eropa bermula di negara Inggris. Kemudian pada
awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya dan negara-negara di
benua Amerika.
Revolusi industri dimulai di Inggris.Smith dan para pengikutnya
menyadari akan pertumbuhan manufaktur, pedagangan,penemuan,dan
pembagian kerja yang menyebabkan tekanan yang kian kuat pada
aspek industri dalam pemikiran ekonomi.
5.3 Pokok – pokok ajaran Ekonomi Kaum Klasik
1.Keterlibatan Pemerintah yang minmum
Pokok ajaran ini berbunyi, the best goverment governs the least,
artinya adalah bahwa kekuatan pasar bebas, sistem harga, dan
persaingan akan membimbing produksi, pertukaran, dan distribusi
barang dan jasa. Kegiatan pemerintah dibatasi pada upaya mendorong
hak milik, pertahanan nasional, dan menyediakan pendidikan umum.

2.Perilaku ekonomi kepentingan diri
Merupakan

dasar

sifat

manusia.

Produsen

dan

pedagang

menyediakan barang dan jasa untuk meraih laba, buruh kerja untuk

memperoleh upah, dan konsumen membeli produk untuk memuaskan
kebutuhan.
3.Harmoni kepentingan
Sekalipun pandangan Adam Smith dengan nyata berkembang
dengan intesif dalam karya-karya tulis David Ricardo, namun dalam
konsep “harmoni kepentingan” Ricardo harus dikecualikan. Kaum klasik
umumnya berpendapat bahwa dengan mengejar kepentingan dirinya
sendiri (asas “perilaku ekonomi kepentingan-diri), manusia membantu
kepentingan masyarakat yang terbaik.
4.Semua sumber dan kegiatan ekonomi penting
Berbeda dengan kaum Merkantilis yang menekankan pada fungsi
perdagangan dan kaum Fisiokrat yang menganggap pertanian (dan
pertambangan) saj ayang produktif. Kaum klasik meganggap semua
sumber daya ekonomi, termasuk tanah, buruh, modal, dan kemampuan
pengusaha, seperti halnya dengan semua kegiatan ekonomi (pertanian,
perdagangan, produksi, dan perdaganagn internassional) memberikan
sumbangan kepada kekayaan nasional.
5.Hukum ekonomi
Beberapa contoh hukum yang berhasil disusun oleh mazhab klasik
: (a) hukum keunggulan komparatif, (b) hukum hasil kurang, (c) teori
penduduk Malthus, (d) hukum pasar dari say, (e) teori sewa tanah
doferensial dari Ricardo, (f) teori balas tempat (vestigingspremie) dari
von Thuenen yang merupakan pengembangan daro teori sewa tanah
dari Ricardo, (g) teori kuantitas mengenai uang dari Ricardo, (h)teori
nilai buruh yang jga dari Ricardo.
5.4 Siapakah yang diuntungkan dalam Ekonomi Era Klasik ?
Keberpihakan mazhab klasik tak dapat dipungkiri oleh sejarah. Ilmu ekonomi klasik
berhasil

mendorong

perusahaan-perusahaan

bisnis

,

khususnya

kaum

industrialisnmemperoleh status sosial dan martabat baru sebagai pendorong kekayaan
nasional. Dan para pengusaha pun diyakinkan bahwa mengejar laba ia sekaligus melayani
masyarakat. Doktrin ini akhirnya menyebabkan keuntungan materi yang lebih besar untuk
para pemilik dan manajer bisnis , karena ide klasik mengembangkan iklim politik, sosial
dan ekonomi yang mengembangkan industri , perdagangan dan sudah tentu laba para
pengusaha.

KESIMPULAN
-MASA EKONOMI PRA KLASIK
Di zaman Yunani Kuno di mana saat itu di Athena masih mencerminkan
pola

berpikir

tradisi

kaum

ningrat,

para

tokoh

ekonomi

(Plato,

Aristoteles, dan Xenophone) sependapat bahwa pertanian merupakan
dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya mereka
menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang
dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli
ekonomi selanjutnya seperti halnya teori division of labour Adam Smith
yang terinspirasi dari pemikiran Plato.
Di era kerajaan Romawi Kuno perkembangan ekonomi menjadi
lebih maju hal itu ditandai mata uang Romawi yang telah memiliki
standar mata uang yang diedarkan berdasarkan peraturan-peraturan
ketat untuk bobot, ukuran, dan komposisi logamnya. Seperti halnya
pemikiran dari Plato dan Aristoteles kerajaan Romawi Kuno juga
melarang keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan
selanjutnya mereka membatasi besarnya suku bunga. Kerajaan Romawi
adalah Negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga
untuk melindungi para konsumen.

-

MASA EKONOMI KLASIK

Pangkal tolak teori ekonomi dalam mazhab klasik adalah bahwa
kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan cara yang paling baik
apabila sumberdaya produksi digunakan secara efisien. Di samping itu,
pemenuhan kebutuhan yang lebih baik juga akan tercapai jika barang
dan jasa hasil proses produksi dijual dalam paar bebas.
Pandangan Smith tidak terlepas dari pandangan politiknya yang
bersumber pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang
sebaiknya didasarkan pada hukum alam. Hukum alam yang dimaksud
adalah motivasi ekonomi yang merupakan penggerak kegiatan ekonomi.
Dalam jangka pendek, hal ini kelihatannya akan menimbulkan benturan
antar individu. Akan tetapi, secara bersamaan perilaku individu akan
diarahkan

oleh invisible

hand yang

masyarakat secara keseluruhan.

membawa

hasil

optimal

bagi

Berkaitan dengan produktivitas

tenaga kerja, Adam Smith berpendapat bahwa produktivitas tenaga
kerja dapat ditingkatkan dengan pembagian kerja dan spesialisasi.

