KESATUAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAF

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kepada Allah SWT senantiasa terucap, serta salawat
yang tetap tak terlupakan atas sang idola kaum muslim yang menjadi panutan
sepanjang masa yang tak lain adalah Nabiyullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Dan
Ideologi Bangsa Dan Negara Republik Indonesia” merupakan tugas makalah yang
kami kerjakan secara kelompok, berkat kerja sama kelompok kami merasa
penyelesaian tugas ini lebih mudah, namun meski demikian makalah ini bisa utuh
seperti pada saat ini tentu tidak lepas dari berbagai bantuan dari beberapa pihak yang
tak mungkin bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam makalah ini tentu masih banyak terdapat kekeliruan, namun hal itu
tentu adalah hal yang lumrah sebagai insan yang biasa karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk

secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila
melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi
Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar
lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan
tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh
dan sangat berbeda.
Permasalahan

tentang

Ideologi

Pancasila

bukan

hanya

sebuah


permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif
namun juga bersifat praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal
ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu
ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara
kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya
menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong
menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dan
sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit,
harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak
orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
Lalu sejauh mana Perwujudan Pancasila dalam pelaksanaan fungsinya
sebagai ideologi nasional telah dilakukan dan apakah posisi ideologi bangsa
Indonesia saat ini sudah sesuai pada koridor yang sesungguhnya atau cenderung
eksplisit ke paham-paham lain selain Pancasila? itulah yang dikaji dalam makalah
ini.
B. Rumusan Makalah
1. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia

2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia

BAB II
2

PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia
1. Dasar Filosofis
Dasar filosofis yang terkandung dalam sila-sila pancasila:
“Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara RI, mengandung makna bahwa
dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan
harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan
dan keadilan.”
Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa
Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum (Legal Society).Adapun
Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa
manusia sebagai warga Negara dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai Tuhan
yang Maha Esa pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang
baradab.Untuk
kenegaraa

mewujudkan

harus

tujuan-tujuan

mewujudkan

jaminan

bersama,maka
perlindungan

dalam

bagi

hidu

seluruh

warga,sehingga untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin
berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama.
Secara

kausalitas

nilai-nilai

pancasila

bersifat

objektif


dan

subjektif.Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah baraifat universal
sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain,walaupun
barangkali

namanya

bukun

pancasila.Artinya

jikalau

suatu

Negara

menggunakan filosofi maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan
dasar filsafat dari nilai sila-sila pancasila.

Nilai objektif pancasila meliputi:
1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya
menunjukan adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak karena
merupakan suatu nilai.
2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kanegaraan maupun
keagamaan.
3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu
hukum

memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental

Negara, sehingga marupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia.
3

Nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerohanian, yaitu
kebenaran, keadilan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religious.

2. Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara
Nilai-nilai pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara
yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental
yang didalamnya memuat nilai-nilai pancasila yang mengandung empat
pokok fikiran yang bilamana di analisis makna yang mengandung di
dalamnya

tidak

lain

adalah

merupakan

penjabaran

dari

nilai-nilai


pancasila.Keempat pokok fikiran tersebut meliputi :
a. Pokok fikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah
Negara persatuan yang merupakan penjabaran sila ketiga.
b. Pokok fikiran kedua menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan
suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan penjabaran
sila kelima.
c. Pokok fikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat
yang merupakan penjabaran sila keempat.
d. Pokok fikiran keempat menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas
ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.Hal ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, dengan lain unsur-unsur yang merupakan materi
(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia

sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan)
Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan
4

tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki
kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
1. Pengertian Pancasila
Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata
“logi” yang artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan
tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau
ajaran tentang pengertian pengertian dasar. Istilah ideologi pertama kali di

kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796. Karl
Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang di kembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada
dua pengertian ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural.
Ideologi secara fungsional di golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi
doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana di kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa ideologi negara
dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi
suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan
pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
b. Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup, yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan,
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat
yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya.
Ideologi merupakan sesuatu yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan.
Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang maka akan semakin tinggi
pula komitmen nya untuk melaksanakannya.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai wawasan atau pedoman hidup mereka. Pengertian yang
5

demikian itu juga dapat di kembangkan untuk masyarakat yang lebih luas,
yaitu masyarakat bangsa.
2. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat
dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya
berada dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka
merupakan ideologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan
penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik
selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral
yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai
tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara
demokratis.
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang
dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan
harus

dipatuhi.

