ABSTRAK “Tobaku Noriku” – Cemilan Sehat Kaya Serat dengan Fortifikasi Rumput Laut Berbahan Dasar Tembakau Khas Nusantara

  Naskah 50

“TOBAKU NORIKU”

  

CEMILAN SEHAT KAYA SERAT DENGAN FORTIFIKASI RUMPUT

LAUT BERBAHAN DASAR TEMBAKAU KHAS NUSANTARA

Disusun oleh

\

  

2017

  Naskah 50

ABSTRAK

  

“Tobaku Noriku” – Cemilan Sehat Kaya Serat dengan Fortifikasi

Rumput Laut Berbahan Dasar Tembakau Khas Nusantara

  Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia, sebagian besar tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok yang membuat banyak pro kontra di dalam masyarakat. Sedangkan para petani tembakau masih berusaha mempertahankan tanaman tembakau karena beberapa hal. Olahan tembakau yang masih terbatas ini, memerlukan penanganan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk tembakau. Metode pembuatan dari produk olahan berbahan dasar tembakau dilakukan dengan fortifikasi rumput laut, dan buah- buahan khas nusantara. Hasil produk yang didapatkan berupa olahan roll nori yang kaya serat. Informasi nilai gizi yang dihasilkan meliputi protein 18.74%, lemak 6.07%, karbohidrat 31.67%, serat 83.61%, natrium 7.07%, vitamin A 1953.20 IU, vitamin C 686.10 mg. Produk ini memiliki kandungan nikotin 1-1.2%.

  Keywords : cemilan, nori, rumput laut, serat, tembakau

  Naskah 50

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  Naskah 50

DAFTAR GAMBAR

  

  

DAFTAR TABEL

  

  Naskah 50

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia, sebagian besar tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 207.973 hektar (Indriana 2016). Tembakau dan hasil olahannya dalam kehidupan sosial ekonomi memiliki banyak peran, seperti penyumbang penerimaan negara dalam bentuk cukai dan devisa, penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani, buruh, dan pedagang, serta sumber pendapatan daerah.

  Peraturan Pemerintah No. 38/2000 yang antara lain menetapkan pembatasan kadar nikotin dan tar (dalam asap) maksimum 1,5 mg dan 20 mg/batang rokok membuat banyak pro kontra di dalam masyarakat. Kadar nikotin dalam jumlah banyak terdapat pada tanaman tembakau (0,6 – 3,0% dari berat kering tembakau) dimana proses biosintesisnya terjadi di akar dan terakumulasi pada daun tembakau, sedang dalam jumlah kecil terdapat pada tomat, kentang dan terung (Indriana 2016). Disisi lain, pengaruh perkembangan tembakau dari sisi petani perlu di perhatikan. Gale HF et al. (2000) melaporkan tembakau di Florida akan menghilangkan dan akan menurunkan tingkat pendapatan wilayah tersebut, sehingga para petani memanfaatkan tembakau sebagai sumber protein sebagai pharmaceutical agar dapat meningkatkan permintaan

  Naskah 50

  Internasional Tobacco Growers Association (ITGA) menjelaskan bahwa para petani tetap memilih tembakau karena beberapa alasan, diantaranya (1) merupakan komoditas perdagangan legal secara global dan permintaan yang tinggi; (2) dapat tumbuh di wilayah yang kurang subur; (3) pendapatannya yang terus meningkat; dan lain-lainnya (Tobaccoleaf 2017). Agriculture and Rural Development melaporkan di Uni Eropa, pertanian tembakau mewakili 100.000 ha dan 60.000 produsen spesialis. Dikabarkan juga bahwa tembakau ditanam di 12 negara Uni Eropa. Para produsen utamanya adalah Italia, Bulgaria, Yunani, Spanyol dan Polandia, yang menyumbang sekitar 85% dari tembakau yang tumbuh daerah Uni Eropa (European commission 2017).

