PERAN STRATEGIS KEMASYARAKATAN PII 2009 – 2012
FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY PERAN STRATEGIS insinyur untuk
KEMASYARAKATAN industri sekunder
Lebih dari 40 % ekspor China dan Korea PII 2009 – 2012 merupakan kontribusi IKM dalam negri. - hal 4 -
Di Indonesia, menurut data dari BPS, IKM kita juga menyumbangkan hampir 60 % GDP, dan menyerap sekitar 56 % dari jumlah total seluruh pekerja.
Sayangnya, sebagian besar ekspor kita didominasi oleh produk-produk berteknologi rendah. Sehingga nilai tambahnya juga rendah. Bila ditelusuri sedikit lebih jauh, produk kita berteknologi rendah karena minimnya keterlibatan insinyur. Memang, dunia kepenelitian kita masih terbebani setumpuk permasalahan birokrasi dan finansial. Belum lagi kenyataan bahwa sebagian peneliti kita belum cukup mengenal teknologi yang dibutuhkan oleh IKM di daerahnya masing-masing. Sehingga sering kita dapati, hasil riset yang diperoleh dengan cucuran keringat berakhir di tuh un
- - hal 2
ang r eng y alt
MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN ang K
BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN ay PII BULAN BERJALAN. uh L
MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN ungk
INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN tan L
PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS Jemba
KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DAN WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF (WDE) PII Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE.
TUNTUTAN PROFE- PT DI VS “EKONOM REVERSE ENGINEER- TIGA TANTANGAN KONTAK: SIONALISME INDUS- NEO-LIB”
ING PADA PRODUK DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO
Saat ini ada tiga masalah besar TRI PENERBANGAN
WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO MANUFAKTUR Hingga tahun 2000, PT DI relatif yang dihadapi Indonesia dan
SEKRETARIAT: kompetensi apa saja yang Di Asia, PBB pertama dengan berhasil melakukan transformasi juga oleh dunia, yaitu masalah
JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 diperlukan dalam profesional dinding kaca dibuat di Kuala teknologi, sekaligus menguasai energi, pangan dan lingkungan
TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 kedirgantaraan Lumpur teknologi kedirgantaraan hidup.
WEBSITES : www.pii.or.id
- - hal 8 - hal 10 - hal 11 - hal 14
EMAIL : sekretariatpii@yahoo.co.id info@pii.or.id
SALAM [ ]
ADVERTORIAL atas kertas.
Ini berarti bahwa, di satu sisi, apa yang selama ini kita kembangkan di laboratorium ternyata belum sesuai dengan “technology demand” IKM. Di sisi lain, IKM kita yang sebagian besar terdiri dari industri rumah tangga, terseok-seok mencari solusi dengan teknologi alakadarnya. Maka, jangankan berkompetisi di ajang AFTA . Untuk menjalankan usaha tanpa serbuan China pun kita sudah sempoyongan.
Di negara maju seperti Jepang, IKM juga tidak memiliki R&D sendiri. Tetapi Jepang membangun pusat-pusat penelitian di
Di negara maju seperti Jepang, IKM juga tidak memiliki R&D sendiri. Tetapi Jepang membangun setiap daerah. Para peneliti setempat pusat-pusat penelitian di setiap daerah dikerahkan untuk memberikan dukungan industri. Peneliti familiar dengan aplikasi Namun terlebih, industri sekunder juga tekonologi kepada pelaku IKM di daerah.
teknologi yang menyokong R&D IKM di
berfungsi sebagai stok bahan bakuIndustri besar dengan pasar mancanegara
daerahnya.Sehingga produk-produk IKM
bagi keperluan produksi nasional. Dan yang berasal dari Jepang biasanya
Jepang berhasil memiliki daya saing di
keberadaan industri sekunder agaknya terdiri dari puluhan perusahaan kecil pasar internasional.dan menengah yang menjadi kogaisya, tak bisa diharapkan, kecuali dari industri
Bandingkan dengan industri-industri
alias anak perusahaan, alias IKM. Toyota, rakyat. Maka, adalah sebuah kewajibanrakyat pendukung IPTN, misalnya yang
misalnya, didukung puluhan kogaisya bagi para engineer untuk bersama-samatelah berganti nama menjadi PT DI. Nama
seperti industri ban, industri dinamo, “menggarap” permasalahan teknologi IKMberganti tetapi sistem tidak. Kuantitas
industri body, dan seterusnya, termasuk di negri tercinta ini. Tak ada jalan lain bagimaupun kualitas industri pendukung,
industri kaca mobil. Kogaisya pulalah yang Indonesia kecuali memberikan sentuhanatau yang juga disebut sebagai industri
telah mengantarkan Sony, Panasonic dan teknologi kepada IKM-nya, agar Indonesiasekunder, masih agak jauh dari cukup.
industri besar Jepang lainnya tampil di bisa survive di pasar global. pentas dunia.
