Ruang Lingkup Kajian Semantik Ilm al Dal
[email protected]
Ruang Lingkup Kajian Semantik
Kajian semantic tidak hanya menjangkau bidang dalam tataran linguistic,
tetapi juga mencakup bidang yang lebih luas di luar tataran linguistic. Namun
bahasan ini, hanya akan memfokuskan pada bidang linguistic.
Makna dapat dianalisis melalui struktur dalam pemahaman tataran bahasa,
baik dalam lingkup fonologi, morfologi maupun sintaksis. Dan bagaimana
sikap para linguis Arab pra Al-Zamakhsyari dalam menekuni kajian ini,
penulis akan menampilkan tokoh linguis Arab yang bisa mewakili tokohtokoh linguis lainnya. Tokoh yang dimaksud adalah Abu Al-Fath Utsman Ibn
Jinni (321-392 H). kajian makna baik dalam lingkup fonologi, morfologi,
maupun sintaksis yang dilakukan Ibn Jinni, dapat kita tangkap dalam buku AlKhashaish pada:
باب الداللة اللفظية والصناعة المعنوية
Adapun yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Makna dalam lingkup fonologi
Fonologi sebagai salah satu kajian linguistic adalah suatu ilmu yang
mengkaji fungsi bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu yang dapat
membedakan makna suatu kata dengan lainnya. Makna fonologis ini
bisa berbentuk fonem, stress (nabr), atau intonasi (tanghim).
Ada beberapa pendapat tentang apa itu fonem? Namun secara garis
besar dapat disimpulkan, fonem adalah:
أصغر وحدة صوتية يتميز بها معنى الكلمة
Unit bunyi terkecil yang dapat membedakan arti kata
Fonem-fonem itu memang tidak memiliki makna, namun ia dapat
membedakan makna suatu kata dengan lainnya. Dan untuk mengenai
apakah bunyi itu merupakan satuan bunyi atau fonem yang sama atau
bukan yang dapat membedakan makna kata, biasanya diadakan
kontras dua kata dengan minimal fair ()ثنائية صغري, umpamanya:
-
طابdikontraskan dengan تاب
-
ألمdikontraskan dengan علم
1
[email protected]
-
برdikontraskan dengan بر
Apa yang membedakan makna kata-kata yang dikontraskan di atas?
Jelas karena pada:
-
Kata طابada bunyi طاءdan pada kata تابada bunyi تاء
-
Kata ألمada bunyi همزةdan pada kata علمada bunyi عين
-
Kata برada bunyi فتحةdan pada kata برada bunyi كسرة
Melihat perbedaan makna kata-kata yang dikontraskan di atas, jadi
bunyi طاءadalh fonem sendiri yang berbeda dengan fonem تاء, bunyi
عينfonem sendiri yang berbeda dengan fonem همزة, begitu juga
bunyi fathah (a) adalah fonem sendiri yang berbeda dengan bunyi
kasrah (i). ketika kita mengucapkan ungkapan:
من حسنه – من كرمه – من بعضه
Jelas ada perbedaan pengucapan bunyi nun ( )نpada ketiga ungkapan
di atas, namun perbedaan pengucapan itu tidak merubah makna
ketiga منdi atas, karena ketiga ragam bunyi nun tadi masih dalam
lingkup satu satuan bunyi atau fonem. Perbedaan bunyi yang terjadi
hanya merupakan alophon.
Begitu juga ketika kita mengucapkan kata أخرجumpamanya, dengan
memberi tekanan pada suku kata pertama yaitu أخـ, sementara orang
lain memberi tekanan pada suku kata kedua yaitu ـرج, makna kata di
atas tidak berubah. Jadi tekanan bunyi pada kata atau stress (Inggris)
dan nabr (Arab), bukan merupakan fonem yang dapat membedakan
arti kata dalam bahasa Arab.
Berbeda dengan bahasa Inggris, stress adalah fonem yang dapat
membedakan arti, contoh kata ‘import (tekanan pada suku kata
pertama) dan im’port (tekanan pada suku kata kedua). Kata yang
pertama menunjukkan kata benda (noun), dan kata yang kedua
menunjukkan kata kerja (verb).
2
[email protected]
Namun demikian, stress (nabr) dalam bahasa Arab secara factual itu
ada dalam pemakaian bahasa sehari-hari, hanya tidak merupakan
fonem yang dapat membedakan arti kata. Dan akan lucu bila
seseorang berbicara dalam bahasa Arab, tetapi tidak memperhatikan
pengucapan stress di dalamnya.
Untuk mengetahui di mana letak stress pada suatu kata dalam bahasa
Arab, perlu diketahui dulu jenis syllable ( )مقطعatau suku kata dalam
bahasa Arab. Dan dengan mengetahui jenis suku kata dalam bahasa
Arab, kita akan dapat membedakan antara kata bahasa Arab dengan
kata yang bukan bahasa Arab. Ada lima jenis syllable atau maqtha’
dalam bahasa Arab fusha, yaitu:
a. CV
()ص ح
seperti
ب
b. CVV
()ص ح ح
seperti
تب
c. CVC
()ص ح ص
seperti
في
d. CVVC
()ص ح ح ص
seperti
عين
e. CVCC
()ص ح ص ص
seperti
بنت
(C=consonant; V=vocal; صحيح=ص/)حرف=ح ;حرف
Untuk membedakan letak nabr (stress) dalam suatu kata, para ahli
berbeda pendapat. Sebagai contoh, menurut Ibrahim Anis, letak nabr
(stress) dalam suatu kata bahasa Arab bisa dilihat dari jenis suku kata
atau syllable paling akhir dari kata itu. Bila suku kata terakhir itu
berupa jenis keempat atau kelima (cvvc atau cvcc), maka disitulah
letak nabrnya. Contoh kata نستعينdan مستقرnabr-nya pada suku
kata عينdan قر.
Apabila suku kata terakhir bukan dari jenis keempat atau kelima, lihat
suku kata sebelum akhir, apabila ia berupa jenis kedua atau ketiga (cvv
atau cvc), maka disitulah letak nabr-nya. Contoh kata يستحيلdan
استغفرletak nabr-nya terdapat pada suku kata حيdan تغ.
3
[email protected]
Apabila suku kata sebelum akhir bukan dari jenis kedua atau ketiga,
artinya jenis pertama (cv), maka perhatikan lagi suku kata
sebelumnya. Bila dari jenis pertama juga, maka letak nabr-nya ada
pada suku ketiga dari akhir, seperti kata جلسnabr-nya pada suku
kata جـ, dan kata اجتمع, nabr-nya pada suku kata تـ.
Sementara Brocklmann (linguis Jerman) berpendapat, nabr atau
stress dalam bahasa Arab, bisa diketahui dengan cara menelusuri jenis
syllable pada suatu kata dari belakang ke depan. Kapan kita menemui
suku kata atau syllable panjang yaitu jenis kedua, ketiga, keempat,
atau kelima dalam kata itu, maka disitulah nabr-nya. Dan bila tidak
ditemui syllable panjang pada kata tersebut, berarti nabr-nya ada pada
suku kata pertama dari depan kata itu. Contoh:
-
يقاتلnabr-nya pada suku kata قا
-
يجتمعnabr-nya pada suku kata يجـ
-
كتبnabr-nya pada suku kata كـ
Namun satu hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa nabr atau stress
itu ada dalam bahsa Arab, hanya saja nabr itu bukan merupakan
fonem yang dapat membedakan makna suatu kata dari lainnya.
