Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Wanita Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMOTIVASI WANITA MEMILIH UNTUK BERWIRAUSAHA

(Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan di Kecamatan Medan Tembung) DRAFT SKRIPSI

OLEH :

RISKA SAVITRI 060502069 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Riska Savitri (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Wanita Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung). Dosen Pembimbing Dra. Frida Rahmadini, MM. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.si. Sekretaris Departemen Manajemen; Dra. Nisrul Irawati, Mba. Dosen Penguji I; Dr. Beby Karina Fawzeea, S.E, MM. Dosen Penguji II; Fadli, S.E, M.si.

Wanita memegang peranan penting dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekarang ini sudah banyak kemajuan yang kita lihat dari berbagai bidang, wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan pekerjaan dan membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya salon yang dibuka oleh para wanita di Kecamatan Medan Tembung. Kesadaran akan adanya faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha akan memberikan pelajaran penting untuk dapat terus menjalankan bisnisnya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi dan faktor-faktor yang memotivasi paling dominan wanita memilih berwirausahapada pengusaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Tembung. Penulis menarik hipotesis bahwa semua faktor merupakan faktor yang memotivasi wanita dalam berwirausaha dan Faktor kemandirian merupakan faktor yang paling dominan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi berganda. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan teknik purposive random sampling yang teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel. Peneliti menggunakan 41 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel X yaitu Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan secara simultan dan parsial terhadap variabel Y yaitu Faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha, dengan persamaan regresi Y= -2,361 + 0,268 X1 + 0,131 X2 + 0,515 + 0,125 + e, dan nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 78 %. Faktor yang paling dominan adalah faktor emosional berarti hipotesis ditolak.

Kata kunci : Wanita, Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan.


(3)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima segala saran dan kritik yang konstruktif agar untuk kedepannya penulis dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.si selaku Ketua Departemen Manajemen.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, Mba selaku Sekretaris Departemen Manajemen. 4. Ibu Dra. Frida Rahmadini, MM selaku Dosen Pembimbing saya.

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, S.E, MM selaku Dosen Penguji I saya. 6. Bapak Fadli, S.E, M.si selaku Dosen Penguji II saya.

7. Para dosen semua mata kuliah yang sudah memberikan ilmunya untuk saya.

8. Kak Dani, Kak Fina, dan Bang Jum karyawan Departemen Manajemen yang sangat banyak membantu untuk semua urusan akademik.


(4)

tersayang Mbak Iwi dan suaminya Bang Pian, Abangku Mas Dana, dan adikku Bayu, serta sepupu kecilku tersayang Tifa dan Nayla, makasih buat semua dukungannya yaaaa… I Love You Full All.

10.Saudara-saudaraku yang terus menyemangatiku untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, khususnya Ari dan Ririn makasih buat bantuannya ke mbak ya… I DID IT Guys…heehhee

11. R2TP sahabat dari SMA ku yang selalu riska kangenin karena jarangnya kita bertemu, Ayooo kapan nyusul…. Miss you so much.

12.Shemby ku tersayang, temen saat susah sama-sama, tapi seneng sendiri-sendiri…heehheee, gadis, makasih buanyak-buanyak ya dis karena udah mau nemenin kesana kemari, capek-capek bareng, hitam-hitam bareng. Heehhee, niko yang udah mau nebengin ka ke kampus dan pulang ke rumah, makasih bro, intan dan ai ayyyoooo semangat lanjutin skripsinya, dara dan giger semangat buat mengejar semuanya, dan buat Yola, kami selalu mendukungmu yol!!!. Dan buat kesemuanya makasih buat semua kenangan indah yang udah kita jalanin bareng-bareng, karaoke, piknik, nangis, ultah, kalian semua adalah “sebuah kisah klasik untuk masa depan” I LOVE YOU GUYS VERY MUCH.

13.Mahasiswa-Mahasiswi Manajemen Stambuk 2006, makasih buat pertemanan yang indah ini, aku ingat sampai tua nanti deeehhh. Khususnya buat Manajemen Grup B, De Green Side, Ika Cs, Inur Cs, Ahya Cs, Fitri Cs dan buat semua temen-temen di Grup B, makasih buanyak buat semua-semuanya, terutama buat inggit dan Imel yang sangat membantu dalam pembuatan SPSS...makasih banyak ya.


(5)

14.Buat rekan-rekan HMM, semoga tetap memberikan yang terbaik bagi kampus, agama, bangsa dan negara.

15.all my stuff, computer, handphone, TV, radio, motorku tersayang, tempat tidurku, Flash Disk, serta kentang goring dan susu hangat yang menemaniku dalam penyelesaian skripsi ini.

16.Dan semua yang banyak membantu yang namanya tidak bisa disebut satu persatu makasih banyak semuanya….

Medan, Februari 2010

RISKA SAVITRI 060502069


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional Variabel ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 10

3. Skala Pengukuran Variabel ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 14

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 15

9. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 21

B. Wirausaha ... 22

C. Pandangan Terhadap Kewirausahaan ... 24

D. Berbagai Macam Profil Wirausaha ... 27

E. Wirausahawan Wanita ... 29

F. Faktor – faktor yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA WANITA PADA USAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG A. Gambaran Umum Kecamatan Medan Tembung. ... 33

B. Gambaran umum usaha salon kecantikan pada kecamatan Medan Tembung. ... 36

C. Gambaran Umum ... 50

D. Gambaran Umum Pelanggan Salon Kecantikan. ... 52

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Pengujian Validitas dan Reliabelitas Instrumen. ... 53


(7)

B. Analisis Deskriptif... 56

1. Karakteristik Responden ... 57

a. Data pribadi responden ... 57

b. Profil responden ... 58

2. Deskriptif Variabel ... 59

a. Variabel Kemandirian ... 60

b. Variabel modal ... 61

c. Variabel emosional ... 63

d. Variabel pendidikan ... 64

e.Variabel yang mempengaruhi wanita berwirausaha 66 C. Analisis Statistik ... 67

1. Analisis regresi linier berganda ... 67

a. Uji Normalitas ... 67

b. Uji multikolinearitas ... 68

c. Uji Heterokedastisitas ... 69

2. Pengujian hipotesis ... 72

a. Uji-F ... 72

b. Uji-t ... 75

c. Pengujian determinasi ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN KUESIONER


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Definisi operasional Variabel ... 11

Tabel 1.2 Instrumen skala Likert ... 12

Tabel 2.1 Ciri – ciri dan watak kewirausahaan ... 24

Tabel 3.1 Data pribadi pengusaha wanita salon kecantikan pada Kecamatan Medan Tembung ... 51

Tabel 4.1 Validitas tiap butir pertanyaan ... 54

Tabel 4.2 Validitas tiap butir pertanyaan ... 55

Tabel 4.3 Reliabelitas tiap butir pertanyaan ... 56

Tabel 4.4 Komposisi pengusaha wanita berdasarkan data pribadi ... 57

Tabel 4.5 Profil responden pengusaha wanita salon kecantikan pada Kecamatan Medan Tembung... 58

Tabel 4.6 Distribusi tanggapan responden terhadap variabel kemandirian 60 Tabel 4.7 Distribusi tanggapan responden terhadap variabel modal ... 61

Tabel 4.8 Distribusi tanggapan responden terhadap variabel emosional . 63 Tabel 4.9 Distribusi tanggapan responden terhadap variabel pendidikan 64 Tabel 4.10 Distribusi tanggapan responden terhadap variabel faktor yang mendorong pengusaha wanita untuk memilih berwirausaha ... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji Komolgorov-Smirnov ... 68

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

Tabel 4.13 Coeffisients... 71

Tabel 4.14 Annova ... 74

Tabel 4.15 Coefficients ... 76


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian. ... 7

Gambar 3.1 Peta pulau Sumatera... 34

Gambar 3.2 Kecamatan Medan Tembung ... 35


(10)

ABSTRAK

Riska Savitri (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Wanita Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung). Dosen Pembimbing Dra. Frida Rahmadini, MM. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.si. Sekretaris Departemen Manajemen; Dra. Nisrul Irawati, Mba. Dosen Penguji I; Dr. Beby Karina Fawzeea, S.E, MM. Dosen Penguji II; Fadli, S.E, M.si.

