Resume Penentuan Posisi di Muka Bumi
KOORDINAT DI MUKA BUMI
RESUME
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IPBA
Dosen Pengampu:
Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd.
Rena Denya Agustina, M.Si.
Disusun Oleh:
Riska Anjani
1152070062
Rizki Zakwandi
1152070065
PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018 M/1439 H
Pemetaan suatu posisi pada dasarnya haruslah mengacu pada salah satu
titik acuan sehingga titik acuan atau referensi. Perkembangan bentuk sistem acuan
dalam menentukan koordinat telah dimulai sejak zaman Alexandria (±3 Abad
SM) yang mana Erasthothenes merumuskan suatu sistem koordinat yang disebut
dengan sistem koordinat georgrafi. Sistem acuan yang digunakan pada saat itu
adalah pergerakan bulan. Dua abad kemudian tata koordinat yang dirumuskan
oleh Erasthothenes dikoreksi dengan merumuskan suatu acuan utama yaitu pulau
paling barat sebagai nol derajat pada garis bujur. Pulau yang dijadikan sebagai
acuan adalah pulau Cape Verde yang terletak disebelah barat benua Afrika
(McPhail, 2011, hal. 20-24). Berselang waktu dua abad ilmuan Yunani Ptolomeus
merumuskan pembagian garis bumi menjadi garis lintang dan garis bujur yang
mana pada garis lintang terdapat suatu garis yang menunjukan lintasan gerak
matahari. Pada abad ke 9 ilmuan muslim Al-Khwarizmi merefisi pendapat
Ptolomeus yaitu dengan menyatakan bahwa sumbu 0 0 pada garis lintang berada
pada equator dan sumbu 00 pada garis bujur terdapat pada laut mediterania.
Pembagian garis bujur yang digunakan saat ini merupakan revisi dari penjelasan
Al-Khwarizmi dengan menempatkan sudut 00 terdapat pada Royal Observatory di
Greenwich Inggris pada tahun 1884 melalui konfrensi International Meridian
Confrence (McPhail, 2011).
A. Koordinat Geografis
Koordinat-koordinat yang lazim digunakan untuk menentukan
posisi di muka bumi terdiri atas koordinat Lattitude (Garis Lintang) dan
koordinat Longitude (Garis Bujur). Garis Lintang merupakan garis yang
membagi permukaan bumi secara horizontal dan memotong permukaan
bumi dari timur ke barat. Titik nol derajat yang terdapat pada sistem ini
berada pada garis equator (khatulistiwa) dan dinamakan Lintang Utara
(LU) untuk wilayah yang berada diutara equator dan Lintang Selatan
(LS) untuk wilayah yang berada di bagian selatan equator (cari
referensinya). Garis lintang dalam pemetaan dunia memiliki fungsi yaitu
untuk membedakan iklim dan musim yang ada di muka bumi. Pada 0023,50 derajat LU dan LS merupakan daerah yang memiliki iklim tropis
yang ditandai dengan musim yang dialami oleh wilayah tersebut
hanyalah dua yaitu musim panas dan musim penghujan. Selanjutnya
untuk wilayah yang berada >23,5LU dan LS merupakan wilayah
subtropis yang biasanya memiliki empat musim yang berbeda yaitu
musim dingin, musim semi, musim panas dan musim guru (cari
referensinya).
Selanjutnya yaitu garis longitude (garis bujur). Garis ini merupakan
garis yang membagi permukaan bumi dengan batas vertikal dari utara ke
selatan. Garis bujur sendiri memiliki titik nol derajat pada Grenwich
Inggris dan memiliki arah bujur timur (BT) dan bujur barat (BB). Bujur
timur merupakan wilayah yang dimulai dari Grenwich ke arah timur
hingga benua maerika sedangkan untuk Bujur Timur dimulai dari
Grenwich sampai ke Denmark (cari referensinya). Pembagian garis bujur
sendiri dignunakan sebagai acuan dalam membagi wilayah waktu yang
ada di dunia. Pada pembagian waktu setiam 1 derajat mewakilkan 4
menit dalam waktu yang ada atau 15 derajat setara dengan 1 jam
kenyataannya. Sebagai contoh, negara Indonesia merupakan negara
dengan 3 wilayah waktu yang berbeda sehingga dapat disimpulkan
bahwa persebaran posisi Indonesia memiliki lebar >45 derajat (cari
referensinya).
