1 PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  

1

PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN

SOSIAL ANAK USIA TODDLER

Aris Dwi Cahyono

  

Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

Usia toddler merupakan masa emas perkembangan seorang anak, sehingga penyimpangan sekecil apapun

apabila tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia pada

kemudian hari dan akan mengakibatkan hambatan dalam perkembangan pada usia selanjutnya. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi orang tua teradap perkembangan sosial anak usia

toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn.Wonorejo, Ds. Semanding, Kec. Pagu, Kab. Kediri Tahun 2012.

  Desain penelitian ini termasuk korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasi 27 responden yang

diambil dengan tehnik sampling purposive sampling terdapat 25 sampel dengan kriteria inklusi. Dengan analisis

data menggunakan analisa korelasi dengan chi-square dengan bantuan software komputer.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara stimulasi orang tua dan perkembangan sosial anak toddler

tidak terdapat hubungan dan pengaruh. Hal itu dibuktikan dengan nilai chi-square hitung < nilai chi square

tabel, yang berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

  Dari hasil penelitian tersebut disarankan para orang tua terutama ibu lebih sering meluangkan waktu

untuk memberikan stimulasi perkembangan. Semakin baik dan seringnya pemberian stimulasi pada anak maka

akan baik pula proses perkembangan anak sehingga tidak terhambat atau terganggu proses perkembangannya.

Kata Kunci : Stimulasi Orang Tua, Perkembangan Sosial, Anak Usia Toddler Latar Belakang

  Perkembangan sosial yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan sosial sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya (Dian Adriana, 2011). Hurlock menjelaskan bahwa pada anak usia 2-5 tahun adalah masa penting dari keseluruhan tahap perkembangan. Pada tahap ini terjadi proses peletakan dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang dalam kehidupan anak. Hal inilah menyebabkan anak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial di sekelilingnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak memegang peran penting dalam meningkatkan perkembangan sosial anak usia dini. Hal ini disebabkan, karena hampir 80% waktu dalam kehidupan sehari-hari anak digunakan untuk bermain, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan keluarga (Admin, 2012).

  Perkembangan sosial dan dasar – dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun bila tidak terdeteksi, apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak. Perkembangan sosial anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sementara itu, lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Dian Adriana, 2011). Sementara dampak yang bisa terjadi apabila perkembangan sosial anak tidak berkembang sesuai dengan tahapan umurnya akan berpengaruh pada emosional anak, yang memicu anak untuk bersikap introvert, sikap tersebut akan membentuk anak yang bersifat individualis dan tidak percaya diri serta mengarah ke sikap menutup diri (Mahmud, 2012). Pada saat ini salah satu tugas yang dihadapi orang tua adalah memperkenalkan anak kepada kelompok teman sebayanya. Orang tua menginginkan anaknya berinteraksi sedini mungkin dengan teman-teman sebayanya agar memperoleh kemampuan untuk dapat bergaul dengan mereka (Didi Tarsidi, 2007).

  Jumlah Balita di Indonesia sekitar 10% dari seluruh populasi, dan berdasarkan data analisa situasi orang tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi perkembang Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak

  balita di Jawa Timur di tetapkan 80% , tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Bejo Net Community, 2010). Serta berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012 diketahui bahwa 10 ibu (100 %) memberikan stimulasi dengan sering. Dengan melakukan observasi tingkah laku anak, hasil yang didapatkan adalah ada 3 anak (30%) yang saat istiraahat tidak bermain dengan temannya, hanya duduk dengan ibunya dan saat proses pembelajaranpun anak hanya diam, tidak mau sambil bermain dengan temannya yang lain dan tampak takut dengan orang yang sebelumnya belum pernah mereka lihat. Sedangkan 7 anak (70%) yang lain mau bermain dalam kelas dan saat pelajaran tanpa takut dengan orang yang baru mereka lihat.

  b. Mengidentifikasi perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn.

  Populasi dalam peelitian ini adalah seluruh orang tua dan anak PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri yang berjumlah 27 anak.

