SISTEM INFORMASI MANAJEMEN dengan penerapan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
[ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI]

Penyusun : Ade Yayang (43115120366)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA

Sim, Ade Yayang, Hafzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Universitas
Mercu Buana, 2017.Pdf

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA
2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Artikel
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi sehingga Artikel ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Harapan penulis semoga Artikel ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
para pembaca. Penulis menyadari bahwa Artikel ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk

menyempurnakan Artikel ini. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi Artikel agar menjadi lebih baik lagi.

Jakarta, Juni 2017

Penyusun

PENDAHULUAN
Pengembangan Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan
dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil
pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan
mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas
lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder
dalam bentuk berita tertulis atau sinyal elektronis.
Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System
Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi
diantaranya adalah :
1. Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk
menyelesaikan permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan

kesempatan (opportunities) yang timbul.
2. Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang
mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi.
3. Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
4. Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem
informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan
tertentu.
5. Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada.
Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen
yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang proses pengambilan keputusan,
koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan
karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan
menciptakan produk baru.
Beberapa definisi Pengembangan sistem
1) Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya.

2) Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada.
3) Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan
untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa
yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah
suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian
dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan
memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal, yaitu:

Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang
berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri,
bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya
50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis
pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah
sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya

tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus, untuk setiap program yang
dihasilkan dari IBM superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan untuk
setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement pemrograman.
Maintabilitas. Perawatan mencakup:
a) Modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk meningkatkan
kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam pengoperasian
sistem)
b) Modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai
80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem dilakukan
untuk revisi, modifikasi, konversi, peningkatan dan pelacakan kesalahan
Kualitas informasi (quality of information) diantaranya ditentukan oleh beberapa hal,
yaitu:
1.

2.

Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan
manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan
yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing
pengguna informasi tersebut.

Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi
penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari
informasi tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi
tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan
secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah
atau rusak.

Komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:
1) Completeness hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan
keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan
berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
2) Correctness maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu
diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung
jawabkan.
3) Security Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
4) Time Lines (Tepat waktu) Informasi yang dibutuhkan oleh pemakai tidak dalam

hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang,
maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun

menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan, maka akan berakibat fatal sehingga salah
dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan
mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru
5) Economy (Ekonomis) Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di
dalamnya.
6) Efficiency (Efisien)
7) Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus
dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal
pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.
Nilai Informasi
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang
diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan
penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang
apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan
yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu
informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang
baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai
informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh dari
keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan
banyak manfaat di antaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
tersebut.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang
dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:
1.
2.

3.
4.

5.


Kemudahan dalam memperoleh Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna
apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat
dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi
sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan
secara baik.
Ketelitian (accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika
tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
Kecocokan dengan pengguna (relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan
penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya,
karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
Ketepatan waktu Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat
diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting
menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima (usang), karena tidak dapat

dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai

informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/keluwesannya Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki
fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan
pada saat pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas
data sumber yang diolah.
9. Tidak ada prasangka Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi
tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur
agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
Prinsip Pengembangan Sistem
Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen. Sistem yang dikembangkan
adalah investasi modal besar, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan
dua hal berikut ini:
1) Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
2) Investasi yang terbaik harus bernilai
Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi
1.
2.

3.

Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama
Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah

PEMBAHASAN
Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Karakteristik Sistem :
1) Komponen sistem (components)
2) Batas Sistem (boundary)
3) Lingkungan Luar Sistem (environments)
4) Penghubung (interface)
5) Masukan (input)
6) Keluaran (output)
7) Pengolah (process)
8) Sasaran(objectives)
9) Tujuan (goal)

Klasifikasi Sistem:
1. Sistem abstrak dan sistem fisik
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu
4. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya.
Siklus informasi

Pengertian Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi
Menurut Mcleod (2001), analisa sistem adalah penelitian suatu sistem yang telah ada
dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui. Sedangkan menurut
Jeffrey L. Whitten, et al (2004), analisa sistem adalah teknik pemecahan masalah
dengan cara memecahkan sistem ke dalam komponen-komponen dengan tujuan
mempelajari komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan
mereka.
Perancangan sistem merupakan pelengkap dari analisa sistem ke dalam suatu sistem
yang utuh dengan tujuan mendapatkan sistem yang lebih baik.
Ada enam tahap analisis sistem:
1) Mengumumkan penelitian sistem. Ketika perusahaan menerapkan sistem baru,
manajemen bekerja sama dengan pekerja perihal sistem baru tersebut.
2) Mengorganisasikan tim proyek.
3) Mendefinisikan kebutuhan informasi. Melalui wawancara perorangan,
pengamatan, pencarian catatan dan survey.
4) Mendefinisikan kriteria kinerja sistem Setelah kebutuhan informasi manajer
didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasi secara tepat apa yang
harus dicapai oleh sistem.
5) Menyiapkan usulan rancangan Analisa sistem memberikan kesempatan bagi
para manajer untuk membuat keputusan terusan atau hentikan untuk kedua
kalinya.
6) Menyetujui atau menolak rancangan proyek Manajer dan komite pengarah sistem
informasi manajemen mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah
memberi persetujuan atau tidak.
Sedangkan menurut McLeod (2001), perancangan sistem adalah penentuan proses dan
data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer, perancangan
dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan digunakan.
Tahap perancangan sistem:
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci. Analis bekerjasama dengan pemakai
dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan
dalam modul teknis.
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif sistem. Analis harus mengidentifikasikan
konfigurasi peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem
untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem. Analis bekerjasama dengan
manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang
paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan
kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi terbaik. Analis mengevaluasi konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan dengan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi
satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada
manajer untuk disetujui.
5. Menyiapkan usulan penerapan. Analis menyiapkan ikhtisar tugas-tugas penerapan
yang harus dilakukan.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem. Jika keuntungan yang diharapkan

dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
Dari kutipan-kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem
merupakan proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam suatu
rancangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberi gambaran yang lebih
jelas untuk dijadikan pertimbangan.
Fact-finding technique adalah teknik yang digunakan untuk menguraikan semua
perkembangan siklus tetapi sangat kritis dalam keperluan fase analisis.
Setelah fact finding diselesaikan tools seperti use cases data models, process models
dan objects models akan digunakan dalam fakta dokumen dan akhirnya digambarkan
melalui fakta-fakta tersebut (Bentley, 2004)
Software Development Life Cycle (SDLC)
Software development life cycle (SDLC) adalah sumber daya yang bisa
mengumpulkan, mengatur , mengontrol dan menyebarkan dari suatu informasi
menuju suatu organisasi. Database adalah suatu komponen pokok dari suatu sistem
informasi dan dikembangkan dan digunakan untuk menunjukkan dari perspektif luas
dari suatu syarat organisasi. Oleh karenanya siklus dari suatu sistem informasi
organisasi merupakan turunan yang dihubungkan ke siklus sistem database yang
mendukung. Tahap dari SDLC termasuk diantaranya : perencanaan, mengumpulkan
persyaratan dan analisis, desain , prototyping , implementasi, uji coba , konversi dan
pemeliharaan operasional. (Conolly, 2006)
Waterfall model terkadang disebut classic life cycle, menganjurkan secara sistematis
pendekatan sekuensial pada perkembangan software yang diawali keperluan
spesifikasi pelanggan dan perkembangan melalui planning, modeling, construction,
dan deployment yang diakhiri dengan dukungan langsung dari software secara
menyeluruh (Pressman, 2008).
Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman:
a) Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk
mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan
customer,maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal,
artikel,maupun dari internet.
b) Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa
dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan
software, termasuk rencana yang akan dilakukan.
c) Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan
software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada
rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail

(algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut
software requirement.
d) Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan
penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.Programmer
akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user.Tahapan inilah yang
merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya
penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.Setelah pengkodean
selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan
testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk
kemudian bisa diperbaiki.
e) Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem.Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah
jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan
pemeliharaan secara berkala.Kelebihan dari model ini adalah selain karena
pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah
ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di
awal proyek, maka Software Engineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa
masalah.Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit
yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal proyek
lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih
sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi
perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai
sebelum mengerjakan fase berikutnya.
Masalah dengan waterfall :
1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.
2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara
lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada
kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan
kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar
terjadi.
3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar yaitu
dengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi
beberapa bagian sub-proyek.
Database life cycle (DBLC)
Database life cycle (DBLC) merupakan komponen pokok dari suatu sistem informasi
organisasi yang luas dan merupakan turunan yang berhubungan dengan software
development life cycle (SDLC).
Tahapan dari DBLC yaitu :
1) Perencanaan database yaitu merencanakan bagaimana tahapan dari siklus yang

bisa dicapai seefisien dan seefektif mungkin.
2) Definisi sistem yaitu menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari sistem
database termasuk pandangan pengguna, penggunanya sendiri, dan area aplikasi.
3) Pengumpulan persyaratan dan analisis yaitu mengumpulkan dan menganalisis
syarat yang diperlukan untuk system database yang baru.
4) Desain database yaitu desain konseptual, logikal dan fisikal dari suatu database.
5) Seleksi DBMS (opsional) yaitu memilih DBMS yang cocok dengan system
database.
6) Desain aplikasi yaitu mendisain user interface dan program –program aplikasi
yang digunakan dan memproses database.
7) Prototyping(opsional) yaitu membangun sebuah model kerja dari suatu system
database, yang menerima pendesain atau pengguna untuk memvisualisasi dan
mengevaluasi bagaimana system final bekerja dan berfungsi.
8) Implementasi yaitu membuat definisi database fisikal dan program-program
aplikasi 9. Konversi datan dan loading yaitu data diambil dari system lama ke
system yang baru memungkinkan konversi aplikasi yang sudah ada untuk bekerja
di system yang baru.
9) Uji coba yaitu system database harus telah di uji coba terhadap error dan telah di
validasi sesuai dengan syarat yang dispesifikasikan oleh user.
10) Pemeliharaan operasional yaitu sistam database harus telah dilaksanakan
seluruhnya. System akan terus di monitor dan di pelihara.
Bila perlu persyaratan baru yang tergabung ke dalam system databse melalui tahap
awal dari siklus (life cycle). (Conolly, 2006)
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi PT Prabu Mandiri Motor
Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga
kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta
untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. Perancangan sistem informasi di PT.
Prabu Mandiri Motor dimaksudkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan kegitannya.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu:
a.
b.
c.

Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh
komite pengarah.
Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis
sistem.

2. Analisis Sistem (System Analysis)
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan-perbaikan. PT. Prabu Mandiri Motor terus meningkatkan, bahkan
mengganti sistem informasi lamanya yaitu PAS200 dengan IBS (Integrated Bussines
System) untuk terus meningkatkan kinerja dalam menghadapi persaingan bisnis
didunia otomotif.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan
oleh Analis Sistem yaitu;
a) Identify (identifikasi masalah)
b) Understand (memahami kerja dari sistem yang ada)
c) Analyze (menganalisa sistem)
d) Report (membuat laporan hasil analisis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design)
Perancangan sebuah sistem di PT. Prabu Mandiri Motor terdiri dari beberapa tahapan,
Secara Umum Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1) Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2) Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3) Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
4) Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi termasuk
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem.
4. Seleksi Sistem (System Selection)
Tahap seleksi sistem merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat
lunak untuk sistem informasi. Tugas ini membutuhkan pengetahuan yang cukup bagi
yang melaksanakannya supaya dapat memenuhi kebutuhan rancangbangun yang telah
dilakukan. Pengetahuan yang dibutuhkan oleh pemilih sistem diantaranya adalah
pengetahuan tentang siapa-siapa yang menyediakan teknologi ini, cara pemilikannya
dan sebagainya. Pemilih sistem juga harus paham dengan teknik-teknik evaluasi
untuk menyeleksi sistem. Seleksi sistem di PT. Prabu Mandiri Motor dengan memilih
perangkat lunak yang disediakan oleh Manajemen yakni IBS yang di sediakan dari
Medan, begitu pula halnya dengan perangkat keras.
5. Perancangan Sistem (Systems Design)
Secara Umum tahap perancangan menghasilkan :
1) Laporan perancangan system
2) Bagan arus dan tabel keputusan
3) Deskripsi program
4) Prosedur-prosdur operasi
5) Menjalankan manual
6) Deskripsi file
7) Prosedur-prosedur memasukkan data
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance)

Tahap implementasi terdiri dari :
1. Perencanaan pengubahan
2. Perencanaan pengujian
3. Jadwal operasi dan perawatan
Sistem berbasis komputer adalah sebuah system yang memiliki beberapa elemen yang
subsistem satu sama lainya saling berhubungan supaya suatu sistem dapat berjalan
dengan efektif dan efisien sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Sistem berbasis komputer dapat didefinisikan sebagai kumpulan atau susunan
elemen-elemen yang diorganisasi untuk mengerjakanberbagai tujuan yang sudah
didefinisikan sebelumnya dengan cara memproses informasi.
Elemen-elemen sistem berbasis komputer

:

1) Perangkat lunak, yaitu program komputer, struktur data, dan dokumentasi terkait
2) Perangkat keras, yaitu perangkat elektronik yang menyediakan kemampuan
komputasi dan perangkat elektromekanik (misalnya: sensor, motor, pompa) yang
menyediakan fungsi dunia luar.
3) Manusia, yaitu pemakai dan operator perangkat keras dan perangkat lunak.
4) Basis data, yaitu kumpulan informasi yang besar dan terorganisasi yang diakses
melalui perangkat lunak.
5) Dokumentasi, yaitu buku-buku manual, formulir, dan informasi deskriptif lainnya
yang menggambarkan penggunaan dan atau operasional sistem.
6) Prosedur, yaitu langkah-langkah yang menjelaskan pemakaian spesifik darisetiap
elemen sistem.

PENUTUP
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari
intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan
internal, serta bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang
pasar, pelanggan, perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis
internal meliputi struktur organisasi, infrastruktur atau aset, proses, sumber daya
manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi eksternal yaitu ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal organisasi.
Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi, dan infrastruktur.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus
melakukan fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi,
budaya dan politik organisasi, riwayat organisasi, investasi dalam bidang teknologi
informasi yang telah dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan
sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan pengembangan sistem
informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil adalah perkembangan sistem informasi sudah ada
sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin
waktu kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula
sistem informasi berkembang.