SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTU

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
CALON PENERIMA BEASISWA DIREKTORAT PENDIDIKAN
TINGGI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE
DECISION MAKING DENGAN PENGUJIAN ISO 9126 DAN
TOUCHPOINT SECURITY SOFTWARE
(Studi Kasus: FMIPA Universitas Pakuan)

Disusun Oleh :
DEDEN ARDIANSYAH
1311600520
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN MAGISTER ILMU KOMPUTER
JAKARTA
2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
CALON PENERIMA BEASISWA DIREKTORAT PENDIDIKAN
TINGGI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE
DECISION MAKING DENGAN PENGUJIAN ISO 9126 DAN
TOUCHPOINT SECURITY SOFTWARE

(Studi Kasus: FMIPA Universitas Pakuan)

Disusun Oleh :
DEDEN ARDIANSYAH
1311600520
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN MAGISTER ILMU KOMPUTER
JAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada setiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali

beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa, salah satunya adalah beasiswa yang
diberikan oleh pemerintah. Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi (Dikti) memberikan dua jenis beasiswa
yaitu Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) yang diberikan kepada mahasiswa
berprestasi dan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan
kepada mahasiswa yang kurang mampu. Dikti berhak menentukan jumlah kuota
dan syarat berupa kriteria-kriteria yang harus dipenuhi mahasiswa calon penerima
PPA dan BBM pada setiap universitas.
Pemberian bantuan belajar berupa beasiswa PPA dan BBM juga di berikan
pemerintah kepada mahasiswa di Universitas Pakuan. Dari total banyaknya
penerima beasiswa yang ditentukan Dikti ke Universitas Pakuan, pihak universitas
kembali menentukan jumlah mahasiswa calon penerima beasiswa di setiap
fakultas, termasuk diantaranya yaitu Fakultas MIPA. Proses penentuan calon
penerima beasiswa di Fakultas MIPA dilakukan dengan cara seleksi berkas.
Seleksi berkas pemohon PPA dilihat berdasarkan nilai IPK sedangkan untuk
pemohon BBM dilihat berdasarkan jumlah tanggungan dan penghasilan orang tua.
Pengelolaan data yang belum terakumulasi menggunakan sistem basis data secara
optimal juga menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan data. Hal ini
menyebabkan lamanya proses penentuan calon penerima beasiswa.
Berdasarkan hal tersebut untuk membantu penentuan calon penerima
beasiswa yang berhak memperoleh beasiswa, maka dibutuhkan sebuah sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan salah satu metode yaitu Fuzzy

Multiple Attribute Decission Making (MADM). Metode ini mampu menyeleksi
alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Salah satu konsep metode
penyelesaian masalah Fuzzy MADM yaitu

Simple Additive Weighting

Method (SAW). Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari
rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut, dalam hal ini yang berhak
menerima beasiswa adalah yang memenuhi kriteria penerima beasiswa.

1.2.

Masalah Penelitian
Dalam masalah penelitian terdapat tiga bahasan masalah yaitu identifikasi

masalah, batasan masalah dan rumusan masalah.
1.2.1

Identifikasi Masalah
Pada tahap identifikasi masalah yaitu dalam pembuatan penelitian ini


adalah teridentifikasi beberapa masalah seperti sebagai berikut :
 Proses penentuan calon penerima beasiswa di Fakultas MIPA dilakukan

1.2.2



dengan cara seleksi berkas.
Seleksi berkas pemohon PPA ( Peningkatan Prestasi Akademik ) dilihat



berdasarkan IPK
Seleksi berkas pemohon BBM ( Bantuan Belajar Mahasiswa ) dilihat



berdasarkan jumlah tanggungan orang tua.
Pengelolaan data secara manual belum terintegrasi dalam sistem basis




data menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan data.
Lamanya proses penentuan calon penerima beasiswa.

Pembatasan Masalah
Setelah masalah penelitian teridentifikasi penulis akan membatasi masalah

dalam penyelesaian masalah diatas adalah sistem yang dibuat meliputi sistem
pendukung keputusan yang memberikan hasil pemilihan mahasiswa calon
penerima beasiswadari setiap program studi yang memenuhi kriteria rangking
terbesar.
1.2.3

Rumusan Masalah
Agar masalah yang telah teridentifkasi dan telah dibatasi bisa terselesaikan

dan diterima oleh pengguna, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :



Bagaimana membuat sistem pendukung keputusan degan menggunakan



Metode fuzzy multiple attribute decision making.
Bagaimana membuat sistem pendukung keputusan yang sesuai



keinginan pengguna dengan menggunakan metode FGD dan ISO 9126.
Bagaimana membuat sistem yang aman dengan menggunakan metode
Touch Point Security Software.

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari permasalahan penelitian yang telah dibahas di subbab sebelumnya
maka akan mengetahui tujuan dan manfaat penelitian.

1.3.1

Tujuan
Tujuan

dari

mengimplementasikan

penelitian
sistem

ini

adalah

pendukung

untuk


keputusan

merancang
untuk

dan

menentukan

mahasiswa penerima beasiswa Dikti menggunakan metode fuzzy multiple
attribute decision making dengan pengujian ISO 9126 dan Touchpoint Software
Security.
1.3.2

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu pengguna dalam

mengambil keputusan untuk menentukan mahasiswa yang terpilih sebagai calon
penerima beasiswa Dikti di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
1.4


Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai

berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, Masalah Penelitian yang terdiri dari
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan dan Daftar Definisi.
Bab II. Landasan / Kerangka Pemikiran
Bab ini berisikan Tinjauan Pustaka, Tinjauan Studi, Tinjauan Organisasi
(Objek Penelitian), Kerangka Konsep dan Hipotesis.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini berisikan Metode dan Jenis Penelitian, Pemilihan Sampling,
Metode Pengumpulan Data, Instrumentasi, Teknik Analisis Data, Jadwal
Penelitian.

