LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM ENDOKRIN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGGI VETERINER I
SISTEM ENDOKRINE

Nama Kelompok :
Edwin Krisnandar Ndawa Lu

( 1409010002 )

Dikhi Obigithson Marumata

( 1409010005 )

Rony Artho Kapida

( 1409010006 )

Olivia Maria Ujan

( 1409010004 )

Crecencia Aprilinda Buta


( 1409010008 )

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
07 OKTOBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik yang vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin ( hormon ) dan sistem saraf secara bersama lebih
dikenal

sebagai

supra

sistem


neuroendokrine

yang

secara

kooperatif

untuk

menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh pada hewan. Pada umumnya,
sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagi fungsi fisiologis dalam tubuh,
antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik dan regulasi
ionik (Isnaeni, 2006: 113 )
Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang

tersirkulasi

di


tubuh

melalui

aliran darah untuk

memengaruhi organ-organ lain. Hormon beredar keseluruh tubuh melalui darah namun
tidak seluruh tubuh dipengaruhi oleh hormon. Hormon akan memengaruhi tubuh apabila
terdapat reseptor. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar – kelenjar endokrin yang tersusun
atas sel-sel yang mempunyai susunan makroskopik yang sederhana. sistem endokrin
berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur aktifitas tubuh. Hormon merupakan
bahan kimiawi yang bertindak sebagai pembawa pesan. Hormon dibawah oleh aliran
darah dan diedarkan ke berbagai sel dalam tubuh dan pesan tersebut diterjemahkan dalam
bentuk tindakan. hormon mempengaruhi sel target melalui resptor hormon, yaitu suatu
molekul protein yang memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu.
1.2 Tujuan penelitian
 Dapat menunjukan bahwa deteksi kehamilan dapat dilakukan secara dini dan tanpa
membutuhkan pengamatan klinis atas pasien
 Mempelajari pengaruh hormon Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) terhadap

pengeluaran spermatozoa pada katak
 Mampu mengetahui dan memahami bentuk dari spermatozoa setelah diberi urin
wanita yang belum hamil dan yang sudah hamil.

 Mampu mengetahui cara penggunaan tes pack dan membedakan antara hasil tes spack
yang menunjukan wanita positif hamil dan negatif hamil.

BAB II
PEMBAHASAN
1.Uji Galli Mainini
 Bahan dan alat
Hewan percobaan : untuk setiap grup 4 ekor katak jantan jenis Rana sp dan bufo sp.
Alat :
 Mikroskop
 Kaca obyek dan kaca penutup
 Alat suntik 3 ml dan jarum suntik
 Gelas beker besar dan kawat kasa penutup
 Pipet pasteur atau pipet penutup mata
Bahan :
 Air seni wanita hamil (wanita yang terlambat 14 hari)

 Air seni dari seorang mahasiswi / wanita yang tidak hamil
 Larutan NaCL fisiologis
Tata kerja :
 Periks keempat ekor katak jantan tersebut apakah di dalam cairan kloakanya terdapat
spermatozoa atau tidak. Bila terdapat spermatozoa maka katak tidak boleh di pakai.
Untuk memeriksa ada atau tidaknya spermatozoa tersebut, lakukan sebagai berikut :
 Dengan pipet pasteur atau pipet penetes mata masukan sedikit (kurang lebih 1 mi)
larutan NaCL fisiologis kedalam katak.
 Lalu dengan pipet yang sama keluarkan cairan kloaka dan teteskan pada kaca obyek.
Tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10
kali atau 40 kali.
 Selanjutnya katak di bagi dua grup :
 Grup kontrol : 2 ekor katak yang akan di suntik dengan air seni wanita yang
tidak

hamil.

 Grup percobaan : 2 ekor katak yang akan di suntik dengan air seni wanita yang
di


duga hamil.

