Penulisan Karya Ilmiah Ilmiah Kti

1

TUGAS
KARYA ILMIAH
“PENINGKATAN MUTU SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN DI SEKOLAH”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd

Disusun Oleh :
CHYNTIA DEVI
1300060/2013

Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2013

2


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan karya ilmiah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya
Ilmiah. Karya ilmiah ini disusun untuk mendeskripsikan tentang “Peningkatan Mutu
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penulisan karya ilmiah ini khususnya Bpk. Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd, yang
telah membimbing penulis dengan sabar demi terselesaikannya karya ilmiah ini.
Penulis berharap karya ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi tambahan
bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh tentang karya ilmiah. Seperti kata
pepatah “ Tak ada gading yang tak retak “. Penulis sadar karya ilmiah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi
perbaikan karya ilmiah ini.

Padang, Desember 2013

Penulis


3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………... 3
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Administrasi Pendidikan………………. 4
B. Tujuan Administrasi Sarana Prasarana Pendidikan……………………….. 8
C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sarana Prasarana…………………………….. 9
D. Operasional Kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana………………... 9
E. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Sekolah……………………………… 15
F. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan…………………………………….. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...…… 22
B. Saran…………………………………………………………………….… 22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari peranan
sarana dan prasarana. Tanpa adanya sarana dan prasarana, manusia akan mengalami
banyak kesulitan. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana sangat membantu
tercapainya tujuan yang telah ditetaapkan agar semakin efektif dan efisien. Dengan
adanya sarana dan prasarana, semua orang akan merasa terbantu dan lebih mudah
dalam melakukan segala sesuatu.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat
menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, untuk meningkatkan daya
kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal
pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan
kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah maupun warga masyarakat
sekitar. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada
pemeliharaan administrasi sarana prasarana itu sendiri.
Begitu pula dalam dunia pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara

sengaja. Tujuannya adalah agar proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien,
serta membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada dasarnya secara kronologis operasional kegiatan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan meliputi : perencanaan pengadaan barang, prakualifikasi
rekanan, pengadaan barang, penyimpanan dan inventarisasi, pemeliharaan dan
rehabilitasi, penghapusan dan penyingkiran, serta pengendalian. Seluruh rangkaian itu
harus merupakan satu kesatuan yang terpadu, dan harus dihindarkan kesimpangsiuran
dalam pengawasannya.

1

2

Fakta dan kenyataan yang ada saat ini tidak berjalan sesuai dengan tujuan
yang semestinya. Sarana dan prasarana yang seharusnya dibutuhkan dalam proses
pendidikan kini tak lagi membantu proses pendidikan. Faktor yang menyebabkan
terjadinya masalah seperti ini bisa berasal dari kepengurusan sarana dan prasarana
yang simpangsiur. Masalah ini juga bisa berasal dari masyarakat sekitar yang tidak
mampu menjaga sarana dan prasarana yang telah disediakan.
B. Rumusan Masalah

Dalam karya ilmiah ini yang menjadi rumusan masalah adalah :
1.

Apa yang menyebabkan sarana dan prasarana tidak berjalan dengan tujuan
yang semestinya ?

2.

Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana di sekolah ?

3.

Bagaimana upaya peningkatan mutu pendidikan ?

4.

Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari karya ilmiah ini

adalah:
1.

Untuk mengetahui penyebab sarana dan prasarana tidak berjalan dengan
tujuan yang semestinya.

2.

Untuk mengetahui cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah.

3.

Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pendidikan.

4.

Untuk mengetahui pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari karya ilmiah ini adalah :
1.

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca tentang upaya
peningkatan mutu sarana dan prasarana di sekolah.

3

2.

Bahan tambahan pelajaran mengenai sarana dan prasarana pendidikan.

3.