Dan bagaimana kajian Ibn Jinni tentang makna fonologi, morfologi dan
sintaksis? Seperti disebutkan di atas, Ibn Jinni tidak menyebut kata
fonem, morfem, atau sintaksis, namun maksud dari ungkapannya aldilalah al-lafzhiyah wa al-shina’iyyah wa al-ma’nawiyah dalam
uraiannya sama seperti yang dimaksud para linguis kontemporer
dengan makna fonologi (fonem, stress dan intonasi), makna morfologi
dan makna sintaksis. Tentang fonem ia mengatakan:
أال ترى إلى قام وداللة لفظه على مصدره
Dari ungkapan di atas dapat dipahami bahwa kata قامdengan hurufhurufnya atau satuan-satuan bunyinya yaitu qaf, fathah thawilah
(mad), mim dan fathah, menunjukkan makna berdiri (al-qiyam). Dan
4
[email protected]
bila salah satu unsur satuan bunyinya diganti dengan satuan bunyi
yang lain, bunyi qaf umpamanya diganti dengan shad sehingga
menjadi صامjelas artinya akan berubah, karena ada fonem yang
berbeda pada kedua kata itu. Di tempat lain Ibn Jinni mengatakan:
وللدرجة مرقاة،ومن ذلك قولهم للسلم مرقاة
Di sini Ibn Jinni menjelaskan bahwa harakat (vocal) dapat
membedakan makna kata. Perbedaan makna dua kata di atas hanya
karena kata yang pertama huruf mim-nya dibaca kasrah (i), dan kata
yang kedua huruf mim-nya dibaca fathah (a).
Sedangkan masalah stress atau nabr Ibn Jinni tidak membahasnya
dengan pengertian bahwa nabr itu adalah tekanan salah satu syllable
dalam kata secara jelas. Namun dari bahasannya dapat disimpulkan
dengan adanya “memanjangkan sebagian harakat kata”, yang menurut
istilah beliau مطلل الحركة.
Selain itu, salah satu kajian bahasa kontemporer adalah intonasi atau
tanghim. Intonasi memang hanya dapat dalam bahasa lisan, dan dalam
bahasa tulis sulit diketahui tanpa mengetahui tujuan dari si penulis
melalui petunjuk-petunjuk yang terkandung dari kontek kalimat.
Contoh ungkapan: هو طالب في هذه الجامعة.
Kalimat tadi bisa berubah-ubah maknanya, tergantung bagaimana
mengucapkannya. Pertama, berbentuk uslub khabari (pola kalimat
berita), kalau diucapkan dengan suara datar, sehingga maknanya “ia
mahasiswa di universitas ini”. Kedua, berbentuk uslub ta’ajjubi atau
istihja’I (pola kalimat kekaguman atau penghinaan), bila diucapkan
dengan nada lebih tinggi dari pola kedua disertai perubahan raut
muka atau mimic, sehingga maknanya “ah, masa, ia mahasiswa di
Universitas ini?”.
Contoh lain dari intonasi (tanghim) ini adalah kalimat:
ما عند هللا خير لألبرار
5
[email protected]
Kalimat di atas akan mempunyai makna yang berbeda-beda, bila
diucapkan dengan intonasi yang berbeda-beda pula. Pertama, kata خير
diucapkan dengan nada tinggi, dan kata ماdiucapkan dengan nada
rendah, maka kalimat di atas berbentuk kalimat positif yang berarti
“segala sesuatu yang ada pada Allah itu baik bagi orang-orang yang
bajik”. Kedua, kata خيرdiucapkan dengan nada rendah, dan kata ما
diucapkan dengan nada tinggi, maka kalimat di atas menjadi kalimat
negatif yang berarti “tidak ada balasan baik dari Allah, untuk orangorang yang bajik”.
2. Makna dalam lingkup morfologi
Morfologi adalah bagian linguistic yang mempelajari morfem.
Morfologi mempelajari dan menganalisis struktur, bentuk dan
klasifikasi kata-kata. Dalam ilmu bahasa Arab, morfologi ini adalah
sharf, meskipun ada perbedaan sedikit antara keduanya. Secara
definitive morfologi adalah:
أصغر وحدة لغوية ذات معنى في لغة ما
“Unit bahasa terkecil yang memiliki makna”
Kalau kita perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
يضرب
:ضرب
-
ضارب
مضروب
Kita akan mendapatkan arti kata-kata di atas sebagai berikut:
Kata ضربsebagai kata dasar, menunjukkan peristiwa pemukulan yang
telah terjadi di masa lampau.
Kata يضربdi samping menunjukkan peristiwa pemukulan, ia
mengandung arti peristiwa yang sedang atau akan terjadi, serta
pelakunya orang ketiga tunggal dan lelaki (mudzakkar). Tambahan arti
waktu sedang atau akan dan pelakunya orang ketiga tunggal
mudzakkar, ditunjukkan oleh adanya tambahan ياء المضارعة.
Kata ضاربdi samping mempunyai makna dasar ضربia mempunyai
arti pelaku yang ditunjukkan oleh adanya tambahan alif yang diiringi
6
[email protected]
kasrah. Sedangkan kata يضربdi samping memiliki arti dasa ضرب,
mengandung arti obyek pelaku yang ditunjukkan oleh tambahan huruf
mim dan waw. Jadi, kalau kita amati kata-kata مضروب – ضارب – يضرب,
masing-masing terdiri atas dua unit bahasa yang mempunyai arti atau
morfem , yaitu morfem dasar disebut dengan morfem bebas (free
morpheme/morfem hurr) dan morfem tambahan yang disebut dengan
morfem terikat (bound morpheme/morfem muqayyad).
Morfem terikat terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Derivasional Morpheme (morfem isytiqaqi) yaitu morfem berupa
tambahan atau perubahan pada fi’il mujarrad.
اقتتل، قاتل، يقتل:
قتل
عالم، أعلم، تعلم:
علم
b. Inflecting Morpheme (morfem I’rabiy) yaitu morfem yang terkait
erat dengan masalah nahwu.
... كتب – كتبا – كتبوا:
الفعل
... سيارة – سيارتان – سيارات:
االسم
... عالم – عالمان – عالمون:
الصفة
Jadi, kalau kita ambil contoh kata يكتبانpaling tidak kata tersebut
terdiri atas tiga morfem yaitu:
a) Morfem hur
: كتب
b) Morfem Isytiqaqi
: tambahan ياء المضارعة
c) Morfem I’rabiy
: tambahan ان
3. Makna dalam lingkup sintaksis
Dalam kajian linguistic, sintaksis adalah juga merupakan gramatika,
sama dengan morfologi. Bedanya, kalau morfologi mengkaji hubungan
gramatikal di dalam kata itu sendiri, sementara sintaksis mempelajari
hubungan gramatikal di luar batas kata, yaitu dalam satuan yang kita
sebut kalimat.
Secara garis besar kalimat ( )جملةdalam bahasa Arab dibagi menjadi
dua, yaitu jumlah khabariyah dan insya’iyah, yang dari keduanya
terbagi lagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut:
7
[email protected]
a) Jumlah Khabariyah (kalimat berita) ada yang positif (itsbat),
negatif (nafy) dan penegasan (ta’kid).
b) Jumlah Insya’iyah (kalimat nonberita) ada yang berbentuk kalimat
permohonan ()طلبة, kalimat bersyarat ()شرطية, dan kalimat
ungkapan rasa ()افصاحية.