Wanita memegang peranan penting dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekarang ini sudah banyak kemajuan yang kita lihat dari berbagai bidang, wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan pekerjaan dan membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya salon yang dibuka oleh para wanita di Kecamatan Medan Tembung. Kesadaran akan adanya faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha akan memberikan pelajaran penting untuk dapat terus menjalankan bisnisnya.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi dan faktor-faktor yang memotivasi paling dominan wanita memilih berwirausahapada pengusaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Tembung. Penulis menarik hipotesis bahwa semua faktor merupakan faktor yang memotivasi wanita dalam berwirausaha dan Faktor kemandirian merupakan faktor yang paling dominan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi berganda. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan teknik purposive random sampling yang teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel. Peneliti menggunakan 41 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel X yaitu Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan secara simultan dan parsial terhadap variabel Y yaitu Faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha, dengan persamaan regresi Y= -2,361 + 0,268 X1 + 0,131 X2 + 0,515 + 0,125 + e, dan nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 78 %. Faktor yang paling dominan adalah faktor emosional berarti hipotesis ditolak.

Kata kunci : Wanita, Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan dilanjutkan pada krisis global pada pertengahan tahun 2008 lalu memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha di Indonesia. Banyak perusahaan–perusahaan di Indonesia tidak mampu bertahan dalam menghadapi imbas krisis moneter ini. Akibat dari kurs tukar mata uang asing yang melonjak tinggi menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat lagi menutupi biaya operasional perusahaan, sehingga banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

Tingkat pengangguran yang tinggi memerlukan kreatifitas dari setiap individu untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain melainkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yang dapat menyerap tenaga kerja yang ada dan menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha kecil dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat untuk dapat dijadikan pilihan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, karena perusahaan skala kecil mampu bertahan dari krisis global yang melanda Indonesia.

Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Tumbuh dan berkembangnya barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia, tidak mungkin tanpa adanya peran dari entrepreneur (wirausaha). Terjadinya penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak dan perputaran uang yang besar dan cepat, tidak mungkin tanpa adanya peran dari entrepreneur (wirausaha). Hal ini menunjukkan


(12)

bahwa peranan wirausahawan atau masyarakat sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. (www.google.com)

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006:2). Sedangkan wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang selalu memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara maksimal. (Kasmir, 2009:15)

Pengembangan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi usaha–usaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional, akan mendorong tumbuhnya perekonomian yang berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong tumbuhnya usaha–usaha baru. Kesempatan ini dapat diambil pelaku–pelaku usaha lokal yang biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri maupun modal bersama. Majunya perekonomian Indonesia saat ini dalam bidang wirausaha tidak hanya dimiliki oleh para lelaki tetapi sejak adanya emansipasi wanita, wanita pun mulai tergerak untuk membuat suatu usaha yang dapat dijadikan tumpuan hidupnya kelak atau sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu membiayai kehidupan keluarganya serta sebagai bukti bahwa wanita mampu berdiri dikaki sendiri.


(13)

Dahulu wanita hanya dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak bisa melakukan sesuatu. Kebebasan wanita dalam melahirkan pemikiran–pemikiran dan bekerja ataupun berusaha sangat dibatasi dengan norma–norma dan adat istiadat yang dibuat oleh orang–orang yang tidak mempercayai bahwa wanita bisa membuat sesuatu yang luar biasa. Hampir dalam segala hal perempuan di tempatkan sebagai subordinat atau pelengkap sedangkan laki–laki adalah superior atau orang yang paling di utamakan.

Kesadaran akan resiko dan ketidakpastian dalam hidup menyadarkan wanita untuk berbisnis. Badai krisis moneter dan kasus dalam keluarga memberi pelajaran pada kaum ibu untuk mempersiapkan masa depan.

Banyak sektor kehidupan dimana wanita sudah dapat bebas bekerja dan bersaing dengan kaum laki–laki, dapat disebutkan kewirausahaan

(entrepreneurship), sebagai salah satu yang menjadi pilihan bagi wanita untuk pembuktian dirinya bahwa wanita mampu berusaha adalah menciptakan usaha kecil. Sudah sangat banyak wanita yang menjadi pengusaha dari sejak tingkat mikro, kecil, menengah, dan besar, dengan maksud untuk membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, untuk faktor kemandirian atau sebagai realisasi atas pengetahuan yang didapat sewaktu menjalani pendidikan.

Menurut (Russell M. Knight, 1983) seorang wirausaha utamanya tidak termotivasi oleh financial insentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai, disamping guna menemukan arti baru bagi kehidupannya. Faktor motivasi wirausaha wanita tersebut adalah The Feminist Refugee yaitu para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dibandingkan kaum laki–laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan


(14)

perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu mendirikan perusahaan sendiri. Sedangkan faktor motivasi yang lainnya adalah The housewife refugee yaitu para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan karena kebutuhan–kebutuhan anak–anak yang semakin dewasa semakin besar. (Rambat Lupiyoadi 2004:18)

Menurut pengamatan Adler Haymas Manurung, wanita memang sebaiknya memilih bisnis yang disukai agar resiko kerugian bisa dikurangi. Hal ini penting karena dalam berbisnis mereka jadi mengerti benar terhadap bidang usaha yang digelutinya. Adler menyarankan wanita dalam memulai bisnisnya sebaiknya melakukan 3 (tiga) hal , yaitu berawal dari skala kecil, mau belajar pemasaran, dan mengubah mentalitas menjadi aktif bersosialisasi. Di sisi lain, risiko dalam mengelola bisnis adalah menyita waktu. Maka dari itu, kepandaian dalam membagi waktu antara urusan bisnis dan keluarga harus dijaga dengan baik. Mengenai lokasi usaha, disarankan sebaiknya tidak jauh dari tempat tinggal sehingga waktunya tidak habis diluar dan para wanita sebaiknya memilih jenis usaha yang tidak jauh dengan aktivitas yang disukai. (www.google.com)

Wanita cenderung memilih usaha yang sesuai dengan hobi pengusaha wanita untuk memulai suatu usaha. Salon kecantikan adalah salah satu alternatif usaha yang disukai oleh para wanita, karena wanita umumnya suka merawat rambut dan tubuh mereka. Fenomena ini dibuktikan dengan banyaknya salon yang ada di jalan–jalan besar maupun di gang-gang kecil.

Usaha salon kecantikan adalah suatu usaha jasa yang menyediakan jasa menggunting rambut wanita atau pria, tata rias serta tempat untuk merawat diri.


(15)

Salon kecantikan adalah salah satu usaha dalam wujud informal. Sektor informal sangat membantu kepentingan masyarakat dalam menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau menjadi safety belt

bagi tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, selain untuk menyediakan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Pada umumnya sektor informal sering dianggap lebih mampu bertahan hidup (survive) dibandingkan sektor usaha lain. Hal tersebut dapat terjadi karena sektor informal relatif lebih

independent atau tidak tergantung pada pihak lain, khususnya menyangkut permodalan dan lebih mampu beradaptasi dengan usahanya. (www.petra.ac.id)

Beberapa usaha salon kecantikan beroperasi di Kecamatan Medan tembung, dimana merupakan salah satu kecamatan yang banyak dilalui kendaraan yang melintas sepanjang hari. Di Kecamatan itu banyak beroperasi berbagai jenis usaha, dari toko kelontong, kue (bakery), toko ponsel, toko baju, showroom

motor, sampai toko–toko yang menjual jasa seperti jasa memperbaiki kendaraan (bengkel) dan salon–salon kecantikan wanita. Penulis melakukan penelitian di Salon kecantikan yang berada di Kecamatan Medan Tembung.

Berdasarkan uraian ini, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor–faktor yang memotivasi wanita membuka suatu usaha. Sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Memotivasi Wanita Memilih Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung)”.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor–faktor apakah yang memotivasi wanita memilih untuk berwirausaha.

2. Faktor–Faktor apakah yang paling dominan yang memotivasi wanita pengusaha memilih untuk berwirausaha.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dari perumusan masalah yang diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.

(Kuncoro, 2003 : 44 ).

Memulai usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang memulai usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri, karena pendidikan yang rendah membuat mereka sulit untuk mencari pekerjaan. Ada juga orang yang membuka usaha karena lebih senang memilih usaha sendiri daripada bekerja sendiri (Pandji Anoraga, 2002:234).

