LAPORAN PRAKTIKUM HERMANTO GULTOME 1C0150

LAPORAN PRAKTIKUM
MK.PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA

Oleh ;
HERMANTO GULTOM

E1C015071
Kloter: 3, Kelompok Sapi : 3, Kelompok Kambing : 13

Jurusan Peternakan – Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
Oktober 2016

i

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MK. PRODUKSI TERNAK POTONG
DAN KERJA

Laporan ini telah disusun sesuai dengan panduan penyusunan
laporan praktikum

dan telah dikonsultasikan dan disetujui oleh asisten dosen untuk
diserahkan sebagai bukti telah melaksanakan praktikum.

Diserahkan pada:
Tanggal/Hari: ... . Oktober 2016/ ............
Pukul: . .. WIB.

Yang menyerahkan,
menerima,
Mahasiswa,

Asisten Dosen,

(

(

)

Nama:Hermanto Gultom

NIM: E1C015071

Yang

)

Nama: KurniawanSaputra
NIM: E1C014001

i

Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa,
atas

Rahmad

dan

kasih


karuniaNya

sehingga

saya

dapat

menyelesaikan tugas Laporan Praktikum Ternak Potong dan Kerja ini
sebagai bukti hasil praktikum yang dilaksanakan selama 10 hari.
Terimakasih penyusun sampaikan kepada dosen-dosen ternak potong
dan kerja,di Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu atas kesempatan
dalam

proses

pembelajaran

yang


diberikan.

Penyusun

juga

berterimakasih kepada :
1. Ir.Dwatmadji,Dr.Ir.,M.Sc dan Dr.Ir.Irma Badarina,MP selaku dosen
mata kuliah Produksi Ternak Potong dan Kerja.
2. Orang tua saya yang selalu memberikan motivasi dan Doa
sehingga saya dapat mengikuti praktikum Ternak Potong dan
Kerja ini.
3. Co-ass yang sedia mendampingi penyusun selama melakukan
praktikum dan Penyusun juga berterimakasih dengan rekan
rekan kerja dalam praktikum yaitu kelompok Kambing 13 dan
kelompok Sapi 3,kloter 3 terimakasih buat kerjasamanya dalam
penyelesaian tugas praktikum ini.
Laporan ini masih sangat sederhana, oleh sebab itu penyusun
sangat


mengharapkan

saran

dan

tambahan

bahan

untuk

penyempurnaannya. Semoga tugas laporan ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, Oktober 2016

Hermanto Gultom

ii


DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM.............................................................................. i
Kata Pengantar....................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I....................................................................................................... 1
MATERI DAN METODE.........................................................................1
1.

Jadwal Pelaksanaan dan Daftar Anggota Kelompok...................1

A.2 MATERI....................................................................................... 2
PAKAN.............................................................................................. 3
KANDANG......................................................................................... 4
PERALATAN...................................................................................... 5
A.3. Metode......................................................................................... 6
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :............................6
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:.........................6
A.3.1. Ternak Kambing.....................................................................6

A.3.2 Ternak Sapi............................................................................. 8
A.3.3 Langkah kerja menentukan umur.........................................10
BAB II.................................................................................................... 11
B.1 Konsumsi Pakan Pada Kambing..................................................11
B.1.1 Data Konsumsi Pakan dan Air Minum Ternak Kambing.........11
B.1.2 Produksi................................................................................14
B.1.3 Fisiologi................................................................................. 17
B.1.4 Umur Ternak.........................................................................19
B.2 Konsumsi Pakan Pada Sapi.........................................................20
B.2.1 Data Konsumsi Pakan dan Air Minum Ternak Sapi...............20
B.2.2 Produksi................................................................................22
B.2.3 Fisiologi................................................................................. 24
B.2.4 Umur Ternak.........................................................................26
B.2.5 BCS pada sapi.......................................................................26
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................31
3.1.KESIMPULAN............................................................................31
3.2.SARAN...................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................32

iii


LAMPIRAN............................................................................................. 34
FOTO KANDANG PRAKTIKUM LAPANGAN...........................................34
FOTO SAPI PRAKTIKUM LAPANGAN....................................................34
FOTO WAWANCARA BERSAMA PEMILIK SAPI.....................................35

iv

BAB I
MATERI DAN METODE

1. Jadwal Pelaksanaan dan Daftar Anggota Kelompok
1.praktikum dikandang
praktikum

ternak potong dan kerja ini dilaksanakan pada tanggal 5

oktober 2016 di kandang peternakan universitas bengkulu sampai
tanggal 9 oktober 2016.
Anggota kelompok: sapi 3

Nama kelompok:Hermanto Gultom
Hendri Yulianto
Oktavia Arumaningsi
Faizal Mahdiz Zaman
Alven Syahril Muslim
Syefri Yanda
Bani Darul Ulum
Feni Adelina Putri
M.Ikhsan Naparas Nasution
Lilik Lovita Sari

Anggota kelompok:kambing 13
Hermanto Gultom
Yessi Indah sari

1

2.praktikum dimasyarakat
Praktikum lapangan dimasyarakat dilaksanakan setelah praktikum
dikandang selesai.Praktikum lapangan dimasyarakat dilaksanakan di

jl.Pintu Air,danau dendam pada tanggal 15 oktober 2016.
A.2 MATERI
Latar Belakang
Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu

sumber protein

hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya gizi yang
penduduk dan

seimbang, pertambahan

meningkatnya daya beli masyarakat (Deptan, 2006).