Bentuk-bentuk kalimat di atas dan makna yang terkandung di
dalamnya tentu diakibatkan oleh bentuk-bentuk kata yang dipasang
dalam kalimat tersebut, perubahan i'rab, atau intonasi yang diucapkan
si penutur kalimat. Namun tidak selamanya bahwa bentuk kata
(mabna sharfi), akan menunjukkan makna dari bentuk kata tersebut,
karena makna kalimat tidak hanya tergantung kepada bentuk kata
yang digunakan, namun harus dilihat juga dari kontek kalimat.
Umpamanya kalimat:
لم يحضر خالد في المحاضرة أمس
إذا قرأت هذا الكتاب وجدته سهال
Dua kalimat di atas, yang pertama menggunakan fi’il mudhari’ dan
yang kedua menggunakan fi’il madhi, namun masing-masing tidak
menunjukkan sesuai dengan fungsinya sebagaimana bentuk sharfinya.
Fi’il mudhari pada kalimat pertama menunjukkan masa lampau,
karena terdapat dalam kalimat negative (jumlah manfiyah), dan fi’il
madhi pada kalimat kedua menunjukkan masa yamg akan dating,
karena terdapat dalam kalimat bersyarat (jumlah syarthiyah).
Perubahan makna kalimat juga seperti disebutkan di atas adalah
karena perubahan I’rab. I’rab yaitu perubahan akhir kata, baik berupa
harakah atau berupa huruf, sesuai dengan jabatan kata dalam suatu
kalimat. I’rab berfungsi sebagai pembeda antara jabatan suatu kata
dengan yang lain, yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat
tersebut. Contoh:
ل أخي
ٌ هذا قات
ُ هذا قات- - ل أخي
8
[email protected]
Dua kalimat tersebut sangat berbeda sekali artinya, hanya karena
perbedaan bunyi akhir kata Qatil ()قاتل. Yang pertama dibaca tanwin
serta kata setelahnya menjadi maf’ul bih, dan yang kedua tidak dibaca
tanwin (diidhafahkan). Maka kalimat pertama berarti “orang ini akan
membunuh saudaraku”, sedangkan kalimat kedua artinya “orang ini
adalah pembunuh saudaraku”.
Perubahan dalam I’rab ini akan berdampak serius bila terjadi pada
ungkapan atau ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan akidah.
Contoh-contoh berikut bisa dijadikan bukti:
إن هللا بريء من المشركين ورسوله
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang
musyrik.
Bila kata ورسولهpada ayat di atas dibaca ورسولهdengan dibaca
majrur karena mengikuti kata sebelumnya ( )المشركينatau menjadi
ma’thuf, maka terjemahan ayat di atas akan menjadi “Sesungguhnya
Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasul-Nya”. Ini
kesalahan yang sangat fatal akibat I’rab.
Ibn Jinni menambahkan bahwa perlu dibedakan antara istilah fa’il
(subyek) dan maf’ul bih (obyek) dalam konteks nahwu dan makna
keduanya dalam konteks leksikal. Menurut ulama nahw فاعلmesti
dibaca rafa’ dan مفعول بهmesti dibaca nashab. Tetapi fa’il menurut
arti hakiki atau menurut arti leksikal tidak mesti dibaca rafa’ seperti
dalam contoh:
إن زيدا قام
عجبت من قيام زيد
Kata زيدpada kalimat pertama dibaca nashab sedangkan pada kalimat
kedua dibaca jar, padahal keduanya secara hakiki adalah subyek
9
[email protected]
. Begitu juga dengan maf’ul bih, menurut arti hakikiفاعل pelaku atau
atau arti leksikal, tidak mesti dibaca nashab seperti dalam contoh:
ضرب زيد
pada kalimat di atas dibaca rafa’, padahal secara hakiki, iaزيد Kata
sebagai objek penderita atau maf’ul bih.
Begitulah Ibn Jinni menguraikan makna dalam lingkup sintaksis atau
dalalah nahwiyah.
Beberapa Teori tentang Ruang Lingkup Kajian Semantik
Trierتراير ونظرية الحقول
يعود الفضل إىل األملاين تراير يف بلورة نظرية احلقول الداللية وإخراجها نظرية متكاملة .وقد قدمت
هذه النظرية عددا من املقوالت املهمة:
● املعجم مبين من جمموعات من املفاهيم الوثيقة الرتابط متثلها جمموعات من املفردات .وهذه
اجملموعات املفهومية تتدرج من األعم إىل األخص .ومعاين الكلمات داخل كل حقل حتدد وتُعني
بناء على ما يشاركها من مفردات أخرى يف احلقل.
مكون من عنصرين مها:
كل حقل داليل ّ
● ّ
األول :مفهومي (.)Conceptual Field
ـ َّ
ـ والثاين :معجمي ( )Lexical Fieldيغطي مساحة األول
حقول مفهومية
مفردات معجمية
حقول معجمية
قرابة
آنية
مالبس
أب
قدر
ثوب
جد
صحن
معطف
أخ
كأس
رداء
أخت
بادية
إزار
عم
طاسة
حذاء
خال
زير
عمامة
حقل معجمي
حقل معجمي
حقل معجمي
10
[email protected]
● واحلقل املفهومي خيتلف عن احلقل املعجمي؛ ألن األول رمبا يُغطى من عصر إىل آخر ومن لغة
خَت ختننة ”أقرباء الزوجة“ > حم
حم محاة ”أقرباء الزوج“ ن
إىل أخرى حبقلني معجميني خمتلفنيُ :
محاة:
اإلنجليزية
العربية
الحقل المفهومي
متكلم
مخاطب
غائب
مذكر
مؤنث
مذكر
مفرد مثنى جمع
أنا
أنت
مؤنث أنتِ
مذكر
الحقل المفهومي
متكلم
نحن
أنتما
أنتم
مخاطب
انتن
هو
هما
هم
مؤنث هي
هما
هن
غائب
الجنس
أقرباء الزوج
أقرباء الزوجة
مفرد مثنى جمع
مذكر
We
I
مؤنث
مذكر
YOU
مؤنث
مذكر
He
They
مؤنث She
أقرباءالزوجة
أقرباء الزوج
مذكر
حم
خ َتن
>
حم
مؤنث
حماة
ختنة
>
حماة
يتكون من جمموعة من املعاينِ أو الكلمات املتقاربة اليت تتميّز بوجود عناصر أو
●احلقل الداليل ّ
مالمح داللية مشرتكة ،وبذلك تكتسب الكلمة معناها يف عالقاهتا بالكلمات األخرى ،فال يفهم
معاين مفردات التقديرات :ممتاز ،جيد جدا ،جيد ،مقبول إال مبقارنتها ببعضها.
●كلما كثرت املفردات يف احلقل قلت مساحة كل منها ،وكلما قلت زادت مساحة معىن كل منها.
● كل لغة هلا نظام وعدد من املفردات لتغطية احلقول املفهمومية :قارن حقل الضمائر املنفصلة يف
العربية واإلجنليزية.
●إ ّن الكلمات داخل احلقل الواحد ليست ذات وضع متسا ٍو َّ
أهم مميزات احلقول َّأَّنا
ألن من ّ
ختصه ،مثّ تدخل حتت كل
تنقسم إىل أقسام أو تصنيفات ،وكل حقل منها حيتوي على اجملموعة اليت ّ
تتفرع عن الكبرية.