  Sebagian besar produksi tembakau di dunia masih digunakan sebagai bahan baku rokok. Sebagian kecil dari produksi tembakau dimanfaatkan sebagai bumbu dapur seperti di Cuba tembakau digunakan untuk merendam bumbu ikan panggang, roti, saus hingga eskrim (Winneke, 2013). Di dalam Negeri Bapak Abdul Rahman Siregar, SSi, M. Biotech dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah mada (UGM) berhasil menemukan inovasi pemanfaatan tembakau. Kabupaten Jember terkenal sebagai salah satu penghasil tembakau terbaik di dunia, dan melalui potensi tanaman bakau ini juga Kabupaten Jember terkenal sebagai kota tembakau yang merupakan salah satu daerah produsen dan penghasil tembakau terbesar dengan produk yang berkualitas. Potensi dari tembakau Jember ini sangat besar untuk dapat dijadikan salah satu komoditi andalan daerah Kabupaten Jember. Jember juga memiliki makanan khas lain seperti prol tape, suwar suwi, jenang waluh, pia tape

  Naskah 50

  dan lain-lain, sehingga perlu adanya peningkatan nilai olahan tembakau sebagai olahan khas Jember.

  Rumput laut merupakan salah satu dari hasil laut perairan Indonesia yang potensial untuk dikembangkan selain ikan dan udang. Indonesia memiliki prospek yang cerah dalam memproduksi rumput laut dan hasil turunannya, terbukti beberapa daerah yang telah menghasilkan berbagai jenis rumput laut, namun sebagian besar rumput laut yang ada diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai tambah yang sangat rendah. Indonesia mengekspor rumput laut dalam jumlah besar, sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam bentuk kering. Produksi rumput laut tahun 2007 mencapai 1,62 juta ton, volume ekspornya 94.073 ton dengan nilai 57,52 juta dollar AS, sementara itu produksi untuk rumput laut Eucheuma lebih dari 38.000 ton per tahun (Anggadireja et al 2008).

  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga melaporkan produksi rumput laut pada tahun 2015 sebesar 10,2 juta ton (KKP 2015). Disisi lain, di Indonesia hanya tercartat 11 perusahaan pengolahan rumput laut, sehingga masih perlu adanya pengembangan pengolahan rumput laut dalam bidang pangan agar produksinya selalu meningkat. Hal tersebut meyakinkan bahwa pengolahan tembakau yang difortifikasi dengan rumput laut merupakan pengembangan produk yang sangat penting untuk di lakukan, guna untuk meningkatkan pengolahan tembakau dan rumput laut khas nusantara.

  Informasi terbaru melaporkan bahwa camilan atau jajanan yang beredar di pasaran yang berupa snack ringan sudah memperhatikan kandungan kesehatannya. Namun, produk yang bereder tersebut masih

  Naskah 50

  masih banyak lagi, sehingga perlu adanya pengembangan kudapan yang berbahan dasar khas nusantara. Oleh sebab itu, pemanfaatan olahan berbahan dasar tembakau, rumput laut, dan buah-buahan khas nusantara sangat penting untuk dikembangkan.

  Rumusan Masalah

  Rumusan masalah yang diangkat dalam paper ini antara lain bagaimana hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi kudapan, pemanfaatan tembakau di Indonesia, potensi dan pemanfaatan rumput laut, cemilan sehat berbasis tembakau dan rumput laut, tingkat AKG produk camilan dan analisis keuangan produk. Oleh karena itu maka perlu dilakukan terobosan pengolahan yang mudah, memberikan dampak yang nyata, diterima oleh masyarakat dan berkelanjutan. Diantara berbagai solusi perbaikan gizi, fortifikasi makanan rumput laut merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan.

  Tujuan

  Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengembangkan jajanan sehat berbasis olahan tembakau yang difortifikasi dengan rumput laut khas nusantara.

  Manfaat

  Manfaat untuk pemerintahan adalah dapat menjadi solusi alternatif dalam mengembangkan inovasi berbahan dasar tembakau. Manfaat untuk peneliti adalah dapat memberikan informasi sehingga dapat menjadi

  Naskah 50

  dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk olahan berbahan tembakau. Sedangkan manfaat untuk masyarakat dan petani tembakau adalah dapat mempertahankan perkebunan tembakau dan meningkatkan produktuvitasya.