Berwirausaha yang dilakukan oleh wanita, merupakan pembuktian diri bahwa wanita mampu berusaha dan menghasilkan uang disamping sebagai ibu rumah tangga, dan tidak mudah bagi wanita untuk memilih wirausaha sebagai alternatif pekerjaannya disamping ibu rumah tangga.


(17)

Pada kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang memotivasi wanita untuk memilih berwirausaha, yaitu faktor kemandirian (X1), faktor modal (X2), faktor emosional (X3), faktor pendidikan (X4) yang memotivasi wanita memilih berwirausaha (Y).

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut ini :

1. Faktor Kemandirian (X1)

2. Faktor Modal (X2)

Faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha (Y) 3. Faktor Emosional (X3)

4. Faktor Pendidikan (X4)

Sumber : Pandji Anoraga ( 2004 ), dimodifikasi Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Faktor–faktor yang memotivasi wanita memilih untuk berwirausaha adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, faktor pendidikan.


(18)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisa faktor–faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.

b. Untuk menganalisa faktor yang paling dominan yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Wirausaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para calon wirausahawan yang ingin mencoba untuk berwirausaha

b. Bagi Fakultas Ekonomi USU

Diharapkan dapat menambah dan memperluas khazanah penelitian yang terdapat di Fakultas Ekonomi USU.

c. Bagi Penulis

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan.

d. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.


(19)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian dibatasi pada faktor–faktor yang memotivasi wanita memilih untuk berwirausaha dan dalam hal ini pengusaha salon yang berada di Kecamatn Medan Tembung. Adapun variabel–variabelnya yaitu :

a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel lain, yaitu :

1. Faktor Kemandirian (X1), di ukur dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam tugas, mengandalkan kemampuan keuangan sendiri, dan keberanian menghadapi tantangan.

2. Faktor Modal (X2), di ukur dengan jumlah modal yang digunakan untuk membuka usaha, dan sumber modal yang di dapat untuk membuka usaha.

3. Faktor Emosional (X3), di ukur dengan dorongan dalam diri sendiri untuk membuka usaha, merupakan usaha sampingan, dan untuk membantu keuangan keluarga.

4. Faktor Pendidikan (X4), diukur dengan tingkat pendidikan, mengikuti pelatihan informal, dan pengetahuan bisnis yang luas.

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu:


(20)

Y = Faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha 2. Definisi Operasional Variabel

Dalam Penelitian ini variabel–variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang temasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel–variabel yang akan di teliti sebagai berikut ;

1. Faktor Kemandirian adalah Kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain.

2. Faktor Modal adalah Faktor finansial pada wanita yang mempunyai modal yang cukup untuk mendirikan suatu usaha.

3. Faktor Emosional adalah Tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan untuk memilih usaha kecil.

4. Faktor Pendidikan adalah Faktor tingkat pendidikan formal dan keahlian serta teknik–teknik yang diperoleh wanita pengusaha dalam memilih usaha kecil.

5. Faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha adalah langkah awal yang dilakukan seseorang untuk membuat suatu pekerjaan untuk mendapatkan laba.


(21)

Tabel 1.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur Faktor

Kemandirian

Kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain.

1. Mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam tugas 2. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri 3. Keberanian menghadapi tantangan Likert

Faktor Modal Faktor finansial pada wanita yang

mempunyai modal yang cukup untuk mendirikan suatu usaha

1. Jumlah modal

2. Sumber modal Likert

Faktor Emosional

Tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi

emosinya dalam mengambil keputusan untuk memilih usaha kecil.

1. Dorongan dari dalam diri sendiri 2. Usaha sampingan 3. Membantu

Keuangan keluarga

Likert

Faktor Pendidikan

Faktor tingkat

pendidikan formal dan keahlian serta teknik-teknik yang diperoleh wanita pengusaha dalam memilih usaha kecil

1. Tingkat pendidikan

2. Pelatihan informal 3. Pengetahuan bisnis Likert Faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha

langkah awal yang dilakukan seseorang untuk membuat suatu pekerjaan untuk mendapatkan laba.

1. Menyalurkan Hobi Pemilik

2. Mencari keuntungan 3. Mengasah keahlian

pemilik

Likert


(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005 :104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Instrument Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Salon kecantikan di Kecamatan Medan Tembung. Penelitian ini akan dilakukan selama bulan November 2009–Januari 2010.

5. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2005:72), populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek atau benda–benda alam yang lain. Satu orangpun dapat dijadikan populasi, karena satu orang mempunyai berbagai macam karakteristik. Populasi dalam


(23)

penelitian ini adalah wanita pengusaha yang mendirikan salon kecantikan di Kecamatan Medan Tembung, yang berjumlah 71 salon kecantikan.

Menurut (Sugiyono, 2005:73), sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan

sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2008:78) sebagai berikut:

2

. 1 Ne

N n

+ =

Dimana : n = Jumlah sampel N = Ukuran Populasi

e = taraf kesalahan yaitu 10 % atau 0.01

Populasi (N) berjumlah 71 salon kecantikan, sehingga jumlah sampel adalah: ) 1 , 0 . 71 ( 1 71 2 + = n

= 41,52 atau 41 salon kecantikan

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono, 2005:78). Adapun kriteria yang ditentukan adalah salon kecantikan yang sudah lebih dari 3 tahun membuka usahanya dengan modal sendiri. Tujuan dari penetapan criteria ini adalah karena penulis menganggap pengusaha dapat mempertahankan usahanya yang dimulainya secara mandiri.


(24)

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu : a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih. Data ini diperoleh dengan melakukan pengamatan

(observation) dan wawancara ( interview ). b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah serta situs internet untuk mendukung penelitian .

7. Teknik Pengumpulan Data a. Pengamatan (observation)

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Kecamatan MedanTembung, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

b. Wawancara (Interview)

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka

(face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau alat tersebut disebut dengan interview guide atau kuesioner.


(25)

Yaitu dengan mengumpulkan data dan mempelajari jurnal penelitian, literatur perpustakaan dan lain–lain.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrument penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.

1. Jika

r

hitung >

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan valid 2. Jika

r

hitung <

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama yang akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110).

1. Jika

r

alpha positif atau > dari

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan reliabel 2. Jika

r

alpha negatif atau < dari

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak


(26)

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif

Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula–mula disusun, diklasifikasi, dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

b. Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression)

Suatu metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas adalah Faktor Kemandirian (X1), Faktor Modal (X2), Faktor Emosional (X3), Faktor Pendidikan (X4) terhadap variabel terikatnya adalah faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha (Y). Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan persamaan sebagai berikut :

Y = a + BX + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e

Dimana :

Y : Faktor yang memotivasi wanita memilih berwirausaha

X1 : Faktor Kemandirian X2 : Faktor Modal X3 : Faktor Emosional X4 : Faktor Pendidikan a : Nilai konstanta e : Nilai error


(27)

Selanjutnya terhadap analisis regresi tersebut dilakukan dengan pengujian berikut :

A. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov-Smirnov (K-S)

melalui program SPSS. 2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana variabel

independent yang satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan


(28)

residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika

variance berbeda disebut heteroskedastisitas. Pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan melihat grafik Scatter Plot. Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi dari semua variabel yang diobservasi.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik sebagai berikut:

a. Uji F (Uji Serempak)

Merupakan uji serempak dari semua variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujian:

Ho : bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Ho : bi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 0,05. Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah :


(29)

Terima Ho bila Fhitung ≤ Ftabel dan nilai signifikansi Fhitung > tingkat kesalahan (α).

Tolak Ho (terima Hi) bila Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan nilai Fhitung < kesalahan (α).

b. Uji T (uji pengaruh parsial)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dilakukan menggunakan uji statistic t (2 sisi).

Bentuk pengujian :

Ho : bi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent secara parsial terhadap variabel dependen.

Ho : bi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Pada penelitian ini nilai Thitung akan dibandingkan dengan Ttabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung > ttabel dan nilai signifikansi thitung > tingkat kesalahan (α).

Ha diterima jika thitung < ttabel dan nilai signifikansi thitung < tingkat kesalahan (α).


(30)

Pengujian Koefisien Determinasi (R²), dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel dependen yaitu Faktor kemandirian (X1), faktor modal (X2), faktor emosional

(X3) dan faktor pendidikan (X4) terhadap faktor yang

memotivasi wanita memilih berwirausaha (Y).

