PENGERTIAN KOMUNIKASI dan komunikasi (1)
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal yag terpenting dalam manajemen karena proses
manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. Secara morfologis,
terminologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau
coninaunicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), dan
pertukaran tempat pembicaraan mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya, kata sifatnya communican artinya berdialog, berunding, atau
musyawarah (Anwar Arifin 1998:19).
Dalam bahasa Inggris, common memiliki arti sama berkomunikasi berarti berusaha
untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (Commonnes). Proses
komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur formula Lasswell yaitu Who (siapa
pengirimnya/komunikator), Say What (apa yang dikatakan/pesan), in Which Channel
(saluran komunikasi apa yang digunakan/media), What Effect (apa akibat yang akan
ditimbulkan/efek) (Effendi,1993:256).
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; perhubungan.
• Menurut Wikipedia:
Suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
• Menurut Onong Cahyana Effendi:
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung.
• Menurut Raymond Ross:
Proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang
serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
• Menurut Everett M. Rogers:
Proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
• Menurut Carl I. Hovland:
Proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya
dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
• Menurut Theodore M. Newcomb:
Transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada
penerima.
• Menurut Bernard Barelson & Garry A. Steiner:
Proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Dalam proses komunikasi, kewajiban komunikator adalah mengusahakan agar
pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim.
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi merupakan sesuatu
yang sangat pokok, yang dalam prosesnya terdapat tujuan:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di
mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua
alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat
dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan
sebagian besar proporsi waktu mereka.
Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai
dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian
memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan
mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan
kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsifungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
2.3 PENGERTIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Menurut Kaye (1994), kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas
dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia
nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani
antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai
keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara
para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu
komunikasi.
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya
komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999)).
Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang
terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. (Antar Venus).
2.4 KAJIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Mempelajari perspektif, paradigma, teori, model, metodologi penelitian, dan
konsep-konsep komunikasi serta aspek-aspek manajerial untuk kepentingan
pengelolaan sumber daya komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam
mewujudkan efektivitas komunikasi. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu
komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain.
Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita
bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal
yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat
kita pelajari dan kita kembangkan.
Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam
berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas.
Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat
lebih mengerti bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga
komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi yang efektif. Manajemen
komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang
diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.
Menurut Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan
diantara pelaku-pelaku komunikasi. Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu
semua bukan hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi.
Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen
dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan
keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan. Karakteristik ilmu komunikasi
antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan
mengandung potensi problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses
komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola
secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi dapat memberikan
kontribusinya.
Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan yang efektif. Karir dalam bisnis,
pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi
komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama
antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang
efektif melalui saluran saluran komunikasi.
2.5 TUJUAN PENDIDIKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Setiap subdisiplin dari bidang ilmu mana pun memiliki tujuannya masing-masing
bagi para sarjananya. Untuk subdisiplin manajemen komunikasi para sarjananya
dibentuk untuk memiliki keahlian dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi
berbagai bentuk kegiatan dan sumber daya komunikasi di dalam dan diantara
sistem sosial. Maka sarjana ilmu komunikasi dengan spesialisasi manajemen
komunikasi diharapkan memiliki:
• Sikap kritis dan antisipatif terhadap fenomena komunikasi yang terjadi maupun
trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan yang mendalam mengenai filosofi,metodologi, dan teori-teori di
bidang manajemen komunikasi.
• Keterampilan teknis dan strategis dalam mengelola sumberdaya dan perilaku
komunikasi.
• Kemampuan nyata dalam mengelola berbagai sumberdaya komunikasi guna
diimplementasikan kedalam program dan aktivitas komunikasi, baik dalam konteks
interpersonal, kelompok, organisasi, maupun masyarakat.
• Sikap kritis dan analitis terhadap berbagai fenomena sosial-komunikasi maupun
trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan dan keterampilan dalam merancang,memproduksi, dan
mengevaluasi berbagai produk komunikasi.
• Kemampuan mendayagunakan dalam penggunaan teknik-teknik pertukaran
informasi.
2.6 KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat
seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun,
berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan
berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is
Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna menetralisir
gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya
kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk
mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam
organisasi. Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang
mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996:7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga
alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu
organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik
dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja,
assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
2.7 MODEL KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan)
dan penerima seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi
komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung.
Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang
menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi
yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim,
susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim
pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbol-simbol verbal
atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata
percakapan atau tulisan, angka, dsb.
Sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat
komunikasi lisan antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber
dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi
suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan balik
diperoleh. Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui media seperti
memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan
mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting
masa mendatang.
Penerimaan pesan oleh pihak penerima, pada umumnya penerima menerima
pesan melalu panca indera mereka. Banyak pesan penting yang tidak diterima oleh
seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam
mememilih media yang tepat.
Langkah selanjutnya adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami simbolsimbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar
belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan
disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan
bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi faktor penentu
berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan.
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan,
penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang
berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi
yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan
tujuan manajemen.
2.8 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Dalam suatu manajemen (dalam organisasi) baik yang berorientasi komersial
maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.
Kita akan membahas fungsi-fungsi di atas secara terperinci.
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information processing systems). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan
tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi kontlik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orangorang yang
berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Di samping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalarn
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Namun demikian sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah,
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi,
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi,
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan wring
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua saluran
komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga
ataupun kegiatan darmawisata.
2.9 POLA SALURAN KOMUNIKASI
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak
untuk mencapai tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil
mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang
memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan
pekerjaan yang cukup rumit.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu organisasi
merupakan suatu keharusan. Secara umum pola komunikasi dikelompokkan
menjadi saluran komunikasi formal dan nonformal.
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur garis, fungsional maupun matriks, nampak berbagai macam posisi
atau kedudukan yang masing-masing sesuai batas dan tanggung jawab dan
wewnangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
pimpinan kepada bawahan ataupun dari para manajer kepada karyawannya, pola
transformasinya dapat berbentuk downward communication, upward
communication, horizontal communication dan diagonal communication.
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari atasan ke
bawahan, dimana umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang
seseorang dalam suatu organisasi.
Menurut Katz dan Kahn, ada lima tujuan pokok yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinyua
penyaringaninformasi atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada
para bawahan.
Untuk komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan partisipasi bawahan dalam
proses pengambilan keputusan akans angat mebantu pencapaian tujuan organisasi.
Sementara untuk mencapai keberhasilan komunikasi ke atas ini para manajer harus
memiliki rasa percaya kepada para bawahannya.
Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian
yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Adapun tujuan
saluran komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan
memberi informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan
sejajar. Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan
paratemanya yang berbeda departemen terutama apabila muncul masalahmasalah khusus dalam organisasi perusahaan.
Sementara untuk komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level
(tingkat) organisasi yang berbeda. Jenis ini mempunyai keuntungan yaitu :
1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi
tradisional/konservatif
2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Tapi jenis saluran ini mempunyai kelemahan yaitu dapat mengganggu jalur
komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal dalam suatu organisasi. Di
samping itu komunikasi diagonal dalam organisasi yang berskala besar sulit
dikendalikan secara efektif.
Pola saluran komunikasi formal ini sangat penting bagi organisasi namun bila
proses pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan kerugian seperti dari sisi
individual sering menbuat frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu khususnya
tentang keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan.
Dimana banyak jalur yang harus dimasuki/dilewati sebelum langsung ke pengambil
keputusan. Dari sisi perusahaan kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan
penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link)
dalam jalur komunikasi dapat mengambarkan suatu kemungkinan munculnya
kesalah pahaman.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal orang-orang yang ada dalam suatu organisasi
baik secara jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan dapat berkomunikasi
secara leluasa. Namun jenis komunikasi ini karena sifatnya yang umum, informasi
yang diperoleh seringkali kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, karena biasanya lebih bersifat pribadi atau bahkan sekadar desasdesus.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kaitannya dengan sistem dalam suatu organisasi, komunikasi sangat
dibutuhkan bahkan bisa dikatakan sangat vital kehadirannya karena sistem akan
berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat diterapkan kepada semua anggota
suatu organisasi mulai dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Suatu
organisasi yang terbentuk tanpa adanya komunikasi yang baik dan lancar
merupakan organisasi yang tidak akan berjalan secara teratur sesuai sistem yang
ada, organisasi tersebut juga tidak akan berkembang bahkan bisa saja organisasi
tersebut akan mati.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
(Handoko, 2003:8).
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya
komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Kemampuan
berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya.
3.2 SARAN
Konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa
kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang
sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita
pelajari dan kita kembangkan. Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan
kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator
yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen
komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan
komunikasi yang efektif. Manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep
komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.