  

GAGASAN

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Kudapan

  Jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh sebuah keluarga dipengaruhi pula oleh status ekonominya. Salah satu parameter status ekonomi adalah tingkat pendapatan yang diperoleh suatu keluarga. Tingkat pendapatan yang tinggu memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memilih makanan yang baik dalam jenis maupun jumlahnya (French et al, 2010).

  Teori kognitif sosial juga mengakui bahwa faktor individu, sosial, dan lingkungan berkontribusi terhadap kompleksitas konsumsi makanan. Misalnya, individu yang memiliki sosial ekonomi lebih tinggi pada umumnya lebih peduli dengan kesehatan dan bentuh tubuh, yang dipengaruhi oleh konsumsi pangan. Sebaliknya, individu yang memiliki sosial ekonomi rendah dimungkinkan lebih menerima kelebihan berat badan. Fenomena kelebihan berat badan dimungkinkan lebih umum di antara indiduals sosial ekonomi rendah. Hal tersebut terjadi karena mereka beranggapan gaya hidup sehat memiliki biaya yang mahal sebagian besar memilih mengkonsumsi makanan yang kurang sehat. Sebagain lagi memilih mengurangi porsi makan untuk melakukan

  Naskah 50

  perubahan pada gaya hidupnya untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan (Terry et al, 2017).

  Kudapan yang berada di pasaran saat ini banyak yang mengandung MSG, pewarna, pengawet, tinggi kalori dan mengandung zat-zat lain yang berbahaya (Ran, 2016). Tingkat konsumsi kudapan yang tinggi MSG, kalori dan lemak setiap hari dapat mengakibatkan bertambahnya berat badan. Selain itu, seiring dengan meningkatnya pendapatan maka kebutuhan akan kudapan sehat juga perlukan.

  Pengolahan dan Pemanfaatan Tembakau di Indonesia

  Produksi tembakau di Indonesia menduduki peringkat kelima dunia seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. (FAOSTAT, 2016).

  Gambar 1. Lima peringkat teratas negara produksi tembakau Sebagian besar produksi tembakau di dunia digunakan sebagai bahan baku rokok. Sebagian kecil dari produksi tembakau di dimanfaatkan sebagai bumbu dapur seperti di Cuba tembakau digunakan untuk merendam bumbu ikan panggang, roti, saus hingga es krim (Winneke, 2013). Di dalam Negeri Bapak Abdul Rahman Siregar, SSi, M.Biotech dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah mada (UGM) berhasil menemukan inovasi pemanfaatan tembakau. Tembakau diolah menjadi nata tembakau (nata de tobacco) sebagai bahan pembuatan edible film (Bamban, 2011). Selain itu salah satu rumah makan di daerah Temanggung mengolah tembakau dengan menyajikannya sebagai menu

  Naskah 50 Tembakau juga dapat diolah menjadi parfum dan pestisida nabati.

  Produksi parfum beraroma tembakau dan pestisida nabati pembasmi hama tanaman yang dihasilkan tidak mengandung nikotin (Zainul, 2017). Dalam artikel yang dimuat dalam discovermagazine.com Dan Hurley menyebutkan bahwa nikotin dalam tembakau dapat digunakan sebagai obat untuk terapi penyakit Parkinson, Schizophrenia dan penyakit neuron lainnya. Di sisi lain tembakau juga memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Nikotin yang terkandung dalam tembakau jiska dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung, pernapasan, gangguan lambung, menurunkan sistem imun, mutasi DNA hingga menyebabkan kanker (Mishra, et al. 2015).