Realitas ini berpengaruh secara langsung
Jika industri sekunder tidak diberdayakan, Pemerintah Jepang memberi perhatian pada penjualan. Pembeli memilih produk maka jangan harap PTDI yang menjadi yang cukup besar pada penataan SDM teknologi yang memiliki dukungan suku kebanggaan nasional itu bisa survive, untuk pemberdayaan IKM-nya. Hal itu, cadang. Sebaliknya, orang akan berpikir alih-alih menjadi “bayi” yang selalu minta antaralain dilakukan melalui transfer dua-tiga kali apabila untuk membeli suku disusui pemerintah. [] teknologi dari para peneliti kepada pelaku cadang saja harus inden.LAPORAN UTAMA
[ ] Longsor di Bandung: Data Ada, Antisipasi Tidak
TIBA-TIBA TANAH LONGSOR RAKSASA MENGHANTAM PERUMAHAN KARYAWAN DAN KANTOR PT CAKRA PERKEBUNAN TEH DEWATA (CPTD) DI DESA TENJOLAYA, KECAMATAN PASIR JAMBU, CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG, SELASA 23/02/10. DUA PULUH SATU RUMAH YANG DIHUNI PEKERJA PT CPDT TERTIMBUN TANAH LONGSOR, DAN 43 ORANG DI DALAMNYA TERKUBUR HIDUP-HIDUP.
WAKIL GUBERNUR Jawa Barat Dede Yusuf memastikan terjadinya musibah tanah longsor itu bukan akibat gundulnya lahan pengunungan di atas kawasan perkebunan, demikian diberitakan Indosiar, 23/02. Melainkan karena curah hujan yang tinggi dan terus menerus menguyur lahan perkebunan. Tanah pegunungan sebagai kawasan lindung menjadi labil dan longsor.
Sebaliknya, menurut Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Muhammad Hendarsyah, bencana tanah longsor Ciwidey terjadinya karena kelalaian kolektif pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah telah memiliki peta daerah rawan bencana Jawa longsor Ciwidey, empat kecamatan-Banjaran, Baleendah, Bojongsoang, Barat, dan Ciwidey termasuk di dalamnya. Dengan demikian, jika dan Dayeuhkolot di Kabupaten Bandung dilanda banjir bandang. pemerintah taat peta, niscaya bencana itu hanya akan memakan
Ribuan rumah, termasuk 22 pabrik tekstil, tenggelam. Akibatnya, sedkit korban. aktivitas ekonomi di tiga kecamatan itu nyaris lumpuh. Jalan raya
Kementerian ESDM pun mengakui, pihaknya telah lama tak bisa dilewati, kegiatan pabrik berhenti, dan karyawan libur. Jelas, melansir peta itu, bahkan memberi tahu pemda setempat akan kerugian materi mencapai puluhan miliar rupiah. adanya potensi bahaya tanah longsor di daerahnya masing-
Seperti halnya tanah longsor di Ciwidey, banjir di Kabupaten masing. Sayang, peringatan itu tak mendapat tanggapan Bandung disebabkan oleh rusaknya lingkungan, terutama lingkungan semestinya. di hulu dan daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Hujan yang terus-
Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, R. Sukhyar, menerus di bulan Februari serta rusaknya hutan di hulu dan DAS mengatakan, sejak Oktober 2009 pihaknya sebenarnya sudah
Citarum menyebabkan air tak terserap akar pepohonan. Dampaknya, memberikan rekomendasi terkait wilayah yang rawan terjadi Sungai Citarum pun tak mampu menampung limpahan air hujan bencana. Termasuk, di Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten tersebut. Bandung. "Rekomendasi sudah kita berikan. Bukan hanya di
Kepala Subbidang Pengamatan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi Jabar, tapi juga di provinsi lainnya di Indonesia." dan Mitigasi Bencana Geologi, Wawan Irawan mengatakan, Badan
Tragedi tanah longsor Ciwidey sebetulnya merupakan Geologi tiap bulannya mengeluarkan peta prakiraan potensi tanah rangkaian tak terpisahkan dari banjir bandang yang menimpa longsor dan banjir banding yang diberikan ke seluruh Pemda di
Kabupaten Bandung sebelumnya. Empat hari sebelum tanah Indonesia. Data di web www.vsi.esdm.go.id. sudah menjangkau kecamatan, ujar Wawan.
Seluruh Pengurus dan Anggota Persatuan Insinyur Indonesia mengucapkan turut berbelasungkawa atas musibah longsor yang menimpa Desa
Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung,
FEBRUARI 2010 Goals: Menjadi suatu organisasi profesi insinyur yang independen, terpercaya, kreatif, inovatif, dinamis, profesional sehingga mampu menjawab tantangan pembangunan nasional
BIDANG ENERGI : Mendorong inovasi teknologi
Program Measures:
Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang komunikasi dan informasi.
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pemerataan penyebaran informasi.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri dibidang komunikasi dan informasi ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi
IT, kerjasama Industri & Masyarakat
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP & SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Mendorong inovasi teknologi
untuk penyelesaian masalah nasional di bidang lingkungan.
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang kelautan ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi kelautan, kerjasama Industri & Masyarakat
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang lingkungan hidup, antara lain dalam kebijakan mengurangi kemungkinan banjir.
3. Merampungkan Sustainable Enginineering Practices Guidelines bagi para insinyur ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi lingkungan, kerjasama Industri, pemda & Masyarakat
BIDANG TRANSPORTASI : Mendorong inovasi
teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor transportasi
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam peningkatan standar keselamatan dan keamanan.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang transportasi ;
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi transportasi, kerjasama Industri & Masyarakat dengan pengembangan UKM
BIDANG INFORMASI & TELEKOMUNIKASI:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam kaitan standar keamanan dan keselamatan serta kesejahtaeraan rakyat.
untuk penyelesaian masalah nasional di bidang energi.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang sumber daya mineral
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang energi
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi energi, kerjasama Industri & Masyarakat.
BIDANG PERTAMBANGAN & SUMBER DAYA MINERAL : Mendorong inovasi teknologi
untuk penyelesaian masalah nasional di sektor pertambangan ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini.