Bab IV. Analisis, Interpretasi Dan Implikasi Penelitian
Bab ini berisikan dari Analisis, Interpretasi dan Implikasi Penelitian
Bab V. Penutup

Bab ini berisikan dari Kesimpulan dan Saran.
1.5

Daftar Definisi

BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
(Sumber : http://apr1l-si.comuf.com)
2.1.2 Sistem Penunjang Keputusan

Sistem penunjang keputusan sebagai sebuah sistem yang memberikan
dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative
kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah
semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan
tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus,
maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai
kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.
2.1.3

Beasiswa
Beasiswa merupakan bantuan pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa

yang mengalami kesulitan ekonomi dan/atau memilki prestasi yang baik.
Beasiswa adalah bantuan dan dukungan pendidikan yang diberikan kepada
mahasiswa yang terdiri atas Beasiswa Yayasan dan Beasiswa Kopertis. Beasiswa
yang diberikan kepada mahasiswa dapat bersifat mengikat (ikatan kerja) dan atau
tidak mengikat. Tujuan dari pemberian beasiswa diantaranya yaitu untuk
membantu biaya studi, mendorong prestasi studi mahasiswa dan menumbuhkan
kepedulian terhadap almamater. (Sumber : http://uncp.ac.id/beasiswa/)

2.1.4

Beasiswa Diknas
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian

Pendidikan Nasional berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan
kepada mahasiswa yang secara ekonomi tidak mampu untuk membiayai

pendidikannya dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang mempunyai
prestasi tinggi, baik dibidang akademik maupun bidang ekstrakulikuler.
Agar program penyaluran beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip
3T, yaitu : Tepat Sasaran, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu maka diharapkan para
pimpinan perguruan tinggi dalam melakukan sosialisasi, seleksi dan penyaluran
Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
mengacu pada pedoman program PPA dan BBM.
2.1.4.1 Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
Beasiswa ini bertujuan membantu meringankan beban orang tua mahasiswa
terutama dari keluarga kurang mampu secara ekonomi.
Beasiswa PPA adalah beasiswa yang diberikan untuk peningkatan
pemeratan dan kesempatan belajar bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan
membayar biaya pendidikannya sebagai akibat krisis ekonomi, terutama bagi
mahasiswa yang berprestasi akademik. Adapaun tujuan PPA secara umum yaitu :
1.

Meningkatkan pemerataan dan kesempatan belajar bagi mahasiswa yang
mengalami kesulitan membayar pendidikan;

2.

Mendorong dan mempertahankan semangat belajar mahasiswa agar
mereka dapat menyelesaikan studi/pendidikan tepat waktunya.

3.

Mendorong untuk meningkatkan prestasi akademik sehingga memacu
peningkatan kualitas pendidikan.

2.1.4.2 Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
Beasiswa BBM sama dengan PPA, terutama tujuan dan definisnya, yaitu
memberikan bantuan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan membayar
biaya pendidikannya. Sama dengan PPA, tujuannya membantu meringankan
beban orang tua dari kalangan ekonomi lemah.Begitu juga dengan persyaratan

pengajuannya sama dengan PPA, hanya saja IPK untuk pengajuan BBM minimal
2,50, lebih rendah dari pengajuan beasiswa PPA.
Beasiswa jenis ini muncul sebagai pengganti Beasiswa Peningkatan Prestasi
Ekstrakurikuler (PPE) yang tidak ada lagi sejak tahun 2005. PPE diberikan untuk
peningkatan prestasi di bidang ekstrakurikuler bagi mahasiswa yang mempunyai
keterampilan atau kejuaraan-kejuaraan serta kegiatan-kegiatan di tingkat
Regional, Nasional dan Internasional yang diikutinya tetapi mengalami kesulitan
untuk mengembangkan keahliannya.
(Sumber : http://www.upi.edu/kemahasiswaan/beasiswa/persyaratan-beasiswa)
2.1.5 Fuzzy Multiple Attribute Decision Making
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode
yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan
kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap
atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari
nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan
pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif. Masing-masing pendekatan
memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot
ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas.
Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis
sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
FMADM. antara lain :
a. Simple Additive Weighting Method (SAW)
b. Weighted Product (WP)
c. ELECTRE

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
e. Analytic Hierarchy Process (AHP)
(Kusumadewi, 2006)
2.1.5.1 Simple Additive Weighting Metod (SAW)
Metode
penjumlahan

SAW

terbobot.

sering

Konsep

juga

dasar

dikenal

metod

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
semua

atribut.

keputusan

(X)

Metode
ke

SAW membutuhkan

suatu

skala

yang

istilah

metode

adalah

mencari

SAW
setiap

alternatif

proses normalisasi

dapat

pada
matriks

diperbandingkan dengan

semua rating alternatife yang ada.

Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
………………………(2.1)
Jika j adalah atribut biaya (cost)

Atribut

keuntungan

(benefit)

adalah

kriteria

yang

nilainya

akan

dimaksimumkan, misalnya: keuntungan dan IPK (untuk kasus pemilihan
mahasiswa berprestasi). Sedangkan atribut biaya (cost) adalah kriteria yang
nilainya akan diminimumkan, misalnya: harga produk yang akan dibeli dan biaya
produksi. rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut
Cj ; i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif ( Vi )
diberikan sebagai: Vi= ...... (2.2) . Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
bahwa

alternatif Ai lebih

terpilih. Langkah penyelesaian Fuzzy MADM

menggunakan metode SAW :
1. Menentukan kriteria yang dijadikan acuan pengambilan keputusan.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan criteria, kemudia melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis
atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matrik ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai
terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik sebagai solusi.
(Kusumadewi, 2006)
2.1.6 PHP
PHP (akronim dari PHP Hypertext Preprocessor) yang merupakan bahasa
pemrogramman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data
dinamis.
PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya
sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh
server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang
dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser,
tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal
ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server.
Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka
server akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membaca permintaan dari client/browser
2. Mencari halaman/page di server
3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan
modifikasi pada halaman/page.
4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau
intranet.

(Sumber : www.deptan.go.idpusdatin/admin/RB Programming Materi PHP.pdf)
2.1.7 Hubungan PHP dengan HTML
Halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam
sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke
browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga
menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php,
program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode
html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan.Program ini dapat berdiri
sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode html sehingga dapat langsung
ditampilkan bersama dengan kode-kode html tersebut. Program php dapat
ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda .Tanda-tanda
tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html. File html
yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi .php3 atau
.php.
PHP merupakan bahasa pemograman web yang bersifat server-side HTMLembedded scripting, di mana script-nya menyatu dengan HTML dan berada di sisi
server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan
sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal
sebagai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server
dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active
Server Pages) dan JSP (Java Server Pages).
(Sumber: http://ilmumengenaikomputer.blogspot.com)
2.1.8 MySQL
MySQL adalah sebuah server database SQL multiuser dan multi-threaded.
SQL sendiri adalah salah satu bahasa database yang paling populer di dunia.
Implementasi program server database ini adalah program daemon 'mysqld' dan
beberapa program lain serta beberapa pustaka. MySQL memiliki beberapa
keunggulan diantaranya yaitu :
1.