Koefisien Determinasi (R²) berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Bila R² mendekati 0, maka pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen adalah kecil, dan bila R² mendekati 1, maka pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen adalah besar. Hasil pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Martondang dengan judul penelitian “ Analisis Faktor–Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil “ pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling umum dijumpai dari para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah tension modalities (modal pemaksa).

Penelitian yang dilakukan oleh Erin Karina Sitepu dengan judul penelitian “Analisis Faktor – Faktor yang Menghambat Women Entrepreneurship Dalam Berwirausaha (Studi Kasus Pada Wanita Pengusaha Salon Di Jalan Sei Mencirim Medan)” pada tahun 2008, diperoleh kesimpulan bahwa dari lima faktor yang dianggap sebagai penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha, hanya empat yang di anggap sebagai penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha. Adapun faktor–faktor penghambat tersebut adalah faktor kewanitaan, faktor sosial budaya dan adat istiadat, faktor administrasi dan faktor pendidikan. Faktor emosional dianggap tidak menjadi penghambat dalam berwirausaha karena seluruh responden merasa bahwa mereka selalu bersifat rasional dalam pengambilan keputusan. Selain itu, elemen–elemen emosional yang muncul pada saat bekerja tidak mempengaruhi hubungan dengan karyawan secara pribadi. Hal ini yang membuat penulis mengambil kesimpulan bahwa faktor emosional bukan merupakan faktor penghambat women entrepreneurship dalam berwirausaha.


(32)

B. Wirausaha

Istilah wirausaha ini berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau

go–between.

Sebagai contoh dari pengertian go–between atau perantara yang dimaksudkan dalam istilah bahasa Perancis, entrepreneur adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke Timur jauh. Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada Marcopolo dengan bagian keuntungan sebesar 22,5 % termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa–apa sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko besar. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si pemilik modal menerima keuntungan lebih dari 75 % sedangkan si pedagang menerima keuntungan yang lebih kecil.

Pada dewasa ini kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menentukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi–potensi yang ada dalam dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara untuk produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Dari beberapa konsep. Ada 6 hakikat penting kewirausahaan sebagai berikut:


(33)

(Suryana, 2006:18), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994)

2. kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different ) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start–up) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang inovatif (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber–sumber melalui cara–cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang kreatif dan inovatif


(34)

(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

Menurut Geoffrey G Meredith (dalam Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri– ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Ciri–ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri–ciri Watak

(1) Percaya Diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, energik dan inisiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran–saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke depan Pandangan ke depan, perspektif

C. Pandangan Terhadap Kewirausahaan

Menurut (Sukirno, 2004:369), definisi dan pandangan terhadap kewirausahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, psikologi dan sosiologi. Seorang yang bertekad untuk berkecimpung di bidang perusahaan dapat didorong oleh keinginan sendiri (psikologi) yang didasarkan oleh bentuk dan cara berpikir. Keputusan seseorang untuk berdagang juga didasarkan oleh kebutuhan ekonomi dan karena adanya masyarakat di sekelilingnya yang menjadi potensi langganannya. Berikut adalah pandangan–pandangan tentang kewirausahaan mengikuti perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi, psikologi,


(35)

1. Perspektif Kewirausahaan Bidang Ekonomi

Dari sudut pandang bidang ekonomi, kewirausahaan adalah sebagian dari input atau faktor produksi selain bahan mentah ialah harga, biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal ialah bunga. Untuk seorang wirausaha ganjarannya (nilai atau perolehannya) adalah keuntungan. Keuntungan adalah ganti rugi yang di bayar karena resiko yang diambil oleh wirausaha.

2. Perspektif Kewirausahaan Bidang Psikologi

Didalam bidang Psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri (dimana keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib). Ini termasuk sifat–sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif, kreatif dan semangat yang terus menerus berkembang untuk bersikap independent.

3. Perspektif Kewirausahaan Bidang Sosiologi

Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul, mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat berguna untuk masyarakat.

4. Perspektif Kewirausahaan Menurut Islam

Kesemuanya kegiatan manusia haruslah di hubungkan dengan pemiliknya. Amalan ekonomi di dalam semua cabangnya termasuk mengelola perusahaan dan segala aktivitas yang berkaitan dengan-Nya hendaklah


(36)

berlandaskan etika dan peraturan yang telah digariskan oleh syariat Islam. Termasuk di dalamnya aspek halal atau haram, wajib atau sunat dan harus atau makruhnya. Dengan berlandaskan dasar–dasar dan ruang lingkup ciri–cirinya, nyata bahwa tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan melaksanakannya berarti sebagian dari ibadah yang menyeluruh.

Dengan itu, kewirausahaan dan segala aktivitasnya baik kecil maupun besar merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan di beri pahala jika dilakukan menurut syarat–syarat yang telah ditetapkan baik dari segi tuntutan aqidah, akhlak maupun syariat.

Berikut adalah beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan aktivitas ekonomi yang dilakukan di pandang sebagai :

a. Ibadah sebagai aqidah yang benar

Umat Islam harus berkeyakinan bahwa amalan dalam sistem ekonomi Islam adalah satu–satunya sistem yang mendapat ridho ALLAH. b. Niat harus lurus

Niat yang lurus memiliki kaitan dengan kesucian hati. Segala kegiatan ekonomi haruslah mendapat keridhaanNya bukan bertujuan untuk selainNya, seperti bermegah–megah dan memamerkan diri. Niat ikhlas ini lahir dari keyakinan yang kukuh terhadap kemanfaatan dunia dan akhirat dengan mengamalkan perintah–perintah Allah.

c. Cara melakukan kerja yang sesuai dengan ajaran Islam

Ini meliputi tekun, sabar, amanah, berbudi, berpribadi mulia, bersyukur dan tidak melakukan penindasan dan penipuan


(37)

Hasil ekonomi harus dibelanjakan ke arah yang benar dan sesuai dengan kehendak Islam. Di samping digunakan untuk keperluan sendiri dan keluarga, hasil ini perlu dimanfaatkan untuk keperluan orang banyak. Disini timbullah kewajiban berzakat dan kemuliaan bersedekah.

e. Tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus

Kegiatan perusahaan yang berbentuk ibadat umum tidak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan ibadat khusus, seperti shalat dan puasa. Kesibukan mencari rezeki tidak seharusnya menyebabkan pengabaikan tanggung jawab terhadap ALLAH.

D. Berbagai Macam Profil Wirausaha

Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 2008:26), jika diperhatikan

entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini, maka di jumpai berbagai macam profil.

1. Young Entrepreneur

Orang–orang muda mengambil bagian dalam memulai bisnis. Didorong kekecewaan akan prospek pada perusahaan pemerintah dan keinginan untuk memiliki peluanng menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.

2. Women Enterpreneur

Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor–faktor antara lain ingin


(38)

memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

3. Minority Entrepreneur

Kaum minoritas di Negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari–hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota tertentu.

4. Immigrant Entrepreneur

Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari berdagang kecil–kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

5. Part Time Entrepreneur

Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.


(39)

Ada pula ibu–ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga misalnya ibu–ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan, mengirim kue–kue ke toko eceran di tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang bisa masak, kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.

7. Family–owned Busineess

Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh Bapak setelah usaha Bapak ini maju dibuka cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing–masing usahanya ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak–anak mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan pekerjaan pada saat ini maka kegiatan ini perlu dikembangkan.

8. Copreneurs

Corpreneurs adalah pasangan wirausaha yang bekerja sama–sama sebagai pemilik bersama dari usaha mereka. Corpreneurs di buat dengan cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.

E. Wirausahawan Wanita (Women Entrepreneur )

Menurut (Zimmerer dan Scarborough, 2008:27), meskipun telah diperjuangkan selama bertahun–tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi di tempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi


(40)

pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi baik kewirausahaan maupun pekerjaan. Dikatakan bahwa “Kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans, dimana di sini wanita dapat mengembangkan impian maupun harapan terbesarnya”. Semakin banyak wanita yang menyadari bahwa menjadi wirausaha adalah cara terbaik untuk menembus dominasi laki–laki yang menghambat peningkatan karir waktu ke puncak organisasi melalui bisnis mereka sendiri.

