Nilai Kecantikan Perempuan (Studi Etnografi Tentang Nilai Kecantikan oleh Pelanggan Salon Kecantikan di Pasar 1 Kelurahan Padang Bulan Medan)

  

N i l a i K e c a n t i k a n P e r e m p u a n

( S t u d i E t n o g r a f i t e n t a n g N i l a i K e c a n t i k a n o l e h P e l a n g g a n

S a l o n K e c a n t i k a n d i P a s a r I K e l u r a h a n P a d a n g B u l a n K e c a m a t a n M e d a n B a r u )

1.1. Latar Belakang Masalah

  T u l i s a n i n i a k a n m e n g k a j i p e r s p e k t i f n i l a i k e c a n t i k a n o l e h p e l a n g g a n s a l o n k e c a n t i k a n d i k o t a M e d a n , k h u s u s n y a d i P a s a r I P a d a n g B u l a n . S a l o n a d a l a h s e b u a h p e l a y a n a n p u b l i k ( p u b l i c

  s e r v i c e ) y a n g m e n y e d i a k a n k e b u t u h a n p e n u n j a n g k e c a n t i k a n

  s e p e r t i m e m b e r i k a n p e l a y a n a n g u n t i n g r a m b u t , m a k e u p ,

  

s m o o t h i n g , r e b o n d i n g , p e d i c u r e , m e d i c u r e , d a n l a i n - l a i n . T i d a k

  h a n y a u n t u k k a u m p e r e m p u a n s a j a s a l o n k e c a n t i k a n i n i d i g u n a k a n , k i n i j u g a b a n y a k m e m b e r i k a n p e l a y a n a n u n t u k p r i a .

  S e p e r t i k e h a d i r a n s a l o n k h u s u s p r i a d e n g a n l a b e l f o r m a n m e n j a d i i d o l a b a g i p r i a . P e l a y a n a n n y a s a m a d e n g a n s a l o n p a d a u m u m n y a y a n g m e m b e d a k a n h a n y a p r o d u k - p r o d u k y a n g d i g u n a k a n k h u s u s u n t u k p r i a .

  S a a t i n i k e b e r a d a a n b i s n i s s a l o n c u k u p b e s a r p o s i s i n y a d i I n d o n e s i a , t e r c a t a t d a t a p a d a t a h u n 2 0 1 4 s e b a n y a k 5 . 3 5 7 j u m l a h

  1

  s a l o n y a n g a d a d i s e l u r u h p e n j u r u I n d o n e s i a . D i K o t a M e d a n t e r d a p a t 3 6 4 s a l o n d a n d i P a s a r 1 P a d a n g B u l a n M e d a n , p e n e l i t i b a h w a b e n a r s a l o n m e n j a d i b i s n i s y a n g p a t u t d i p e r h i t u n g k a n d i M e d a n s a a t i n i .

  Banyaknya jumlah salon membuktikan bahwa manusia saat ini sangat memperhatikan penampilannya secara fisik. Media sebagai sarana yang membentuk gaya hidup mempertontonkan mode baju, gaya rambut, kulit, sampai pada bentuk tubuh yang ideal membuat salon tumbuh dan berkembang pesat di kota-kota besar bahkan sampai pelosok desa. Salon dijadikan tempat untuk berkonsultasi mencari solusi atas bagaimana seharusnya berpenampilan, menjaga rambut, wajah dan seluruh badan agar terlihat lebih cantik. Di salon juga disediakan majalah sebagai refrensi pelanggan untuk meniru gaya yang sedang trend dari tokoh-tokoh idolanya.

  Pelayanan-pelayanan di salon juga membuat semakin betahnya pelanggan berlama-lama di sana mulai dari bergossip, curhat mengenai masalah pribadi pelanggan. Memang alasan orang ke salon adalah untuk merawat diri, akan tetapi interaksi seperti yang disebutkan juga terjadi artinya bagaimana si pemilik salon dapat menarik pelanggan agar mendapatkan pelanggan lebih banyak. Ketika pelanggan nyaman berada di salonnya maka iapun akan merekomendasikan salon tersebut dengan mengajak keluarga, saudara, teman dan sahabat. Selain pelayanan untuk menarik pelanggan, pemilik salon menata ruangan desain interior semenarik mungkin agar memberikan kesan pertama yang memikat dan selanjutnya membuat pelanggan kembali. Hal itu dituturkan oleh salah satu informan bernama Marice br Hutabarat (31 Tahun). Ia menyatakan bahwa saat ini ada juga salon yang berani

  2 memberikan pelayanan lebih dan terkenal dengan sebutan salon plus-plus.

  Terlepas dari bagaimana pemilik salon mencari pelanggan yang paling menarik adalah mengapa masyarakat saat ini sangat memperhatikan penampilannya ingin selalu tampak terlihat cantik, tentu tak seorangpun akan menjawab tidak. Tampil anggun dan menawan adalah harapan setiap wanita. Bahkan uniknya disalah satu rumah sakit yang pernah ditinjau oleh peneliti ditemukan keberadaan jasa salon 2 yang bersedia memberikan pelayanan bagi pasien Rumah Sakit. Alasannya mungkin

  

Salon plus-plus yang dimaksudkan dalam tulisan ini sama halnya dengan lokalisasi prostitusi dimana

terjadi pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah, sebagai suatu transaksi perdagangan pasien ingin terlihat lebih cantik selayaknya seorang pasien yang tidak sedang sakit. Atau seorang pasien rumah sakit yang opname sebelum pulang kerumahnya menyempatkan diri ke salon dulu untuk memanjakan dan merawat tubuh agar terlihat lebih segar.

