PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

  urnal

  

PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Widhi Sumirat

  

Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

Currently shifting diet of community from traditional food menu which rich in fiber and nutrient to fast

food which high fat content, salt, and calorie but poor in fiber and nutrients. Salt and saturated fat nutrients in

fast food increase the risk of hypertension. Hypertension impact is earning happened stroke, heart attack, kidney

disturbance, and eyes disturbance. One treatment deribved from herbs, which uses avocado leaves. Patient of

hypertension in the community do not know the majority of the benefits of avocado leaves as lowering blood

pressure. This research is to know influence of steep of avocado leaves to blood preasure to patient of

hypertension Research Desain which is used in this research is " Experiment pre", One- Group- Pre- Post Test-

Desaign with technique intake non random sampling . With population a number of 28 responder and sempel a

number of 12 responder that is one who suffer hypertension with age 40-60 year which do not medium

experience medication. Data collected by using observation sheet. Data analysis is conducted by calculateng

mean manually.

  From result of research is got that most responder is degradation of blood pressure from mean of pretest 144,16/93,33 becoming 134,58/86,66. From description of above can be concluded that happened degradation blood pressure respondednt is

given steep of avocado leaves 1 times one day in range of time 7 day successively. So that steep of avocado can

degrade blood pressure to patient of hypertension.

  Keywords: Patient, Hypertension, steep of Avocado leaves.

  Latar Belakang

  Saat ini terjadi pergaseran pola makan masyarakat dari menu makanan tradisional yang kaya serat dan nutrisi ke menu makanan olahan cepat saji yang tinggi kandungan lemak, garam, dan kalorinya, tetapi miskin serat dan kandungan nutrisinya. Makanan cepat saji atau yang kerap disebut junk food ini berdampak buruk bagi kesehatan. Kandungan garam dan lemak jenuh di dalam makanan cepat saji meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. (Wahyu, 2009) Makanan yang banyak mengandung lemak akan mengakibatkan penumpukan lemak dan kolesterol di dalam pembuluh darah (Ridwan, 2009) sehingga pembuluh darah arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku (arteriosklerosis) akibatnya pembuluh darah tidak akan mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri sehingga darah pada setiap denyut jantung, dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan mengakibatkan naiknya tekanan darah atau hipertensi. (Wahdah, 2011) Masih banyak pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum normal. Kebanyakan pasien tidak rutin pergi periksa di Puskesmas kerana banyak sebab yaitu kesibukan bekerja, pasien merasa tidak sakit, dan tidak tahu tentang bahaya hipertensi sehingga banyak pasien hipertensi yang putus berobat.

  Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.

25 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

  (Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2012) Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebutkan, total penderita hipertensi di Jatim 2011 sebanyak 285.724 pasien. (Surabaya Post Online, 2011) Di Kota Kediri penderita hipertensi pada tahun 2010 sebanyak 38.626 jiwa.

  (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010) Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Pare pada bulan agustus 2012 terdapat 122 pasien hipertensi tetapi pada bulan september 2012 terdapat 104 pasien hipertensi, penurunan ini dapat menunjukkan kemungkinan adanya ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam berobat. Di Dusun Duluran RT 03 dan 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri terdapat sekitar 28 pasien hipertensi, dari wawancara kepada 7 orang pasien hipertensi Di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, 5 pasien menyatakan mereka telah putus obat dan 2 pasien menyatakan tidak pernah mengkonsumsi obat antihipertensi dan dari 7 orang tersebut mereka menyatakan mereka belum mengenal pengobatan dengan obat herbal yang dapat menurunkan tekanan darah.

  Hipertensi merupakan penyakit yang bisa mengganggu fungsi organ lain. Bila hipertensi menyerang syaraf mata bisa menyebabkan kebutaan, penyakit jantung dan kardiovaskular bila terjadi pada pembuluh darah jantung dan menjadi gagal ginjal bila menyerang pembuluh darah ginjal. Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. (Wahdah, 2011) dampak hipertensi apabila tidak diatasi maka akan terjadi komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan kerusakan ginjal (Ridwan, 2009) bila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan maka tekanan darah akan terus meningkat, beban kerja jantung yang berlebihan akan suatu saat mengakibatkan kerusakan serius pada pembuluh darah dan organ seperti jantung, ginjal, mata, dan otak. Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor yang tidak dapat dihindari. Faktor- faktor yang tidak dapat dihindari antara lain faktor genetika, umur, jenis kelamin, dan etnis.