قسم من األقسام ،أقسام صغرى ّ
اهلامة
● هناك كلمات أساسية أو مفاهيم مركزية بالنسبة للحقول الداللية ،تتح ّكم يف التقابالت ّ
تزودنا بالبنية الداخلية هلذه احلقول كالفضاء والزمن والكم والعلّة.
داخل احلقل وأخرى هامشيةّ ،
11
[email protected]
● خيتلف حجم احلقول الداللية وحيّزها املكاين باختالف جماالت واهتمامات اإلنسان ،ويع ّد جمال
اجملردات ،ويف آخر املراتب ما
الكائنات واألشياء من أكرب اجملاالت ،ويليه جمال األحداث ،ويتبعه ّ
يتّصل ويرتبط بالعالقات.
● هناك ّاّتاهات متع ّددة حول افرتاض وجود أطر مشرتكة أساسية للتصورات واملفاهيم بني لغات
يصح أن تدعى تصنيفات ومفاهيم
البشر ،إذ تتقاسم اللغات مجيعها عدداً من
التصورات اليت ّ
ّ
بشري" ،وهو
و"حسي" و"معنوي" ،و"بشري" ،و"غري
"حي" ،و"غري حي"،
ّ
ّ
داللية عاملية مثل ّ
منهج مطبّق يف التحليل التكويين للمعىن.
مفردات األلوان األساسية في اللغات اإلنسانية
الناظر إىل ألوان الطيف اليت
خترج من منشور زجاجي أو
تلك اليت ترى يف قوس قزح ال
يالحظ نقاط فصل بني األوان
املختلفة ،بل يرى تدرجا متصال
من األلوان .ولكن اللغات
اإلنسانية هي اليت تقسم هذا
احلقل املفهومي كل حسب بيئته
وحاجته .وهناك ثالثة أسس
مهمة لتقسيم حقل األوان :هي
تدرج اللون( ،أمحر – برتقايل –
أصفر) درجة التشبع .ولكن
كل لغة تقسم أيضا كل حيز
متدرج من األلوان تقسيما
خمتلفا ،فبعضها متيزه بألفاظ
وبعضها ال متيزه .فمثال اإلجنليزية
متيز ألوانا بناء على اختالف
كمية الضوء ،مثل( pink – red :األمحر -الزهري) أو brown – orangeوتعتربها ألوانا
مستقلة ،ولكنها ال تعترب light greenو dark greenلونني مستقلني .ولكن الروس يفرقون
بني siniiو ( goluboiأزرق غامق وازرق فاتح) بينما اإلجنليز ال جيعلوَّنما خمتلفني.
هناك لغات ّتعل للون األخضر واألزرق كلمة واحدة كالروسية والصينية واليابانية ،بينما جند لغات
أخرى ّتعلهما لوننب خمتلفني ،كالعربية واإلجنليزية.
12
[email protected]
نظرية برلين و كاي Berlin & Kay
لقد درس براين وكاي األوان يف كثري من اللغات وقد وجدا أن هناك عددا حمدودا من األوان
األساسية وهذه األوان منظمة يف شكل هرمي متدرج .وقد أظهرت دراستهما أن اللغات ختتلف يف
عدد ما متيزه بألفاظ لغوية .وهي تبدأ متدرجة من لونني إىل سبعة على النحو التايل:
عدد
األلوان
2
أبيض أسود
3
أبيض أسود أحمر
4
أخضر
أبيض أسود أحمر
أزرق
5
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
6
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
أزرق
7
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
أزرق
بني
وهذا اجلدول ميكن أن يقرأ على أن اللغة إذا كان هبا لفظان فقط لأللوان فسيكونان األبيض
واألسود ،وإن كان هبا ثالثة فسيكونان األبيض واألسود واألمحر وهكذا.
ومن اللغات اليت وجد هبا لونان فقط هي لغة منطقة Jaléبغيانا اجلديدة اليت هبا كلمتان فقط
لأللوان:
” holoأبيض“
” singأسود“.
ومن اللغات اليت وجد هبا ثالث كلمات لأللوان إحدى لغات البانتو بإفريقيا:
” iiأسود“
” pupuأبيض“
” nyianأمحر“
13
[email protected]
معاجم الحقول الداللية
إن علم املعرفة وتصنيف املعارف وكذلك نظرية احلقول الداللية نبهت الفالسفة وعلماء اللغة إىل
وضع معاجم مرتبة حسب املعاين واملفاهيم الداللية.
معاجم المعاني والحقول الداللية في الغرب
معجم Rogetروجيه ملفردات اللغة اإلجنليزية :يرى وجيه أن املعجم جيب ينظم وفقا لتنظيم
املفردات العقل البشري الذي ال يصنفها حبسب ترتيبها األلفبائي وإمنا حبسب ترتيبها املفهومي
والتصوري .وكان معجم بروجيه وليد تأثري فكرتني:
( )1بنظرية املعرفة يف القرن السابع عشر :تركيب لغة مثالية لتنظيم املعارف
( )2حبث Wilkinsويلكينز الذي قسم فيه املعارف البشرية إىل:
عالقات ّتريدية. أفعال. تصورات منطقية. أنواع األشياء احلية وغري احلية. العالقات املادية بني أفراد الكائن احلي يف األسرة واجملتمع.معجم Hallingو Wartburgهالينغ & وارتبورغ الذي أقيم على تصنيف داليل وصف
صنفت مادته يف ثالثة مفاهيم رئيسة:
بالعاملية ،وقد ُ
(أ) العامل (ب) اإلنسان (ج) اإلنسان والعامل .وكل واحد من هذه يغطي عددا من احلقول
املفهومية ،لينتهي إىل تصنيف املفردات إىل احلقول الداللية العشرة التالية:
1
السماء
6
النفسِوالعقل
2
األرض
7
اإلنسانِاالجتماعي
3
النبات
8
التنظيماتِاالجتماعية
4
الحيوان
9
المنطق
5
اإلنسانِالحي
10
العلمِوالتقنية
معاجم الموضوعات (الحقول الداللية) عند العرب
لقد سبق العرب الغربيني إىل فكرة ترتيب املفردات اللغوية يف شكل حقول معجمية .بل إن بداية
مجع املادة اللغوية كان يف صورة رسائل كل منها ترصد مفردات حقل معني .ومن هذه الرسائل
اللغوية:
14
[email protected]
كتاب اإلبل ،كتاب اخليل ،كتاب خلق اإلنسان ،كتاب احلشرات ،كتاب النبات ،كتاب األنواء.
وقبيل تبلور تأليف املعاجم العربية يف شكل معاجم مرتبة صوتيا أو ألفبائيا وبعده كذلك ظهر عدد
نجد لكراع ،مبادئ اللغة
من املعاجم املرتبة حسب املعاين :كالغريب املصنف أليب عبيد ،املُ ّ
لإلسكايف ،فقه اللغة للثعاليب ،بداية املتلفظ وَّناية املتحفظ البن األجدايب .املخصص البن سيده،
واإلفصاح يف فقه اللغة.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tawwab, Ramadhan Abd. Al-Madkhal ila Ilm al-Lughah wa Manahij alBahts al-Lughawiy. Kairo: Maktabah al-Khanji, 1982. Cet. I.
Hilmi Khalil. Al-Ta’rif bi ‘Ilm al-Lughah. Kairo: Al-Hai’ah al-Mishriyah al‘Ammah, 1979.
HS, Moh. Matsna. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari. Jakarta: Anglo Media,
2006.
Pei, Mario. Usus Ilm al-Lughah. Kairo: ‘Alam al-Kutub, 1983. Cet. III.
