Peningkatan Militer Tiongkok Terhadap St

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kawasan Asia Timur dikenal sebagai kawasan yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, terutama sebelum terjadinya krisis moneter yang melanda kawasan
ini, sehingga beberapa negara yang berada dalam kawasan Asia Timur ini disebut juga
sebagai The New Industrialized Countries (NIE's). Akan tetapi walaupun kawasan ini
sempat dilanda krisis moneter yang bergulir menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan, kembali bangkit dan mengalami pertumbuhan ekonominya. Pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan derasnya arus perdagangan di negara-negara kawasan Asia
Timur seperti; Jepang, Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan. Ternyata negara-negara
tersebut memiliki tingkat kerawanan dalam hubungannya satu sama lain, yang berupa
masalah sengketa teritorial, ketegangan akibat konflik warisan sejarah masa lalu seperti
perang Dunia ke-2 dan Perang Korea, serta ketegangan yang diakibatkan oleh kecurigaan
dalam

peningkatan

kapabilitas

militer


dari

masing-masing

negara

tersebut.

1

Tiongkok merupakan salah satu negara yang mempunyai kemungkinan menjadi
kekuatan utama (major power) dan merupakan negara yang mempunyai ambisi besar
untuk menjadi kekuatan dunia (world power). Mao Zedong, melalui formulasi teori tiga
dunia (Sange Shijie), bercita-cita menjadikan Tiongkok sebagai kekuatan dan pemimpin
negara-negara yang sedang berkembang di dunia ketiga (disan Shijie). Dengan dasar itu
Tiongkok kemudian meningkatkan kekuatan militernya untuk mendukung ambisinya.2
Bangkitnya kekuatan Tiongkok dalam bidang pertahanan dan militer tentunya
merupakan bagian dari progres Tiongkok yang bersifat jangka panjang demi mencapai
keamanan dan kekuasaan yang menjadi kepentingan nasional Tiongkok secara khusus.

Hal ini tentunya dipengaruhi oleh potensi konflik secara regional yang ada di Asia Timur.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1!Bary Buzan, Ole Weaver, and Jaap De Wilde, Security: A New Frameworl fo Analysis, 1998.
2

Rizal Sukma, “Transformasi Peranan Strategis RRC menuju Skenario Dominant Power” (Analisis CSIS,
XX, No. 3, Mei-Juni 1991), hal 252-253.
!

!

1!

1.2. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah poin utama rumusan masalah untuk membantu penyusunan
makalah ini supaya penulisan makalah ini menjadi lebih terstruktur. Yaitu: Apa tujuan
dan alasan yang mendasari Tiongkok untuk melakukan pengembangan militer? Dan
bagaimanakah dampak pengembangan militer Tiongkok terhadap stabilitas keamanan di
Asia Timur?


1.3. Tujuan Pembahasan
Paper ini dibuat dengan tujuan untuk mengantarkan pemahaman lebih lanjut
mengenai tujuan yang mendasari Tiongkok untuk melakukan pengembangan militer dan
bagaimana dampak pengembangan militer tiongkok terhadap stabilitas keamanan di Asia
Timur.
Dan diharapkan melalui paper ini, pembaca dapat menambah pengetahuan tentang
militer tiongkok.

!

2!

BAB II
PEMBAHASAN
Lalu untuk membahas dampak dari pengembangan militer Tiongkok di kawasan
Asia Timur saya akan menggunakan Teori Security Dilemma. Security Dilemma dapat
didefinisikan sebagai suatu fenomena aksi dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan
suatu negara untuk meningkatkan keamanannya akan berakibat atau dianggap
melemahkan keamanan negara lainnya.3 Sebaliknya reaksi dari negara terakhir terhadap
tindakan negara pertama tersebut akan direspon dengan cara yang sama oleh negara

pertama tadi, dan seterusnya. Sehingga masing-masing negara akan mengeluarkan
anggaran belanja pertahanan yang terus makin membesar dan ini berarti bahwa mereka
tidak semakin aman, tetapi justru semakin mendekati ambang perang yang semakin
berbahaya.