MySQL merupakan program yang multi-threaded, sehingga dapat dipasang
pada server yang memiliki multi-CPU.Didukung program-program umum

seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, TCL APIs dls.Bekerja pada berbagai
platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).
2.

Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi
sistem database.

3.

Memiliki sistem sekuriti yang cukup baik dengan verifikasi host.

4.

Mendukung ODBC untuk sistem operasi Microsoft Windows.

5.

Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang
bervariasi. dan masih banyak keunggulan lainnya.

6.

MySQL merupakan software yang free, dan bisa di download di
www.mysql.com. Sedangkan software database lainnya seperti ORACLE
merupakan software yang harus di beli.

7.

MySQL dan PHP saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan database
dengan menggunakan sintak PHP dapat dibuat. Sedangkan input yang di
masukkan melalui aplikasi web yang menggunakan script server-side seperti
PHP dapat langsung dimasukkan ke database MySQL yang ada di server dan
tentunya web tersebut berada di sebuah web server.

(Sumber : azerus.110mb.com/files/modulmysql.pdf)
2.1.9 ISO 9126
Kualitas perangkat lunak dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan metodemetode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software. Salah satu tolak ukur
kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International
Organization for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical
Commission (IEC). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak,
model, karakteristik mutu, dan metrik terkait yang digunakan untuk mengevaluasi
dan menetapkan kualitas sebuah produk software. Standar ISO 9126 telah
dikembangkan dalam usaha untuk mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas

untuk perangkat lunak komputer. Faktor kualitas menurut ISO 9126 meliputi
enam karakteristik kualitas sebagai berikut:([Al-Qutaish 2010],171)
1. Functionality(Fungsionalitas).

Kemampuan

perangkat

lunak

untukmenyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan
dalam kondisi tertentu.
2. Reliability

(Kehandalan).

Kemampuan

perangkat

lunak

untuk

mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi
tertentu.
3. Usability(Kebergunaan). Kemampuan perangkat lunak untuk dipahami,
dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika digunakan
dalam kondisi tertentu.
4. Efficiency (Efisiensi). Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan
kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang
digunakan pada saat keadaan tersebut.
5. Maintainability(Pemeliharaan). Kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi.Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi terhadap
perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.
6. Portability(Portabilitas). Kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer
dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Gambar II-1 Model Kualitas Perangkat Lunak
Model ISO 9126 ([Al-Qutaish 2010], 171)
Masing-masing karakteristik kualitas perangkat lunak model ISO 9126
dibagi menjadi beberapa sub-karakteristik kualitas, yaitu:

Tabel II-1 Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak
Model ISO 9126 ([Al-Qutaish 2010], 172-173)

Karakteristik
Functionality

Subkarakteristik
Suitability

Accuracy
Security

Interoperability
Compliance
Reliability

Maturity
Fault tolerance
Recoverability

Usability

Understandibility
Learnability
Operability
Attractiveness

Efficiency

Time behavior
Resource
behavior

Deskripsi
Kemampuan perangkat lunak untuk
menyediakan serangkaian fungsi yang
sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan
pengguna.
Kemampuan perangkat lunak dalam
memberikan hasil yang presisi dan benar
sesuai dengan kebutuhan.
Kemampuan perangkat lunak untuk
mencegah akses yang tidak diinginkan,
menghadapi penyusup (hacker) maupun
otorisasi dalam modifikasi data.
Kemampuan perangkat lunak untuk
berinteraksi dengan satu atau lebih sistem
tertentu.
Kemampuan perangkat lunak dalam
memenuhi standar dan kebutuhan sesuai
peraturan yang berlaku.
Kemampuan perangkat lunak untuk
menghindari kegagalan sebagai akibat dari
kesalahan dalam perangkat lunak.
Kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan kinerjanya jika terjadi
kesalahan perangkat lunak
Kemampuan perangkat lunak untuk
membangun kembali tingkat kinerja ketika
terjadi kegagalan sistem, termasuk data dan
koneksi jaringan.
Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dipahami.
Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dipelajari.
Kemampuan perangkat lunak dalam
kemudahan untuk dioperasikan.
Kemampuan perangkat lunak dalam
menarik pengguna.
Kemampuan perangkat lunak dalam
memberikan respon dan waktu pengolahan
yang sesuai saat melakukan fungsinya.
Kemampuan perangkat lunak dalam
menggunakan
sumber
daya
yang
dimilikinya ketika melakukan fungsi yang

Maintainabilit
y

Analyzability
Changeability
Stability
Testability

Portability

Adaptability
Instalability
Coexistence

Replaceability

ditentukan.
Kemampuan perangkat lunak dalam
mendiagnosis kekurangan atau penyebab
kegagalan.
Kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi tertentu.
Kemampuan perangkat lunak untuk
meminimalkan efek tak terduga dari
modifikasi perangkat lunak.
Kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi dan divalidasi perangkat lunak
lain.
Kemampuan perangkat lunak untuk
diadaptasikan pada lingkungan yang
berbeda-beda.
Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal
dalam lingkungan yang berbeda-beda.
Kemampuan perangkat lunak untuk
berdampingan dengan perangkat lunak
lainnya dalam satu lingkungan dengan
berbagi sumber daya.
Kemampuan perangkat lunak untuk
digunakan sebagai sebagai pengganti
perangkat lunak lainnya.

ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui
secara internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah
perangkat lunak tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat
lunak tersebut karena standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen
pembuat perangkat lunak tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak
memenuhi standar ISO maka hasil kerjanya pun tidak dapat diberikan sertifikat
standar ISO.
Faktor-faktor ISO 9126 tidak serta merta memungkinkan kita untuk
melakukan pengukuran kualitas secara langsung. Meskipun demikian, standar
tersebut menyediakan basis yang sangat penting untuk melakukan pengukuranpengukuran kualitas secara tidak langsung dan pada dasarnya menyediakan daftar
yang sempurna untuk menilai kualitas suatu sistem/perangkat lunak.

