ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PABRIK ROTI BA

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PABRIK ROTI
BARU PADA PT. MANDIRI BERLIMA
Lusiana Ratnasari Dan Tomy Gurtama Soemapradja
Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat, (021) 53696969,
uciuciiuciii@ymail.com

ABSTRAK
PT. Mandiri Berlima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan makanan yaitu roti. Tujuan Penelitian
ialah menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis dan menstandarisasi aspek-aspek yang berkaitan dengan
kelayakan pembukaan pabrik baru PT. Mandiri Berlima. Analisis kelayakan diperlukan untuk menilai layak atau
tidaknya pembukaan pabrik baru dilakukan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan. Penelitian ini juga dibatasi
hanya pada aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek teknis dan operasional, aspek pasar dan pemasaran,
aspek ekonomi dan sosial, aspek politik, aspek lingkungan industri, dan aspek dampak lingkungan hidup (AMDAL)
dan aspek keuangan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis skenario pesimis untuk aspek keuangan.
Berdasarkan hasil pada aspek keuangan, ditemukan hasil bahwa pembukaan pabrik telah layak dilihat dari NPV,
IRR, PI, PP dan BEP. Aspek lain dianalisis berdasarkan data-data PT. Mandiri Berlima sebelumnya melalui
wawancara. Simpulan pada aspek keuangan menunjukan hasil NPV untuk pembukaan pabrik baru adalah Rp
8,764,525,106.84, IRR untuk pembukaan pabrik baru adalah 70%, PI untuk pembukaan pabrik baru adalah 6.87
dan PP dalam pembukaan pabrik baru adalah 2 tahun 7 bulan. (LR)
Kata Kunci: studi kelayakan, NPV, IRR, PI, PP, BEP


PENDAHULUAN
Tingginya permintaan masyarakat akan bahan pangan memang tidak akan pernah menurun. Hal ini memang
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow yang dikutip dari Robbins (2006:167) dimana
kebutuhan utama manusia yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis meliputi sandang atau pakaian, papan atau
tempat tinggal dan pangan atau makanan. Melihat keadaan tersebut, maka dapat dipastikan perkembangan industri
pangan pun akan selalu meningkat. Fakta membuktikan dari hasil observasi yang dilakukan dengan media internet
pada bisnis keuangan kompas, ditemukan bukti bahwa ternyata memang industri pangan terus tumbuh walaupun
keadaan krisis ekonomi sedang melanda Indonesia. Bahkan peningkatan bisnis roti diprediksi dapat mencapai 10
hingga 11% pada tahun 2013.
Terdapat bermacam-macam jenis produk pemenuhan kebutuhan pangan. Di Indonesia sendiri, produk
pemenuhan kebutuhan pangan adalah beras yang selanjutnya diolah menjadi nasi. Namun, pada kenyataannya,
selain beras, ternyata produk roti menjadi pilihan kedua setelah nasi, dimana menurut data Asosiasi Pengusaha
Bakery Indonesia (APEBI) peningkatan nilai pasar roti dan kue di Indonesia tahun 2012 mencapai Rp 31 triliun. Hal
ini menunjukkan bahwa ternyata roti telah menjadi produk substitusi dari beras yang peminatnya sangat tinggi di
Indonesia.
Melihat tingginya peminatan akan produk roti di Indonesia, maka banyak pihak-pihak yang memanfaatkan
peluang tersebut dengan membuka bisnis pemenuhan kebutuhan pangan berbentuk roti.

Salah satu perusahaan yang saat ini memproduksi roti adalah PT Mandiri Berlima. Beralamat pusat di Jl. AMD
X RT 02 RW 01 No 75 D Petukangan Utara, Pesangrahan Jakarta Selatan, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun

2007 ini telah mendistribusikan produk roti mereka ke beberapa distributor, terutama di kota Jakarta. Sejalan dengan
perkembangan peminat produk yang sangat tinggi, maka perusahaan berminat untuk membuka pabrik baru di daerah
Parung. Namun, permasalahan utama yang melanda PT Mandiri Berlima adalah belum diketahui apakah
pembangunan pabrik tersebut akan menguntungkan.
Penelitian ini akan lebih fokus untuk membahas masalah kelayakan cabang baru yang akan didirikan oleh PT
Mandiri Berlima. Dengan menganalisis layak atau tidaknya pabrik baru yang akan didirikan, perusahaan dapat
meminimalisir kerugian yang terjadi dalam membuka pabrik baru. Bapak Ratnadi selaku Direktur Produksi PT
Mandiri Berlima menjelaskan bahwa pembangunan pabrik baru yang akan dilakukan berada di daerah Parung kota
Bogor. Alasan daerah itu dipilih adalah karena adanya investasi tanah di daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, identifikasi masalah yang ada yaitu :
1.

