Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 saat pembelajaran IPA.

  3.1.1 Seting Tempat Penelitian

  Penelitian dilakukan di SDN Patemon 01 yang terletak di Dusun Nalan, Desa Patemon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Lokasi SDN Patemon 01sangat strategis kerena terletak dipinggir jalan yang berdekatan dengan pemukiman warga sehingga memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Sarana dan prasarana di SDN Patemon 01 sudah cukup lengkap, Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas penjaga sekolah, 1 kantin sekolah serta tempat parkir dan halaman sekolah yang luas sehingga dapat menunjang setiap aktvitas siswa.

  3.1.2 Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2015/2016 di SDN Patemon 01. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik Pengetahuan Alam pokok bahasan energi panas dan bunyi . Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

  

Pelaksanaan Februari Maret April Mei

No Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1. Proposal PTK SIKLUS I

  Perencanaan

  2. Tindakan Observasi Refleksi

  SIKLUS II Perencanaan

  3. Tindakan Observasi Refleksi

  4. Pelaporan Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015. Pada bulan Februari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di SDN Delik 02 pada tanggal 27 Maret 2015 dan di SDN 01 Tunjungan pada tanggal 30 Maret 2015. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-1 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu kedua. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah Siswa SDN Patemon 01 kelas 4 berjumlah 21 anak terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dengan karakteriristik siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 11-13 tahun. Tingkat kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan ada beberapa siswa yang kemampuan tinggi diatas rata-rata. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid mayoritas berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah, Kebanyakan orang tua bekerja sebagai petani dan buruh pabrik dengan kondisi yang demikian menjadikan siswa kurang mendapat perhatian sehingga siswa tidak mendapat perhatian mengenai jam belajar di rumah sehingga sering sekali porsi waktu belajat digunakan siswa untuk bermain jauh lebih banyak dari pada waktu belajar. Pada saat kegiatan belajar di kelas siswa cenderung kurang menguasai materi dan tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada peolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

  Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan desain penelitian adalah model/rancangan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

  Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kelapa sekolah, siswa) dan peneliti. Dalam pelaksanaan tindakan di kelas kerja sama (kolaborasi) antarguru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyususn laporan akhir (Arikunto, 2012:63).

3.2.2. Desain Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto). Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap penyusunan perencanaan merupakan tahap dimana menentukab titik masalah dan peristiwa yang hendak diamati serta menyusun instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data dan fakta-fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi dari rancangan pembelajaran yang telah disusun. Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati guru selama tindakan pembelajaran berlangsung. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang telah dilakukan.

  Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai berikut:

  

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

  

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

  

Siklus II

Pengamatan

Hasil

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK Arikunto (2012:16)

3.3 Variabel Penelitian

  Menurut Sugiyono (2010:2) “Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel

  

dependen (terikat). Variabel penelitian tindakan kelas di SDN Patemon 01 kelas 4 pada mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut. penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Discovery. model pembelajaran Discovery adalah suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu masalah atau pertanyaan. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan saja tetapi menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok.

3.3.2. Variabel Terikat (Y)

  Menurut Sugiyono (2010:4) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4. Proses pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan dalam melakukan pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar, hasil belajar dapat berupa nilai yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SDN Patemon 01 pokok bahasan energi panas dan bunyi.

3.4 Rencana Tindakan

  Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18) sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu:

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1

  Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN Patemon 01 dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan (Planning)

  Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah. Tahap perencanaan merupakan rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sumber energi panas, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Discovery, (4) mempersiapkan sumber, alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Discovery untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA. 2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

  Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuktikan sumber energi panas dan menyebutkan contoh sumber energi panas. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari. (2) Mengidentifikasikan masalah yang telah diberikan (3) siswa dibagi menjadi kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (4)Bergabung dalam kelompoknya untuk mengumpulkan data. (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi sumber energi panas,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) mempresentasikan hasil diskusinya, (12) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang sumber energi panas, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

  Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuktikan adanya perpindahan panas dan menggolongkan benda konduktor, isolator.Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari. (2) yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi perpindahan panas dan benda isolator,konduktor,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) Mempresentasikan hasil diskusinya, (12) Memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) Memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) Mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang perpindahan energi panas dan menggolongkan benda konduktor,isolator. Siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

  Pertemuan ketiga terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang energi panas, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal- soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup. 3) Observasi (Observing)

  Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

  

Discovery Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan

  tahap observasi meliputi: (1) mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam implementasi langkah-langkah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery dengan menggunakan lembar observasi, (2) mengamati dan mencatan kerja sama belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan lembar observasi, (3) mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran

  

Discovery .Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan

  dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4) Refleksi

  Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Discovery dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I, (5) melakukan perencanaan siklus II untuk memperbaiki model yang diterapkan pada siklus I.

3.3.3. Rencana Tindakan Siklus II Siklus ke dua dirancang untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

  Kegiatan yang dilakukan pada Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada Siklus sebelumnya. Siklus II dilakukan 3 kali pertemuan

  1) Tahap Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan merupakan rencana kegiatan berupa langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan, yaitu: (1) menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu tentang sumber bunyi, (2) merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator, (3) menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan serta model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Discovery, (4) mempersiapkan sumber, alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (5) menyusun LKK (Lembar Kerja Kelompok), (6) menyusun lembar observasi model Discovery untuk guru dan siswa dan lembar observasi kerja sama belajar siswa, (7) menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar IPA. 2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

  Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery. Pelaksanaan tindakan skenario pembelajaran berlangsung selama delapan kali 35 menit atau tiga kali pertemuan.

  Pertemuan pertama dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi sumber bunyi, menyebutkan contoh sumber bunyi, dan mengidentifikasi bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Kegiatan inti yang mengumpulkan data, (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi sumber bunyi,(8) membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan, (9) berdiskusi menyiapkan hasil percobaan yang telah dilakukan, (10) menyusun laporan hasil percobaan yang telah dilakukan, (11) mempresentasikan hasil diskusinya, (12) memberikan penilain terhadap kelompok penyaji, (13) memberikan umpan balik dari hasil presentasi yang disajikan (14) mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang sumber energi panas, siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

  Pertemuan kedua dalam kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi bunyi dapat diserap dan dipantulkan serta menyebutkan 3 macam perambatan bunyi, sumber bunyi. Kegiatan inti yang dilakukan siswa meliputi (1) menyimak sebuah permasalahan yang disampaikan guru, mengusulkan sejumlah topik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (2) Mengidentifikasikan masalah yang telah diberikan (3) siswa dibagi menjadi kelompok terdiri dari 4-5 siswa, (4)Bergabung dalam kelompoknya untuk mengumpulkan data, (5)Membuat hipotesis benar tidaknya membuat perencanaan tugas yang akan dipelajari, (6)Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil data yang telah dicatat, (7) Mempraktikan langkah-langkah demonstrasi perambatan bunyi dan bunyi dapat diserap dan dipantulkan,(8)M disajikan (14) Mendengarkan evaluasi seluruh hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Kegiatan penutup meliputi siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang Perambatan bunyi dan bunyi dapat diserap dan dipantulkan. Siswa bersama guru melakukan kegiatan refleksi, guru menyampaikan materi pembelajaran untuk perteman berikutnya, guru mengakhiri pembelajaran.

  Pertemuan ketiga terdiri atas kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi tentang bunyi, memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh- sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil pekerjaannnya kepada guru, (5) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal- soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup. 3) Observasi (Observing)

  Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal inti dan penutup. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan tindakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Tahap pengamatan merupakan tahap mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok, aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

  

Discovery Dalam pengamatan penulis penulis dibantu oleh guru kelas I. Pelaksanaan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan implementasi model pembelajaran

  

Discovery .Peneliti selain menggunakan lembar pengamatan juga menggunakan

  dokumentasi foto sebagai bukti nyata aktivitas guru, aktivitas siswa dan kerja sama belajar siswa dalam proses pembelajaran. 4) Refleksi

  Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi, penulis bersama observer, guru dan siswa melaksanakan tahap refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan dokumentasi, lembar pengamatan dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi: (1) menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, (2) menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Discovery dalam pembelajaran, (3) menganalisis aktivitas siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, (4) menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I, (5) melakukan perencanaan siklus II untuk memperbaiki model yang diterapkan pada siklus I.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

  Pada teknik dan instrument pengumpulan data akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu teknik pengumpulan data dan instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan memaparkan tentang cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data dalam penelitian. Sedangkan instrumen akan memaparkan tentang alat-alat yang digunakan dalam penelitian seperti lembar observasi aktivitas siswa, guru, kerja sama belajar siswa dan soal evaluasi sebagai hasil belajar.

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

  Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan medel Discovery. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan penelitian. 1) Tekhnik Tes

  Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Menurut Arikunto (dalam Purwanto, 2013:64) “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

  Menurut Sudjana (2011:35) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memperoleh jawaban dari siswa baik itu dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Patemon 01, bentuk instrumen tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal tes berbentuk pilihan ganda dengan materi Energi panas dan bunyi. 2) Teknik nontes

  Menurut Purwanto (2013:63) non tes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis teknik nontes dalam penelitian ini yaitu melalui observasi dan dokumentasi.

  “Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkai t dengan masalah penelitian” (Musfiqon, 2012:120). Sedangkan “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data (Purwanto, 2013:56). Instrument pengumpulan data digunakan adalah sebagai berikut: 1) Butir Soal Tes

  Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan materi Energi panas dan bunyi. Bentuk tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga memungkinkan untuk mencakup semua daerah prestasi yang hendak diukur (Purwanto, 2013:73) Sedangkan menurut Sudjana (2011:48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat

  Sebelum soal pilihan ganda diberikan sebagai tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II, terlebih dahulu soal tes pilihan ganda yang dibuat diuji cobakan pada sekolah lain dengan kelas yang sama, kemudian dihitung atau diproses menggunakan program SPSS 21.0 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Soal piliha ganda yang telah valid dan reliabel kemudian dijadikan tes evaluasi pada masing-masing siklus. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrument soal evaluasi siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Evaluasi Siklus 1

  No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

  1

  8. Memahami berbagai bentuk energi dancara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari

  8.1Mendiskripsik an energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

  8.1.1.Mengidentifikasi bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar melalui percobaan

  1,2,5,6, 7,9,10,1 1,13,15

  8.1.2.Menerapkan pengetahuan tentang cara bunyi dihasilkan pada sumber bunyi yang ditemukan dikehidupan sehari- hari

  3,4,12,1 6,18,19, 20,29,3

  8.1.3.Mengidentifikasi Perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas melalui percobaan

  14,21,2 2,23,24, 25,26,2 7,28,

Tabel 3.3 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II

  No Standar Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Kompetensi

  1

  8. Memahami 8.1. 8.1.1.mengidentifikasi 1,2 berbagai bentuk Mendiskripsikan sifat-sifat bunyi yang energy dan cara energi panas dan dipantulkan dan dapat penggunaanya bunyi yang terdapat diserap melalaui dalam kehidupan dilingkungan percobaan sehati-hari sekitar serta sifat-

  8.1.2. Menjelaskan 3,4,5,8,9,10 sifatnya gaung dan gema 8.1.3. 6,7 Mengidentifikasi sumber bunyi disekitar

  

Jumlah 10

  Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar dinilai dan diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru, namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Setiap jawaban benar pada soal tes evaluasi hasil belajar IPA siklus I dan siklus II diberi skor satu. Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Patemon 01 berpedoman pada perhitungan dengan menggunakan rumus. Rumus untuk menghitung nilai tes evaluasi siswa adalah sebagai berikut:

  = 100

  KKM yang telah ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran IPA kelas 4 adalah sebesar 75. Berdasarkan perbandingan antara nilai KKM dan nilai tes evaluasi siswa sebagai hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas atau belum tuntas. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Belajar

  Rentang Kriteria

  

x <67 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas

x Memenuhi KKM atau tuntas.