Faktanya, wanita yang membuka bisnis 2,4 kali lebih banyak daripada pria. Meskipun bisnis yang di buka oleh wanita cenderung lebih kecil dari yang di buka pria, tetapi dampaknya sama sekali tidak kecil. Perusahaan–perusahaan yang dimiliki wanita memperkerjakan lebih dari 15,5 juta karyawan atau 35 persen lebih banyak dari semua karyawan fortune 500 di seluruh dunia. Wanita memiliki 36 persen dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih lambat daripada perusahaan yang dimiliki pria, wanita pemilik bisnis memiliki daya hidup lebih tinggi daripada keseluruhan bisnis. Meskipun 72 persen bisnis yang dimiliki wanita terpusat dalam bidang eceran dan jasa, wirausahawan wanita berkembang dalam industri yang sebelumnya dikuasai oleh laki–laki , seperti pabrik, konstruksi, transportasi, dan pertanian.

F. Faktor–faktor yang Memotivasi Wanita Memilih Untuk Berwirausaha Faktor–faktor yang mendorong wanita memilih untuk berwirausaha antara lain:


(41)

Sebagai seorang wanita, ada kalanya wanita ini dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini karena wanita ingin menunjukkan jika tanpa laki–laki Dia dapat bertahan hidup dengan keahlian yang dia punya yang direalisasikan menjadi suatu usaha yang dapat menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Walaupun tidak memungkiri keahlian laki–laki dalam bekerja, tetapi wanita juga ingin menunjukkan bahwa mereka dapat mengerjakan apapun yang dikerjakan oleh pria .

2. Faktor Modal

Dalam pembuatan usaha maka wanita biasanya melihat berapa modal yang mereka punya untuk membuat suatu usaha, biasanya semakin banyak modal yang mereka miliki untuk pembuatan suatu usaha maka semakin terencana dan matanglah pemikiran untuk rencana pembuatan usaha ini. 3. Faktor Emosional

Faktor emosional yang dimiliki wanita, dapat mempengaruhi dirinya untuk melakukan sesuatu yang berguna baginya maupun keluarga. Hal ini karena dalam diri seorang wanita memiliki keinginan untuk dapat berdiri sendiri maupun untuk bisa mempraktekkan teori–teori yang diikutinya melalui pendidikan formal maupun informal yang diinginkannya. Selain itu wanita juga mempunyai keinginan untuk membantu keuangan keluarga yaitu dengan membuka usaha.

4. Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha karena banyak wanita–wanita yang tidak dapat melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi tetapi mengikuti


(42)

pendidikan informal seperti kursus–kursus yang dapat mengasah keterampilan mereka, sehingga ilmu yang mereka dapat di pendidikan informal dapat mereka jadikan modal untuk membuat suatu usaha. Begitu bagi wanita–wanita yang memiliki pendidikan tinggi, mereka akan berpikir kembali untuk menggunakan ijazah perguruan tinggi mereka unutk bekerja di kantor–kantor yang mempunyai waktu bekerja “from eight to five“ atau dari jam delapan hingga jam 5 sore, ini dikarenakan mereka juga nantinya harus mengurusi rumah tangga dan anak–anak mereka, yang tidak dapat mereka lakukan jika mereka bekerja di kantor–kantor dari pagi hingga sore.


(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGUSAHA WANITA PADA USAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

A. Gambaran Umum Kecamatan Medan Tembung Medan

Kota Medan merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi :

(1) Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara.

(2) Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan.

(3) Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional.

(4) Sebagai pintu gerbang regional atau internasional serta kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat.


(44)

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota atau kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota medan terletak pada 3º 30' - 3º 43' Lintang Utara dan 98º 35' - 98º 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.

Sumber : www.pemkomedan.go.id (2010) Gambar 3.1 Peta Pulau Sumatera

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Adapun kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Perjuangan,


(45)

Selayang, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru, dan Kecamatan Medan Tembung.

Sumber: www.medanmap.com

Gambar 3.2 Kecamatan Medan Tembung

Batas-batas dari Kecamatan Medan Tembung dapat dilihat sebagai berikut:

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Tembung dengan luas wilayahnya 4,09 KM². Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang Kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat, dengan penduduknya berjumlah : 139.065 jiwa.


(46)

Kecamatan Medan Tembung mempunyai banyak jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan.

Kecamatan Medan Tembung memiliki 7 (tujuh) kelurahan yaitu : Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Indra Kasih, Kelurahan Sidorejo, Kelurahan Sidorejo Hilir, Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur dan Kelurahan Tembung.

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan yang padat dilalui orang karena letaknya yang strategis dengan pintu TOL Bandar Selamat. Akses ke Kecamatan Tembung ini juga luas karena kecamatan ini merupakan jalan dua arah yang dilewati kendaraan pribadi maupun angkutan umum, angkutan barang, dan jenis transportasi lainnya. Pada pagi dan sore hari, kecamatan ini akan dipadati orang yang ingin bekerja, kuliah, sekolah, serta ke pasar. Di Kecamatan ini banyak berdiri rumah toko (ruko) berlantai satu sampai empat yang biasanya dijadikan tempat usaha.

B. Gambaran Umum Usaha Salon Kecantikan pada Kecamatan Medan Tembung

1. Putri Salon

Putri Salon terletak di Jalan. Bhayangkara No. 494 Medan. Salon ini mulai beroperasi pada tanggal 9 November 2007. Dinamakan Putri Salon karena pada saat salon ini beroperasi pertama kalinya pemilik salon baru saja melahirkan anak perempuan pertamanya. Putri Salon merupakan salon yang tidak terlalu banyak pelanggannya, terbukti saat penulis melakukan observasi pada siang hari, Putri Salon baru mendapatkan 2 pelanggan.


(47)

Salon ini bisa bertahan dikarenakan hobi pemilik salon dalam hal memberikan jasa salon kecantikan.

2. Mawar Beauty Salon

Latar belakang pemberian nama salon yang berdiri sejak 2007 ini adalah nama pemilik salon yang juga bernama Mawar. Mawar Beauty Salon terletak di Jalan Tempuling no.79B Medan. Salon ini dikerjakan oleh pemilik salon sendiri, dikarenakan salon ini hanya berupa salon kecil yang beroperasi untuk memotong rambut, creambath, dan meluruskan rambut. 3. IFO Salon

Salon yang terletak di Jalan Letda Sujono No. 73B Medan, didirikan oleh seorang Ibu yang memiliki gelar sarjana di salah satu universitas negeri. Salon IFO sendiri merupakan salon besar yang tidak hanya melayani memotong rambut, creambath, dan produk salon lainnya, tetapi IFO salon juga merangkap sebagai event organizer perkawinan. Salon ini sangat nyaman karena terdapat AC dan karyawan yang ramah, serta respon pelanggan salon yang mengaku puas terhadap pelayanan IFO salon tersebut. Ini terbukti saat penulis melakukan wawancara langsung dengan beberapa pelanggan yang sedang berada di salon tersebut untuk memotong rambut, mewarnai rambut, dan facial wajah.

4. MY Salon

Salon yang berdiri pada awal tahun 2006 ini merupakan salah satu salon yang sudah memiliki cabang di tempat lain, diawali dari keterampilan pemilik dalam menata rambut dan wajah yang didapat pada saat Ia melakukan kursus-kursus kecantikan. Salon ini termasuk ramai, karena


(48)

kebanyakan pelanggan yang datang di salon ini bermaksud untuk

creambath, karena dari hasil observasi penulis, salon ini mempunyai pelayanan creambath yang sangat memuaskan yaitu pijatan yang lebih lama daripada salon-salon lain yang ada di sekitarnya. Ini membuat salon yang berda di Jalan Letda Sujono No. 155C Medan selalu ramai dengan pelanggan yang ingin creambath.

5. Mida Salon

Salon yang terletak di Jalan Bhayangkara No.346 Medan ini didirikan oleh pemilik yang bernama sama dengan salon ini, dimana pemilik tersebut mendirikan salon ini untuk membantu keuangan keluarga. Salon ini beroperasi pada awal tahun 2007, dimana saat pertama beroperasi salon ini sangat kesulitan memiliki pelanggan, namun dengan kesabaran pemilik, dalam beberapa bulan kemudian salon ini mendapat kepercayaan dari pelanggan yang tetap loyal kepada salon ini.