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, k hususnya dalam peningk atan standar keamanan, keselamatan dan keberlanjutan
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi pertambangan, kerjasama Industri & Masyarakat.
Program Measures:
BIDANG KETAHANAN PANGAN : Mendorong
inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor pertanian dan pangan ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini.
Program Measure s:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pencapaian standar proses produksi dan hasilnya.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang pangan
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi pangan, kerjasama Industri & Masyarakat
BIDANG KELAUTAN & KEMARITIMAN :
Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor kelautan
PROGRAM KERJA PENGURUS PII PERIODE 2009 – 2012 Peran Strategis Kemasyarakatan PII 2009 – 2012
3. Terbentuknya Kerja sama pengembangan SDM UKMK dengan FAM:
- Terwujudnya dua UKMK binaan PII per wilayah
- terselenggaranya pelatihan start-up bisnis, minimal dua kali dalam satu kepengurusan
- terselenggaranya pameran teknologi investor gathering untuk komersialisasi hasil riset insinyur
BIDANG INDUSTRI MANUFAKTUR : Mendorong
inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sub sektor industri manufaktur ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pemenuhan standar produksi dan sustainable development..
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di sub sektor industri manufaktur ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi manufaktur kerjasama Industri & Masyarakatuntuk pengembangan UKM.
BIDANG PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN
CABANG & WILAYAH : Membangun Cabang
dan Wilayah ; Insinyur menjadi jaringan SDM UKMK mengatasi tantangan keinsinyuran ; Mendorong networking internasional
Program Measures:
1. Terselenggaranya roda organisasi Cabang dan Wilayah yang aktif dan berperan di daerah masing-masing.
2. Mampu meningkatkan jumlah anggota maupun pemegang SIP ; Meningkatkan jumlah Cabang dan Wilayah di seluruh Indonesia.
4. Terbentuknya Pengurus Cabang PII di berbagai negara
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pencapaian sustainable development.
5. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi kerjasama Industri & Masyarakat di cabang-cabang
BIDANG ADVOKASI & HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA : Menciptakan dan meningkatkan
citra PII pada lingkungan legislatif, pemerintah dan, masyarakat ; Memberikan layanan kemasyarakatan dalam bentuk advokasi ; Membangun kerjasama dengan lembaga Pemerintah dan Non-pemerintah dalam mewujudkan nilai tambah para insinyur
Program Measures:
1. Meningkatnya frekuensi komunikasi dengan legislatif, eksekutif dan media ; Meningkatnya kualitas penanganan keluhan masyarakat.
2. Terlaksananya kegiatan yang mendapatkan dukungan lembaga Pemerintah dan Non- pemeritah, dan dihadiri para stakeholder.
3. Tersosialisasikannya siar keinsinyuran dan PII kepada masyarakat
BIDANG PENGHARGAAN & AWARD :
Memfasilitasi usaha penghargaan nasional karya ilmu pengetahuan, engineering dan teknologi ; Mendorong pemberian penghargaan profesi insinyur, termasuk pemberian penghargaan pada lomba insinyur cilik.
Program Measures:
1. Terselenggaranya pemberian penghargaan atas kar ya keinsinyuran secara berkelanjutan.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di sub sektor industri kimia ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi kerjasama Industri & Masyarakat untuk pengembangan UKM.
Program Measures:
FEBRUARI 2010
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di bidang kelistrikan
BIDANG PEMUKIMAN & PRASARANA WILAYAH : Mendorong inovasi teknologi untuk
penyelesaian masalah nasional di sektor infra struktur dan perumahan
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian.
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di sektor infra struktur dan perumahan
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi perumahan, kerjasama Industri & Masyarakat.
BIDANG KETENAGALISTRIKAN : Mendorong
inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang kelistrikan
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya pemanfaatan potensi lokal
3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi ketenagalistrikan, kerjasama Industri & Masyarakat.
teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sub sektor industri kimia
BIDANG JASA KONSTRUKSI : Mendorong
inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor jasa konstruksi ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam peningkatan kode etik, standar keselamatan dan keamanan serta sustainable development
2. Terbentuknya network PII-Pemerintah- Industri di sektor jasa konstruksi ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi jasa konstruksi, kerjasama Industri & UKM
BIDANG TEKNOLOGI & RANCANG BANGUN : Mendorong inovasi teknologi untuk
penyelesaian masalah nasional di bidang teknologi dan rancang bangun
Program Measures:
1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya sustainable development.
2. Terbentuknya suatu net work PII- Pemerintah-Industri di bidang rancangbangun.
BIDANG INDUSTRI KIMIA : Mendorong inovasi
2. Meningkatnya pemberian penghargaan atas karya keinsinyuran, baik di tingkat Internasional, Regional, Nasional dan Daerah, terutama yang menjunjung kode etik keprofesian. []
PENINGKATAN PROFESIONALISME.
KOMITE SERTIFIKASI
- CAFEO
- FEIAP dan Working Groupnya:
Program Measures :
3. Mengikuti perkembangan peningkatan standar IP
4. Memberi saran sesuai perkembangan audit sertifikasi insinyur profesional, baik nasional maupun internasional
KOMITE HUBUNGAN INTERNASIONAL.
Memperkuat posisi PII sebagai wakil negara Indonesia dalam berbagai upaya penyetaraan keinsinyuran internasional ; Peningkatan peran dan kerjasama PII dengan badan-badan internasional.
