Suasana Ruang Kerja Manakah Yang Sesuai
Suasana Ruang Kerja Manakah Yang Sesuai Dengan Anda?
Tempat kerja adalah rumah kedua bagi sebagian besar orang dewasa. Bahkan terkadang kita
menghabiskan lebih banyak waktu berada di tempat kerja daripada di rumah tinggal. Pada saat di
tempat kerja seseorang tidak dapat memilih ruang kerja, rekan kerja, dan lingkungan kerja sehingga
sangat perlu untuk cepat mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, tidak peduli
seseorang itu atasan, bawahan, senior, junior, orang lama, ataupun orang baru.
Seringkali seseorang yang merasa dirinya senior, orang lama, atau atasan tidak terlalu peka dengan
relasi rekan kerja. Karena menganggap statusnya lebih dari yang junior, orang baru, maupun
bawahan, mereka cenderung rmerasa dirinya benar dan menuntut orang lain yang harus
beradaptasi dengan dirinya. Dapat juga seorang muda merasa dirinya harus dimaklumi karena masih
muda sehingga menuntut orang lain harus dapat menoleransi tindakannya.
Bagaimana sebaiknya relasi yang harmonis di tempat kerja?
Marilah kita melihat beberapa contoh berikut ini.
1. Biara Shaolin
Biara Shaolin identik dengan ketenangan, disiplin, dan keteraturan. Biara Shaolin dipimpin
oleh biarawan senior yang sangat disiplin dalam mengikuti tata tertib yang dibuat oleh
pendiri dan pendahulu-pendahulu Shaolin.
Karena pada awalnya biara tersebut adalah tempat untuk berdoa dan menutup diri dari
dunia luar, maka di dalam biara tidak boleh ada suara-suara yang mengganggu ketenangan.
Seluruh biarawan harus menjaga ketenangan dan disiplin dalam biara. Mereka baru dapat
berinteraksi dengan bebas pada saat berada di luar biara.
Suasana yang seperti ini sangat cocok bagi orang-orang yang menyukai ketenangan dalam
bekerja. Pekerjaan akan cepat selesai bila suasana tenang; setiap orang akan berusaha untuk
menjaga ketenangan dalam ruang kerja.
Kelemahan dari model suasana seperti ini adalah kurangnya interaksi antar rekan kerja
dalam satu ruangan. Suasana yang terjadi terkesan dingin dan kurang kebersamaan.
2. Ruang Tunggu Dokter
Di ruang tunggu dokter, semua orang yang ada di sana memiliki kepentingan dan kesibukan
yang berbeda-beda. Ada yang duduk diam membaca majalah atau bermain gadget, ada yang
mengobrol dengan pasien lain, ada yang membawa anak yang terkadang anaknya berisik
atau berlarian ke sana ke mari. Suasana dapat berubah-ubah dengan cepat, kadang tenang
sekali, kadang ribut sekali, tetapi yang pasti tidak terjadi interaksi antar pasien di ruang
tunggu tersebut.
Suasana yang mirip dengan suasana di ruang tunggu dokter sangat tidak kondusif karena
tampaknya terlihat harmonis dan terjadi dinamika sosial padahal kemungkinan tidak terjadi
interaksi yang baik antar rekan kerja dalam ruang tersebut. Keegoisan setiap orang sangat
terlihat di sini.
Yang menyukai ketenangan akan sebentar-sebentar marah jika ada orang yang berbicara
keras atau menyetel lagu keras-keras. Yang senang bersosialisasi akan berbicara dengan
temannya, terkadang sampai tertawa keras-keras tanpa menghiraukan orang lain yang
sedang bekerja. Yang senang musik akan bekerja sambil mendengar musik melalui
headphone sehingga tidak mendengar kalau dipanggil atau bernyanyi-nyanyi sendiri dengan
suara keras.
3. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Ruang BEJ adalah contoh suasana ruang kerja yang sangat berisik. Hiruk pikuk sudah menjadi
hal yang biasa. Semua orang melakukan pekerjaannya masing-masing di tengah-tengah
keramaian suara orang-orang yang berbicara dengan rekan kerja, berbicara di telepon,
bergerak ke sana ke mari. Tetapi semua orang menikmati suasana seperti ini.
Suasana seperti ini menimbulkan kesan suasana yang kacau, tidak ada koordinasi, padahal
sebenarnya semua orang sudah tahu tujuan masing-masing. Akan tetapi suasana ini menjadi
tidak kondusif jika ada orang baru yang masuk dalam ruang kerja tersebut karena tidak ada
orang yang akan menyapa dia, memberitahukan hal-hal atau aturan-aturan yang berlaku
dalam ruangan. Orang baru itu harus mencari tahu sendiri hal-hal yang harus dia ketahui.
