Memahami Program Pemgembangan Masyarakat docx

Memahami Program Pemgembangan Masyarakat Sekolah Lapang
Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok Tani Mekar Wangi
dengan Pendekatan Kerangka Harvard1
Oleh:
Nurmitha Atmia (I34120046)
PENDAHULUAN
Pengembangan masyarakat sangat penting dilakukan terutama di negara
berkembang yang notabene nya masih melakukan pembagunan-pembangunan
untuk menuju kesejahteraan yang lebih baik. Indonesia merupakan negara agraris
oleh sebab itu diperlukan program pengembangan masyarakat yang berbasis
pertanian, karena pertanian merupakan salah satu ciri khas indonesia yang harus
dimaksimalkan dalam pemanfaatannya agar Indonesia tidak kalah saing dengan
negara lainnya. Hal tersebut menjadikan latar belakang penelitian ini lebih
berfokus pada program pengembangan masyarakat bidang pertanian yaitu Sekolah
Lapang Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok Tani Mekar
Wangi yang berada di Desa Warga Jaya Kp. Cijapuh.
Agar terciptanya keadilan dalam setiap program pengembangan masyarakat
tersebut maka diperlukan beberapa analisis, salah satunya adalah analisis gender.
Analisis gender adalah proses menganilisis data dan Informasi secara sistematik
tentang status, kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan dalam program pembangunan dan faktor yang mempengaruhinya.

Adapun model analisis yang akan dipergunakan adalah Model Kerangka Harvard
dan Model Kerangka Moser, analisis harvard memadai untuk menggali data yang
berguna pada tahap analisis situasi hubungan gender dalam keluarga dan
komunitas. Model Kerangka Moser digunakan untuk menganalisa tahap
perencanaan untuk menetapkan apakah suatu perencanaan program telah
mempertimbangkan wawasan gender.
Hal tersebut sangat menarik untuk dipahami lebih dalam oleh karena itu
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu : “Bagaimana pengaruh Gender dalam
program Sekolah Lapang Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada
kelompok Tani Mekar Wangi yang berada di Desa Warga Jaya Kp. Cijapuh
menggunakan kerangka Harvard ?” Makalah ini juga bertujuan untuk :
Menganalisis pengaruh Gender dalam program Sekolah Lapang Pengelolaan
Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok Tani Mekar Wangi yang berada di
Desa Warga Jaya Kp. Cijapuh menggunakan kerangka Harvard dan Moser.

1 Makalah ditulis dalam rangka tugas matakuliah Gender dan Pembangunan Semester Genap, TA
2013/2014

1


KOMUNITAS DESA WARGA JAYA
KP. CIJAPUH
Berdasarkan monografi desa komunitas desa Wargajaya yaitu desa seluas
772,38 ha yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.273 penduduk yaitu 3.248
penduduk laki-laki dan 3.025 penduduk perempuan. Adapun komunitas spesifik
yang akan dibahas adalah Kampung Cijapuh Desa Warga Jaya Kecamatan
Cigudeg Kabupaten Bogor yang terletak didarah berbukit, jalanan kecil, licin dan
curam, dikelilingi oleh sawah dan hutan,akses menuju temapt ini hanya bisa
dilalui oleh sepeda motor atau berjalan kaki, terdapat pula sungai yang dijadikan
tempat kegiatan warga. Warga sekitar Kp. Cijapuh Desa Warga Jaya sangat ramah,
dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai: a) Gotong royong, hal ini terlihat saat
warga bersama-sama membangun masjid, jembatan dan jalan yang bermanfaat
bagi warga setempat ataupun pendatang. b) Keagamaan, ibu-ibu didaerah Kp.
Cijapuh sering melakukan kegiatan pengajian yang dilaksanakan pada selasa dan
jumat malam di majlis,sedangkan pengajian anak-anak dilakukan setiap malam
setelah solat maghrib di rumah salah satu warga,kegiatan agama lainnya adalah
solat jumat , dalam solat jumat atau pengajian-pengajian tersebut dimanfaatkan
oleh kepala desa dalam menyampaikan pesan-pesan, dan pemberitahuan program
apa saja yang akan dilakukan, sehingga terjadi transparansi dalam penyampaian
program. c) Kenyamanan dan keamanan. Dalam rangka kenyamanan dan