Bahan rujukan dan referensi dalam penulisan karya ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Administrasi Pendidikan
Administrasi sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot

yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun,
administrasi prasarana adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar.
Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan :
“Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.”
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan. Hal ini ditujukan
agar senantiasa siap pakai ( ready for use ) dalam PBM sehingga proses belajar
mengajar semakin efektif dan efisien, guna membantu tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Proses Belajar Mengajar ( PBM ) akan semakin sukses bila
ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Pemerintah selalu
berupaya untuk secara terus-menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan
bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara yang
berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.
Menurut keputusan Menteri No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3

kelompok besar, yaitu :
1.

Bangunan dan perabot sekolah.

4

5

2.

Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium.

3.

Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan

dengan Peraturan Menteri, yang dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :

1.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, bermain, berkreasi, dan lainnya.

3.

Standar keagamaan jenis peralatan laboratorium, IPA, bahasa, komputer, dan
peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar
yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tesedia.


4.

Standar jumlah peralatan di atas dinyatakan dalam rasio minimal jumlah
peralatan per peserta didik.

5.

Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku.

6.

Standar buku teks pelajaran diperpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal.

7.

Kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan buku teks pelajaran dinilai oleh
BSNP.

8.

Standar sumber belajar lainnya dinyatakan dalam rasio jumlah sumber belajar.

9.

Standar rasio luas ruang kelas dan luas bangunan dirumuskan oleh BSNP.

10. Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan dasar dan menengah
adalah kelas B.

6

Berdasarkan data yang tercatat pada akhir Pelita III saja kekayaan tersebut
nilainya berkisar satu trilyun rupiah, sehingga perlu pengamanan yang kuat mencakup
pengamanan

perencanaan,

pengadaan,

pendayagunaan

dan

penghapusan.

Pengamanan yang kuat dicapai melalui sistem yang antara lain diwujudkan dalam
bentuk perundangan dan peraturan yang cermat, di samping ketentuan-ketentuan
teknis yang telah ada. Semuanya itu akan dapat berjalan dengan arah yang tepat bila
partisipasi penuh dari para personel yang ditugasi serta terkait dengan pengelolaan
fasilitas pendidikan tersebut berdasar rasa tanggung jawab yang tinggi.
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau
sifatnya.
1.

Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan berfungsi tidak
langsung. Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar,
tanaman, gedung/bangunan sekolah. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi
langsung terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan
media pendidikan.

2.

Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik
dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, komputer,
perabot, dan sebagainya. Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati,
yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha
seperti manusia, jasa dan uang.

3.

Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi
barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung
pelaksanaan tugas.

7

B. Tujuan Administrasi Sarana Prasarana Pendidikan
Tujuan administrasi sarana prasarana sekolah secara umum adalah
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan
dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun,
tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.

2.

Untuk mengupayakan sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien, sehingga
keberadaannya selalu dalam keadaan siap pakai.
Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan

prasarana dalam hal :
1.

Merencanakan, memenuhi, dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan.

2.

Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap
berfungsi mendukung proses pendidikan.

3.

Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah.
Pengelolaan sarana prasarana sekolah :

1.

Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan
akademik dengan mengacu standar sarana prasarana

2.

Dituangkan dalam rencana pokok yang meliputi gedung dan laboratorium serta
pengembangannya.

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung tercapainya tujuan administrasi sarana dan prasarana
sekolah maka ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana
dan prasarana sekolah sebagai berikut :

8

1.

Prinsip pencapaian tujuan administrasi sarana prasarana sekolah dikatakan
berhasil apabila fasilitas sekolah selalu siap pakai.

2.

Prinsip efisiensi pemakaian hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat mengurangi pemborosan.

3.

Prinsip

administratif

hendaknya

selalu

memperhatikan

undang-undang,

peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah.
4.

Prinsip kejelasan tanggung jawab dan tugas semua anggota harus dideskripsikan
dengan jelas.

5.

Prinsip kekohesifan manajemen hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses
kerja yang sangat kompak.

D. Operasional Kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana
Operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan harus
merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus
dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang,
tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga,
dan waktu.
1.