  ≥67 2) Observasi

  Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Discovery. Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat (observer) bersamaan dengan pelaksanaan pembelajara. Lembar observasi berisi hal-hal yang dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Discovery. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery berpedoman pada skala nilai angka (numerical rating scale).

  “Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif” (Riduwan, 2013:92). Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara melingkari kolom skor pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Skor yang digunakan dalam lembar observasi yaitu skor 1-4 dengan ketentuan, skor 1 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan kategori sangat kurang, skor 2 jika pernyatan pada masing-masing indikator dilakukan oleh guru atau siswa dengan observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model Discovery adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Aspek yang diamati Indikator No. Item

  1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi bacaan

  12-13 Problem statement 1)

  Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mrmikirkan jawaban

  Menggali konsepsi awal peserta didik dengan memberikan permasalahan 2)

  8-11 Stimulation 1)

  4) Menunjukan respon terbuka terhadap respon anak

  3) Memfasilitasi terjadinya interaksi, guru dan siswa

  2) Menunjukan penguasaan materi

  5-7 Membimbing siswa melakukan melakukan eksplorasi bacaan dan menyampaikan materi

  Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

  3) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

  2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab dan menunjukkan gambar

  1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

  1-4 Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

  4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

  3) Melakukan kegiatan presensi

  2) Membimbing siswa berdoa

  1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

  Mengelompokan peserta didik 14-17 membuktikan hipotesis yang telah mereka buat dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana cara membuktikan hal tersebut?

  ” Data collection 1)

  18-20 Membimbing siswa untuk melakukan pengamatan

  2) Membimbing siswa mencatat hasil pengamatan untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dibuat

  3) Membagi materi, alat, dan bahan untuk melakukan percobaan

  Data Processing 1) 21-23

  Memberikan petunjuk kepada siswa untuk berdiskusi 2)

  Membimbing kelompok untuk mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat

  3) Membimbing siswa untuk menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat

  Vertifikasi 1) Membimbing siswa untuk mempraktikan langkah-langkah 24-25 melalukan percobaan

  2) Membimbing siswa untuk menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikan hasil pengamatan

  Generalisasi 1) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil yang telah 26-29 diteliti

  2) Meminta siswa memaparkan hasil kerja kelompok

  3) Membahas hasil presentasi, mengoreksi kesalahan dan memberikan penguatan

  4) Membimbing peserta didik menyimpulkan seluruh hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam simpulan pembelajaran 4)

  Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran 5)

  Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya 6)

  Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup Jumlah

  35 Kisi

  • –kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

  Discovery sebagai berikut

Tabel 3.6 Kisi-kisi Aktivitas Siswa

  Aspek yang No. Indikator Diamati Item

  Kesiapan Belajar 1) 1-4

  Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Siswa (buku catatan, buku pelajaran, dll) (Pra 2)

  Menjawab apersepsi dari guru Pembelajaran) 3)

  Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4)

  Memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

  Melakukan 1) 5-6

  Melakukan eksplorasi sumber bacaan eksplorasi 2) Menyimak materi yang guru sampaikan sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

  Stimulation 1)

  7-8 Menyimak penyajian masalah yang diberikan guru Skor minimal yang diharapkan pada aktivitas guru dan siswa adalah sebesar 66, Untuk mengetahui kriteria skor aktivitas guru dan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)

  Menghitung rentang data hipotesis yang telah mereka buat 3)

  2) Menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktikan hasil pengamatan

  22-25 Jumlah

  4) Memberikan salam penutup

  3) Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

  2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari

  1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan

  Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan Refleksi

  Menyimpulkan seluruh hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam pembelajarn 20-21

  Mempresentasikan hasil laporan percobaan yang telah mereka lakukan didepan kelas 2)

  Generalisasi 1)

  18-19

  1) Mempraktikan langkah-langkah melalukan percobaan

  Membuktikan hipotesis yang telah mereka buat

  Verifikasi

  Menafsirkan hasil dari data yang telah dicatat 15-17

  Mendiskusikan hasil dari data yang telah dicatat 3)