  Variabel penelitian ini adalah stimulasi orang tua pada anak usia toddler sebagai variabel independen dan variabel dependen adalah tingkat perkembangan sosial anak usia toddler.

  ” yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

  sectional

  Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan “cross

  Desain Penelitian

  c. Menganalisa pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

  Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab.

  a. Mengidentifikasi stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

  Salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya yaitu kurangnya stimulasi. Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang / stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak (Dinkes, 2009).

  2. Tujuan khusus

  1. Tujuan Umum Mengetahui Pengaruh Stimulasi Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Stimulasi Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri ?”

  Rumusan Masalah

  Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan mengenai Pengaruh Stimulasi Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Anak di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds.

  Untuk mendukung perkembangan sosial anak, tindakan yang harus dilakukan oleh perawat adalah memberikam motivasi kepada para orang tua atau pengasuh agar memperhatikan tumbuh kembang anaknya, khususnya perkembangan sosial misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada para orang tua atau pengasuh tentang dampak yang akan terjadi bila tidak memperhatikan tumbuh kembang anak. Ada beberapa stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain : mengajak anak saat melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, atau mengelap kaca dan ajak anak untuk melakukannya bersama, ajarkan anak unutk menggunakan sendok dan belajar untuk makan sendiri, bebaskan anak untuk memilih dan menggunakan baju yang ia inginkan, dan ajarkan anak untuk bermain dengan teman sebaya unutk membina rasa kebersamaan dan bersosialisasi dengan lingkungan selain keluarganya.

2 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang

  b. Perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD tua dan anak PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri yang berjumlah 25 Pagu Kab. Kediri anak.

  Hasil penelitian mengenai perkembangan Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia sampling yaitu tehnik penetapan sampel dengan cara Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang Kediri terbagi menjadi 3 kategori diantaranya dikehendaki peneliti. normal, meragukan, dan penyimpangan yang dapat

  Uji satistik yang digunakan dalam penelitian ini dilihat pada diagram sebagai berikut : adalah uji chi - square yaitu uji statistic yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel – variabel kategorik.

  Hasil Penelitian

  a. Pemberian stimulasi perkembangan sosial orang tua anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn.

  Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri Hasil penelitian mengenai pemberian stimulasi orang tua anak usia toddler terbagi menjadi 4 kategori diantaranya baik sekali, baik, cukup, kurang yang dapat dilihat pada diagram sebagai

  Diagram 2. Perkembangan Sosial Anak Usia berikut : Toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec.

  Pagu Kab. Kediri tahun 2012. Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 25 responden terdapat 20 responden

  (80%) mempunyai perkembangan sosial normal dan 2 responden (8%) mempunyai perkembangan sosial meragukan dan 3 responden (12%) termasuk dalam perkembangan penyimpang. Artinya mayoritas resonden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

  Diagram 1. Pemberian Stimulasi Perkembangan mempunyai perkembangan sosial anak usia toddler Sosial Orang Tua Anak Usia Toddler yang normal. di PAUD Bunga Mulia Dsn.

  c. Pengaruh stimulasi orang tua terhadap Wonorejo Ds.Semanding Kec. perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Pagu Kab. Kediri tahun 2012. Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

  Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa Hasil penelitian tentang pengaruh stimulasi dari 25 responden sebagian besar responden orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia memberikan stimulasi yang baik sekali sebanyak toddler terbagi menjadi 4 kategori pemberian 12 orang (48%). Artinya mayoritas resonden di stimulasi yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang

  PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding sedangkan pada perkembangan sosial anak usia Kec. Pagu Kab. Kediri mempunyai karakteristik toddler terbagi menjadi 3 kategori yaitu normal, baik sekali dalam pemberian stimulasi. meragukan, dan penyimpangan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

3 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal

  H diterima. Dari kedua hasil tersebut dapat

  Tabel 1. Tabulasi Silang Pengaruh Stimulasi

  disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stimulasi

  Orang Tua Terhadap Perkembangan

  orang tua terhadap perkembangan social anak usia

  Sosial Anak Usia Toddler di PAUD toddler. Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

  Pembahasan tahun 2012.