Perencanaan Pengadaan Barang
Suatu kegiatan administrasi yang baik dan tidak gegabah tentu diawali
dengan suatu perencanaan yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari
terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Seperti L. Gulick dan
Urwick pakar administrasi negara di Amerika Serikat mengemukakan tujuh
macam kegiatan dalam administrasi, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian, pencatatan, dan penyusunan
anggaran.
Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkan analisis kebutuhan,
dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan urusan

9

pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan
dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.
Perencanaan

kebutuhan

sarana

dan

prasarana

pendidikan

harus

terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional dan lokal.
Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan
pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan

ini

mencakup

:

perencanaan

pengadaan

tanah

untuk

gedung/bangunan sekolah, perencanaan pengadaan bangunan, perencanaan
pembangunan bangunan, dan perencanaan perabot dan perlengakapan pedidikan.
2.

Prakualifikasi Rekanan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembelian sebagai
tindak lanjut pelaksanaan DIP/DIK dilakukan dengan sistem lelang/tender yang
diikuti oleh para rekanan, untuk menghindari berbagai kemugkinan yang tidak
diinginkan seperti penyalahgunaan, spekulasi, manipulasi serta perbuatanperbuatan sembrono lainnya. Rekanan yang dapat mengikuti tender hanyalah
rekanan yang bonafid atau terpercaya saja.

3.

Pengadaan Barang
Pengadaan merupakan seluruh kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang bagi keperluan pelaksanaan tugas. Untuk pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk
pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah,
menerima

hak

pakai,

menukar

dan

sebagainya.

Dalam

pengadaan

gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli
menyewa, menerima hibah dan menukar bangunan.

10

Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan
membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang
belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan
membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah di luar
Depdiknas, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan, dan sebagainya.
4.

Penyimpanan
Setelah pengadaan barang terealisasikan, maka kegiatan selanjutnya yang
dilakukan ialah menampung hasil pengadaan barang tersebut demi keamanannya,
baik yang belum maupun akan didistribusikan, disebut penyimpanan. Kegiatan
penyimpanan meliputi, menerima barang, menyimpan barang dan mengeluarkan
barang, sesuai ICW atau Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia Pasal 55 dan
57.

5.

Inventarisasi
Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya ada yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari
usaha sendiri, seperti membeli, membuat sendiri, sumbangan dan sebagainya.
Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventarisisr, melalui inventarisasi
memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan,
ukuran, harga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana yang
berasal dari pemerintah wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan
menggunakan format-format yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang
inventarisasinya.
Dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan
pengawasan yang efektif terhadap barang milik negara. Inventarisasi juga
memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektivitas pengelolaan sarana
prasarana, seperti perencanaan, analisis kebutuhan, pengadaan, dan sebagainya.

11

6.

Penyaluran
Merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung
jawab dari instansi yang satu kepada instansi yang lain. Dalam lingkungan yang
sempit seperti di lingkungan sekolah, maka kegiatan penyaluran ini dapat
berwujud pendistribusian atau kegiatan membagi barang sesuai kebutuhan guru
dalam instansi sekolah tersebut untuk keperluan kegiatan belajar-mengajar serta
perkantoran.

7.

Pemeliharaan
Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses
belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap tetapi lamakelamaan akan mengarah pada kerusakan dan kehancuran bahkan kepunahan.
Namun agar sarana dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur
diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan
merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan
prasarana pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Menurut J. Mamusung (1991:80) pemeliharaan adalah :
“Suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam
keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukkan bagi kelangsungan
“building” dan “equipment” serta “furniture” termasuk penyediaan biaya bagi
kepentingan perbaikan dan pemugaran serta penggantian.”
Pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran
keadaan barang. Pemeliharaan menurut waktu dapat dilakukan setiap hari dan
secara berkala sesuai petunjuk penggunaan. Pemeliharaan yang dilakukan
menurut keadaan barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang
tak habis pakai.

12

8.

Rehabilitasi
Merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan
tambal sulam atau penggantian suku cadangnya agar barang tersebut dapat
dipergunakan lagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih lama.