15
Ruang Lingkup Kajian Semantik
Kajian semantic tidak hanya menjangkau bidang dalam tataran linguistic,
tetapi juga mencakup bidang yang lebih luas di luar tataran linguistic. Namun
bahasan ini, hanya akan memfokuskan pada bidang linguistic.
Makna dapat dianalisis melalui struktur dalam pemahaman tataran bahasa,
baik dalam lingkup fonologi, morfologi maupun sintaksis. Dan bagaimana
sikap para linguis Arab pra Al-Zamakhsyari dalam menekuni kajian ini,
penulis akan menampilkan tokoh linguis Arab yang bisa mewakili tokohtokoh linguis lainnya. Tokoh yang dimaksud adalah Abu Al-Fath Utsman Ibn
Jinni (321-392 H). kajian makna baik dalam lingkup fonologi, morfologi,
maupun sintaksis yang dilakukan Ibn Jinni, dapat kita tangkap dalam buku AlKhashaish pada:
باب الداللة اللفظية والصناعة المعنوية
Adapun yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Makna dalam lingkup fonologi
Fonologi sebagai salah satu kajian linguistic adalah suatu ilmu yang
mengkaji fungsi bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu yang dapat
membedakan makna suatu kata dengan lainnya. Makna fonologis ini
bisa berbentuk fonem, stress (nabr), atau intonasi (tanghim).
Ada beberapa pendapat tentang apa itu fonem? Namun secara garis
besar dapat disimpulkan, fonem adalah:
أصغر وحدة صوتية يتميز بها معنى الكلمة
Unit bunyi terkecil yang dapat membedakan arti kata
Fonem-fonem itu memang tidak memiliki makna, namun ia dapat
membedakan makna suatu kata dengan lainnya. Dan untuk mengenai
apakah bunyi itu merupakan satuan bunyi atau fonem yang sama atau
bukan yang dapat membedakan makna kata, biasanya diadakan
kontras dua kata dengan minimal fair ()ثنائية صغري, umpamanya:
-
طابdikontraskan dengan تاب
-
ألمdikontraskan dengan علم
1
[email protected]
-
برdikontraskan dengan بر
Apa yang membedakan makna kata-kata yang dikontraskan di atas?
Jelas karena pada:
-
Kata طابada bunyi طاءdan pada kata تابada bunyi تاء
-
Kata ألمada bunyi همزةdan pada kata علمada bunyi عين
-
Kata برada bunyi فتحةdan pada kata برada bunyi كسرة
Melihat perbedaan makna kata-kata yang dikontraskan di atas, jadi
bunyi طاءadalh fonem sendiri yang berbeda dengan fonem تاء, bunyi
عينfonem sendiri yang berbeda dengan fonem همزة, begitu juga
bunyi fathah (a) adalah fonem sendiri yang berbeda dengan bunyi
kasrah (i). ketika kita mengucapkan ungkapan:
من حسنه – من كرمه – من بعضه
Jelas ada perbedaan pengucapan bunyi nun ( )نpada ketiga ungkapan
di atas, namun perbedaan pengucapan itu tidak merubah makna
ketiga منdi atas, karena ketiga ragam bunyi nun tadi masih dalam
lingkup satu satuan bunyi atau fonem. Perbedaan bunyi yang terjadi
hanya merupakan alophon.
Begitu juga ketika kita mengucapkan kata أخرجumpamanya, dengan
memberi tekanan pada suku kata pertama yaitu أخـ, sementara orang
lain memberi tekanan pada suku kata kedua yaitu ـرج, makna kata di
atas tidak berubah. Jadi tekanan bunyi pada kata atau stress (Inggris)
dan nabr (Arab), bukan merupakan fonem yang dapat membedakan
arti kata dalam bahasa Arab.
Berbeda dengan bahasa Inggris, stress adalah fonem yang dapat
membedakan arti, contoh kata ‘import (tekanan pada suku kata
pertama) dan im’port (tekanan pada suku kata kedua). Kata yang
pertama menunjukkan kata benda (noun), dan kata yang kedua
menunjukkan kata kerja (verb).
2
[email protected]
Namun demikian, stress (nabr) dalam bahasa Arab secara factual itu
ada dalam pemakaian bahasa sehari-hari, hanya tidak merupakan
fonem yang dapat membedakan arti kata. Dan akan lucu bila
seseorang berbicara dalam bahasa Arab, tetapi tidak memperhatikan
pengucapan stress di dalamnya.
Untuk mengetahui di mana letak stress pada suatu kata dalam bahasa
Arab, perlu diketahui dulu jenis syllable ( )مقطعatau suku kata dalam
bahasa Arab. Dan dengan mengetahui jenis suku kata dalam bahasa
Arab, kita akan dapat membedakan antara kata bahasa Arab dengan
kata yang bukan bahasa Arab. Ada lima jenis syllable atau maqtha’
dalam bahasa Arab fusha, yaitu:
a. CV
()ص ح
seperti
ب
b. CVV
()ص ح ح
seperti
تب
c. CVC
()ص ح ص
seperti
في
d. CVVC
()ص ح ح ص
seperti
عين
e. CVCC
()ص ح ص ص
seperti
بنت
(C=consonant; V=vocal; صحيح=ص/)حرف=ح ;حرف
Untuk membedakan letak nabr (stress) dalam suatu kata, para ahli
berbeda pendapat. Sebagai contoh, menurut Ibrahim Anis, letak nabr
(stress) dalam suatu kata bahasa Arab bisa dilihat dari jenis suku kata
atau syllable paling akhir dari kata itu. Bila suku kata terakhir itu
berupa jenis keempat atau kelima (cvvc atau cvcc), maka disitulah
letak nabrnya. Contoh kata نستعينdan مستقرnabr-nya pada suku
kata عينdan قر.
Apabila suku kata terakhir bukan dari jenis keempat atau kelima, lihat
suku kata sebelum akhir, apabila ia berupa jenis kedua atau ketiga (cvv
atau cvc), maka disitulah letak nabr-nya. Contoh kata يستحيلdan
استغفرletak nabr-nya terdapat pada suku kata حيdan تغ.
3
[email protected]
Apabila suku kata sebelum akhir bukan dari jenis kedua atau ketiga,
artinya jenis pertama (cv), maka perhatikan lagi suku kata
sebelumnya. Bila dari jenis pertama juga, maka letak nabr-nya ada
pada suku ketiga dari akhir, seperti kata جلسnabr-nya pada suku
kata جـ, dan kata اجتمع, nabr-nya pada suku kata تـ.
Sementara Brocklmann (linguis Jerman) berpendapat, nabr atau
stress dalam bahasa Arab, bisa diketahui dengan cara menelusuri jenis
syllable pada suatu kata dari belakang ke depan. Kapan kita menemui
suku kata atau syllable panjang yaitu jenis kedua, ketiga, keempat,
atau kelima dalam kata itu, maka disitulah nabr-nya. Dan bila tidak
ditemui syllable panjang pada kata tersebut, berarti nabr-nya ada pada
suku kata pertama dari depan kata itu. Contoh:
-
يقاتلnabr-nya pada suku kata قا
-
يجتمعnabr-nya pada suku kata يجـ
-
كتبnabr-nya pada suku kata كـ
Namun satu hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa nabr atau stress
itu ada dalam bahsa Arab, hanya saja nabr itu bukan merupakan
fonem yang dapat membedakan makna suatu kata dari lainnya.