Bagaimana kelayakan pembangunan pabrik baru ini dari aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek
teknis dan operasional, aspek pasar dan pemasaran, aspek ekonomi dan sosial, aspek politik, aspek
lingkungan industri, dan aspek dampak lingkungan hidup (AMDAL)?

2.

Berdasarkan aspek keuangan bagaimana dengan kelayakan investasi usaha apabila dilihat dari Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) dan Break

Even Point (BEP)?

Dalam penelitian ini, kerangka landasan pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Landasan Pemikiran

METODE PENELITIAN
Penetapan kriteria optimasi
Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pembukaan pabrik baru PT. Mandiri
Berlima dapat dikatakan layak atau tidaknya dengan melihat beberapa kriteria yang ada pada masing-masing aspek,
yaitu adalah dengan melakukan penghitungan terhadap aspek keuangan, seperti ditafsirkan kedalam Tabel 1 Kriteria
Aspek Keuangan.

Tabel 1. Kriteria Kelayakan Aspek Keuangan

Sumber: pengolahan data 2014.

Pengembangan Alternatif Solusi
Selain aspek keuangan, terdapat beberapa aspek lain yang menjadi kriteria dalam alternatif pengambilan
solusi dalam menganalisis kelayakan pembukaan pabrik baru yang dilakukan oleh PT. Mandiri Berlima, antara lain

dengan melihat beberapa kriteria yang terdapat pada masing-masing aspek seperti dijelaskan pada Table 2 diberikut:

Tabel 2. Kriteria Alternatif Solusi

Sumber: pengolahan data 2014.

Rancangan Implikasi Solusi Terpilih
Setelah semua data dapat terkumpul maka tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.

Analisa kelayakan aspek studi kelayakan bisnis.
• Menganalisa kelayakan aspek hukum
• Menganalisa kelayakan aspek manajemen dan sumber daya manusia
• Menganalisa kelayakan aspek teknis dan operasional.
• Menganalisa kelayakan aspek pasar dan pemasaran.
• Menganalisa kelayakan aspek politik
• Menganalisa kelayakan aspek ekonomi dan sosial

• Menganalisa kelayakan aspek lingkungan industri.
• Menganalisa kelayakan aspek dampak lingkungan hidup (AMDAL).

• Menganalisa kelayakan aspek keuangan.
2.

Setelah semua data analisa terkumpul, maka setiap aspek tersebut akan dapat disimpulkan sebagai
bahan pertimbangan kelayakan pembukaan pabrik baru PT. Mandiri Berlima.

3.

Setelah semua data dan hasil analis aspek-aspek telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan syarat
kriteria-kriteria yang layak. Maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadapa hasil
analisis bisnis tersebut. Dari hasil studi kelayakan bisnis pembukaan pabrik baru yang dilakukan oleh
PT. Mandiri Berlima akan diketahui investasi yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut, layak atau
tidak layak serta apakah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka waktu panjang atau
tidak.

Teknik Pengumpulan Data
Data-data dikumpulkan menggunakan dua metode, yaitu dengan metode penelitian lapangan dan dengan
metode penelitian kepustakaan.
1.


Penelitian lapangan
Dalam penelitian lapangan dilakukan dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat yang menjadi
obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

2.

Observasi/pengamatan
Observasi/ pengamatan merupakan pengamatan secara langsung terhadap berbagai masalah yang berkaitan
dengan obyek yang diteliti, antara lain pengamatan secara langsung dengan mendatangi perusahaan yang
sejenis, seta mengamati saluran distribusinya.

3.

Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan
(literaure) dan berbagai jenis sumber data lainnya yang bersifat teoritis, yang faktual serta berhubungan
dengan masalah yang teliti. Sumber dari penelitian kepustakaan ini bukan hanya berasal dari media
internet. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori
sebagai titik tolak pembahasan.