2.1.10 Touch Point Software Security

Touch Point Software Security adalah sekumpulan jaminan sekuritas yang
universal yang dapat memprediksi, mengetahui dan memahami resiko yang akan
datang pada software dari segi code review, desain arsitektur, penetration testing,
resiko mendasar dalam security, usecase, security requirement, dan security
operation.

Gambar 2.2. Touchpoint Gary Mcgraw
2.3.1

Code Reveiew
Code Review merupakan review coding untuk menghasilkan kualitas

coding dengan manajemen terbaik. Serta membuat setiap user dapat menggunakan
atau membuat coding dengan manajemen yang baik sehingga dapat meminimalisir
kesalahan. Dengan menggunakan software ITS4 ( Its Software Stupid Security
Scanner ) contohnya RATS, Flawfinder, sonar dll.
Code Review scanner seperti software contoh di atas mempunyai metode
yang sangat mendasar untuk menganalisis code. Dengan menggunakan metode
seperti gambar 1.

Gambar II.3. Secure Coding Rules
2.3.2

Desain dan Architektur
Suatu sistem, entah itu besar atau tidak, dibangun dari sub-sub sistem yang

lebih kecil. Sub-sub sistem ini memiliki fungsi sendiri-sendiri. Proses merancang
untuk menentukan sub-sub sistem dan membangun kerangka kerja untuk kendali
dan komunikasi antar sub sistem disebut design arsitektural. Proses merancang ini
menghasilkan arsitektur software atau arsitektur sistem. Desain arsitektur adalah
aktifitas desain yang pertama dalam pembangunan software seperti yang
digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 2.4: Aktifitas Desain dan hasil rancangan

Desain arsitektur memberikan 3 keuntungan yaitu:
1. Arsitektur software menjadi media komunikasi dan diskusi karena mudah
dipahami
2. Memberi kemudahan dalam melakukan analisis terhadap software yang
akan dibangun
3. Arsitektur-nya bisa digunakan lagi untuk sistem selanjutnya (reusable) tiap
perancang sistem memiliki kemampuan dan pengetahuan yang berbeda
dalam merancang arsitektural. Aktifitas-aktifitas berikut adalah aktifitas
dalam merancang dan aktifitas ini tidak dikerjakan satu persatu berurutan,
tapi bisa dilakukan bersamaan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pemahaman terhadap istilah modul
dan sub sistem, perlu diketahui bahwa sub sistem adalah bagian dari sistem yang
bisa berdiri sendiri dan tidak bergantung pada layanan sub sistem lain. Sub sistem
terdiri dari beberapa modul dan dilengkapi interface untuk berkomunikasi /
bertukar data dengan sub sistem lain.
2.3.3

Panetration Testing
Panetration Testing adalah istilah untuk menguji kehandalan sistem yang

berbasis teknologi informasi. Diharapkan dengan penetration testing didapatkan
informasi kelemahan (vulner) dari setiap komponen sistem. Komponen sistem
bisa berupa perangkat jaringan, router, server, aplikasi, dan konten lainnya.
Agar

mendapatkan

penetration

testing

yang

lebih

baik

dengan

mengahasilkan sesuai dengan keinginan harus mengikuti langlah – langkah
berikut :
1. Panetrasi harus dilakukan dari awal dampai akhir sesuai dengan alur
sistem tersebut berjalan.
2. Panetrasi harus bisa dirasakan oleh pengguna yang hasilnya
menghasilkan resiko yang dirasakan oleh pengguna.
3. Panetrasi yang baik adalah dengan menemukan permasalah dalam
mengkonfigurasi yang berasal dari faktor lingkungan yang lain.

4. Dengan menggunakan tools yang dapat menjaga software dasarnya,
tools cocok untuk metriknya sendiri, misalnya fault injection tools,
attakers toolkit.
2.3.4

Risk Based and Security Testing
Risk based security testing memiliki banyak kesamaan dengan metode

sebelumnya yaitu panetratin testing. Perbedaan mendasar dari risk based security
testing dan penetration testing adalah tingkat pendekatan dari test tersebut dan
waktu pengujian yang dilakukan masing-masing testing. Dari pengertiannya
penetration merupakan aktifitas yang dilakukan setelah aplikasi atau sistem telah
dipasang dilingkungan operational sedangkan security testing dapat dilakukan
sebelum aplikasi di pasang pada lingkunga operasional dan sistem tersebut belum
selesai seperti dilakukan pada tingkat modul pembuatan yang disebut dengan
praintegrasi.
2.3.5

Abuse Case
Abuse Case merupakan model spesifikasi untuk persyaratan keamanan

yang digunakan dalam industri pengembangan perangkat lunak. Kasus
Penyalahgunaan istilah merupakan adaptasi dari use case. Istilah ini diperkenalkan
oleh John McDermott dan Chris Fox pada tahun 1999, saat bekerja di Departemen
Ilmu Komputer dari Universitas James Madison. Seperti yang didefinisikan oleh
penulisnya, kasus penyalahgunaan adalah jenis interaksi yang lengkap antara
sistem dan satu atau lebih aktor, di mana hasil dari interaksi berbahaya bagi
sistem, salah satu aktor, atau salah satu stakeholder dalam sistem. Kita tidak dapat
menentukan kelengkapan hanya dalam hal transaksi koheren antara aktor dan
sistem. Sebaliknya, kita harus mendefinisikan penyalahgunaan dalam hal interaksi
yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya. Sebuah kasus pelecehan lengkap
mendefinisikan interaksi antara aktor dan sistem yang menghasilkan kerusakan
pada sumber daya yang terkait dengan salah satu aktor, salah satu stakeholder,
atau sistem itu sendiri.
Abuse case dibuat bersama-sama dengan diagram use case yang sesuai,
tetapi tidak dalam diagram yang sama (berbeda dari miss use case). Tidak ada

istilah baru atau simbol-simbol khusus diperkenalkan untuk abuse case diagram.
Mereka tertarik dengan simbol-simbol yang sama dengan diagram use case.
Untuk membedakan antara keduanya, kasus penggunaan diagram dan diagram
kasus penyalahgunaan disimpan terpisah, dan terkait. Oleh karena itu kasus abuse
case tidak muncul dalam penggunaan use case diagram.
2.3.6

Security Operation
Security Operation merupakan phase life cycle software dimulai ketika

software sudah selesai dibangun. Biasanya software digunakan tidak digunakan
oleh orang diluar organisasi pengembang atau disebut sebagai tester murni.
Biasanya, software tersebut dinamakan beta testing. Beta testing dilaksanakan
pada tahtap operasional untuk mengetahui kelemahan dari software tesebut.
2.2 Tinjauan Studi
2.2.1 Penggunaan Metode FMADM dalam Berbagai Bidang
Metode FMADM telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, beberapa judul
skripsi dan tugas akhir yang menggunakan Fuzzy MADM sebagai tools untuk
menentukan alternatif terbaik diantaranya yaitu :
a.

