Makalah Jamul Quran pada Masa Abu Bakar.

JAM’UL QUR’AN PADA MASA
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Qur‟an dengan
Dosen Pengampu: Siti Robiah Adawiyyah Alh, S.Sos.I

Disusun Oleh:
1. Annis Hana Amalina
2. Azyan Liyana Fatin
3. Setyo Efendi

Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas SAINS Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
2015

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................................. 2
Halaman Persembahan ............................................................................................. 3

Kata Pengantar ......................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
2.1 Pengertian Jam‟ul Qur‟an .................................................................................. 7
2.2 Jam‟ul Qur‟an pada Masa Abu Bakar .............................................................. 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
2.3 Kesimpulan ...................................................................................................... 15
2.4 Daftar Pustaka .................................................................................................. 16

2

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kami persembahkan kepada:
1. Dosen Ulumul Qur‟an yang selalu memberikan motivasi dan pengajarannya disetiap
langkah kami.
2. Orangtua kami yang selalu mendoakan dan memberikan kami semangat hingga saat

ini.
3. Teman-teman yang selalu memberikan semangat tak kenal lelahnya kepada kami.

3

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan inayahNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sahabat dan tabiin hingga hari akhir. Amin
Tugas yang berjudul “Jam‟ul Qur‟an pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq” ini selain
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
juga merupakan salah satu usaha dalam mengkaji dan mempelajari proses pengumpulan AlQur‟an itu sendiri pada masa Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Penuyusunan tugas ini, tidak akan berhasil sebagaimana diharapkan tanpa adanya restu,
dorongan, semangat, dan pengertian dari dosen, orangtua, sahabat dan teman. Semoga dengan
adanya tugas ini, hasilnya dapat memenuhi penilaian untuk mata kuliah Ulumul Qur‟an.
Namun demikian, kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu tiada gading yang tak retak, segala kritik dan saran
untuk kebaikan tugas ini, kami merasakan bahwa itu adalah bagian dari kearifan pembaca

yang sangat berharga sehingga layak mendapat tempat yang tinggi.
Pada akhirnya, semoga tugas besar ini bermanfaat dalam menunjang ilmu pengetahuan
khususnya tentang materi Jam‟ul Qur‟an pada Mata Kuliah Ulumul Qur‟an.
Wonosobo,

Oktober 2015

Penulis

4

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada nabi

Muhammad SAW sebagai sumber hukum Islam yang pertama. Ayat-ayat yang
pertama turun adalah al-Alaq 1-5 pada tanggal 17 Ramadhan dan ayat yang
terakhir turun adalah surat al Maidah ayat 3 ketika rasul menjalankan haji wada‟.
Dalam sejarah Al-Qur‟an ada istilah pengumpulan Al-Qur‟an, yaitu usaha
pengumpulan berkas-berkas Al-Qur‟an yang tercecer di tangan para sahabat
kemudian berkas-berkas tersebut

disatukan sebagai konteks utuh yang

bernama mushaf.
Pengumpulan dan penyusunan al-Qur‟an dalam bentuk seperti saat ini,
tidak terjadi dalam satu masa, tapi berlangsung beberapa tahun atas upaya
beberapa orang dan berbagai kelompok. Cara lazim dalam menjaga al-Qur‟an
pada masa Nabi dan Sahabat adalah dengan hafalan ( al-jan‟ fissudur). Hal ini
selain karena masih banyak sahabat yang buta huruf, juga karena hafalan orang
Arab ketika itu terkenal kuat. Bisa dimaklumi jika pencatatan al-Qur‟an belum
merupakan alat pemeliharaan yang handal, karena dari segi teknis, alat-alat tulis
ketika itu masih sangat sederhana dan rawan terhadap kerusakan. Bahan tempat
menulis berasal dari pelepah-pelepah kurma dan tulang- belulang yang gampang
lapuk dan patah, tinta yang mudah luntur, dan alat tulis yang sangat sederhana.

Seiring dengan berjalannya waktu, maka pada masa Rasulullah saw. hingga
kepada periode Khulafaurrosyidin masing-masing periode memiliki cara dan
metode dalam memelihara dan mengumpulkan al-Qur‟an. Khususnya aspek
sejarah dari proses pengumpulan al-Qur‟an pada masa setelah Rasulullah saw,
yaitu pada masa sahabat, dan juga usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca
Khulafaurrosyidin.