9.

Penggunaan
Penggunaan/pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
merupakan tanggung jawab pimpinan lembaga pendidikan tersebut yang bisa
dibantu oleh wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berkaitan
dengan penanganan sarana dan prasarana. Yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan sarana dan prasarana adalah penyusunan jadwal penggunaan harus
dihindari benturan dengan kelompok lainnya, kegiatan pokok sekolah hendaknya
menjadi prioritas pertama, jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal
tahun ajaran, serta penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah
harus jelas.

10. Penghapusan
Barang-barang yang ada dilembaga pendidikan, terutama yang berasal
dari pemerintah tidak akan selamanya bisa dipergunakan untuk kepentingan
pendidikan. Hal ini karena rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi
karena sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan keadaan
seperti itu maka bbarang tersebut harus segera dihapus untuk membebaskan dari
biaya pemeliharaan dan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan
tanggung jawab lembaga terhadap barang tersebut.
Dalam manajemen sarana dan prasarana diketahui bahwa terdapat tiga
komponen dalam mengolah sarana dan prasarana dimana pengolahan ini
membantu dalam proses peningkatan mutu pendidikan karena sangat membantu

13

dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu lahan bangunan, gedung sekolah dan
perlengkapan sekolah.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi administrasi sarana pendidikan,
mempunyai arti mencegah atau membatasi kerugian biaya untuk keperluan
barang yang semakin buruk kondisinya, meringankan beban kerja dan tanggung
jawab pelaksanaan inventaris, membebaskan satuan organisasi dari pengurusan
dan pertanggungjawaban barang yang tidak produktif lagi dan membebaskan
ruangan atau pekarangan kantor dari penumpukan barang yang tidak
dipergunakan lagi.
11. Pengendalian
Bukanlah merupakan suatu pengaturan yang kaku dan akan sangat
membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar
merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi pengelolaan, sehingga
pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.
E. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Sekolah
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 42 menyatakan
setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Sedangkan pada ayat ke-2 dinyatakan bahwa setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, rekreasi, dan
tempat lain yang diperlukan.

14

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli,
menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam pengadaan
gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli menyewa,
menerima hibah dan menukar bangunan.
Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan
membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi atau yang belum
jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat
sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah luar Depdiknas, badan
swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.
Perspektif manajemen pendidikan berbasis sekolah adalah semua piranti yang secara
langsung dipergunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Dan prasarana yaitu
semua piranti yang secara tidak langsung dipergunakan dalam proses pendidikan di
sekolah. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan : “pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan
semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien”.
F. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Upaya peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan haruslah dilakukan
dalam kerangka kerjasama antara pemerintah hingga satuan sekolah. Pelaksanaannya
pun harus merangkum peran masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite
Sekolah. Kajian bertujuan mengenali kelembagaan peningkatan mutu sarana dan
prasarana pendidikan dasar yang ada dan permasalahan pelaksanaannya serta
menyusun alternatif strategi dalam peningkatan mutu sarana prasarana pendidikan
melalui pelibatan masyarakat sebagai komponen utama.

15

Mutu sebuah sekolah dapat dilihat dari tertib administrasinya. Salah satu
bentuk tertib administrasi adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan efisien,
baik secara vertikal maupun horizontal. Dapat dilihat dari perspektif operasional,
manajemen sekolah berbasis MBS dikatakan bermutu jika sumber daya manusianya
bekerja secara efektif dan efisien. Mereka bekerja bukan karena ada beban atau
karena diawasi secara ketat. Proses pekerjaannya pun dilakukan benar dari awal,
bukan mengatasi aneka masalah yang timbul secara rutin karena kekeliruan yang
tidak disengaja.
Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah
disetujui bersama antara sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat maka sekolah perlu
mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan. Kepala sekolah dan guru hendaknya mendayagunakan sumberdaya
pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin, menggunakan pengalamanpengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan menggunakan teori-teori yang
terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah hendaknya menerapkan
konsep belajar tuntas. Konsep ini menekankan pentingnya siswa menguasai materi
pelajaran secara utuh dan bertahap sebelum melanjutkan ke pembelajaran topik-topik
yang lain. Dengan demikian siswa dapat menguasai suatu materi pelajaran secara
tuntas sebagai prasyarat dan dasar yang kuat untuk mempelajari tahapan berikutnya
yang lebih luas dan mendalam.
Untuk menghindari berbagai penyimpangan, kepala sekolah perlu melakukan
supervisi dan monitoring terhadap kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan di
sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin pendidikan di sekolahnya
berhak dan perlu memberikan arahan, bimbingan, dukungan, dan teguran kepada guru
dan tenaga lainnya jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan jalur yang telah
ditetapkan. Namun demikian, bimbingan dan arahan jangan sampai membuat guru

