Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup di lingkinganku

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
Peta Konsep

A. Pengertian Kelangsungan Hidup
Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan
hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu kehidupan
atau umur yang terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon
jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika tanaman tersebut telah
mencapai batas usia maksimal maka akan mati. Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa
dipastikan akan segera mati. Namun, jika kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan
akhirnya mati, pohon pisang tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya.
Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan
hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah mati. Pertumbuhan pohon pisang silih berganti
secara alamiah. Hal tersebut tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain termasuk hewan
dan manusia.
Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap
lestari. Tetapi, karena keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan
ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang
baik.
Telah menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh makhluk

yang lebih kuat, atau yang kita kenal dengan hukum rimba.
Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari
makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan
lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam
kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk hidup itu akan punah seperti dinosaurus.
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi terhadap lingkungan,
seleksi alam, dan perkembangbiakan.
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara
penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam
menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk
adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap
dan khas untuk setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.


2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organorgan tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga
sulit untuk diamati.
Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai.
Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini
dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus
banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk
mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.
Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan
insektisida secara terusmenerus.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi,
kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan
di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat
mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose.
Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara
fisiologi. Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di
pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk

mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh.
Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika
di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang,
pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk
mengatur intensitas cahaya.
Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan
orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen
di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen
rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tekanan
parsial oksigen adalah perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas
lain di udara.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu
penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah
melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau
khas yang dapat menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam
adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah
tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku
dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam tingkah

laku, yaitu sebagai berikut.
1) Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.
2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang

persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya
bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.
Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru
bentuk, suara, dan tingkah laku seperti
hewan lain sehingga akan dikira predator
atau hewan yang beracun atau berbahaya.
Migrasi juga merupakan bentuk adaptasi
tingkah laku dengan cara bergerak dari satu
kawasan ke kawasan lain dan kemudian
kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan
berbagai alasan antara lain memperoleh
iklim yang baik, makanan yang cukup,
tempat yang lebih aman, dan kepentingan
perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat

musim yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah
tidur dalam jangka waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti
denyut jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang
sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan
menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.
Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan
lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk
menghemat energi. Lain halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat
berada dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk
pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari
tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk
organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat
mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi
morfologi untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi
morfologi berupa penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh,
dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan
pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut,

duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh yang lain adalah variasi
tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan suhu saat pertumbuhannya,
jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta
bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.
Variasi Bentuk Paruh Burung

Variasi Bentuk Kaki Burung
Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk
menghisap madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ
tubuhnya. Organ tubuh jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah
mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat.
Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya,
yaitu:
j1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu

yang ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat
bertahan hidup dalam kondisi kering.
Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan

lainnya, tetapi mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air
pada batangnya. Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan.
Sistem perakarannya panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang
dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat
mengapung. Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan
hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan teratai.

3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah.
Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam
berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan
makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh
lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya
beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

a. Suhu lingkungan
Di
daerah
dingin
dijumpai
hewan-hewan
mamalia
yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini,
yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang
berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu
sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu
tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai
lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer
makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan.
Makhluk hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup,
sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan
tereliminasi dan punah.

c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang
berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup
yang hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih
hidup sampai sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon
sampai sekarang. Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah
kadal dan komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat
bahwa yang menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang
terganggu akan menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor
tidak bisa mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup
untuk sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan
liar, penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi
yang tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke

daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilokilometer untuk memperoleh makanan yang cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya

adalah harimau jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan
yang hampir punah tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan
liar, kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan
kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan
pada suatu perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang
jantan menjadi mandul dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina.
Ketidakmampuan belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di
perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya
karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga
kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga
kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua
tahun dan setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung
merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu
10 tahun. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan
yang terancam kelestariannya.

Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya
berkembang biaknya rendah. Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga
bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan,
kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.
Daftar Pustaka
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu
untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX
untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
1. Saiful nafas
2. M.Nanda
3.T akbar ramadhan
4. Ikhwan Jamil
5. M.Kausar
6. Mahdalil Ikram
7. Birrul Walidain
8. Farabi Aulia
9. M.Alif Akbar
10. Fauzan Marzatilah
11. Muklisun

Tidak datang M.Syairadhi DBD S