Hal ini tidak sejalan dengan produksi daging yang ada di Indonesia.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan
pasokan daging, melalui peternakan komersial atau peternakan rakyat.
Kendala yang dihadapi yaitu susahnya bibit yang unggul serta jenis
pakan yang berkualitas tinggi seperti rumput Gajah, rumput raja dll

yang biasa digunakan oleh peternakan yang maju. Tofograf juga
sangat menentukan keberhasilan dalam beternak baik ternak kecil
maupun besar, salah satu jenis ternak besar yang dapat di usahakan
seperti kerbau dan sapi.
Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang
mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging. Selama ini
produksi

daging

sapi

di

Indonesia

belum

mampu

memenuhi

permintaan dalam negeri yang cenderung meningkat setiap tahun.
peningkatan

kualitas

bibit

yang

disertai

pengontrolan

terhadap

penyakit. Perbaikan reproduksi dilakukan dengan IB dan penyapihan
dini pedet untuk mempersingkat jarak beranak. Peningkatan minat dan
motivasi peternak sapi potong untuk mengembangkan usahanya dapat
diupayakan

melalui

pemberian

insentif

dalam

berproduksi.

Peningkatan permintaan terhadap daging sapi membuka peluang bagi
pe-ngembangan sapi potong lokal dengan skala agribisnis melalui pola
kemitraan. Sistem agribisnis sapi potong merupakan kegiatan yang
mengintegrasikan pem-bangunan pertanian, industri, dan jasa secara
simultan dalam suatu kluster (Suryana, 2009).

2

Klasifkasi ilmiah
Kerajaa Animalia
n:
Filum:

Chordata

Kelas:

Mammali
a

Ordo:

Artiodact
yla

Famili:

Bovidae

Upafami Bovinae
li:
Genus:

Bos

Spesies: B.
javanicus

Kambing yang baik untuk diternakkan atau dipelihara
tergantung dari tujuan kita beternak atau memelihara kambing. Jika
hanya sebagai usaha sambilan untuk cepat memperoleh anak dan
setelah besar langsung di jual sebagai ternak potong, kiranya dapat
dimulai dengan kambing kacang berhubung produksi dagingnya
memadai. Bila tujuannya untuk produksi daging dan susu, maka
kambing yang dipelihara yaitu kambing Peranakan Etawah (PE) atau
Etawah Tulen untuk daerah panas, dan peranakan Saanen untuk
daerah pegunungan.

Klasifkasi ilmiah

3

Kerajaa Animalia
n:
Filum:

Chordata

Kelas:

Mammalia

Ordo:

Ungulata

Famili:

Coroviane

Upafam Artiodactyl
ili:

ata

Genus: Ovis
Ovis
Spesies orientalisi
:

PAKAN
Pakan

sangat

penting

diperlukan

untuk

pertumbuhan,

perkembangan, reproduksi, dan kesehatan ternak karena mengandung
zat gizi yang dibutuhkan ternak. Oleh karena itu, pakan harus tersedia
terus. Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar,
seperti rumput, legume (daun lamtoro dan turi). Selain pakan hijauan,
dapat juga ditambah dengan pakan padat. Jenis yang dapat digunakan
adalah konsentrat,Jenis pakan ini dengan sumbangan yang cukup
lumayan untuk kebutuhan nutrisinya.Teknik pemberian konsentrat
disarankan jangan bersamaan dengan hijauan karena pakan ini
mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan
hijauan. Pemberian pakan konsentrat tidak perlu diberikan setiap hari
karena harga konsentrat relatif mahal.Rumput lapangan adalah
makanan keseharian dari ternak sapi, yaitu berupa rumput seperti

4

Graminae dan juga Ciperaceae.Di Indonesiar umput lapangan yang
terkenal

baik

adalah

paspalum

conjugatum

dan

anastropus

convrensus. Seringkali terjadi rumput lapangan mendapat gangguan
pertumbuhannya

dari

rumput-rumput

air

yang

menyebabkan

kurangnya pasokan rumput lapangan untuk pakan ternak sapi,lain hal
nya dengan ternak kambing,ternak ini tidak sembarangan dalam
pemberian pakan karna ternak ruminansia ini hanya mau makan
rumput yang benar benar dia sukainya saja.x
KANDANG
Dalam proses pembuatan kandang yang baik lokasi kandang
memang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan seperti sumber daya
alam, faktor ekonomis, faktor lingkungan, faktor sosial, dan faktor
hukum.Dari keempat faktor ini tidak boleh sama sekali kita sebagai
peternak

untuk

mengabaikan

nya

dan

satu

sama

lain

saling

berhubungan erat yang tidak dapat dipisahkan. Terabaikannya salah
satu faktor tersebut dapat menyebabkan terhambatnya kelangsungan
produksi yang pada akhirnya dapat merugikan usaha peternakan.
Lokasi kandang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan faktor
lingkungan, sumber daya alam, faktor sosial, faktor ekonomis, dan
faktor hukum yang mendukung kebudayaan sapi itu sendiri. Keempat
faktor tersebut tidak dapat diabaikan dan satu sama lain saling
berhubungan erat yang tidak dapat dipisahkan. Terabaikannya salah
satu faktor tersebut dapat menyebabkan terhambatnya kelangsungan
produksi yang pada akhirnya dapat merugikan usaha peternakan. Pada
umumnya tipe kandang pada ternak adalah berbentuk panggung,
konstruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat
kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat menghindari
kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar
penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan
dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing
dan sapi berbeda. Untuk kambing, dasar bak pakan horizontal dengan
lantai kandang karena kebiasaan kambing merumput. Lantai kandang
dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan
jarak 2-3 cm. Dengan demikian kotoran dan air kencing mudah jatuh