keamanan terdapat peraturan yang wajib ditaati oleh seluruh warga, salah satu
peraturannya adalah tidak diperbolehkannya warga yang berkumpul, dan keluar
rumah setelah pukul 21.00 WIB jika ada warga yang melanggar maka akan
dikenakan denda, hal inilah dilakukan akibat pernah terjadinya hal yang kurang
menyenangkan yang dilakukan oleh seorang warga. Efek dari berlakunya
peraturan tersebut adalah daerah sekitar Kp. Cijapuh sepi setelah pukul 21.00
WIB, namun keamanan dan kenyaman terjaga. d) Kebersihan. Warga sekitar
masih kurang peduli akan kebersihan, hal ini bisa dilihat dari sebagian besar
warga membuang sampah plastik dan rumah tangga ke dalam sungai, ini sudah
menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan, hal ini terjadi disebabkan oleh tidak
adanya tempat untuk membuang sampah selain disungai, truk sampah pun sulit
menjangkau daerah ini mengingat daerah tersebut berbukit, jalanan sempit dan
licin, yang paling miris adalah sungai tersebut juga dipakai warga untuk
melakukan mandi cuci kakus. Ada sebagian warga memilki WC namun kurang
layak. Lalu,jika akan membuat rumah, warga setempat mengambil pasir dari
sungai dengan cara membayar orang untuk melakukannya.
Perkembangan zaman teknologi dan globalisasi juga memiliki dampak
positif di daerah ini, yaitu dengan adanya satelit parabola dirumah-rumah warga,
kerana hanya dengan cara tersebut warga sekitar bisa menonton televisi dengan
jelas mengingat daerah tersebut berada dibukit yang tinggi, sehingga antena biasa

tidak bisa menangkap siaran televisi yang ada. Ada pula tokoh-tokoh masyarakat
yang berpengaruh di daerah tersebut diantaranya adalah, para Kiai, Ustad, Guru,
dan Perangkat desa. Dalam rangka mengolah hasil sumberdaya pertanian yang ada
didaerah Kp. Cijapuh Desa Warga Jaya mempunyai Kelompok tani mekar wangi
GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGEMBANGAN MASAYRAKAT

2

Program SL-PTT merupakan program yang diajukan oleh Bapak Epen,
selaku kelompok tani. Pengajuan tersebut dilakukannya untuk program bimbingan
pada kelompok tani yang di pimpinnya kepada pemerintah, Hal tersebut pun
kemudian mendapat persetujuan aparat pemerintah adapun program yang
diberikan pada kelompok tani Mekar Wangi yaitu Sekolah Lapang- Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang merupakan suatu hasil pembahasan dengan
Ditjen Tanaman Pangan dan Badan pengembangan SDM Kementrian Pertanian
Republik Indonesia. Tujuan dari program SL-PTT pada kelompok tani Mekar
Wangi tersebut yaitu sebagai suatu sarana menggabungkan petani-petani kampung
Cijapuh dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian kampung tersebut.
Menurut pak Epen program Sekolah Lapang- Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dirasa sangat bermanfaat pada kelompok tani yang dipimpinnya karena
semenjak masuknya program pengembangan masyarakat tersebut kedalam

kelompok tani mekarwangi produktivitas pertanian mereka menjadi meningkat
dan tak dipungkiri juga bahwa pendapatan petani pun menjadi meningkat. Adapun
Stakeholder yang terlibat adalah internal : ketua (Bapak Epen), sekretaris (Bapak
Badrudin) dan bendahara (Bapak Basiran), eksternal : pemerintah dan swasta,
sedangkan pihak luar terutama swasta kurang terlibat, hal ini terlihat dari PT
ANTAM yang hanya memberikan satu kali bantuan (pupuk, bajak dan peptisida).
Kelompok tani pangan beranggotakan 35 orang dengan luas 25 hektar.
Permasalahan yang terjadi adalah fasilitas yang kurang memadai penyuluhan yang
tidak substain, terbatasnya penyuluh, penyuluh tidak optimal dalam melakukan
tugasnya, petani sudah muali malas mengahdiri kegiatan penyuluhan, kepala desa
dan aparat desa kurang partisipatif . Kegiatan yang telah dihadiri oleh ketua
kelompok tani salah satunya adalah pertemuan SLTP di Botani Square .
Program Sekolah Lapang- Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) proses belajar
mengajarnya dilaksanakan dilapang, program SL- PTT pada kelompok tani Mekar
Wangi dilaksanakan khususnya di lahan perkebunan karena sebagian besar warga
desa Cijapuh bercocok tanam di lahan perkebunan yaitu menaman pala, cengkeh,
cabe dan tanaman perkebunan lainnya. Adapun kegiatan SL-PTT tersebut yaitu
berupa tata cara penggunaan pupuk, pestisida serta penggunaan teknologi
pertanian yang diperagakan langsung oleh penyuluh, selain itu program ini juga
mewujudkan partisipasi aktif dari warga Cijapuh terutama para petani, karena para