  1. Pemberian stimulasi perkembangan sosial Baik Baik Cukup Kurang orang tua anak usia toddler di PAUD Bunga

  Stimulasi Sekali Jumlah Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu

  No Kab. Kediri tahun 2012

  Perkemba- ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

  ngan

  dari 25 responden sebagian besar responden

  sosial

  memberikan stimulasi yang baik sekali sebanyak 12

1 Normal

  11

  44

  6

  24

  3

  12

  20

  

80

  orang (48%) dan sebagian kecil responden

  Meragu- 2 kan

  1

  4

  1

  4

  2

  

8

memberikan stimulasi cukup sebanyak 5 orang (20%). Penyimp

  Ini berarti sebagian besar responden di PAUD Bunga

  3 angan

  1

  4

  2

  8

  3

12 Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab.

  Jumlah

  12

  48

  8

  32

  5

  20 25 100 Kediri sudah memberikan stimulasi yang baik sekali.

  Menurut Aqila Putri (2009) ada beberapa Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa dari faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

  25 respoden terdapat 11 responden (44%) yang memberikan stimulasi perkembangan kepada perkembangan sosialnya normal dan pemberian anaknya, diantaranya adalah pekerjaan, pendidikan, stimulasi baik sekali. Sedangkan yang mempunyai waktu, status ekonomi, dan lingkungan. Faktor – perkembangan sosial penyimpangan dan pemberian faktor ini saling berkaitan dan saling berpengaruh satu stimulasi cukup ada 2 responden (8%). sama lain, sehingga bila salah satu faktor diatas tidak terlaksana dan terencana dengan baik maka bisa

  Tabel 2 Hasil Uji Statistik dengan

  chi-square

  Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Sedangkan faktor yang menyebabkan

  Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler kurangnya stimulasi adalah kurangnya waktu yang di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo berkualitas dalam stimulasi dan intensitas stimulasi Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun yang kurang kepada anak. Selain waktu yang 2012. berkualitas faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian stimulasi oleh orang tua diantaranya usia

  Chi-Square Tests

  atau kematangan serta pengalaman ibu, pekerjaan,

  Asymp. Sig. (2-

  pendidikan, sosial ekonomi, sarana dan prasarana,

  Value df sided) a serta lingkungan.

  Pearson Chi-Square 5.792 4 .215

  Dalam hal ini stimulasi yang diberikan kurang

  Likelihood Ratio 6.366 4 .173

  disebabkan karena pendidikan dari ibu yang masih

  Linear-by-Linear Association 3.830 1 .050

  belum mengerti bagaimanakah cara yang baik dan

  N of Valid Cases

  25

  benar dalam memberikan stimulasi sosial kepada

a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum

  anaknya, karena responden adalah masyarakat yang expected count is .40. tinggal di desa dan dasarnya adalah seorang ibu – ibu, akses yang digunakan guna mendapatkan informasi

  Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai chi-square terutama adalah televise dan apa yang diajarkan oleh hitung adalah 5.792 dan nilai chi-square tabel adalah orang tua dari ibu tersebut atau bisa berdasarkan

  9.49. Karena 5.792 < 9.49, dapat disimpulkan maka H0 dengan pengalaman yang ada. Sosial ekonomi seorang diterima. Sedangkan nilai signifikansi dari uji ini ibu berpengaruh dalam pemberian stimulasi karena adalah 0.215, sedangkan probabilitas normal (α=0,05). dengan rendahnya sosial ekonomi akan

  Karena nilai signifikansi >α dapat disimpulkan maka mempengaruhi pendidikan yang didapatkan seorang

  Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap

4 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Perkembangan Sosial Anak

  • – alat untuk membersihkan rumah, anak diajarkan untuk melakukan aktifitas membantu bersih – bersih, itupun sebenarnya sudah merupakan stimulasi guna membentuk kepribadian dan kebiasaan yang baik untuk anak. Lingkungan orang tua mempengaruhi pemberian stimulasi karena lingkungan yang ada biasanya mempertahankan kebiasaan atau cultural dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, untuk menyekolahkan anak di PAUD pun masih belum terlalu memasyarakat karena hal tersebut dipandang pemborosan biaya. Padahal di lingkungan sekolah, anak dapat mendapatkan stimulasi tambahan selain di rumah untuk mencapai perkembangan yang normal.