4

Ketika

suatu

negara

berusaha

untuk

meningkatkan

kemampuan


pertahanannya melalui pembangunan kekuatan persenjataan, maka akan terjadi suatu
keadaan dimana kadang–kadang tindakan negara tersebut, setidaknya dipandang oleh
negara-negara lain, membangun kekuatan persenjataannya melebihi yang diperlukannya
untuk sekedar keperluan pertahanan, bahkan sampai pada titik memiliki kekuatan ofensif.
Dipandang terlalu sedikit karena apa yang dilakukan oleh negara pertama tersebut akan
direspon oleh negara-negara lain dengan cara meningkatkan persenjataan mereka pula
sehingga pada akhirnya justru akan mengurangi keamanan negara pertama tersebut.5
Selanjutnya, karena negara pertama akan merasa keamanannya terganggu oleh
pembangunan kekuatan negara-negara lain tersebut, maka ia akan kembali meningkatkan
pembangunan kekuatannya. Begitulah seterusnya, sehingga proses aksi dan rekasi ini
akan terus berlangsung membentuk suatu lingkaran yang tidak ada ujungnya.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
3

Robert Jervis, “Cooperation Under the Security Dilemma” dalam Richard K. Betts, Conflict After the
Cold Arguments on Cause of War and Peace. Mac Millan Publishing Company, New York, 1994, hal. 315.
4


Amien Rais, Politik Internasional Dewasa Ini, Usana, Surabaya, 1989, hal 69-70.

5

Richard Little and Michael Smith, “Perspective on World Politics“, Routledge; 3 edition, December 14,
2005, hal. 11

!

3!

2.1. Tujuan Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok di Kawasan Asia Timur
Ada alasan mengapa Tiongkok melakukan peningkatan kekuatan militer di
kawasan Asia Timur. Perlu diketahui bahwa pemerintah Tiongkok meningkatkan
anggaran pertahanan militer sebesar 11,2% untuk tahun 2012 sehingga melewati US$100
miliar untuk pertama kalinya. Dalam dua dekade belakangan, anggaran pertahanan
militer Tiongkok meningkat setiap tahun dan merupakan yang terbesar kedua di dunia,
setelah Amerika Serikat. Kenaikan anggaran tersebut diumumkan oleh juru bicara
parlemen Kongres Rakyat Tiongkok, Li Zhao Xing, kepada para wartawan. “Tiongkok
memiliki komitmen untuk jalur pembangunan perdamaian dan mengikuti kebijakan

pertahanan nasional dengan pertahanan sebagai cirinya. Tiongkok memiliki 1,3 miliar
warga, kawasan yang luas dan garis pantai yang panjang, namun anggaran pertahanan
kami relatif lebih rendah dibanding negara-negara besar lain”. Berdasarkan proporsi
GDP, anggaran pertahanan Tiongkok memang lebih rendah dibanding Amerika Serikat
dan Inggris, namun para pengamat pertahanan menduga anggaran yang sebenarnya bisa
jadi dua kali lebih tinggi dari angka resmi yang diumumkan.6
Tidak hanya berhenti sampai disana kemudian Tiongkok juga melakukan
pengembangan teknologi militer terbaru seperti pengembangan sejumlah kapal perang,
pesawat dan misil balistik. Kapal selam terbaru yang dikembangkan oleh Tiongkok
adalah kapal perang Type 052D yang memiliki 64 rudal yang siap ditembakkan dalam
serangan udara, serangan laut dan serangan darat. Tiongkok juga disebut memiliki
kekuatan militer perairan terbesar di kawasan Asia dengan sekitar 50 kapal perang, 50
kapal amfibi, 1 kapal induk dan sekitar 85 kapal peluncur yang disertai dengan misil.7
Selain itu juga Tiongkok telah melakukan peluncuran kapal induk Liaoning yang
memungkinkan sebagai landasan pacu bagi pesawat-pesawat militer Tiongkok yang akan
diterbangkan atau didaratkan kembali dalam sebuah operasi militer di tengah lautan
lepas. Kapal induk Liaoning ini dapat memuat sekitar 50 pesawat terbang dan helikopter
sekaligus, memiliki panjang sekitar 300 meter, kecepatan sekitar 32 knot dan dilengkapi
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
6


Anggaran pertahanan Cina melewati US$100 Milliar, dalam
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml Diakses pada 5 Januari 2016
7

Michael Richardson, Japan Times, ‘New Ships Give China's Navy A Stronger Punch’, dalam
http://www.japantimes.co.jp/text/eo20120912mr.html, Diakses pada 5 Januari 2016

!