  Cantik memang dambaan setiap perempuan namun jika ditelaah dengan pikiran yang terbuka, kecantikan memiliki makna yang begitu luas. Artinya kecantikan bisa pula dilihat dari pengetahuan, rasa percaya diri, keunikan pribadi (karakter), dan tidak terpaku pada dimensi visual yang dapat dilihat mata. Kemudian, kepribadian yang menarik bisa membuat seorang perempuan terlihat cantik dan menarik. Apabila kecantikan tidak hanya dilihat dari penampilan fisik namun juga dari pribadinya mengutarakan bahwa cantik itu bersifat relatif. Setiap hal yang ada kaitannya dengan selera tentu pengertiannya berbeda-beda.

  Relatifnya kecantikan juga pernah diutarakan dalam Femina Edisi Tahunan 2014, bahwa kecantikan setiap Negara berbeda-beda. Menurut budaya barat tubuh

  3

  adalah manifestasi dari kecantikan. Negara-negara Islam seperti Negara di Timur Tengah dan sebagian Asia Tenggara seperti di Indonesia dan Malaysia, kecantikan

  4

  muncul dari kehidupan spiritual tercermin dalam refleksi damai dan harmonis. Di India perempuan juga dianggap makhluk sensual bahkan baju tradisional (kain sari) justru didesain menampilkan bagian-bagian tubuh paling sensual dari seorang perempuan.

  Cantik memang bersifat relatif namun secara universal ada kecenderungan melihat cantik hanya dari segi fisik dan penampilan luarnya. Seperti cantik itu putih, Chaney (1996: 16) menyebutkan bahwa penampakan luar menjadi sangat penting untuk menunjukan identitas sosial seseorang sehingga orang sekarang perlu bersolek

3 M e r e k a m e n g g a n g a p c a n t i k i t u b a i k , t a p i j u g a s e s u a t u y a n g a r t i f i c i a l

  

k a r e n a w a n i t a E r o p a l e b i h b e b a s m e n g e k s p r e s i k a n k e c a n t i k a n n y a . S e p e r t i

b e n t u k t u b u h l a n g s i n g b u k a n m u t l a k s e b a g a i u k u r a n k e c a n t i k a n . B a g i

m e r e k a , e k s p r e s i i n d i v i d u a l l e b i h p e n t i n g k a r e n a m e n g g a n g a p i t u a d a l a h

t u b u h m e r e k a s e n d i r i d a n b e r h a k m e m p e r l a k u k a n n y a s e p e r t i y a n g m e r e k a atau berias diri, dan saat ini dikenal dengan sebutan masyarakat pesolek (dandy society).

  Penampilan luar yang menarik dapat mencitrakan diri menjadi lebih positif, baik hati, kuat, cerdik, rapi, berjiwa sosial, ramah, menyenangkan daripada orang yang berpenampilan yang biasa (Berscheid dan Walster, 1972: 46). Orang yang lebih cantik akan lebih menarik simpati dan mendapatkan nilai lebih. Misalnya sebut saja dalam pekerjaan berapa orang yang kariernya naik karena ia cantik? Atau disekolah anak yang cantik cenderung diperhatikan oleh gurunya dan mendapat penilaian lebih dari teman-temannya yang berpenampilan biasa. Di Kanada sendiri dilakukan survei oleh Kaczorowski 1989 dengan judul “kualitas hidup orang-orang Kanada” dengan responden 4000 pekerja dengan 4 kategori yakni tidak cantik, rata-rata, cantik dan mengagumkan. Hasilnya adalah 75% dari responden dengan penampilan yang menarik menghasilkan pendapatan yang tinggi sehingga kualitas hidupnya pun menjadi lebih baik, sedang sisanya memperoleh pendapatan rata-rata dan sedikit mempengaruhi kualitas hidupnya.

  Survei yang dilakukan oleh Kaczorowski 1989 ini menunjukkan bahwa penampilan fisik seseorang mendukungnya meraih suatu prestise tertinggi dalam hidupnya. Mungkin itulah sebabnya perempuan menginginkan ia menjadi lebih menarik dengan mengubah penampilannya atau merawat tubuhnya di salon.

  Meskipun ada pendapat mengenai cantik itu relatif namun survei ini cukup menjadi bukti bahwa cantik secara fisik menjadi sangat penting bagi perempuan muda maupun tua. Bahkan tidak jarang perempuan mengasumsikan bahwa ketika kamu

  Bagaimana di Pasar 1 Padang Bulan, Medan? Mengapa salon begitu banyak dan menjadi tempat-tempat favorit bagi perempuan? Apa yang mereka pikirkan mengenai nilai kecantikan? Adakah hal yang ingin dicapainya melalui kecantikan itu? Hal-hal ini akan menjadi fokus penelitian. Mengapa menjadi penting? Asumsinya adalah saat ini penampilan adalah kunci keberhasilan dalam meraih kesejahteraan sehingga kualitas individu menjadi hal yang dikesampingkan.

  Jauh dari penampilan bahwa seharusnya kualitas menjadi prioritas. Kecantikan bukan hanya persoalan tampilannya, namun pemaknaan kecantikan itu sendiri. Sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan fenomena- fenomena sosial dikalangan perempuan dalam menghadapi modernitas. Seperti yang dinyatakan Johnson dan Ferguson (1990), “Perempuan perlu belajar untuk menerima ukuran tubuh mereka yang normal untuk melawan citra ideal perempuan langsing

  5 yang dipromosikan oleh media dan kebudayaan kita”.

1.2. Tinjauan pustaka

  Banyak definisi yang menyebutkan mengenai cantik, telah mengisyaratkan bahwa cantik memang relatif. Seperti salah satu definisi yang mengatakan kecantikan adalah apa yang dilihat oleh mata dan diresapi dengan hati, yang menimbulkan berbagai perasaan tertentu. Berbicara dengan kata cantik sama halnya dengan pengertian nilai budaya yang sudah terkonsep dalam alam pikiran sebagian warga masyarakat yang mereka anggap berharga, bernilai, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman orientasi kepada kehidupan warga masyarakat tadi.