HASIL DAN BAHASAN

Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek Hukum
Pada aspek Hukum ini PT. Mandiri Berlima telah memiliki legalitas dari instansi terkait guna sebagai dasar
kelayakan usaha pembukaan pabrik baru.

Aspek Manajemen Dan SDM
Dalam perencanaan pembukaan pabrik baru diperlukannya suatu perencanaan yang matang, terutama dari
aspek manajemen dan SDM yang matang, guna untuk kepentingan pendirian pabrik baru ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh PT. Mandiri Berlima. Untuk penempatan sumber daya manusia di pabrik baru yang akan
dibangun ini, dibutuhkan sumber daya untuk dapat mengisi posisi yang ada, dan berikut ini akan di gambarkan pada
tabel mengenai posisi-posisi yang harus diisi pada pabrik baru PT. Mandiri Berlima:

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Pabrik Baru

Kepala Cabang

Adm. Keuangan


Adm. Umum I

Adm. Umum II

Group I

Group II

Group I

Grup II

Pembungkus Roti

Pembungkus Roti

Pembuat Roti

Pembuat Roti


Sumber Data: Hasil Pengolahan Data

Rencana Penerimaan Tenaga Kerja Dan Tingkat Gaji SDM
Berikut ini merupakan daftar gaji yang akan diberikan oleh PT. Mandiri Berlima kepada seluruh karyawan di
pabrik baru serta informasi upah minimum kabupaten Bogor (UMK) 2014 provinsi jawa Barat melalui Surat
Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.1636-Bangsos/2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Perkiraan Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja
Jabatan

Jumlah

Gaji per Bulan

UMK

Kepala Cabang

1


Rp. 4.000.000

Rp. 2.242.240

Adm. Keuangan

1

Rp. 3.500.000

Rp. 2.242.240

Adm. Umum I

1

Rp. 3.500.000

Rp. 2.242.240


Adm. Umum II

1

Rp. 3.500.000

Rp. 2.242.240

Pembuat roti grup I

15

Rp. 2.300.000

Rp. 2.242.240

Pembuat roti gup II

15

Rp. 2.300.000

Rp. 2.242.240

Pembungkus roti grup I

15

Rp. 1.500.000

Rp. 2.242.240

Pembungkus roti grup II

15

Rp. 1.500.000

Rp. 2.242.240

Sumber: Pengolahan data dan Republika 2014

Aspek Teknis dan Operasional
Dalam rencana pembukaan pabrik roti baru ini, proses pembuatan roti dan kue tersebut memiliki beberapa
proses terlebih dahulu sebelum bisa dikonsumsi oleh konsumen, berikut adalah mekanisme kerja dalam
memproduksi roti yang telah dilakukan oleh PT. Mandiri Berlima:

Gambar 3. Mekanisme Proses Produksi Roti

Peracikan
Komposisi
Adonan

Persiapan Bahan
Baku
(1)

Pengadukan
Adonan
(3)

(2)

Proses
Pendinginan Roti

Proses
Pembakaran Roti

(6)

(5)

Penimbangan,
Pengembangan
Adonan dan
Pemasukan Isian
roti
(4)

Proses Poles roti

Pengemasan
Produk

Produk Gagal /
Dibawah Standart

(7)
(8)

(9)

Siap Untuk
Dijual
(10)

Mesin dan Peralatan merupakan hal yang penting guna menunjang proses operasional perusahaan dalam pembuatan
produk roti dan kue dan berikut akan dijelaskan mesin, peralatan, karyawan dan waktu yang di butuhkan oleh
perusahaan guna menjalankan proses produksi dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Mesin dan Peralatan Operasional
Proses
Persiapan bahan baku

Mesin

Peralatan
-

-

Karyawan

Waktu

3

5

Peracikan komposisi

-

adonan

- Timbangan

2

10

2

10

11

35

-

2

40

-

2

15

7

10

15

15

- SendokTakar
- Ember
- Gayung

Pengadukan adonan

- Mixer

-

Penimbangan,

- Mesin Isian

- Timbangan

Pengembangan Adonan

Roti

- Loyang

dan pemasukan isian roti

- Botol Isian
- Baskom
-Rak Roti

Proses pembakaran roti

-Oven

Proses pendinginan roti

-

Proses poles roti

-

-Kuas Roti
-Ember

Pengemasan produk

-Mesin

-Box Roti

Pengemas
Roti
Siap untuk dijual

10.000 pcs/ 2 jam 20 menit = 140 menit
Sumber: Pengolahan data, 2014

Aspek Pasar dan Pemasaran
Pembahasan dalam aspek ini akan mengkaji data penjualan perusahaan yang akan digunakan sebagai data
untuk meramalkan penjualan pabrik roti parung bogor setiap tahunnya, Berikut ini dijelaskan pada mengenai analisis
penjualan pada tabel 4.2 Analisis Penjualan Tahun 2008-2013, sebagai berikut:

Tabel 5 Analisis Penjualan Tahun 2008-2013
Tahun

Y

X

X2

XY

2008

11,282,000

-3

9

(33,846,000)

2009

18,323,165

-2

4

(36,646,330)

2010

19,185,981

-1

1

(19,185,981)

2011

20,009,745

1

1

20,009,745

2012

21,625,175

2

4

43,250,350

2013

16,045,225

3

9

48,135,675

Total

106,471,291

0

28

21,717,459

Sumber: Pengolahan data, 2014

Perhitungan peramalan kenaikan penjualan tahun 2015-2024, adalah:
a=
a = 106,471,291/ 6

b = 21,717,459/ 10

a = 17,745,215

b = 2,171,746

Jadi persamaan regresinya, adalah :
Y = a + bx
Y = 17,745,215 + 2,171,746x
Berikut hasil dari analisis penjualan sepuluh tahun (10) mendatang pada tabel 4.3 Perkiraan Penjualan, sebagai
berikut:

Tabel 6 Perkiraan Penjualan
Tahun

Perkiraan Penjualan

2015

26,432,199

2016

28,603,945

2017

30,775,691

2018

32,947,437

2019

35,119,183

2020

37,290,929

2021

39,462,675

2022

41,634,421

2023

43,806,167

2024

45,977,913

Sumber: Pengolahan data, 2014

Selanjutnya, agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat.
Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan
marketing mix Secara keseluruhan, pembukaan pabrik roti yang akan dijalankan oleh PT. Mandiri Berlima
mayoritas lebih unggul dibanding pesaing sejenis.

Aspek Politik
Aspek politik merupakan aspek yang tidak memberikan pengaruh yang cukup besar karena pengaruh dalam
stabilitas politik tidak akan memberikan dampak negatif dalam pembukaan pabrik roti baru ini maupun
kelangsungan usaha

4.2.6. Aspek Ekonomi Dan Sosial

Terdapat beberapa aspek dari luar (external) yang juga dapat mempengaruhi perkembangan bisnis dari PT.
Mandiri Berlima ini, yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial, dimana kedua aspek ini secara tidak langsung dapat
memberikan dampak ptoitif yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas dengan timbulnya investasi ini dan berikut
akan diuraikan setiap aspek tersebut:

Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri merupakan aspek yang memiliki peranan penting dalam menganalisis ancaman
yang mungkin terjadi dan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha PT. Mandiri Berima. Dan berikut analisis lima
kekuatan porter yang perlu diperhatikan perusahaan:

Tabel 7. Analisis Kekuatan Porter
Jenis Kekuatan Dalam Persaingan

Hasil Analisis

Ancaman Produk Pengganti

Kuat

Ancaman Persaingan

Kuat

Ancaman Pesaing Baru

Kuat

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kuat

Kekuatan Tawar menawar Pemasok

Kuat

Sumber: Pengolahan data, 2014

4.2.8. Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Aspek Dampak lingkungan hidup merupakan aspek yang cukup penting untuk diperhatikan karena apabila
pabrik baru PT. Mandiri Berlima di bangun tentunya akan berdampak terhadap lingkungan baik itu dampak positif
ataupun dampak negatif.

1.

PT. Mandiri Berlima tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pencemaran air disekitar pabrik karena
dalam pembuatan roti, PT Mandiri Berlima tidak mengunakan zat kimia berbahaya yang mempengaruhi
perubahan air di lingkungan sekitar.

2.

Dalam memperhatikan lingkungan hidup terhadap udara PT. Mandiri Berlima sangat memperhatikan proses
operasionalnya dalam hal pembakaran roti dan kue nya dengan cara membuat cerobong asap dalam upaya
menetralisir kepulan asap dari hasil pembakarannya dan asap yang ditimbulkan dari pembakaran roti
merupakan asap yang tidak berbau.

