BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Danupranata, 2013:31).

  Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Namun demikian, perkembangan bank syariah yang pesat baru terasa semenjak era reformasi pada akhir tahun 1990-an, setelah pemerintah dan Bank Indonesia memberikan komitmen besar dan menempuh berbagai kebijakan untuk mengembangkan bank syariah, khususnya sejak perubahan Undang-Undang Perbankan dengan UU No. 10 Tahun 1998.

  Perkembangan yang pesat tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1, tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank syariah yang baru maupun izin kepada bank konvensional untuk mendirikan suatu unit usaha syariah (UUS).

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah

  Tahun Kelompok Bank 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah bank umum syariah

  3

  3

  3

  5

  6

  11 (BUS) Jumlah bank konvensional yang memiliki unit usaha

  19

  20

  26

  27

  25

  23 syariah (UUS) Sumber: Statistik Perbankan Syariah (2015)

Tabel 1.1 memberikan arti bahwa terjadinya peningkatan jumlah bank umum syariah (BUS) di Indonesia selama kurun waktu lima tahun sebanyak 8 bank, yaitu dari 3 bank menjadi 11 bank umum syariah. Untuk bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah (UUS) terjadi penurunan dari 27 bank pada tahun 2008 menjadi 23 bank pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena terdapat

  4 UUS yang melakukan spin off menjadi bank syariah, yaitu BRI, Bukopin, BCA dan BNI.

  Secara umum bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara pihak-pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dalam hal ini hubungan antara bank dan nasabahnya adalah hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al-maal) dan pengelola dana (mudharib) (Danupranata, 2013:35). Peran inilah yang dilakukan oleh bank dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan kepada masyarakat. Adapun tujuan dari peranan ini adalah untuk menghasilkan laba bagi perbankan itu sendiri.

  Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada penggunaan rasio Return on Asset (ROA), karena penulis ingin melihat sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diperoleh dari aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana masyarakat, selain itu Bank Indonesia juga lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dari aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili.

  ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset perusahaan. Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi keuangan bank tersebut dari segi penggunaan asetnya (Dendawijaya, 2005:118).

  Menurut Bank Indonesia, ROA terbaik ialah 1,5% ke atas, semakin besar rasio ini mengidentifikasikan semakin baik kinerja bank tersebut.

  Industri perbankan dalam kegiatan usahanya untuk memperoleh profitabilitas sangat mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatannya perlu dipelihara. Kesehatan bank dapat di lihat dari tingkat likuiditas dan non performing financing (NPF). Likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk memenuhi penarikan simpanan dan liabilitas lain serta untuk memenuhi permintaan dana bagi portofolio pinjaman dan investasi. Sebuah bank dikatakan memiliki potensi likuiditas yang memadai ketika dia dapat memperoleh dana yang dibutuhkan (dengan meningkatkan liabilitas, menambah modal, atau menjual aset) secara cepat dan pada biaya yang wajar (Van Greuning dan Iqbal, 2011:143). Tingkat likuiditas dapat diukur melalui Financing to

  Deposit Ratio (FDR).

  Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah

  kredit (pembiayaan) yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2005:116). Rasio ini berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, karena semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan maka dengan demikian, jumlah dana yang menganggur bekurang sehingga berdampak pada naiknya profitabilitas (Rivai dkk, 2007:394). Sebagian praktisi perbankan menyepakati batas aman FDR suatu bank adalah 80%, namun batas toleransi antara 85%-100% (Dendawijaya, 2005:117).

  Dalam rangka mengoptimalkan profitabilitasnya, bank akan berusaha untuk menyalurkan dana kepada masyarakat. Salah satu bentuk penyaluran dana perbankan syariah adalah melalui pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. Namun, pembiayaan merupakan salah satu faktor rapuhnya usaha perbankan apabila pembiayaan tersebut dinyatakan bermasalah. Pembiayaan bermasalah atau

  

non performing financing (NPF) merupakan gambaran kinerja usaha pembiayaan

  yang diberikan. Misalnya, berapa persen jumlah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang tidak dapat ditagih (Purwanto, 2011).