5

1.2

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis menarik suatu
rumusan dan batasan masalah pada pembahasan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian Jam„ul Qur‟an?
2. Bagaimana Jam‟ul Qur‟an pada masa sahabat khususnya Abu Bakar AshShiddiq?


6

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Jam’ul Qur’an
Berdasarkan artian secara etimologi, istilah al-Jam‟u berasal dari kata ‫يخمع‬

- ‫ جمع‬yang berarti mengumpulkan. Sedangkan pengertian al-Jam‟u secara
terminologi, para ulama mengemukakan pendapat yang berbeda-beda.
Menurut Az-Zarqani, Jam‟ul Qur‟an mengandung dua pengertian. Pertama
mengandung makna menghafal al-Qur‟an dalam hati, dan kedua yaitu menuliskan
huruf demi huruf dan ayat demi ayat yang telah diwahyukan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut al-Qurtubi dan Ibnu Katsir maksud dari Jam‟ul Qur‟an adalah

menghimpun al-Qur‟an dalam hati atau menghafal al-Qur‟an1.
Dalam sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu- ilmu AlQur‟an, istilah yang dipakai untuk menunjukkan arti penulisan, pembukuan, atau
kodifikasi Al- Qur‟an adalah “Jam‟u Al- Qur‟an” yang berarti pengumpulan AlQur‟an. Tetapi ada juga sebagian kecil literatur yang memakai istilah “Kitabat AlQur‟an” artinya penulisan al- qur‟an serta “Tadwin Al- Qur‟an” berarti
Pembukuan al- qur‟an2.
Menurut Ahmad von Denffer, istilah pengumpulan al-Qur‟an (jam’ alqur’ân) dalam literatur klasik itu mempunyai berbagai makna3, antara lain:
1.

Al-Qur‟an dicerna oleh hati.

2.

Menulis kembali tiap pewahyuan.

3.

Menghadirkan materi al-Qur‟an untuk ditulis.

4.

Menghadirkan laporan (tulisan) para penulis wahyu yang telah

menghafal al-Qur‟an.

5.

Menghadirkan seluruh sumber, baik lisan maupun tulisan.

Hafidz Abdurrahman, Ulumul Qur’an Praktis (Bogor: Idea Pustaka Utama, 2003) , hal. 82
Said Agil Husin Al- Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta:
Press,2002), hal.15-16
3
Hafidz Abdurrahman, Ibid.
1
2

7

Ciputat

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015


Dalam kalangan para ulama, jam‟ al-Qur‟an memiliki dua makna yaitu
hifzuhu kulluh fi al-sudur dan kitabatuhu kulluh fi al-sutur.4
1.

Jam‟ al-Qur‟an dalam arti Hifzuhu
Periode ini dimulai dari awal turunnya al-Qur‟an. Oleh karena
itu,

Rasulullah

saw.

adalah

orang

yang

pertama


yang

menghafalkannya. Allah swt. menjamin akan mengumpulkannya di
dada Nabi sebagaimana firman Allah SWT.:

            
٦

         
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas
tanggungan

Kamilah

mengumpulkannya

(di

dadamu)


dan

(membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai
membacakannya,

maka

ikutilah

bacaannya

itu.

Kemudian,

sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya”. (QS. Al
Qiyamah 75 : 16-19 ) 5
Ibnu „Abbas mengatakan; “Rasulullah sangat ingin segera
menguasai al-Qur‟an yang diturunkan. Ia menggerakkan lidah dan
bibirnya, karena takut apa yang turun itu akan terlewatkan. Ia ingin
segera mengahafalnya, maka Allah menurunkan ayat di atas, dengan
maksud bahwa Kamilah Allah yang mengumpulkannya di dadamu,
kemudian Kami membacakannya”. Dalam ungkapan yang lain
dikatakan, “Atas tanggungan Kamilah membacakannya”. Maka
setelah ayat di atas turun, apabila Jibril datang, Rasulullah diam.