5

pada kolong, sementara tracak/kaki kado tidak terpelosok/terjepit.
Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan
30-50 cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju
bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk
menjadi pupuk kandang.Sama hal nya seperti kandang sapi.Namun
kandang sapi tidak berbentuk panggung namun berbentuk seperti
kamar yang setiap sisinya hanya di batasi dengan kayu supaya udara
dan cahaya matahari tetap berluasa masuk kedalam kandang,dan
lantai yang di gunakan dalam pembuatan kandang sapi yang baik
adalah harus menggunakan lantai yang terbuat dari semen,ini
bertujuan mempurmudah bagaimana proses pembersihan kandang
yang akan di lakukan setiap pagi,siang,dan sore
Koandisi lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam yang
mendukung usaha ternak sapi adalah yang berada di lokasi yang
cukup luas, udara segar, dan keadaan sekelilingnya tenang. Tempat
dapat terbuka dan terlindung pepohonan, namun tidak dibawah
pepohonan yang rindang. Itu disebabkan karena akan menghalangi
masuknya sinar matahari pagi kedalam kandang sehingga dapat
meningkatkan kelembaban yang akan membuat kandang menjadi
kurang sehat.
PERALATAN
Dalam praktikum kali ini ada pun peralatan peralatan yang kami
gunakan saat praktikum berlangsung yang berguna untuk menunjang
keberhasilan dan ketepatan dalam melakukan penelitian kali ini,salah
satunya

adalah

alat

termometer,termometer

ini

berguna

untuk

mengukur suhu rektal pada ternak kambing dan sapi. Selain itu juga
ada alat Stetoskop untuk mengukur detak denyut nadi pada ternak
kambing dan ternak sapi.Selain itu ada juga untuk mengukur suhu dan
kelembaban

dengan

alat

yang

disebut

Hygrometer.Termometer,

Hygrometer dan Stetoskop digunakan dalam tiga waktu yaitu pagi,
siang dan sore. Suhu dan kelembaban daerah kandang pagi hari relatif
lebih kecil karena disaat pagi hari masih banyak terdapat embun dan
air.Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan
minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah

6

atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang
diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum
sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi
dari pada permukaan lantai. Dengan demikian kotoran dan air kencing
tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan
adalah sapu, sikat dan sekop.Semua peralatan tersebut adalah untuk
membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit.
A.3. Metode
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a. Thermometer (Pengukur suhu rectal)
b. Hygrometer
c. Timbangan
d. Meteran
e. Stetoskop
f. Sapu Lidi
g. Ember
h. Stopwatch
i.

Sekop

j.

Sabit

k. Cangkul
l.

Tali

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
a. Kambing
b. Sapi
c. Pakan (hijauan)
d. Air
e. konsentrat
A.3.1. Ternak Kambing
A.3.1.1 Langkah kerja mengukur produksi
 Pengukuran berat badan
1. Menimbang berat badan pada kambing di pagi hari

7

2. Sebelum mengukur berat badan kambing,sebaiknya mengukur
berat badan kita.
3. Lalu menggendong kambing diatas timbangan.
4. Setelah ditimbang,kita menurunkan dan meletak kan kambing
kembali.
 Pengukuran panjang badan
1. Pengukuran panjang badan pada kambing menggunakan alat
ukur berupa pita ukur dengan besi yang ditempel dengan pita
ukur.
2. Cara mengukur panjang badan dengan meletakkan pita ukur
diatas bahu ternak kambing sampai tonjolan tulang duduk pada
kambing.
3. Setelah diukur,kita dapat mencatat panjang badan yang kita
ukur.
 Pengukuran tinggi badan/gumba
1. Pengukuran tinggi badan/gumba pada kambing diukur mulai dari
ujung kaki kambing sampai kebagian punggung badan pada
ternak tersebut.
2. Pengukuran tinggi badan/gumba pada kambing menggunakan
pita ukur.
3. Lalu mencatat hasil pengukuran tinggi badan/gumba pada
kambing.
 Pengukuran lingkar dada
1. Pengukuran lingkar dada dilakukan di bagian belakang kaki
depan dengan menggunakan alat ukur berupa pita.
2. Setelah mengukur, kemudian mencatat hasil nya.
A.3.1.2 Langkah kerja mengukur konsumsi pakan
1. Menimbang pakan 10% dari berat badan, kosentrat 1% dari
berat badan dengan kandungan protein sebesar 12,5 % dan air
yang pemberiannya secara berlebih (ad libitum)
2. Melakukan pengecekan setiap saat untuk melihat

pakan,

kosentrat dan air masih ada atau tidak, jika habis ditambahkan
lagi.

8

3.

Keesokan harinya menimbang sisa pakan dan mencatat hasil
penimbangan sisa.

A.3.1.3 Langkah kerja mengukur fisiologi
 Pengukuran respirasi
1. Pengukuran respirasi dilakukan di pagi,siang,dan sore hari
2. Pengukuran respirasi dilakukan dengan mendekatkan tangan ke
hidung kambing tersebut atau dengan melihat kembang kempis
nya perut kambing.
3. Kemudian mencatat hasil pengukuran nya.
 Pengukuran denyut nadi
1. Pengukuran denyut nadi dilakukan di pagi,siang,dan sore hari
2. Pengukuran denyut nadi dapat dihitung pada bagian pangkal
kaki depan dan belakang.
3. Kemudian mencatat hasil pengukuran nya.
 Pengukuran suhu rectal
1. Pengukuran suhu rektal dilakukan hanya saat di pagi hari.
2. Pengukuran suhu rektal menggunakan alat termometer yang
dimasukkan pada bagian rektum ternak kira-kira sepertiga
bagian rektum tersebut,

hingga air raksa yang terdapat di

dalam termometer tidak pecah.
3. Kemudian mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.
A.3.1.4 Langkah kerja mengukur kondisi lingkungan

Untuk mengetahui kondisi lingkungan yaitu dengan mengukur
suhu, dan kelembaban lingkungan sekitar.
A.3.2 Ternak Sapi
A.3.2.1 Langkah Kerja mengukur produksi
 Pengukuran berat badan
1. Pengukuran berat badan dapat memprediksi dari lingkar dada
ternak sapi ditambah 22 pangkat 2 dibagi 100.
 Pengukuran panjang badan