  Timbulnya pembiayaan bermasalah diantaranya mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank (Dendawijaya, 2005:88). Menurut (Hidayat, 2014:122), apabila tingkat NPF semakin rendah maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya apabila tingkat NPF tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Berdasarkan dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing ) memiliki pengaruh negatif bagi profitabilitas bank.

  Di Indonesia ada 11 Bank Syariah, dan pada Tabel 1.2 diperlihatkan rata- rata financing to deposit ratio (FDR), non performing financing (NPF), dan return

  on asset (ROA) dari industri perbankan syariah di Indonesia.

Tabel 1.2 Rata-rata Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,

  

dan Return on Asset Tahun 2011 – 2013

FDR NPF ROA No Tahun (%) (%) (%)

  1 2011 98.36% 2.37% 4.00% 2 2012 89.69% 2.77% 3.80% 3 2013 91.42% 2.06% 1.27%

  Sumber: Statistik Perbankan Syariah (Data Diolah)

  Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 rata-rata FDR pada perbankan syariah di Indonesia sebesar 98,36% dan ROA sebesar 4,00%. Pada tahun 2012 terjadi penurunan FDR menjadi 89,69% dan penurunan ROA menjadi sebesar 3,80%. Pada tahun 2013 FDR mengalami kenaikan menjadi sebesar 91,42% dan penurunan ROA sebesar 1,27%. Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa perubahan FDR ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan perubahan ROA seperti yang dikemukakan oleh Rivai dkk (2007:394).

Tabel 1.2 juga menunjukkan bahwa pada tahun 2011 NPF rata-rata perbankan syariah di Indonesia sebesar 2,37% dan ROA sebesar 4,00%. Pada

  tahun 2012 terjadi kenaikan NPF menjadi 2,77% dan penurunan ROA menjadi sebesar 3,80%. Dari data tersebut dapat disimpulkan hal ini sesuai dengan teori Dendawijaya bahwa timbulnya pembiayaan bermasalah diantaranya mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Akan tetapi, pada tahun 2013 NPF mengalami penurunan sebesar 2,06% dan penurunan kembali ROA menjadi sebesar 1,27% seharusnya ROA mengalami peningkatan sehingga tidak sesuai dengan pendapat Dendawijaya. Jika dilihat dari angka NPF dalam rentang waktu 2011 hingga 2013 rasio NPF masih pada ambang batas aman yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu tidak melewati 5%.

  Berdasarkan dari uraian sebelumnya dengan hasil yang tidak konsisten dari data rata-rata FDR, NPF, dan ROA yang penulis sajikan pada Tabel 1.2 diatas, membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Financing to

  Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Financing to Deposit Ratio dan Non

  Performing Financing terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak terkait yaitu:

  1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai analisis financing to

  deposit ratio , non performing financing dan profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.

  2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan Informasi keuangan yang dibutuhkan dalam mempengaruhi keputusan para investor dalam berinvestasi di saham bank syariah di Indonesia. Sehingga investor dapat mengharapkan laba perusahaan di masa yang akan datang lebih baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Di Tinjowan Kec. Ujung Padang, Kab.Simalungun

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI - Analisis Kesalahan Urutan Goresan Penulisan Aksara Mandarin Mahasiswa Sastra Cina Universitas Sumatera Utara

0 1 11

Karakteristik Fiskikimia dan Fungsional TepungGandum yang Ditanam di Sumatera Utara

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Pengertian Perilaku - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Keluarga Tentang PerilakuMerokok Siswa Laki-Laki SMA Negeri 1 Bukit Kabupaten Bener Meriah Aceh Pada Tahun 2015

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Keluarga Tentang PerilakuMerokok Siswa Laki-Laki SMA Negeri 1 Bukit Kabupaten Bener Meriah Aceh Pada Tahun 2015

0 0 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN NASABAH BANK A. Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan 1. Asas Perbankan - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Me

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Setelah Adanya Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perbankan Studi Ojk Kantor Regional V Sumatera, Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kemiskinan - Analisis Peran UMKM dalam Pengurangan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Medan

0 1 18

Analisis Peran UMKM dalam Pengurangan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 17