  Kecantikan tidak bisa terlepas dari keindahan fisik atau tubuh. Tubuh yang ideal adalah langsing, proporsianal, perut datar, payudara kencang, pinggang ysng berlekuk, dan pantat sintal itulah yang dikatakan cantik (Melliana, 2006: 4). Dan menurut Yulianto (2007: 36) mengatakan idealisme kecantikan perempuan kini diidentikkan dengan kulit putih atau wajah Indo.

  

tubuh laki-laki dan perempuan, kecantikan yang bersinar secara fisik, bukanlah

murni fisik. Setiap orang akan mengakui bahwa hal ini terkait dengan wajah

manusia. Kecantikan wajah sejauh berasal dari proporsi fisik yang sempurna, daging yang kuat dan kulit yang teksturnya baik, dapat saja membuat dirinya mati dan tidak menarik. Sebelumnya, ciri-ciri seperti itu dapat saja menjadi dasar bagi air muka

  

yang jelek, mengungkapkan sebuah kepribadian yang mementingkan diri dan penuh

kebencian. Namun suatu wajah dapat juga memiliki kecantikan luar biasa melalui

ekspresi-ekspresinya yang berubah-ubah, yang darinya ia mampu menghadirkan

sebuah kepribadian yang matang dan dapat dicintai, meskipun ciri-ciri wajahnya

secara fisik jelek. Hal yang sama juga benar bagi tubuh secara keseluruhan.

Kecantikannya yang hidup tidak pernah fisik melulu.”

  6 Dalam esainya “Of the Standart of Taste” (1956: 6) David Hume mencatat : “Kecantikan bukanlah kualitas di dalam dirinya sendiri: ia eksis hampir-

hampir dalam pikiran yang memikirkannya; dan masing-masing pikiran menerima

satu kecantikan yang berbeda. Seseorang mungkin menerima sesuatu sebagai

kelemahan, sementara yang lain melihatnya sebagai keindahan. Mencari kecantikan

yang real, atau kelemahan yang real, merupakan sebuah pencarian yang sia-sia,

sama seperti memaksakan diri untuk memastikan rasa manis yang real atau rasa

pahit yang real.”

  Bagi perempuan kecantikan merupakan anugerah terindah yang dipercaya bisa menambah keyakinan, percaya diri, dan energi kehidupan. Konsep cantik memang relatif, karena cantik bagi satu orang belum tentu cantik bagi orang lain. Oleh karena itu, cantik memiliki sifat relatif dan kontekstual dan tidak mengenal kelas.

  Koentjaraningrat (2002: 186) menyebutkan ada tiga wujud kebudayaan yakni: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Artinya konsep kecantikan berada menyebabkan kecantikan bersifat relatif.

  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Sehingga dalam pemikiran masyarakat

6 Synnott, Anthony. Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri, dan Masyarakat. Yogyakarta & Bandung:

  mengenai cantik tadi diwujudkannya dengan mengunjungi salon, agar terwujudlah cantik yang ada didalam pikirannya.

  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan dalam penelitian ini tampak dengan munculnya berbagai produk kosmetik. Contohnya produk makeup, produk creambath untuk rambut, produk spa dan sebagainya.

  Ketiga wujud budaya tersebut juga senada dengan yang disebutkan oleh Parsudi Suparlan mengenai budaya (hubungan antar sukubangsa, 2-19):

  “Sebagai pengetahuan kebudayaan adalah satuan ide yang ada dalam

kepala manusia yang terdiri dari satuan nilai-nilai, norma-norma

yang berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan

dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan dan alam

berisikan serangkaian konsep-konsep dan model-model pengetahuan

mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya

diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu lingkungan

sosial, kebudayaan dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam

penggunaanya adalah selektif sesuai dengan lingkungan yang

dihadapi oleh pendukungnya”.

  Walaupun kecantikan bersifat relatif yang adanya didalam pemikiran manusia namun tetap memiliki pandangan tersendiri mengenai apa yang disebut dengan cantik. Misalnya kecantikan dipandang dari aspek kebudayaannya. Berikut ini diberbagai daerah menurut budaya masing-masing: pada suku Mursi di selatan Ethopia menyebutkan cantik ketika seorang perempuan memiliki tindik di bagian bibir bawah, dengan piringan yang dipasang membuka lebar mulut. Semakin besar piringan tersebut semakin bertambah pula nilai kecantikan mereka. Piringan tersebut

  7 menyimbolkan harga diri dan kematangan seksual seorang perempuan .

  P e r e m p u a n A m a z o n d i k e n a l m e m i l i k i t r a d i s i m e n g h i a s i p e r m u k a a n k u l i t t u b u h n y a d e n g a n c a t y a n g t e r b u a t d a r i t a n a m a n d a n d a r a h b i n a t a n g . M e r e k a m e l a k u k a n h a l t e r s e b u t k a r e n a d i a n g g a p d a p a t m e m p e r c a n t i k d i r i n y a d a n m e n a r i k p e r h a t i a n l a w a n j e n i s n y a . D i M a u r i t a n i a H a m p i r d i s e m u a n e g a r a m e n g a n g g a p c a n t i k i t u i b a r a t d e n g a n l a n g s i n g , t e t a p i d i n e g a r a b a g i a n A f r i k a b a r a t ‘ B i g i s B e a u t i f u l ’ . M a u r i t a n i a n e g a r a b e r p a s i r y a n g t e r l e t a k d i s e b e l a h b a r a t l a u t A f r i k a d i m a n a b e s a r i t u l e b i h b a i k ( S e x y ) d a r i p a d a l a n g s i n g . S e m a k i n B e s a r ( G e n d u t ) s e o r a n g w a n i t a , m a k a s e m a k i n b a n y a k p r i a y a n g s u k a , j i k a s e m a k i n l a n g s i n g m a k a s e m a k i n t i d a k l a k u . K e m u d i a n S u k u M a s a i , s e m a k i n p a n j a n g t e l i n g a m e r e k a m a k a s e m a k i n t i n g g i p u l a n i l a i k e c a n t i k a n s e o r a n g p e r e m p u a n .