DAFTAR PUSTAKA
-Sastradipoera Komaruddin.2001.Sejarah Pemikiran Ekonomi.Bandung : Kappa-Sigma.
-Deliarnov.2015.Pemikiran Ekonomi Terkemuka.Jakarta : Rajawali Press
-Siswady.17 september 2016. https://siswady.wordpress.com/makalah/ulumul-haditsdan-sejarah-penghimpunan-hadits/
- 17 september 2016. https://core.ac.uk/download/pdf/11726854.pdf

1. Sebutkan ciri-ciri merkantilisme dan tujuan dari era merkantilisme .
JAWABAN :
a) Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi.
b) Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak banyaknya merupakan tujuan utama.
c) Meningkatkan perdagangan luar negeri.
d) Mengembangkan industri berorientasi ekspor.
e) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri.
f) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara mengekspor lebih dari
negara lain.
g) Hanya bahan mentah/baku yang diimpor dari negara-negara yang dijajah.
h) Mencari negara-negara jajahan untuk mencari kekayaan.
Tujuan merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri
perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara.
Inggris misalnya menjadikan praktik politik ekonomi merkantilisme dengan tujuan
untuk:
a. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan besar
dari perdagangan luar negeri.
b. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan.
c. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan
sebagai daerah monopoli perdagangannya.
2.

Francis Quesnay membagi masyarakat dalam empat golongan, sebutkan
golongan tersebut? Dan mengapa golongan 1 disebut golongan yang produktif,
jelaskan?

JAWABAN :
·Golongan 1 adalah golongan masyarakt produktif yang mengelolah tanah pertambangan
dan pertanian.
·Golongan 2 adalah kelas tuan tanah.
·Golongan 3 adalah kelas yang tidak produktif yg terdiri dari pengrajin dan saudagar.
·Golongan 4 adalah kelas masyarakat buruh yg menerima upah dari tenaganya.
Golongan 1 disebut golongan produktif karena merekalah yang bekerja mengolah tanah,
seperti pertambangan dan pertanian, para golongan 2 hanya menerima sewa saja dan tidak
bekerja, golongan ke 3 hanya mengubah bentuk barang yang diproduksi, dan yang terakhir
golongan ke 4 hanya menerima upah saja. Itulah sebabnya mengapa golongan pertama
disebut golongan produktif pada masa fisiokrat.
3. Siapakah yang diuntungkan dalam ekonomi skolastik ? Jelaskan .
JAWABAN :
Pada zaman pertengahan , ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan di
banding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis medieval terhadap teknik
teori ekonomi lemah. Orang masa itu menganggap kekayaan materi perlu sebab tanpa
materi orang tidak bisa menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain kaum – kaum
agama merupakan hal yang paling diuntungkan di dalam ekonomi era skolastik ini. Intinya
adalah yang paling diuntungkan dalam eknonomi era Skolastik adalah tokohtokoh
keagamaan sesuai dengan pokok ajaran skolastik yakni :
a. Soal kenabian
Al-kindi berpendapat bahwa apa yang telah dicapai oleh para Nabi adalah derajat
pengetahuan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Sedangkan Nabi dapat

mencapai yang begitu tentang pengetahuan alam gaib dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi
(wahyu) diatas kesanggupan manusia biasa.

b.

Tentang filsafat.

Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran. Disitulah letak agama dan filsafat.
Tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, begitu pula dengan
filsafat. Agama disamping wahyu juga menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.
4. Mengapa Ekonomi Era Skolastik disebut abad gelap?
JAWABAN :
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya.
5.

Kaum fisiokrat menganggap bahwa sistem perekonomian seperti sistem alam
yang penuh keharmonian, apa yang dimaksud dengan pernyataan itu?
JAWABAN :
Arti dari sistem perekonomian seperti sistem alam yang penuh
keharmonisan adalah bahwa biarkan manusia diberikan kebebasannya mengelolah
alam demi memenuhi kebutuhannya masing2 dan kebutuhan yang terpenuhi itu
akan selaras dengan kebutuhan masyarakat, sehingga tercipta keharmonisan dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak.

6. Siapa saja tokoh dalam Era Yunani Kuno dan apa saja inti teorinya?
JAWABAN :
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah
pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan

bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan
alat untuk menimbun kekayaan.Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles
yang masih merupakan murid Plato. Kontribusi Aristoteles yang paling besar
terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang ( exchange of
commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Menurut
pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (man’s need ) tidak terlalu banyak,
tetapi keinginannya (man’s desire) relatif tanpa batas.
Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak
pendapatnya adalah Xenophon (440 – 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung
sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos ) adalah “ciptaan”
Xenophon. Karya utamanya adalah “On the Means of Improving the Revenue of the
State of Athens“ (Deliarnov, 1995: 13).