Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Kulit Wajah (Skin Beaching) pada Pengunjung Salon Kecantikan di kota Medan.

(1)

BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH (skin bleaching) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN

Oleh: DARA SAPUTRI

070100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH (skin bleaching) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN “ Karya Tullis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh: DARA SAPUTRI

070100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Kulit Wajah

(Skin Beaching) pada Pengunjung Salon Kecantikan di kota Medan

Nama : Dara Saputri NIM : 070100187

Pembimbing Penguji I

Prof. Dr.dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK Prof. Harun Alrasyid, SpPD

NIP. NIP.

Penguji II

dr. Nelly Efrida Samosir, Sp.PK NIP.

Medan, 29 November 2010 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220-198011-1-001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang---- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita

Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih sehingga banyak yang menggunakan produk pemutih kulit wajah.

Tujuan---Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin Bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

Metode---Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

Populasi penelitian adalah pengunjung salon kecantikan kota Medan yang menggunakan pemutih kulit wajah. Jumlah sampel yang harus dicapai adalah sebanyak 80 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu dengan teknik stratiefied random sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori untuk tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. untuk usia dikategori menjadi dua kelompok juga yaitu usia dewasa muda 15-30 tahun, dan dewasa tua >30 tahun. untuk pendapatan dikategorikan menjadi dua yaitu pendapatan tinggi >Rp 5.000.00 dan pendapatan sedang <Rp 5.000.000. motivasi responden menggunakan pemutih kulit wajah juga dikategorikan dua yaitu motivasi baik dan kurang. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit akan diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan juga dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahuan kurang.

Hasil---Dari 80 orang responden yang banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah kelompok usia dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang. Responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 74 orang. pendapatan responden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000 sebanyak 56 orang. sumber informasi yang sering dilihat responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang. dan sebanyak 60 orang responden bermotivasi baik menggunakan pemutih kulit wajah.

Kesimpulan---Responden yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah umur dewasa muda 15-30 tahun, pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah < Rp 5.000.000, dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pemutih kuit wajah adalah baik


(5)

ABSTRACT

Background---- Sharing research shows that 55% of 85% dark-skinned Indonesian woman who wants to be whiter skin so that many who use skin-whitening products.

The purpose of this study aims to determine what factors are affecting the

use of skin whitening (Bleaching skin) on the visitor a beauty salon in the city of Medan.

Method---- This study is a descriptive analytic cross sectional design. The study

population were visitors Medan city beauty salons that use skin whitener. The number of samples that must be achieved are as many as 80 people. Sampling is done by using probability sampling techniques, namely by stratiefied random sampling technique. Samples are grouped into two categories for educational level, ie low education and higher education. to age are also categorized into two groups of young adults aged 15-30 years, and older adults > 30 years. to the income categorized into two: high-income >Rp 5.000.00 and the income is <Rp 5.000.000. Motivation of respondents using skin whitening is also designated two good motivation and less. Knowledge about skin whitening will be measured by using a questionnaire. Knowledge is also grouped into two categories: good knowledge, and less.

Results ---- From 80 respondents who use a lot of skin whitening is the young adult age

group 15-30 years as many as 69 people. Respondents who have higher education as many as 74 people. income respondents most often was >USD $ 2.000.00 as many as 56 people. sources of information that respondents are often seen on television as much as 64 people. and as many as 60 people motivated respondents either using bleach facial skin.

Conclusion ---- Respondents of the most widely used bleach facial skin is young adults 15-30 years of age, income < Rp 5.000.000, and the result is that knowledge about skin bleach is good.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN……… i

ABSTRAK……….... ii

ABSTRACT………... iii

KATA PENGHANTAR……….. iv

DAFTAR ISI……….... vi

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……… 2

1.2 Rumusan Masalah……… 2

1.3 Tujuan Penelitian……….... 2

1.4 Manfaat Penelitian………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 4

2.1. Kulit………. 4

2.1.1. Definisi Kulit………. 4

2.1.2. Struktur Lapisan Kulit……… 4

2.1.3. Jenis-Jenis Kulit………... 6

2.2. Pemutih Kulit Wajah ( skin bleaching)……….. 8

2.2.1. Definisi Pemutih Kulit……… 8

2.2.2. Bahan yang Tekandung dalam Pemutih Kulit……… 8

2.2.3. Pemilihan Kosmetik Kulit……… 12

2.3. Faktor yang Berhubungan dengan penggunaan pemutih kulit ………. 14

2.3.1. Usia……… 14

2.3.2. Pengetahuan……… 14

2.3.3. Pendapatan……….. 16

2.3.4. Motivasi………. 16

2.3.5. Media Periklanan………... 17

2.3.6. Tingkat Pendidikan……… 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…… 19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 19

3.2. Definisi Operasional………... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 22

4.1. Rancangan Penelitian……… 22

4.2. Lokasi dan waktu Penelitian………. 22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 22

4.4. Metode Pengumpulan Data……… 23


(7)

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 25

5.1. Hasil Penelitian……… 25

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 25

5.2 Karakteristik Individu... 25

5.4 Pembahasan... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32

6.1 Kesimpulan... 32

6.2 Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4..4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian…… 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia……….. 26

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan……….. 27

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan………. 27

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi………. 27

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi………. 28

Tabel 5.6 Distribusi Tingkat pengetahuan Tentang Pemutih Kulit…… 28


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktuk Kulit………... 5 Gambar 2.2 Penampang Kulit Normal……… 5


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Kuesioner Lampiran 4 Tabel Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Lampiran 6 Master Data Lampiran 7 Output SPSS

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data Lampiran 9 Surat Persetujuan Komisi Etik


(11)

ABSTRAK

Latar Belakang---- Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita

Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih sehingga banyak yang menggunakan produk pemutih kulit wajah.

Tujuan---Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin Bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

Metode---Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

Populasi penelitian adalah pengunjung salon kecantikan kota Medan yang menggunakan pemutih kulit wajah. Jumlah sampel yang harus dicapai adalah sebanyak 80 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu dengan teknik stratiefied random sampling. Sampel dikelompokkan menjadi dua kategori untuk tingkat pendidikan, yaitu pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. untuk usia dikategori menjadi dua kelompok juga yaitu usia dewasa muda 15-30 tahun, dan dewasa tua >30 tahun. untuk pendapatan dikategorikan menjadi dua yaitu pendapatan tinggi >Rp 5.000.00 dan pendapatan sedang <Rp 5.000.000. motivasi responden menggunakan pemutih kulit wajah juga dikategorikan dua yaitu motivasi baik dan kurang. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit akan diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan juga dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu pengetahuan baik, pengetahuan kurang.

Hasil---Dari 80 orang responden yang banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah kelompok usia dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang. Responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 74 orang. pendapatan responden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000 sebanyak 56 orang. sumber informasi yang sering dilihat responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang. dan sebanyak 60 orang responden bermotivasi baik menggunakan pemutih kulit wajah.

Kesimpulan---Responden yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah

adalah umur dewasa muda 15-30 tahun, pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah < Rp 5.000.000, dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan responden tentang pemutih kuit wajah adalah baik


(12)

ABSTRACT

Background---- Sharing research shows that 55% of 85% dark-skinned Indonesian woman who wants to be whiter skin so that many who use skin-whitening products.

The purpose of this study aims to determine what factors are affecting the

use of skin whitening (Bleaching skin) on the visitor a beauty salon in the city of Medan.