Sistem pendukung keputusan untuk menentukan pilihan masuk SMA
Swasta terbaik di wilayah Jakarta Barat bagi lulusan SMP
menggunakan Fuzzy MADM (Natasya, 2010)

b.

Sistem

Pakar Untuk Mendiagnosa Jenis Penyakit Infeksi Kulit

Pioderma Pada Anak Dengan Menggunakan Algoritma Logika Fuzzy
Studi Kasus Rumah Sakit Islam Malang.(Hasanah, 2010)
2.2.2 Perkembangan Penggunaan Metode FMADM dalam Menentukan
Penerima Beasiswa di Beberapa Universitas
Terdapat beberapa mahasiswa di universitas dan perguruan tinggi yang
telah menganalisis dan mengimplementasikan penentuan mahasiswa penerima
beasiswa PPA dan BBM dengan menggunakan metode FMADM , berikut
diantaranya :

1.

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penerima Beasiswa
Bank BRI Menggunakan FMADM (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas
Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia)

Oleh : Henry Wibowo S, Riska Amalia, Andi Fadlun M dan Kurnia Arivanty
Tahun : 2010
Sistem penunjang keputusan ini dibangun sebagai aplikasi desktop
menggunakan bahasa pemograman Java. Variabel untuk kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Penghasilan Orangtua,
Usia, Semester, Jumlah Tanggungan Orangtua, Jumlah Saudara
Kandung, Nilai IPK dan untuk himpunan fuzzynya adalah Rendah,
Sedang, Tengah, Banyak, Tinggi.
2.

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penerimaan
Beasiswa Bagi Mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta

Oleh : Gerdon Tahun : 2010
Sistem penunjang keputusan ini dibangun sebagai aplikasi desktop
menggunakan bahasa pemograman Visual Basic. Kriteria yang telah
ditentukan yaitu Nilai IPK, Penghasilan Orang Tua, Semester, Jumlah
Tanggungan Orang Tua, Usia dan himpunan fuzzynya adalah Sangat
Rendah, Rendah Cukup Tinggi dan Sangat Tinggi.
3.

Sistem Pendukung Keputusan

untuk

Menentukan

Penerima

Beasiswa Pada Universitas Sriwijaya
Oleh : Apriansyah Putra dan Dinna Yunika Hardiyanti Tahun : 2010
Sistem penunjang keputusan ini dibangun sebagai aplikasi desktop
menggunakan bahasa pemograman Delphi. Variabel input yang
digunakan adalah Nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK), Penghasilan
Orang Tua, Jumlah Tanggungan Orang Tua dan Jumlah Saudara
Kandung. Sangat Rendah, Rendah Cukup Tinggi dan Sangat Tinggi.
Dari ketiga hasil analisis dan implementasi diatas keluaran yang
dihasilkan dari penelitiannya adalah sebuah alternatif yang memiliki
nilai tertinggi dibandingkan dengan alternatif nilai yang lain. Hasil
keluarannya diambil dari urutan alternatif tertinggi ke alternatif

terendah. Hasil akhir yang dikeluarkan oleh program nanti berasal dari
nilai setiap kriteria, karena dalam setiap kriteria memiliki nilai yang
berbeda-beda.Urutan alternatif yang akan ditampilkan mulai dari
alternatif tertinggi ke alternatif terendah. Alternatif yang dimaksud
adalah mahasiswa pemohon beasiswa.
2.3

Tinjauan Instansi ( Objek Penelitian )

2.3.1

Sejarah
Berdiri tahun 1981 dengan satu Program Studi yaitu Biologi. Tahun 1982

dibuka Program Studi Kimia, kemudian tahun 1983 dibuka Program Studi Fisika
dan Matematika, berhubung animo masyarakat terhadap Program Studi Fisika
rendah, maka tahun 1985 Program Studi ini ditutup. Ketiga Program Studi yang
lain berkembang sampai sekarang, baik dari segi peningkatan status, fasilitas dan
sumberdaya manusia. Status ”Izin Operasional” dimiliki FMIPA – UNPAK
dengan diterbitkannya SK Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat No. :
15/1982 tanggal 10 Maret 1982. Mengantisipasi perkembangan teknologi dan
kebutuhan masyarakat, tahun 1995 dibuka Program Studi Ilmu Komputer , tahun
2001 dibuka Program Studi Farmasi dan tahun 2007 dibuka dua Program Diplom
3 (D3) yaitu Program D3 Sistem Informasi dan D3 Teknologi Komputer.
2.3.2

Stafff FMIPA
Dekan FMIPA-UNPAK
 Dr. Prasetyorini, MS
Pembantu Dekan 1 (Bid. Akademik)
 Dra. Sri Setayningsih, M.Si
Pembantu Dekan 2 (Bid. Administrasi)
 Dra. Moerfiah, M.Si
Pembantu Dekan 3 (Bid. Kemahasiswaan)
 Drs. Ismanto, MM., M.Si

Program Studi Biologi
 Ketua

: Dra. Tri Saptari Haryani, M.Si

 Sekretaris

: Triastinurmiatiningsih, M.Si, Dra

 Kepala Laboratorium : Ir. E. Mulyati Effendi, M.S
Program Studi Kimia
 Ketua

: Husain Nashrianto, MSi., Drs.