Dan bagaimana kajian Ibn Jinni tentang makna fonologi, morfologi dan
sintaksis? Seperti disebutkan di atas, Ibn Jinni tidak menyebut kata
fonem, morfem, atau sintaksis, namun maksud dari ungkapannya aldilalah al-lafzhiyah wa al-shina’iyyah wa al-ma’nawiyah dalam
uraiannya sama seperti yang dimaksud para linguis kontemporer
dengan makna fonologi (fonem, stress dan intonasi), makna morfologi
dan makna sintaksis. Tentang fonem ia mengatakan:
أال ترى إلى قام وداللة لفظه على مصدره
Dari ungkapan di atas dapat dipahami bahwa kata قامdengan hurufhurufnya atau satuan-satuan bunyinya yaitu qaf, fathah thawilah
(mad), mim dan fathah, menunjukkan makna berdiri (al-qiyam). Dan
4
[email protected]
bila salah satu unsur satuan bunyinya diganti dengan satuan bunyi
yang lain, bunyi qaf umpamanya diganti dengan shad sehingga
menjadi صامjelas artinya akan berubah, karena ada fonem yang
berbeda pada kedua kata itu. Di tempat lain Ibn Jinni mengatakan:
وللدرجة مرقاة،ومن ذلك قولهم للسلم مرقاة
Di sini Ibn Jinni menjelaskan bahwa harakat (vocal) dapat
membedakan makna kata. Perbedaan makna dua kata di atas hanya
karena kata yang pertama huruf mim-nya dibaca kasrah (i), dan kata
yang kedua huruf mim-nya dibaca fathah (a).
Sedangkan masalah stress atau nabr Ibn Jinni tidak membahasnya
dengan pengertian bahwa nabr itu adalah tekanan salah satu syllable
dalam kata secara jelas. Namun dari bahasannya dapat disimpulkan
dengan adanya “memanjangkan sebagian harakat kata”, yang menurut
istilah beliau مطلل الحركة.
Selain itu, salah satu kajian bahasa kontemporer adalah intonasi atau
tanghim. Intonasi memang hanya dapat dalam bahasa lisan, dan dalam
bahasa tulis sulit diketahui tanpa mengetahui tujuan dari si penulis
melalui petunjuk-petunjuk yang terkandung dari kontek kalimat.
Contoh ungkapan: هو طالب في هذه الجامعة.
Kalimat tadi bisa berubah-ubah maknanya, tergantung bagaimana
mengucapkannya. Pertama, berbentuk uslub khabari (pola kalimat
berita), kalau diucapkan dengan suara datar, sehingga maknanya “ia
mahasiswa di universitas ini”. Kedua, berbentuk uslub ta’ajjubi atau
istihja’I (pola kalimat kekaguman atau penghinaan), bila diucapkan
dengan nada lebih tinggi dari pola kedua disertai perubahan raut
muka atau mimic, sehingga maknanya “ah, masa, ia mahasiswa di
Universitas ini?”.
Contoh lain dari intonasi (tanghim) ini adalah kalimat:
ما عند هللا خير لألبرار
5
[email protected]
Kalimat di atas akan mempunyai makna yang berbeda-beda, bila
diucapkan dengan intonasi yang berbeda-beda pula. Pertama, kata خير
diucapkan dengan nada tinggi, dan kata ماdiucapkan dengan nada
rendah, maka kalimat di atas berbentuk kalimat positif yang berarti
“segala sesuatu yang ada pada Allah itu baik bagi orang-orang yang
bajik”. Kedua, kata خيرdiucapkan dengan nada rendah, dan kata ما
diucapkan dengan nada tinggi, maka kalimat di atas menjadi kalimat
negatif yang berarti “tidak ada balasan baik dari Allah, untuk orangorang yang bajik”.
2. Makna dalam lingkup morfologi
Morfologi adalah bagian linguistic yang mempelajari morfem.
Morfologi mempelajari dan menganalisis struktur, bentuk dan
klasifikasi kata-kata. Dalam ilmu bahasa Arab, morfologi ini adalah
sharf, meskipun ada perbedaan sedikit antara keduanya. Secara
definitive morfologi adalah:
أصغر وحدة لغوية ذات معنى في لغة ما
“Unit bahasa terkecil yang memiliki makna”
Kalau kita perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
يضرب
:ضرب
-
ضارب
مضروب
Kita akan mendapatkan arti kata-kata di atas sebagai berikut:
Kata ضربsebagai kata dasar, menunjukkan peristiwa pemukulan yang
telah terjadi di masa lampau.
Kata يضربdi samping menunjukkan peristiwa pemukulan, ia
mengandung arti peristiwa yang sedang atau akan terjadi, serta
pelakunya orang ketiga tunggal dan lelaki (mudzakkar). Tambahan arti
waktu sedang atau akan dan pelakunya orang ketiga tunggal
mudzakkar, ditunjukkan oleh adanya tambahan ياء المضارعة.
Kata ضاربdi samping mempunyai makna dasar ضربia mempunyai
arti pelaku yang ditunjukkan oleh adanya tambahan alif yang diiringi
6
[email protected]
kasrah. Sedangkan kata يضربdi samping memiliki arti dasa ضرب,
mengandung arti obyek pelaku yang ditunjukkan oleh tambahan huruf
mim dan waw. Jadi, kalau kita amati kata-kata مضروب – ضارب – يضرب,
masing-masing terdiri atas dua unit bahasa yang mempunyai arti atau
morfem , yaitu morfem dasar disebut dengan morfem bebas (free
morpheme/morfem hurr) dan morfem tambahan yang disebut dengan
morfem terikat (bound morpheme/morfem muqayyad).
Morfem terikat terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Derivasional Morpheme (morfem isytiqaqi) yaitu morfem berupa
tambahan atau perubahan pada fi’il mujarrad.
اقتتل، قاتل، يقتل:
قتل
عالم، أعلم، تعلم:
علم
b. Inflecting Morpheme (morfem I’rabiy) yaitu morfem yang terkait
erat dengan masalah nahwu.
... كتب – كتبا – كتبوا:
الفعل
... سيارة – سيارتان – سيارات:
االسم
... عالم – عالمان – عالمون:
الصفة
Jadi, kalau kita ambil contoh kata يكتبانpaling tidak kata tersebut
terdiri atas tiga morfem yaitu:
a) Morfem hur
: كتب
b) Morfem Isytiqaqi
: tambahan ياء المضارعة
c) Morfem I’rabiy
: tambahan ان
3. Makna dalam lingkup sintaksis
Dalam kajian linguistic, sintaksis adalah juga merupakan gramatika,
sama dengan morfologi. Bedanya, kalau morfologi mengkaji hubungan
gramatikal di dalam kata itu sendiri, sementara sintaksis mempelajari
hubungan gramatikal di luar batas kata, yaitu dalam satuan yang kita
sebut kalimat.
Secara garis besar kalimat ( )جملةdalam bahasa Arab dibagi menjadi
dua, yaitu jumlah khabariyah dan insya’iyah, yang dari keduanya
terbagi lagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut:
7
[email protected]
a) Jumlah Khabariyah (kalimat berita) ada yang positif (itsbat),
negatif (nafy) dan penegasan (ta’kid).
b) Jumlah Insya’iyah (kalimat nonberita) ada yang berbentuk kalimat
permohonan ()طلبة, kalimat bersyarat ()شرطية, dan kalimat
ungkapan rasa ()افصاحية.