  Daerah di Indonesia yang merupakan daerah penghasil tembakau adalah Jember. Tembakau asal Jember terkenal dengan nama Na Oogst (BNO). Produk turunan tembakau di Jember cocok untuk digunakan sebagai pengisi cerutu, pembalut, pengikat atau pembungkus. Terdapat tiga jenis cerutu yang diproduksi di Jember. Jenis cerutu berbatang pendek (small cigar), sedang (soft filler), dan panjang (long filler) (cintajember.com). Menurut pernyataan Kepala Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Pengujian Mutu dan Barang Lembaga Tembakau Jember, Desak Nyoman Siksiawati, mengatakan bahwa terdapat sejumlah produk turunan yang bisa dihasilkan dari daun tembakau selain kretek dan cerutu. Beberapa produk itu diantaranya parfum, pestisida, bio oil, pupuk organik dan antiseptik (Solihin, 2015). Pemanfaatan lain yang dilakukan oleh Penelitian Tembakau Jember yaitu percobaan dengan mengolah

  Naskah 50

  (Okta dan Wawan, 2017). Diversifikasi produk tembakau dalam bentuk yang lain perlu ditingkatkan.

  Pengolahan Rumput Laut Sebagai Cemilan Sehat

  Serat mempunyai banyak manfaat kesehatan serta mempunyai kemampuan mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia, seperti konstipati (sulit buang air besar), diverticulosis (bintil-bintil pada dinding usus), hameorhoid (ambeien), tumor dan kanker pada saluran pencernaan, serta usus buntu. Selain itu serat pangan juga memiliki sifat mengikat bahan organik lain, misalnya asam empedu, kemudian terbuang bersama feses. Proses pengikatan tersebut mengurangi jumlah asam empedu, sehingga perlu dibentuk asam empedu baru. Asam empedu baru dibentuk dari kolesterol yang terdapat di dalam darah, dengan demikian konsentrasi kolesterol dalam darah akan menurun (Matz 1972).

  Serat pangan memiliki daya serap air yang tinggi, karena ukuran polimernya besar, strukturnya kompleks dan banyak mengandung gugus hidroksil namun tergantung pada jenis polisakaridanya. Komponen yang terbanyak dari serat makanan (dietary fiber) ditemukan pada dinding sel tanaman. Komponen ini termasuk senyawa struktural seperti selulosa, hemiselulosa, pectin dan Lignin (Southgate 1982). Rumput laut merupakan salah satu jenis tanaman laut yang kaya polisakarida dengan kandungan serat pangan cukup tinggi, selain itu rumput laut adalah komoditas hasil perikanan yang sedang ditingkatkan pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dihasilkan dengan

  Naskah 50

  jenis rumput laut yang bermanfaat bagi manusia adalah dari jenis rumput laut merah dan coklat. Mabeu dan Fleurence (1995)memberitakan bahwa kandungan serat pangan total pada rumput laut berkisar antara 25 - 75 % dan kandungan serat pangan larut air antara 51 - 85 % (bk). Davidson dan Donald (1998)menambahkan serat pangan larut ini diperlukan untuk membentuk gel yang viscous pada saluran usus manusia dan rumput laut merupakan sumber serat larut yang baik. Jenis rumput laut coklat (Sargassum sp) memiliki komponen serat yaitu laminaran, alginat, fucan, selulosa. Sedangkan jenis rumput laut merah (Eucheuma cottonii dan Glacilaria sp) memiliki komponen serat yaitu sulphate galactans (karagenan dan agar), xylans, mannans dan selulosa (Escrig & Muniz 2000).

  Eucheuma cottonii sebagai penghasil karagenan mempunyai kandungan serat pangan total sebesar 78,94 %, bk (Astawan et al. 2004). Ristanti (2003) menambahkan bahwa kandungan serat pangan tidak larutnya adalah 52,4 %; serat pangan larut adalah 30,8 % dan total serat pangan adalah 83,2 % (bk). Yunizal (2004) dalam penelitiannya menyatakan untuk jenis Sargassum sp dan Glacilaria sp, masing-masing sebagai penghasil alginat dan agar, mempunyai kandungan serat berturut-turut adalah 28,39 % dan 8,92%. Komposisi kandungan serat tersebut berasal dari rumput laut yang dihasilkan dari Kepulauan Seribu. Selain kandungan serat pangan, rumput laut juga mengandung kadar iodium yang cukup tinggi, sekitar 0,1 – 0,15 % pada Eucheuma (Winarno 1990). Ristanti (2003) menjelaskan bahwa kadar iodium pada Eucheuma cottonii sebesar 51,3 ug/g. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya masalah

  Naskah 50

  China yang erat kaitannya dengan kebiasaan masyarakatnya mengkonsumsi rumput laut dalam jumlah banyak.