4. Ruang Istirahat Dokter
Pada saat dokter tidak bertugas memeriksa pasien atau selesai melakukan tindakan
terhadap pasien di rumah sakit, mereka sering beristirahat di ruang khusus yang disediakan
untuk dokter beristirahat. Di ruang tersebut mereka dapat berdiskusi tentang masalah
pasien yang mereka tangani, hobby mereka, atau bahkan masalah keluarga mereka.
Pertukaran informasi antar dokter yang berbeda spesialisasinya sangat baik dan berguna
dalam menghadapi pasien masing-masing. Komunikasi yang profesional seperti itu dapat
menambah pengetahuan dalam diri mereka masing-masing.
Suasana seperti ini dapat bermanfaat u tuk
aju bersa a kare a setiap ora g ya g
berada dalam ruang tersebut tidak segan-segan berbagi pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki untuk kemajuan bersama. Komunikasi menjadi hal yang penting sekaligus juga
dapat mempererat keakraban diantara rekan kerja.
Selain contoh-contoh yang dipaparkan di atas, terkumpul informasi tentang ruang kerja yang dapat
menghasilkan relasi yang harmonis antar rekan kerja dari beberapa narasumber yang terangkum
sebagai berikut:
A. Ruang Kerja
1. Dekorasi ruang yang menarik
2. Kebersihan lingkungan kerja
3. Fasilitas yang memadai untuk menunjang perkerjaan: komputer, printer, akses internet,
telepon, dan lain-lain
4. Lingkungan kerja yang sejuk dan sehat
5. Ruang kerja yang dinamis, tidak terlalu senyap dan tidak terlalu berisik
6. Ruang kerja yang memiliki tempat untuk berdiskusi bersama
B. Relasi
1. Suasana yang akrab dan ramah
2. Adanya apresiasi terhadap ide-ide baru
3. Konsisten dan teratur khususnya untuk pemberlakuan peraturan-peraturan yang ada
4. Hubungan dengan rekan kerja baik, sehingga setiap orang dapat bekerja sama dengan
baik, mendukung satu dengan yang lain baik dengan atasan dan rekan kerja
5. Tidak ada rasa takut berkomunikasi satu dengan yang lain
6. Kenyamanan di ruang kerja
Bagaimana dengan Anda? Pastikan Anda dapat menjadi bagian dari ruangan tempat Anda bekerja di
kantor masing-masing. Kinerja Anda dan rekan-rekan Anda dapat menjadi maksimal jika setiap
anggota ruang dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.
(Catatan kecil dari Mattias Malanthon)
Tempat kerja adalah rumah kedua bagi sebagian besar orang dewasa. Bahkan terkadang kita
menghabiskan lebih banyak waktu berada di tempat kerja daripada di rumah tinggal. Pada saat di
tempat kerja seseorang tidak dapat memilih ruang kerja, rekan kerja, dan lingkungan kerja sehingga
sangat perlu untuk cepat mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, tidak peduli
seseorang itu atasan, bawahan, senior, junior, orang lama, ataupun orang baru.
Seringkali seseorang yang merasa dirinya senior, orang lama, atau atasan tidak terlalu peka dengan
relasi rekan kerja. Karena menganggap statusnya lebih dari yang junior, orang baru, maupun
bawahan, mereka cenderung rmerasa dirinya benar dan menuntut orang lain yang harus
beradaptasi dengan dirinya. Dapat juga seorang muda merasa dirinya harus dimaklumi karena masih
muda sehingga menuntut orang lain harus dapat menoleransi tindakannya.
Bagaimana sebaiknya relasi yang harmonis di tempat kerja?
Marilah kita melihat beberapa contoh berikut ini.
1. Biara Shaolin
Biara Shaolin identik dengan ketenangan, disiplin, dan keteraturan. Biara Shaolin dipimpin
oleh biarawan senior yang sangat disiplin dalam mengikuti tata tertib yang dibuat oleh
pendiri dan pendahulu-pendahulu Shaolin.
Karena pada awalnya biara tersebut adalah tempat untuk berdoa dan menutup diri dari
dunia luar, maka di dalam biara tidak boleh ada suara-suara yang mengganggu ketenangan.
Seluruh biarawan harus menjaga ketenangan dan disiplin dalam biara. Mereka baru dapat
berinteraksi dengan bebas pada saat berada di luar biara.
Suasana yang seperti ini sangat cocok bagi orang-orang yang menyukai ketenangan dalam
bekerja. Pekerjaan akan cepat selesai bila suasana tenang; setiap orang akan berusaha untuk
menjaga ketenangan dalam ruang kerja.
Kelemahan dari model suasana seperti ini adalah kurangnya interaksi antar rekan kerja
dalam satu ruangan. Suasana yang terjadi terkesan dingin dan kurang kebersamaan.