Method---- This study is a descriptive analytic cross sectional design. The study

population were visitors Medan city beauty salons that use skin whitener. The number of samples that must be achieved are as many as 80 people. Sampling is done by using probability sampling techniques, namely by stratiefied random sampling technique. Samples are grouped into two categories for educational level, ie low education and higher education. to age are also categorized into two groups of young adults aged 15-30 years, and older adults > 30 years. to the income categorized into two: high-income >Rp 5.000.00 and the income is <Rp 5.000.000. Motivation of respondents using skin whitening is also designated two good motivation and less. Knowledge about skin whitening will be measured by using a questionnaire. Knowledge is also grouped into two categories: good knowledge, and less.

Results ---- From 80 respondents who use a lot of skin whitening is the young adult age

group 15-30 years as many as 69 people. Respondents who have higher education as many as 74 people. income respondents most often was >USD $ 2.000.00 as many as 56 people. sources of information that respondents are often seen on television as much as 64 people. and as many as 60 people motivated respondents either using bleach facial skin.

Conclusion ---- Respondents of the most widely used bleach facial skin is young adults 15-30 years of age, income < Rp 5.000.000, and the result is that knowledge about skin bleach is good.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih. Banyak iklan kecantikan yang menawarkan produk pemutihkan kulit, yang membuat masyarakat merasa bahwa kecantikan identik dengan kulit putih. Dengan demikian saat ini ada anggapan bahwa putih berarti lebih cantik atau lebih tampan. Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan itu kini kian mudah, seiring kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai cara mempercantik diri, mulai dari perawatan sendiri hingga perawatan di klinik perawatan kecantikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau sawo matang kini dapat lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai bahan untuk kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun (BPOM, 2007).

Terbukti dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap berbagai produk kosmetik di Indonesia, baik yang terdaftar maupun tidak, di Departemen Kesehatan. Berdasarkan investigasi BPOM di berbagai daerah, dari Sabang sampai Merauke, paling tidak terdapat 51 produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, yang dilarang penggunaannya pada sediaan kosmetik, termasuk krim pemutih kulit (Arief, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Badan POM RI pada tahun 2005 dan 2006 lalu, merek kosmetik yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik, antara lain merkuri, hidroquinone, retinoic Acid/tretinin, zat warna rhodamin, dan

diethylene glycol. Menggunakan produk yang mengandung bahan kimia tersebut dapat menyebabkan kanker kulit. Tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah mulai menghitam dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila terkena matahari (Yasmin, 2008).


(14)

Penelitian lain yang menunjukkan di salah satu pusat kebugaran kota Medan menunjukkan sebanyak 46,31% responden ternyata menggunakan kosmetik pemutih yang mengandung bahan berbahaya yaitu merkuri. Dan sebesar 75,79% responden yang menggunakan kosmetik pemutih adalah perempuan (Purnawati, 2009).

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) pusat, menyatakan bahwa tidak semua pemutih kulit wajah mencantumkan bahan kandungannya,sehingga penggunaan pemutih kulit wajah harus diwaspadai (BPOM, 2008).

Dengan adanya pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari makalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah ( skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran distribusi penggunaan pemutih kulit wajah berdasarkan usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan konsumen dan pengaruhnya terhadap pemutih kulit wajah.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemutih wajah.

3. Untuk mengetahui tingkat pendidikan mana yang lebih mengetahui tentang pemutih kulit wajah.


(15)

4. Untuk mengetahui media iklan produk pemutih kulit wajah mana yang sering dilihat oleh masyarakat.

5. Untuk dapat mengetahui iklan produk pemutih wajah mana yang dapat mempengaruhi masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Memberi masukan kepada BPOM agar dapat membatasi peredaran produk pemutih kulit yang berbahaya kepada masyarakat untuk pemilihan produk kosmetik yang aman.

2. Memberi masukan kepada pengguna/konsumen khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang kosmetik pemutih kulit wajah.

3. Menambah khasanah keilmuan tentang zat pemutih wajah dan faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit untuk mengembangkan produk pemutih wajah yang aman.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1 Definisi kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka (Wasitaatmadja, 2002).

2.1.2 Struktur lapisan kulit

Secara garis besar kulit tersusun atas 3 lapisan ( Junqueira, 2007) : a. Lapisan epidermis

Lapisan epidermis yaitu lapisan epitel yang berasal dari ekstoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum, stratu lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale.

b. Lapisan dermis

Lapisan dermis yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm, terletak di bawah lapisan epidermis dan jauh lebih tebal dari epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar, lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Pada lapisan ini tedapat sel-sel saraf dan pembuluh darah.

c. Lapisan subkutis

Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit di bagian atas bergeser. Lapisan ini mengandung sel-sel lemak.


(17)

Gambar 1.1. Struktur Kulit

Gambar 2.1. Struktur Kulit


(18)

2.1.3 Jenis-jenis Kulit:

Kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu: kulit normal, berminyak, berminyak sensitive (sensitife oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit gersang (yuswati, 1996), yaitu:

a. Kulit Normal

Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori-pori kulit. Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat, pori-pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.

b. Kulit Berminyak

Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan. Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas terlihat, sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak umumnya terdapat pada usia remaja dan dewasa.

c. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)

Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga terlihat garis-garis atau guratan-guratan merah disekitar hidung dan pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah kelenjar lemak sangat berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang berkomedo dan bereaksi cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.

d. Kulit Kombinasi (Campuran)

Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit seperti kulit kering dan berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan mengkilat pada bagian tengah muka, di sekitar hidung, pipi dan dagu. Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia dewasa.

e. Kulit Kering

Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah lanjut usianya. Penyebabnya adalah akibat ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit kering antara lain: bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering,tidak


(19)

lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.

f. Kulit Kering Sensitive

Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.

g. Kulit gersang ( Dehydrated Skin)

Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut.

Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit terbagi atas tipe-tipe tertentu (james, 2009), yaitu:

a. Tipe I : selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat b. Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat

c. Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat d. Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat e. Tipe V : secara genetik coklat ( India atau Mongoloid) f. Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)

Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal (stratum basalis), sehingga warna kulit menjadi coklat karena sinar matahari. Bila stimulasi dihentikan, warna coklat dapat dihentikan, warna coklat cepat menghilang atau mengelupas seiring dengan pergantian normal epidermis. Bila kulit terpapar dengan sinar matahari lebih lama, maka produksi melanin meningkat lagi secara permanent.


(20)

2.2 Pemutih kulit wajah (skin bleaching) 2.2.1 Definisi

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005).

2.2.2 Bahan yang terkandung dalam pemutih kulit

Sebagian besar pemutih kulit wajah bekerja dengan menghambat pembentukan melamin melalui jalur inhibisi pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik terhadap melamin. Kulit wajah yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari penggunaan pemutih kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar, pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit (Yasmin, 2008). Ada beragam jenis bahan aktif pemutih kulit dengan tingkat efektifitas yang berbeda-beda. Bahan aktif tersebut antara lain :

1. Hidrokuinon

Hidrokuinon (HQ) dapat dijumpai dimana saja dan tersedia dalam berbagai kosmetik dan bentuk tanpa resep lainnya untuk pemutih kulit wajah. Bahan ini dipertimbangkan sebagai salah satu penghambat yang paling efektif terhadap melanogenesis invito dan invivo. HQ menyebabkan hambatan reversible metabolisme seluler dengan mempengaruhi sintesis DNA dan RNA. Efek sitotoksis HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme seluler sel non-melanosit dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat dipertimbangkan sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang relative tinggi (Counter, 2003).