  Rumput laut (Eucheuma cottonii) banyak dimanfaatkan karena mengandung agar-agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat (Nafed 2013).

  Pemanfaatan rumput laut dapat dimaksimalkan dengan diversifikasi produk olahan rumput laut yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya guna, nilai gizi dan nilai ekonomis rumput laut (Lubis et al. 2013). Usaha diversifikasi tersebut adalah dengan mengolah rumput laut menjadi salah satu bahan pembuatan cemilan/kudapan. Rumput laut (Eucheuma cottonii) basah dalam 100 g memiliki kandungan serat sebesar 11,6 g, sedangkan dalam bentuk tepung yaitu 57,2% per 100 g. Selain tinggi kandungan serat di dalam rumput laut (Eucheuma cottonii) juga terdapat zat gizi mikro yaitu iodium, kalsium, potassium, magnesium, fosfor dan kalium (Kesuma et al. 2015).

  Keunggulan lain dari produk rumput laut ini menurut Januar et al. (2004) adalah rumput laut mempunyai sifat sebagai zat antioksidan yang cukup potensial karena mengandung senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran yang tinggi. Ireland et al. (1993) malaporkan hasil riset bahan alam dari laut tahun 1977 – 1987 menunjukkan 30 % dari 2500 produk alam laut yang bersifat bioaktif merupakan produk dari rumput laut. Pada rumput laut coklat terkandung senyawa algin yang memiliki banyak khasiat biologi dan kimiawi seperti dapat digunakan pada pembuatan obat anti bakteri, anti tumor, penurunan tekanan darah dan mengatasi

  Naskah 50

Pengembangan Olahan Tembakau Diversifikasi Rumput Laut Sebagai

Cemilan Sehat Kaya Akan Serat

  Deskripsi produk

  Perkembangan kudapan telah meningkat pesat dibuktikan dengan banyak munculnya produk-produk kudapan yang mengutamakan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut menuntut industryi atau usaha kecil menengan (UKM) untuk meningkatkan nilai olahan dalam bentuk kudapan yang sehat. Oleh sebab itu, “Tobaku Noriku” untuk ikut meningkatkan olahan dalam bentuk kudapan di Indonesia.

  Produk ini berbahan sdasar tembakau dan rumput laut. Nama Tobaku di ambil dari Bahasa laltin tembakau Tobacco dan diberikan imbuhan “Ku” yang mengartikan tembakau khas nusantara (Indonesiaku), selain itu nama Noriku berasal dari kata Nori yang dapat diistilahkan sebagai olahan rumput laut dengan penambahan imbuhan “Ku” untuk menegaskan rumput laut miliki Indonesia. Gambar produk ini disajikan pada Gambar 2. Selain itu, produk kami menggarisbawahi sebagai “cemilan sehat kaya serat”, yang dimana produk ini tanpa pengawet dan bahan berbahaya lainnya dan kaya akan serat tersebut disumbangkan oleh tembakau dan rumput laut.

  Naskah 50 b a

  Gambar

  Produk ini dikemas menggunakan kemasan berbahan utama kaca dalam bentuk jar (botol kaca). Kemasan berbahan kaca memiliki keunggulan mempertahankan produk lebih baik dari pada bahan plastik. Prihatiningsih E (1994) menjelaskan bahwa botol kaca (jar) dapat mempertahankan produk di suhu kamar selama 2 minggu dari pada kemasan berbbahan plastik. Produk ini juga dilengkapi dengan silika agar kesegaran dan keawetan produk dapat di pertahankan.