Bentuk-bentuk kalimat di atas dan makna yang terkandung di
dalamnya tentu diakibatkan oleh bentuk-bentuk kata yang dipasang
dalam kalimat tersebut, perubahan i'rab, atau intonasi yang diucapkan
si penutur kalimat. Namun tidak selamanya bahwa bentuk kata
(mabna sharfi), akan menunjukkan makna dari bentuk kata tersebut,
karena makna kalimat tidak hanya tergantung kepada bentuk kata
yang digunakan, namun harus dilihat juga dari kontek kalimat.
Umpamanya kalimat:
لم يحضر خالد في المحاضرة أمس
إذا قرأت هذا الكتاب وجدته سهال
Dua kalimat di atas, yang pertama menggunakan fi’il mudhari’ dan
yang kedua menggunakan fi’il madhi, namun masing-masing tidak
menunjukkan sesuai dengan fungsinya sebagaimana bentuk sharfinya.
Fi’il mudhari pada kalimat pertama menunjukkan masa lampau,
karena terdapat dalam kalimat negative (jumlah manfiyah), dan fi’il
madhi pada kalimat kedua menunjukkan masa yamg akan dating,
karena terdapat dalam kalimat bersyarat (jumlah syarthiyah).
Perubahan makna kalimat juga seperti disebutkan di atas adalah
karena perubahan I’rab. I’rab yaitu perubahan akhir kata, baik berupa
harakah atau berupa huruf, sesuai dengan jabatan kata dalam suatu
kalimat. I’rab berfungsi sebagai pembeda antara jabatan suatu kata
dengan yang lain, yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat
tersebut. Contoh:
ل أخي
ٌ هذا قات
ُ هذا قات- - ل أخي
8
[email protected]
Dua kalimat tersebut sangat berbeda sekali artinya, hanya karena
perbedaan bunyi akhir kata Qatil ()قاتل. Yang pertama dibaca tanwin
serta kata setelahnya menjadi maf’ul bih, dan yang kedua tidak dibaca
tanwin (diidhafahkan). Maka kalimat pertama berarti “orang ini akan
membunuh saudaraku”, sedangkan kalimat kedua artinya “orang ini
adalah pembunuh saudaraku”.
Perubahan dalam I’rab ini akan berdampak serius bila terjadi pada
ungkapan atau ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan akidah.
Contoh-contoh berikut bisa dijadikan bukti:
إن هللا بريء من المشركين ورسوله
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang
musyrik.
Bila kata ورسولهpada ayat di atas dibaca ورسولهdengan dibaca
majrur karena mengikuti kata sebelumnya ( )المشركينatau menjadi
ma’thuf, maka terjemahan ayat di atas akan menjadi “Sesungguhnya
Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasul-Nya”. Ini
kesalahan yang sangat fatal akibat I’rab.
Ibn Jinni menambahkan bahwa perlu dibedakan antara istilah fa’il
(subyek) dan maf’ul bih (obyek) dalam konteks nahwu dan makna
keduanya dalam konteks leksikal. Menurut ulama nahw فاعلmesti
dibaca rafa’ dan مفعول بهmesti dibaca nashab. Tetapi fa’il menurut
arti hakiki atau menurut arti leksikal tidak mesti dibaca rafa’ seperti
dalam contoh:
إن زيدا قام
عجبت من قيام زيد
Kata زيدpada kalimat pertama dibaca nashab sedangkan pada kalimat
kedua dibaca jar, padahal keduanya secara hakiki adalah subyek
9
[email protected]
. Begitu juga dengan maf’ul bih, menurut arti hakikiفاعل pelaku atau
atau arti leksikal, tidak mesti dibaca nashab seperti dalam contoh:
ضرب زيد
pada kalimat di atas dibaca rafa’, padahal secara hakiki, iaزيد Kata
sebagai objek penderita atau maf’ul bih.
Begitulah Ibn Jinni menguraikan makna dalam lingkup sintaksis atau
dalalah nahwiyah.
Beberapa Teori tentang Ruang Lingkup Kajian Semantik
Trierتراير ونظرية الحقول
يعود الفضل إىل األملاين تراير يف بلورة نظرية احلقول الداللية وإخراجها نظرية متكاملة .وقد قدمت
هذه النظرية عددا من املقوالت املهمة:
● املعجم مبين من جمموعات من املفاهيم الوثيقة الرتابط متثلها جمموعات من املفردات .وهذه
اجملموعات املفهومية تتدرج من األعم إىل األخص .ومعاين الكلمات داخل كل حقل حتدد وتُعني
بناء على ما يشاركها من مفردات أخرى يف احلقل.
مكون من عنصرين مها:
كل حقل داليل ّ
● ّ
األول :مفهومي (.)Conceptual Field
ـ َّ
ـ والثاين :معجمي ( )Lexical Fieldيغطي مساحة األول
حقول مفهومية
مفردات معجمية
حقول معجمية
قرابة
آنية
مالبس
أب
قدر
ثوب
جد
صحن
معطف
أخ
كأس
رداء
أخت
بادية
إزار
عم
طاسة
حذاء
خال
زير
عمامة
حقل معجمي
حقل معجمي
حقل معجمي
10
[email protected]
● واحلقل املفهومي خيتلف عن احلقل املعجمي؛ ألن األول رمبا يُغطى من عصر إىل آخر ومن لغة
خَت ختننة ”أقرباء الزوجة“ > حم
حم محاة ”أقرباء الزوج“ ن
إىل أخرى حبقلني معجميني خمتلفنيُ :
محاة:
اإلنجليزية
العربية
الحقل المفهومي
متكلم
مخاطب
غائب
مذكر
مؤنث
مذكر
مفرد مثنى جمع
أنا
أنت
مؤنث أنتِ
مذكر
الحقل المفهومي
متكلم
نحن
أنتما
أنتم
مخاطب
انتن
هو
هما
هم
مؤنث هي
هما
هن
غائب
الجنس
أقرباء الزوج
أقرباء الزوجة
مفرد مثنى جمع
مذكر
We
I
مؤنث
مذكر
YOU
مؤنث
مذكر
He
They
مؤنث She
أقرباءالزوجة
أقرباء الزوج
مذكر
حم
خ َتن
>
حم
مؤنث
حماة
ختنة
>
حماة
يتكون من جمموعة من املعاينِ أو الكلمات املتقاربة اليت تتميّز بوجود عناصر أو
●احلقل الداليل ّ
مالمح داللية مشرتكة ،وبذلك تكتسب الكلمة معناها يف عالقاهتا بالكلمات األخرى ،فال يفهم
معاين مفردات التقديرات :ممتاز ،جيد جدا ،جيد ،مقبول إال مبقارنتها ببعضها.
●كلما كثرت املفردات يف احلقل قلت مساحة كل منها ،وكلما قلت زادت مساحة معىن كل منها.
● كل لغة هلا نظام وعدد من املفردات لتغطية احلقول املفهمومية :قارن حقل الضمائر املنفصلة يف
العربية واإلجنليزية.
●إ ّن الكلمات داخل احلقل الواحد ليست ذات وضع متسا ٍو َّ
أهم مميزات احلقول َّأَّنا
ألن من ّ
ختصه ،مثّ تدخل حتت كل
تنقسم إىل أقسام أو تصنيفات ،وكل حقل منها حيتوي على اجملموعة اليت ّ
تتفرع عن الكبرية.
قسم من األقسام ،أقسام صغرى ّ
اهلامة
● هناك كلمات أساسية أو مفاهيم مركزية بالنسبة للحقول الداللية ،تتح ّكم يف التقابالت ّ
تزودنا بالبنية الداخلية هلذه احلقول كالفضاء والزمن والكم والعلّة.