Hidroquinon Bahan ini termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai penghambat pembentukan melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, padahal melamin berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar dari resiko

sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut sebagai okrosinosis yang sifatnya permanen


(21)

sebagai akibat terhambatnya produksi melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari sinar ultraviolet. oleh karena itu Badan POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di bawah 2%(BPOM, 2007). Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (Nephropaty), kanker darah (Leukimia) dan kanker sel hati (Hepaoceluller adenoma) (Yasmin, 2008).

2. Monobenzyl Ether HQ

Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH) sama dengan HQ yang termasuk agen kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hamper selalu menyebabkan depigmentasi ireversibel kulit. Sisa MBEH telah ditemukan dalam desinfektan, germisida, baki hidangan dari karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi seharusnya dipakai untuk menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal pada pasien untuk vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang diduga terjadi pada pigmentasi oleh MBEH adalah dengan penghancuran melanosit selektif melalui pembentukan radikal bebas dan penghambatan kompetitif system enzim tirosinase (James, 2009).

3. Merkuri

Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia (Arief, 2007).

4. Arbutin

Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan oleh bangsa jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih arbutin tidak sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat dijual secara bebas tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada tanaman gandum dan kulit buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih kulit wajah (skin lightening) yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan melanin dalam kulit yaitu dengan


(22)

menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin tidak menghidrolisa HQ bebas, agen selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap efek inhibitor arbutin pada melanogenesis. Penghambatan sintesis melanin (kira-kira 39%) terjadi pada konsentrasi 5x105

5. Asam azelaik

mol/L. selain bekerja dengan menghambat tirosin, arbutin juga bekerja dengan mengelupas kulit epidermis (eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan arbutin sebagai obat depigmentasi yang efektif pada konsentrasi 1% (James, 2009).

Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam azelaik mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek selanjutnya terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin reduktase, enzim yang terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi DNA. Walaupun asam azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne, ternyata juga berhasil pada pengobatan lentiginosis, rosasea dan hiperpigmentasi paska inflamasi. Selain berfungsi sebagai antibakteri, keratolitik, komedogenik dan anti inflamasi. Asam azelaik juga mampu mengurangi pigmentasi pada kulit terutama bagi mereka yang berkulit gelap dan bekas jerawat warna coklat atau untuk kasus melasma. Asam azelaik 20% dilaporkan mempunyai efektivitas yang sama dengan HQ 4% dalam mengatasi kulit gelap tersebut. Efek samping dari bahan ini berupa iritasi kulit, rasa gatal, dan terbakar hingga pengelupasan kulit (James, 2009).

6. Asam kojik

Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga kualitas warna makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh spesies jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam kojik menghambat aktivitas katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam biosintesis pigmen kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik menjadi nondendritik, dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik mencari oksigen reaktif yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang dihasilkan dalam jaringan atau darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang digunakan sebagai kosmetik berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam suatu produk kosmetik. Akan tetapi dari hasil penelitian asam kojik lebih mengiritasi dibandingkan HQ sehingga


(23)

lebih baik dikombinasikan dengan kortikosteroid topical untuk mencegah masalah tersebut. Beberapa penelitian kontroversial menyimpulkan bahwa penggunaan asam kojik dalam dosis tinggi dapat bersifat karsinogenik (James, 2009).

7. Licorice ekstract

Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract licorice yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis (pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses inflamasi di kulit. Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5% secara topical dapat menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya pigmentasi dan kemerahan pada kulit (James, 2009).

8. Vitamin E

Sebuah literature jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E (tocoferol) secara oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada wajah, terutama jika dikombinasikan dengan vitamin C. beberapa riset lainnya juga menemukan bahwa derivate tokoferol ini merupakan penghambat pembentukan melanin yang lebih kuat jika dibandingkan dengan abutin dan asam kojik. Derivate vitamin E juga dapat digunakan untuk memeperbaiki dan mencegah terbentuknya pigmentasi wajah yang dipicu oleh radiasi sinar UV, sebaik cara kerja vitamin E sebagai antioksidan.

9. Vitamin C

Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti vitamin E. Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau. Kandungan vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk perawatan kulit, namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum stabil. Bentuk vitamin C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai magnesium-L-ascorbyl-2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat vitamin C yang digunakan secara topikal pada pasien melasma dan lentigo senilis menunjukkan efek mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk vitamin C yang stabil ini relatif lebih mahal ketimbang vitamin C biasa (James, 2009).


(24)

10. Asam Ellagik

Asam Ellagik ditemukan pada rapsberry, strawberry, dan pomegranate. Berdasarkan suatu hasil riset laboratorium menyatakan asam ellagik dapat memperlambat pertumbuhan tumor-tumor tertentu. Walaupun hasil riset ini sangat menjanjikan, namun sampai saat ini belum ada bukti secara medis bahwa bahan ini mampu mencegah dan mengobati kanker pada manusia. Selain diduga mampu melawan kanker, asam ellagik juga berguna sebagai pemutih kulit. Pada tahun 1996 dijepang, Asam Ellagik disetujui sebagai bahan aktif yang mampu mencegah terbentuknya spots dan freckles setelah luka bakar karena paparan sinar matahari ( James, 2009)

Beberapa bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan pada kosmetika : 1. Arsen dan senyawanya

2. Barium dan senyawanya 3. Hidrokuinon mono benzil eter 4. Perak dan senyawanya

5. Air raksa (merkuri) dan senyawanya, kecuali Fenil raksa nitrat dan tiomersal yang digunakan sebagai pengawet dalam sediaan tata rias.

6. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfida maksimum 2% dalam sampo.

7. Salisil anilida berhalogen.

8. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam cat rambut.

2.2.3. Pemilihan kosmetik pemutih

Sebelum membeli kosmetika sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kenali jenis kulit dengan tepat

Jenis kulit setiap orang tidak sama, oleh karena itu penting untuk mengetahui jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli kosmetika yang cocok. Untuk memastikan jenis kulit seseorang, kulit harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan harus dilakukan di bawah cahaya yang terang bila perlu menggunakan kaca pembesar agar tekstur kulit, besarnya pori-pori, aliran darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang terdapat pada permukaan kulit dapat terlihat. Analisis kulit sangat penting dilakukan


(25)

untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang timbul sehingga perlakukan yang tepat dapat diberikan untuk memperbaikinya.

b. Memilih produk kosmetika yang mempunyai nomor registrasi dari Depkes.

Suatu produk kosmetika yang tidak memiliki nomor regristrasi, kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan hidroquinon dan merkuri yang terdapat pada produk kosmetika.

c. Hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil.

Suatu produk kosmetika yang memberikan hasil yang sangat cepat (misalnya produk pemutih) tidak menutup kemungkinan produk tersebut mengandung zat yang melebihi kadar atau standar yang sudah ditetapkan oleh Depkes dan penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

d. Membeli kosmetika secukupnya pada tahap awal

Setiap pertamakali menggunakan produk, tidak bisa diketahui apakah produk tersebut cocok digunakan atau tidak, oleh karena itu perlu mencobanya terlebih dahulu dalam jumlah sedikit.

e. Perhatikan keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan.

Perlu diperhatikan informasi yang tertera pada kemasan mengenai unsur bahan yang digunakan, tanggal kadaluarsa serta nomor registrasinya, karena tidak semua produsen mencantumkan atau mendaftarkan produknya ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan, sehingga tidak terjamin keamanannya.

Memilih produk kosmetik, terutama kosmetik pemutih, perlu adanya sikap hati-hati dan teliti, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Apabila kosmetik yang sekarang banyak beredar di pasaran, terkadang tidak mencantumkan informasi yang cukup. Sedangkan kosmetik tersebut banyak diminati oleh masyarakat pada kalangan menengah ke bawah karena harganya yang murah dan khasiatnya cepat (BPOM RI, 2007).