Informasi Nilai Gizi “Tobaku Noriku”

Informasi nilai gizi pada produk ini sangat penting untuk di perhatikan. “Tobaku Noriku” memiliki keunggulan dengan kandungan

  serat yang tinggi (Gambar 3). Kandungan serat tersebut sebagaian besar disumbngkan oleh rumput laut dan tembakau. Angka kecukupan serat pangan (AKS) bagi anak, remaja dan dewasa adalah 14 g serat pangan per 1000 kkal kecukupan energi dan bagi remaja hingga dewasa adalah 20-40 g serat pangan per 2000 Kkal kecukupan energi (IOM 2005).

  Naskah 50

  Gambar 3. Informasi nilai gizi “Tobaku Noriku” Total serat pangan terdiri dari serat pangan fungsional dan serta pangan. Serat pangan fungsional adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan mempunyai efek manfaat fisiologis bagi manusia. Serat pangan adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan lignin yang terdapat dalam tanaman. Serat pangan merupakan komponen polisakarida yang bukan starch (non-starch polysaccharides) pembentuk struktur tanaman seperti selulosa hemiselulosa, pektin, gum, lignin dan lain-lain. (IOM 2005). Serat tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Serat pangan (dietary fiber) secara fisik terdiri dari serat pangan yang larut air dan serat pangan yang tidak larut air. Kedua serat pangan ini memperlama masa transit makanan dalam organ pencernaan (memperlama rasa kenyang) dan sebagian difermentasi oleh mikroba usus menjadi asam lemak rantai pendek.

  Serat pangan larut air yang umumnya terdapat dalam buah, kacang dan sereal berfungsi untuk memperlambat penyerapan glukosa, kolesterol dan garam empedu di dalam usus halus, sehingga menurunkan kadar gula dan kolesterol darah. Sedangkan serat pangan yang tidak larut air berguna memperlambat pencernaan starch, membantu pergerakan usus dan melancarkan buang air besar (IOM 2005). Serat pangan berupa beta

  Naskah 50

  glukan, psyllium, pektin dan inulin (sejenis fruktooligosakarida – FOS) terbukti dapat mengendalikan kolesterol (Letexier et al. 2003) dan gula darah (Chen J and Raymond K 2008).

  Keunggulan lainnya dari “tobaku noriku” adalah kandungan nikotin yang rendah. Tembakau yang di proses dengan metode perebusan air dan tanah liat. Proses perebusan dengan air berfungsi mengurangi kadar nikotin hingga 1-1,2%. Sedangkan penggunaan tanah liat berfungsi untuk menghilangkan rasa pahit dari tembakau (Azzamy 2015)

  Analisis Keuangan

  Adapaun analisis keuangan produk Tobaku Noriku seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis keuangan “Tobaku Noriku”

  Tobaku Noriku Rp

  Harga Jual/Jar 30.000

  HPP Bahan Baku Tembakau Rumput Laut

  Buah Jambu Gula Pasir Kemasan

  Total 13.750 Laba Bersih 16.250 Penjualan 1 bln

  22.500.000 (15 jar/hari x 30)

  Bahan Baku 1 bln 10.312.500

  (15 jar/hari x 30) Laba Bersih 1bln

  12.187.500

  Naskah 50

KESIMPULAN

  Hasil yang didapat dari pengembangan olahan berbasis tembakau ini adalah sebuah produk cemilan sehat kaya serat berupa olahan tembakau yang difortifikasi menggunakan rumput laut khas nusantara. Informasi nilai gizi yang dihasilkan meliputi protein 18.74%, lemak 6.07%, karbohidrat 31.67%, serat 83.61%, natrium 7.07%, vitamin A 1953.20 IU, vitamin C 686.10 mg. Produk ini memiliki kandungan nikotin 1-1.2%.

  

DAFTAR PUSTAKA

ArtiKata. Tanpa Tahun. Definisi 'kudapan'. Diperoleh dari: https://www. artikata.com/arti-369179-kudapan.html

  Astawan M, Koswara S, Herdiani F. 2004. Pemanfaatan rumput laut (eucheumacottonii) untuk meningkatkan kadar iodium dan serat pangan pada selaidan dodol. Jurnal Teknologi dan Industri pangan.