  Sedangkan faktor yang dapat dihindari meliputi stress, obesitas, dan nutrisi. (Wahdah, 2011) Pengobatan hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu, pengobatan dengan farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologis ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya menurunkan darah dengan cara mempengaruhi jantung atau pembuluh darah atau keduanya. (Wahdah, 2011). Salah satu obat yang digunakan untuk penderita hipertensi adalah obat diuretika. Obat diuretik berfungsi dalam proses pengeluaran cairan tubuh melalui urin (Ridwan, 2009) sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. (Wahdah, 2011) Selain itu, fungsi dari obat diuretik ini adalah dapat menurunkan volume ekstra seluler, serta meluruhkan plasma yang menjadi penyebab darah menjadi pekat seperti natrium (garam dapur) dan kalium. (Ridwan, 2009). Selain pengobatan farmakologis terdapat pengobatan non farmakologis pada penderita hipertensi, yaitu dengan obat herbal. Penelitian Ramadi (2012) pada studi pendahuluan yang dilakukan kepada 2 orang yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang menunjukkan bahwa adanya penurunan tekanan darah setelah diberikan terapi seduhan daun alpukat selama 1 minggu. Responden pertama adalah seorang perokok mengalami penurunan tekanan darah dari 170/100 mmHg menjadi 160/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 10 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Sedangkan responden kedua bukan prokok mengalami penurunan dari 180/110 mmHg menjadi 165/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 15 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Efek yang dirasakan responden selama menjalani terapi adalah frekuensi buang air kecil yang lebih sering dan jumlah urin yang lebih banyak. Responden tidak mengalami kesulitan dalam konsumsi seduhan daun alpukat yang rasanya sedikit pahit. Dari studi pendahuluan di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupatan Kediri Tahun 2013, ternyata kurangnya informasi membuat banyak orang belum mengenal pengobatan dengan obat herbal. Tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah pohon alpukat. Pohon alpukat merupakan salah satu tanaman yang

26 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  urnal

  c. Menganalisis pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

  1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat a. Frekuensi hasil pengukuran tekanan darah sistolik

  Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 5 – 21 Desember 2012. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah responden dilakukan pre test dari rumah ke rumah oleh peneliti yaitu dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum pemberian seduhan daun alpukat dengan alat ukur tensimeter, stetoskop dan hasilnya dicatat di lembar observasi tekanan darah. Selanjutnya responden diberikan seduhan daun alpukat yaitu 3 lembar daun alpukat atau 0,5 gram daun alpukat yang telah diseduh dengan dengan takaran 250 cc atau 1 gelas belimbing air panas, yang diberikan 1 kali sehari selama 7 hari berturut–turut dengan bukti responden menandatangani absensi pemberian seduhan daun alpukat. Pemberian seduhan daun alpukat ini di lakukan peneliti dengan mendatangi rumah responden. Setelah pemberian selama 7 hari berturut-turut, responden dilakukan post test yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah kembali dan hasilnya dicatat di lembar observasi, pengukuran tekanan darah dilakukan dengan posisi duduk dan diusahakan responden dalam keadaan rileks dalam arti tidak setelah melakukan aktifitas yang berat.

  Seluruh klien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 28 orang. Klien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 12 klien yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling .

  test-post test design . Populasi dalam penelitian ini

  Desain dalam penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan One group pre

  Desain Penelitian

  b. Mengidentifikasi tekanan darah pasien Hipertensi setelah diberikan seduhan daun alpukat.

  populer di Indonesia. Padahal di Dusun Duluran RT 03 dan 04 RW 14 Desa Gedangsewu terdapat empat pohon alpukat, tapi selama ini hanya dikenal buahnya saja yang dapat dimanfaatkan sedangkan daunnya hanya dianggap sebagai limbah oleh masyarakat. Namun ternyata daun alpukat merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat herbal. (Yuniarti, 2008)

  a. Mengidentifikasi tekanan darah pasien Hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat.