  Berdiskusi sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru 2)

  Data Processing 1)

  12-14

  Mencatat hasil pengamatan untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dibuat

  Berdiskusi tentang pengamatan yang dilakukan 3)

  Melakukan pengamatan 2)

  Data Collection 1)

  25 sedangkan skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah yaitu 1. 2)

  Menghitung jumlah kelas interval

  K = 1 + 3,3 log n n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian

  3) Menghitung panjang kelas;

  P = Rentang : Kelas interval Berdasarkan rumus tersebut maka untuk mengetahui kriteria skor aktivitas guru dan siswa adalah:

  1) Skor maksimal lembar observasi aktivitas guru dan siswa adalah 120, sedangkan skor minimal adalah 30, jadi R = 120

  • – 30 = 90 2)

  Jumlah siswa kelas 5 adalah 18, maka jumlah kelas interval yaitu: K = 1+ 3,3 log 18 K = 1+ 3,3 . 1,25 K = 5,125 Jadi diketahui bahwa jumlah kelas interval yaitu 5,125 dibulatkan menjadi 5.

  3) Menghitung panjang kelas yaitu:

  P = rentang : jumlak kelas interval P = 90 : 5 = 18

  Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka kriteria aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

  Tabel 3.7

Kriteria Skor Aktivitas Guru dan Siswa

  3) Dokumentasi Dalam PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Patemon 01, bentuk instrument non tes selain observasi yaitu dokumentasi. Dokumentasi merupakan cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis. Berdasarkan sumbernya dokumentasi dibedakan menjadi dua yaitu dokumentasi resmi dan dokumentasi tidak resmi (Sukadi, 20011:81). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, lember observasi, foto-foto penelitian.

3.5. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

  Pada validitas dan reliabilitas akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memiliki ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk mengumpulkan data instrument terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

3.3.1 Uji Validitas

  Arikunto (dalam Riduwan, 2013:109) berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas berkenaan dengan kecakupan dan kepantasan dari penginterpretasian dan penggunaan dari hasil penilaian (Suparman, 2012:216). Purwanto (2013:116) menjelaskan bahwa tingkat hubungan biasa dinotasikan r (relation) dan hubungan variabel X dan Y dinotasikan dengan . Jika nilai > r r tabel maka item instrument dinyatakan valit atau dapat digunakan, namun jika < r tabel maka item instrument dinyatakan tidak valit atau sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa 30 siswa, maka nilai r tabel adalah sebesar 0,288 (Sugiyono, 2010:373). Nilai r xy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item total correlation dengan menggunakan SPSS versi

  22.0. Hasil dari uji validitas instrument yang dilakukan di SD tunjungan 01 dan SD delik 02 adalah sebagai berikut:

Table 3.10 Hasil Validitas Item Soal Siklus I

  No. Item Valid Tidak valid

  2,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,17,18,19,21,22,23,24, 1,3,12,14,20,25,27,28,29,3

  26

  20

  10 Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa dari hasil uji validitas 30 item soal terdapat 10 soal yang tidak valid yaitu soal no 1,3,12,14,20,25,27,28,29,30.

  Sedangkan soal yang valid terdapat 20 soal. Soal yang valid akan digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.11 Hasil Validitas Item Soal Siklus II

  No. Item Valid Tidak valid

  2,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,2 1,3,9,20,24,26,27,28,29,30 1,22,23,25

  20

  10 Berdasarkan tabel 3.11 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji validitas

3.3.2 Uji Reliabilitas

  Suatu instrument dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten (Purwanto, 2013:154). Sebagai alat ukur, instrument memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrument yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi apapun. Wardani (2012: 346) menjelaskan bahwa semakin tinggi reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatanya. Tes yang memiliki konsistensi tinggi akan akurat terhadap kesempatan testing dan instrument tes lainya. Sedagai ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai Alfa dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.12 Rentang Indeks Reliabilitas Indeks Interpretasi

