BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Salatiga yang Memakai Gadget

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

  Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran (Wiryanto, 2004: 6).Wolf dalam (Priyanto, 2009:7) bahwa komunikasi merupakan proses timbal balik suatu pengalaman dimana pengirim dan penerima pesan berpatisipasi secara simultan. Komunikasi adalah suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Tanpa komunikasi manusia tidak bisa melakukan suatu kegiatan dalam sehari-hari.

  Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial dapat mengisyarakatkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk membangun konsep dalam diri, untuk mengaktualisasikan diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari ketegangan dan tekanan antara lain dengan melalui komunikasi yang menghibur, dan juga untuk memupuk hubungan luas dengan orang lain (Mulyana, 2004: 41).Menurut Edward Depari (dalam Widjaja, 2000:13) menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons”).

  Selain itu terdapat model-model komunikasi menurut Hoveland dalam (Wiryanto, 2004: 6) mendefinisikan komunikasi, demikian: “ The process by which

  an individual (the communicator) transmits stimuli (ussualy verbal symbols) to modify, the behaviourof other individu”. (Komunikasi adalah proses di mana individu

  mentrasmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain).

2.2 Proses Komunikasi

  Sebuah proses komunikasi memang selalu melalui beberapa tahapan tertentu agar sebuah komunikasi berjalan dengan lancar, memang tidak semua komunikasi yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar, pasti selalu ada gangguan atau noise di beberapa bagian proses komunikasi tadi.

  Seperti yang diungkapkan oleh Ruslan bahwa : “Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan tersebut bertujuan (feedback) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak” (Ruslan, 2006:81).

  Proses komunikasi sendiri di bagi menjadi 2 jenis, yaitu komunikasi primer dan komunikasi sekunder, dimana proses komunikasi primer ini dilakukan secara langsung dengan berhadapan dengan komunikan, dan menggunakan bahasa, lambang, isyarat, gambar, dan lain

  • –lain. Namun yang paling sering di gunakan adalah dengan menggunakan bahasa.

  Komunikasi sekunder, adalah komunikasi yang menggunakan sebuah media perantara, setelah menggunakan bahasa sebagai media pengirim pesan pertama. Komunikasi sekunder ini dilakukan oleh seorang komunikator jika ingin menjangkau komunikan yang jangkauannya jauh, biasanya menggunakan media sekunder seperti televisi, radio, majalah, koran, dan lain –lain.

  Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara komunikator dan komunikan terdapat rasa percaya, terbuka dan sportif untuk saling menerima satu sama lain. Dengan begitu setiap pesan yang disampaikan komunikator lebih mudah untuk diterima atau dipahami oleh komunikan. Jika didalam proses komunikasi terdapat noise dalam penyampaian pesan, nantinya pesan yang hendak dikirimkan akan mengalami kelambatan dalam penerimaan pesan oleh komunikan.

2.3 Pola Komunikasi

  Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001 : 27).Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

  Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi.

  Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola,model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana yang dibuatAristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell, seorang sarjanapolitik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenaldengan formula Lasswell pada tahun 1984 (Wiryanto, 2005: 17).

  • Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non verbal
  • Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yangmenjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya
  • Pola Komunikasi Linear. Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia.

  • Pola Komunikasi Sirkular. Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.

  Dalam pola komunikasi di dalam keluarga dapat dioperasionalkan dengan bentuk atau pola hubungan antara orang tua dan anak dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan baik secara verbal maupun nonverbal. Terdapat tiga pola komunikasi didalam hubungan orang tua dengan anak menurut Braumrind (dalam Yusuf, 2010: 51) yaitu : a.Authotarian (otoriter) Dalam pola hubungan ini sikap

  “acceptance”

  (penerimaan) orang tua rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap mengkomando (mengharuskan/memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi), bersikap kaku (keras), cenderung emosional dan bersikap menolak.

  b. Permissive (Cenderung berperilaku bebas) Dalam hal ini sikap acceptance orang tua tinggi, namun kontrolnya rendah, memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.

  c. Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan/ demokratis) Dalam hal ini acceptance orang tua dan kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberi penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk.

2.4 Komunikasi Interpersonal

  Komunikasi Interpersonal dalam keluarga yang terjalin dengan orang tua dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan individu komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif, karena dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian juga dengan lingkungan keluarga yang diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anaknya. Sehingga akan terjadi hubungan yang harmonis. (Effendy, 2002: 8).