  2. Tujuan Khusus

  1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013.

  Tujuan Penelitian

  Bertitik tolak dari uraian yang telah peneliti kemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut : “Apakah ada Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013 ?”.

  Rumusan Masalah

  14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013 “

  Berdasarkan uraian data diatas peneliti ingin membuktikan kebenaran khasiat tentang “Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Takanan Darah pada Pasien Hipertensi di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW

27 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

  85 4 145 90 130

  Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji deskriptif dengan mencari mean, median, modus dan standart deviasi ditemukan hasil penurun rata-rata atau mean sistolik antara sebelum dan sesudah diberikan seduhan daun alpukat yaitu 144,16 menjadi 134,58 dan penurunan rata-rata atau mean distolik sesudah di berikan seduhan daun alpukat yaitu dari 93,33 menjadi 87,08.

  90 ST. DEV 5,14 3,89 3,96 3,34

  90 MEAN 144,16 93,33 134,58 87,08 MEDIAN 142,5 92,5 135 87,5 MODUS 140 90 135

  90 11 150 100 140 90 12 155 100 140

  90 10 150 95 140

  85 9 145 95 135

  90 8 140 95 135

  80 7 140 95 130

  85 6 140 90 130

  90 5 145 90 130

  85 3 140 90 135

  Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah sistolik sebelum pemberian seduhan daun alpukat 140 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 145 mmHg 3 responden (25%), 150 mmHg sebanyak 3 responden (25%).

  85 2 140 90 135

  1 140 90 135

  Sistole Post Diastole Post

  Sistole Pre Diastole Pre

  Kode Resp.

  3. Pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

  b. Frekuensi pengukuran darah diastolik Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah diastolik setelah pemberian seduhan daun alpukat 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%).

  Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah sistolik setelah pemberian seduhan daun alpukat 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%).

  2. Tekanan darah pada pasien hipertensi sesudah diberikan seduhan daun alpukat a. Frekuensi hasil pengukuran tingkat tekanan darah sistolik

  b. Frekuensi hasil tekanan darah diastolik Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 12 responden tekanan darah diastolik sebelum pemberian seduhan daun alpukat 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 95 mmHg sebanyak 4 responden (33%) dan 100 mmHg sebanyak 2 responden (17%).

28 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  urnal

  Pembahasan

  1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

  Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dari 12 responden yang mempunyai tekanan sistolik yaitu 140 mmHg sebanyak 6 responden (140%), 145 mmHg 3 responden (25%), 150 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%), 95 mmHg sebanyak 4 responden (33%) dan 100 mmHg sebanyak 2 responden (17%). Ditemukan hasil rata-rata atau mean sistoik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 144,16 dan rata-rata atau mean distolik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 93,33. Dan st.deviasi sistolik sebelum diberikan seduhan daun alpukat yaitu 5,14 dan diastolik 3,89.

  Tekanan darah adalah keadaan dimana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh tubuh anggota tubuh. (Wahdah, 2011)

  Seseorang dikatakan mengalami penyakit tekanan darah tinggi bila nilai tekanan darah sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. (Hembing, 2006). Hipertensi adalah penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi darah. angka yang ditunjukan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori yaitu angka (tekanan) sistolik dan diastolik. Misalnya seseorang yang memiliki tekanan darah 120/180 mmHg ,angka 120 menunjukan tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi (systole). Sedangkan angka 80 menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berelaksasi (diastolik). (Ridwan, 2009)

  Hasil tingkat tekanan darah rata-rata pretest responden yang diukur dengan menggunakan tensimeter menunjukkan bahwa hipertensi dengan stadium 1 dengan batasan sistolik 140-159 mmHg, dan tekanan darh diastolik 90-99 mmHg. Hal tersebut diduga karena kebiasaan beberapa responden yang hampir sama yaitu seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak dari 12 responden 7 responden menyatakan sangat senang mengkonsumsi makanan berlemak. Faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah jenis kelamin dan usia. Rata-rata pasien hipertensi berusia 40-60 tahun. Semakin tua seseorang metabolisme zat kapur terganggu dan dapat mengendap di pembuluh darah yang menyebabkan arteriosclerosis serta ditambah berkurangnya elastisitas arteri sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi.