 Sekretaris

: Ade Heri Mulyati, S.Si, M.Si

 Kepala Laboratorium : Diana Widiastuti, M.Sc
Program Studi Matematika
 Ketua

: Dr. Fitria Virgantari, M.Si

 Sekretaris

: Embay Rohaeti, M.Si

 Kepala Lab Statistik & Optimasi : Ani Andriyanti, M.Si
Program Studi Ilmu Komputer
 Ketua

: Prihastuti Harsani, M.Si

 Sekretaris

: Arie Qur’ania, M.Kom

 Kepala Laboratorium : Iyan Mulyana, M.Kom
 Kepala Workshop

: Andi Chairunnas, S.Kom, M.Pd

Program Studi Farmasi
 Ketua

: Ike Yulia Wiendarlina, M.Far, Dra.,Apt

 Sekretaris

: Sri Wardatun.,M.Far, Apt

 Kepala Laboratorium : Erni Rustiani, M.Far, Apt
Program Studi Diploma III Manajemen Informasi
 Ketua

: Tjut Awaliyah Z, M.Kom

 Sekretaris

:-

 Kepala Laboratorium : Herfina, M.Pd, S.Kom.
Program Studi Diploma III Teknik Komputer
 Ketua

: Eneng Tita Tosida, STP, M.Si

 Sekretaris

:-

 Kepala Laboratorium : Indra Gunawan, S.Kom.

2.3.3

Kepala Lab. Fisika

: Dra. Sri Wiedarti, M.Si

Kepala Perpustakaan

: Lita Karlitasari, MMSI

Kepala Tata Usaha

: Mahfudin

Juru Bayar

: Sumadi

Visi dan Misi
Visi Fakultas MIPA-Universitas Pakuan :
Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang Unggul, Mandiri dan Berkarakter
pada tahun 2020 dalam bidang ilmu MIPA.

Misi Fakultas MIPA-Universitas Pakuan :
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang MIPA yang dapat
mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi.
2. Membina sumber daya manusia yang mampu mengelola sumber daya
alam secara bijak dan berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan bangsa.
3. Memasyarakatkan ilmu pengetahuan (sains) sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Mengembangkan kelembagaan dengan manajemen modern yang
berorientasi pada mutu dan profesionalisme.
Tujuan :
1. Menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan bidang
MIPA, khususnya yang mampu mengelola sumber daya alam secara
bijak dan berkelanjutan, untuk sebesar-besarnya kesejahteraan bangsa.
2. Menghasilkan lulusan bidang MIPA yang mandiri dan tangguh,
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta mampu mengamalkan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi
dalam kehidupan bermasyarakat.
2.4

Kerangka Konsep
Berdasarkan

hasil

wawancara

dengan

Pembantu

Dekan

bagian

Kemahasiswaan FMIPA – UNPAK sistem yang sedang berjalan saat ini dalam
menentukan mahasiswa calon penerima beasiswa Dikti terdapat ketentuanketentuan sebagai berikut :

1.

Beasiswa Dikti di Universitas Pakuan diselenggarakan satu tahun satu
kali (dua semester). Pembukaan penerimaan beasiswa tersebut
diselenggarakan pada akhir semester ganjil, sedangkan pemberian
dana beasiswa bagi mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan
beasiswa PPA atau BBM diberikan saat memasuki semester genap dan
semester ganjil berikutnya.

2.

Dikti menentukan kuota penerima beasiswa PPA dan BBM beserta
kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa secara langsung kepada
Universitas Pakuan. Universitas Pakuan kembali menentukan jumlah
masing-masing mahasiswa penerima beasiswa pada setiap fakultas,
salah satunya yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA)

3.

FMIPA dalam menentukan jumlah penerima beasiswa pada setiap
program studi melalui rapat. Jumah yang telah ditentukan pada setiap
program studi biasanya dilebihkan, dengan harapan jika terdapat
mahasiswa yang kurang memenuhi kriteria maka data lain dapat
membackup dan terpilih.

4.

Setelah kuota ditentukan pada setiap program studi, maka program
studi akan mengumumkan tawaran besiswa beserta persyaratan yang
harus dipenuhi mengenai beasiswa PPA dan BBM dari Dikti melalui
selebaran yang ditempelkan di mading.
Alur sistem antar pihak-pihak yang terlibat dalam seleksi penerimaan

mahasiswa calon penerima beasiswa Dikti dapat dilihat pada Gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Flowchart Gambaran Umum Bisnis
Keterangan :
1. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan permohonan beasiswa
PPA atau BBM dengan menyertakan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Bagian Tata Usaha Program Studi Ilmu Komputer menyeleksi berkas
dari mahasiswa berdasarkan kelengkapan dan kesesuaian dengan
persyaratan. Berkas calon mahasiswa penerima beasiswa yang terpilih
diserahkan langsung ke Bagian Tata Usaha FMIPA.
3. Bagian Tata Usaha FMIPA membuat laporan daftar nama-nama
mahasiwa yang memenuhi persyaratan untuk kemudian diserahkan
kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan.

4. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan menandatangani laporan.
5. Laporan yang telah ditandatangani kembali diserahkan kepada bagian
TU Fakultas untuk selanjutnya diserahkan ke Rektorat dan salinannya
dijadikan arsip.
2.5

Hipotesis
Sistem yang sedang berjalan saat ini masih secara manual. Seleksi berkas

mahasiswa pemohon beasiswa di tingkat Program Studi hanya dipilih berdasarkan
kelengkapan persyaratan, berkas yang telah diterima bagian Tata Usaha Fakultas
disimpan dalam bentuk file dan data dibackup dalam buku daftar mahasiswa
pengaju seluruh beasiswa di FMIPA. Hal ini kurang mengakomodasi kepentingan
pihak-pihak terkait karena sistem yang ada belum mampu melakukan seleksi
sesuai dengan ketentuan, penelusuran mengenai informasi pengelolaan beasiswa
belum efisien dan sistem belum mampu menyimpan data mengenai beasiswa
Dikti di FMIPA kedalam suatu database.
Berdasarkan permasalahan diatas maka dibuatlah suatu sistem penunjang
keputusan bagi mahasiswa calon penerima beasiswa dengan alur sistem pada
Gambar 4.2 :

Gambar 4.2 Flowchart Sistem yang akan dikembangkan
Keterangan :

1. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan permohonan beasiswa
PPA atau BBM dengan menyertakan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Bagian Tata Usaha Program Studi Ilmu Komputer menyeleksi berkas dari
mahasiswa

menggunakan

sistem

penunjang

keputusan

beasiswa

menggunakan metode fuzzy MADM. Berkas calon mahasiswa penerima
beasiswa yang terpilih diserahkan langsung ke Bagian Tata Usaha FMIPA.
3. Bagian Tata Usaha FMIPA mampu membuat laporan daftar nama-nama
mahasiwa yang memenuhi persyaratan dari sistem kemudian diserahkan
kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan.
4. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan menandatangani laporan dan
mampu melihat grafik jumlah mahasiswa pemohon beasiswa Dikti di
FMIPA.
5. Laporan yang telah ditandatangani kembali diserahkan kepada bagian TU
Fakultas untuk selanjutnya diserahkan ke Rektorat dan salinannya
dijadikan arsip.
Persyaratan yang ditentukan oleh Dikti digunakan sebagai kriteria penentu
keputusan penerimaan mahasiswa calon penerima beasiswa, persyaratan tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Persyaratan Beasiswa PPA dan BBM

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PERSYARATAN PPA DAN BBM
Mahasiswa program S1 paling rendah duduk pada semester II dan paling
tinggi duduk pada semester VIII dan masih aktif.
Mahasiswa program Diploma III, paling rendah duduk pada semester II dan
paling tinggi duduk pada semester VI dan masih aktif.
Photo copy KTM
Photo copy rekening listrik bulan terakhir / bukti pembayaran PBB
Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain
Photo copy Kartu Keluarga dan Surat keterangan berkelakuan baik
Photo copy transkrip IPK, minimal IPK 2.75 untuk BBM dan 3,00 untuk
PPA
Surat keterangan penghasilan orang tua / wali pemohon
Surat keterangan tidak mampu yang dilkeluarkan kepala desa bagi pemohon
BBM

BAB III
KEBUTUHAN SISTEM
3.1

Gambaran Umum Sistem Saat ini
Sistem yang diimplementasikan dibuat untuk mengatur input dan output

pada Sistem Penunjang Keputusan Calon Penerima Beasiswa Dikti di FMIPAUNPAK. Sistem penunjang keputusan ini berbasis website, dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySql. Tujuan pembuatan sistem
ini adalah sebagai alat bantu untuk memberikan beberapa alternatif terbaik calon
mahasiswa penerima beasiswa Dikti kepada pengguna sistem (user)

dalam

mengambil keputusan.
3.1.1 Analisis
Berdasarkan

hasil

wawancara

dengan

Pembantu

Dekan

bagian

Kemahasiswaan FMIPA – UNPAK sistem yang sedang berjalan saat ini dalam
menentukan mahasiswa calon penerima beasiswa Dikti terdapat ketentuanketentuan sebagai berikut :
1. Beasiswa Dikti di Universitas Pakuan diselenggarakan satu tahun
satu kali (dua semester). Pembukaan penerimaan beasiswa tersebut

diselenggarakan pada akhir semester ganjil, sedangkan pemberian
dana beasiswa bagi mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan
beasiswa PPA atau BBM diberikan saat memasuki semester genap
dan semester ganjil berikutnya.
2. Dikti menentukan kuota penerima beasiswa PPA dan BBM beserta
kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa secara langsung
kepada

Universitas

Pakuan.

Universitas

Pakuan

kembali

menentukan jumlah masing-masing mahasiswa penerima beasiswa
pada setiap fakultas, salah satunya yaitu Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
3. FMIPA dalam menentukan jumlah penerima beasiswa pada setiap
program studi melalui rapat. Jumah yang telah ditentukan pada
setiap program studi biasanya dilebihkan, dengan harapan jika
terdapat mahasiswa yang kurang memenuhi kriteria maka data lain
dapat membackup dan terpilih.
4. Setelah kuota ditentukan pada setiap program studi, maka program

studi akan mengumumkan tawaran besiswa beserta persyaratan
yang harus dipenuhi mengenai beasiswa PPA dan BBM dari Dikti
melalui selebaran yang ditempelkan di mading.
Alur sistem antar pihak-pihak yang terlibat dalam seleksi penerimaan
mahasiswa calon penerima beasiswa Dikti dapat dilihat pada Gambar 4.1 :

Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang sedang berjalan
Keterangan :

1. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan permohonan
beasiswa PPA atau BBM dengan menyertakan persyaratan yang
telah ditentukan.
2. Bagian Tata Usaha Program Studi Ilmu Komputer menyeleksi
berkas dari mahasiswa berdasarkan kelengkapan dan kesesuaian
dengan persyaratan. Berkas calon mahasiswa penerima beasiswa
yang terpilih diserahkan langsung ke Bagian Tata Usaha FMIPA.
3. Bagian Tata Usaha FMIPA membuat laporan daftar nama-nama
mahasiwa yang memenuhi persyaratan untuk kemudian diserahkan
kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan.
4.

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan menandatangani
laporan.
5. Laporan yang telah ditandatangani kembali diserahkan kepada
bagian TU Fakultas untuk selanjutnya diserahkan ke Rektorat
dan salinannya dijadikan arsip.

3.2

Harapan/Kebutuhan

pemilik

bisnis

(dapat

diwakili

oleh

komisaris/direksi) terhadap kebutuhan
Sistem yang sedang berjalan saat ini masih secara manual. Seleksi berkas
mahasiswa pemohon beasiswa di tingkat Program Studi hanya dipilih berdasarkan
kelengkapan persyaratan, berkas yang telah diterima bagian Tata Usaha Fakultas
disimpan dalam bentuk file dan data dibackup dalam buku daftar mahasiswa
pengaju seluruh beasiswa di FMIPA. Hal ini kurang mengakomodasi kepentingan
pihak-pihak terkait karena sistem yang ada belum mampu melakukan seleksi
sesuai dengan ketentuan, penelusuran mengenai informasi pengelolaan beasiswa
belum efisien dan sistem belum mampu menyimpan data mengenai beasiswa
Dikti di FMIPA kedalam suatu database.
Berdasarkan permasalahan diatas maka dibuatlah suatu sistem penunjang
keputusan bagi mahasiswa calon penerima beasiswa dengan alur sistem pada
Gambar 3.2 :

Gambar 3.2 Flowchart Sistem yang akan dikembangkan
Keterangan :
 Terdapat beberapa mahasiswa yang mengajukan permohonan beasiswa


PPA atau BBM dengan menyertakan persyaratan yang telah ditentukan.
Bagian Tata Usaha Program Studi Ilmu Komputer menyeleksi berkas dari
mahasiswa

menggunakan

sistem

penunjang

keputusan

beasiswa

menggunakan metode fuzzy MADM. Berkas calon mahasiswa penerima


beasiswa yang terpilih diserahkan langsung ke Bagian Tata Usaha FMIPA.
Bagian Tata Usaha FMIPA mampu membuat laporan daftar nama-nama
mahasiwa yang memenuhi persyaratan dari sistem kemudian diserahkan



kepada Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan.
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaaan menandatangani laporan dan
mampu melihat grafik jumlah mahasiswa pemohon beasiswa Dikti di