petani diberi keleluasaan untuk mempraktikkan secara langsung pengetahuan serta
informasi yang didapatkan dari para penyuluh. Akibat perkembangan zaman, dan
bekerja di bidang pertanian tidak lagi menarik bagi kalangan anak muda, program
SL PTT pada kelompok tani Mekar Wangi pun terhenti.

ANALISIS PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN
PENDEKATAN KERANGKA HARVARD DAN MOSER

3

Sekolah Lapang Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok Tani
Mekar Wangi. Dalam keanggotaan kelompok tani tersebut tidak ada anggota
wanita, hal ini dikarenakan ibu-ibu sudah merasa terwakili oleh suami mereka
dikelompok petani tersebut. Kelompok tani tersebut beranggotakan 35 orang lakilaki. Bapak-bapak petani yang mengikuti kelompok tani tersebut memberitahukan
ilmu yang didapatkannya kepada istri-istri mereka dan istri mereka tidak
keberatan dengan keputusan tersebut, hal ini dinilai efektif dikarenakan wanita
tidak perlu menyampingkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, ilmu tersebut
digunakan ibu-ibu tersebut dalam memelihara dan mengaplikasikan hasil
pertanian.
 Pembagian kerja : Produktif, laki-laki bertugas mengolah lahan seperti

mencangkul dan membajak. Wanita mengapilkasikannya atau mengatur
keuangan. Reproduktif : masih didominasi oleh wanita, kegiatan sosial :
dalam kegiatan sosial kelompok tani masih didominasi oleh pihak laki-laki,
namun dalam kelompok keagamaan waanita juga ikut berpartisipasi dengan
diadakannya pengajian setiap selasa dan jumat malam
 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam masyarakat : pola-pola sosial
budaya, partisipasi dalam lembaga dan dalam pengambilan keputusan :
Wanita diperbolehkan mengikuti rapat kelompok tani,tetapi tidak menjadi
anggota kelompok tani karena para ibu merasa telah terwakili oleh suaminya
dan dalam pengambilan keputusan para suami dan istri bisa bermusyawarah
dalam mengambil keputusan terkait masalah pertanian didalam kelompok
tani.
 Akses: Pada program Sekolah Lapang Pengelolaan Pertanian terpadu (SLPTT) pada kelompok Tani Mekar Wangi, perempuan dan lakilaki memiliki
akses terhadap program pengembangan masyarakat tersebut. Namun laki-laki
masih mendominasi dalam pemanfaatan program tersebut hal ini terlihat dari
hanya laki-laki yang menjadi anggota kelompok tani.
 Partisipasi: Laki-laki terlibat nyata dalam program tersebut, mereka
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pada program
Sekolah Lapang Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok
Tani Mekar Wangi. Sedangkan, perempuan hanya terlibat pasif dan hanya

bisa memberikan saran pada suami mereka karena merasa sudah terwakili
oleh laki-laki dalam kelompok tani tersebut.
 Kontrol: wanita memiki akses terhadap program pengembangan masyarakat
dan pertanian tersebut pada tahap pasca panen dengan cara mengatur
keuangan namun tidak memiliki kontrol terhadap program tersebut karena
tidak diikut sertakan dalam kelompok tani, sedangkan laki-laki memiliki
akses dan kontrol terhadap program pengembangan masyarakat tersebut pada
tahap produksi /input seperti mengurus pengairan, pengolahan lahan,
pemberian bibit dan lain-lain yang menyangkut tahap produksi pertanian.
 Manfaat:
Program tersebut lebih menguntungkan laki-laki, yang
menguntungkan untuk laki-laki adalah Apakah program tersebut benar-benar
menguntungkan laki-laki dan perempuan? Keuntungan mana yang akan
bertambah, atau mana yang menguntungkan untuk laki-laki dan mana yang
akan menguntungkan untuk perempuan.
Model Kerangka Harvard
4