4!

dengan misil dan rocket launcher.8 Tiongkok memiliki pesawat jet-fighter diantaraya
adalah pesawat jet fighter J-15, J-16, J-20 dan J-31 yang dilengkapi dengan misil udara
jarak dekat dan jarak jauh. Kemudian Tiongkok juga terus melakukan pengembangan uji
coba rudal balistik, yang terbaru adalah rudal balistik Dongfeng-41 yang memiliki daya
jangkau sejauh 14,000 km yang kemungkinan dilengkapi dengan nuclear warheads.9
Mengapa Tiongkok meningkatkan kemampuan militernya? Apa alasan dan juga
tujuan dibalik peningkatan militer Tiongkok? Dalam hal ini, alasan serta tujuan Tiongkok
dalam mengembangkan kekuatan militer dilakukan untuk melindungi kepentingan

nasionalnya atau hanya untuk menjaga superioritas suatu negara semata, bukan untuk
menghadapi musuh tertentu, sehingga Tiongkok mengembangkan kemampuan
operasional militer untuk mencegah perang lokal.10
2.2. Alasan Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok di Kawasan Asia Timur
Kemudian alasan utama peningkatan kekuatan militer Tiongkok di Kawasan Asia
Timur adalah untuk melindungi kepentingan nasionalnya. Suatu pandangan mengenai
konsep kepentingan nasional dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau mengatakan
bahwa:“Kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu apa saja
yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian negara terhadap negara lain.
Interaksi antar negara ini bisa diciptakan melalui teknik paksaan ataupun melalui teknik
kerjasama.”11
Dari pandangan diatas, terlihat bahwa mengartikan kepentingan nasional sama
dengan kekuasaan, dimana setiap negara akan selalu mempertahankan kekuasaan tersebut
dengan cara atau teknik apapun dalam hubungannya dengan negara lain. Konsep yang
dikemukakan diatas cenderung menyamakan arti kekuatan nasional dengan kekuatan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
8

BBC
News,

‘China Lands J-15 Jet On Liaoning Aircraft
http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-20483716,diakses pada 5 Januari 2016

Carrier’,

dalam

9

The Times Of India, dalam http://articles.timesofindia.indiatimes.com/2012-08-28/china/33449060_1_testfires-ballistic-missile-agni-v , diakses pada 5 Januari 2016
10

!M. Taylor Pravel, “China’s Search For Military Power”, The Washington Quarterly , 31:3 pp. 125–141,
The Center for Strategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology, (The
Washington Quarterly : Summer 2008), Hal 126
11!Hans

!

J. Morgenthau, Politik Antar Bangsa, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1990. hal. 244


5!

militer suatu negara yang dipahami dari segi kuantitas dan kualitas personil serta
persenjataan mereka. Kemudian kekuatan militer yang dibentuk dan dikembangkan oleh
suatu negara bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan kemanan nasional serta
kepentingan strategis yang lebih luas di tingkat regional maupun tingkat global. Kualitas
dan kuantitas militer suatu negara akan menjadi faktor deterrence terhadap negara lain,
reaksi dari ancaman negara lain, ataupun sebagai upaya hegemoni.12
Jika sebuah negara memandang keamananan sebagai objek utama kebijakan luar
negerinya, berarti negara tersebut sangat memperhatikan keamanan nasionalnya dan
keamanan negara-negara lain di dunia. Kebijakan keamanan nasional sangat erat
kaitannya dengan politik luar negeri. Tujuan utama politik luar negeri adalah
mempertahankan kelangsungan hidup bangsanya dan mempertahankan kepentingan
nasionalnya. Keamanan nasional sangat erat kaitannnya dengan keamanan regional.
Apabila keamanan nasional terganggu maka otomatis keamanan regional juga akan
terancam dan begitu pula sebaliknya.13
2.3. Dampak Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok di Kawasan Asia Timur
Menurut