  2. Tekanan darah pasien hipertensi sesudah diberikan seduhan daun alpukat di Dusun Duluran RT 03 RW 14 dan RT 04 RW 14 Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

  Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 12 responden didapatkan hasil bahwa tekanan darah sistolik sesudah pemberian seduhan daun alpukat yaitu 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik sesudah pemnberian seduhan daun alpukat yaitu 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%). Ditemukan hasil rata-rata atau mean sistolik sesudah diberikan seduhan daunn alpukat 134,58 dan rata-rata atau mean distole sesudah di berikan seduhan daun alpukat 87,08. Dan st.deviasi sistolik sesudah diberikan seduhan daun alpukat 3,96 dan diastolik 3,34.

  Pohon alpukat tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak tergantung air. Walaupun dapat berubah di dataran rendah, tapi hasilnya akan lebih baik bila ditanam pada ketinggian 200-1000 meter di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dan subtropik yang banyak curah hujannya. Daun alpukat mengandung flavonoid, Flavonoid dapat melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, flavonoid juga berfungsi sebagai diuretik dalam proses pengeluaran cairan tubuh melalui urin sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa

29 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

  jantung menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah turun.

  Tekanan darah pada responden terbukti mengalami penurunan setelah diberikan seduhan daun alpukat. Penurunan disebabkan karena daun alpukat mengandung flavonoid sebagai diuretik dalam proses pengeluaran cairan tubuh melalui urin sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah turun. (Ramadi, 2012) Kecepatan filtrasi glomerolus (GFR) memperlihatkan peningkatan yang signifikan setelah pemberian flavonoid. Sedikit perubahan pada filtrasi glomerolus atau reabsorbsi tubulus, maka secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar pada ekskresi urin. GFR yang tinggi membuat ginjal mampu menyingkirkan produk buangan dari tubuh dengan cepat, selain itu dapat menyebabkan semua cairan tubuh dapat difiltrasi dan diproses oleh ginjal sepanjang waktu setiap hari serta mampu mengatur volume dan komposisi cairan tubuh secara tepat dan cepat.

  3. Pengaruh pemanfaatan seduhan daun terhadap penurunan tekanan darah setelah diberikan seduhan daun alpukat

  Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, dari 12 responden didapatkan hasil bahwa tekanan darah sistolik sesudah pemberian seduhan daun alpukat yaitu 130 mmHg sebanyak 4 responden (33%), 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) dan 140 mmHg sebanyak 3 responden (25%) dan tekanan darah diastolik sesudah pemnberian seduhan daun alpukat yaitu 80 mmHg sebanyak 1 responden (8%), 85 mmHg sebanyak 5 responden (42%), 90 mmHg sebanyak 4 responden (50%).

  Pernyataan diatas sesuai dengan teori Dosen dan peneliti Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Azizahwati, mendiversifikasi sediaan obat herbal antihipertensi berupa kapsul daun alpukat. Azizahwati, Rabu (15/6), mempresentasikan Laporan Akhir Hibah Riset Universitas Indonesia (UI) Tahun 2010 di UI, Depok, Jawa Barat. Ia meneliti pengapsulan ekstrak daun alpukat (Perseaamericana Mill) bersama tim yang berasal dari Departemen Farmakologi Fakultas