  B e r b a g a i c a r a m e r e k a l a k u k a n u n t u k m e n d a p a t k a n d a u n t e l i n g a y a n g p a n j a n g , m u l a i d e n g a n m e n i n d i k n y a d e n g a n b e n d a t a j a m b e r d i a m e t e r b e s a r , r a n t i n g , b e b a t u a n d a n b a h k a n g a d i n g g a j a h y a n g t e l a h m e r e k a b e n t u k . P e r e m p u a n S u k u M a s a i p u n d i k e n a l d e n g a n k e p a l a p l o n t o s d a n m e n c a b u t d u a g i g i t e n g a h d i b a g i a n r a h a n g b a w a h n y a . K e c a n t i k a n a l a s u k u M a s a i i n i p u n m i r i p d e n g a n s u k u D a y a k d i I n d o n e s i a , b a g i p e r e m p u a n S u k u y a n g d i t i n d i k d e n g a n a n t i n g - a n t i n g b e r b a h a n t e m b a g a , e m a s , p e r a k . S e t i a p s a t u b u a h t i n d i k n y a m e n y a t a k a n u s i a d a n p r e s t i s e t e r s e n d i r i y a n g d i s e b u t d e n g a n c a n t i k .

  Contoh lain dalam sastra Jawa yang mendeskripsikan idealisme kecantikan perempuan, kecantikan priyayi dideskripsikan sebagai berikut: kecantikan priyayi adalah bila ia bergerak secara lamban. Seperti seorang yang kelelahan, ia menggerakkan matanya pelan manakala ia melihat seseorang lain. Jangan bersolek hanya akan menimbulkan hasrat saja. Kulitnya gelap/kehitam-hitaman, ia tidak suka

  8 tertawa. Jika tertawa ia selalu berusaha menutupi mulutnya .

  Masih banyak lagi penilaian mengenai cantik menurut persfektif budaya seperti Suku Jepang, Timur Tengah, Suku Maori di Selandia Baru yang semuanya mulai terkikis oleh kemajuan zaman kehadiran dan teknologi. Namun bukan berarti nilai kecantikan yang demikian tidak lagi dipegang, hanya dalam kuantitas yang kecil. Memang dari dulu kecantikan dianggap menjadikan simbol keberadaan wanita untuk menarik perhatian kaum pria. Lebih kompleksnya kecantikan menarik perempuan menuju kesejahteraan (Berscheid dan Walster: 1972: 46) yang dipengaruhi oleh keberadaan teknologi yakni media massa maupun media elektronik.

  Sehingga perubahan nilai kecantikan secara budaya tidak menjadi norma yang baku dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, yang artinya norma sebagai acuan terhadap nilai yang polanya bersifat tradisional berubah menjadi pola kompleks atau modern.

  Perempuan tidak lagi memikirkan kualitas diri, tetapi hanya mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuh. Tubuh dijadikan konsumsi publik dan mencitrakan keberadaan dirinya (hal ini disebutkan Nancy Etcoff

  9 “Survival of the prettiest” dalam David Chaney, 1996: 16) sebagai gejala lookism.

  Tampil cantik merupakan keinginan setiap perempuan. Semua perempuan ingin kelihatan cantik di mata semua orang, terutama oleh lawan jenis. Hal inilah yang kemudian mendorong perempuan untuk selalu terlihat cantik dan berlomba-lomba logisnya adalah pemakaian produk-produk kosmetik yang akan menunjang penampilan. Dengan kata lain perempuan selalu erat kaitannya dengan produk 8 kosmetik dan hampir-hampir tidak bisa dilepaskan dari produk-produk tersebut.

  

Hubungan antara kecantikan, produk kosmetik dan keputusan pembelian oleh Ayu Arini, Mahesarani

Vini A., Laila Kurniawati, dan Rocmatul Maghfuro (https://www. Hubungan antara kecantikan,

9 produk kosmetik dan keputusan pembelian.html. diakses pada 4 april 2014)

Teori yang menganggap bahwa bila tampilan anda lebih baik, maka lebih sukseslah anda dalam

  Untuk mencari produk yang berkualitas, perempuan seringkali mengunjungi dokter spesialis kecantikan. Atau seminimalnya wanita mengkonsultasikan dengan salon langgannya. Di salon, perempuan tidak hanya berkonsultasi namun juga dilayani dengan berbagai jenis perawat tubuh dari ujung kaki sampai ujung rambut.

  10 Salon menciptakan suatu kecantikan yang general dengan dukungan media. Baik itu

  media massa seperti majalah, Koran, tabloid dan lainnya sampai media massa melalui iklan produk televisi.

  Dengan demikian bahwa memang perubahan nilai kecantikan secara perspektif budaya tersebut dipengaruhi oleh nilai modernitas dan gaya hidup dewasa ini. Jauh daripada kecantikan secara fisik dapat menunjang kesejahteraan namun kualitas diri perempuan itu sendirilah yang membawa mereka menuju kesejahteraan.

  Bukan berarti perempuan boleh mengabaikan penampilan namun dalam tulisan ini hendak ditelusuri bagaimana pandangan perempuan mengenai kecantikan dengan meninjau perspektif budaya mengenai kecantikan.