Program Measures :
1. Terwujudnya pengakuan terhadap PII di tataran nasional dan internasional Peningkatan hubungan dan keaktifan pada:
Pencapaian standar Washington
Accord
Sustainable Environment
- APEC Engineer / IEA, mengenai peningkatan standar dan pengakuan SIP-PII
- AEESEAP, mengenai Washington Accord • WFEO
KOMITE REGULASI & PERUNDANG- UNDANGAN. Mengupayakan terbitnya
UU-Keinsinyuran dan peraturan turunannya.
2. Terselenggaranya proses sosialisasi RUU Keinsinyuran.
1. Tercakupnya seluruh kepentingan, hak dan tanggung jawab keinsinyuran dalam RUU Keinsinyuran
3. Kesiapan PII untuk mengisi peran yang dinyatakan dalam RUU Keinsinyuran yang didukung:
Anggaran Dasar Legalitas & kepantasan PII sebagai
organisasi profesi
Standar & Prosedur Organisasi
4. Terselenggaranya pembahasan di DPR dan
diundangkannya UU IR
5. Kesiapan peraturan pelaksanaan yang diperlukan.
KOMITE KEANGGOTAAN. Penyelengaraan
seminar-semilok a-lok ak ar ya tentang pembangunan nasional yang erat kaitannya
PROGRAM KERJA PENGURUS PII PERIODE 2009 – 2012 Peningkatan Profesionalisme dan Organisasi
2. Menjaga agar memenuhi standar proses audit LPJK dan APEC Engineer / IEA
1. Menjaga kualitas dan kesahihan data proses sertifikasi
Program Measures :
3. Meningkatnya jumlah anggota yang memperoleh Sertifikasi :
KOMITE QC/ AUDIT SERTIFIKASI. Penjagaan
7. Mampu mandiri dan memberi kontribusi kepada PP-PII.
6. Terselenggaranya pelatihan Insinyur sebanyak 100 program per tahun
Goals: Menjadi wadah pembinaan kompetensi
profesi yang memiliki kesetaraan dan diakui internasional serta advokasi profesi keinsinyuran
1. Penyempurnaan penyelenggaraan program Sistim Sertifikasi yang lebih efisien dan efektip
2. Perluasan lisensi/akreditasi atas program SSIP, khususnya bidang non konstruksi
3. Mendorong anggota untuk melaksanakan CPD/PKB secara berkelanjutan.
Program Measures :
1. Terauditnya SSIP PII oleh auditor Nasional dan Internasional
2. Meningkatnya dukungan BK/BKT dan Cabang
standar kualitas proses sertifikasi sesuai persyaratan nasional maupun internasional.
a. Jumlah SIP-PII menjadi 7.500 orang
4. Diakuinya PII sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi Insinyur (BNSP) dan jumlah tersertifikasi non Jasa Konstruksi mencapai 1000 orang
b. Jumlah registrasi LPJK-N menjadi 5.500 orang c. Registrasi ACPE / APEC menjadi 200 orang.
5. Diakuinya PII sebagai partner Pemda dalam penerbitan Lisensi Tenaga Ahli
KOMITE PEMBINAAN PROFESI (DIKLAT).
Penyelenggaraan program pelatihan profesi.
Program Measures :
1. Terbentuknya Lembaga Diklat Profesi, dengan program yang berjadwal.
2. Tersebarnya informasi program Diklat Profesi.
3. Terjalinnya kerjasama pembinaan profesi dengan BK-BKT sebagai bagian dari CPD
4. Terjalinnya kerjasama dengan Industri dan mampu memenuhi kebutuhannya
5. Terjalinnya kerjasama dengan Pemda dalam peningkatan kebutuhannya
6. Dipenuhinya persyaratan CPD/PKB untuk perpanjangan SSIIP
DIREKTUR EKSEKUTIF
7. Memfasilitasi kegiatan Dewan Insinyur
SEKRETARIS JENDERAL
Menyelenggarakan organisasi yang mengintegrasikan seluruh kegiatan komponen kepengurusan.
Program Measures :
1. Menjadi lebih baiknya hubungan dengan asosiasi profesi dan asosiasi badan usaha
2. Menjadi lebih baiknya, dalam frekuensi dan kualitas, hubungan PP dan PC lainnya
3. Terlaksananya sistem Organisasi, antara Kepengurusan dan Eksekutif.
4. Meningkatnya hubungan dengan dan antara BK-BKT
5. Berjalannya sistem pembayaran iuran dan pemasukan dana rutin organisasi yang memandirikan keuangan organisasi.
6. Berjalannya proses pembagian iuran keanggotaan dan biaya sertifikasi kepada BK
1. Mengelola kegiatan biro kesekretariatan dan kantor serta pendukung kegiatan organisasi
5. Membangun hubungan dengan DPR untuk proses RUU Keinsinyuran
2. Memfasilitasi kebutuhan organisasi Ketum, Sekjen, Bendahara, Bidang, Komite, dan Dewan Pakar
3. Melaksanakan kebijakan yang diputuskan oleh Komite-Komite
4. Membangun pusat informasi dan komunikasi tentang profesi
Program Measures :
1. Terlaksana tertib organisasi kesekretariatan
dan administrasi keuangan
2. Terlaksananya tertib penggunaan kantor sekretariat dengan seluruh assetnya
3. Terselenggaranya fasilitas yang diperlukan bagi kegiatan Bidang, Komite dan Dewan Pakar
4. Meningkatnya kualitas penanganan keluhan anggota dan masyarakat
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas media bulanan Engineer Monthly
6. Terwujudnya peran Dewan pakar dalam advokasi insinyur
FEBRUARI 2010 dengan profesi insinyur, yang bermanfaat bagi anggota ; Mendorong program Beasiswa untuk pelatihan/pemagangan atau pendidik jenjang yang lebih tinggi ; Memelihara secara efisien pelaksanaan kode etikk insinyur.
