TOR PENDAMPINGAN TERNAK.doc

KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN DI KTM KETAPANG NUSANTARA
KAB. ACEH TENGAH PROV. ACEH
TAHUN 2015

DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI R.I

1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN DI KTM KETAPANG NUSANTARA
KAB. ACEH TENGAH PROV. ACEH
TAHUN 2015
Kementerian Negara/

Lembaga

:

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi RI.

Unit Eselon I/II

:

Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi.

:

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi

Hasil (Outcome)


:

Terwujudnya pengembangan ternak sapi
secara terpadu melalui model pengelolaan
mini rach, pemeliharaan intensif oleh
masyarakat,
pengembangan
industri
pengolahan pakan (konsentrat dan HMT)
serta
pengolahan
hasil
ternak
dan
pemasarannya di KTM Ketapang Nusantara
Kab. Aceh Tengah Provinsi Aceh.

Kegiatan


:

Pendampingan
Pengembangan
Usaha
Peternakan di KTM Ketapang Nusantara Kab.
Aceh Tengah Prov. Aceh

Indikator Kinerja Kegiatan

:

Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/
Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan
usaha ekonominya

Keluaran (Output)

:


 Terbentuknya

kelompok ternak sapi
model mini ranch sebagai percontohan.

 Terbentuknya kelompok usaha industri
pakan ternak (konsentrat dan HMT), unit
pengolahan hasil dan pemasaran yang
terintegrasi
dengan
pengembangan
ternak secara keseluruhan.

 Meningkatnya keterampilan masyarakat
dalam usaha budidaya, pembibitan , dan
industri pakan ternak di KTM Ketapang
Nusantara Kab. Aceh Tengah Prov. Aceh.

2




Berkembangnya wirausaha ternak yang
mendukung kemitraan usaha dengan
lembaga ekonomi lainnya.

 Meningkatnya populasi ternak sehingga
penghasilan transmigran meningkat.
Volume

:

1 Kelompok

Satuan Ukur

:

Kelompok


3

A.

Latar Belakang
Permukiman/kawasan transmigrasi pada dasarnya mempunyai
potensi yang besar untuk mengembangkan usaha tani campuran dengan
pola mix farming yang berbasis peternakan karena sumberdaya ekonomi
yang dimiliki seperti sumberdaya lahan yang masih luas, jumlah tenaga
kerja cukup tersedia, kelembagaan ekonomi sudah terbentuk serta
tersedianya teknologi yang dapat diadopsi dengan memanfaatkan limbah
hasil peternakan sebagai pupuk tanaman.
Selain di lokasi transmigrasi walaupun sudah memelihara ternak
sebagai usaha sambilan, namun managemen pengelolaannya masih secara
konvensionla atau teknologi yang sudah ada belum tersosialisasuikan di
lokasi transmigrasi.Usaha peternakan yang dikembangkan dilokasi
transmigrasi memiliki prospek yang baik, selain mendapatkan manfaat dari
ternaknya sendiri juga limbah yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bahan
biogas yang menghasilakn energin dan sisa hasil prses biogas menghasilkan
produk sampingan pupuk organik yang berupa padatan (pupuk kandang).

Terkait dengan pengembangan ternak di Kawasan Transmigrasi
selain pemberian bantuan stimulan pengembangan ternak, agar bantuan
tersebut lebih optimal dan efektif dilaksanakan oleh kelompok peternak di
kawasan transmigrasi, perlu dilakukan kegiatan pendampingan
pengembangan ternak di Kawasan Transmigrasi, sehingga upaya
pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan secara optimal.
Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2016 Direktorat
Pengembangan Usaha Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi akan melaksanakan kegiatan Pendampingan
Pengembangan Usaha Peternakan di Kawasan KTM Ketapang Nusantara
Kab. Aceh Tengah Prov. Aceh.

B.

Tujuan dan Sasaran
1.

Tujuan



Mendampingi secara teknis kelompok usaha peternakan
melalui sistem Mini Ranch.



Meningkatkan kemampuan teknis kelompok usaha peternakan
dalam membudidayakan ternak besar, pembuatan pakan,
penyediaan
hijaun
pakan
ternak,
dan
pengelolaan
kelembagaannya.

4

2.


C.



Membentuk
usaha pemanfaatan/pengelolaan limbah
peternakan menjadi pupuk organik (kompos) yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman.