  XV (1): 61. Azzamy. 2015. Tips Memasak Daun Pepaya Agar Tidak Pahit. Diperoleh dari:

   Bamban. 2016. Dosen UGM olah Tembakau Jadi Pelapis Makanan.

  Diperoleh dari:

  

  Chen J and Raymond K. 2008. Beta-glucans in the treatment of diabetes and associated cardiovascular risks. Vasc Health Risk Manag. 4(6):

  Naskah 50 Davidson MH and Mc Donald MD. 1998. Fiber: forms and functions.

  Nutrition Research. 18: 671 – 674.

  Escrig AJ and Muniz FJS. 2000. Dietary fiber from edible seaweed: chemical structure, physicochemical properties and effects on cholesterolmetabolism. Nutrition Research. 20: 585 – 598. European commission. 2017. Agriulture and Rural Development - Raw tobacco. Diperoleh dari:

  

  FAOSTAT. 2016. The Top 5 Tobacco Producing Countries. Diperoleh dari:

  

  French, S. A., Wall, M., Mitchell, N. R. 2010. Household income differences in food sources and food items purchased. International Journal of

  Behavioral Nutrition and Physical Activity , 7: 77

  Gale Jr, Foreman L, Capehart T. 2000. Tobacco and the Economy: Farms, Jobs, and Communities, By H. Frederick. Economic Research Service,

  U.S. Department of Agriculture, Agricultural Economic Report No. 789.

  Inneke, O. 2013. Para Chef Memasak dengan Tembakau di Cuba Cigar Festival. Diperoleh dari:

  

  [IOM] Institute of Medicine. (2005). Dietary Reference Intake for Energy,

  Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids. A Report of the Panel on Macronutrients, Subcommittees onUpper

  Naskah 50 Reference Intakes, and the Standing Committee on the Scientific Evaluation of Dietary Reference Intakes . Washington DC: National Academies Press.

  Januar HI, Wikanta T, Nursid M. 2004. Metode uji radikal bebas 2,2 difenilpikril hidrasil (dpph) dalam eksplorasi bioaktivitas antioksidan darirumput laut. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. 10 (7): 5 -9. Kesuma CP, Adi AC, Muniroh L. 2015. Pengaruh substitusi rumput laut

  (eucheuma cottonii) dan jamur tiram (pleurotus ostreatus) terhadap

  daya terima dan kandungan serat pada biscuit. Media Gizi Indonesia. 10 (2):146 –150. [KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2015. Komoditas rumput laut kian strategis. http://kkp.go.id/index.php/pers/komoditas-rumput-laut-

  kian-strategis/?print=pdf

  Letexier D, Diraison F and Beylot M. 2003. Addition of Inulin to a moderately high-carbohydrate diet reduces hepatic lipogenesis and plasma triacylglycerol concentrations in humans. Am J Clin Nutr. 77: 559 –64. Lubis Y, Erfriza N, Ismaturrahmi, Fahrizal. 2013. Pengaruh konsentrasi rumput laut (eucheuma cottonii) dan jenis tepung pada pembuatan mie basah.Rona Teknik Pertanian. 6 (1). Mabeu S dan Fleurence J. 1995. Seaweed in food products: biochemical andnutritional aspects. Trends Food Sci Tech. 6: 103-107. Matz S. 1972. Bakery Technology and Engineering. Second Edition. The AVIPublishing Company. INC. Connecticut.

  Naskah 50 Misra, A., Chaturvedi, P., Datta, S., Sinukumar, S., Joshi. P., Garg, A. 2015.

  Harmful effects of nicotine. Indian Journal of Medical and Paediatric Oncology. Vol 36 Nafed, K. (2011). Rumput Laut dan ProdukTurunannya. Warta Ekspor.