Aspek Keuangan
Sumber dana
Dalam pembukaan pabrik baru ini, seluruh modal bisnis dikeluarkan oleh pihak perusahaan tanpa adanya
pinjaman dari pihak bank ataupun pihak investor. Menurut wawancara kepada pihak perusahaan, dijelaskan bahwa
pihak PT Mandiri Berlima menginginkan tingkat pengembalian sebesar 20% dari pembuatan pabrik roti ini. Melihat

dari sumber dana tersebut, maka tidak dibutuhkan metode WACC untuk mengukur tingkat suku bunga yang
dibutuhkan.

Skenario Pesimis
Alasan penggunaan skenario pesimis dikarenakan dalam pemodalan pembukaan pabrik rot ini, sumber dana
hanya berasal dari 1 pihak. dengan resiko bisnis yang besar, maka skenario pesimis merupakan skenario yang paling
tepat untuk diterapkan pada pembukaan bisnis ini. Untuk skenario pesimis, dilihat dari data historis penjualan roti
sebagai berikut:

Tabel 8 Data Historis Pertumbuhan Penjualan
Tahun

Pendapatan

Pertumbuhan

2008

11,282,000

-

2009

18,323,165

38%

2010

19,185,981

4,49%

2011

20,009,745

4,29%

2012

21,625,175

7,47%

Sumber: Pengolahan data, 2014

Angka terendah ini digunakan sebagai dasar pengembangan penjualan dikarenakan perusahaan menginginkan
perhitungan terburuk. Selanjutnya, perusahaan menjelaskan bahwa keseluruhan produk memiliki harga yang sama
yaitu Rp 600,00 dan selama 10 tahun terakhir tidak pernah ditingkatkan, begitu pula selanjutnya, pada 10 tahun ke
depan, perusahaan tidak merencanakan untuk menaikkan harga dimana peningkatan produksi akan ditingkatkan
setiap tahun sebesar 4.29%, dimana produksi yang dihasilkan setiap tahun terdapat 9 jenis produk dengan jumlah
produksi roti perproduknya adalah 2,000,000 dengan tingkat kecacatan produksi sebesar 0.2% dan dengan
pertimbangan tersebut, penghitungan pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 9 Pendapatan Seluruh Produk
Tahun

jumlah Produksi

Pendapatan

2015

17,964,000

10,778,400,000

2016

18,734,656

11,240,793,360

2017

19,538,372

11,723,023,395

2018

20,376,568

12,225,941,099

2019

21,250,723

12,750,433,972

2020

22,162,379

13,297,427,589

2021

23,113,145

13,867,887,233

2022

24,104,699

14,462,819,595

2023

25,138,791

15,083,274,556

2024

26,217,245

15,730,347,034

Sumber: Pengolahan data, 2014

Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value menghitung selisih antara modal investasi sekarang dengan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun Terminal Cash Flow) dimasa yang akan datang.
Penghitungan menggunakan formula di Microsoft Excel yaitu “=NPV(rate,values_t1_to_t10)+value_t0”, pada
rencana pembukaan pabrik baru Mandiri Bakery ditemukan nilai Net Present Value adalah sebesar Rp Rp
8,764,525,106.84. Dikarenakan nilai Net Present Value Rp 8,764,525,106.84 > 0 yang menunjukkan hasil positif,
maka dinyatakan bahwa investasi pembukaan pabrik baru dinyatakan telah layak berdasarkan penghitungan Net
Present Value menggunakan program Microsoft Excel.
Selanjutnya, perhitungan Net Present Value juga dapat dilakukan menggunakan rumus, yaitu:

Keterangan:
Cf = Cash Flow
t = Year
K = Discount rate
n = Analytic Horizon (in years)
I0 = Investasi
hasil formulasi perhitungan dengan menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut:
NPV = 13,317,853,106.84 - 4,553,328,000 = 8,764,525,106.84

Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Returns menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat
bunga relevan (tingkat keuntungan yang di isyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil
dikatakan merugikan. Kriteria yang layak dari Internal Rate of Returns yaitu sebesar 22.28% (7.28% tingkat inflasi
dan 15% tingkat suku bunga). Hasil penghitungan Internal Rate of Returns dari arus kas bersih di atas, ditemukan
nilai Internal Rate of Returns sebesar 70%. Maka 70% > 22.28% sehingga perhitungan dapat dinyatakan layak
sesuai kriteria kelayakan bisnis

Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan
nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, tapi apabila kurang dari 1
dikatakan merugikan. Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan microsoft excel 2007, ditemukan hasil

penghitungan profitability index pembukaan pabrik baru yang akan dijalankan oleh PT. Mandiri Berlima adalah
senilai 6,87. Dikarenakan nilai PI (6,87) > 1, maka pembukaan pabrik baru dinyatakan telah layak berdasarkan
penghitungan Profitability Index.