16

dan tenaga lainnya menjadi amat terkekang dalam melaksanakan kegiatan, sehingga
kegiatan tidak mencapai sasaran.
Beberapa alat yang dapat digunakan dalam perbaikan mutu pendidikan :
1.

Gugah pikiran (Brainstorming), suatu alat yang digunakan dalam manajemen
mutu terpadu untuk memancing dan menghimpun sejumlah gagasan tentang isu
dan masalah tertentu.

2.

Jaringan kerja kemiripan, untuk mengelompokkan sejumlah gagasan, pendapat,
atau bahan kajian menurut kemiripan dan keserupaannya.

3.

Diagram tulang ikan, menggambarkan hubungan antara faktor yang diperkirakan
berpengaruh terhadap suatu masalah/hasil yang diinginkan.

4.

Analisis keadaan lapangan, untuk mengidentifikasi dan mediskusikan dua jeni
kekuatan, yaitu mendorong dan menghambat untuk perubahan.

5.

Pendiagraman, untuk mengetahui komponen yang terlibat dalam suatu proses,
terutama untuk mengetahui siapa yang menjadi pelanggan dalam proses tersebut.

6.

Diagram arus, untuk menggambarkan langkah suatu proses kerja yang berurutan.

7.

Analisis pareto, yang memperlihatkan distribusi dan frekuensi kejadian dari
masalah yang diteliti.
Dalam upaya peningkatan mutu dapat dimulai dari pemeliharaan gedung,

pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah, pengaturan buku dan alat
pelajaran, serta penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
1.

Pemeliharaan gedung sekolah.
Dalam pemeliharaan gedung sekolah perlu memperhatikan keutuhan dan
kebersihan mengenai lantai, dinding, langit-langit, atap, jendela, pintu, kaca dan
ventilasi dari segala kotoran, serta memperhatikan keutuhan dan kebersihan
wastafel dan kran yang ada di dalamnya dan keutuhan serta kebersihan alat
pembuangan/saluran air.

17

2.

Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah
Dalam pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah, semua orang
ikut menggunakan secara teratur mengenai peralatan tersebut. Peralatan sekolah
hendaknya serasi dengan interest kebutuhan dan kematangan anak. Ukuran
peralatan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan murid, dan semua kelas
hendaklah tidak diberi peralatan yang sama persis.

3.

Pengaturan buku dan alat pelajaran
Dalam pengaturan buku dan alat pelajaran, yang harus diperhatikan
diantaranya menyampuli buku untuk mencegah kerusakan buku agar buku
tambah menarik, melakukan perbaikan buku untuk menanamkan rasa tanggung
jawab, disiplin memberantas organisme, rasa hormat dan menghargai orang lain.
Dalam pengaturannya harus menempatkan alat yang baru dipakai hendaklah
dapat tersusun dengan rapi pada tempat semula, dan membersihkan dan menjaga
alat peraga dari kotoran yang dapat masuk.