4

Ibrahim „Abd al-Rahman Khalifah, Al-Mausu’ah al-Qur’aniyyah al-Mutakhassisah. hal. 135

5

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,1989.

8

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Dalam lafaz lain dikatakan, “Ia mendengarkan”. Bila Jibril telah

pergi, barulah ia membacanya sebagaimana diperintahkan oleh Allah
SWT.6
2.

Jam‟ al-Qur‟an dalam arti Kitabatuhu
Ini dimaksudkan adalah baik dengan memisah-misahkan ayatayat dan surah-surahnya, atau pun dengan menertibkan ayat-ayatnya
semata, baik setiap surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah,
ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaranlembaran yang terkumpul, yang menghimpun semua surah, yang
sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.7

Berdasarkan dua pengertian diatas, sebenarnya istilah- istilah yang
digunakan memiliki maksud yang sama, yaitu proses penyampaian wahyu yang
turun, oleh Rasulullah kepada para sahabat, pencatatan atau penulisanya sampai
dihimpun catatan-catatan tersebut dalam 1 mushaf yang utuh dan tersusun secara
tertib. Secara garis besar, pengumpulan Al-qur‟an dilakukan 2 periode, yaitu
periode nabi SAW dan periode khulafaur rasyidin. Sedangkan pengumpulan yang
terjadi pada masa nabi pun dibagi menjadi dua, seperti pendapat kebanyakan para
ulama, yaitu:8
1.

Pengumpulan dalam dada, dengan cara menghafal, menghayati dan
mengamalkan

2.

Pengumpulan dalam dokumen dengan cara menulis pada kitab, atau
diwujudkan dalam bentuk ukiran.

Kitabat al-Qur’an (pengkodifikasian al-Qur‟an) terjadi pada tiga masa.
Pertama, pada masa Nabi saw. Kedua, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq.
Ketiga, pada masa „Usman bin „Affan.

Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh (Jakarta: Pustaka MAPAN,
2009), hal.64.

6

7
8

Ibid,.hal.66.
Muhammad Ali Ash- Shabuuniy, Studi Ilmu Al- Qur’an (Bandung Pustaka Setia, 1991), hal. 93

9

2.2

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar
Sepeninggal Rasulullah SAW.,

kaum muslimin melakukan konsensus

untuk mengangkat Abu Bakar Ash- Shiddiq sebagai khalifah menggantikan Nabi
Saw. Pada awal masa pemerintahan Abu Bakar, terjadi kekacauan oleh
Musailamah al- Kazzab beserta pengikut- pengikutnya. Mereka menolak
membayar zakat dan murtad dari islam. Pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid
segera menumpas gerakan ini. Peristiwa tersebut terjadi di Ymamah tahun 12 H.
Akibatnya banyak sahabat yang gugur, termasuk 70 orang yang diyakini telah
hafal Al- Qur‟an.9
Peristiwa tersebut menggugah hati Umar bin Khattab untuk meminta
kepada Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq agar Al Qur‟an segera di kumpulkan
dan di tulis dalam sebuah kitab yang nantinya dinamakan dengan mushaf. Usulan
ini disampaikan karena beliau merasa cemas dan khawatir bahwa Al Qur‟an
sedikit demi sedikit akan musnah bila hanya mengandalkan hafalan, apalagi para
penghafal Al Qur‟an semakin berkurang dengan banyaknya mereka yang gugur
dalam medan perang.10
Semula Khalifah Abu Bakar merasa ragu untuk menerima gagasan Umar
bin Khattab itu, sebab Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam tidak pernah
memerintahkan untuk mengumpulkan Al Qur‟an kepada kaum muslimin.
Sehingga suatu saat Allah membukakan hati Abu Bakar dan menerima gagasan
itu setelah betul-betul mempertimbangkan kebaikan dan manfaatnya. Abu Bakar
ra tahu bahwa dengan mengumpulkan Al Qur‟an sebagaimana yang diusulkan
oleh Umar bin Khattab sarana yang sangat penting untuk menjaga kitab suci Al
Qur‟an dari kemusnahan, perubahan dan penyelewengan.
Maka dibentuklah sebuah tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dalam
rangka merealisasikan mandat dan tugas suci tersebut, melihat kedudukanya
dalam masalah qiraat, hafalan, penulisan, pemahaman dan kecerdasanya serta
kehadiranya pada pembacaan yang terakhir kali. Sebagaimana halnya dengan
Abu Bakar dahulu, Zaid bin Tsabit pada awalnya menolak perintah Abu Bakar ra
tersebut. Kemudian timbullah diskusi panjang antara Abu Bakar ra dan Zaid bin
Tsabit hingga beliau menerima permintaan Abu bakar Ash Shiddiq.
9
10