(26)

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah 2.3.1. Usia

Usia adalah lamanya waktu hidup dari sejak dilahirkan hingga sekarang Menurut teori perkembangan psikososial Erikson tahap perkembangan manusia menurut umur dibagi dalam delapan tahapan. Tiga diantaranya yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

a. Adolescence/ Remaja : < 20 tahun

b. Early adult hood/ Dewasa Awal : 21-30 tahun

c. Young and middle adult/ dewasa pertengahan : > 30 tahun

Usia sangat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Pada usia antara 20-30 tahun, fungsi fisiologi tubuh termasuk kulit mencapai puncak kemudian akan menurun sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambahnya umur. Kemunduran fisik yang terjadi setelah usia puncak, yang makin nyata pada usia akhir 40 tahun umumnya akan membawa wanita pada kesadaran bahwa kecantikannya mulai hilang dengan munculnya gangguan pigmentasi kulit terutama diwajah misalnya melasma dengan insiden terbanyak pada usia 30-40 tahun dan menurunnya elastisitas kulit wajah akibat berkurangnya produksi serum vitamin D. Wanita biasanya merasa risau dan tertekan, karena hal tersebut bagi wanita berarti kehilangan daya tariknya. Kecemasan yang muncul ini, dapat membuat wanita merasa rendah diri dan kurang menarik seiring dengan bertambahnya usia. Hal inilah yang dapat menjadi alasan utama bagi para wanita untuk menggunakan berbagai kosmetik termasuk pemutih kulit wajah untuk mengembalikan rasa percaya diri dan daya tariknya.

Umur sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku, yaitu seseorang akan berubah seiring dengan perubahan kehidupannya. Perkembangan emosional akan sangat mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang terhadap status kesehatan dan pelayanan kesehatan.

2.3.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan tindakan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau


(27)

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Sebelum orang mengadopsi prilaku baru atau berprilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni : Awareness menyadari adanya stimulus, interest (merasa tertarik) terhadap suatu stimulus, evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut, trial (mencoba) dan adoption dengan berprilaku baru terhadap stimulus tersebut (Notoadmojo, 2003).

Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan didalam sejumlah penelitian yang dilakukan sampai saat ini. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.


(28)

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Dampak buruk dari penggunaan pemutih kulit sebenarnya cukup dikenal oleh wanita, akan tetapi tampaknya pengetahuan mengenai hal ini tidak berpengaruh terhadap penggunaan dan kepopuleran pemutih kulit.

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan atau penerimaan rumah tangga adalah besarnya pendapatan atau penerimaan rumah tangga 12 bulan yang lalu yang diperoleh seluruh anggota rumah tangga tanpa memperhatikan umur anggota rumah tangga (biasanya dinyatakan pada anggota keluarga diatas 10 tahun). Pendapatan dapat juga diartikan sebagai suatu upah yang didapat dari hasil kerja keras pada sebuah pekerjaan yang dilakukannya. tingkat pendapatan keluarga akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Untuk mengetahui pendapatan atau penghasilan masyarakat digunakan kriteria penilaian tinggi dan rendah.

Data BPS mengemukakan, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 2.200-2.300 dolar AS per tahun. Berdasarkan angka ini, artinya setiap bulan penghasilan per kapita masyarakat Indonesia sekitar Rp 2 juta. Padahal di banyak daerah masih terdapat masyarakat yang hanya berpendapatan sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 per bulan (BPS, 2008).

2.2.4. Motivasi

Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya adalah rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud motivasi adalah dorongan dari dalam diri yang menyebabkan seseorang berlaku dengan cara tertentu. Motivasi selalu berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Seorang wanita menggunakan pemutih kulit wajah dapat karena terdorong oleh keinginan agar kulit wajahnya menjadi lebih putih dan cerah, serta hilangnya bintik-bintik hitam atau kecoklatan diwajah, sehingga dapat mengembalikan rasa percaya diri dan daya tariknya. Namun beberapa wanita lain


(29)

menggunakan pemutih kulit wajah agar dihargai oleh orang lain dan mendapat pujian dari orang lain atau agar tidak disebut sebagai wanita yang ketinggalan jaman dengan mengikuti trend yang sedang berlangsung (Purnawati, 2009).

2.2.5. Media Periklanan

Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan, bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet).

Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi dua jenis yaitu : a. media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan

periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.

b. Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster.

Melalui iklan berbagai produk, media gencar mencitrakan bagaimana perempuan yang disebut cantik. Sosok cantik yang dicitrakan dan kemudian menjadi idola para wanita adalah yang bertubuh langsing, rambut lurus dan berkulit putih. Semakin banyak produk di pasaran, maka produsen berpromosi dengan cara membuat iklan supaya produknya dikenal dan dicari oleh konsumen (Nandityasari, 2009).

2.2.6 Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).


(30)

Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu: a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik.

b. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output, yaitu: hasil yang diharapkan.

Pendidikan seseorang berpengaruh seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan saja, tetapi hanya kebutuhan mempercantik diri kini juga menjadi prioritas utama dalam menunjang penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetika terutama penggunaan pemutih wajah.


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Kosep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen

Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Usia

Usia adalah umur responden saat dilakukan penelitian Dewasa muda : Jika usia 15- 30 tahun

Dewasa tua : Jika usia > 30 tahun

3.2.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dibagi dua, yaitu :

Usia

Penggunaan Pemutih kulit (skin bleaching) Pedidikan

Pendapatan

Motivasi

Sumber Informasi


(32)

a. Pendidikan rendah : tamat dibawah SMP dan setara SMP b. Pendidikan tinggi : tamat SMA dan perguruan tinggi

3.2.3. Pendapatan

Pendapatan diartikan sebagai penghasilan yang diperoleh responden setiap bulan jika responden belum bekerja, berarti pendapatan orang tua responden. Dalam hal ini pendapatan dikategorikan atas:

Tinggi : Jika pendapatan perbulan > Rp 5.000.000 sedang : Jika pendapatan perbulan < Rp 5.000.000

3.2.4. Motivasi

Motivasi diartikan dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri responden untuk menggunakan pemutih kulit wajah.

Baik : Apabila responden bisa menjawab pertanyaan untuk bagian motivasi dengan benar sebagian atau seluruh atau >50%

Kurang : Apabila responden hanya menjawab pertanyaan untuk bagian motivasi >50%

3.2.5. Sumber Informasi

Sumber Informasi diartikan dimana responden melihat iklan produk pemutih kulit wajah.

3.2.6 Pengetahuan

Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang pemutih kulit wajah, baik manfaat, kandungan zat aktif dan efek samping terhadap kesehatan kulit. Pengetahuan dikategorikan dua yaitu:

Baik : apabila responden mengetahui tentang pemutih kulit wajah Sedang : apabila responden tidak mengetahui tentang pemutih kulit wajah


(33)

Cara ukur: Angket

Alat ukur: kuesioner. Pertanyaan yang diajukan sebanyak 21 pertanyaan. Jika responden

menjawab benar nilainya 1, dan jika salah nilainya 0. untuk pertanyaan no 1,2,3,4,16,17,18 tidak memilki poin. Jadi nilai tertinggi adalah 14.

Kategori: Pengukuran untuk pengetahuan penggunaan pemutih wajah dikategorikan

dalam 3 tingkatan, yaitu:

a. Baik, apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar sebagian atau seluruh (skor jawaban responden >50%).

b. Sedang, apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi.