  Komunikasi interpersonal yang efektif dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan.Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feedback) (Widjaja, 2002: 8). Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang (Canggara, 2004: 33).

  Komunikasi interpersonal sangat penting karena memungkinkan berlangsung secara dialogis dibandingkan dengan bentuk –bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan dan perilaku komunikan, maka bentuk komunikasi interpersonal acapkali digunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif yaitu komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes, berupa ajakan, bujukan atau rayuan (Effendy, 2002: 59).

  2.5 Gadget Gadget berasal dari bahasa inggris. Gadget atau Gawai adalah suatu

  perangkat yang memiliki fungsi lebih spesifik, bersifat praktis dan dirancang dengan teknologi canggih. Selain itu Menurut Indrawan (dalam Dewanti, Widada, dan Triyono, 2013: 127).

  Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris yang merujuk pada perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus untuk mengunduh informasi-informasi terbaru dengan berbagai teknologi maupun fitur terbaru, sehinga

  (Dewanti,C.T., Widada, & Triyono, 2013) membuat hidup manusia menjadi lebih praktis .

  Gadget yang sedang marak pada era sekarang ini adalah ponsel atau handphone atau bisa juga disebut smartphone.

  Menurut Williams & Sawyer 2011 (dalam Anggana). Smartphone adalah telepon selular dengan mikroprosesor, memori, layar dan modem bawaan.

  Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas PC

  dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, di mana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses email, tv digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur GPS, jasa telepon internet dan bahkan terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit(Anggana, (n.d)).

  2.6 Penelitian Terdahulu

  Dalam penelitian ini penulis telah mencari penelitian terdahulu sebagai penelitian pendukung yang menyerupai topik pembahasan yang diajukan oleh peneliti. Untuk penulis peneliti yang pertama penelitian ini dilakukan oleh Najibah Bahtiar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makasar pada tahun 2013 dengan judul Dampak Teknologi Permainan Modern

  Terhadap Kehidupan Anak Dan Remaja Di Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar . Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Hasil dari

  penelitian ini membahas bahwa permainan tradisional dipahami sebagai sebuah permainan yang sudah lama ada yang ditandai dengan peralatan yang masih sederhana.

  Sedangkan permainan modern sebagai sebuah permainan yang dimaknai sebagai sebuah permainan yang dimainkan menggunakan komputer atau alat-alat canggih lainnya. Pergeseran permainan tradisional beralih ke permainan modern diikuti dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin pesat. Serta dengan berkembangnya teknologi permainan modern tentu membawa dampak buruk dan negatif bagi anak. Dampak positif anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan

  gamers , negatifnya anak menjadi agresif dan kualitas belajar menurun.

  Penelitian terdahulu yang kedua ini dilakukan oleh Yosef Kaprino Parto mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2017 dengan judul Komunikasi Orang Tua Kepada Anak

  

Dalam Mencegah Terjadinya Dampak Negatif Gadget . Penelitian ini menggunakan

  penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini orang tua telah memahami beberapa hal tentang gadget seperti pengertian secara umum dan dampak-dampak yang diberikan

  

gadget , namun orang tua belum sepenuhnya memahami betul dampak positif dan

  negatif yang diberikan oleh gadget karena ketika orang tua diberi pertanyaan mereka hanya mampu memberi jawaba satu poin saja. Diharapkan adanya sebuah komunikasi yang baik didalam keluarga guna menjaga hubungan antara orang tua dan anak. Komunikasi ini nantinya akan membuat keterdekatan antara orang tua dan anak. Serta munculnya hambatan yang dikarenakan anak tidak menurut pada aturan yang telah dibuat oleh orang tua dan anak yang tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua. Dengan adanya suatu hambatan atau kendala diharapkan orang tua memiliki strategi lain untuk dijadikan sebuah inovasi atau solusi agar hambatan tersebut tidak terus berkelanjutan.