Meningkatkan populasi ternak besar, produktivitas ternak dan
luasan budidaya tanaman dari penggunaan pupuk kompos di
permukiman/ kawasan transmigrasi.



Fasilitasi kemitraan usaha kelompok ternak dengan lembaga
ekonomi lainnya yang menunjang pengembangan usaha ternak
di kawasan KTM Ketapang Nusantara Kab. Aceh Tengah.




Mengembangkan dan mendorong swadaya masyarakat dalam
penyediaan dan produksi hasil peternakan.

Sasaran
1.

Terdampinginya
masyarakat
secara
teknis
dalam
pengembangan kelompok usaha peternakan melalui sistem
Mini Ranch .

2.

Meningkatnya kemampuan teknis dalam budidaya ternak sapi,

penyediaan pakan ternak, hijauan paka ternak dan pengelolaan
kelembagaan usahanya.

3.

Terbentuknya unit usaha pemanfaatan/pengelolaan limbah
peternakan menjadi pupuk organik (kompos) yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman.

4.

Terwujudnya peningkatan populasi, produksi dan produktivitas
ternak sapi dan lahan usaha tanaman dipermukiman/ kawasan
transmigrasi.

5.

Berkembangnya kesadaran masyarakat melalui swadaya
dalam peningkatan populasi ternak besar dan produktifitas
ternak

Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 29 Tahun 2009
tentang perubahan atas Undang-Undang No 15 Tahun 1997tentang
Ketransmigrasian.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

5

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia;
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: KEP.25.MEN/2009 tentang tingkat Perkembangan Permukiman
dan Kesejahteraan Transmigran;
6. Usulan penganggaran DIPA Satker Direktorat Pengembangan Usaha
Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Tahun 2016.
D.

Penerima Manfaat
Masyarakat transmigrasi di kawasan KTM Ketapang Nusantara Kab. Aceh
Tengah Prov. Aceh.

E.

Ruang lingkup kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Pendampingan Pengembangan Usaha Peternakan
di KTM Ketapang Nusantara Kab. Aceh Tengah Prov. Aceh sebagai berikut :

E.



Melakukan sosialisasi program dan identifikasi terhadap lokasi serta
masyarakat yang akan mendapatkan program Pendampingan
Pengembangan Peternakan melalui pengelolaan mini ranch sebagai
percontohan.



Mengkoordinasikan pelaksanaan swadaya pembuatan kandang
indukan, kandang pejantan, kandang kawin ternak dan Rumah jaga.



Mendampingi teknis kelompok ternak dalam pengembangan ternak
sapi melalui sistem mini ranch di kawasan KTM Ketapang Nusantara,
dan pemeliharaan ternak secara intensif oleh masyarakat.



Pembentukan unit usaha industri pakan ternak (konsentrat dan HMT),
unit pengolahan hasil dan pemasaran serta lembaga ekonominya.



Penyusunan Standar Operasional Prosedur bagi unit-unit usaha yang
terintegrasi dengan pengembangan ternak secara terpadu.



Penyusunan modul tentang teknis pengelolaan kelembagaan usaha
ternak.



Pembekalan Teknis pengembangan usaha peternakan



Pengembangan wirausaha ternak dengan menjalin kemitraan usaha
dengan lembaga ekonomi lainnya untuk mendukung akses
permodalan dan pemasaran di kawasan KTM Ketapang Nusantara
Kab. Aceh Tengah, melalui peran wirausaha ternak.



Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.

Strategi Pencapaian Keluaran
a.

Metode Pelaksanaan

6

1. Metode

pelaksanaan pendampingan pengembangan usaha
peternakan di KTM Ketapang Nusantara dilaksanakan secara
kontraktual bekerjasama dengan pihak ketiga melalui proses
pengadaan jasa (konsultan) mengacu pada ketentuan yang
berlaku.

2. Tahap Pelaksanaan
1) Persiapan adminsitrasi.
2) Koordinasi dengan dinas yang membidangi ketransmigrasian,
lintas sektor terkait di tingkat provinsi dan kabupaten.
3) Sosialisasi program pendampingan pengembangan ternak oleh
pelaksana kegiatan/konsultan pelaksana kepada pemangku
kepentingan (di tingkat kabupaten dan lokasi).
4) Pembekalan
meliputi:

Teknis

Pengembangan

usaha

peternakan,

 Persiapan
(
pemberitahuan
kepada
Dinas
Ketransmigrasian kab. Aceh Tengah, penyusunan
bahan materi pembekalan)



Seleksi peserta pembekalan dan penetapan tutor/nara
sumber, dengan jumlah peserta 10 orang.