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Dalam satu rentang waktu tertentu, didapatkan gambaran pengetahuan responden tentang berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah pada penggunjung salon kecantikan di kota Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan Februari) hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November). Selama pembuatan proposal dan laporan hasil penelitian, telah dilakukan beberapa kali proses bimbingan. Pengumpulan data penelitian telah dilakukan selama bulan November bertempat di salon kecantikan di kota Medan. Langkah pertama yang diambil adalah memilih secara acak kecamatan yang ada di kota Medan menjadi tempat penelitian, yaitu Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Tuntungan, dan Kecamatan Medan Selayang. Setelah itu, tiap kecamatan dipilih 5 salon kecantikan dan tiap salon diambil 3 orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai responden.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pengunjung salon kecantikan di kota Medan dan populasi target.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sample dilakukan dengan Probability sampling yaitu Stratiefied random sampling. adapun kriteria inklusi adalah pengunjung salon yang bersedia diikut sertakan dalam penelitian ini. sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah


(35)

pengunjung salon yang tidak menggunakan pemutih kulit wajah dan tidak bersedia diikut sertakan dalam penelitian.

4.3.3 Besar Sampel

Adapun besar sample yang diperlukan dihitung berasarkan rumus di bawah ini:

p x q N - n

d = Z x x

n N - 1

0,5 ² 100 - n 0,05 = 1,96 x x

n 100 – 1

0,0026 = 100 - n 99 n 0,26 n = 100 – n 1,26 n = 100 n = 80 sampel

Keterangan :

d = penyimpangan terhadap derajat populasi 0,05 Z = derajat deviasi normal 1,96

P = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi q = 1,0 - p

N = besar populasi 100 n = Besar sampel

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1 Data Primer

Pada penelitian ini digunakan data primer yang didapat langsung dari responden, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengukur data berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas, ini dilakukan untuk


(36)

mengetahui apakah kuesioner yang digunakan menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid). Berikut adalah hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner penelitian.

Tabel 4.4.1 : Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Nomor Pertanyaan Status Validitas Status Reliabilitas

5 Valid Reliabel

6 Valid Reliabel

7 Valid Reliabel

8 Valid Reliabel

9 Valid Reliabel

10 Valid Reliabel

11 Valid Reliabel

12 Valid Reliabel

13 Valid Reliabel

17 Valid Reliabel

18 Valid Reliabel

19 Valid Reliabel

20 Valid Reliabel

21 Valid Reliabel

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama ialah editing dimana dilakukan pengecekan nama dan kelengkapan identitas lainnya. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode pada lembar observasi untuk memudahkan dalam pembuatan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari lembaran observasi ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui kelengkapan data dan untuk mengetahui apakah terjadi kesalahan atau tidak. Tahap yang terakhir adalah penyimpanan data. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian yang berjudul “Berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan”. Hasil penelitian disajikan sebagai berikut:

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kota Medan. Kota Medan adalah ibukota dari Proponsi Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia. Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota yang bernama Rahutman Harahap dan wakil walikota Dzulmi Eldin. Kota Medan memiliki Luas 26.510 hektar (265,10 km). berdasarkan sensus penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.19.339 jiwa, penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yaitu : Medan amplas, Medan area, Medan Barat, Medan Baru, Medan Belawan, Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia,

Medan Johor, Medan Kota, Medan Labuhan, Medan Maimun, Medan Marelan, MedaN Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal,

Medan Tembung, Medan Timur,Medan Tuntungan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat dengan menggunakan kuesioner yang meliputi kelompok umur, tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, motifasi dan Sumber informasi. Distribusi hal-hal tersebut dapat dihat dapat dilihat dalam tabel berikut:


(38)

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Usia Pengguna Pemutih kulit wajah Pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Kelompok Umur Responden

Jumlah (orang) %

Dewasa muda 15-30 tahun

69 86.3

dewasa tua > 30 tahun 11 18.3

Total 80 100.0

Dari tabel 5.1 diatas, tampak bahwa kelompok umur yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah adalah kelompok umur dewasa muda 15-30 tahun yaitu sebanyak 69 orang (86,3%), kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok dewasa tua >30 tahun yaitu 11 orang (18,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pendidikan Responden Jumlah (orang) %

Pendidikan rendah 6 7.6

Pendidikan tinggi 74 92.5

Total 80 100.0

Dari tabel 5.2 diatas, pendidikan responden dikelompokkan menjadi yaitu dua kategori, yaitu pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau tamat PT). Dari hasil pengelompokkan diatas, didapatkan 6 orang (7,6%) berpendidikan rendah dan 74 orang (92,5%) berpendidikan tinggi.


(39)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pendapatan Responden Jumlah (orang) %

< Rp 5.000.000 56 70.0

> Rp 5.000.000 24 30.0

Total 80 100.0

Dari tabel 5.3 diatas, tampak 56 orang (70%) responden dengan pendapatan < Rp 5.000.000 lebih banyak menggunakan pemutih kulit wajah sedangkan pendapatan > Rp 5.000.000 sebanyak 24 orang (30%) yang menggunakan pemutih kuit wajah.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Motivasi Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Motivasi Responden Jumlah (orang) %

Kurang 20 25

baik 60 75

Total 80 100.0

Dari tabel 5.4 diatas, tampak bahwa responden yang mempunyai motivasi baik untuk menggunakan pemutih kulit wajah sebanyak 60 orang (75.0%), dan motivasi kurang sebanyak 20 orang (25.0%).


(40)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Media Iklan N (Orang) Presentase

Televisi 64 80.0

Radio 0 0

Majalah 10 12.5

Lain-Lain 6 7.5

Total 80 100.0

Berdasarkan table 5.5 diatas, tampak bahwa sumber informasi produk pemutih wajah yang sering dilihat oleh responden adalah pada televisi sebanyak 64 orang (80%), Majalah 10 orang (12.5%), dan lain-lain 6 orang (7.5%).

Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Responden Tentang Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan

No Pertanyaan Jawaban Jumlah

0 % 1 % N %

1. Defenisi pemutih kulit. 3 3.8 77 96.3 80 100

2. Efek samping pemutih kulit wajah. 10 12.5 70 87.5 80 100 3. Bahan pemutih kulit wajah yang

dilarang penggunaannya

15 18.8 65 81.3 80 100 4. Kandungan (komposisi) dari

pemutihkulit wajah

39 48.8 41 51.3 80 100 5. Bahan aktif yang terkandung dalam

pemutih kulit wajah.

37 46.3 43 53.8 80 100 6. Lama dari pemutih kulit wajah yang

harus digunakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan tersebut.

13 16.3 67 83.8 80 100

7. Cara penggunaan pemutih kulit wajah yang tepat

4 5.0 76 95.0 80 100 8. Mengkonsultasikan terlebih dahulu ke

dokter sebelum menggunaan pemutih kulit wajah.

52 65.0 28 35.0 80 100

9 Pada kulit yang berwarna coklat banyak mengandung melanin dan dapat sebagai pencegahan kanker kulit.


(41)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang benar dalam menjawab definisi pemutih kulit (pertanyaan no 1) ada 77 orang (96.3%), efek samping pemutih kulit (pertanyaan no 2) ada 70 orang (87.5%), bahan pemutih yang dilarang penggunaannya (pertanyaan no 3) ada 65 orang (81.3%), apakah tahu kandungan dari pemutih kulit wajah (pertanyaan 4) ada 41 orang (51.3%), kandungan dari pemutih kulit wajah (pertanyaan no 5) ada 43 orang (53.8%), waktu penggunaan pemutih kulit wajah (pertanyaan 6) ada 67 orang ( 83.8%), cara penggunaan (pertanyaan no 7) ada 76 orang (95.0%), mengkonsultasikan ke dokter (pertanyaan no 8) ada 28 orang (35.0), kulit cokelat mencegah terjadi kanker kulit (pertanyaan no 9) ada 33 orang (41.3%).