6. Gaby Salon

Salon yang didirikan pada tahun 2007 ini merupakan salah satu salon yang pemiliknya masih sangat muda yaitu berusia 25 tahun. Awal berdirinya salon ini adalah sebagai pekerjaan sampingan pemilik yang bernama Lisa yang juga bekerja sebagai karyawan swasta. Tetapi karena usaha ini berkembang pesat maka pemilik mulai fokus terhadap salon ini dengan mulai melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal kualitas dan pelayanan. Salon yang terletak di Jalan Bhayangkara No. 391 Medan ini buka dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.


(49)

7. Mutiara Salon

Salon yang beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2007 ini dikelola oleh seorang wanita tamatan Diploma 3 jurusan komputer. Latar belakang berdirinya salon ini dikarenakan pemilik yang bernama Ria kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan dan gaji yang didapatnya, maka Ia kemudian mengikuti seminar-seminar dan kursus-kursus salon kecantikan. Selesai mengikuti kursus tersebut, Ria memberanikan diri untuk membuka salon dari modal yang Ia punya di Jalan Pancing No. 123 Medan.

8. Salon Bunga

Salon ini didirikan oleh Ernawati Lubis di Jalan Pancing No.38 Medan. Salon ini merupakan salon yang lumayang besar karena terletak di ruko 3 tingkat. Bunga salon mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 4 Oktober 2003. Salon ini selain melayani memotong rambut dan produk salon lainnya, salon ini juga menawarkan pelayanan make-up untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan maupun wisuda.

9. ORI Salon

Ori Salon didirikan 6 tahun lalu oleh Kartika Dewi di Jalan Bhayangkara No.470 Medan. Salon ini merupakan salon yang sangat ramai karena pelayanan dari salon ini yang memuaskan, terbukti pada saat penulis melakukan observasi di salon ini, para pelanggan mengaku puas dengan hasil kerja Ori Salon tersebut, tidak mengherankan jika salon ini bertahan sampai 6 tahun lamanya.


(50)

10. NN Salon

Salon yang didirikan pada tahun 2000 ini terbukti mampu bersaing dengan pesaing-pesaingnya dimana salon yang sudah berdiri 10 tahun tersebut selalu ramai dikunjungi pelanggan yang sudah sangat loyal dengan NN Salon ini. Ini dikarenakan salon yang beralamat di Jalan Bhayangkara No.54 Medan ini memiliki kualitas SDM yang sangat berbakat sehingga sangat jarang karyawan di salon ini melakukan kesalahan pada pelanggan dan pelanggan selalu puas dengan hasil kerja para karyawan di NN salon ini.

11. Karyalis Salon

Lilis adalah pemilik Karyalis Salon yang sudah didirikan semenjak tahun 2001 di Jalan Medan Utara No. 39 Medan. Karyalis Salon hanya dikerjakan sendiri oleh pemilik salon tersebut, sehingga pemilik salon sering kewalahan pada saat-saat hari besar. Tetapi pemilik sendiri dapat menghandlenya dengan baik sehingga pemilik masih tetap memiliki pelanggan-pelanggan yang loyal terhadap Karyalis salon.

12. Ramayanti Salon

Salon Ramayanti beroperasi di Jalan Medan Utara no.39C Medan berkelang satu ruko dari Karyalis Salon ini. Ramayanti Salon didirikan setahu lebih awal dari salon saingannya tersebut. Salon ini menawarkan pemotongan rambut, pengecatan rambut, creambath, pelurusan rambut dan

make-up. Salon ini umumnya ramai dikunjungi pada saat hari-hari besar keagamaan.


(51)

13. DEL Salon

Salon yang berada di Jalan Tuasan No. 123 Medan ini beroperasi semnjak tahu 2007. Salon ini merupakan salah satu salon yang sepi pelanggannya, salon ini merupakan salon kecil yang hanya memiliki 2 kursi untuk melakukan kegiatan salon dan 1 kursi untuk creambath. Sehingga salon ini terkesan sumpek dan panas, dan membuat salon ini menjadi sepi pelanggan.

14. Melda Salon

Salon yang terletak di Jalan Medan Utara No.12 Medan ini sudah beroperasi semnejak tahun 1995 atau tepatnya 15 tahun yang lalu. Salon ini hanya dikerjakan oleh pemilik sendiri. Salon ini didirikan dari latarbelakang pemilik yang suka menata rambut orang, sehingga Ia mengasah keterampilannya dengan mengikuti kursus-kursus kecantikan. 15. Salon Sakura

Salon ini merupakan salah satu salon yang diperuntukkan tidak hanya kepada wanita tetapi juga kepada para pria. Salon ini sudah berdiri pada tahun 2007 yang dikelola oleh 3 orang karyawan. Salon yang terletak di Jalan Medan Utara No. 183 Medan ini menyediakan layanan pemotongan rambut, creambath, pewarnaan rambut serta pelurusan rambut.

16. Anggie Salon

Salon ini beralamatkan di Jalan Tuasan No. 24 Medan ini sudah beroperasi semenjak tahun 2006. Pemilik salon ini bernama Marita yang membuka salon kecantikan ini setelah Ia menamatkan kursus kecantikan yang Ia ikuti semenjak SMU. Salon ini menawarkan produk-produk kecantikan


(52)

salon pada umumnya seperti pemotongan rambut, pelurusan rambut,

creambath, dan produk-produk salon lainnya. 17. Cinta Salon

Salon yang didirikan pada tahun 2004 ini beralamatkan di Jalan Tuasan No. 25B Medan. Latar belakang nama salon ini dikarenakan pemilik sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang penata rambut. Toko ini sangat nyaman karena dilengkapi AC dan kebersihan yang selalu terjaga sehingga setiap pelanggan yang memotong rambut atau creanbath merasa betah untuk berlama-lama di salon ini.

18. Ana Salon

Salon yang terletak di Jalan Durung No.32 Medan ini merupakan salon yang ramai pengunjungnya pada hari-hari libur seperti Minggu, karena banyak pelanggan yang datang untuk make-up dan di sanggul rambutnya untuk acara keagamaan. Sehingga karyawan yang berjumlah 4 orang, kadangkala tidak mampu menghandle semua pelanggan, sehingga pelayanannya terkadang sangat lama. Ana Salon sendiri berdiri sejak tahun 2006.

19. Sally Queen Salon

Salon ini berdiri semenjak tahun 1995 dan sudah memiliki pelanggan yang sangat loyal dengan salon ini. Salon yang terletak di Jalan Tuasan No. 37 Medan ini, merupakan salah satu salon yang menyenangkan karena karyawannya sangat ramah dan senang bercanda sehingga banyak pelanggan yang betah berlama-lama di salon ini sekedar untuk mengobrol dengan karyawannya setelah selesai melakukan kegiatan menyalon, selain


(53)

tentunya salon ini ramai dikunjungi karena kualitas karyawannya yang mampu menata rambut maupun wajah sesuai dengan keinginan pelanggan. 20. Paris Salon

Paris Salon ini pertama kali beroperasi pada tahu 2007, dinamakan Paris Salon dikarenakan pemilik yang bernama Dianita pernah sekolah kecantikan di Paris. Salon yang beralamatkan di Jalan Aksara No. 82A Medan ini menyediakan berbagai macam produk salon seperti pemotongan rambut, pelurusan rambut, pengkritingan rambut dan lain-lain sebagainya. 21. Surya Salon

Surya Salon terletak di Jalan Letda Sujono No.67 Medan. Salon ini beroperasi sejak tahun 2002. Salon ini merupakan salah satu salon yang mempunyai pelanggan yang memiliki loyalitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan langsung oleh penulis pada Surya Salon ini. Salon ini tetap ramai dikunjungi oleh para pelanggan walaupun tidak ada acara-acara besar keagamaan ataupun acara pernikahan.

22. Afsah Salon

Afsah Salon mulai beroperasi sejak 10 tahun yang lalu. Salon ini terletak di Jalan Letda Sujono Gg.Abadi No.2D Medan. Kebanyakan pelanggan yang dating ke Afsah Salon ini hanya ingin di creambath, memotong rambut dan mengeblow rambut. Ini dikarenakan Afsah Salon terkenal dengan pelayanan yang sangat memuasakan untuk tiga pelayanan salon di atas.