Penyusunan modul ( Budidaya ternak besar sistem Mini
Ranch, Pemeliharaan ternak, metoda Inseminasi
Buatan/teknik reproduksi sapi, Pembuatan Pakan
Ternak dan Hijauan Pakan Ternak, pembuatan Silase,
teknsik pengolahan hasil ternak, teknik pembuatan
pupuk organik, dan Manajemen Pembukuan dan
pemasaran produk)

 Pelaksanaan Pembekalan teknis
 Pembelajaran teknis Budidaya ternak besar
sistem Mini Ranch,
 Pemeliharaan ternak, dan metoda Inseminasi
Buatan/teknik reproduksi sapi,
 Teknis Pembuatan Pakan Ternak dan Hijauan
Pakan Ternak, pembuatan Silase,
 Teknik pengolahan hasil ternak, dan teknik
pembuatan pupuk organik, dan
 Pembelajaran Manajemen
pemasaran produk

Pembukuan

dan

 Praktek lapangan

7

5) Melakukan pendampingan pengembangan usaha peternakan
meliputi:


Mengkoordinir dan memberikan arahan teknis dalam
kegiatan gotong royong masyarakat untuk swadaya
pembuatan kandang Mini Ranch, meliputi kandang
indukan ternak, kandang pejantan, kandang kawin
ternak,
rumah jaga dan gudang peralatan serta
pemagaran lahan dengan tanaman pagar dan kawat
duri.



Pendampingan teknis budidaya ternak sistem mini rach
sebagai percontohan.



Pendampingan teknis pengelolaan
Ternak (Konsentrat dan HMT)



Pendampingan teknis
pemeliharaan ternak secara
intensif oleh masyarakat.



Pengenalan
pengolahan
pemasarannya.



Fasilitasi Pengembangan wirausaha ternak dan menjalin
kemitraan usaha dengan lembaga ekonomi lainnya
untuk akses permodalan dan pemasaran hasil.



Fasilitasi
Pengembangan
peternakan.

kelembagaan

usaha



Fasilitasi pemanfaatan bantuan stimulan
stimulan pengembangan ternak besar.

bantuan

hasil

Industri

ternak

Pakan

dan

6)

Melakukan ekspos pendahuluan, ekspos kemajuan dan
ekspos laporan akhir hasil pelaksanaan

7)

Membuat bukti administrasi pendamping lapang selama 4
bulan (invoice) asli.

8)

Menandatangani Berita Acara Panitia Pemeriksa barang
(BAPP) sebagai salah satu penyelesaian pekerjaan.
Pembuatan BAPP oleh panitia penerima pemeriksan barang
berdasarkan atas BAST yang diserahkan oleh pelaksana
pekerjaan.

9)

Menandatangani Berita Acara Penyerahan Pekerjaan yang
telah disiapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
sebagai salah satu syarat pembayaran pekerjaan.

10)

Membuat laporan hasil pelaksanaan pendampingan di
kawasan KTM Geragai berupa dokumen/buku berisi tentang :

8

 Copy
surat
pengantar
kegiatan
pengembangan
ternak
unggas
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

pendampingan
dari
Ditjen

 BAPP dan berita acara penyerahan pekerjaan kepada
PPK.
 Foto-foto pelaksanaan oleh pendamping lapang selama 4
bulan.
11) Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan (Laporan pendahuluan,
kemajuan dan akhir).
3. Tim Pelaksana
1). Tenaga Ahli
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup
tersebut diatas, diperlukan beberapa tenaga pelaksana antara
lain:


Ahli Peternakan (Ketua Tim/Team Leader)
Adalah tenaga ahli yang berpendidikan S2 Peternakan
berpengalaman minimal 2 (dua) tahun dibidang budidaya
ternak besar (sapi) dan dapat mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan.



Ahli Pertanian/Peternakan
Adalah tenaga ahli yang bertugas membantu team leader
dalam mengelola kegiatan pendampingan, berpendidikan S1
Pertanian/Peternakan dan berpengalaman minimal 2 (dua)
tahun dibidangnya.



Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Adalah tenaga ahli yang bertugas membantu team leader
dalam mengelola kegiatan pendampingan, berpendidikan S1
Sosial/Sosial Ekonomi Pertanian dan berpengalaman minimal 2
(dua) tahun dibidangnya.

3. Tenaga Pendamping
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup
tersebut diatas diperlukan 2 (dua) orang tenaga pendamping
lapang yang bertugas mendampingi masyarakat dan tinggal di
lokasi selama masa tugasnya. Kualifikasi pendidikan untuk tenaga
pendamping, yaitu :
-

Minimal D3 dibidang peternakan/pertanian berpengalaman
minimal 2 (dua) tahun, atau ;

-

S1 Sarjana Pertanian/Peternakan berpengalaman minimal 1
tahun.

9

4.

Tenaga Administrasi
Adalah sekretaris merangkap sebagai operator komputer
berpendidikan minimal SMA/sederajat diperlukan 1 (satu) orang
dalam rangka memperlancar sistem kerja terutama dalam kompilasi
data yang dipandang lebih efisien menggunakan perangkat alat
komputer, termasuk pengolahan data seacra kuantitatif.

5. Tenaga Tukang
Adalah warga masyarakat kelompok usaha ternak yang mempunyai
keterampilan sebagai tukang pembangunan kandang diperlukan 10
orang dalam rangka gotong royong pembuatan kandang ternak dan
rumah jaga serta pemagaran lahan penggembalaan.

6.Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
pendampingan pengembangan usaha peternakan di KTM Ketapang
Nusantara ini adalah tersedianya laporan pelaksanaan kegiatan
pendampingan. Laporan-laporan yang dimaksud terdiri atas :

6.

(1)

Laporan Pendahuluan, berisikan metodologi dan rencana
kerja pelaksanaan pendampingan, mulai dari persiapan,
jadwal kerja dan jadwal penugasan tenaga ahli, sampai akhir
pekerjaan selesai. Isi Laporan Pendahuluan mencakup untuk
seluruh wilayah/lokasi pendampingan. Laporan. Untuk rapat
diskusi pembahasan, Konsultan harus menyiapkan bahan
tayang dan handout sebanyak sesuai dengan kebutuhan.

(2)

Laporan Kemajuan, berisikan progres pelaksanaan kegiatan
di tingkat lapangan, merupakan laporan kegiatan awal dari
hasil mobilisasi pendamping dan tenaga ahli, hambatanhambatan serta strategi penyelesaian permasalah yang
dijumpai.

(3)

Laporan Akhir, isi laporan akhir menyangkut semua kegiatan
dari awal sampai akhir pendampingan, dilengkapi dengan
album foto pelaksanaan kegiatan pendampingan, dan
CD/DVD berbentuk softcopy disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK). Untuk rapat diskusi Laporan Akhir
yang telah disempurnakan berdasarkan hasil diskusi
pembahasan dari lokasi pendampingan.
Waktu kegiatan

Pendampingan pengembangan usaha peternakan di KTM Ketapang
Nusantara dilaksanakan selama 4 (empat) bulan kalender, dengan
jadwal sebagai berikut :
Waktu (bulan)
No.

Kegiatan

I

II

III

IV

V

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

10

1.

Persiapan
rapat.

2.

Koordinasi dengan Dinas yang
membidangi ketransmigrasian
di tingkat Provinsi, Kabupaten/
Kota.

3.

Pertemuan dengan kelompok
peternak

4.

Melaksanakan pendampingan

5.

Fasilitasi pemanfaatan
Pendistribusian stimulan ternak
sapi
Pelaporan.

6.

administrasi

dan

- Laporan Pendahuluan
- Laporan Kemajuan
- Laporan akhir
F.

Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu pendampingan pengembangan usaha peternakan di KTM
Ketapang Nusantara diperlukan selama 1 tahun kalender.

G.

Biaya yang Diperlukan
Pendampingan pengembangan usaha peternakan di KTM Ketapang
Nusantar dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2015 dengan biaya
sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).
Jakarta, 10 Juli 2015
Direktur Pengembangan Usaha Transmigrasi

Ir. Titi Wahyuni, MSi
NIP. 19591231 198603 2 002

11