Program Measures : 1.
Terselenggaranya kerja sama yang baik antara PII dengan BAN dan DIKTI dalam mengupayakan keikutsertaan dalam Washington Accord
Meningkatnya frekuensi penyelenggaraan seminar keprofesian dan keilmuan yang berkualitas
2. Meningkatnya jumlah anggota: 3. Jumlah anggota menjadi 20.000 insinyur.
4. Jumlah pembayar iuran 4.500 anggota.,
5. Terselenggaranya program kerjasama dengan memanfaatkan program CSR dari perusahaan atau sumber lain
6. Berkurangnya keluhan anggota dan masyarakat mengenai ketidak patuhan dalam melaksanakan kode etik dan kode tatalaku profesi insinyur
7. Merampungkan sistem web interaktif keanggotaan, sertifikasi dan keuangan.
KOMITE HUBUNGAN PENDIDIKAN TINGGI .
Membangun pengakuan sistim pendidikan Indonesia dalam rangka menyelenggarakan MRA on engineering services baik bilaeral maupun multilateral ; Memantapkan posisi PII sebagai mitra utama perguruan tinggi teknik untuk pendidikan.
Program Measures : 1.
2. Terwujudnya sosialisasi kerjasama pemenuhan standar Washington Accord yang digalang FEIAP dan AEESEAP di lingkungan Perguruan Tinggi
3. Penyelesaian kewajiban kepada LPJK
3. Terwujudnya kerja sama dengan perti teknik untuk muatan lokal, nasional dan internasional
4. Terpenuhinya kebutuhan bisnis dan industri akan tenaga kerja Insinyur yang memiliki “enabling competency”
5. Terselengaranya Program Profesi Insinyur sesuai MOU antara PII dengan PTN.
ORGANISASI Issues & Goals : Menyelenggarakan Good
Governance dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan “fairness” , sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi anggota serta manfaat bagi bangsa dan negara
KETUA UMUM
Memfasilitasi ruang kerja dengan peralatan/perlengkapan yang baik untuk mendukung seluruh kegiatan PII ; Menyelesaikan berbagai sisa kewajiban keuangan organisasi ; Mendorong Advokasi anggota
Program Measures : 1. Penyelesaian kewajiban sewa gedung jl.
Halimun 39 hingga tahun 2009
2. Pemilikan gedung PII yang representatif
4. Penyelenggaraan Midterm CAFEO pada bulan Juni 2010 Sekjen BST Kedirgantaraan PII Tuntutan Profesionalisme Industri Penerbangan
- Lima Pemilikan & Lima Penguasaan (angkutan udara niaga berjadwal).
- Satu Pemilikan & Dua Penguasaan (angkutan udara niaga tidak berjadwal & kargo).
- Peraturan Dirjen Pajak No. : PER-62/PJ/2009.
7. Kebijakan Liberalisasi Penerbangan pada lima bandara di Indonesia.
YOGI SARWEDI
TARGET LIBERALISASI ASEAN PADA JASA PERHUBUNGAN : Tahun 2008-2009 Penambahan 10 sub-sektor baru Modes 1 & 2 none FEP 51 % untuk 4 PIS FEP 49 % untuk jasa Logistik FeP 49 % untuk non-PIS Tahun 2010-2011 Penghapusan restriksi pada 4 PIS Penambahan 15 sub-sektor baru FEP 70 % untuk 4 PIS FEP 51 % untuk jasa Logistik FeP 51 % untuk non-PIS Tahun 2012-2013 Penghapusan restriksi pada Jasa Logistik Penambahan 20 sub-sektor baru FEP 70 % untuk jasa Logistik KITA INGIN MERUMUSKAN, KOMPETENSI APA SAJA YANG DIPERLUKAN DALAM PROFESIONAL KEDIRGANTARAAN.
Tahun 2010 mencantumkan empat sektor dari priority integration sector/PIS, yakni air travel, e-ASEAN, healthcare, dan tourism
Road M ap Libe ralisasi ASEAN Pada Jasa Perhubungan
Kebijakan oleh Negara yang luas wilayah kecil. Beroperasinya Pesawat Super Jumbo Airbus A380.
Berkembang maupun runtuhnya Perusahaan Penerbangan besar.
Bunga Bank relatif tinggi. Kurs berubah-ubah.
Lingkungan Strategis : ASEAN Single Aviation Market 2013 (ASC 2015).
6. Kemampuan lembaga Pendidikan dalam mendidik tenaga kerja Penerbangan.
BST Kedirgantaraan PII menggelar Aviaton Executive Breakfast Discussion, yang dilaksanakan pada 9/02/10 di Ruang Sumba, Hotel Borubudur, Jakarta. Diskusi mengangkat t ema "Mempertanyakan Ketersediaan dan Kesiapan Profesional Penerbangan Menghadapi ASEAN Single Aviation Market 2015".
5. Banyaknya tenaga kerja profesional yang bekerja pada perusahaan Asing.
4. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan ketersediaan personil penerbangan.