Samuel

Hutington

dampak

dari

kebijakan

Tiongkok

dalam

meningkatkan kekuatan militernya mampu menjadi pemicu munculnya perlombaan
senjata di kawasan Asia Timur. berikut adalah analisa dari Samuel Hutington sebagai
respon kebijakan Tiongkok tersebut.
“Centraly important to the countering western military capabilities is the
suistained expansion of China military power and it means to create military power.
Buoyed by spectaculer economic development, China is rapidly incresing its military
spending and vigorously moving forward with the modernization of its armed forces. It is
purchasing weapons from the former Soviet states it is developing power projection
capabilities, acquiring aerial refueling technology, and trying to purchase an aircraft
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
12

!Ibid.!

13

!Paul R.Viotti dan Mark Kauppi, International Relations and World Politics: Security Economy and
Identity, Upper Saddle River: Prentice Hall, 1997, hal.18.
!

!

6!

carrier. Its military buuildup and assertion of sovreignity over the South China Sea are
provoking a multilareal arms race in East Asia.”14
Lalu dampak dari peningkatan kekuatan militer Tiongkok di kawasan Asia Timur
sesungguhnya tidak cukup signifikan dalam mempengaruhi konstelasi keamanan di
kawasan tersebut. Meskipun analisa dari Samuel Hutington tersebut juga tidak dapat
sepenuhnya disalahkan. Karena perlombaan senjata tersebut memuncak karena adanya
reaksi negara–negara yang merasa terancam dari upaya modernisasi dan peningkatan
militer Tiongkok. Dampak yang sangat terasa dari kebijakan peningkatan kekuatan
militer tersebut adalah berkelanjutannya rivalitas hubungan antara negara–negara di
kawasan Asia Timur. contohnya adalah antara Jepang dan Tiongkok yang sampai
diistilahkan dengan not warm but not cold either atau “perang dingin asia timur”. Jepang
merasa khawatir atas peningkatan kekuatan militer Tiongkok yang tidak disertai
transparansi tersebut. Kementrian pertahanan Jepang dalam pernyataan resminya
menyerukan Tiongkok memperhatikan kecemasan masyarakat internasional setelah
beijing mengumumkan kenaikann 17,6% anggaran militernya pada tahun 2008.
Kementrian pertahanan akan terus berusaha agar Tiongkok meningkatkan Transparansi
tentang kekuatan militernya dan memperhatikan kecemasan masyarakat internasional.15
Akan tetapi perkembangan ini kemudian menimbulkan suatu sikap saling curiga
terhadap pembangunan militer negara lain dan pada akhirnya mendorong perlombaan
senjata terjadi. Fenomena diatas menunjukkan perlunya suatu konsep keamanan regional
yang stabil dalam suatu kawasan.16

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
14

Andrew K. Hamani, “ Japan Military Blance of Power in Northeast Asia” dalam Judith F. Korensberg
and John R. Faust, “China in World Politics, Policies, Prospects, Process, Lyne Riemer, 2005, hal. 160
15

!Jepang Cemas Atas Peningkatan Anggran Militer China, dalam http://www.merdeka.com/politik/jepangcemas-atas-peningkatan-anggaran-militer-china-3puduaw.html Diakses pada 5 Januari 2016.

!
16

!Daoed Joesoef, Konsep Perdamaian Dalam Sistem Internasional dan Startegi Nasional, Analisis CSIS

No.1, jakarta:1989, Hal 19.
!

!

7!