9

1. Pengukuran

panjang

badan

pada

sapi

dilakukan

dengan

menggunakan pita ukur dan tongkat kayu yang lurus.
2. Meletakkan pita ukur dibagian sebelah badan samping pada
ternak dengan memulainya dari sendi bahu ternak hingga
tonjolan yang terdapat pada bagian tulang duduk ternak
tersebut.
 Pengukuran tinggi badan
1. Pengukuran tinggi badan mnggunakan pita ukur dengan tongkat
kayu lurus.
2. Pengukuran dilakukan dengan jarak yang lurus dari lantai
sampai

dengan

puncak

gumba

dibelakang

punuk

sapi

menggunakan kayu.
3. Meneggakkan pipa didekat sapi, kemudian menyejajarkan kayu
dari puncak gumba ke kayu.
4. Kemudian mengukur hasil pengukuran kayu dengan pita ukur.
5. Kemudian mencatat hasil pengukuran yang telah diukur.
 Pengukuran lingkar dada
1. Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan menggunakan pita
ukur.
2. Mengukur lingkar dada dibagian belakang kaki depan.
3. Kemudian mencatat hasil pngukurannya.
A.3.2.2 Langkah kerja megkonsumsi pakan
 Menimbang pakan sebanyak 10 % dari berat badan sapi,
dilakukan pada saat pagi hari.
 Menimbang pakan terlebih dahulu sebelum diberikan.
 Memberikan konsentrat sebanyak 1 % dari berat badan.
 Apabila konsentrat habis, ditambah lagi di keesokan harinya.
 Jika pakan habis,pakan ditambah lagi.
 Setiap penambahan pakan harus ditimbang terlebih dahulu.
 Menjumlahkan pemberian pakan selama 1 hari yang dilakukan
pada sore hari.
 Pada keesokan pagi nya, menimbang sisa pakan ternak di hari
kemarin.

10

 Kemudian mencatat sisa hasil ternak di hari kemarin.
 Pemberian air dilakukan secara adlibitum dan pemberian harus
selalu dicatat.
A.3.2.3 Langkah kerja mengukur fsiologi
 Pengukuran respirasi
1. Pengukuran respirasi dilakukan pada pagi, siang dan sore hari.
2. Pengukuran

dapat

dilakukan

dengan

cara

memperhatikan

kembang kempisnya perut atau dengan mendekatkan telapak
tangan kita ke hidung sapi tersebut.
3. Pengukuran

dilakukan

selama

30

detik

dikali

2

untuk

mendapatkan hasil 1 menit.
4. Kemudian mencatat hasil pengukuran.
 Pengukuran denyut nadi
1. Pengukuran denyut nadi dilakukan pada pagi, siang, dan sore
hari.
2. Pengukuran denyut nadi dapat diukur dengan menggunakan
steteskop.
3. Mendekatkan atau menempelkan steteskop pada pangkal paha
sapi atau dapat juga dilakukan dengan cara meraba bagian
pangkal paha.
4. Pengukuran

dilakukan

selama

30

detik

dikali

2

untuk

mendapatkan hasil 1 menit.
 Pengukuran suhu rektal
1. Pengukuran suhu rektal dilakukan pada pagi hari saja.
2. Pengukuran
memasukkan

temperatur

rektal

termometer ke

dilakukan

dalam

dengan

cara

rektum sapi kira-kira

sepertiga bagian rektum hingga air raksa yang terdapat didalam
termometer tersebut berhenti naik.
3. Kemudian mencatat hasil pengukuran suhu rektal tersebut.

11

A.3.2.4 Langkah kerja mengukur kondisi lingkungan
Untuk mengetahui kondisi lingkungan yaitu dengan mengukur
suhu, dan kelembaban lingkungan sekitar.
A.3.3 Langkah kerja menentukan umur
1. Melakukan pemotretan gigi

12

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
B.1 Konsumsi Pakan Pada Kambing
B.1.1 Data Konsumsi Pakan dan Air Minum Ternak Kambing
NO HARI ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
37
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
56
57

1

2

3

TANGGAL

KELOMPOK

10 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
11 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
12 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17

Rumput (gram/hari)
Pemberian Tambahan

960,0
930,0
1.060,0
920,0
925,0
1.110,0
1.105,0
965,0
1.085,0
870,0
975,0
1.160,0
1.075,0
485,0
975,0
1.150,0
880,0
920,0
850,0
980,0
840,0
905,0
1.324,0
895,0
915,0
870,0
870,0
845,0
825,0
850,0
859,0
890,0
815,0
875,0
890,0
904,0
865,0
875,0
1.253,0
880,0
805,0
870,0
895,0
800,0
945,0
870,0
900,0
950,0

1.440,0
1.370,0
1.600,0
1.650,0
1.095,0
1.025,0
1.490,0
1.455,0
1.410,0
1.475,0
480,0
1.430,0
1.180,0
1.100,0
1.645,0
1.455,0
1.395,0
1.520,0
1.455,0
1.430,0
1.430,0
1.023,0
1.430,0
1.405,0
1.410,0
1.425,0
1.460,0
1.520,0
1.320,0
1.510,0
1.405,0
1.345,0
1.265,0
1.245,0
1.295,0
1.365,0
1.434,0
1.187,0
1.360,0
1.380,0
1.465,0
1.390,0
1.350,0
1.435,0
1.330,0
1.330,0
1.385,0

Sisa

875,0
625,0
900,0
1.625,0
550,0
730,0
769,0
920,0
760,0
685,0
515,0
1.010,0
1.070,0
1.130,0
610,0
550,0
900,0
690,0
1.125,0
910,0
575,0
1.325,0
657,0
920,0
855,0
685,0
800,0
1.020,0
1.600,0
779,0
860,0
955,0
670,0
555,0
930,0
420,0
355,0
695,0
657,0
720,0
490,0
630,0
685,0
700,0
880,0
650,0
375,0
320,0