Koordinat atau posisi sendiri merupakan titik perpotongan anatar
garis lintang dan garis bujur sehingga membentuk sudut 900 diantara
keduanya saling tegak lurus. Dalam penulisan yang lazim koordinat
dimuka bumi dinyatakan dengan derajat (o), menit (‘) dan detik (“).
Selain kordinat lintang-bujur juga terdapat koordinat lain yang
mendukung tapi kurang populer baik di masyarakat. Salah satunya yaitu
koortinat UTC yang membagi wilayah drngan jarak sejauh 6 0 pada garis
bujur dan 80 pada garis lintang. Secara keseluruhan koordintat ini
memiliki 60 zona bujur yang bertemu di lautan teduh dan 20 zona lintang
yang bertemu di equator (cari referensinya). Sebagai contoh sederhana
negara Indonesia memiliki koordinat geografis 93 0 BT – 1410 BT dan 60
LU – 110 LS. Sedangkan dalam koordinat UTC Indonesia memiliki
koordinat 900 BT – 1440 BT dan 60 LU – 110 LS.
B. Metode penentuan koordinaat di muka bumi
Penentuan sutu posisi di muka bumi lazimnya menggunakan metoda
lintang bujur. Pada penentuan titik koordinat ada beberapa langkah yang
harus dilakukan diantaranya (cari referensinya):
1. Perhatikan dan catat skala peta yang digunakan.
2. Pastikan titik atau lokasi yang akan ditentukan koordinatnya.
3. Lakukan perhitungan sederhana berdasarkan skala peta.
4. Periksa garis bantu bujur/lintang terdekat dengan titik tersebut.
5. Gunakan
penggaris
untuk
mempermudah
pengerjaan
dan
penentuan jarak titik.
6. Masukan kerumus sumbu X = (ddº mm’ (ss + n1)” BT = ddº mm’
ss”BT dan sumbu Y= (ddº mm’ (ss + n2)” LS = ddº mm’ ss”LS.
RESUME
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IPBA
Dosen Pengampu:
Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd.
Rena Denya Agustina, M.Si.
Disusun Oleh:
Riska Anjani
1152070062
Rizki Zakwandi
1152070065
PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018 M/1439 H
Pemetaan suatu posisi pada dasarnya haruslah mengacu pada salah satu
titik acuan sehingga titik acuan atau referensi. Perkembangan bentuk sistem acuan
dalam menentukan koordinat telah dimulai sejak zaman Alexandria (±3 Abad
SM) yang mana Erasthothenes merumuskan suatu sistem koordinat yang disebut
dengan sistem koordinat georgrafi. Sistem acuan yang digunakan pada saat itu
adalah pergerakan bulan. Dua abad kemudian tata koordinat yang dirumuskan
oleh Erasthothenes dikoreksi dengan merumuskan suatu acuan utama yaitu pulau
paling barat sebagai nol derajat pada garis bujur. Pulau yang dijadikan sebagai
acuan adalah pulau Cape Verde yang terletak disebelah barat benua Afrika
(McPhail, 2011, hal. 20-24). Berselang waktu dua abad ilmuan Yunani Ptolomeus
merumuskan pembagian garis bumi menjadi garis lintang dan garis bujur yang
mana pada garis lintang terdapat suatu garis yang menunjukan lintasan gerak
matahari. Pada abad ke 9 ilmuan muslim Al-Khwarizmi merefisi pendapat
Ptolomeus yaitu dengan menyatakan bahwa sumbu 0 0 pada garis lintang berada
pada equator dan sumbu 00 pada garis bujur terdapat pada laut mediterania.
Pembagian garis bujur yang digunakan saat ini merupakan revisi dari penjelasan
Al-Khwarizmi dengan menempatkan sudut 00 terdapat pada Royal Observatory di
Greenwich Inggris pada tahun 1884 melalui konfrensi International Meridian
Confrence (McPhail, 2011).