  Okta, P., Wawan S. 2017. Olah Limbah Tembakau, Reduksi Penggunaan Plastik. Diperoleh dari:

  

  Pertiwi, N. L. M. 2016. Nasi Goreng Tembakau, Wajib Coba Saat Liburan ke Temanggung. Diperoleh dari: http://travel.kompas.com

  /read/2016/12/25/120500227/nasi.goreng.tembakau.wajib.coba.saat.li buran.ke.temanggung

  Prihatiningsih E. 1994. Studi pengaruh jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap mutu jam jambu mete (Anacerdium

  occidentale L.). [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi PertanianIPB.

  Ristanti. 2003. Pembuatan tepung rumput laut (eucheuma cottonii) sebagaisumber iodium dan dietary fiber. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Solihin, mahrus. 2015. Tingkatkan Nilai Tambah, Perlu Ada Diversifikasi Produk Tembakau. Diperoleh dari:

  

  Southgate DAT. 1982. dietary fiber. dalam schneeman bo. a scientific status summary by the institute of food technologist expert panel on foodsafety nd nutrition. J. Food Technology. 4 (10): 133 – 139.

  Naskah 50

  Syafiq, Muhammad. 2017. Yuk, Ketahui Makanan Khas Kota Jember yang Bikin Ngiler Kamu. Terry, D., Ervin, K., Soutter, E., Spiller, R., Nogare, N. D., Hamilton, A. J.

  2017. Do Not “Let Them Eat Cake”: Correlation of Food- Consumption Patterns among Rural Primary School Children from Welfare and Non-Welfare Households. International Journal of Environmental Research and Publich Healt , 14, 26.

  • – Tobaccoleaf. 2017. Internasional Tobacco Growers Association (ITGA) Tobacco Type. Diperoleh dari:

  Wawan, Muhammad. 2017. Diversifikasi Produk, Sumber Pendapatan Baru Bisnis Tembakau. Diperoleh dari:

  

  Yunizal. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat. Jakarta (ID): Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Zainul, A. 2017. Parfum Maskulin hingga Obat, Alternatif Pemanfaatan

  Tembakau. Diperoleh dari

  

  Naskah 50

LAMPIRAN

Lampiran 1. Metode Pembuatan

  Alat dan Bahan : 1.

  Blender 2. Oven 3. Cetakan 4. Sembilan gram daun tembakau 5. Tiga ratus gram buah jambu atau buah mangga 6. Tujuh puluh gram rumput laut 7. Lima puluh gram gula pasir 8. Seratus gram coklat batang putih 9. Dua ratus mL air

  Prosedur 1.

  Daun tembakau diiris tipis-tipis seperti lembaran mie tipis-tipis 2. Keringkan dan jemur sehingga daun tembakau berubah warna menjadi kuning kecoklatan

  1:2 untuk menghilangkan rasa pahit dari daun tembakau 4. Tiriskan dan jemur kembali 5. Blender sampai halus daun tembakau yang sudah kering 6. Blender rumput laut dengan menambahkan lima puluh gram air 7.

  Setelah rumput lautnya halus, campurkan buah, daun tembakau, gula dan seratus mL air kemudian blender secara bersamaan agar menjadi adonan 8. Panaskan oven dengan menset suhunya 120

  C

  Naskah 50 9.

  Siapkan cetakan dan berikan kertas roti di atas cetakan bahan adonan tidak lengket saat kering

  10. Ratakan adonan di atas cetakan dengan ketebalan kira-kira 3 mm 11.

  Masukkan ke dalam oven selama lima puluh menit dengan suhu 120 C

  12. Sambil menunggu adonan di oven menjadi nori, lelehkan coklat batang putih

  13. Setelah adonan sudah mongering dan menjadi nori, keluarkan nori dari oven

  14. Potong-potong lembaran nori dan dibentuk membentuk roll 15.

  Celupkan nori yang berbentuk roll ke dalam lelehan coklat putih 16. Kemudian simpan nori yang telah dilapisi coklat putih ke lemari es agar lelehan coklat putihnya menyatu dan menggumpal

  17. Mbako noriku diap dikemas ke dalam jar dan dikonsumsi Lampiran 2. Diagram alir proses pebuatan “Tobaku Noriku”

  Naskah 50 Lampiran 4. Leaflet dan gambar produk