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengguna Pemutih Kulit Wajah pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan (N=80)

Pengetahuan Responden

Jumlah (orang) %

Sedang 39 48.8

Baik 41 51.3

Total 80 100.0

Dari tabel 5.7 diatas, tampak bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang pemutih kulit wajah sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 39 orang (48.8%).


(42)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari table 5.1 usia yang paling banyak menggunakan produk pemutih kulit wajah adalah kelompok usia dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang (86.3%), dan table 5.2 didapatkan 74 orang (92,5%) berpendidikan tinggi, hal ini mungkin disebabkan pada kelompok wanita usia produktif serta yang berpendidikan tinggi lebih memperhatikan penampilan. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu penelitian Budi (2008) pada 59 responden yang menggunakan produk pemutih kulit wajah adalah kelompok usia dewasa muda sebanyak (83.1%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak (90.7%). Berdasarkan [tabel 5.3] tampak bahwa pendapatan respoden yang paling banyak adalah < Rp 5.000.000 sebanyak 56 orang (70%). Dari [tabel 5.5] responden yang mempunyai motivasi baik sebanyak 60 orang (75.0%), dan motivasi kurang sebanyak 20 orang (25.0%). Dari [tabel5.5] sumber informasi produk pemutih wajah yang sering dilihat oleh responden adalah dari televisi sebanyak 64 orang (80%).

Dari 80 orang responden, terlihat pada [table 5.6] responden yang benar dalam menjawab pertanyaan untuk tingkat pengetahuan tentang pemutih kulit wajah yaitu sebagai berikut: responden yang mengetahui definisi pemutih kulit (pertanyaan no 1) ada 77 orang (96.3%),responden yang mengetahui efek samping pemutih kulit (pertanyaan no 2) ada 70 orang (87.5%), responden yang mengetahui bahan pemutih yang dilarang penggunaannya (pertanyaan no 3) ada 65 orang (81.3%), responden yang mengetahui kandungan dari pemutih kulit wajah (pertanyaan 4) ada 41 orang (51.3%), responden yang mengetahui komposisi dari pemutih kulit wajah (pertanyaan no 5) ada 43 orang (53.8%),responden yang mengetahui lama waktu penggunaan pemutih kulit wajah untuk mendapatkan hasil yang diharapkan (pertanyaan 6) ada 67 orang ( 83.8%), responden yang mengetahui cara penggunaan (pertanyaan no 7) ada 76 orang (95.0%), responden yang berkonsultasi ke dokter (pertanyaan no 8) ada 28 orang (35.0), resposnden yang mengetahui kulit cokelat dapat terhindar dari kejadian kanker kulit (pertanyaan no 9) ada 33 orang (41.3%). Dari (pertanyaan no 9) ada 33 orang (41.3%) yang menjawab benar bahwa melamin (pigmen) dapat menghindari kejadian kanker kulit sedangkan 47 orang lainnya menjawab tidak tahu. Sebaliknya hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan chelliah (2008) dimana 72.0% respondennya mengetahui bahwa warna kulit


(43)

dipengaruhi pigmen, dan responden yang berkonsultasi ke dokter kulit sebelum membeli produk pemutih kulit sebanyak 42.0%

Berdasarkan [Tabel 5.7] responden dalam penelitian ini yang berpengetahuan baik sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 39 orang (48.8%). Hasil penelitian ini berbeda bila dibandingkan dengan penelitian Budi (2006) pada 59 responden yang termasuk kedalam kategori pengetahuan baik sebanyak (64.42%). Dimana penelitian yang dilakukannya dijumpai lebih separuh dari seluruh respondennya mengerti tentang pemutih kulit wajah.


(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah pada salon kecantikan di kota medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 80 orang responden penelitian,yang paling banyak menggunakan pemutih kulit wajah adalah kelompok umur dewasa muda 15-30 tahun sebanyak 69 orang (86.3%) . sebanyak 74 orang (92,5%) berpendidikan tinggi.

2. Dari pendapatan responden yang paling banyak adalah pendapatan rendah <Rp5.000.000 sebanyak 56 orang (70%) dan yang berpendidikan tinggi >Rp5.000.000 sebanyak 24 orang (30%).

3. Dari hasil kue sioner terhadap responden tentang pemutih kulit, didapatkan bahwa 3 orang (3.8%) tidak mengetahui definisi pemutih kulit wajah dan 77 orang lain (96.3%) mengetahuinya.

4. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang pemutih kulit wajah, didapat pengetahuan baik sebanyak 41 orang (51.3%), yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 39 orang (48.8%).

5. Sumber informasi yang didapat oleh responden tentang pemutih kulit wajah berbeda-beda yaitu pada televisi sebanyak 64 orang (80%), majalah 10 orang (12.5%), dan lain-lain 6 orang (7.5%).


(45)

6.2 Saran

1. Kepada pengunjung salon hendaknya tetap berhati-hati sebelum membeli produk pemutih kulit dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada orang yang ahli atau dokter kulit agar terhindar dari kesalahan memilih kosmetik kulit.

2. Biro iklan hendaknya menayangkan iklan produk pemutih kulit wajah sewajarnya sesuai dengan fungsi dan kegunaannya tanpa melebih-lebihkan untuk melindungi konsumen dari dampak negatif.

Kepada BPOM sebaiknya membatasi peredaran pemutih kulit yang berbahaya dan melakukan inspeksi ke pasaran untuk mengetahui dan memastikan bahwa pemutih kulit yang beredar di pasaran aman untuk digunakan


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, I., 2007. Merkuri di Kosmetik. Available from:

[Accesed 09 April 2010].

Badan POM RI. 2008. Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik. In: Kosmetik Pemutih (Whitening), Naturakos, Vol.II1 No.8. Edisi Agustus 2008. Jakarta. Available

from:

[Accessed : 1 Maret 2010].

Badan POM RI. 2007. Kenalilah Kosmetika Anda, Sebelum Menggunakannya. In: Info POM, Vol.VII1 No.4. Edisi Juli 2007. Jakarta. Available from:

[Accessed : 11 April 2010].

Badan Pusat Statistik. 2008. Laporan perekonomian Indonesia. 2003 BPS Jakarta.

Available from

James, A.J., 2009. Skin Lightening and Depigmenting Agents, Available from:

Junqueira, L.C., 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC 355-357.

Nandityasari, I., 2009. Hubungan Antara Ketertarikan Iklan Pond’s di Televisi Dengan Keputusan Membeli Produk Pond’s Pada Mahasiswa. Skripsi. Surakarta

:Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from :

AntaraKetertarikanIklanPond’sdiTelevisiDenganKeputusanMembeliProduk


(47)

Notoamodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 127-128.

Purnamawati, S.S., 2009. Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih di Kota Medan Tahun 2009. Tesis. Medan : Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Available from :

[Accessed : 2 April 2010].

Wasitaatmadaja S.M., 2002. Anatomi kulit in: djuanda, A., Hamzah, M., Aisyah. S., ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: FKUI, 3-5.

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea ommunication, 108-121.

Yamin, S., 2008. Ingin Cantik Justru Jadi Penyakit. Available from:

Budi Slamet, 2006. Dampak Pengguna Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit pada Ibu-ibnu di RW II Desa Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten

Batang Jawa Tengah Tahun 2005. [Accessed 14 April 2010].

c

helliah Caritha, 2008. Profil Pemilihan dan Penggunaan Produk Pemutih Kulit Wajah.