A. Koordinat Geografis
Koordinat-koordinat yang lazim digunakan untuk menentukan
posisi di muka bumi terdiri atas koordinat Lattitude (Garis Lintang) dan
koordinat Longitude (Garis Bujur). Garis Lintang merupakan garis yang
membagi permukaan bumi secara horizontal dan memotong permukaan
bumi dari timur ke barat. Titik nol derajat yang terdapat pada sistem ini
berada pada garis equator (khatulistiwa) dan dinamakan Lintang Utara
(LU) untuk wilayah yang berada diutara equator dan Lintang Selatan
(LS) untuk wilayah yang berada di bagian selatan equator (cari
referensinya). Garis lintang dalam pemetaan dunia memiliki fungsi yaitu
untuk membedakan iklim dan musim yang ada di muka bumi. Pada 0023,50 derajat LU dan LS merupakan daerah yang memiliki iklim tropis
yang ditandai dengan musim yang dialami oleh wilayah tersebut
hanyalah dua yaitu musim panas dan musim penghujan. Selanjutnya
untuk wilayah yang berada >23,5LU dan LS merupakan wilayah
subtropis yang biasanya memiliki empat musim yang berbeda yaitu
musim dingin, musim semi, musim panas dan musim guru (cari
referensinya).
Selanjutnya yaitu garis longitude (garis bujur). Garis ini merupakan
garis yang membagi permukaan bumi dengan batas vertikal dari utara ke
selatan. Garis bujur sendiri memiliki titik nol derajat pada Grenwich
Inggris dan memiliki arah bujur timur (BT) dan bujur barat (BB). Bujur
timur merupakan wilayah yang dimulai dari Grenwich ke arah timur
hingga benua maerika sedangkan untuk Bujur Timur dimulai dari
Grenwich sampai ke Denmark (cari referensinya). Pembagian garis bujur
sendiri dignunakan sebagai acuan dalam membagi wilayah waktu yang
ada di dunia. Pada pembagian waktu setiam 1 derajat mewakilkan 4
menit dalam waktu yang ada atau 15 derajat setara dengan 1 jam
kenyataannya. Sebagai contoh, negara Indonesia merupakan negara
dengan 3 wilayah waktu yang berbeda sehingga dapat disimpulkan
bahwa persebaran posisi Indonesia memiliki lebar >45 derajat (cari
referensinya).
Koordinat atau posisi sendiri merupakan titik perpotongan anatar
garis lintang dan garis bujur sehingga membentuk sudut 900 diantara
keduanya saling tegak lurus. Dalam penulisan yang lazim koordinat
dimuka bumi dinyatakan dengan derajat (o), menit (‘) dan detik (“).
Selain kordinat lintang-bujur juga terdapat koordinat lain yang
mendukung tapi kurang populer baik di masyarakat. Salah satunya yaitu
koortinat UTC yang membagi wilayah drngan jarak sejauh 6 0 pada garis
bujur dan 80 pada garis lintang. Secara keseluruhan koordintat ini
memiliki 60 zona bujur yang bertemu di lautan teduh dan 20 zona lintang
yang bertemu di equator (cari referensinya). Sebagai contoh sederhana
negara Indonesia memiliki koordinat geografis 93 0 BT – 1410 BT dan 60
LU – 110 LS. Sedangkan dalam koordinat UTC Indonesia memiliki
koordinat 900 BT – 1440 BT dan 60 LU – 110 LS.
B. Metode penentuan koordinaat di muka bumi
Penentuan sutu posisi di muka bumi lazimnya menggunakan metoda
lintang bujur. Pada penentuan titik koordinat ada beberapa langkah yang
harus dilakukan diantaranya (cari referensinya):
1. Perhatikan dan catat skala peta yang digunakan.
2. Pastikan titik atau lokasi yang akan ditentukan koordinatnya.
3. Lakukan perhitungan sederhana berdasarkan skala peta.
4. Periksa garis bantu bujur/lintang terdekat dengan titik tersebut.
5. Gunakan
penggaris
untuk
mempermudah
pengerjaan
dan
penentuan jarak titik.
6. Masukan kerumus sumbu X = (ddº mm’ (ss + n1)” BT = ddº mm’
ss”BT dan sumbu Y= (ddº mm’ (ss + n2)” LS = ddº mm’ ss”LS.