Payback Period (PP)
Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi pembukaan pabrik baru dapat kembali,
maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Maka Payback Period dalam pembukaan bisnis pabrik baru yang
akan dijalankan oleh PT Mandiri Berlima adalah 2 tahun 7 bulan < 10 tahun, maka dari penghitunan payback
period, pembukaan bisnis pabrik roti telah layak.

Break Even Point Mix (BEP)
Titik impas atau break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi atau impas (penghasilan = total biaya). bahwa untuk mencapai titik impas atau break
even point, maka untuk mencapai titik impas (TR=TC), maka perusahaan perlu menjual sejumlah 44,945,31 unit
perbula untuk seluruh jenis roti.

KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai aspek yang telah diperoleh pada bab sebelumnya, maka simpulan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Dari aspek hukum, pembukaan pabrik baru PT Mandiri Berlima telah layak karena telah memenuhi semua
persyaratan legal yang sah akan tetapi surat izin mendirikan bangunan (IMB) sedang dalam proses
pembuatan oleh instansi terkait yang di proses secara langsung oleh pihak pembuat pembangun pabrik.
Dari aspek manajemen dan Sumber Daya Manusia, pembukaan pabrik roti sudah layak karena kuantitas
sumber daya manusia yang dibutuhkan sudah mencukup kebutuhan operasional. Dari aspek teknis dan
operasional pembukaan pabrik baru telah layak karena seluruh kegiatan telah memenuhi harapan unit
produksi yang ingin dicapai setiap tahunnya, dan dari segi peletakan, sudah sesuai dengan dasar efisiensi
waktu. Dari aspek pasar dan pemasaran, pembukaan pabrik baru telah layak karena telah memiliki
keunggulan pada seluruh aspek bauran pemasaran. Dari aspek ekonomi dan sosial, pembukaan pabrik baru
telah layak karena akan menambah ragam produk dan jasa bagi masyarakat, membuka lapangan pekerjaan
baru dan akan mempengaruhi dalam meningkatkan pendapatan pemerintah baik negara maupun pemerintah
daerah dengan memperoleh pendapatan berupa pajak dari pendapatan penjualan maupun dari pajak lainnya.
Dari aspek politik pembukaan pabrik baru telah layak karena stabilitas politik tidak akan memberikan
dampak yang besar dalam pembukaan pabrik roti maupun kelangsungan usaha perusahaan. Dari aspek
lingkuangan industri, pembukaan pabrik baru telah layak karena secara keseluruhan telah unggul
dibandingkan pesaing. Dan dari aspek AMDAL telah layak karena pembukaan pabrik baru tidak
mencemari lingkungan hidup sekitar.

2.

Untuk menghitung aspek keuangan dengan kelayakan investasi usaha dilihat dari Payback Period (PP), Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) dan Break Even Point (BEP).
Dari aspek keuangan, dilihat dari penghitungan NPV, maka pembukaan pabrik baru yang akan dijalankan
oleh PT Mandiri Berlima telah layak dengan nilai NPV sebesar 8,764,525,106.84, dilihat dari perhitungan
IRR, maka pembukaan pabrik baru yang akan dijalankan oleh PT Mandiri Berlima telah layak dengan nilai
IRR sebesar 70%. dilihat dari perhitungan PI, pembukaan pabrik baru yang akan dijalankan oleh PT
Mandiri Berlima telah layak dengan nilai PI sebesar 6.87. Dilihat dari perhitungan PP, maka pembukaan
pabrik baru yang akan dijalankan oleh PT Mandiri Berlima telah layak dengan jangka waktu PP selama 2
tahun 7 bulan. Dan dilihat dari perhitungan Break Even Point, pembukaan pabrik baru yang akan
dijalankan oleh PT Mandiri Berlima telah layak karena melebihi target penjualan pertahun yang
diharapkan.