(48)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dara Saputri Tempat/Tanggal Lahi : 07 April 1988 Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Tasbih 1 Blok FF no 17 Medan Riwayat Pendidikan : - Tk Bunggong Seulangga (1993 - 1994)

- SD Negeri 1 Langsa (1994 – 2000) - MTSN Langsa (2000 – 2003)

- SMA negeri 1 Langsa (2003 – 2006)


(49)

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Berbagai faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Pemutih Kulit Wajah (skin bleaching) Pada Pengunjung Salon Kecantikan di Kota Medan

Petunjuk :

1. Isilah identitas pribadi anda

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda benar No. Responden :

Tanggal Pengisian : 1. Data Demografi

• Nama (Inisial) :

• Umur :

• Alamat :

Pendidikan : 1.Tamat perguruan tinggi/akademi 2.Tamat SMU/sederajat

3. SD/SMP Pekerjaan :

I. Penggunaan Pemutih Kulit Wajah (skin bleaching)

1. Apakah anda menggunakan pemutih kulit wajah? a. Iya ( Lanjutkan ke Pertanyaan No.3 ) b. Tidak ( Lanjutkan ke Pertanyaan No.2 )

2. Sudah berapa lama anda menggunakan Pemutih kulit wajah? a. 6 minggu-6 bulan

b. 6 bulan-1 tahun c. > 1 tahun

3. Apa hasil (manfaat) yang anda dapatkan dari penggunaan Pemutih kulit wajah? a. Kulit wajah menjadi lebih putih

b. Hilangnya bintik-bintik hitam diwajah c. Hilangnya kerutan diwajah

d. Hilangnya jerawat pada wajah

4. Apakah timbul efek samping (efek yang tidak diharapkan selama anda menggunakan pemutih kulit wajah) ?


(50)

a. Ya

b. Tidak (Pertanyaan selesai)

II. Pengetahuan responden tentang pemutih kulit wajah

5. Apakah yang dimaksud dengan pemutih kulit wajah?

a. Kosmetik yang digunakan untuk memutihkan kulit

b. Kosmetik yang digunakan untuk memudarkan noda-noda hitam pada wajah c. Tidak tahu.

6. Apakah efek samping pemutih kulit wajah ? a. Kulit terkelupas dan bisa kemerahan. b. Dapat merangsang terjadinya kanker kulit.

c. Timbul bintik-bintik coklat dikulit bila digunakan dalam waktu lama d. Tidak tahu

7. Bahan pemutih kulit wajah (skin bleacing) apa saja yang dilarang penggunaannya? a. Merkuri

b. Hidrokuinon c. Arsen

d. Tidak tahu

8. Apakah anda tahu kandungan / komposisi dari pemutih kulit wajah? a. Ya

b. Tidak

9. Jika tahu, Bahan aktif apa sajakah yang terkandung dalam pemutih kulit ? a. Hidrokuinon

b. Licorice extract dan axtract mulberry c. Vitamin E atau C

d. Tidak tahu

10.Berapa lama pemutih kulit wajah harus digunakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan tersebut?

a. 6 bulan b. > 6 minggu c. < 6 minggu d. Tidak tahu

11.Bagaimana cara penggunaan pemutih kulit wajah yang tepat ?

a. Dioleskan tipis pada bintik-bintik hitam diwajah atau seluruh wajah b. Tidak tahu

12.Apakah anda mengkonsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum anda menggunakan pemutih kulit wajah?


(51)

a. Ya b. Tidak

13.Tahukah anda bahwa kulit yang berwarna cokelat banyak mengandung melanin yang dapat mencegah terjadinya kanker kulit ?

a. Ya

b. Tidak

III. Sumber Informasi

14. Dimana biasanya anda paling sering melihat iklan produk pemutih kulit wajah? a. Televisi

b. Radio c. Majalah d. Lain-lain

15. Merek produk kosmetik pemutih apa yang anda gunakan ? a. Pons

b. Tje fuk c. Makalana d. Lain-lain

III. Pendapatan responden

16. Berapakah pendapatan anda perbulan? a. > Rp 5.000.000,00

b. < Rp 5.000.000,00

c. Pendapatan dari orang tua

IV. Motivasi responden menggunakan pemutih wajah

17. Mengapa anda ingin menggunakan pemutih kulit wajah? d. Agar kulit wajah menjadi lebih putih

e. Hanya untuk menghilangkan bintik-bintik hitam diwajah f. Karena dianjurkan oleh anggota keluarga atau teman g. Mengikuti trend yang sedang berlangsung

18.Apakah anda memakai pemutih kulit wajah karena teman-teman anda menggunakannya ?

a. Ya b. Tidak

19.Apakah dengan kulit wajah menjadi lebih putih dapat meningkatkan rasa percaya diri anda?

a. Ya b. Tidak


(52)

a. Ya b. Tidak

21.Apakah keinginan anda untuk mendapatkan kulit wajah yang putih karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain / pasangan anda ?

a. Ya b. Tidak


(53)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PEMUTIH KULIT WAJAH ( Skin Bleaching ) PADA PENGUNJUNG SALON KECANTIKAN DI KOTA MEDAN

Ibu /saudari yth:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dara Saputri

Nim : 070100187

Telp : 085266121222 / 08116700989

Alamat : Jalan Setia Budi Komplek Tasbi 1 blok ff n 17 Medan

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul: “Berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleacing) pada pengunjung salon kecantikan di kota Medan”. Kosmetik pemutih wajah dapat membuat kulit kelihatan lebih putih, tetapi penggunaanya dapat mengundang bahaya, karena pemutih kulit wajah dapat membuat kulit terkelupas dan menipis, menimbulkan bercak-bercak hitam pada wajah, menyebabkan kanker kulit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah, agar dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat penggunaan pemutih kulit wajah.

Pada pelaksanaan penelitian ini saya akan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner) sebanyak 21 pertanyaan tentang pemutih kulit wajah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak yang berkepentingan, untuk melakukan usaha-usaha perbaikan pada sistem pengamanan dan pengawasan pemutih kulit wajah di masa yang akan datang. Mengingat hasil penelitian ini sangat diperlukan, maka saya sebagai peneliti, sangat mengharapkan dan menghargai partisipasi anda dalam penelitian ini. Namun demikian, tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk keikutsertaan anda pada penelitian ini. Atas kerjasama dan kesedian anda untuk mengisi


(54)

pertanyaan ini, dengan kerendahan hati pihak peneliti memberikan sedikit uang (Rp.5.000) sebagai pengganti transportasi dan waktu anda yang terbuang. Semua data informasi yang anda berikan akan dirahasiakan, dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini, serta untuk usaha perbaikan/pengamanan dan pengawasan lingkungan pemutih kulit wajah di kalangan masyarakat luar.

Setelah memahami penjelasan yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini, diharapkan anda untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan yang telah disediakan peneliti.


(55)

LAMPIRAN 4

TABEL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

No Pendidikan Terakhir

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Total

1 SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13

2 SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

3 PT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12

4 SMP 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5

5 SMA 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5

6 PT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12

7 PT 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10

8 SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 12

9 SMA 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 6

10 SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

11 PT 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 10

12 PT 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 11

13 SMA 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 9

14 SMA 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3

15 SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13

16 SMP 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 11

17 PT 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10

18 SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 SMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(56)

Lampiran 5

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

p1 Pearson Correlation 1 .642** 1.000** .642** .378 .429 .378 .480

Sig. (2-tailed) .002 .000 .002 .100 .059 .100 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson Correlation .642** 1 .642** 1.000** .404 .275 .404 .