3. Harga Avtur sekitar 15 % diatas harga Internasional.
2. Pajak Sewa Pesawat 20 %.
1. Persyaratan Minimal Izin Usaha Angkutan Udara
Ir. Cucuk Suryo Suprojo memaparkan, ada beberapa tantangan Penerbangan Nasional :
Hal ini diharapkan dapat memunculkan kerjasama-kerjasama baru dan upaya-upaya terintegrasi antara regulator bersama para pelaku industri penerbangan Indonesia, mengelola faktor-faktor kunci keberhasilannya, terutama menjelang ASEAN Single Aviation Market 2015.
Diskusi antaralain membahas Tantangan Penerbangan Nasional; Lingkungan Strategis; dan sejumlah isu terkait Uu No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Pembicaraan kemudian mengarah pada kesiapan institusi pendidikan dan pelatihan penerbangan dalam
Nampak hadir Dirjen Perhubungan RI Bpk. Ir. Herry Bhakti, sejumlah direksi perusahan penerbangan, dan berbagai asosiasi penerbangan lainnya. Pembicara: Ketua BST Kedirgantaraan PII, Ir. Cucuk Suryo Suprojo, MM. Diskusi dibuka oleh Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia, Capt. Toto Hadianto.
“AVIATION EXECUTIVE BREAKFAST DISCUSSION”
BERITA MITRA
Kedua, INACA sebagai asosiasi penerbangan nasional, walau anggotanya cuma sekitar duapuluhan airline di Indonesia, menyatakan agar sertifikasi segera dilaksanakan. Sebetulnya ini bukan pertama kali INACA menyampaikan demikian. Dulu-dulu juga sudah. Artinya INACA termasuk pihak yang menginginkan terselenggaranya sertifikasi semua kompetensi di penerbangan di Indonesia.
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.
SAAT INI Jasa Marga sedang berkonsentrasi untuk membangun 5 proyek jalan tol baru yang telah dimiliki konsesinya, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan, Cengkareng-Kunciran dan Kunciran– Serpong serta 1 proyek yang merupakan penyelesaian dari jalan tol JORR yaitu seksi JORR W 2 Utara (Ulujami- Kebun Jeruk).
KINERJA semester I 2008 ini lebih baik daripada yang direncanakan, dan perusahaan optimis bahwa rencana kinerja tahun 2008 dapat dicapai.
dengan kode bursa JSMR dalam semester I tahun 2008 membukukan peningkatan pendapatan sebesar 40% atau setara dengan Rp 1,626 triliun, dibandingkan pendapatan JSMR dalam semester I di tahun 2007 yang mencapai angka Rp 1,165 triliun.
SEBAGAI Perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa Marga adalah leader dalam industri jalan tol di Indonesia.
Sekolah tentunya bukan jawaban terakhir untuk pertanyaan tentang kecelakaan pesawat terbang. Pemberitaan mass-media pun tidak. Jawaban yang lebih konkret sebenarnya pernah datang dari institusi seperti PII, misalnya. PII-lah yang berbicara tentang
Koran Tempo 17/02 mempertanyakan mengapa dalam satu setengah bulan ini bisa terjadi 12 kecelakaan besar-kecil dalam penerbangan kita. Ditanyakan, kemana moral orang-orang di dunia penerbangan kita?
Di sini, kompetensi yang memadai diwujudkan melalui unit- unit kompetensi. PII di level strategis memfasilitasi, misalnya untuk menyempurnakan standar kompetensi teknisi untuk avionic, structure, atau airframe.
Dalam industri penerbangan, sebenarnya lepas dari apakah seseorang memiliki ijazah S1 atau S3, tetap harus ada standar kompetensi dalam pekerjaan yang dihadapinya. Karena belum tentu seorang profesional lulusan S3 mengetahui seluk-beluk engineering kedirgantaraan.
Dalam waktu dekat, atau sesegera mungkin, kita ingin merumuskan, kompetensi apa saja yang diperlukan dalam profesional kedirgantaraan. Kita ingin adanya standar kompetensi di semua profesi penerbangan. Apa yang harus dilakukan?
Dalam breakfast discussion ini PII memang hanya mengangkat permasalahan yang kita hadapi, dan belum sampai pada tingkat mengusulkan solusi. Tujuannya agar stakeholder mengetahui dan memahami persoalan. Diharapkan selanjutnya akan dilanjutkan ke tingkat program, dan seterusnya. Nah, yang paling mungkin untuk melakukan fasilitasi adalah PII.
"Ya, memang," timpal Capt. Toto. "Saya juga teriak-teriak begini sejak 2003. Bunyinya juga sama, sebagaimana banyak kalangan juga demikian. Tetapi komitmen-komitmen bertambah, seiring dengan muncul-tenggelamnya berbagai permasalahan. Ditimpa oleh Eropa, lalu Amerika Serikat. Eropa kemudian membuka pintu lagi, meski buka pintunya cuma sedikit, sebetulnya. Mereka masih tetap mengkuatirkan sistem di Indonesia.
Beberapa pihak dengan sinis mengatakan, ah, dari dulu juga begitu.
FEBRUARI 2010
Tahun 2014-2015
3. kepala komisi, yang notabene orang level dua dari badan nasional sertifikasi profesi.
Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia Bpk. Capt Toto Hadianto mengatakan, peserta Aviaton Executive Breakfast Discussion mewakili tiga komponen : 1. pemerintah, dal hal ini Dirjen Perhubungan Udara 2. masyarakat profesional, asosiasi airline, termasuk perbengkelan, asosiasi profesi, pilot , pengelola airport, lembaga pendidikan, banyak hadir
Terbentuknya Lembaga Penyelenggara Pelayanan Umum. Telah siapnya Program Keselamatan Penerbangan Nasional. Telah siapnya Program Keamanan Penerbangan Nasional. sertifikasi semua kompetensi
Terbentuknya Otoritas Bandara & Unit Penyelenggara Bandara.