Mardan, Al-QUR’AN: Sebuah Pengantar (Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010), hal.84.
Said Agil Husin Al- Munawwar, Ibid,. hal.18

10

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Diskusi antara Zaid bin Tsabit dan Abu bakar Ash Shiddiq termaktub di
dalam kitab Shahih Bukhari. Zaid bin Tsabit berkata :
“Abu Bakar memanggilku untuk menyampaikan berita mengenai korban
perang Yamamah (sebelum kematian 70 para penghafal Al Qur‟an). Ternyata
Umar sudah ada disana. Abu Bakar berkata :”Umar telah datang kepadaku dan
mengatakan,bahwa perang di Yamamah menelan banyak korban dari kalangan
penghapal Al Qur‟an. Dan ia khawatir kalau-kalau terbunuhnya para penghafal
Al-Qur‟an itu juga akan terjadi tempat lainnya, sehingga banyak darinya akan
hilang.

Ia

memerintahkan

aku

agar

memerintahkan

seseorang

untuk

mengumpulkan Al Qur‟an. Maka aku katakan kepada Umar, bagaimana mungkin
kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Sallahu
„Alaihi wa Sallam? Tetapi Umar menjawab dan ia bersumpah, demi Allah,
perbuatan tersebut baik. Ia terus-menerus mengatakan seperti itu sehingga Allah
membukakan hatiku untuk menerima usulannya, dan akhirnya aku sependapat
dengan Umar”. Zaid berkata lagi :”Abu bakar berkata kepadaku :”Engkau
seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak meragukan kemampuanmu. Engkau
telah menuliskan wahyu untuk Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam, oleh karena
itu carilah Al Qur‟an dan kumpulkanlah”. Kata Zaid lebih lanjut :”Demi Allah,
sekiranya mereka memintaku untuk memindahkan gunung, rasanya lebih ringan
bagiku daripada memintaku untuk mengumpulkan Al Qur‟an”. Karena itu aku
menjawab :”Mengapa anda berdua ingin melakukan sesuatu yang tidak pernah di
lakukan oleh Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam ? Abu Bakar menjawab
:”Demi Allah, itu perbuatan baik”. Abu bakar terus-menerus menyemangatiku
sehingga Allah membukakan hatiku sebagaimana Ia telah membukakan hati Abu
Bakar dan Umar. Maka akupun mulai mencari Al Qur‟an . kukumpulkan Al
Qur‟an dari pelepah kurma, kepingan-kepingan batu dan dari hafalan para
penghafal Al Qur‟an. Sampai akhirnya aku mendapatkan akhir surat At Taubah
berada pada Khuzaimah al Anshati, yang tidak dapat kudapatkan dari orang lain.
11

.

11

https://imamhasanuddin.wordpress.com/2010/12/07/sejarah-penyusunan-al-quran/ diakse pada 25 Oktober
2015 pukul 10.54 WIB

11

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Atas kesediaan Zaid bin Tsabit, dibuatlah sebuah panitia yang diketuainya,
sedang anggotanya adalah Ubay bin Ka‟ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin
Affan.12
Zaid bin Tsabit memulai dengan bersandar pada hafalan yang ada dalam
hati para qurra‟dan catatan yang ada pada para penulis13. Kemudian lembaranlembaran itu disimpan abu Bakar.
Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al Qur‟an tersebut sesuai dengan peraturan
dan undang-undang yang di letakkan oleh Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Zaid
bin Tsabit tidak mencukupkan diri dengan hafalan di luar kepala, dengan apa
yang ia tulis dan dengan apa yang ia dengar. Bahkan di dalam pengumpulan Al
Qur‟an ia berpegangan kepada dua sumber, yaitu14 :
1.