1.3. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka secara spesifik permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana nilai dan makna kecantikan bagi pelanggan perempuan dan sebagian laki-laki”. Pokok permasalahan tersebut akan dirumuskan dengan beberapa pertanyaan penelitian :

  1. Bagaimana nilai kecantikan menurut pandangan pelanggan perempuan dan laki-laki yang sering berkunjung ke salon ?

  3. Adakah pergeseran nilai budaya tradisional dengan budaya modernitas mengenai nilai kecantikan ?

10 Kecantikan yang general yang dimaksud penulis adalah kecantikan yang sama dewasa ini. Saat ini

  

menurut penulis ada sebuah fenomena yang terjadi dikalangan perempuan dimana cantik itu memiliki

  1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  P e n e l i t i a n i n i b e r t u j u a n u n t u k m e n g u n g k a p k a n n i l a i k e c a n t i k a n m e n u r u t p e l a n g g a n s a l o n , a l a s a n p e l a n g g a n r a j i n k e s a l o n , s e r t a m e n g u n g k a p k a n p e r g e s e r a n n i l a i b u d a y a t r a d i s i o n a l d e n g a n b u d a y a m o d e r n i t a s m e n g e n a i n i l a i k e c a n t i k a n y a n g d i f o k u s d i s a l o n k e c a n t i k a n P a s a r 1 , P a d a n g B u l a n , M e d a n . S e d a n g k a n m a n f a a t d a r i p e n e l i t i a n i n i s e c a r a a k a d e m i s , d i h a r a p k a n d a p a t m e n a m b a h w a w a s a n k e i l m u a n t e n t a n g n i l a i k e c a n t i k a n d i m a n a n i l a i k c a n t i k a n m e r u p a k a n s u a t u f e n o m e n a s o s i a l y a n g d a p a t d i k a j i d a l a m i l m u A n t r o p o l o g i . M a n f a a t b a g i p e m b a c a p e n e l i t i i n g i n m e n y a t a k a n k e p a d a k a u m p e r e m p u a n b a h w a c a n t i k i t u r e l a t i f y a n g t i d a k h a n y a d i p a n d a n g d a r i s i s i f i s i k n y a s a j a , n a m u n d a p a t p u l a d i l i h a t d a r i d a l a m d i r i p e r e m p u a n

  11

  i t u s e d i r i y a n g s e r i n g d i s e b u t d e n g a r i n n e r b e a u t y . M e l a l u i t u l i s a n i n i j u g a d i h a r a p k a n p e r e m p u a n d i I n d o n e s i a t i d a k h a n y a m e m p e r l i h a t k e c a n t i k a n s e c a r a f i s i k n a m u n m e n u n j u k k a n k u a l i t a s p r i b a d i d a l a m m e r a i h j e n j a n g k a r i r .

  1.5. Metode Penelitian

  M e n g i n g a t m a s a l a h p e n e l i t i a n i n i m e n g e n a i n i l a i k e c a n t i k a n p e r e m p u a n , m a k a p e n e l i t i a n i n i d i l a k u k a n d e n g a n m e t o d e p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f y a n g b e r s i f a t d e s k r i p t i f , y a i t u d a t a a k a n s u a t u f e n o m e n a a t a u g e j a l a s o s i a l s u a t u m a s y a r a k a t y a n g d i t e l i t i ( K o e n t j a r a n i n g r a t , 1 9 8 1 : 3 0 ) . H a l i n i s e n a d a d e n g a n p e n g e r t i a n p e n e l i t i a n e t n o g r a f i m e n u r u t J a m e s S p r a e d l y d a l a m b u k u n y a 11 M e t o d e E t n o g r a f i b a h w a e t n o g r a f i m e r u p a k a n p e k e r j a a a n

  Inner beauty adalah hasil dari proses pembentukan kepribadian manusia yang panjang, kontinu, dan komprehensip, dengan tidak mengabaikan kesehatan, kecantikan, dan keindahan fisik tentu saja. Tetapi m e n d e s k r i p s i k a n s u a t u k e b u d a y a a n y a n g b e r t u j u a n u n t u k m e m a h a m i s u a t u p a n d a n g a n h i d u p d a r i s u d u t p a n d a n g p e n d u d u k a s l i . D e n g a n d e m i k i a n d a t a y a n g d i p e r o l e h d a r i l a p a n g a n d i a n a l i s i s b e r d a s a r k a n a n a l i s i s d e s k r i p t i f u n t u k m e n c o b a m e n g g a l i d a n m e n e m u k a n , s e r t a m e m a h a m i b a g a i m a n a n i l a i k e c a n t i k a n b a g i p e r e m p u a n d i P a s a r 1 , P a d a n g B u l a n , M e d a n .

  U n t u k m e n d e s k r i p s i k a n h a l t e r s e b u t , m a k a p e n e l i t i m e l a k u k a n p e n e l i t i a n l a p a n g a n ( f i e l d r e s e a r c h ) s e b a g a i c a r a u n t u k m e m p e r o l e h d a t a - d a t a p r i m e r . D i s a m p i n g i t u , d a t a s e k u n d e r j u g a d i b u t u h k a n d a l a m h a l m e l e n g k a p i d a t a p r i m e r y a n g d i p e r o l e h d a r i b u k u - b u k u , a r t i k e l - a r t i k e l a t a u p u n t u l i s a n - t u l i s a n y a n g b e r k a i t a n d e n g a n m a s a l a h p e n e l i t i a n .

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data

  T e k n i k p e n g u m p u l a n d a t a y a n g s a y a l a k u k a n d a l a m p e n e l i t i a n i n i i a l a h d e n g a n t e k n i k o b s e r v a s i , w a w a n c a r a d a n s t u d i k e p u s t a k a a n .

1. Observasi dan Observasi partisipasi

  Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas-aktivitas, gejala-gejala masyarakat di lokasi penelitian. Metode observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas yang terjadi di salon kecantikan yang dapat diamati dan dapat membantu peneliti dalam mencari jawaban atas rumusan masalah penelitian (Suparlan, 1986 : 6). Dalam metode observasi atau serta menuliskan hasil pengamatan yang diperoleh dari lapangan dalam sebuah catatan lapangan (fieldnote). selanjutnya peneliti akan melakukan observasi partisipasi (participant observation) yang artinya metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian informan (Bungin, 2007).

  2. Wawancara P e n e l i t i m e n g g u n a k a n t e k h n i k i n d e p t h i n t e r v i e w a t a u w a w a n c a r a m e n d a l a m u n t u k m e n d a p a t k a n d a t a d a r i i n f o r m a n .

  W a w a n c a r a d i g u n a k a n u n t u k m e m p e r o l e h d a t a m e n g e n a i n i l a i k e c a n t i k a n m e n u r u t p e r e m p u a n d i P a s a r 1 , P a d a n g B u l a n , M e d a n .