2. Ruang Tunggu Dokter
Di ruang tunggu dokter, semua orang yang ada di sana memiliki kepentingan dan kesibukan
yang berbeda-beda. Ada yang duduk diam membaca majalah atau bermain gadget, ada yang
mengobrol dengan pasien lain, ada yang membawa anak yang terkadang anaknya berisik
atau berlarian ke sana ke mari. Suasana dapat berubah-ubah dengan cepat, kadang tenang
sekali, kadang ribut sekali, tetapi yang pasti tidak terjadi interaksi antar pasien di ruang
tunggu tersebut.
Suasana yang mirip dengan suasana di ruang tunggu dokter sangat tidak kondusif karena
tampaknya terlihat harmonis dan terjadi dinamika sosial padahal kemungkinan tidak terjadi
interaksi yang baik antar rekan kerja dalam ruang tersebut. Keegoisan setiap orang sangat
terlihat di sini.
Yang menyukai ketenangan akan sebentar-sebentar marah jika ada orang yang berbicara
keras atau menyetel lagu keras-keras. Yang senang bersosialisasi akan berbicara dengan
temannya, terkadang sampai tertawa keras-keras tanpa menghiraukan orang lain yang
sedang bekerja. Yang senang musik akan bekerja sambil mendengar musik melalui
headphone sehingga tidak mendengar kalau dipanggil atau bernyanyi-nyanyi sendiri dengan
suara keras.
3. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Ruang BEJ adalah contoh suasana ruang kerja yang sangat berisik. Hiruk pikuk sudah menjadi
hal yang biasa. Semua orang melakukan pekerjaannya masing-masing di tengah-tengah
keramaian suara orang-orang yang berbicara dengan rekan kerja, berbicara di telepon,
bergerak ke sana ke mari. Tetapi semua orang menikmati suasana seperti ini.
Suasana seperti ini menimbulkan kesan suasana yang kacau, tidak ada koordinasi, padahal
sebenarnya semua orang sudah tahu tujuan masing-masing. Akan tetapi suasana ini menjadi
tidak kondusif jika ada orang baru yang masuk dalam ruang kerja tersebut karena tidak ada
orang yang akan menyapa dia, memberitahukan hal-hal atau aturan-aturan yang berlaku
dalam ruangan. Orang baru itu harus mencari tahu sendiri hal-hal yang harus dia ketahui.
4. Ruang Istirahat Dokter
Pada saat dokter tidak bertugas memeriksa pasien atau selesai melakukan tindakan
terhadap pasien di rumah sakit, mereka sering beristirahat di ruang khusus yang disediakan
untuk dokter beristirahat. Di ruang tersebut mereka dapat berdiskusi tentang masalah
pasien yang mereka tangani, hobby mereka, atau bahkan masalah keluarga mereka.
Pertukaran informasi antar dokter yang berbeda spesialisasinya sangat baik dan berguna
dalam menghadapi pasien masing-masing. Komunikasi yang profesional seperti itu dapat
menambah pengetahuan dalam diri mereka masing-masing.
Suasana seperti ini dapat bermanfaat u tuk
aju bersa a kare a setiap ora g ya g
berada dalam ruang tersebut tidak segan-segan berbagi pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki untuk kemajuan bersama. Komunikasi menjadi hal yang penting sekaligus juga
dapat mempererat keakraban diantara rekan kerja.
Selain contoh-contoh yang dipaparkan di atas, terkumpul informasi tentang ruang kerja yang dapat
menghasilkan relasi yang harmonis antar rekan kerja dari beberapa narasumber yang terangkum
sebagai berikut:
A. Ruang Kerja
1. Dekorasi ruang yang menarik
2. Kebersihan lingkungan kerja
3. Fasilitas yang memadai untuk menunjang perkerjaan: komputer, printer, akses internet,
telepon, dan lain-lain
4. Lingkungan kerja yang sejuk dan sehat
5. Ruang kerja yang dinamis, tidak terlalu senyap dan tidak terlalu berisik
6. Ruang kerja yang memiliki tempat untuk berdiskusi bersama
B. Relasi
1. Suasana yang akrab dan ramah
2. Adanya apresiasi terhadap ide-ide baru
3. Konsisten dan teratur khususnya untuk pemberlakuan peraturan-peraturan yang ada
4. Hubungan dengan rekan kerja baik, sehingga setiap orang dapat bekerja sama dengan
baik, mendukung satu dengan yang lain baik dengan atasan dan rekan kerja
5. Tidak ada rasa takut berkomunikasi satu dengan yang lain
6. Kenyamanan di ruang kerja
Bagaimana dengan Anda? Pastikan Anda dapat menjadi bagian dari ruangan tempat Anda bekerja di
kantor masing-masing. Kinerja Anda dan rekan-rekan Anda dapat menjadi maksimal jika setiap
anggota ruang dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.
(Catatan kecil dari Mattias Malanthon)