Dalam prosedur di bawah ini di jelaskan tentang katak yang di suntik dengan air seni
wanita yang di duga hamil. Namun demikian prosedur yang sama juga di gunakan
untuk grup kontrol.
 Suntikan 3-5 ml air seni yang akan diperiksa tersebut ke dalam kantong limfe katak.
Caranya adalah dengan menusukan jarum ke bawah kulit di daerah ventral paha, lalu
diteruskan menembus sekat pembatas paha-perut. Masih tetap dibawah kulit,
semprotkan air seni tersebut ke dalam kantong limfe abdominal.
 Masukan katak ke dalam gelas beker yang berisi sedikit air dan tutup dengan kawat
kasa. Usahakan agar katak tidak meloncat keluar. Kalau perlu di beri pemberat di atas
kawat kasa tersebut.
 Setelah 2 jam ambil katak dan periksa kembali cairan kloakanya. Teteskan cairan
tersebut ke atas kaca obyek, tutup dengan kaca penutup dan amati di bawah
mikroskop. Spermatozoa katak terlihat sebagai benda hidup, bergerak,mempunyai
ekor dan kepalanya berbentuk baji.
 Hasil pemeriksaan positif bila di temukan spermatozoa pada cairan kloaka katak yang
di pakai.
Hasil :
1. Katak 1 : tidak ada sperma

2. Katak 2 : tidak ada sperma
3. Katak 3 : tidak ada sperma
4. Katak 4 : tidak ada cairan

 Grup kontrol

: katak 1 di suntik 3 ml airseni wanita yang tidak hamil.
Waktu kontrol untuk melihat spermatozoa 11.20 – 12.20

 Grup percobaan : katak 2 dan 3 dei suntik masing – masing 3 ml air seni wanita hamil
Waktu kontrol untuk melihat spermatozoa dari 11.25 – 12.25

Hasil Uji Galli Mainini
Nomo

Bahan yang disuntikan
perlakuan

r


keterangan

Pengamatan 1 jam

Katak
1.

urine wanita tidak

(-)

(-) tidak terdapat

2.

hamil
Urine wnita hamil

(-)


spermatozoa
(-) tidak terdapat

3.

Urine wanita hamil

(-)

spermatozoa
(-) tidak terdapat
spermatozoa

Keteranagan : (-) tidak terdapat spematozoa
(+) terdapat spermatozoa
Dari data di atas pelakuan urin pada menit ke 60 ternyata tidak terdapat spermatozoa.
Hal ini dikarenakan kemungkinan waktu yang di gunakan tidak cukup. Kemungkinan lain
juga yaitu katak yang digunakan merupakan katak betina .
Menurut Sloane (2003: 202), biokimia hormon terdiri dari dua kelas utama yaitu
derivat asam amino, seperti protein, polipeptida, peptida, amina atau kompleks protein

konjugasi seperti glikoprotein adalah hormon yang diproduksi kelenjar hipofisis,
hipotalamus, medula adrenal, pineal, tiroid, sel-sel pulau pankreas dan sel-sel dalam saluaran
pencernaan. Zat ini umumnya dapat larut dalam air dan ditranspor dalam bentuk yang tidak
berikatan dalam darah. Steroid adalah senyawa lipid larut lemak yang disintesis dari
kolesterol. Zat ini diproduksi oleh ovarium, testis, plasenta dan bagian luar kelenjar adrenal
serta testosteron, esterogen, progesteron, aldosteron dan kortisol. Zat ini bersirkulasi dalam
plasma yang mentranspor protein
Menurut Coat & Dunstall (2006: 61), salah satu fungsi terpenting sistem endokrin
adalah mempertahankan lingkungan internal. Keadaan stabil ini disebut sebagai homeostatis.
Mekanisme homeostatis mengimbangi perubahan kondisi eksternal. Sebagai contoh, mamalia
telah berkembang menjadi hewan homeotermik (berdarah panas) sehingga proses kimiawi
yang essensial untuk fungsi fisiologis dapat berlangsung di bawah kondisi suhu yang optimal.

Fluktuasi suhu dipantau dan mekanisme homeostatik memastikan bahwa suhu tubuh terjaga
dalam batas sempit yang telah ditentukan. Homeostatis dicapai melalui integrasi sistem saraf
dan sistem endokrin, yang sering disebut sebagai sistem umpan balik. Pelepasan hormon
sering dipicu oleh stimulasi neurologis. Pelepasan hormon juga dapat distimulasi oleh
hormon lain. Faktor yang memudahkan pelepasan hormon disebut sebagai pengaruh positif
dan faktor yang menghambat pelepasan hormon disebut pengaruh negatif.