Kebenaran

suatu

ideologi

tertutup

tidak

boleh

dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti
mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu
berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut
dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh
masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat , yang berarti bersifat
otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti
menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka
bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis
dan terbuka, sedangkan Ideologi tertutup bersifat otoriter (negara berlaku
sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari totaliter itu sendiri adalah bahwa
pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur
di segala bidang aspek yang ada.
Ciri-ciri ideologi terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri,
sebagai berikut:
1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat
(falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan
kesepakatan masyarakat.
6

2) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri.
Ia adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam
kehidupan mereka.
3) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi ke-kini-an mereka.
4) Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung
jawab sesuai dengan falsafah itu.
5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang
berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
3. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi Pancasila besifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu
menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga
memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah
aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek dan zaman.
4. Ideologi Partikular dan ideologi Komprehensif
Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori
ideologi yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat
komprehensif.
a. Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial
tertentu dalam masyarakat.
b. Ideologi Komprehensif
Didefinisikan sebagai

suatu

sistem

pemikiran

menyeluruh

mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat
suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara
besar-besaran menuju bentuk tertentu.
Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah
kedua ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh
yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat
yang bersifat majemuk.
5. Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara
7

Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga berkedudukan sebagai
ideologi

Negara.

Ideologi

Negara

adalah

pedoman

hidup

dalam

penyelenggaraan Negara. Hakikat ideologi Negara adalah nilai-nilai dasar
yang disepakati oleh mayoritas warga Negara dan yang ingin di wujud
nyatakan dalam kehidupan bernegara.Pancasila merupakan ideologi Negara,
karena didalamnya terdapat nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas
warga Negara Indonesia dan ingin diwujudkan dalam kehidupan bernegara.
Kesepakatan itu terjadi pada masa awal berdirinya Negara Indonesia, yaitu
dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Oktober 1945.
Makna Pancasila sebagai ideologi Negara adalah Pancasila mampu
memberika arah, wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang
kehidupan Negara. Setidaknya ada 4 fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :
1) Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan.
2) Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuan
3) Memberikan tekad dalam memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa.
4) Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya perwujudan citacita yang terkandung dalam Pancasila.
Dengan kata lain, sebagai ideologi Negara, Pancasila berfungsi
sebagai pedoman kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan
Negara dan memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Pancasila sebagai
Ideologi Nasional adalah suatu hal yang mutlak dan harus dijalani dengan
konsekuen. Pancasila sebagai suatu ideologi sedapat mungkin tidak dijadikan
sesuatu yang sifatnya ”Utopis” dan ”Pragmatis” belaka namun harus bisa bersifat
universal dan tetap, yang penjabaran realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara
dinamis reformatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan
dinamika aspirasi masyarakat. Namun sesuatu yang harus dihayati adalah
8

keeksplisitan Ideologi Pancasila jangan diarahkan ke arah yang merusak nilainilai Pancasila itu sendiri. Ideologi Pancasila harus tetap pada koridornya sebagai
jiwa bangsa Indonesia yang luhur.
B. Saran
Berdasarkan dari isi keseluruhan dari makalah ini penulis

ingin

memberikan saran sebagai berkut :
1. Mensosialisasikan materi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia kepada orang-orang yang belum memahaminya.
2. Merealisasikan setiap nilai-nilai yang terkandung pada pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. Filasafat Pancasila. Paradigma. Yogyakarta: 2002.
Kaelan. Pendidikan Pancasila. Paradigma. Yogyakarta: 2004.
Kaelan. Pendidikan Pancasila. Paradigma. Yogyakarta: 2010.
Metra, Wayan., et al. Orsosdat. Percetakan Kawan. Tabanan: 2003.

9