N
o

1
2
3
4
5

6

Uraian
Ketersediaan air bersih untuk 100 warga
Dana
kredit
usahamikrountuk
50
pengusahakecil
Rasio Laki-laki dan perempuan ikutpelatihan
penyuluhansebesar-sebesar 35:0
Hanya laki-laki yang bisa memutuskan secara
sah dalam keputusan di kelompok tani
Perempuan hanya memberi saran pada

suaminya
terkait
masalah
pertanian
dirumahnya, tanpa bisa ikut serta dalam
kelompok tani
semenjak masuknya program pengembangan
masyarakat tersebut kedalam kelompok tani
mekarwangi produktivitas pertanian mereka
menjadi meningkat dan tak dipungkiri juga
bahwa pendapatan petani pun menjadi
meningkat

Keteranga
n
Akses
Akses
Partisipasi
Kontrol
Kontrol


Manfaat

Berdasarkan analisa kerangka harvard maka bisa dilihat adanya kesenjangan
gender, yaitu menganggap tidak penting perempuan mengikuti kelompok tani,
lebih baik mengurus segala hal yang berhubungan dengan rumah tangga saja. Ini
termasuk kesenjangan gender yaitu subordinasi
Analisis Kerangla moser :
Pembagian kerja : Produktif, laki-laki bertugas mengolah lahan seperti
mencangkul dan membajak. Wanita mengapilkasikannya atau mengatur keuangan.
Reproduktif : masih didominasi oleh wanita, kegiatan sosial : dalam kegiatan
sosial kelompok tani masih didominasi oleh pihak laki-laki, namun dalam
kelompok keagamaan waanita juga ikut berpartisipasi dengan diadakannya
pengajian setiap selasa dan jumat malam
Kebutuhan Praktis : Kebutuhan akan bibit unggul, dan alat-alat saprotan sangat
diperlukan dalam kelompok tani tersebut, dan juga kebutuhan penyuluh yang
konsisten dan memberikan penyuluhan yang baik dan berbaur dengan masyarakat.
Kebutuhan Strategis : kedudukan perempuan dalam kelompok tani masih kurang,
perempuan di kp cijapuh sebagian besar malas mengikuti kegiatan kelompok tani
tersebut. Tapi perempuan masih memiliki akses untuk mengetahui program apa
saja yang ada di Kelompok tani tersebut, tapi tidak memiliki kontrol terhadap
pemberian keputusan.

PENUTUP

5

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Gender dalam program Sekolah Lapang
Pengelolaan Pertanian terpadu (SL-PTT) pada kelompok Tani Mekar Wangi yang
berada di Desa Warga Jaya Kp. Cijapuh berdasarkan kerangka Harvard dan
mosher adalah adanya kesenjangan gender yang terjadi dalam kelompok tani
tersebut hal ini terlihat dari kurang berperannya perempuan dalam kegiatan
produksi pertanian, perempuan lebih senang berada pada kegiatan reproduksi dan
kegiatan pasca panen, adapun mengenai akses terhadap sumberdaya alam
perempuan sudah berperan tetapi tidak memilki kontrol penuh terhadap
sumberdaya alam tersebut, hal ini disebabkan adanya pengaruh sosial budaya
yang sebagian masih beranggapan bahwa perempuan hanya berperan dalam
kegiatan reproduksi saja, sehingga keterlibatannya pun tidak dibutuhkan dalam
kelompok tani karena merasa telah terwakili oleh suaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasdian FT. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bogor
[ID]: IPB Press
Tim Pengajar MK Gender dan Pembangunan. 2014. Analisis Gender dan
Pembangunan .Bogor [ID]: Departemen SKPM, FEMA, IPB

6