Sig. (2-tailed) .002 .002 .000 .077 .241 .077 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson Correlation 1.000** .642** 1 .642** .378 .429 .378 .480

Sig. (2-tailed) .000 .002 .002 .100 .059 .100 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson Correlation .642** 1.000** .642** 1 .404 .275 .404 .

Sig. (2-tailed) .002 .000 .002 .077 .241 .077 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson Correlation .378 .404 .378 .404 1 .378 1.000** .

Sig. (2-tailed) .100 .077 .100 .077 .100 .000 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson Correlation .429 .275 .429 .275 .378 1 .378 .

Sig. (2-tailed) .059 .241 .059 .241 .100 .100 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson Correlation .378 .404 .378 .404 1.000** .378 1 .

Sig. (2-tailed) .100 .077 .100 .077 .000 .100 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson Correlation .480* .308 .480* .308 .182 .206 .182

Sig. (2-tailed) .032 .186 .032 .186 .444 .384 .444

N 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson Correlation .504* .183 .504* .183 .638** .373 .638** .

Sig. (2-tailed) .023 .440 .023 .440 .002 .105 .002 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson Correlation .504* .464* .504* .464* .406 .154 .406 .453


(57)

N 20 20 20 20 20 20 20

p11 Pearson Correlation 1.000** .642** 1.000** .642** .378 .429 .378 .480

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .002 .100 .059 .100 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p12 Pearson Correlation .480* .308 .480* .308 .182 .206 .182 1.000

Sig. (2-tailed) .032 .186 .032 .186 .444 .384 .444 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p13 Pearson Correlation .504* .464* .504* .464* .406 .154 .406 .453

Sig. (2-tailed) .023 .039 .023 .039 .076 .518 .076 .

N 20 20 20 20 20 20 20

p14 Pearson Correlation .762** .642** .762** .642** .630** .429 .630** .480

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .002 .003 .059 .003 .

N 20 20 20 20 20 20 20

TOTAL Pearson Correlation .863** .710** .863** .710** .667** .495* .667** .648

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .027 .001 .

N 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(58)

Reliabilily

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.925 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 .70 .470 20

p2 .85 .366 20

p3 .70 .470 20

p4 .85 .366 20

p5 .75 .444 20

p6 .25 .444 20

p7 .75 .444 20

p8 .35 .489 20

p9 .55 .510 20

p10 .55 .510 20

p11 .70 .470 20

p12 .35 .489 20

p13 .55 .510 20


(59)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 7.90 17.779 .834 .914

p2 7.75 19.039 .667 .920

p3 7.90 17.779 .834 .914

p4 7.75 19.039 .667 .920

p5 7.85 18.766 .608 .921

p6 8.35 19.503 .409 .927

p7 7.85 18.766 .608 .921

p8 8.25 18.618 .580 .922

p9 8.05 18.682 .536 .924

p10 8.05 18.261 .638 .920

p11 7.90 17.779 .834 .914

p12 8.25 18.618 .580 .922

p13 8.05 18.261 .638 .920

p14 7.90 17.779 .834 .914

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(60)

LAMPIRAN 6

MASTER DATA

No.

Responden Usia

Pendidikan

Terakhir Pengetahuan

Sumber

Informasi Pendapatan Motivasi

1 18 SMA Kurang Majalah <Rp 5.000.000 Baik

2 18 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

3 23 PT Baik Lain-lain >Rp 5.000.000 Kurang

4 19 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

5 19 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

6 16 SMP baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

7 19 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

8 20 SMA Kurang Lain-lain <Rp 5.000.000 Baik

9 20 SMA Baik Lain-lain <Rp 5.000.000 Baik

10 21 SMA Baik Majalah <Rp 5.000.000 Baik

11 32 PT Baik Majalah >Rp 5.000.000 Baik

12 21 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

13 23 SMA Kurang Lain-lain <Rp 5.000.000 Baik

14 18 SMA Baik Lain-lain <Rp 5.000.000 Baik

15 22 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

16 35 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

17 21 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

18 39 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

19 15 SMP Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

20 15 SMP Baik Majalah <Rp 5.000.000 Baik

21 16 SMP Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

22 18 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

23 29 PT Kurang Majalah <Rp 5.000.000 Kurang

24 35 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

25 42 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

26 33 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang


(1)

28 43 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

29 20 SMA

Baik

Televisi <Rp 5.000.000 Baik

30 20 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

31 16 SD Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

32 28 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

33 25 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

34 26 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

35 24 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

36 25 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

37 21 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

38 27 PT Baik Majalah <Rp 5.000.000 Baik

39 20 SMA Baik Majalah >Rp 5.000.000 Baik

40 23 SMA Baik Majalah >Rp 5.000.000 Baik

41 25 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

42 22 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

43 22 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Kurang

44 26 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

45 27 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

46 28 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

47 18 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

48 24 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

49 20 SMA Baik Majalah >Rp 5.000.000 Kurang

50 20 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Kurang

51 21 SMA Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

52 25 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

53 21 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

54 21 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

55 22 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

56 17 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

57 19 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

58 22 SMA Buruk Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

59 20 SMA Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

60 20 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

61 26 SMA Kurang Majalah <Rp 5.000.000 Kurang

62 28 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

63 47 PT Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

64 25 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik

65 20 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

66 21 PT Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

67 17 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

68 41 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

69 40 SMA Baik Televisi >Rp 5.000.000 Baik

70 24 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

71 26 PT Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

72 32 PT Kurang Lain-lain >Rp 5.000.000 Kurang

73 30 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik

74 21 SMA Kurang Televisi <Rp 5.000.000 Baik


(2)

Lampiran 7

OUTPUT SPSS

1.

Distribusi responden berdasarkan usia

usia responden 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dewasa muda 69 86.3 86.3 86.3

dewasa tua 11 13.8 13.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

2.

Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sd 1 1.3 1.3 1.3

Smp 5 6.3 6.3 7.5

Sma 37 46.3 46.3 53.2

perguruan tinggi 37 46.3 46.1 100.0

76 21 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

77 21 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Kurang

78 18 SMA Baik Televisi <Rp 5.000.000 Baik

79 25 PT Kurang Televisi >Rp 5.000.000 Baik


(3)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sd 1 1.3 1.3 1.3

Smp 5 6.3 6.3 7.5

Sma 37 46.3 46.3 53.2

perguruan tinggi 37 46.3 46.1 100.0

Total 80 100.0 100.0

3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < Rp 5.000.000 56 70.0 70.0 70.0

> Rp 5.000.000 24 30.0 30.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

4. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi

Motivasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik >3 60 75.0 75.0 75.0

Kurang <3 20 25.0 25.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Baik 41 51.3 51.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lain-lain 6 7.5 7.5 7.5

majalah 10 12.5 12.5 20.0

televisi 64 80.0 80.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan tiap kuesioner

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 3.8 3.8 3.8

1 77 96.3 96.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

Valid 0 10 12.5 12.5 12.5

1 70 87.5 87.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18.8 18.8 18.8

1 65 81.3 81.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 39 48.8 48.8 48.8

1 41 51.3 51.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 37 46.3 46.3 46.3

1 43 53.8 53.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 16.3 16.3 16.3

1 67 83.8 83.8 100.0


(6)

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 5.0 5.0 5.0

1 76 95.0 95.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 52 65.0 65.0 65.0

1 28 35.0 35.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 47 58.8 58.8 58.8

1 33 41.3 41.3 100.0

Total 80 100.0 100.0