5.2 Saran
Berdasarkan data kesimpulan diatas, maka dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut:
1.

Sebaiknya PT. Mandiri Berlima segera merealisasikan rencana pembukaan pabrik roti baru, karena dari
segala segi aspek terutama aspek keuangan yang sudah di jelaskan diatas, menyatakan bahwa rencana ini
layak untuk dijalankan.

2.

Melihat dari upah minimum kabupaten bogor (UMK) 2014 sebesar Rp. 2.242.240 dengan upah yang di
berikan perusahaan kepada karyawan pembungkus roti sebesar Rp. 1500.000 diharpakan perusahaan dapat
menyesuaikan gaji dengan upah minimum yang di tetapkan kabupaten kota bogor (UMK) 2014

3.

PT. Mandiri Berlima diharpakan segera memenuhi kewajiban pada aspek hukum dengan segera
menyelesaikan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sedang dibuat oleh instansi terkait

4.

Untuk perencanaan perusahaan dalam jangka panjang disarankan sebaiknya PT. Mandiri Berlima secara
konsisten memperluas target bisnis dengan membuka pabrik baru di lokasi strategis lainnya selain di
Jakarta

REFERENSI
Ahmad, Kamaruddin. (2004). Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Buku 2. Salemba Empat
Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2008). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Buku 1. Salemba Empat
Fuad, M. H, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus, Y.E.F (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Cetakan Kelima, PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Ricky W. dan Elbert, Ronald J. (2007). Bisnis. Jakarta: Edisi kedelapan. Jilid 1.Penerbit Erlangga, Jakarta
Heizer, Jay & Render, Barry. (2009). Operation Management.8thedition. Pearson Pretince-Hall.
Ibrahim, Yacob. (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Edisi Revisi. PT. Rineka Cipata.
Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Edisi Revisi, Cetakan ke-8, Penerbit Kencana Prenada
Media Group.

Keown, J. Arthur, Scott, Martin dan Petty. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan.
Jakarta: Edisi Kesepuluh. Indeks.
Jeff, Madura. (2007). Pengantar Bisnis. Jakarta: Edisi Keempat. Salemba Empat.
Subagyo, Ahmad. (2008). StudiKelayakanBisnis. Jakarta: Cetakan kedua. PT. Elex Media Komputindo,
KelompokGramedia.
Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Cetakan Kesepuluh. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Lain:
http://bisniskeuangan.kompas.com/
http://m.merdeka.com/profil/indonesia/n/nippon-indosari-corpindo
www.Pajak.go.id
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/11/21/mwmfnw-ini-daftar-nilai-umk-2014-dijawa-barat
Jurnal :
Mulyani, Heni (2008). Keunggulan NPV Sebagai Alat Analisis Kelayakan Investasi. Jurnal Keunggulan NPV. Vol.91.
ISSN 0854-8986,35. Sumber: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91Ags082935.pdf
Jonas Mackevi ius, Vladislav Tomaševi . 2010. Evaluation of Investment Projects in Case of Conflict between the
Internal Rate of Ret Return and the Net Present Value Metethods. ISSN 1392-1258. ekonomika 2010 Vol. 89(4)
Tze San Ong. Net Present Value and Payback Period for Building Integrated Photovoltaic Projects in Malaysia.
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences February 2013, Vol. 3, No. 2 ISSN:
2222-6990
Mohammed B. Ndaliman and Katsina C. Bala. 2007. Practical Limitations of Break-Even Theory. Department of
Mechanical Engineering, Federal University of Technology. Minna, Nigeria. AU J.T. 11(1): 58-61 (Jul. 2007)
Tomonari Shinoda. 2010. Capital Budgeting Management Practices in Japan. Econ. J. of Hokkaido Univ., Vol. 39
(2010), pp. 39 – 50
smail Bakan & nci Fatma Do. Competitiveness Of The Industries Based On The Porter's Diamond Model: An
Empirical Study. www.arpapress.com/Volumes/Vol11Issue3/IJRRAS_11_3_10.pdf. June 2012

RIWAYAT PENULIS
Nama
Tempat/ Tgl. Lahir
Pendidikan

: Lusiana Ratnasari
: Jakarta 28 September 1992
: S1, Binus University, School of Business Management, fokus
Pada Entrepreneur