Konsentrat (gram/hari)
Konsumsi Pemberian Tambahan

1.525,0
1.675,0
160,0
895,0
2.025,0
1.475,0
1.361,0
1.535,0
1.780,0
1.595,0
1.935,0
630,0
1.435,0
535,0
1.465,0
2.245,0
1.435,0
1.625,0
1.245,0
1.525,0
1.695,0
1.010,0
1.690,0
1.405,0
1.465,0
1.595,0
1.495,0
1.285,0
745,0
1.391,0
1.509,0
1.340,0
1.490,0
1.585,0
1.205,0
1.779,0
1.875,0
1.614,0
1.783,0
1.520,0
1.695,0
1.705,0
1.600,0
1.450,0
1.500,0
1.550,0
1.855,0
2.015,0

110,0
200,0
220,0
200,0
210,0
110,0
200,0
220,0
180,0
190,0
85,0
145,0
115,0
150,0
150,0
195,0
220,0
150,0
145,0
110,0
180,0
145,0
145,0

-

Sisa

110,0
200,0
190,0
190,0
85,0
195,0
110,0
180,0
75,0
130,0
110,0
150,0
115,0
160,0
140,0
90,0
180,0
145,0
90,0

AirMinum(liter/hari)

Konsumsi

220,0
10,0
20,0
25,0
5,0
220,0
70,0
10,0
10,0
15,0
5,0
35,0
35,0
220,0
150,0
5,0
20,0
55,0

Pemberian Tambahan

1.915,0
1.955,0
1.900,0
1.855,0
1.940,0
1.865,0
1.970,0
1.970,0
1.835,0
1.815,0
1.930,0
1.945,0
1.080,0
1.660,0
1.745,0
1.855,0
1.415,0
1.525,0
1.825,0
1.745,0
1.815,0
1.755,0
1.684,0
1.920,0
1.960,0
1.690,0
1.900,0
1.885,0
1.770,0
1.735,0
1.740,0
1.785,0
1.185,0
1.490,0
1.160,0
1.505,0
1.285,0
1.700,0
1.785,0
1.710,0
1.700,0
1.490,0
1.480,0
1.730,0
1.745,0
1.595,0
1.690,0
1.725,0

420,0
435,0
-

-

Sisa

Konsumsi

1.625,0 290,0
1.895,0
60,0
1.875,0
25,0
1.595,0 260,0
1.800,0 140,0
1.755,0 110,0
1.940,0
30,0
1.920,0 470,0
1.340,0 495,0
1.680,0 135,0
1.900,0
30,0
1.885,0
60,0
890,0 190,0
1.735,0 360,0
1.745,0
1.785,0
70,0
1.185,0 230,0
747,0 778,0
1.760,0
65,0
1.505,0 240,0
1.285,0 530,0
1.585,0 170,0
1.645,0
39,0
1.710,0 210,0
1.820,0 140,0
1.490,0 200,0
1.855,0
45,0
1.730,0 155,0
1.745,0
25,0
1.595,0 140,0
1.690,0
50,0
1.725,0
60,0
1.120,0
65,0
1.400,0
90,0
1.155,0
5,0
1.350,0 155,0
1.255,0
30,0
1.605,0
95,0
1.740,0
45,0
1.510,0 200,0
1.645,0
55,0
1.470,0
20,0
1.465,0
15,0
1.585,0 145,0
1.725,0
20,0
1.560,0
35,0
1.540,0 150,0
1.715,0
10,0

13

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
76
77
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
96
97

4

5

13 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
14 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
Rata-rata

955,0
970,0
835,0
890,0
975,0
935,0
1.422,0
985,0
970,0
940,0
915,0
925,0
830,0
885,0
860,0
915,0
1.025,0
910,0
990,0
1.095,0
990,0
990,0
1.634,0
1.010,0
970,0
920,0
935,0
1.100,0
965,0
1.065,0
1.090,0
970,0
956,6

1.504,0
1.565,0
1.645,0
1.390,0
1.560,0
1.570,0
1.352,0
1.365,0
1.475,0
2.390,0
485,0
1.395,0
1.525,0
1.660,0
1.485,0
1.495,0
2.225,0
2.060,0
2.255,0
2.140,0
1.115,0
1.145,0
1.537,0
2.060,0
1.475,0
2.255,0
2.140,0
480,0
1.185,0
1.000,0
2.295,0
2.245,0
1.443,4

835,0
730,0
935,0
630,0
500,0
965,0
1.145,0
765,0
880,0
1.850,0
650,0
600,0
750,0
855,0
495,0
235,0
1.065,0
620,0
925,0
1.255,0
240,0
1.690,0
1.432,0
1.405,0
880,0
975,0
992,0
630,0
910,0
1.065,0
1.025,0
665,0
828,8

1.624,0
1.805,0
1.545,0
1.650,0
2.035,0
1.540,0
1.629,0
1.585,0
1.565,0
1.480,0
750,0
1.720,0
1.605,0
1.690,0
1.850,0
2.175,0
2.185,0
2.350,0
2.320,0
1.980,0
1.865,0
445,0
1.739,0
1.665,0
1.565,0
2.200,0
2.083,0
950,0
1.240,0
1.000,0
2.360,0
2.550,0
1.571,2

75,0
130,0
110,0
150,0
115,0
160,0
220,0
150,0
145,0
90,0
910,0
145,0
90,0
70,0
105,0
90,0
150,0
115,0
155,0
220,0
150,0
140,0
80,0
180,0
140,0
55,0
98,9

-

70,0
105,0
90,0
150,0
115,0
155,0
-

-

80,0
910,0
140,0
55,0
65,0
98,0
80,0
140,0
115,0
150,0
135,0
75,0
180,0
140,0
30,0
72,4

-

5,0
25,0
20,0
5,0
220,0
150,0
140,0
10,0
5,0
35,0
5,0
7,0
10,0
10,0
5,0
220,0
150,0
5,0
5,0
25,0
27,3