4.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah
Untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah, harus menyediakan dan
melakukan pemilihan buku perpustakaan, melakukan penyusunan dan pencatatan
dalam perpustakaan, serta menyediakan ruang buku, ruang baca dan ruang untuk
pegawai perpustakaan.
Pengelolaan

perpustakaan

sekolah

perlu

menyediakan

petunjuk

pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya,
merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik, membuka pelayanan minimal
enam

jam

sehari

pada

hari

kerja,

melengkapi

fasilitas

peminjaman

antarperpustakaan, baik internal maupun eksternal., serta menyediakan pelayanan
peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah lain baik negeri maupun swasta.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, administrasi
sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan. Administrasi sarana
prasarana sekolah bertujuan untuk memberikan layanan secara profesional di bidang
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan
secara efektif dan efisien.
Upaya untuk meningkatkan mutu sarana prasarana yang telah hilang adalah
dengan kerjasama antara pemerintah dengan pihak sekolah serta masyarakat setempat
agar sarana prasarana yang seharusnya kita butuhkan tetap ada dan mampu
menunjang pembelajaran di sekolah. Adapun masalah yang sering timbul dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan
oleh siswa-siswa di sekolah itu sendiri.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka sebaiknya pemerintah mampu mengelola dan
mengatur dalam penggunaan sarana dan prasarana terlebih di sekolah. Hal ini
dikarenakan sarana prasarana merupakan salah satu keperluan dalam berjalannya
Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Pihak sekolah dan para pengguna sarana
dan prasarana juga diharapkan mampu menjaga dengan baik sarana dan prasarana
yang telah disediakan disekitar lingkungan tersebut. Sebagai seorang personal
administrasi pendidikan berusahalah untuk belajar dan belajar lagi lebih giat dalam
memahami dan mendalami administrasi sarana dan prasarana demi terwujudnya
tujuan dari pendidikan nasional.

18

19

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta : CV. Rajawali.
Danim, Sudarwan. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Daryanto, M. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah : Konsep dan
Pelaksanaan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Gunawan, Ary. H. 2002. Administrasi Sekolah : Administrasi Pendidikan Mikro.
Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyadi, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mulyasana, Dedi. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Prihatin, Eka. 2011. Teori Admnistrasi Pendidikan. Bandung : ALFABETA.
Soepardi, Imam.1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : FKIP
Universitas Jember.
Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1993. Pengantar Operasional Administrasi
Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Surachmad, Winarno. Administrasi Sekolah. Jakarta : PT. Rais Utama.
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi,
dan Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Syafril dan Zelhendri Zen. 2012 . Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina Press.
Tim Pengembangan MKDK. 1991. Administrasi Pendidikan. Semarang : IKIP
Semarang Press.

20

http://ayahalby.files.wordpress.com/administrasi-sarana-dan-prasarana-pendidikan/,
diakses 6 Desember 2013.
http://dedyenha.blogspot.com/2012/06/makalah-administrasi-sarana-dan.html/,
diakses 6 Desember 2013.
http://docs.google.com/file/d/0B6aC4A7EcCajTzU2UEVQWnJIcIE/edit?pli=1,
diakses 6 Desember 2013.
http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/2/administrasi-sarana-dan-prasaranapendidikan/, diakses 7 Desember 2013.
http://www.gudangmaterikuliah.blogspot.com/2012/05/administrasi-sarana-danprasarana.html/, diakses 7 Desember 2013.
http://makalah-pendidikan-pendidikanpaper.blogspot.com/2011/01/administrasisarana-dan-prasarana.html/, diakses 7 Desember 2013.
http://nurfatihah.blogspot.com/2012/12/administrasi-sarana-dan-prasarana.html/,
diakses 7 Desember 2013.
http://sd9ngringo.ppl.fkip.uns.ac.id/2011/09/13/administrasi-dan-sarana-prasaranasekolah/, diakses 7 Desember 2013.
http://yesisaadah84.wordpress.com/tugas-sim-pendidikan-3/tugas-kepala-sekolahdan-guru/, diakses 8 Desember 2013.
http://www.academia.edu/4076913/
ADMINISTRASI_SARANA_DAN_PRASARANA_SEKOLAH/, diakses 8
Desember 2013.