BAB III
KESIMPULAN
Tiongkok sebagai negara besar di kawasan Asia Timur melakukan peningkatan
kemampuan militernya dengan meningkatkan anggaran militernya sebagai bagian dari
kebijakan pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi dalam negeri Tiongkok.
Bangkitnya kekuatan Tiongkok dalam bidang pertahanan dan militer tentunya merupakan
bagian dari progres Tiongkok yang bersifat jangka panjang demi mencapai keamanan dan
kekuasaan yang menjadi kepentingan nasional Tiongkok secara khusus. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh potensi konflik secara regional yang ada di Asia Timur.
Sementara itu, setiap peningkatan kekuatan militer melebihi negara-negara lain,
secara hampir otomatis akan menjadi sasaran tekanan serta mengandung balasan dari
semua negara anggota konstelasi politik. Artinya setiap peningkatan persenjataan militer
yang dilakukan Tiongkok melebihi negara lain di Asia Timur, akan mendapat kecaman
dan tekanan serta balasan serupa dari negara-negara lain di Asia Timur, seperti: Jepang,
Korea Utara, Korea Selatan atau Taiwan, dan begitu seterusnya.
Dalam hal ini, alasan serta kebijakan Tiongkok dalam mengembangkan kekuatan
militer dilakukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya atau hanya untuk menjaga
superioritas suatu negara semata, bukan untuk menghadapi musuh tertentu, sehingga
Tiongkok mengembangkan kemampuan operasional militer untuk mencegah terjadinya
perang lokal.
Akan tetapi pengembangan militer ini kemudian menimbulkan suatu sikap saling
curiga terhadap pembangunan militer negara lain dan pada akhirnya mendorong
perlombaan senjata sehingga terjadinya security dilemma. Yakni karena negara pertama
akan merasa keamanannya terganggu oleh pembangunan kekuatan negara-negara lain
tersebut, maka ia akan kembali meningkatkan pembangunan kekuatannya. Begitulah
seterusnya, sehingga proses aksi dan rekasi ini akan terus berlangsung membentuk suatu
lingkaran yang tidak ada ujungnya. Fenomena diatas menunjukkan perlunya suatu konsep
keamanan regional yang stabil dalam suatu kawasan.

!

8!

DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Buzan, Bary, Weaver, Ole and De Wilde, Jaap, Security: A New Frameworl fo Analysis, 1998.
Hamani, Andrew K., “Japan Military Blance of Power in Northeast Asia” dalam Judith F. Korensbergand
John R. Faust, “China in World Politics, Policies, Prospects, Process”, Lyne Riemer, 2005.
Joesoef, Daoed, Konsep Perdamaian Dalam Sistem Internasional dan Startegi Nasional, Analisis CSIS
No.1, jakarta: 1989.
Little, Richard and Smith, Michael, “Perspective on World Politics“, Routledge; 3 edition, December 14,
2005.
Morgenthau, Hans J. Politik Antar Bangsa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990.
Rais, Amin, Politik Internasional Dewasa Ini, Usana, Surabaya, 1989.
Sukma, Rizal., “Transformasi Peranan Strategis RRC menuju Skenario Dominant Power”, Analisis CSIS,
XX, No. 3, Mei-Juni 1991.
Viotti, Paul R., dan Kauppi, Mark, International Relations and World Politics: Security Economy and
Identity, Upper Saddle River: Prentice Hall, 1997.

ARTIKEL DAN JURNAL :
Jervis, Robert, “Cooperation Under the Security Dilemma” dalam Richard K. Betts, Conflict After the
Cold Arguments on Cause of War and Peace. Mac Millan Publishing Company, New York, 1994.
Pravel, M. Taylor., “China’s Search For Military Power”, The Washington Quarterly, The Center for
Strategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology, The Washington
Quarterly : Summer 2008.

INTERNET :
Anggaran pertahanan Cina melewati US$100 Milliar, Dalam
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml Diakses pada 5 Januari 2016.
BBC News, ‘China Lands J-15 Jet On Liaoning Aircraft Carrier’, Dalam
http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-20483716,diakses pada 5 Januari 2016.
Jepang Cemas Atas Peningkatan Anggran Militer China, dalam http://www.merdeka.com/politik/jepangcemas-atas-peningkatan-anggaran-militer-china-3puduaw.html Diakses pada 5 Januari 2016.
Michael Richardson, Japan Times, ‘New Ships Give China's Navy A Stronger Punch’, Dalam
http://www.japantimes.co.jp/text/eo20120912mr.html, Diakses pada 5 Januari 2016.
The Times Of India, Dalam http://articles.timesofindia.indiatimes.com/2012-08-28/china/33449060_1_testfires-ballistic-missile-agni-v , diakses pada 5 Januari 2016.

!

9!