1.545,0
1.400,0
1.760,0
1.720,0
1.545,0
1.845,0
1.435,0
1.955,0
970,0
1.850,0
1.430,0
2.000,0
1.630,0
1.996,0
1.685,0
1.930,0
1.515,0
1.305,0
1.960,0
720,0
1.715,0
1.810,0
1.673,0
1.930,0
1.645,0
1.730,0
1.455,0
2.000,0
1.630,0
1.955,0
1.825,0
1.875,0
1.697,5

-

1.515,0
1.305,0
1.720,0
1.700,0
1.415,0
1.185,0
1.410,0
1.930,0
880,0
1.830,0
1.405,0
1.970,0
1.610,0
1.955,0
1.625,0
1.875,0
1.495,0
1.290,0
1.920,0
300,0
1.685,0
1.780,0
1.650,0
1.910,0
1.230,0
1.725,0
- 1.440,0
- 1.970,0
- 1.600,0
- 1.930,0
- 1.800,0
1.860,0
11,6 1.568,1

30,0
95,0
40,0
20,0
130,0
660,0
25,0
25,0
90,0
20,0
25,0
30,0
20,0
41,0
60,0
55,0
20,0
15,0
40,0
420,0
30,0
30,0
23,0
20,0
415,0
5,0
15,0
30,0
30,0
25,0
25,0
15,0
140,1

Pembahasan :
Menurut Parakkasi (2001) tingkat konsumsi (Voluntary Feed Intake)
adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak. Tingkat konsumsi
dapat menggambarkan palatabilitas. Lebih lanjut Tillman et al. (1989)
konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan ternak yang akan
digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi.
Aktivitas konsumsi meliputi proses mencari pakan; mengenal dan
mendekati pakan; proses bekerjanya indra ternak terhadap pakan;
proses memilih pakan dan proses menghentikan makan.
Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah ternak, pakan
dan lingkungan, lebih lanjut Siregar (1984) menambahkan jenis
kelamin dan aktivitas juga mempengaruhi tingkat konsumsi. Menurut
Tomaszewska, et al. (1993) jumlah konsumsi pakan merupakan faktor
penentu yang paling penting dalam menentukan jumlah zat-zat

14

makanan yang didapat ternak. Pada ternak yang sedang tumbuh,
kebutuhan zat-zat makanan akan bertambah terus sejalan dengan
pertambahan bobot tubuh yang dicapai sampai batas umur dimana
tidak terjadi lagi pertumbuhan (Siregar, 1984).
Berdasarkan hasil praktikum hari pertama yang dilakukan
bahwasanya pemberian pakan dikonsumsi dengan rata-rata 1,435 kg,
pada hari kedua berlangsung nya praktikum yang dilakukan bahwa
pemberian pakan ternak dikonsumsi dengan rata-rata 0,745 kg, pada
hari ketiga praktikum,konsumsi pakan dengan rata-rata 1,5 kg, dan
pada hari terakhir ternak kambing mengkonsumsi pakan dengan ratarata sebanyak 1,605 kg dan pemberian air minum sebanyak 0,140
kg/hari.
Ternak yang mempunyai potensi genetik pertumbuhan yang tinggi
akan mempunyai respon yang baik terhadap pakan yang diberikan dan
memiliki efsiensi produksi yang tinggi dan adanya ragam yang besar
dalam konsumsi bahan kering (Devendra, 1997).
Dari pernyataan Devendra yang menyatakan bahwa potensi
genetik pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai respon yang baik
terhadap pakan yaitu betul karena kambing yang pada saat kami
pelihara masih dalam keadaan kurang sehat dan masih anakan jadi
tidak mempunyai respon yang baik pada pakan sehingga pakan
banyak yang sisa.

15

B.1.2 Produksi

Kloter : 3

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
37

HARI
ke
1

2

TANGGAL

KEL.

10 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
11 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17

Berat
Panjang
Tinggi
Lingkar
Badan(kg) Badan(cm) Badan(cm) dada(cm)
7,59
8,305
8
7,615
11,55
7,125
7,564
7,255
8,875
10,01
8,5
7,345
8,07
9,185
7,815
8,63
7,69
8,295
8,055
7,825
11,95
7,265
7,584
7,225
9,135
10,28
8,55
7,465
8,295
9,42
7,905
9,075

37,0
42,0
39,0
49,0
49,0
39,0
49,0
37,0
40,0
35,0
43,0
45,0
41,0
39,0
36,0
44,0
38,0
43,0
39,0
49,0
50,0
39,0
49,0
37,0
40,0
36,0
45,0
46,0
41,0
39,0
37,0
44,0

40,0
44,0
43,0
45,0
46,0
43,0
45,0
41,0
45,0
50,0
45,0
48,0
43,0
42,0
46,0
45,0
41,0
45,0
43,0
45,0
47,0
44,0
45,0
41,0
45,0
50,0
46,0
48,0
43,0
42,0
46,0
45,0

43,0
46,0
48,0
43,0
54,0
47,0
43,0
49,0
48,0
51,0
46,0
45,0
47,0
48,0
45,0
47,0
44,0
46,0
47,0
43,0
54,0
47,0
43,0
49,0
48,0
51,0
46,0
46,0
47,0
48,0
45,0
47,0

16

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
56
57
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
76
77

3

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
96
97

5

4

12 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing 10
Kambing 11
Kambing 12
Kambing 13
Kambing 14
Kambing 16
Kambing 17
13 Oktober 2016 Kambing1
Kambing2
Kambing3
Kambing4
Kambing5
Kambing6
Kambing7
Kambing8
Kambing9
Kambing 10
Kambing 11
Kambing 12
Kambing 13
Kambing 14
Kambing 16
Kambing 17