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  

5

  ibu dan kelengkapan sarana prasarana guna memberikan stimulasi yang baik kepada anak. Sarana prasarana seperti alat – alat permainan sebenarnya dapat memanfaatkan apa yang ada dirumah seperti alat

  Untuk itu para orang tua terutama seorang ibu yang lebih sering bersama dengan anak diharapkan memberikan stimulasi dengan baik dan sering untuk mencapai perkembangan anak yang norml dan baik untuk tahap perkembangan anak yang selanjutnya, serta lebih banyak mencari sumber informasi untuk mendapatkan cara stimulasi yang sesuai dengan usia anak.

  Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012

  Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 25 responden terdapat 20 responden (80%) mempunyai perkembangan sosial normal, 2 responden (8%) mempunyai perkembangan sosial yang meragukan dan 3 responden (12%) mempunyai perkembangan yang tergolong penyimpangan karena anak menolak dilakukan stimulasi perkembangan sosial oleh orang tuanya. Tetapi mayoritas responden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri mempunyai perkembangan sosial anak usia toddler yang normal.

  Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial dipengaruhi juga oleh penmberian fasilitas oleh keluarga dan lingkungan dimana anak berkembang (Hamdani, 2007).

  Perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan seorang anak. Perkembangan sosial akan berjalan dengan normal apabila orang tua memberikan fasilitas, kebebasan dan pengertian kepada anak dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya, orang yang lebih tua dan lingkungannya. Apabila seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan sosial kemungkinan disebabkan karena adanya pembatasan sosiaisasi dari orang tua atau pengekangan dan pola asuh yang kurang tepat sehingga seorang anak merasa takut untuk melakukan sosialisasi dengan teman sebayanya, hal trsebut dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan pada aspek sosial maupun aspek yang lainnya.

  Perkembangan sosial yang menyimpang dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya faktor dalam diri anak maupun dari luar diri anak. Faktor yang berasal dari dalam diri anak misalkan pada tingkat intelegensi, kemampuan, dan genetik hal ini adalah faktor yang tidak dapat dirubah dalam tingkat perkembangan anak. Seperti apapun usaha kita, kemampuan anak dalam menerima informasi atau stimulasi tetap akan menghasilkan perkembangan yang berjalan dengan lambat. Untuk meingkatkan kemampuan anak diperlukan waktu dan kesabaran luar diri anak adalah tingkat gizi, psikologis, lingkugan pengasuh, dan stimulasi. Faktor – faktor tersebut merupakan faktor yang dapat dirubah, disini tingkat gizi mempengaruhi perkembangan karena ada beberapa zat yang berpengaruh terhadap proses berpikir dan proses – proses belajar. Psikologis anak berperan penting dalam perkembangannya, karena dengan keadaan psikologis anak yang tidak dalam keadaan tenang, anak tidak akan mau menerima stimulasi yang diberikan, maka akan sia – sia kita memberikan stimulasi yang baik namun kita tidak mengerti keadaan psikologis anak seperti apa. Keadaan psikologis pada anak biasanya digambarkan dari raut wajah anak atau tingkah lakunya, jika anak terlihat menolak maka jangan lakukan stimulasi atau memarahi anak, tunjukkanlah kasih sayang dengan membelai atau memeluk anak agar ia merasa lebih tenang. Stimulasi termasuk faktor – faktor penting dalam perkembangan seorang anak, stimulasi yang diberikan sesuai dengan usia anak akan menunjukkan hasil perkembangan yang sesuai pula dengan usianya. Dengan stimulasi dan memberikan kebebasan pada

  • – anak. Lingkungan sekolah dan lingkungan bermain di rumah juga mempengaruhi, karena dilingkungan sekolah, anak telah diajarkan cara untuk bersosialisasi dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua dan memberikan kemampuan untuk mandiri dirumah maupun di sekolah.

  Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak

  

6

Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  anak untuk bermain dengan teman – teman sebayanya sangatlah penting, karena dapat memupuk rasa sosialisasi dan empati dengan orang lain.

  Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan seorang anak akan berjalan sesuai dengan mestinya apabila diimbangi dengan pemberian kebebasan, pengertian dan fasilitas oleh orang tua dengan baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu bagi orang tua diharapkan lebih banyak meluangkan waktu kepada anaknya sehingga pemberian stimulasi bisa diberikan kepada anak secara rutin agar perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik pula. Kemudian untuk petugas kesehatan agar bisa memberikan penyuluhan tentang perkembangan dan pertumbuhan serta stimulasi guna meningkatkan kesadaran orang tua dalam memberikan stimulus pada anak.

  3. Pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012

  Dari hasil penelitian dari 25 respoden terdapat 11 responden (44%) yang perkembangan sosialnya normal dan pemberian stimulasi baik sekali. Sedangkan yang mempunyai perkembangan sosial responden (8%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai chi-square hitung adalah 5.792 dan nilai chi-square tabel adalah 9.49. Karena 5.792 < 9.49, dapat disimpulkan maka H0 diterima. Sedangkan nilai signifikansi dari uji ini adalah 0.215, sedangkan probabilitas normal (α=0,05). Karena nilai signifikansi >α dapat disimpulkan maka H0 diterima. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan social anak usia toddler.

  Menurut Baskoro (2008) semua orang tua terutama yang mempunyai anak usia 1 – 3 tahun, sebaiknya memberikan stimulasi perkembangan sosial dengan baik karena usia ini adalah usia emas dalam perkembangan anak dan demi meningkatkan perkembangan anak. Menurut Mahmud (2012) perkembangan sosial sangat mempengaruhi perkembangan emosional seorang anak disaat ia dewasa kelak. Apabila perkembangan sosial anak tidak berjalan dengan baik maka anak tersebut akan terbentuk sebagai anak yang berkepribadian introvert dan cenderung menutup diri.

  Pemberian stimulasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang ibu karena semakin kita rajin melakukan stimulasi pada anak maka akan meningkatkan perkembangan anak sehingga para ibu tidak perlu khawatir dan tidak perlu memberikan asupan makanan lain untuk meningkatkan perkembangan anak. Untuk itu para orang tua khususnya seorang ibu harus lebih banyak meluangkan waktu pada anak untuk bermain bersama.

  Penyebab dari tidak adanya hubungan antara stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak adalah faktor eksternal yang ada pada anak terutama lingkungan dari si anak tersebut. Dalam hal ini anak telah dapat bersosialisasi dengan baik tanpa harus diajari oleh orang tuanya, karena seorang anak mampu belajar degan sendirinya. Hal lain yang dapat mempengaruhinya adalah lingkungan sekolah anak. Di sekolah, anak diajarkan untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, sehingga anak akan mulai bersosialisasi dengan caranya sendiri dalam berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya.

  Selain itu, hal yang berperan dalam ketidak adanya hubungan antara pemberian stimulasi terhadap perkembangan sosial anak adalah media yang digunakan kepada anak seperti tontonan dari televisi sering mencontoh apa yang dilakukan anak seusianya dalam hal ini, orang tua berpran dalam memberikan pengawasan dan memilihkan acara yang sesuai dan memberikan pelajaran kepada anak. Sebaiknya tidak membiarkan anak menonton televisi sendirian, ditakutkan jika anak menonton acara – acara untuk dewasa. Dalam memberikan kebebasan kepada anak untuk menonton televisi sebaiknya batasi waktunya, dan hanya izinkan anak menonton di jam – jam acara untuk anak

  Lingkungan bermain memberi peranan penting dalam aplikasi kemandirian yang telah anak pelajari dari orang tua, sekolah dan contoh yang ia dapat dari televisi. Disini orang tua berperan penting dalam memberikan pengawasan kepada anak. Untuk memberikan pendidikan sosial tambahan dirumah