  W a w a n c a r a m e n d a l a m s e c a r a u m u m a d a l a h p r o s e s m e m p e r o l e h k e t e r a n g a n u n t u k t u j u a n p e n e l i t i a n t a n y a j a w a b s a m b i l b e r t a t a p m u k a a n t a r a p e w a w a n c a r a d e n g a n i n f o r m a n a t a u o r a n g y a n g d i w a w a n c a r a i d e n g a n a t a u t a n p a p e d o m a n w a w a n c a r a ( i n t e r v i e w

  g u i d e ) . P e w a w a n c a r a d a n i n f o r m a n t e r l i b a t d a l a m k e h i d u p a n

  s o s i a l y a n g r e l a t i f l a m a . D e n g a n d e m i k i a n , k e k h a s a n w a w a n c a r a m e n d a l a m a d a l a h k e t e r l i b a t a n n y a d a l a m k e h i d u p a n i n f o r m a n .

  D e n g a n m e t o d e i n i p e n e l i t i m e n g g u n a k a n p e d o m a n w a w a n c a r a . I n f o r m a n d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h : 1.

  Pelanggan perempuan salon kecantikan Pasar 1, Padang Bulan, Medan.

  2. Laki-laki yang tinggal di Pasar 1, Padang Bulan, Medan. S e l a i n i n f o r m a n d i a t a s p e n e l i t i j u g a m e m b e r i k e s e m p a t a n b a g i i n f o r m a n l a i n y a n g d i a n g g a p d a p a t m e m b e r i k a n i n f o r m a s i u n t u k k e l e n g k a p a n d a t a p e n e l i t i a n .

  A d a p u n s a l o n y a n g d i t e l i t i y a i t u d u a s a l o n . S a l o n C h a r a m e l d i j a l a n B e r d i k a r i , d a n S a l o n I c e d i j a l a n H a r m o n i k a . A l a s a n m e m i l i h s a l o n - s a l o n t e r s e b u t k a r e n a p e n e l i t i m e n g o b s e r v a s i k e c a n t i k a n , k a r e n a p e n e l i t i m e l i h a t p e l a n g g a n y a n g b e r k u n j u n g k e s a l o n t e r s e b u t c u k u p b a n y a k d a r i b e r b a g a i k a l a n g a n p e r e m p u a n m u d a s a m p a i u s i a t u a . S e l a i n i t u p e n e l i t i j u g a m e l i h a t b a h w a s a l o n - s a l o n t e r s e b u t l o k a s i n y a s t r a t e g i s d a n c u k u p l e n g k a p p e l a y a n a n n y a ( d a l a m a r t i p e l a y a n a n u n t u k m e r a w a t d i r i / m e m p e r c a n t i k d i r i ) .

  D e n g a n t e k n i k i n i , p e n e l i t i m e n g g u n a k a n p e d o m a n w a w a n c a r a s e r t a i n s t r u m e n w a w a n c a r a u n t u k m e r e k a m d a n m e n c a t a t h a s i l w a w a n c a r a s e p e r t i t a p e r e c o r d e r , b u k u t u l i s , p u l p e n d a n a l a t t u l i s l a i n n y a . S e d a n g k a n s t u d i k e p u s t a k a a n p e n e l i t i j a d i k a n s e b a g a i s u m b e r d a t a s e k u n d e r y a n g d i p e r o l e h d a r i b u k u - b u k u , a r t i k e l - a r t i k e l , j u r n a l s e r t a t u l i s a n - t u l i s a n i l m i a h y a n g b e r h u b u n g a n d e n g a n r u m u s a n p e n e l i t i a n u n t u k m e l e n g k a p i d a t a y a n g d i p e r o l e h m e l a l u i o b s e r v a s i d a n w a w a n c a r a .

3. Pengembangan Raport

  P e n e l i t i b e r u s a h a m e m b a n g u n r a p o r t y a n g b a i k t e r h a d a p i n f o r m a n u n t u k m e n d a p a t k a n d a t a - d a t a y a n g d i p e r l u k a n d a l a m p e n e l i t i a n , s e r t a u n t u k m e m b u a t i n f o r m a n m e n j a d i l e b i h n y a m a n d a n m u d a h t e r b u k a a t a s j a w a b a n - j a w a b a n d a r i p e r t a n y a a n p e n e l i t i a n y a n g a k a n d i t a n y a k a n . S e b e l u m n y a p e n e l i t i t e l a h m e n j a l i n r a p o r t d e n g a n i n f o r m a n y a k n i p a d a s a a t m e l a k u k a n p r a l a p a n g a n p a d a s a a t i t u i n f o r m a n c u k u p r a m a h d a n k o o p e r a t i f s a a t m e l a k u k a n w a w a n c a r a a w a l , m a k a p e n e l i t i r a s a t i d a k a k a n s u l i t s a a t m e l a k u k a n p e n e l i t i a n .

1.5.2. Analisis Data

  A n a l i s i s d a t a m e r u p a k a n s u a t u p r o s e s p e n g a t u r a n d a t a y a n g d i o r g a n i s a s i k a n d a l a m s u a t u b e n t u k a t a u k a t e g o r i ( M o l e o n g , 2 0 0 0 ) . D a t a y a n g d i p e r o l e h d a r i l a p a n g a n a k a n p e n e l i t i a n a l i s i s p e n g e l o m p o k a n d a t a k e d a l a m k a t e g o r i - k a t e g o r i t e r t e n t u d a n m e n c a r i h u b u n g a n - h u b u n g a n d a t a t e r s e b u t . P r o s e s a n a l i s i s d a t a i n i d i a w a l i d e n g a n c a r a m e n g u m p u l k a n d a t a - d a t a d a r i l a p a n g a n b a i k b e r u p a h a s i l o b s e r v a s i m a u p u n w a w a n c a r a s e r t a d a t a - d a t a y a n g d i p e r o l e h d a r i s t u d i k e p u s t a k a a n y a n g m e n g g a m b a r k a n n i l a i k e c a n t i k a n d a l a m p e r s p e k t i f p e r e m p u a n d i P a s a r 1 P a d a n g B u l a n M e d a n . K e m u d i a n p e n e l i t i m e n g a t e g o r i k a n d a t a t e r s e b u t b e r d a s a r k a n k a t e g o r i - k a t e g o r i y a n g t e r k a n d u n g d a l a m d a t a t e r s e b u t . K e m u d i a n h a s i l a n a l i s i s t e r s e b u t d i p a p a r k a n d a l a m l a p o r a n h a s i l p e n e l i t i a n b e r u p a s k r i p s i .