Penyesuaian Badan Usaha yang telah memiliki izin angkutan udara niaga berjadwal & tidak berjadwal.
Penerbangan : Seberapa pentingkah pengaruh ketidaksesuaian dengan undang-undang terhadap hal-hal di bawah ini :
FEP 70 % untuk semua sub-sektor jasa-jasa Hal-hal penting berdasarkan Uu No. 1 Tahun 2009 Tentang
Penambahan 7 sub-sektor baru pada 2015
Penambahan 20 sub-sektor baru pada 2014
Penghapusan semua restriksi
Kesimpulan awal, Dirjen Perhubungan Udara dan BNSP menyatakan kesanggupan mendukung penyelenggaraan sertifikasi semua kompetensi di penerbangan. Kontennya dari Dirjen, LSP, dan asosiasi profesi tentunya. Validasi dari BNSP.
PENGANTAR:
EM edisi lalu menurunkan tiga tulisan yang merupakan risalah dari pemaparan ketiga narasumber dalam presentasi/evaluasi Insinyur Profesional Utama (IPU), Mesin, yang berlangsung di kantor PII, Jakarta, 22-Januari 2010. Ketiga paparan tersebut adalah “Proyek Sarana Distribusi Pupuk Nasional” - author: Ir. Nanang Soesetyo Soetadji ; “Pengelolaan Inovasi Dalam Manajemen Teknologi” - author: Ir. Landjono Josowidagdo ; dan “Reverse Engineering Pada Produk Manufaktur” – author: Ir. Kusnan Nuryadi.
Reverse Engineering Pada Produk Manufaktur Ir. Kusnan Nuryadi* advertorial DI ASIA, PBB PERTAMA DENGAN DINDING KACA DIBUAT DI KUALA LUMPUR. BUKAKA ADALAH PEMBUATNYA.
(Bagian II - Tamat)
Di Asia, PBB pertama dengan dinding kaca dibuat di Kuala Lumpur. Bukaka adalah pembuatnya. Untuk menambah kepercayaan customer, Bukaka menerapkan sertifikasi ISO 9001.
Selain fungsi dan performance yang baik juga craftmanship harus rapi dan artistik.
bukan karena harga murah saja. Rancangan harus membuat customer senang, sejak awal.
Customer satisfaction : Sukses marketing
teknologi Frequency Inverter sudah dapat mengontrol motor AC. Starting torque-nya cukup kuat. Sementara, kompetitor masih menggunakan motor DC.
Saat Bukaka membuat PBB, perkembangan
Banyak informasi tentang komponen yang cocok dipakai; dan komponen yang dipakai kompetitor, diperoleh dari vendor.
jenis pesawat harus diketahui : Mengetahui komponen2 atau peralatan sekitar pintu yang mungkin terganggu; merevisi airport planning; mendiskusikan dengan konsultan proyek dan owner;
Untuk merancang docking system PBB,
Boarding Bridge:
Airport boarding bridge atau Garbarata adalah telescopic tunnel sebagai jembatan antara terminal dengan pesawat terbang, biasa disingkat PBB (Passanger Boarding Bridge). Bukaka mendapat kesempatan mengikuti tender pengadaan PBB untuk Cengkareng Terminal-2. Usaha paling berat pada proyek ini adalah meyakinkan Direktorat Perhubungan Udara selaku Port authority, bahwa Bukaka sanggup membuatnya. PBB yang existing di Cengkareng adalah merk Sin Meiwa, Jepang, yang merupakan kompetitor. Bukaka mencari produsen PBB di USA, dan menemukan merk Jetway dari Salt Lake City. Dengan demikian Bukaka bisa kerja sama mengisi tender document dan mendapat penawaran harga dari mereka. Karena satu dan lain hal, Bukaka akhirnya merancang dan membuat PBB sendiri. Mempelajari PBB yang ada: cara kerjanya, dimensi-dimensi pokok, interface pada terminal dan docking pada pesawat, operation manual, parts catalogue; selain pengamatan fisik. Airtport terbaru yang menggunakan PBB Jetway ternyata Dong Muang Bangkok. Ir Kusnan terbang kesana, memburu informasi teknis dari airport authority dan sub-kontraktor. Mulailah merancang, membuat sub-sub assembly, membuat prototype, membuat mock-up pesawat, test gerakan, dan test load. Setelah sukses di Cengkareng, Bukaka memenangkan tender di Singapore Terminal-2, New airport Hongkong, Kuala Lumpur, China, Kanzai Airport Osaka, airtport2 kecil di Jepang, dan sejumlah kota besar di India. Pengalaman Penting dari proyek Passanger
Penggantian gear type heringbone dengan double helix gear ternyata berdampak pada aspek marketing.
Pilihan komponen harus tahan karat dan
kelembaban tinggi. Value engineering harus hati-hati. Contoh:
yang lengkap lebih ekonomis dibanding “ketengan”.
Penggantian gear dengan satu set gearbox
Alat proteksi : Di lapangan perlu pengaman dan alat deteksi ekstra. Sebab oli pelumas gearbox sering dicuri orang.
housing & shaft harus dipertimbangkan dengan tepat. Regreasing harus mudah.