  Penelitian terdahulu yang ketiga ini dilakukan oleh Wisnu Yudha mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 dengan judul Pola Komunikasi Orang Tua

  

Dengan Anak Pecandu Game Online (Studi Kasus Game Online Let’s Get Rich Di

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Tanggerang Selatan) . Penelitian ini

  menggunakan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan dengan beragam pola dan tipe interaksi antara orang tua dengan anak dalam menghadapi dampak kecanduan game

  online let’s get rich. Bahwa kesibukan orang tua menjadi

  alasan yang membuat orang tua sering tidak fokus pada anak dalam mengawasi bermain game online.

  Perbedaan persepsi orang tua dan anak yang bisa menyebabkan pertetentangan atau kontradiksi yang terjadi diantara keduanya. Selain itu kedekatan dalam hubungan orang tua dan anak baik dalam kehidupan sehari-hari dalam sebuah hubungan terdapat rasa saling tergantung satu sama lain. Rasa saling ketergantungan antara orang tua dan anak menimbulkan kedekatan di antara keduanya. Namun, dalam kedekatan itu, orang tua dan anak memiliki pengalaman, motivasi dan kepribadian yang berbeda. Komunikasi dalam bentuk dialog digunakan orang tua untuk menyelesaikan permasalahan perbedaan persepsi ini. Dialog ini nantinya akan membantu orang tua dan anak untuk menciptakan pemahaman bersama, sehingga tercipta suatu kesepakatan yang baik untuk masing-masing.

  Dari tiga penelitian terdahulu diatas akan dijadikan acuan oleh penulis sebagai penelitian pendukung dalam penelitian ini, sehingga yang membedakan dengan penelitian sebelumnya, fenomena yang akan diteliti adalah peneliti mediskripsikan pola komunikasi hubungan dalam sebuah keluarga yang memiliki anak, khususnya anak usia dini yaitu usia 4 sampai 6 tahun yang ketergantungan oleh gadget. Selain itu penulis akan menjelaskan tentang pola komunikasi yang terjadi di dalam keluarga serta memberikan pengetahuan dari dampak positif dan negatif yang diberikan gadget.

2.7 Kerangka Pikir

  Kerangka pikir merupakan sebuah cara kerja yang dilakukan oleh peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Sebagai berikut adalah bentuk kerangka pikir penulis untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti;

  Keluarga Memiliki Gadget

  Anak memakai

  Gadget

  Komunikasi Orang Tua +anak

  Teori Pola Komunikasi dalam Keluarga:

  1. Authotarian 2.

  Permissive 3. Authoritative

  Pola Komunikasi Orang Tua + Anak Dari kerangka penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa keluarga yang memiliki gadget, keluarga terdiri orang tua dan anak. Anak memakai gadget menimbulkan komunikasi orang tua dan anak, lalu akan didiskripsikan dengan menggunakan teori pola komunikasi dalam keluarga sehingga nantinya akan menghasilkan pola komunikasi orang tua dan anak.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Metaphor, Simile and Hyperbole in Betsy Byars’ “The Summer of The Swans” Novel

0 1 70

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penanganan People Smuggling oleh Sekretariat NCB-Interpol Indonesia dan Australian Federal Police Tahun 2015 – 2017

0 0 7

2.1 Teori 2.1.1 Teori Neo-Fungsionalisme (transnational cooperation) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penanganan People Smuggling oleh Sekretariat NCB-Interpol Indonesia dan Australian Federal Police Tahun 2015 – 2017

0 0 11

BAB IV PEOPLE SMUGGLING, SEKRETARIAT NCB-INTERPOL INDONESIA DAN AUSTRALIAN FEDERAL POLICE (AFP) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penanganan People Smuggling oleh Sekretariat NCB-Interpol Indonesia dan Australian Federa

0 0 41

BAB V UPAYA PENANGANAN KASUS PEOPLE SMUGGLING OLEH SEKRETARIAT NCB-INTERPOL INDONESIA DAN AUSTRALIAN FEDERAL POLICE PERIODE 2015-2017 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penanganan People Smuggling oleh Sekretariat NCB-In

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penanganan People Smuggling oleh Sekretariat NCB-Interpol Indonesia dan Australian Federal Police Tahun 2015 – 2017

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Cultural Words in The Novel See Me by Nicholas Sparks

0 3 10

CHAPTER II TRANSLATION AND ITS SOURCE TEXT

0 1 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Cultural Words in The Novel See Me by Nicholas Sparks

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Salatiga yang Memakai Gadget

0 0 9