  Kedokteran UI, yaitu Erni H Purwaningsih, Endang Hanani, dan Sutriyo. Yasman mengakui, riset yang dikerjakan sebagian besar untuk memenuhi rasa keingintahuan para dosen atau peneliti sehingga persentase hasil riset yang dapat diaplikasikan masyarakat dan industri masih relatif kecil. Namun, tim Azizahwati membuktikan riset mereka cukup aplikatif untuk memberikan alternative kemasan dan produk obat herbal Antihiperlipidemia. Azizahwati mengatakan, selain sebagai antihipertensi, kapsul daun alpukat berhasil dibuktikan sebagai antihiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kandungan lemak atau kolesterol yang terlalu tinggi di dalam darah. Bagi penderita hipertensi, kegemukan merupakan ciri khas mereka. Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah pada penderita obesitas dengan hipertensi akan lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Bagi yang mengalami hiperlipidemia, pola makan berlemak menjadi penyebab utama. Hal itu ditambah dengan gaya hidup kurang gerak sehingga memicu hiperlipidemia. Hiperlipidemia merupakan salah satu pemicu serangan jantung, yaitu manakala kolesterol dalam darah yang mengendap sebagai plak di dinding pembuluh darah menjadi runtuh serta menyumbat pembuluh darah. Hipertensi menjadi penyebab kematian paling tinggi saat ini. Penelitian Azizahwati saat ini masih pada taraf uji praklinis, yaitu melakukan uji coba pada mencit (tikus percobaan). Hasil riset menunjukkan, pemberian ekstrak etanol daun alpukat memiliki efek antihiperlipidemia. Mencit dibagi tiga kelompok dan diberi ekstrak daun alpukat dengan dosis masing-masing 10 miligram per kilogram berat badan (mg/kg bb), 20 mg/kg bb, dan 40 mg/kg bb. Kelompok mencit yang diuji coba dengan ekstrak daun alpukat dosis 40 mg/kg bb memberikan hasil paling baik. Ekstrak etanol daun alpukat juga diketahui berfungsi sebagai antihipertensi pada dosis 40 mg/kg bb.

  Kemampuan menurunkan tekanan darah arteri rata-rata pada mencit jantan dan betina 58 mmHg dan 54,5 mmHg. Agar menderita hiperlipidemia, mencit diinduksi kuning telur atau lemak hewan lain ke tubuhnya. Adapun kondisi hipertensi mencit diperoleh dengan cara menginduksikan

30 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

  urnal

  garam. Azizahwati masih membutuhkan riset lebih lanjut dengan uji coba klinis pada manusia. Bagi masyarakat awam, daun alpukat tidak terbayang dapat memberikan manfaat berupa menurunkan tekanan darah dan kadar lemak yang tinggi. Hipertensi dan kolesterol tinggi merupakan ancaman penyakit yang banyak mendera masyarakat. Riset Azizahwati berhasil membuka mata segenap lapisan masyarakat. Kekayaan alam di sekitar kita cukup bermakna dalam memberikan manfaat bagi kesehatan. Penelitian Ramadi (2012) pada studi pendahuluan yang dilakukan kepada 2 orang yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang menunjukkan bahwa adanya penurunan tekanan darah setelah diberikan terapi seduhan daun alpukat selama 1 minggu. Responden pertama adalah seorang perokok mengalami penurunan tekanan darah dari 170/100 mmHg menjadi 160/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 10 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Sedangkan responden kedua bukan prokok mengalami penurunan dari 180/110 mmHg menjadi 165/90 mmHg, berarti terjadi penurunan sistol sebesar 15 mmHg dan diastol sebesar 10 mmHg. Efek yang dirasakan responden selama menjalani terapi adalah frekuensi buang air kecil yang lebih sering dan jumlah urin yang lebih banyak. Responden tidak mengalami kesulitan dalam konsumsi seduhan daun alpukat yang rasanya sedikit pahit

  Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah berkurang sesudah pemberian seduhan daun alpukat apalagi pemberiannya diberikan secara rutin hipertensi dapat dikontrol dan dikendalikan namun banyak faktor yang menyebabkan hipertensi tidak terkontrol meskipun seseorang meminum seduhan daun alpukat secara rutin. Misalnya stress, makanan berlemak, merokok, alkohol, kurang olahraga, obesitas. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji deskriptif dengan mencari mean, median, modus dan standart deviasi ditemukan hasil penurunan rata-rata atau mean sistolik antara sebelum dan sesudah diberikan seduhan daun alpukat yaitu 144,16 menjadi 134,58 dan penurun rata-rata atau mean diastolik sesudah diberikan seduhan daun alpukat yaitu 93,33 menjadi 87,08.

  Adanya pengaruh atau manfaat terhadap penurun hipertensi dimana kemungkinan hal ini disebabkan karena daun alpukat mengandung flavonoid, dari penelitian ini kandungan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah, terapi seduhan daun alpukat jika tidak sesuai dengan dosis yang tepat kemungkinan besar efektifitasnya juga tidak akan terbukti karena segala sesuatu jika tidak tepat maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

  Kesimpulan

  1. Tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan seduhan daun alpukat tekanan darah sistolik 140 mmHg sebanyak 6 responden (50%) dan tekanan darah diastolik 90 mmHg sebanyak 6 responden (50%).