1.6. Rangkuman Pengalaman Lapangan

  Hari pertama (tanggal 24 Juni 2014, pukul 15.40 WIB) peneliti mulai kelapangan dengan mengunjungi salon yang pertama yakni salon Ice yang terletak di jalan Harmonika No 4 Pasar 1, Padang Bulan, Medan. Awalnya peneliti sangat khwatir apakah nantinya pemilik salon tersebut memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di salonnya.

  Sebelum sampai di salon Ice peneliti bersama seorang teman berencana untuk melakukan pendekatan dengan pemilik/karyawan salon terlebih dulu. Untuk mempermudah pendekatan dengan pemilik/karyawan, peneliti seolah-olah menjadi pelanggan yang ingin melakukan perawatan di salon itu. Peneliti meminta karyawan untuk creambath rambut di salon itu. Peneliti mulai memberanikan diri berbicara dengan seorang karyawan yang bernama Siska Tampubolon (27 tahun) yang sudah 1 tahun 2 bulan bekerja di salon Ice pada saat itu.

  Peneliti merasa nyaman saat berbicara dengan karyawan tersebut karena beliau sangat ramah, hal itu semakin membuka jalan untuk peneliti memberanikan diri memberitahu maksud dan tujuan peneliti yang sebenarnya. Sore itu hanya ada lima orang di salon itu, peneliti bersama seorang teman yang sedang di creambath peneliti dan temannya, lalu ada satu orang lagi yang sedang duduk sambil menonton TV yang ternyata itu adalah pemilik salon Ice tersebut.

  Hampir 2 jam peneliti di salon itu tidak ada satu pun pelanggan yang tampak selain peneliti dan temannya. Kak Siska (27 tahun) mengatakan sebelum peneliti datang sudah ada beberapa pelanggan yang berkunjung ke salon untuk smooting

  

rambut dan creambath juga. Peneliti dan kak Siska cukup banyak bercerita pada saat

itu karena peneliti ingin melakukan pengembangan raport yang baik dengan beliau.

  Jujur saja pertama kali melihat pemilik salon Ice peneliti sangat takut sekali berbicara dengannya karena melihat wajahnya yang agak cuek pada saat itu. Dengan berjalannya waktu, peneliti akhirnya menemui beliau dan ternyata jauh seperti yang diduga peneliti, pemilik itu juga sangat ramah bahkan mengizinkan untuk melakukan penelitian di salon tersebut. Peneliti sangat senang sekali mendengar hal itu, dan juga menjelaskan mengapa memilih salon Ice sebagai objek penelitian. Pemilik yang bernama Marice br Hutabarat biasa dipanggil Ice itu menyetujui permintaan peneliti.

  Jam terus berputar sehingga sudah menandakan hari itu sudah agak gelap, peneliti memutuskan untuk memulai penelitiannya di keesokan harinya. Berhubung juga karena pelanggan pada hari itu belum juga ada. Kak Ice si pemilik salon mengatakan lebih baik datang sore saja sekitaran pukul 16.00 WIB karena biasanya saat itu yang banyak pelanggannya. Peneliti menggangguk tanda setuju dengan pendapat kakak itu dan mengucapkan terimakasih lalu pamit pulang.

  Keesokan harinya peneliti berkunjung kembali ke salon itu, tetapi tidak sebagai pelanggan lagi melainkan sudah menjadi peneliti sesungguhnya karena sudah mendapat izin dari pemilik salon sebelumnya. Masih dengan perasaan sedikit agak takut-takut mungkin karena belum terbiasa, sesampai di salon Ice peneliti langsung menuju tempat duduk yang disediakan untuk tamu lalu memberikan senyuman kepada kak Ice dan kedua karyawannya yang pada saat itu mereka sedang sibuk melayani pelanggan. seorang nenek yang sudah cukup tua dan menghampiri peneliti. Ia mengatakan kalau nenek itu masih keluarga, dan juga menjelaskan kepada peneliti bahwa nenek itu sering mengecat rambut karena kalau tidak dicat rambutnya, kepala nenek itu menjadi gatal. Peneliti tersenyum mendengar cerita kakak berkulit hitam manis itu. Peneliti juga melihat ada dua orang lagi dipegang kedua karyawan salon itu yang sedang creambath juga masih keluarga dekat pemilik salon tersebut.

  Peneliti mulai bertanya kepada pemilik salon Ice mengenai identitas diri secara mendalam. Kemudian sejarah berdirinya salon Ice, modal awalnya, sampai pada penghasilan per bulannya. Karena kakak itu cukup terbuka orangnya peneliti tidak begitu sulit untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Berapa gaji daripada kedua karyawannya lalu mencari tahu perawatan apa saja yang ada di salon itu. Semua data itu didapat peneliti langsung dari kak Ice sendiri.

  Kak Ice memberitahu peneliti kalau akhir-akhir ini pelanggan agak sunyi tidak seperti biasanya. Ia mengatakan “mungkin karena panas kali ya dek di luar jadi orang malas keluar rumah atau mungkin karena sekarang mahasiswa USU sedang ujian jadi berkurang pelanggan karena sebagian besar pelanggan itu adalah mahasiswa dek”. Disini biasanya hari sabtu-minggu ramai dek, pokoknya nanti kalau ramai pelanggan kakak kabari kamu ya dek, kata kakak itu lagi.

  Sudah pukul 18.20 WIB peneliti melihat jam dinding yang ada di salon itu, ada dua orang teman kak Ice yang peneliti dengar sudah langganannya ketika Ia masih bekerja untuk orang lain atau belum buka salon sendiri. Peneliti senang sekali karena mengira kedua pelanggan itu bisa dijadikan informan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti. Mereka mau facial di salon Ice lalu peneliti meminta tolong kepada kak Ice supaya mereka bersedia diwawancarai untuk melengkapi data peneliti.

  Namun tidak diduga mereka menolak untuk diwawancarai dengan alasan yang kurang enak sebenarnya yakni mereka bilang nanti tidak tahu menjawab pertanyaan peneliti.

  Dengan perasaan yang sedikit kecewa karena memang tidak bisa memaksa melanjutkan penelitian di keesokkan harinya lagi.

  Peneliti kembali lagi pada hari jumat tanggal 27 juni 2014, pagi itu salon masih sepi belum ada pelanggan yang berkunjung. Peneliti ditemani salah satu karyawan salon Ice yakni kak Siska (27 tahun) yang sedang menonton TV sembari menunggu pelanggan. Tidak lama kemudian pelanggan pertama datang pada hari itu untuk memotong rambut, lalu pelanggan yang lain pun berdatangan untuk melakukan perawatan rambut lainnya seperti cuci rambut, creambath, smooting (pelurusan rambut).

  Hari ketiga inilah peneliti mulai mendapat informan pertama, yakni seorang perempuan yang dalam masa pencarian kerja (baru lulus sarjana kehutanan) sedang

  

creambath di salon Ice. Saat itu ia baru saja datang dari kota Pematangsiantar, karena

  hari itu beliau ada interview di hotel J.W.Marriot. peneliti menanyakan kepada informan itu apakah karena interview tersebut sehingga ia menyempatkan diri ke salon dulu? Kemudian peneliti mencoba mewawancarainya.

  Informan yang bernama Maharani br Purba (23 tahun) itu sambil tersenyum malu-malu menjawab pertanyaan peneliti:

  “Tidak, karena kebetulan kakak sudah lama tidak berkunjung ke salon ini jadi kakak kangen. Cantik itu menurut kakak yang penting terawat seperti berpenampilan rapi, bersih, tidak acak-acakan. Kalau cantik dari segi inner beautynya penting juga tetapi mungkin dapat dilihat setelah kenal dengan orang dalam jangka waktu yang agak lama. Jadi kakak lebih melihat dari segi penampilannya tadi, dan alasannya supaya enak dipandang oranglain atau lebih menarik perhatian termasuk laki-laki”.

  Setelah banyak ngobrol dengan informan yang pertama, lalu peneliti menunggu pelanggan yang lain supaya dijadikan informan. Lalu pelanggan yang lain pun datang, “adek ini memang pelanggan tetap di salon ini” tutur kak Siska karyawan salon Ice. Saat itu ia mau cuci rambut di salon tersebut karena air di rumahnya mati.

  Ia cerita kalau sudah dua hari tidak cuci rambut sehingga ia pergi ke salon saja. Sedikit berbeda dengan pernyataan informan yang pertama, informan yang kedua bernama Chrismaya br Sihombing (21 tahun) menjelaskan bahwa cantik itu seperti:

  “orang memang banyak melihat cantik itu dari segi fisiknya, namun kak. Hati bersih, ramah, dan tidak sombong lebih penting buat saya, karena untuk apa cantik diluar tetapi didalam hati busuk. Memang saya sering ke salon supaya enak dilihat orang dan juga saya merasa nyaman bagi diri sendiri serta manjadi lebih percaya diri. Kadang saya ke salon untuk refreshing atau menghilangkan stress saja”.

  Hari ini peneliti mendapatkan sekaligus dua informan dari kalangan yang berbeda. Namun sayang, mereka tidak melanjutkan perawatan dirumah melainkan hanya di salon saja sehingga peneliti belum mendapatkan informasi yang lebih

  Peneliti kembali ke lapangan pada tanggal 8 Juli 2014, dimana peneliti berkunjung ke salon yang berbeda dari sebelumnya. Peneliti memberanikan diri untuk mengunjungi salon kedua yang juga menjadi tempat peneliti melakukan penelitian yakni salon Charamel yang tidak jauh berada dari salon Ice. Seperti peneliti baru pertama kali melakukan penelitian di salon Ice, seperti itu juga yang peneliti lakukan di salon charamel. Peneliti juga melakukan perawatan terlebih dahulu sebelum menyampaikan maksud kedatangan peneliti untuk meminta izin kepada pemilik salon tersebut. Ternyata peneliti disambut baik oleh pemilik salon Charamel yang bernama kak Melda br Purba (32 tahun).

  Pada hari itu juga banyak informasi yang diketahui oleh si peneliti melalui penjelasan dari kak Melda. Mengenai sejarah salonnya yang akan peneliti jelaskan di bab selanjutnya dan mengenai banyak hal lagi tentang salonnya itu. Tidak lama kemudian pelanggan mulai berdatangan, di sanalah peneliti mulai mewawancarai pelanggan yang juga nantinya akan dijadikan sebagai informan demi tercapai data yang dicari oleh si peneliti. Ada pelanggan yang mau untuk diwawancarai, namun ada pula pelanggan yang tidak mau untuk diwawancarai. Tetapi di sini si peneliti tidak boleh memaksa kehendak para pelanggan.

  Begitulah untuk hari-hari selanjutnya yang dilakukan oleh si peneliti guna mendapatkan informasi dan kelengkapan data. Dalam mencari informan untuk diwawancarai ada mudah dan ada susahnya, karena kerap kali informan disibukkan dengan berbagai alasan seperti malu untuk ditanyain dan ada juga yang sibuk dengan

  Gadgetnya serta dengan alasan-alasan lainnya.