7,63
8,15
7,825
8,125
12,1
7,301
7,6
7220
9,4
10,38
8,625
7,39
8,365
9,415
7,97
8,9
7,53
8,225
7,825
7,96
12,05
7,43
7,61
7,225
9,14
10,3
8,68
7,515
8,165
9,345
7,74
9

39,0
42,0
49,0
38,0
50,0
40,0
49,0
37,0
40,0
39,0
44,0
44,0
41,0
39,0
37
44
39,0
39,0
49,0
43,0
49,0
40,0
49,0
37,0
40,0
41,0
44,0
45,0
42,0
39,0
38,0
44,0

41,0
44,0
45,0
43,0
49,0
44,0
45,0
41,0
45,0
50,0
45,0
48,0
43,0
42,0
46
45
41,0
44,0
45,0
43,0
50,0
45,0
45,0
42,0
45,0
51,0
45,0
48,0
43,0
42,0
46,0
45,0

44,0
46,0
47,0
47,0
55,0
48,0
43,0
49,0
48,0
52,0
46,0
44,0
47,0
49,0
45
47
46,0
45,0
47,0
43,0
54,0
48,0
43,0
49,0
49,0
51,0
46,0
44,0
47,0
49,0
48,0
47,0

14 Oktober 2016 Kambing 1
Kambing 2
Kambing 3
Kambing 4
Kambing 5
Kambing 6
Kambing 7
Kambing 8
Kambing 9
Kambing 10
Kambing 11
Kambing 12
Kambing 13
Kambing 14
Kambing 16
Kambing 17
Rata-rata

7,59
8,036
7.825
7,93
12,13
7,325
7,62
6975
9,15
10,36
8,715
7,519
8,205
9,56
7,775
9,085

39,0
39,0
49,0
43,0
50,0
40,0
49,0
37,0
40,0
41,0
44,0
46,0
42,0
39,0
37,0
44,0
42,1

42,0
44,0
45,0
43,0
50,0
45,0
45,0
42,0
45,0
50,0
45,0
49,0
43,0
42,0
46,0
45,0
44,8

46,0
45,0
48,0
47,0
55,0
48,0
43,0
49,0
49,0
50,0
46,0
46,0
49,0
49,0
48,0
47,0
47,2

17

Pembahasan :
Menurut Rahmat D. 2006, Bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh
merupakan sifat kuantitatif yang ekspresinya ditentukan oleh banyak
pasang gen dan dipengaruhi oleh lingkungan. Bobot badan dan
ukuran-ukuran tubuh merupakan indikator pertumbuhan. Pertumbuhan
seekor ternak dimanifestasikan dengan berubahnya ukuran-ukuran
tubuh dan bobot badan secara bersamaan. Selain digunakan untuk
mementukan kondisi ternak, bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh
sering digunakan sebagai kriteria seleksi. Ukuran tubuh yang sering
dijadikan kriteria seleksi diantaranya adalah lingkar dada,panjang
badan dan tinggi pundak.
Berdasarkan hasil praktikum berat badan kambing adalah berat
awal 8,07 kg dan berat akhir 8,205 kg. Hasil pengukuran produksi
kambing kelompok 13 dari berat badan, tinggi badan, panjang badan,
dan lingkar dada kambing menunjukkan bahwa setiap harinya semakin
meningkat.
Ukuran linier tubuh seekor ternak dapat menggambarkan besar
kecilnya ukuran alat pencernaan yang dimiliki seekor ternak. Besar
kecilnya

alat

pencernaan

menggambarkan

kapasitas

tampung

terhadap makanan yang dikonsumsi. Kemampuan produksi seekor
ternak akan dicapai maksimal apabila kebutuhan nutrisi untuk hidup
pokok telah terpenuhi. Semakin besar selisih antara kebutuhan hidup
pokok dengan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, maka produksi yang
dihasilkan akan semakin mendekati potensi genetiknya (Taofk dan
Depison, 2008). Jadi dapat dikaitkan dengan hasil produksi kambing
kelompok kami bahwa alat pencernaan kambing tersebut besar
sehingga setiap hari pertambahan produksinya naik.

18

B.1.3 Fisiologi
Kloter : 3

NO HARI ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
37
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
56
57

1

2

3

TANGGAL

KEL.

10 Oktober 2016 Kambing 1
Kambing 2
Kambing 3
Kambing 4
Kambing 5
Kambing 6
Kambing 7
Kambing 8
Kambing 9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
11 Oktober 2016 Kambing 1
Kambing 2
Kambing 3
Kambing 4
Kambing 5
Kambing 6
Kambing 7
Kambing 8
Kambing 9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17
12 Oktober 2016 Kambing 1
Kambing 2
Kambing 3
Kambing 4
Kambing 5
Kambing 6
Kambing 7
Kambing 8
Kambing 9
Kambing10
Kambing11
Kambing12
Kambing13
Kambing14
Kambing16
Kambing17

Fisiologis

Lingkungan

Respirasi Denyut Nadi T. Rektal Temperatur Kelembaban
(x/menit) (x/menit)
(oC)
(oC)
(%)

23,0
46,0
27,0
36,0
30,0
36,0
34,0
32,0
33,0
26,0
27,3
34,0
32,0
28,0
30,0
34,0
26,0
36,0
30,0
36,0
34,0
32,0
33,0
34,0
33,0
26,0
27,3
34,0
32,0
28,0
30,0
32,0
24,0
34,0
33,0
26,0
27,3
34,0
32,0
28,0
30,0
32,0
26,0
36,0
30,0
36,0
34,0
32,0

64,0
98,0
50,0
38,0
66,0
90,0
62,0
78,0
96,0
63,0
63,3
62,0
64,0
66,0
60,0
58,0
60,0
38,0
66,0
90,0
62,0
78,0
96,0
86,0
96,0
63,0
63,3
62,0
64,0
66,0
60,0
64,0
54,0
86,0
96,0
63,0
63,3
62,0
64,0
66,0
60,0
64,0
60,0
38,0
66,0
90,0
62,0
78,0