  0,80 Sangat reliabel

  • – 1,00 < 0,80 Reliabel – 0,60

  < 0,60 Cukup reliabel

  • – 0,40 < 0,40 Agak reliabel
  • – 0,20 < 0,20 Kurang reliabel

  Hasil uji reliabilitas dapat menggunakan menggunakan SPSS versi 22.0 for

  Windows adalah sebagai berikut:

Table 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

  Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan ganda 0,830 Sangat reliabel

Table 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

  Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan ganda 0,815 Sangat reliabel

  Berdasarkan tabel 3.13 dan 3.14 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas dengan program SPSS 22,0 for Windows koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,830 dengan kategori sangat reliabel. Sedangkan, koefisien reliabilitas pada siklus II mencapai 0,815 dengan kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,80.

3.4 Uji Tingkat Kesukaran

  Croker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99) mengatakan bahwa tingkat kesukaran (difficulty index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

  TK =

  Keterangan: TK = tingkat kesukaran = jumlah siswa yang menjawab benar = jumlah siswa peserta tes

  Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0 (nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah

  2013:100). Kategori TK dibagai ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.15 Kategori tingkat kesukaran Rentang TK Kategori

  0,00 Sukar

  • – 0,32 0,33 – 0,66 Sedang 0,67 Mudah – 1,00

  Berikut ini tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I yang berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang telah di ujikan pada siswa uji coba adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Rentang

  

No. Kategori No Item Jumlah

TK

  1 0,00 5,7,8,9,18,21,22,28,29,30

  10

  • – 0,32 Sukar 2 0,33 1,11,15,17,19,20,23,25,26,27

  10

  • – 0,66 Sedang 3 0,67 2,3,4,6,10,12,13,14,16,24

  10

  • – 1,00 Mudah Total

  30 Berdasarkan tabel 3.16 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 30 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 10 soal, kategori sedang terdapat 10 soal dan kategori sukar terdapat 10 soal.

  Berikut ini tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II yang berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 30 soal yang telah di ujikan pada siswa uji coba

Tabel 3.17 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II Rentang

  

No. Kategori No Item Jumlah

TK

  • – 1 0,00 Sukar 3,8,9,11,13,14,15,18,23,25,28,29 12

  0,32

  7 0,66

  • – 2 0,33 Sedang 4,6,17,19,20,21,26

  11 1,00

  • – 3 0,67 Mudah 1,2,5,7,10,12,16,22,24,27,30

  Total

  30 Berdasarkan tabel 3.17 dapat diuraikan bahwa untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda sebanyak 30 soal terdapat tiga kategori yaitu kategori sukar terdapat 12 soal, kategori sedang terdapat 7 soal dan kategori sukar terdapat 11 soal.

3.6. Analisis Data

  Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 4 SDN Patemon 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Discovery dari setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran Discovery dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

  Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut: × 100

  = Keterangan: x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA ∑ S = jumlah skor ∑ SM = jumlah skor maksimum.

  KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran IPA.

  Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut: Ʃ

  = Keterangan:

  = nilai rata-rata = jumlah nilai yang diperoleh

  Ʃ N = jumlah siswa

  Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut: × 100%

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konversi Masyarakat Aliran Kejawen Kawruh Jiwa di Desa Gombang ke GKJ Gombang Setro Pepanthan GKJ Salatiga Timur

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pemasaran Tour di Rodex Salatiga Tours and Travel Melalui Media Promosi Tourism’s Magazine Book dan Brosur

0 1 17

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD 5 KANDANGMAS

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan Pengunjung di Sebuah Destinasi Wisata: Studi Kasus Desa Wisata Bejalen

0 0 16

INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jepara)

0 0 14

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Soteriologi terhadap Ritual Cheng Beng (清明节) yang Dilakukan oleh Anggota Jemaat GMIT Pola Tribuana Kalabahi

1 2 37

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2015)

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Patemon 01 Kecamatan Teng

0 0 14