Al Qur‟an yang di tulis di hadapan Rasulullah Sallahu „Alaihi wa
Sallam

2.

Hafalan para penghafal Al Qur‟an.

Ia sangat teliti dan hati-hati di dalam penulisannya. Bahkan ia tidak
menerima apa yang tertulis kecuali dengan dua orang saksi adil yang melihatnya
bahwa tulisan ini di tulis di hadapan Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam.
Hal ini berdasakan dari riwayat Yahya bin Abdurrahman bin Hathib ia
berkata : Umar datang dan berkata :”Barang siapa yang mendapatkan Al Qur‟an
dari Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam hendaknya ia sampaikan. Mereka
menuliskannya dalam lembaran dan pelepah, dan ia tdak menerima periwayatan
seseorang sampai ada dua orang saksi yang menerimanya”. ( HR. Abu Daud )
Dalam riwayat lainnya, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya bahwa Abu
baker berkata kepada Umar dan Zaid :”Duduklah kalian berdua dipintu masjid.
Apabila ada yang datang kepada kalian dengan membawa dua orang saksi atas
sesuatu dari Kitab Allah, maka tulislah !”. ( HR. Abu Daud )
Ibnu hajar berkata :”Yang di maksud dengan dua saksi ini adalah : Hapalan
dan Tulisan”. Sedangkan As Sakhawi berkata di dalam kitab ( Jamalul Qurra‟)
:”Maksudnya ialah dua orang saksi atas tulisan yang tertulis di hadapan
Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam.
Hasybi al-Siddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an/Tafsir, hal. 100.
Manna‟ Al- Qathathan, Mabahis fi Ulum Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar,2009), hal. 159
14
https://imamhasanuddin.wordpress.com/2010/12/07/sejarah-penyusunan-al-quran/ diakse pada 25 Oktober
2015 pukul 10.54 WIB

12

13

12

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

Dalam rentang waktu kerja tim, Zaid kesulitan terberat dialaminya pada
saat tidak menemukan naskah mengenai ayat 128 dari Surat at-Taubah. Ayat
tersebut dihafal oleh banyak sahabat termasuk Zaid, namun tidak ditemukan
dalam bentuk tulisan. Kesulitan itu nanti berakhir ketika naskah dari ayat tersebut
ditemukan ditangan Abu Khuzaimah al-Anshari15
Setelah ia wafat pada tahun 13 H, lembaran- lembaran itu berpindah ke
tangan Umar selaku khalifah kedua dan tetap berada di tanganya hingga ia wafat.
Kemudian mushaf itu berpindah ke tangan Hafsah, puteri Umar.
Adapun karakteristik penulisan al-qur‟an pada masa Abu Bakar ini
adalah16:
1.

Seluruh ayat Al-qur‟an dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf
berdasarkan penelitian yang cermat dan seksama.

2.

Meniadakan ayat- ayat yang telah mansukh.

3.

Seluruh ayat yang ada telah diakui kemutawatiranya.

4.

Dialek arab yang dipakai dalam pembukuan ini berjumlah 7 (qiraat)
sebagaimana yang dinukil berdasar riwayat yang benar- benar sahih.

Masa pengumpulan al-Qur‟an ini terlihat sangat singkat. Sebagai mana
diketahui, Abu Bakar hanya memerintah kekhalifaan Islam ketika itu selama
kurang lebih dua tahun mulai Rabi‟ul Awwal 11 H sampai Jumadil Tsani 13 H..
Sementara Zaid melalui tugasnya setelah peperangan Yamamah (bulan ketiga
tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang tersisa bagi Zaid hanya 15 bulan.17
Al-Zarqani mengemukakan bahwa mushaf yang disusun pada masa Abu
Bakar hanyalah penulisan urutan-urutan ayat-ayatnya saja tanpa mengurut surahsurahnya.18
Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa perbuatan Abu Bakar Ash Shiddiq
dengan mengumpulkan Al Qur‟an bukanlah perkara bid‟ah yang menyesatkan.
Akan tetapi perbuatan ini berasarkan dari kaedah yang diletakkan oleh Rasulullah
Sallahu „Alaihi wa Sallam di dalam penulisan Al Qur‟an semasa hidupnya. Al
Imam Abu Abdillah Al Muhasibi berkata di dalam kitabnya ( Fahmu As Sunan ) :