(54)

23. Jenice Salon

Jenice Salon mulai beroperasi sejak tahun 2002 atau 8 tahun yang lalu. Salon ini terletak di Jalan Aksara No. 73B Medan. Salon ini menjadi pilihan utama para konsumen yang ingin mengecat rambutnya. Kualitas pengecatan rambut di salon ini cukup memuaskan para konsumen yang datang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggan yang datang khusus untuk mengecat rambutnya. Salah satu keunggulan lain yang dimiliki oleh salon ini adalah keramahan yang ditunjukkan oleh para pekerjanya pada konsumen yang datang.

24. Canada Salon

Canada Salon terletak di jalan Aksara No. 73A Medan. Salon ini termasuk salon yang sudah lama beroperasi yaitu sejak 20 tahun yang lalu atau memulai beroperasi dari tahun 1990. Dahulu salon ini sangat ramai tetapi semakin banyaknya persaingan salon yang berada tidak jauh dari salon milik Ibu Veronika ini Canada Salon menjadi sepi pelanggan, hanya sebagian pelanggan Canada Salon yang masih loyal terhadap Salon ini. Namun hal ini tidak menjadi halangan bagi pemiliknya untuk tetap membuka salon ini agar tetap eksis. Para pelanggan yang datang biasanya meminta untuk di make-up dan di sanggul.

25. Salon Monalisa

Salon Monalisa beralamatkan di Jalan Aksara No.134 Medan. Salon ini beroperasi sejak tahun 2005. Salon ini menyediakan pelayanan-pelayanan salon seperti pengecatan rambut, memotong rambut maupun pelayanan


(55)

wajah seperti facial dan make-up. Salon ini termasuk salon yang ramai pada hari-hari keagamaan maupun saat ada pesta pernikaha.

26.Andie Salon

Salon yang sudah beroperasi pada tahun 2004 ini merupakan salon yang sangat ramai. Terbukti saat penulis mengobservasi Andie Salon ini banyak pelanggan yang sedang mengantri untuk mendapatkan perawatan rambut seperti creambath maupun masker rambut. Andie Salon memiliki karyawan yang sangat ramah kepada pelanggan, karena tetap sabar menjawab keluhan pelanggan yang antri di Andie Salon tersebut walaupun Andie Salon memiliki 9 karyawan.

27. Dessi Salon

Dessi Salon beralamatkan di Jalan Mandala No.2 By Pass Medan. Dessi Salon merupakan salon yang berdiri sangat lama di Kecamatan Medan Tembung dibandingkan dengan salon-salon yang ada di Kecamatan Medan tembung ini yaitu 30 tahun. Tidak mengherankan salon yang dirintis oleh pemiliknya yang bernama Rosliani Lubis sejak dia masih gadis ini sangat ramai oleh pelanggan yang sudah tahu kualitas dari Dessi Salon ini. Pelanggan Dessi Salon ini kebanyakan meminta untuk dipotongkan rambutnya serta di creambath.

28.Bety Salon

Bety Salon merupakan kependekan dari nama pemilik salon yaitu Nurbety. Bety Salon terletak di Jalan Mandala By Pass No. 18 Medan. Salon ini berdiri sejak tahun 2006 yang lalu dan sampai sekarang sudah melakukan


(56)

berbagai macam perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas Bety Salon ini seperti penambahan kursi salon dan perluasan toko.

29. MW Salon

MW Salon beralamatkan di Jalan Aksara No.100 Medan. Salon ini berdiri sejak tahun 2004 atau 5 tahun yang lalu. Salon ini memiliki keunggulan selain karyawan yang sangat ahli dalam merawat rambut, salon yang memiliki 6 karyawan ini sangat ramah kepada pelanggannya, terutama pemilik salon yang bernama Kani, sehingga banyak pelanggan yang selalu balik ke MW salon ini. Salon ini sangat ahli dalam hal pemotongan rambut dan creambath.

30. Jooly Salon

Pemilik Jooly Salon ini bernama lengkap Low Sai Tho. Wanita yang berumur 52 tahun ini masih aktif untuk menata rambut pelanggannya sendiri. Jooly salon beralamatkan di Jalan Aksara No. 49 Medan. Jooly Salon sudah berdiri sejak September 2004. Salon ini banyak melayani pelanggan yang ingin memotong rambut baik wanita maupun pria.

31. Zumitri Salon

Zumitri Salon berada di Jalan Pukat 2 No.2A. Zumitri Salon memiliki nama yang sama dengan pemiliknya yaitu Ibu Zumitri. Salon ini didirikan pada tahun 1993 dengan keahlian Ibu Zumitri dalam hal menyalon yang didapatnya dengan mengikuti kursus-kursus kecantikan. Zumitri Salon mempunyai spesialisasi dalam hal pelurusan rambut, sehingga banyak pelanggan dari Zumitri Salon yang datang untuk melakukan rebonding


(57)

32. Sister Salon

Sister salon didirikan 15 tahun yang lalu di Jalan Aksara No.107 Medan. Dinamakan Sister Salon karena salon ini dikelola oleh kakak beradik yang mempunyai hobi yang sama, walaupun yang pertama kali mendirikannya adalah Ibu Nia. Dimana Ibu Nina ini sendiri merupakan tamatan sarjana dari salah satu Universitas. Sehingga untuk memperlancar usahanya ini Ibu Nina melakukan kursus-kursus kecantikan dan mengikuti seminar-seminar. Sister Salon ini menawarkan pelayanan salon seperti memotong rambut, creambath, make up, pelurusan rambut dan lain-lain. 33. Bunga Salon

Bunga Salon beralamatkan di Jalan Letda Sujono No. 234 Medan. Bunga Salon didirikan dari tahun 2007. Salon yang sudah berdiri 3 tahun ini dikelola oleh 2 orang. Pelayanan yang ditawarkan adalah pemotongan rambut, creambath, dan pelurusan rambut serta berbagai macam perawatan wajah seperti facial.

34. Shilvy Salon

Shilvy Salon berada di Jalan Aksara No.135 Medan. Shilvy Salon beroperasi pertama kali pada tanggal 25 Agustus 2000. Salon yang sudah beroperasi selama 10 tahun ini memiliki kualitas pelayanan salon yang tidak kalah dari para pesaingnya di Jalan Aksara, karena di jalan ini sangat banyak salon dan letaknya sangat berdekatan. Salon ini banyak dikunjungi pada saat hari besar keagamaan dan pada hari libur.


(58)

35. Ria Salon

Ria Salon didirikan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Sariati pada tahun 2003 atau 7 tahun yang lalu. Ria Salon ini berada di Jalan Padang No.2 Medan. Ria salon memiliki pelanggannya sendiri yang sudah loyal terhadap kualitas dari Ria Salon ini, karena di Jalan Padang ini memang tidak banyak terdapat salon-salon kecantikan. Ria Salon menawarkan pelayanan salon seperti pada umumnya yaitu pemotongan rambut,

creambath, pelurusan rambut, pengecatan rambut dan lain-lain.

36.Ida Salon

Salon yang didirikan pada tahun 1988 ini atau sudah 22 tahun sangta berkompeten di bidangnya, terbukti walaupun letak Ida Salon ini yang berada di Jalan Letda Sujono Gg. Bali No.1A termasuk gang kecil tapi Ibu Ida selaku pemilik Ida Salon ini berusaha mempertahankan salon ini untuk membantu keuangan keluarga. Ida Salon ini umumnya ramai dikunjungi pada saat ada acara keagamaan maupun acara pesta pernikahan, dimana pelanggannya meminta untuk di sanggul dan di make-up walaupun tidak jarang pelanggan Ida Salon ini minta di potongkan rambutnya ataupun sekedar untuk creambath.

37.Merlin Salon

Merlin Salon didirikan pada tahun 2007. Merlin salon terletak di Jalan Letda Sujono No. 38. Merlin Salon termasuk salon sepi yang berada di jalan ini. Salon yang menyediakan jasa pemotongan rambut, creambath,


(59)

pelurusan rambut ini hanya ramai pada saat-saat tertentu seperti pada saat ada acara pesta pernikahan.

38. Melati Salon

Melati Salon Beroperasi sejak tahun 2000 atau 10 tahun yang lalu. Salon ini terbukti sanggup menghadapi persaingan, dimana letak Melati Salon yang berada di Jalan Letda Sujono No.34 Medan ini sangat banyak didirikan wirausaha salon sejenis. Melati Salon melayani pemotongan rambut, creambath, dan perawatan rambut dan wajah lainnya.

39. Hongkong Salon

Hongkong Salon terletak di Jalan Pancing No. 29 Medan. Hongkong Salon ini beroperasi pada tahun 2000 atau 10 tahun yang lalu. Pelanggan Hongkong Salon kebanyakan orang Tionghua. Pelanggan dari salon ini datang untuk pemotongan rambut, creambath, pelurusan rambut, pengecatan rambut serta perawatan wajah lainnya.

40. Dea Salon

Dea Salon terletak di Jalan Letda Sujono No.256 Medan. Salon ini beroperasi sejak tahun 2005. Salon ini merupakan salah satu salon yang mempunyai pelanggan yang memiliki loyalitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan langsung oleh penulis pada Dea Salon ini. Salon ini tetap ramai dikunjungi oleh para pelanggan walaupun tidak ada acara-acara besar keagamaan ataupun acara pernikahan.

41. One I Salon

Salon yang terletak di Jalan Letda Sujono Medan ini didirikan oleh pemilik yang bernama Kiki, dimana pemilik tersebut mendirikan salon ini


(60)

untuk membantu keuangan keluarga. Salon ini beroperasi pada awal tahun 2005, dimana saat pertama beroperasi salon ini sangat kesulitan memiliki pelanggan, namun dengan kesabaran pemilik, selang beberapa bulan kemudian salon ini mendapat kepercayaan dari pelanggan yang tetap loyal kepada salon ini.

C. Gambaran Umum Pengusaha wanita

Para pengusaha salon kecantikan di Kecamatan Medan Tembung memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliput i status, usia, dan pendidikan. Secara umum gambarannya dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini, seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(61)

Tabel 3.1

Data Pribadi Wanita Pengusaha Salon Kecantikan di Kecamatan Medan Tembung

No Nama Responden Umur (tahun)

Status Pendidikan terakhir

1. Susi 32 Menikah SMU

2. Mawar 33 Menikah Diploma

3. Fauziah 36 Menikah Sarjana (S1)

4. Maimunah 33 Menikah SMU

5. Mida 25 Menikah SMU

6. Lisa 22 Belum Menikah SMU

7. Ria 34 Menikah Diploma

8. Ernawati Lubis 46 Menikah SMU

9. Kartika Dewi 36 Menikah SMP

10. Neneng 42 Menikah SMU

11. Lilis 33 Menikah SMU

12. Ramayanti 32 Menikah SMU

13. Delsina Tambunan 23 Belum Menikah SMU

14. Melda 35 Menikah SMU

15. Fani 25 Menikah SMU

16. Marita 38 Menikah SMU

17. Maria 28 Menikah SMU

18. Melly Juliana 37 Menikah SMU

19. Sally 44 Menikah SMU

20. Dianita 43 Menikah SMU

21. Surya Wahyuni 27 Menikah SMU

22. T.Afsah 35 Menikah SMU

23. Jenice 39 Menikah Sarjana (S1)

24. Veronika 43 Menikah SMP

25. Dewi Sianturi 25 Menikah Sarjana (S1)

26. Andie 29 Menikah Sarjana (S1)

27. Rosliani Lubis 47 Menikah SMU

28. Nurbety 36 Menikah SMU

29. Kani 32 Menikah SMU

30. Low Sai Tho 52 Menikah SMU

31. Zumitri 46 Menikah SMU

32. Nina 35 Menikah Sarjana (S1)

33. Bebi 34 Menikah SMU

34. Naomi Panjaitan 30 Menikah SMU

35. Sariati 29 Menikah SMU

36. Ida 43 Menikah SMP

37. Sri Rama 25 Menikah SMU

38. Mahrani 47 Menikah SMU

39. Ira 37 Belum Menikah Sarjana (S1)

40. Nani 30 Belum Menikah SMU


(62)

Pengusaha Wanita di Kecamatan Medan Tembung ini didominasi pengusaha yang berumur 30 tahun keatas, hanya 11 pengusaha wanita yang berumur dibawah 30 tahun dari 41 responden yang menjadi sampel penelitian. Bahkan ada 1 orang berusia lebih dari 50 tahun. Pendidikan terakhir mereka sebagian besar tamatan SMU, walaupun ada 6 pengusaha wanita yang tamatan sarjana S1 dan 3 pengusaha tamatan Diploma dan 4 pengusaha wanita tamatan SMP. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang para pengusaha salon kecantikan ini berbeda-beda.

D. Gambaran Umum Pelanggan Salon Kecantikan di Kecamatan Medan Tembung

Pelanggan yang datang ke Salon Kecantikan di Kecamatan Medan Tembung ini beraneka ragam. Sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang datang ke salon untuk memotong rambutnya, di creambath, untuk perawatan rambut, serta perawatan wajah. Ibu-ibu itu juga datang ke salon kecantikan pada saat ada acara tertentu yang mewajibkan undangannya untuk datang dengan rambut disanggul atau disasak. Sebagian besar lagi pelanggannya adalah anak-anak muda yang datang untuk perawatan rambut dan wajah. Para lelaki yang muda dan yang tua juga banyak yang datang ke salon-salon kecantikan ini, biasanya mereka meminta untuk dipotongkan rambutnya.


(1)

0.00.20.4Observed Cum Prob0.60.81.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expect

ed Cum Prob

Dependent Variable: FaktorMotivasi Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(2)

-4-2Regression Studentized Residual024

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Regressi

on S

tandardi

zed Predicted Value

Dependent Variable: FaktorMotivasi Scatterplot

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Predicted

Value

N

41

Normal

Parameters(a,b)

Mean

7.1463415

Std. Deviation

1.10921689

Most Extreme

Differences

Absolute

.133

Positive

.097

Negative

-.133

Kolmogorov-Smirnov Z

.849


(3)

ANALISIS DESKRIPTIF

Frequencies

Statistics

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

N Valid 41 41 41 41 41

Missing 0 0 0 0 0

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

N Valid

Missing

41

0

41

0

41

0

41

0

VAR00010

VAR00011

VAR00012

VAR00013

N Valid

Missing

41

0

41

0

41

0

41

0

Frequency Table

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4

2.00 2 4.9 4.9 7.3

3.00 16 39.0 39.0 46.3

4.00 21 51.2 51.2 97.6

5.00 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4

2.00 7 17.1 17.1 19.5

3.00 10 24.4 24.4 43.9

4.00 20 48.8 48.8 92.7

5.00 3 7.3 7.3 100.0


(4)

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 4.9 4.9 4.9

3.00 14 34.1 34.1 39.0

4.00 24 58.5 58.5 97.6

5.00 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 4.9 4.9 4.9

3.00 7 17.1 17.1 22.0

4.00 28 68.3 68.3 90.2

5.00 4 9.8 9.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4

2.00 3 7.3 7.3 9.8

3.00 8 19.5 19.5 29.3

4.00 26 63.4 63.4 92.7

5.00 3 7.3 7.3 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 2.4 2.4 2.4

3.00 6 14.6 14.6 17.1

4.00 31 75.6 75.6 92.7

5.00 3 7.3 7.3 100.0


(5)

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 2.4 2.4 2.4

3.00 6 14.6 14.6 17.1

4.00 32 78.0 78.0 95.1

5.00 2 4.9 4.9 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 2.4 2.4 2.4

3.00 14 34.1 34.1 36.6

4.00 26 63.4 63.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 2.4 2.4 2.4

3.00 10 24.4 24.4 26.8

4.00 29 70.7 70.7 97.6

5.00 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 4.9 4.9 4.9

3.00 7 17.1 17.1 22.0

4.00 30 73.2 73.2 95.1

5.00 2 4.9 4.9 100.0


(6)

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4

2.00 4 9.8 9.8 12.2

3.00 13 31.7 31.7 43.9

4.00 21 51.2 51.2 95.1

5.00 2 4.9 4.9 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4

2.00 3 7.3 7.3 9.8

3.00 13 31.7 31.7 41.5

4.00 23 56.1 56.1 97.6

5.00 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

VAR00013

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 4.9 4.9 4.9

3.00 12 29.3 29.3 34.1

4.00 25 61.0 61.0 95.1

5.00 2 4.9 4.9 100.0