DAFTAR PUSTAKA

  15 September 2012) Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi

  BundaInBiz.blogspot.com (download : 26 September 2012) Ghanest. (2012). Pengaruh Stimulasi Orang Tua. http://ghanest.blogspot.com (download : 13 September 2012) Hamdani. (2007). Perkembangan Sosial Anak. http://h4md4ni.wordpress.com (download :13 September 2012)

  18 September 2012) Feverish. (2011). Peran Ibu dalam Keluarga. http://

  13 September 2012) Dinkes. (2009). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. http://www.dinkes.go.id (download :

  Didi Tarsidi. (2007). Peran Orang Tua dalam Perkembangan Kompetensi Sosial Anak. http://www.d-tarsidi.blogspot.com (download :

  Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI

  Baraja. (2007). Pemberian Stimulasi Pada anak. http: //rumahfahima.blogspot.com (download : 18 September 2012) BeJo. (2010). Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi. http://bejocommunity.blogspot.com (download : 20 September 2012)

  Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rhineka Cipta

  Stimulasi. http: //aqilaputri.blogspot.com (download : 15 September 2012)

  Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika Aqilaputri. (2009). Faktor yang Mempengaruhi

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  

7

  3. Bagi Responden Disarankan agar orang tua terutama ibu lebih sering meluangkan waktu untuk memberikan stimulasi untuk perkembangan sosial sehingga anak dapat berkembang dengan normal dan baik.

  2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai wacana untuk menambah referensi agar dapat melakukan stimulasi tambahan bagi anak selain pemberian stimulasi oleh orang tua dirumah.

  1. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian dasar dengan variabel yang lebih rinci tentang perkembangan anak yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan perkembangan sosial.

  Saran

  3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa antara stimulasi orang tua dan perkembangan sosial anak tidak terdapat hubungan daan pengaruh, yang dibuktikan dengan hasil uji chi-square dengan nilai Chi-Square hitung < nilai Chi-Square (5.792 < 9.49) dan nilai signifikansi 0.215 >α (α=0,05). Dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

  2. Perkembangan sosial yang normal yaitu 80% dari total responden dan perkembangan sosial yang penyimpangan yaitu 12% dari total responden.

  1. Stimulasi perkembangan sosial dengan kriteria baik sekali sebanyak 12 responden (48%) dan sisanya memberikan stimulasi dengan kriteria cukup sebanyak 5 responden (20%).

  Kesimpulan

  Untuk itu para orang tua hanya perlu memberikan pengawasan kepada anak dalam hal anak berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Orang tua memegang peranan dalam memilahkan mana hal yang baik dan yang tidak untuk dilakukan anak.

  seperti memberikan contoh cara berbicara dengan sopan dan baik, cara yang baik dalam bersosialisasi dengan teman maupun degan orang yang lebih tua dan memiihkan acara televisi yang sesuai untuk mendukung perkembangan seorang anak, karena seorang anak yang berusia 1 – 3 tahun merupakan masa mencontoh apa yang dilihatnya sehari – hari. Maka dari itu orang tua harus mampu membimbing anak agar tidak terjerumus atau masuk dalam sosialisasi lingkungan yang kurang baik. Kondisikan lingkungan yang baik, aman dan nyaman untuk anak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

  Admin. (2012). Sosialisasi pada Anak. http: //admin03.blogspot.com (download : Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak

  http://www.eccyhandayani.blogspot.com (download : 19 Oktober 2012) Hidayat, Alimul Aziz. (2003). Metode Penelitian.

  Jakarta : Salemba Medika Hidayat, Alimul Aziz. (2009). Pengantar Ilmu

  Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika Hilalah, Nur. (2010). Definisi Perkembangan Sosial. http://id.shvoong.com (download : 26 September 2012)

  Mahmud. (2012). Pembelajaran Sosialisasi dan Emosional. http: //mahmud09- kumpulanmakalapsikitri.blogspot.com (download 2 Mei 2013)

  Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

  Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

  Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

  Pengertian. (2011). Pegertian Orang Tua. http: //pengertiandefinisi.com (download :13 September 2012)

  Pengertian. (2011). Pengertian Toddler. http: //pengertiandefinisi.com (download :

  13 September 2012) Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

  Tamsuri, Anas. (2006). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press