  2. Tekanan darah pada pasien hipertensi setelah diberikan seduhan daun alpukat rata-rata systole 135 mmHg sebanyak 5 responden (42%) mmHg. Sedangkan diastole 90 mmHg sebanyak 6 responden (60%).

  3. Ada pengaruh seduhan daun alpukat terhadap penurunan takanan darah pada pasien hipertensi.

  Saran

  1. Bagi Responden dan masyarakat Gunakan seduhan daun alpukat sebagai alternatif pengobatan herbal untuk hipertensi dan anjurkan juga keluarga, teman atau orang terdekat lainnya yang mengalami hipertensi untuk memanfaatkan seduhan daun alpukat sebagai penurun tekanan darah. Budidaya pohon dan buah alpukat selain banyak manfaatnya juga menjajikan untuk bisnis.

  2. Bagi instansi kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan mengadakan penyuluhan tentang pengobatan herbal agar masyarakat mengenalnya dan dapat mau mencobanya. Kalau memungkinkan disetiap sarana kesehatan ada seorang ahli pengobatan herbal, sehingga masyarakat ada alternatif lain dalam memilih pengobatan yang akan dijalani.

  3. Bagi Pendidikan Pengobatan herbal dapat dimasukkan dikurikulum akademik agar mahasiswa bisa lebih berkembang.

  Laboratorium lebih dilengkapi lagi, khususnya untuk alat-alat yang mendukung mengadakan riset yang mengarah pada eksperimen pengobatan herbal.

31 Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013

DAFTAR PUSTAKA

  Riset Kesehatan Dasar (2007), Hindari Hipertensi Konsumsi 1 Sendok Teh Garam Per Hari. www.depkes.go.id. (download : 21 September 2012)

  (download : 25 September 2012)

  Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara Yuniarti (2008), Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. www.respiratory.ipb.ac.id.

  Jakarta : Penebar Swadaya Wijayakusuma, H. (2004). Bebas Diabetes Mellitus

  Wijayakusuma, H. & Dalimartha, S. (2006). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi.

  Wahyu, G. G. (2009). Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. Yogyakarta : B First

  Wahdah, N. (2011). Menaklukan hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Multi Press

  Tamsuri, A. (2008). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press

  Surabaya Post Online (2011), Banyak Orang Stress Di Jatim. www. surabayapost.co.id. (download : 25 September 2012)

  Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

  Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Soerya (2010), Penyebab Hipertensi. www.soerya.surabaya.go.id. (download : 19 September 2012)

  Rukmana, R. (2008). Alpukat. Yogyakarta : Kanisius Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset

  Pengaruh Seduhan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya Perbanyak informasi dalam melakukan penelitian dan gunakan alat ukur yang validasinya benar- benar terjamin.

  Seduhan Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah pada Laki-Laki Yang Perokok dengan Bukan Perokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang. www.respiratory.unand.ac.id. (Download : 25 September 2012)

  Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Absolut Ramadi, A. (2012). Perbedaan Pengaruh Pemberian

  (download : 22 September 2012) Raina, M. H. (2011). Ensiklopedi Tanaman Obat

  Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI (2012), Masalah Hipertensi Di Indonesia. www.depkes.go.id.

  (download : 19 September 2012) Prasetyo, H (2009), Tanaman Penggempur Kanker. www.wong168.wordpress.com. (download : 20 September 2012)

  Okta, D (2012), Khasiat Daun Alpukat dan Daun Salam. www.obatherbaldiana.blogspot.com.

  Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tensis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika

  Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

  Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2010), Jatim. www.its.ac.id. (download : 24 September 2012)

  Bangun, A. P. (2009). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta: Agro Media Pustaka

  Arisandi, Y & Andriani, Y.(2009). Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan. Jakarta : Eska Medika

  Adha, A. C (2009), Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat(Persea Americana Mill) Terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan. www.respiratory.ipb.ac.id. (download : 21 September 2012)

  Ridwan, M & Armiliawati dkk. (2009). Mengenal dan Mencegah Hipertensi. Semarang : Pustaka Widyamara