Manna‟ al-Qattan, Ibid., hal. 126
Said Agil Husin Al- Munawwar, Ibid., hal. 19
17
Taufik Adnan Amal, Sejarah al-Qur’an (Cet.I; Jakarta: Forum kajian Budaya dan Agama,2001), hal. 148.
18
al-Zarqani, Manahal al-Irfan fi Ulumu al-Qur’an, (Juz I.,Dar al-Fikr, 1996), hal. 182

15

16

13

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

“Penulisan Al Qur‟an bukanlah perbuatan bid‟ah, karena Rasulullah Sallahu
„Alaihi wa Sallam pernah memerintahkan untuk menulisnya. Akan tetapi ketika
itu masih tercecer dan terpisah di atas kulit binatang, tulang dan pelepah daun
korma. Perintah Ash Shiddiq tidak lain hanyalah memindah dari tempat ke tempat
lain untuk di kumpulkan. Di antaranya kumpulan kertas berupa Al Qr‟an yang
terdapat di dalam rumah Rasulullah Sallahu „Alaihi wa Sallam, lalu kertas-kertas
tersebut di kumpulkan dan diikat dengan tali supaya tidak hilang”.

14

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015
BAB IV

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Abu Bakar Ash- Shiddiq adalah orang pertama yang memerintahkan
penghimpunan Al-qur‟an, Umar bin Khatab adalah pelontar idenya, serta Zaid bin
Tsabit adalah pelaksana pertama yang melakukan kerja besar penulisan Alqur‟an secara utuh dan sekaligus menghimpunya kedalam satu mushaf.
Kodifikasi yang di lakukan atas perintah Abu Bakar Ash Shiddiq adalah
seluruh ayat Al Qur‟an di kumpulkan dan di tulis menjadi sebuah mushaf setelah
melalui proses penelitian yang sangat detail, teliti dan cermat. Para ulama
berpendapat bahwa penyebutan Al Qur‟an dengan mushaf mulai berlaku sejak
zaman Abu Bakar Ash Shiddiq.
Ali bin Abi Thalib ra berkata :
“Orang yang mendapatkan pahala paling besar di dalam ( pengumpulan )
mushaf adalah Abu Bakar. Kesejahteraan Allah ata Abu Bakar. Dialah orang
pertama kali yang mengumpulkan Al Qur‟an”.

15

Jam’ul Qur’an pada Masa Abu Bakar As-Sidiq 2015

3.2. DAFTAR PUSTAKA

https://imamhasanuddin.wordpress.com/2010/12/07/sejarah-penyusunan-alquran/
Abdurrahman, Hafidz. Ulumul Qur’an Praktis.Bogor: Idea Pustaka Utama.
2003.
Al- Munawar, Said Agil Husin. Al- Qur’an: Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Al- Qaththan, Manna‟. Mabahis fi Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Al- Kautsar.
2009.
al-Zarqani, Muhammad „Abd al-„Azim. Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum alQur’an, Juz.1. Dar al-Kitab al-‟Arabi. 1996.
Amal, Taufik Adnan. Rekosntruksi Sejarah Alquran. Yogyakarta: Forum
Kajian Budaya dan Agama. 2001.
Ash- Shabuuniy, Muhammad Ali. Studi Ilmu Al- Qur’an. Bandung: Pustaka
Setia. 1991.
Ash- Shieddieqi, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al- Qur’an/ Tafsir.
Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ed. Revisi.
Surabaya: Mahkota. 1989.
Khalifah, Ibrahim „Abd al-Rahman. Al-Mausu’ah al-Qur’aniyyah alMutakhassisah. Kairo: Al-Majlis al-A‟la li al-Syuun al-Islamiyyah. 2006.
Mardan. Al-Qur’an: Sebuah Pengantar Memahami Alquran Secara Utuh.
Jakarta: Pustaka MAPAN. 2009.
Mardan. Al-Qur’an: Sebuah Pengantar. Jakarta: Mazhab Ciputat. 2010.

16

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22