داخل احلقل وأخرى هامشيةّ ،
11
[email protected]
● خيتلف حجم احلقول الداللية وحيّزها املكاين باختالف جماالت واهتمامات اإلنسان ،ويع ّد جمال
اجملردات ،ويف آخر املراتب ما
الكائنات واألشياء من أكرب اجملاالت ،ويليه جمال األحداث ،ويتبعه ّ
يتّصل ويرتبط بالعالقات.
● هناك ّاّتاهات متع ّددة حول افرتاض وجود أطر مشرتكة أساسية للتصورات واملفاهيم بني لغات
يصح أن تدعى تصنيفات ومفاهيم
البشر ،إذ تتقاسم اللغات مجيعها عدداً من
التصورات اليت ّ
ّ
بشري" ،وهو
و"حسي" و"معنوي" ،و"بشري" ،و"غري
"حي" ،و"غري حي"،
ّ
ّ
داللية عاملية مثل ّ
منهج مطبّق يف التحليل التكويين للمعىن.
مفردات األلوان األساسية في اللغات اإلنسانية
الناظر إىل ألوان الطيف اليت
خترج من منشور زجاجي أو
تلك اليت ترى يف قوس قزح ال
يالحظ نقاط فصل بني األوان
املختلفة ،بل يرى تدرجا متصال
من األلوان .ولكن اللغات
اإلنسانية هي اليت تقسم هذا
احلقل املفهومي كل حسب بيئته
وحاجته .وهناك ثالثة أسس
مهمة لتقسيم حقل األوان :هي
تدرج اللون( ،أمحر – برتقايل –
أصفر) درجة التشبع .ولكن
كل لغة تقسم أيضا كل حيز
متدرج من األلوان تقسيما
خمتلفا ،فبعضها متيزه بألفاظ
وبعضها ال متيزه .فمثال اإلجنليزية
متيز ألوانا بناء على اختالف
كمية الضوء ،مثل( pink – red :األمحر -الزهري) أو brown – orangeوتعتربها ألوانا
مستقلة ،ولكنها ال تعترب light greenو dark greenلونني مستقلني .ولكن الروس يفرقون
بني siniiو ( goluboiأزرق غامق وازرق فاتح) بينما اإلجنليز ال جيعلوَّنما خمتلفني.
هناك لغات ّتعل للون األخضر واألزرق كلمة واحدة كالروسية والصينية واليابانية ،بينما جند لغات
أخرى ّتعلهما لوننب خمتلفني ،كالعربية واإلجنليزية.
12
[email protected]
نظرية برلين و كاي Berlin & Kay
لقد درس براين وكاي األوان يف كثري من اللغات وقد وجدا أن هناك عددا حمدودا من األوان
األساسية وهذه األوان منظمة يف شكل هرمي متدرج .وقد أظهرت دراستهما أن اللغات ختتلف يف
عدد ما متيزه بألفاظ لغوية .وهي تبدأ متدرجة من لونني إىل سبعة على النحو التايل:
عدد
األلوان
2
أبيض أسود
3
أبيض أسود أحمر
4
أخضر
أبيض أسود أحمر
أزرق
5
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
6
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
أزرق
7
أبيض أسود أحمر أخضر أصفر
أزرق
بني
وهذا اجلدول ميكن أن يقرأ على أن اللغة إذا كان هبا لفظان فقط لأللوان فسيكونان األبيض
واألسود ،وإن كان هبا ثالثة فسيكونان األبيض واألسود واألمحر وهكذا.
ومن اللغات اليت وجد هبا لونان فقط هي لغة منطقة Jaléبغيانا اجلديدة اليت هبا كلمتان فقط
لأللوان:
” holoأبيض“
” singأسود“.
ومن اللغات اليت وجد هبا ثالث كلمات لأللوان إحدى لغات البانتو بإفريقيا:
” iiأسود“
” pupuأبيض“
” nyianأمحر“
13
[email protected]
معاجم الحقول الداللية
إن علم املعرفة وتصنيف املعارف وكذلك نظرية احلقول الداللية نبهت الفالسفة وعلماء اللغة إىل
وضع معاجم مرتبة حسب املعاين واملفاهيم الداللية.
معاجم المعاني والحقول الداللية في الغرب
معجم Rogetروجيه ملفردات اللغة اإلجنليزية :يرى وجيه أن املعجم جيب ينظم وفقا لتنظيم
املفردات العقل البشري الذي ال يصنفها حبسب ترتيبها األلفبائي وإمنا حبسب ترتيبها املفهومي
والتصوري .وكان معجم بروجيه وليد تأثري فكرتني:
( )1بنظرية املعرفة يف القرن السابع عشر :تركيب لغة مثالية لتنظيم املعارف
( )2حبث Wilkinsويلكينز الذي قسم فيه املعارف البشرية إىل:
عالقات ّتريدية. أفعال. تصورات منطقية. أنواع األشياء احلية وغري احلية. العالقات املادية بني أفراد الكائن احلي يف األسرة واجملتمع.معجم Hallingو Wartburgهالينغ & وارتبورغ الذي أقيم على تصنيف داليل وصف
صنفت مادته يف ثالثة مفاهيم رئيسة:
بالعاملية ،وقد ُ
(أ) العامل (ب) اإلنسان (ج) اإلنسان والعامل .وكل واحد من هذه يغطي عددا من احلقول
املفهومية ،لينتهي إىل تصنيف املفردات إىل احلقول الداللية العشرة التالية:
1
السماء
6
النفسِوالعقل
2
األرض
7
اإلنسانِاالجتماعي
3
النبات
8
التنظيماتِاالجتماعية
4
الحيوان
9
المنطق
5
اإلنسانِالحي
10
العلمِوالتقنية
معاجم الموضوعات (الحقول الداللية) عند العرب
لقد سبق العرب الغربيني إىل فكرة ترتيب املفردات اللغوية يف شكل حقول معجمية .بل إن بداية
مجع املادة اللغوية كان يف صورة رسائل كل منها ترصد مفردات حقل معني .ومن هذه الرسائل
اللغوية:
14
[email protected]
كتاب اإلبل ،كتاب اخليل ،كتاب خلق اإلنسان ،كتاب احلشرات ،كتاب النبات ،كتاب األنواء.
وقبيل تبلور تأليف املعاجم العربية يف شكل معاجم مرتبة صوتيا أو ألفبائيا وبعده كذلك ظهر عدد
نجد لكراع ،مبادئ اللغة
من املعاجم املرتبة حسب املعاين :كالغريب املصنف أليب عبيد ،املُ ّ
لإلسكايف ،فقه اللغة للثعاليب ،بداية املتلفظ وَّناية املتحفظ البن األجدايب .املخصص البن سيده،
واإلفصاح يف فقه اللغة.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tawwab, Ramadhan Abd. Al-Madkhal ila Ilm al-Lughah wa Manahij alBahts al-Lughawiy. Kairo: Maktabah al-Khanji, 1982. Cet. I.
Hilmi Khalil. Al-Ta’rif bi ‘Ilm al-Lughah. Kairo: Al-Hai’ah al-Mishriyah al‘Ammah, 1979.
HS, Moh. Matsna. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari. Jakarta: Anglo Media,
2006.
Pei, Mario. Usus Ilm al-Lughah. Kairo: ‘Alam al-Kutub, 1983. Cet. III.
15