Greasing System: Peletakan bearing
Pumping unit atau pompa angguk (Donkey Pump) adalah produk peralatan oil and gas. Peralatan ini adalah peralatan mekanis bukan proses, sehingga memungkinkan untuk diadakan reverse engineering. Terlebih dulu Bukaka membeli lisensi dari perusahaan Amerika, “Oilwell”. Sengaja dicari perusahaan yang hampir bangkrut untuk mendapatkan lisensi dengan persyaratan dan harga yang masuk akal. Kemudian Bukaka mengembangkan sendiri berbagai tipe selanjutnya. Tak lupa mengajukan sertifikasi API. Di dalam API sudah terangkum semua dimensi pokok pumping unit,termasuk aspek teknik dan Quality-plan. Pengalaman Penting Dari Pumping Unit:
Tulisan berikut adalah lanjutan risalah dari paparan Ir. Kusnan Nuryadi, berjudul “Reverse Kusnan adalah salah-seorang pendiri Bukaka Teknik Utama.
REVERSE ENGINEERING PADA POMPA ANGGUK
GARBARATA (AIRPORT BOARDING BRIDGE)
FEBRUARI 2010 PT DIRGANTARA INDONESIA (PT DI) nyaris dipailitkan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 4/09/07.
Profit Center mencakup CN-235 (Aircraft & Component); N-250; NC-212; Aircraft Industrial Part and Component Manufacturing; Aircraft Industrial Tool Equipment Manufacturing; dan Special Mission Aircraft
Perancis NAS 332 Super Puma, Pengembangan dari
Helikopter NBO 105, dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari MBB Jerman NBK 117 NBell 412, lisensi dari Bell Helicopter, AS NAS 330 Puma, lisensi dari Aerospatiale,
Polandia (sekarang PZL) Pesawat N-2130, dihentikan karena krisis 1998.
N-219, direncanakan terbang pada 2010 Sikumbang, produksi era Nurtanio Belalang, produksi era Nurtanio Kunang, produksi era Nurtanio Gelatik, produksi era LAPIP, lisensi CEKOP
(industri penerbangan Spanyol)
CN-235. Saat ini merupakan produk andalan PT
DI, jenis pesawat paling laku di kelasnya. Terdiri
dari berbagai jenis, komersil dan militer.Menggunakan CAD/CAM terintegrasi, N-250 adalah pesawat propeller pertama di dunia yang menggunakan teknologi fly-by-wire. NC-212. Pesawat lisens i dari CASA Spanyol
PT DI Vs “ekonom neo-lib” PRODUCTS PT DI: N-250, asli buatan insinyur Indonesia.
HINGGA TAHUN 2000, PT DI RELATIF BERHASIL MELAKUKAN TRANSFORMASI TEKNOLOGI, SEKALIGUS MENGUASAI TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN DALAM HAL MENDESAIN PESAWAT, PENGEMBANGAN, DAN MEMPRODUKSI PESAWAT KOMUTER REGIONAL KECIL-
SEDANG.Revenue Center : Flight Test Center; Engineering R&D Center; dan Laboratory Measurement Test []
Strategic Business Units (SBU) terdiri dari Aircraft Services; Manufacturing Services; Technology & Engineering Services; Interior; Helicopter; Defence & Security System; Aerospace System; Information Technology; dan ATEC
Struktur terbaru PT. Dirgantara Indonesia meliputi; 6 Profits Centers, 9 unit bisnis strategis (SBU), 3 Revenue Centers, 5 Subsidiary and Corporate Function.
Namun pada tanggal 24/10/07 keputusan pailit itu dibatalkan.
Sayangnya, kemampuan teknologi yang telah dikuasai melalui proses pembelajaran yang panjang itu tidak didukung dengan sistem yang lengkap. Dan kelemahan sistem itu diperparah hantaman krisis 1997 yang memorak- poranakan tatanan sospol Indonesia.
Hingga tahun 2000, PT DI relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan dalam hal mendesain pesawat, pengembangan, dan memproduksi pesawat komuter regional kecil-sedang. PT DI telah menjadi salah satu industri pesawat terbang terkemuka di kawasan di Asia dengan kompetensi intinya di bidang desain pesawat, pengembangan dan memproduksi pesawat pengangkut ukuran kecil sampai menengah baik untuk sipil maupun militer.
IPTN sudah mampu memproduksi suku cadang pesawat terbang sehingga mereka mampu mengganti suku cadang asli dengan buatan sendiri. IPTN juga mampu mengadaptasi dan mendisain sendiri peralatan dan mesinnya.
Padahal hingga pertengahan 1990-an
1998 terjadi Krisis Moneter yang menyebabkan Indonesia menjadi pasien IMF. Point pertama yang harus ditanda-tangani oleh Presiden Soeharto di bawah kacak pinggang Michael Camdessus (Managing Director IMF) adalah: Indonesia tak boleh membiayai program-program industri pesawat terbang PT. DI.
Dilain pihak, para ekonom, yang diwakili Prof. Wijoyo Nitisastro beranggapan bahwa industri ini hanya akan banyak menghabiskan devisa negara saja.
Bacharudin Jusuf Habibie dan para teknolog berpendapat bahwa kehadiran industri pesawat terbang modern akan memicu tumbuhnya industri-industri penunjang dan industri-industri hulu.
PT DI menempati areal sekitar 125,4 Ha, terdiri dari 79,3 Ha berupa lahan dan 46,1 Ha untuk luas bangunannya. Kapasitas permesinan yang tersedia sebesar 1.214.985 Machineour, dengan fasilitas permesinan meliputi 88 mesin Computer Numerical Control (CNC), 47 mesin-mesin Touched Numerical Control (TNC), dan sekitar 445 mesin- mesin konvensional.