Pertanyaan :
1. Ciri-ciri apa yang membedakan katak jantan dan katak betina ?
Jawab : yang membedakannya yaitu pada ukuran tubuh katak betina lebih besardari
katak jantan, dan ukuran kaki jantan bagin depan lebih besar dari kaki betina.
2. Apa makna dari pemeriksaan positif ?
Apa makna dri periksaan negatif ?
Jawab : makna dari pemeriksaan positif yaitu di dalam cairan katak tersebut terdapat
spermatozoa. Sedangkan makna dari pemeriksaan negatif yaitu di dalamcairan katak
tersebut tidak terdapat cairan spermatozoa.

2.Tes Kehamilan Instant (Rapid Test)
 Alat dan Bahan
Alat :
 Strip Pregnanci Test
 Beker gelas
 Urine wanita hamil muda
 Urine wanita tidak hamil
Tata Kerja :
 Tampung urine wanita hamil muda dalam beker gelas yang bersih
 Tampung urine wanita yang tidak hamil (sebagai kontrol) dalam bker gelas yang
bersih.

 Celupkan sirip ke dalam urine sesuai dengan tanda panah batas garis maksimum
selama 30-60 detik.
 Angka strip, tunggu 1-3 menit, baca hasilnya.
Cara pembacaan hasil test :
Jika dua garis merah muda, hasilnya positif adalah hamil.
Jika muncul satu garis merah muda, hasilnya negatif artinya tidak hamil.
Hasil :
 Dari percobaan yang dilakukan pada urine yang tidak hamil, strip test menunjukan
satu garis warna merah muda yang berisi bahwa urine tersebut negatif.
 Dari percobaan wanita yang hamil, strip testmenunjukan dua garis merah muda yang
berarti urine tersebut positif.
hal tersebut menunjukan bahwa pada urine yang negatif tidak terdapat HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) yang merupakan hormon yang di hasilkan oleh jaringan placenta
yang sedang berkembang sesaat setelah terjadi pembuahan. Pada urine yang positif terdapat
HCG.
HCG merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih
muda dan dikeluarkan lewat urine. Hormon ini juga di hasilkan bila terdapat proliferasi yang
abnormal darri jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau chorio carsinoma.
Kehamilan akan di tandai denga meningkatnya kadar HCG pada urin pada trimester I, HCG
di sekresikan 7 hari setelah ovulasi pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi
merupakan cara yang paling tepat untuk mendeteksi kehamilan dini ( Harti,dkk 2013:2 )

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
Perlakuan urin pada menit ke 60 ternyata tidak terdapat spermatozoa. Hal ini
dikarenakan kemungkinan waktu yang di gunakan tidak cukup. Kemungkinan lain juga yaitu
katak yang digunakan merupakan katak betina
HCG merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih
muda dan dikeluarkan lewat urine. Hormon ini juga di hasilkan bila terdapat proliferasi yang
abnormal darri jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau chorio carsinoma.
Kehamilan akan di tandai denga meningkatnya kadar HCG pada urin pada trimester I, HCG
di sekresikan 7 hari setelah ovulasi pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi
merupakan cara yang paling tepat untuk mendeteksi kehamilan dini
3.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah :
a. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati spermatozoa yang terdapat pada sampel
yang dihasilkan dari setiap perlakuan.
b. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum ini.
c. Sebaiknya sampel yang digunakan lebih bervariasi.
d. Waktu dalam percobaan harus sesuai dengan petunjuk.

DAFTAR PUSTAKA
Coad, J & Dustal, M. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Jogyakarta: Kanisus.
Pearce, E. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Suwondo, J. 1995. Fisiologi Kelenjar Endokrin. Jakarta: UI-Press.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.
Syaifuddin, H. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN I

LAMPIRAN II
LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA

LAMPIRAN III
JURNAL