FMIPA.
Laporan yang telah ditandatangani kembali diserahkan kepada bagian TU
Fakultas untuk selanjutnya diserahkan ke Rektorat dan salinannya
dijadikan arsip.
Persyaratan yang ditentukan oleh Dikti digunakan sebagai kriteria penentu

keputusan penerimaan mahasiswa calon penerima beasiswa, persyaratan tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Persyaratan Beasiswa PPA dan BBM
PERSYARATAN PPA DAN BBM

1. Mahasiswa program S1 paling rendah duduk pada semester II dan
paling tinggi duduk pada semester VIII dan masih aktif.
2. Mahasiswa program Diploma III, paling rendah duduk pada semester II
dan paling tinggi duduk pada semester VI dan masih aktif.
3. Photo copy KTM
4. Photo copy rekening listrik bulan terakhir / bukti pembayaran PBB
5. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain
6. Photo copy Kartu Keluarga dan Surat keterangan berkelakuan baik
7. Photo copy transkrip IPK, minimal IPK 2.75 untuk BBM dan 3,00
untuk PPA
8. Surat keterangan penghasilan orang tua / wali pemohon
9. Surat keterangan tidak mampu yang dilkeluarkan kepala desa bagi
pemohon BBM
3.3

Harapan Keinginan konsumen / user
Berdasarkan persyaratan diatas maka kriteria yang ditentukan oleh
konsumen yaitu :
1.

IPK berdasarkan photo copy transkrip nilai IPK

2.

Semester berdasarkan photo copy KTM

3.

Penghasilan Orang Tua berdasarkan photo copy
Surat Keterangan Penghasilan Orang Tua/Wali

4.

Jumlah Tanggungan Orang Tua berdasarkan
photo copy Kartu Keluarga

Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan calon
mahasiswa penerima beasiswa menggunakan metode FMADM :
1.

Menentukan

kriteria

yang

akan

dijadikan

acuan

pengambilan keputusan (Ci)
Kriteria yang digunakan dalam mengambil keputusan calon penerima
beasiswa berdasarkan persyaratan permohonan beasiswa adalah
sebagai berikut :
IPK

= C1

Semester
Jumlah Tanggungan Orang Tua
Penghasilan Orang Tua
Kriteria atau atribut dibagi

= C2
= C3
= C4
menjadi dua kategori yaitu benefit

(keuntungan) dan cost (biaya). Kriteria dikategorikan benefit jika
kriteria tersebut nilainya akan maksimumkan sedangkan kriteria
dikategorikan benefit jika kriteria tersebut nilainya akan minimumkan.
Kriteria yang dikategorikan benefit yaitu IPK, Semester dan Jumlah
Tanggungan Orang Tua. Sedangkan yang dikategorikan kriteria cost
yaitu Penghasilan Orang Tua.

2.

Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria
Dari kriteria tersebut dibuat suatu tingkat kepentingan kriteria
berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan kedalam bilangan fuzzy.
Rating kecocokan tiap alternatif pada setiap kriteria adalah sebagai
berikut (Kusumadewi, 2006):
Sangat Rendah (SR)
=0
(0 ; 25)
Rendah (R)
= 25 (0 ; 25 ; 50)
Cukup (C)
= 50 (25 ; 50 ; 75)
Tinggi (T)
= 75 (50 ; 75 ; 100)
Sangat Tinggi (ST)
= 100 (75 ; 100)
SR

R

C

T

ST

Gambar 3.3 Grafik domain fuzzy MADM
0

25

50

75

100

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan
jenis atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
Susunan matrix keputusan diperoleh dari nilai masing-masing kriteria
yang telah ditentukan nilainya berdasarkan konversi fuzzy dalam suatu interval.

Kriteria Nilai IPK
Kriteria nilai IPK dilihat berdasarkan nilai IPK yang diperoleh mahasiswa
selama studi berlangsung. Berikut adalah interval nilai IPK dikonversikan dengan
bilangan fuzzy :
Tabel 3.2 Nilai IPK
Nilai IPK
IPK ≥ 2.75 3.00
IPK ¿ 3.00 3.50
IPK ≥ 3.50



Bobot
50



75
100

Kriteria Semester
Kriteria semester dilihat berdasarkan jumlah semester yang telah ditempuh
oleh mahasiswa. Beasiswa dari Dikti di Universitas Pakuan biasanya diadakan
setiap akhir semester ganjil. Beasiswa diberikan dua kali dalam jangka waktu satu
tahun atau selama dua semester. Berikut interval semester dikonversikan dengan
bilangan fuzzy :
Tabel 3.3 Semester
Semester (S)
S=3
S=5
S=7

Bobot
50
75
100

Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua
Kriteria jumlah tanggungan orang tua dilihat berdasarkan biaya hidup
yang masih harus ditanggung oleh orang tua dari keseluruhan jumlah anaknya.
Berikut interval jumlah tanggungan orang tua dikonversikan dengan bilangan
fuzzy :
Tabel 3.4 Jumlah Tanggungan Orang Tua
Jumlah
Tanggungan
Bobot
Orang Tua (T)
T= 1 anak
0
T = 2 anak
25
T = 3 anak
50

T = 4 anak
T ≥ 5 anak

75
100

Kriteria Penghasilan Orang Tua
Kriteria penghasilan orang tua dilihat berdasarkan jumlah penghasilan tetap
ataupun tidak setiap bulannya. Berikut interval jumlah penghasilan orang tua
dikonversikan dengan bilangan fuzzy :
Tabel 3.5 Penghasilan Orang Tua
Penghasilan Orang Tua (P)
P ≤ 1.000.000

P ¿
1.000.000
3.000.000
¿
P ¿
3.000.000
5.000.000
P ≥ 5.000.000

4.

Bobot
100
75
50
25

Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matrik ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga
diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik sebagai
solusi.

Penentuan nilai vector bobot berdasarkan tingkat kepentingan masingmasing kriteria pada beasiswa PPA dan BBM. Pada beasiswa PPA kriteria yang
paling diutamakan