38,0
39,0
40,0
38,5
38,1
38,0
37,5
37,0
39,0
36,0
38,0
37,0
38,0
38,0
37,0
36,0
39,0
38,5
38,1
38,0
37,5
37,0
39,0
37,0
39,0
36,0
38,0
37,0
38,0
38,0
37,0
38,0
39,0
37,0
39,0
36,0
38,0
37,0
38,0
38,0
37,0
38,0
39,0
38,5
38,1
38,0
37,5
37,0

27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
27,0
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
26,7
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3
27,3

76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
76,0
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
66,3
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6
68,6

19

Pembahasan :
Respirasi

adalah

proses

pertukaran

gas

sebagai

suatu

rangkaian kegiatan fsik dalam tubuh organisme dalam lingkungan
sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan
jaringan

tubuh

dalam

proses

metabolisme.

Frekuensi

respirasi

bervariasi tergantung antara lain dari besar badan, umur, aktivitas
tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Kecepatan respirasi
meningkat

sebanding

Meningkatnya

dengan

frekuensi

meningkatnya

respirasi

suhu

menunjukkan

lingkungan.

meningkatnya

mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fsiologik
dalam tubuh ternak.
Menurut French, 1980 respirasi pada kambing normal berkisar
antara 25-35 kali/menit. Dalam pelaksanaan praktikum ini kami
mengalikan dua. Hasil pengukuran respirasi, kami peroleh hasil bahwa
terkadang kambing tersebut dalam keadaan normal dan kadang tidak,
itu mungkin disebabkan karena aktivitas tubuh yang tidak bebas
didalam kandang yang sempit dan mungkin juga disebabakan karena
penuh tidaknya rumen pada saat kami lakukan pengukuran.
Frekuensi denyut jantung dapat dideteksi melalui denyut jantung
yang dirambatkan pada dinding rongga dada atau pada pembuluh
nadinya. Frekuensi denyut jantung bervariasi tergantung dari jenis
hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa
ternak muda mempunyai denyut jantung yang lebih frekuensi dari
pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut jantung
meningkat (Housebandry ,2009).
Menurut Frandson, 1992 denyut jantung normal pada kambing
berkisar antara 26-40 kali per menit. Dari kelompok kami sendiri
denyut jantung tergolong normal karena berada pada kisaran menurut
literatur, dan kami juga membandingkan dengan kelompok lain bahwa
kambing tersebut juga masih dalam keadaan normal. Menurut
Housebandry, 2009 yang menyatakan bahwa frekuensi denyut jantung
dapat juga dipengaruhi kesehatan ternak dan lingkungan. Karena

20

dalam kegiatan kerja yang kami lakukan kambing tersebut dalam
keadaan sehat dan lingkunganya juga kami buat sebersih mungkin.
Cara mengetahui temperatur tubuh selalu digunakan temperatur
rektal karena paling dapat dipercaya untuk menggambarkan rata-rata
temperatur tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi temperatur
tubuh antara lain bangsa ternak, aktivitas, kondisi kesehatan ternak
dan kondisi lingkungan ternak. Indeks temperatur dalam tubuh ternak
lebih mudah didapat dengan cara memasukkan thermometer rektal
kedalam

rektum,

menggambarkan
temperatur

meskipun
rata-rata

dalam

tubuh

temperatur

temperatur
mempunyai

rektal

dalam
equilibrium

tidak
tubuh.
paling

selalu
Karena
lambat

(Frandson, 1993).
Tempratur rektal digunakan untuk mengetahui keadaan kesehatan
dilihat dari suhu tubuh probandus. Menurut Smith (1988), bahwa
kisaran normal temperatur rektal pada ternak domba/kambing adalah
38,5-39,70C. Maka dalam pelaksanaan praktikum yang kami lakukan
menunjukkan bahwa kambing yang kami rawat dalam keadaan tidak
normal. Itu dimungkinkan karena kambing tersebut stres. Kami juga
membandingkan dengan data hasil pengukuran rektal dari kelompok
lain, bahwa kambing yang di rawat kelompok lain selama 4 hari
semuanya dalam keadaan normal menurut literatur yang ada.
Hasil pengamatan pada temperatur udara di lingkungan kandang
selama masa pemeliharaan, diperoleh hasil rata-rata pada suhu
32,16oC.Hasil pengamatan dari kelembaban udara di lingkungan
kandang, diperoleh hasil rata-rata pada kelembaban udara sebesar
59,16% .
B.1.4 Umur Ternak

21

Pembahasan :
Menurut Frandson (1993), bahwa pendugaan umur dan berat
badan

seekor

ternak

menjadi

sangat

penting

untuk

diketahui,

khususnya bagi peternak bahkan mutlak. Keterampilan tersebut juga
seharusnya dimiliki oleh pengajar, dosen, dan tenaga-tenaga ahli
lapangan

sehingga

tidak

terjadi

kecurangan-kecurangan

yang

merugikan sebelah pihak. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam
pendugaan umur ternak.
Kondisi Gigi Seri

Perkiraan
Umur

Gigi seri susu sudah lengkap

1 tahun

2 gigi seri susu sudah berganti gigi
tetap

1-2 tahun

4 gigi seri susu sudah berganti gigi
tetap

2-3 tahun

6 gigi seri susu sudah berganti gigi
tetap

3-4 tahun

8 gigi seri susu sudah berganti gigi
tetap

4-5 tahun

Gigi seri tetap sudah mulai aus dan
tanggal

Lebih
tahun

dari

5

Dari hasil pemotoan yang kami lakukan pada gigi kambing dan
dapat dikaitakan dengan literatur menurut Frandson 1993, maka dapat

22

ditentukan bahwa kambing tersebut kira-kira berumur 8-9 bulan (