Komunikasi merupakan hal yag terpenting dalam manajemen karena proses
manajemen baru terlaksana, jika komunikasi dilakukan. Secara morfologis,
terminologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau
coninaunicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), dan
pertukaran tempat pembicaraan mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya, kata sifatnya communican artinya berdialog, berunding, atau
musyawarah (Anwar Arifin 1998:19).
Dalam bahasa Inggris, common memiliki arti sama berkomunikasi berarti berusaha
untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (Commonnes). Proses
komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur formula Lasswell yaitu Who (siapa
pengirimnya/komunikator), Say What (apa yang dikatakan/pesan), in Which Channel
(saluran komunikasi apa yang digunakan/media), What Effect (apa akibat yang akan
ditimbulkan/efek) (Effendi,1993:256).
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; perhubungan.
• Menurut Wikipedia:
Suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
• Menurut Onong Cahyana Effendi:
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung.
• Menurut Raymond Ross:
Proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar
membantu pendengar membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang
serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
• Menurut Everett M. Rogers:
Proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
• Menurut Carl I. Hovland:
Proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya
dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
• Menurut Theodore M. Newcomb:
Transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada
penerima.
• Menurut Bernard Barelson & Garry A. Steiner:
Proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Dalam proses komunikasi, kewajiban komunikator adalah mengusahakan agar
pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim.
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan,
pertanyaan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi merupakan sesuatu
yang sangat pokok, yang dalam prosesnya terdapat tujuan:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
seperti efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di
mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua
alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat
dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan
sebagian besar proporsi waktu mereka.
Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai
dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian
memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan
mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan
kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsifungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
2.3 PENGERTIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Menurut Kaye (1994), kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas
dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia
nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani
antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai
keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara
para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu
komunikasi.
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya
komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999)).
Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang
terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. (Antar Venus).
2.4 KAJIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Mempelajari perspektif, paradigma, teori, model, metodologi penelitian, dan
konsep-konsep komunikasi serta aspek-aspek manajerial untuk kepentingan
pengelolaan sumber daya komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam
mewujudkan efektivitas komunikasi. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu
komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain.
Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita
bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal
yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat
kita pelajari dan kita kembangkan.
Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam
berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas.
Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat
lebih mengerti bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga
komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi yang efektif. Manajemen
komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang
diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.
Menurut Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan
diantara pelaku-pelaku komunikasi. Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu
semua bukan hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi.
Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen
dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan
keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan. Karakteristik ilmu komunikasi
antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan
mengandung potensi problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses
komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola
secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi dapat memberikan
kontribusinya.
Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan yang efektif. Karir dalam bisnis,
pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi
komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama
antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang
efektif melalui saluran saluran komunikasi.
2.5 TUJUAN PENDIDIKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI
Setiap subdisiplin dari bidang ilmu mana pun memiliki tujuannya masing-masing
bagi para sarjananya. Untuk subdisiplin manajemen komunikasi para sarjananya
dibentuk untuk memiliki keahlian dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi
berbagai bentuk kegiatan dan sumber daya komunikasi di dalam dan diantara
sistem sosial. Maka sarjana ilmu komunikasi dengan spesialisasi manajemen
komunikasi diharapkan memiliki:
• Sikap kritis dan antisipatif terhadap fenomena komunikasi yang terjadi maupun
trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan yang mendalam mengenai filosofi,metodologi, dan teori-teori di
bidang manajemen komunikasi.
• Keterampilan teknis dan strategis dalam mengelola sumberdaya dan perilaku
komunikasi.
• Kemampuan nyata dalam mengelola berbagai sumberdaya komunikasi guna
diimplementasikan kedalam program dan aktivitas komunikasi, baik dalam konteks
interpersonal, kelompok, organisasi, maupun masyarakat.
• Sikap kritis dan analitis terhadap berbagai fenomena sosial-komunikasi maupun
trend perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
• Pengetahuan dan keterampilan dalam merancang,memproduksi, dan
mengevaluasi berbagai produk komunikasi.
• Kemampuan mendayagunakan dalam penggunaan teknik-teknik pertukaran
informasi.
2.6 KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat
seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun,
berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan
berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is
Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna menetralisir
gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya
kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk
mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam
organisasi. Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang
mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996:7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga
alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu
organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik
dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja,
assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
2.7 MODEL KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan)
dan penerima seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi
komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung.
Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang
menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi
yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim,
susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim
pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbol-simbol verbal
atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata
percakapan atau tulisan, angka, dsb.
Sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat
komunikasi lisan antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber
dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi
suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan balik
diperoleh. Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui media seperti
memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan
mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting
masa mendatang.
Penerimaan pesan oleh pihak penerima, pada umumnya penerima menerima
pesan melalu panca indera mereka. Banyak pesan penting yang tidak diterima oleh
seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam
mememilih media yang tepat.
Langkah selanjutnya adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami simbolsimbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar
belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan
disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan
bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi faktor penentu
berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan.
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan,
penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang
berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi
yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan
tujuan manajemen.
2.8 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Dalam suatu manajemen (dalam organisasi) baik yang berorientasi komersial
maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.
Kita akan membahas fungsi-fungsi di atas secara terperinci.
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information processing systems). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan
tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi kontlik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orangorang yang
berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Di samping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalarn
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Namun demikian sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah,
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi,
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi,
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan wring
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua saluran
komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga
ataupun kegiatan darmawisata.
2.9 POLA SALURAN KOMUNIKASI
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak
untuk mencapai tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil
mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang
memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan
pekerjaan yang cukup rumit.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu organisasi
merupakan suatu keharusan. Secara umum pola komunikasi dikelompokkan
menjadi saluran komunikasi formal dan nonformal.
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur garis, fungsional maupun matriks, nampak berbagai macam posisi
atau kedudukan yang masing-masing sesuai batas dan tanggung jawab dan
wewnangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
pimpinan kepada bawahan ataupun dari para manajer kepada karyawannya, pola
transformasinya dapat berbentuk downward communication, upward
communication, horizontal communication dan diagonal communication.
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari atasan ke
bawahan, dimana umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang
seseorang dalam suatu organisasi.
Menurut Katz dan Kahn, ada lima tujuan pokok yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinyua
penyaringaninformasi atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada
para bawahan.
Untuk komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan partisipasi bawahan dalam
proses pengambilan keputusan akans angat mebantu pencapaian tujuan organisasi.
Sementara untuk mencapai keberhasilan komunikasi ke atas ini para manajer harus
memiliki rasa percaya kepada para bawahannya.
Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian
yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Adapun tujuan
saluran komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan
memberi informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan
sejajar. Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan
paratemanya yang berbeda departemen terutama apabila muncul masalahmasalah khusus dalam organisasi perusahaan.
Sementara untuk komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level
(tingkat) organisasi yang berbeda. Jenis ini mempunyai keuntungan yaitu :
1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi
tradisional/konservatif
2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Tapi jenis saluran ini mempunyai kelemahan yaitu dapat mengganggu jalur
komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal dalam suatu organisasi. Di
samping itu komunikasi diagonal dalam organisasi yang berskala besar sulit
dikendalikan secara efektif.
Pola saluran komunikasi formal ini sangat penting bagi organisasi namun bila
proses pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan kerugian seperti dari sisi
individual sering menbuat frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu khususnya
tentang keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan.
Dimana banyak jalur yang harus dimasuki/dilewati sebelum langsung ke pengambil
keputusan. Dari sisi perusahaan kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan
penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link)
dalam jalur komunikasi dapat mengambarkan suatu kemungkinan munculnya
kesalah pahaman.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal orang-orang yang ada dalam suatu organisasi
baik secara jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan dapat berkomunikasi
secara leluasa. Namun jenis komunikasi ini karena sifatnya yang umum, informasi
yang diperoleh seringkali kurang akurat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, karena biasanya lebih bersifat pribadi atau bahkan sekadar desasdesus.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kaitannya dengan sistem dalam suatu organisasi, komunikasi sangat
dibutuhkan bahkan bisa dikatakan sangat vital kehadirannya karena sistem akan
berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat diterapkan kepada semua anggota
suatu organisasi mulai dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Suatu
organisasi yang terbentuk tanpa adanya komunikasi yang baik dan lancar
merupakan organisasi yang tidak akan berjalan secara teratur sesuai sistem yang
ada, organisasi tersebut juga tidak akan berkembang bahkan bisa saja organisasi
tersebut akan mati.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
(Handoko, 2003:8).
Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya
komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Kemampuan
berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya.
3.2 SARAN
Konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa
kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang
sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita
pelajari dan kita kembangkan. Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan
kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator
yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen
komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan
komunikasi yang efektif. Manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep
komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi.