Aktivitas dan Kompetensi Relawan TIK

DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORM ATIKA DIREKTORAT PEM BERDAYAAN INFORM ATIKA AKTIVITAS DAN KOMPETENSI

Relaw an Teknologi Infor masi dan Komunikasi

CV INSAN AKADEM IKA

2013

vi | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

1 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya dalam masyar akat infor masi dilakukan melalui aktivitas SI (Sistem Informasi) menggunakan komponen atau sumber daya TI (Teknologi Infor masi). Hal ter sebut disebabkan kar ena tujuan masyar akat infor masi adalah memper oleh keuntungan kompetitif dengan TI. Setiap or ang atau or ganisasi dalam masyar akat infor masi ber per an sebagai penyedia infor masi dan layanan TI, ser ta sebagai penggunanya. Setiap or ang ber inter aksi satu sama lainnya dalam komunitas virtual di internet menggunakan komputer di r umahnya atau di fasilitas akses publik seper ti t elecent er . Untuk dapat ber iter aksi seper ti itu, setiap or ang har us keluar dar i buta infor masi dan TI menjadi melek ser ta cer das infor masi dan TIK. Relaw an TIK (Teknologi Infor masi dan Komunikasi) membantu setiap or ang keluar dar i kebutaan semacam itu sehingga menjadi bagian masyar akat infor masi.

Agar tindakan r elaw an TIK ter sebut ber hasil maka diper lukan gambar an lengkap mengenai aktivitas dan keahlian r elaw an TIK. Aktivitas ini har us diketahui alur nya dan ditur unkan dar i tahapan yang menghantar kan masyar akat infor masi kepada tujuannya. Selain itu juga har us ter identifikasi sumber daya SI yang digunakan dalam tahapan ter sebut dengan memper hatikan infr astr uktur dan sistem masyar akat infor masi. Semuanya ter gambar dalam suatu ker angka ker ja pemenuhan infor masi. Dan kompetensi r elaw an TIK diper lukan untuk melaksanakan ker angka ker ja ter sebut.

Liter atur yang membahas aktivitas dan kompetensi r elaw an TIK diper lukan sebagai panduan membangun masyar akat infor masi baik bagi

2 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

r elaw an TIK dan sebagai r ujukan dalam pemilihan pr ogr am company social r esponsibilit y bagi sponsor nya. Buku ini mer upakan salah satu dar i jenis liter atur seper ti itu yang tidak hanya member ikan gambar an aktivitas dan kompetensi ker elaw anan TIK khusus tetapi ber laku umum dengan memper hatikan sejumlah liter atur dan penelitian ker elaw anan di beber apa negar a.

1.2. Indikator Keluar an

Indikator keluar an yang dihar apkan dengan adanya buku ini adalah sebagai ber ikut:

1. Ser agamnya infr astr uktur komunitas TIK sehingga mudah untuk dikolabor asikan;

2. Ber dampak luasnya

r elaw an TIK ter hadap pengembangan masyar akat infor masi Indonesia;

aktivitas

3. Jelasnya kompetensi yang diper lukan r elaw an TIK;

4. Mudahnya mengukur kiner ja Relaw an TIK mulai dar i tingkat basis oper asi hingga nasional.

1.3. Sistematika Penulisan

Buku ini disusun dengan sistematika penulisan ber ikut ini:

1. Pendahuluan . Bagian ini menjelaskan latar belakang pembuatan buku, indicator keluar an yang dihar apkan, dan sistematika penulisan buku.

2. Masyarakat Informasi . Bagian ini ber isi pembahasan tentang masyar akat infor masi, menunjukan r elasi masyar akat infor masi dengan SI dan TIK, ser ta menunjukan tahapan yang ditempuh untuk mencapai tujuan masyar akat infor masi.

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK |3

3. Aktivitas Relawan TIK . Bagian ini ber isi pembahasan tentang r elaw an TIK, per an r elaw an TIK dalam pembangunan masyar akat infor masi, basis r elaw an TIK, komunitas TIK, sistem dan infr astr uktur komunitas TIK, r elaw an TIK sebagai st akeholder s sekunder dalam kenaikan jenjang keahlian masyar akat infor masi, dan tinjauan aktivitas r elaw an TIK Indonesia.

4. Kerangka Kerja Pemenuhan Informasi . Bagian ini menjelaskan tahapan keahlian melek infor masi yang akan menghantar kan masyar akat infor masi kepada tujuannya, aktivitas pada setiap jenjangnya, per angkat teknologi yang digunakan di dalamya, ser ta car a penentuan per angkat teknologi dan pemanfaatan hasilnya dalam contoh per angkat lunak.

5. Kompetensi Relawan TIK . Bagian ini menjelaskan kompetensi r elaw an TIK yang meliputi

kompetensi layanan dan pembangunan kemampuan, keahlian dasar TIK dan keahlian TIK lanjutan sebagai pembangun kompetensi ter sebut.

6. Kerangka Kerja Pembangunan Masyarakat Informasi . Bagian ini menjelaskan tahapan pembangunan masyar akat infor masi yang dilaksanakan oleh r elaw an TIK, jenjang calon per intis basis r elaw an TIK, dan syar at pengakuan r elaw an TIK pengembang.

4 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK |5

2. MASYARAKAT INFORMASI

2.1. Sistem Infor masi

Infor masi adalah data yang ber ar ti dan ber guna (O’Br ien dan Mar akas, 2008), yang dihasilkan oleh pr oses ter tentu (Loose, 1997), dan disampaikan kepada pengguna ter tentu (O’Br ien dan Mar akas, 2008) melalui pr oses member i tahu (Machlup, 1980). Sebelum disebar kan, data yang telah dikumpulkan dan disimpan kemudian dianalisis dan diubah menjadi data yang ber ati dan ber guna bagi pengguna ter tentu untuk tujuan ter tentu (O’Br ien dan Mar akas, 2005; Tur ban dkk., 2006), misalnya untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam or ganisasi (Rainer dan Cegielski, 2011).

Semua aktivitas ter sebut ter jadi dalam SI, yang diseder hanakan oleh O’Br ien dan Mar akas (2005) menjadi lima aktivitas SI sebagai ber ikut:

1. Pemasukan sumber daya data , yang meliputi aktivitas per ekaman data tr ansaksi oleh pengguna akhir / end user s di mana data dipindahkan dar i for mulir tr ansaksi dalam bentuk ker tas ke dalam media yang dapat dibaca oleh komputer seper ti har d disk , dan aktivitas penyuntingannya untuk memastikan data telah dir ekam secar a benar .

2. Pemrosesan data menjadi informasi , di mana data disusun, dianalisis, dan dimanipulasi melalui aktivitas penghitungan, pembandingan, pengur utan, pengklasifikasian, dan per ingkasan, untuk diubah menjadi infor masi bagi pengguna akhir . Kualitas infor masinya dipelihar a melalui aktivitas per baikan dan pembar uan yang ber kelanjutan.

6 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

3. Pengeluaran produk informasi , di mana infor masi yang sesuai dikir imkan kepada pengguna akhir dalam ber agam bentuk, seper ti pesan atau lapor an mulai dar i yang ber basis teks hingga multimedia. Infor masi ter sebut digunakan baik saat beker ja dalam or ganisasi atau hidup dalam masyar akat.

4. Penyimpanan sumber daya data , di mana sumber daya data dipertahankan secar a ter or ganisir untuk penggunaan ber ikutnya dalam media penyimpanan data yang dapat dibaca oleh komputer , dan dikelola oleh per angkat lunak sistem infor masi pengelolaan basis data / DBMS (Database Management System).

5. Pengendalian kinerja sistem , yakni pengaw asan ter adap umpan balik dar i aktivitas pemasukan, pemr osesan, pengeluar an, dan penyimpanan, untuk dievaluasi agar diketahui pemenuhan standar kiner ja oleh sistem. Hal ini dimaksudkan agar sistem dipastikan melakukan aktivitas yang sesuai agar menghasilkan infor masi yang tepat untuk pengguna akhir . Selur uh aktivitas ter sebut ber jalan dengan melibatkan kombinasi

yang ter atur dar i sekumpulan komponen utama sumber daya SI, yang meliputi (O’Br ien dan Mar akas, 2005) :

1. Manusia , yang meliputi pengguna akhir yang menggunakan SI atau infor masi yang dihasilkannya, dan spesialis SI yang mengembangkan dan mengoper asikan SI.

2. Perangkat keras , yang meliputi semua per angkat fisik dan mater ial yang digunakan dalam pemr osesan infor masi, yang menur ut Mayer s (2007) meliputi unit sistem di mana pemr osesan dan penyimpanan ter jadi di dalamnya, ser ta per ipher als yakni semua per angkat yang ter hubung ke unit sistem yang menyediakan masukan dan keluar an seper ti monitor , keyboar d, mouse speaker , dan pr inter .

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK |7

3. Perangkat lunak , yang meliputi semua kumpulan intr uksi pemr osesan infor masi dalan bentuk per angkat lunak sistem seper ti Micr osoft Window s dan Unix, per angkat lunak aplikasi untuk penggunaan komputer ter tentu oleh pengguna akhir seper ti aplikasi toko online dan pengolah kata, ser ta pr osedur yakni intr uksi oper asi untuk pengguna sistem infor masi seper ti pr osedur menambahkan data pr oduk.

4. Data , mer ujuk kepada deskr ipsi dasar dar i sesuatu, kejadian, aktivitas, dan tr ansaksi dalam bentuk angka, hur uf, suar a, atau gambar , yang dir ekam, diklasifikasikan dan disusun tidak untuk mencapai ar ti ter tentu, ser ta disimpan (Rainer dan Cegielski, 2011) dalam basis data atau basis pengetahuan.

5. Jaringan / Network , yang meliputi media komunikasi seper ti kabel t wist ed-pair atau teknologi nir kabel satelit, ser ta infr astr uktur jar ingan meliputi teknologi per angkat ker as seper ti modem, per angkat lunak seper ti w eb br ow ser , dan data yang mendukung oper asi dan penggunaan jar ingan komunikasi. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling ber hubungan,

dengan batasan yang jelas, beker ja sama untuk mencapai sekumpulan tujuan yang sama dengan mener ima masukan dan menghasilkan keluar an dalam pr oses tr ansfor masi yang ter atur . Dengan demikian sistem infor masi adalah sistem yang mener ima sumber daya data sebagai masukan dan mempr osesnya menjadi pr oduk infor masi sebagai keluar an. (O’Br ian dan Mar akas, 2005)

Gambar an hubungan dan ker jasama antar komponen SI misalnya manusia sebagai pengguna akhir , menggunakan per angkat ker as komputer untuk mengoper asikan per angkat lunak aplikasi SI ter tentu untuk mendapatkan infor masi yang dibutuhkannya. Aplikasi ter sebut akan mengir imkan per intah manipulasi data melalui jar ingan ke

8 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

per angkat lunak DBMS yang ber jalan pada per angkat ker as ser ver basis data, lalu menampilkan hasilnya kepada pengguna akhir dalam bentuk teks, gr afis dan lain sebagainya. Eksekusi per angkat lunak aplikasi ter sebut (Dothr e dan Puntambekar , 2008), penyediaan lingkungan ker janya (Nithyashr i, 2010), komunikasi, dan pengendaliannya ter hadap per angkat ker as sistem komputer dan jar ingannya dibantu oleh per angkat lunak sistem (Joseph, 2007).

Gambar 2.1. Model sistem infor masi (O’Brien dan Marakas, 2005)

2.2. Teknologi Infor masi

Infor masi diakui sebagai kunci sumber daya ekonomi dan mer upakan salah satu aset penting per usahaan (Moody dan Walsh, 1999; Dr ucker 1992) yang sangat ber har ga (Huang, dkk, 1999). Sekar ang ini or ang atau

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK |9

bisnis yang ber hasil adalah yang menguasai dan mengendalikan infor masi (Fenner , 2002), di mana pengambilan keputusan dan oper asi efektif sangat dipengar uhi oleh kualitas data dan infor masi (Pr ice & Shanks, 2005). Gambar 2.2 menunjukan bagaimana or ganisasi mengubah sumber daya data menjadi infor masi atau pengetahuan melalui ber agam car a dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah bisnis. TI membantu pr oses konver si pengetahuan ke dalam data dengan ber bagai car a penyimpanan, pengambilan dan pengir iman, ser ta membantu dalam menginterpr estasi dan menganalisis data yang ter sedia (Low , 2000).

Gambar 2.2. Daur hidup data

(Rainer dan Cegielski, 2011)

Jika SI menjelaskan semua komponen atau sumber daya yang dibutuhkan untuk menyampaikan fungsi dan infor masinya kepada or ganisasi, maka TI ber kaitan dengan sisi teknologi SI (Tur ban dkk., 2006) meliputi ber bagai teknologi per angkat ker as, per angkat lunak, jar ingan, dan manajemen data yang diper lukan oleh SI. Adapun komponen manusia, per annya di dalam infr astr uktur TI adalah sebagai per sonel TI, baik dalam kedudukannya sebagai pengguna akhir ataupun spesialis (O’Br ien dan Mar akas, 2005), yang menggunakan komponen TI untuk menghasilkan layanan TI seper ti pengelolaan data, pengembangan sistem, dan penanganan keamanan (Rainer dan Cegielski, 2011). Gambar

10 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

2.3 menunjukan hubungan antar a komponen manusia dengan komponen TI dalam sistem infor masi.

Gambar 2.3. Susunan Infr astr uktur TI dan layanan SI

(Rainer dan Cegielski, 2011)

TI member ikan nilai bisnis seper ti fleksibilitas, peningkatan kualitas, pengur angan biaya, peningkatan pr oduktivitas (Melvile, dkk, 2004; Dedr ick, dkk, 2003; Oliner dan Sichel, 2000; Economics and Statistics Administr ation, 2003), ser ta peningkatan komunikasi dan keputusan alokasi sumber daya yang membaw a kepada keuntungan milyar an dolar setiap tahunnya (Hubbar d, 2003). Dengan adanya keuntungan seper ti ini, sangat w ajar jika kemudian ber kembang digital ekonomi, yakni ekonomi ber basis teknologi digital (Tur ban dkk., 2006) , dan sangat w ajar pula jika kemudian pengeluar an TI mencapai 50% dar i total biaya belanja or ganisasi (Weil dan Ross, 2004).

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 11

Butuh lebih dar i sekedar investasi untuk mendapatkan nilai dar i TI (Weill dan Ross, 2004), kar ena hasil keuangan secar a signifikan dipengar uhi oleh tingkat kecer dasan TI. Per usahaan dengan kecer dasan TI yang tinggi memper oleh laba ber sih yang lebih tinggi di tahun-tahun ber ikutnya untuk investasi, sedangkan per usahaan dengan kecer dasan TI yang r endah memper oleh laba ber sih yang lebih r endah (Weill dan Ar al, 2006). Kecer dasan ini har us membaw a individu atau or ganisasi kepada (O’Br ian dan Mar akas, 2008):

1. Efisiensi dalam minimalisasi biaya, w aktu, dan penggunaan sumber daya infor masi.

2. Keefektifan TI dalam mendukung str ategi bisnis, sebagai enabler bagi pr oses bisnis, meningkatkan str uktur dan budaya, dan meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis.

2.3. Teknologi Infor masi dan Komunikasi

TIK adalah konver gensi teknologi telekomunikasi atau komunikasi dan komputer (Bouw man dkk., 2005; Inter national Telecommunication Union, 2002), yang memungkinkan setiap individu pengguna komputer untuk saling ter hubung dan ber bagi sumber daya SI miliknya, baik melalui jar ingan kabel ataupun nir kabel (Tur ban dkk, 2006). Sekitar 50 per sen dar i manufaktur Amer ika Ser ikat yang memiliki jar ingan komputer memiliki pr oduktivitas yang tinggi dibandingkan manufaktur yang tidak memiliki jar ingan (Economics and Statistics Administr ation, 2003). Oleh kar enanya w ajar apabila banyak per usahaan memiliki lebih dar i satu komputer yang saling ter hubung satu sama lainnya melalui jar ingan komputer (Bor gesen dan Mikalsen, 2002).

TIK mer upakan jembatan antar a negar a maju dan ber kembang, alat pembangunan ekonomi dan sosial, mesin per tumbuhan, pilar utama bangunan masyar akat dan ekonomi basis pengetahuan global, ser ta

12 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

kesempatan bagi negar a untuk membebaskan dir inya dar i tir ani geogr afi. Oleh kar enanya har us ada layanan dan akses univer sal, kesamaan kesempatan, ker agaman konten, ser ta kebebasan ber ekpr esi dan akses (Inter national Telecommunication Union, 2002). Dengan demikian, setiap or ang dengan ber agam latar belakang suku, r as, agama, jenis kelamin, dan lain sebagainya har us dijamin memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses TIK di manapun dan kapanpun agar mendapatkan layanan infor masi dan komunikasi global, untuk mendapatkan kemudahan dalam memahami apa yang diinfor masikan atau dikomunikasikan oleh siapapun dar i negar a manapun, dan untuk ber ekpr esi dalam r uang inter aksi antar individu yang ter bebas dar i batasan-batasan geogr afi.

Salah satu kelengkapan penting dalam r evolusi TIK dalam masyar akat infor masi adalah inter net, yakni infr astr uktur infor masi dunia sebagai media komunikasi global dan media akses menuju layanan dalam jar ingan / online yang sangat banyak. Secar a cepat internet menjadi sumber potensial ekonomi yang sangat besar bagi individu, per usahaan, dan negar a (Inter national Telecommunication Union, 2002; Rab, 2007). Keuntungan dar i inter net dapat diper oleh salah satunya

melalui komunitas transaksi yang memfasilitasi pembelian dan penjualan, komunitas minat yang memper tukar kan infor masi yang diminati ber sama, komunitas praktik atau hubungan di mana anggotanya dior ganisasikan menur ut pengalaman hidup ter tentu, ataupun komunitas fantasi di mana anggotanya ber bagi lingkungan imajiner (Tur ban dkk, 2006).

Komunitas vir tual dibentuk oleh orang yang ber inter aksi secar a sosial dalam per an ter tentu dan untuk memuaskan kebutuhannya, tujuan yang menjadi alasan dibelakang komunitas, kebijakan untuk menata inter aksi or ang di dalamnya, dan sistem komputer yang

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 13

mendukung inter aksi sosial (Pr eece, 2000 dalam el Mor r dan Mar et, 2012). Semua pedagang, pemain, hanya teman, penggemar , dan teman yang membutuhkan, ber usaha memuaskan kebutuhannya dalam komunitas vir tual dengan menggunakan ber bagai aplikasi inter net, baik yang ter masuk kategor i pencar ian, komunikasi, ataupun kolabor asi (Tur ban dkk, 2006). Mer eka dapat ber per an baik sebagai pr odusen infor masi saat mengunggah dokumen, atau pelanggan infor masi saat mengunduh dokumen (el Mor r dan Mar et, 2012).

Tabel 1.1. Contoh Per spektif dalam Difusi TIK

PERSPEKTIF

FASE Or ganisasi

Teknologi

Ekonomi Pengguna- an

Kar akteristik teknologi apa yang

Adopsi

ber pegar uh atau apa peran standar teknologi dalam fase adopsi?

Apa per an metode

Imple-

pengembangan sistem, dan bagaimana pr oses bisnis

mentasi

dirancang ulang untuk mencapai implementasi TIK yang berar ti?

Bagaimana pengguna menguasai teknologi bar u dalam pr aktiknya,

Penggu-

ser ta interaksi pr oses mana yang

naan

dapat ter jadi antara teknologi, or ganisasi, dan pengguna tatkata TIK dioperasikan?

Sejauhmana karakter istik teknologi membantu

Dampak

menjelaskan dampak ter tentu yang ter jadi atau yang tidak ter kait penggunaan TIK?

Sumber : Bouwman (2005)

14 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Ter dapat empat fase implementasi atau difusi TIK dalam or ganisasi, yakni adopsi TI K yang sesuai dengan kebutuhan dan str ategi or ganisasi; implementasi mulai dar i str ategi hingga pelaksanaan pr oyek pener apan TIK; penggunaan yang menentukan di mana saja dan bagaimana TIK diter apkan dalam or ganisasi; ser ta dampak pener apan TIK ter sebut bagi individu, or ganisasi, dan lingkungannya. Empat fase ter sebut dipengar uhi faktor per spektif or ganisasi, teknologi, ekonomi, dan penggunanya (Bouw man dkk., 2005). Faktor -faktor ini penting untuk diper hatikan mengingat adanya pengar uh negatif dar i investasi TIK bagi per for ma or ganisasi (Moody dan Walsh, 1999).

2.4. Masyar akat Infor masi

Dengan memper hatikan sejumlah definisi dalam Kar valics (2007) , masyar akat infor masi dapat difahami sebagai bentuk masyar akat bar u yang str uktur sosialnya ber dasar kan kepada pembuatan, distr ibusi, akses, dan penggunaan infor masi secar a bebas. Kebebasan ter sebut mendor ong per kembangan kr eativitas intelektual manusia hingga kepada tahap di mana infor masi sebagai pr oduk kr eatifnya menjadi sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan oleh masyar akat, dan penguasaannya menjadi kekuatan pendor ong bagi per ubahan dan pembangunan dalam masyar akat infor masi. Kesempatan ter sebut mendor ong muncul dan ber kembangnya industr i infor masi.

Sementar a itu, penggunaan TIK membaw a manusia kepada car a hidup yang bar u, di mana infor masi dapat didistr ibusikan lebih cepat dan peker jaan dapat diselesaikan lebih baik. Kondisi ter sebut menyebabkan manusia mendapatkan standar hidup yang tinggi dan memainkan per an yang lebih baik dalam masyar akat. Dan pada akhir nya menur ut Gudauskas (2011), or ang dalam masyar akat infor masi memiliki tujuan yang sama, yakni mendapatkan keuntungan kompetitif melalui

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 15

penggunaan TIK, di mana infor masi tidak hanya dapat didistr ibusikan lebih cepat, juga dapat dikumpulkan, disimpan, diar sipkan, dan diakses kapanpun dan di manapun. Keter libatan aktivitas dan komponen SI menunjukan masyar akat infor masi menggunakan SI untuk mencapai keuntungan kompetitifnya.

Akses TIK diper lukan agar setiap or ang dalam masyar akat infor masi mendapatkan keuntungan kompetitif ter sebut dar i komunitas vir tual dan lain sebagainya. Akses ter sebut diw ujudkan dalam ber agam

bentuk, salah satu diantar anya adalah t elecent er , yakni tempat (Fuchs, 1997) atau fasilitas ber bagi (Colle dan Roman, 1999) yang menyediakan layanan infor masi dan komunikasi (Cisler , 1998) ber basis TIK (Fuchs, 1997; Colle dan Roman, 1999) bagi masyar akat sekitar (Cisler , 1998) dan digunakan untuk pembangunan ekonomi, sosial dan budaya (Fuchs,

1997). Telecent er member i dampak bagi masyar akat sebagai ber ikut (Ar iyabandu, 2009):

1. Member dayakan or ang khususnya w anita di w ilayah pelosok desa;

2. Member ikan akses ke pekakas TIK yang tidak dapat dimiliki sendiri;

3. Membukakan ekonomi pengetahuan dunia kepada or ang yang miskin dan cacat;

4. Menyediakan r ekayasa sosial, seper ti member i kesempatan kepada or ang yang miskin untuk meningkatkan pengetahuan dengan pendidikan komputer ; dan

5. Mempr omosikan TIK untuk pembangunan. Hal penting lainnya selain akses TIK yang dibutuhkan oleh

masyar akat infor masi adalah keahlian melek infor masi. Seseor ang dianggap melek infor masi apabila ia mengetahui infor masi yang dibutuhkannya, memiliki

kemampuan

untuk mengakses atau

16 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

menemukan infor masi ter sebut, dan mempr oses infor masi ter sebut untuk membuat nilai (Rab, 2007). Tabel 2.2 menunjukan keahlian melek infor masi dalam setiap levelnya.

Tabel 2.2. Keahli an Melek Infor masi

Level Keahlian Melek Infor masi

Menentukan tugas, Menentukan tugas, mengidentifikasi informasi penting untuk mengidentifikasi

menyelesaikan tugas, ser ta memahami kenapa informasi ter sebut informasi yang

penting dan diper lukan. Infor masi dicari atau diakses dari banyak diper lukan

platform (dalam dokument tercetak, dokumen digital, dan pembaw a data lainnya) dan mungkin diper oleh dar i teman.

Strategi untuk Mengidentifikasi sumber yang ter sedia, ser ta memastikan kapan menemukan

dan bagaimana mengaksesnya. Keahlian ini meliputi kemampuan informasi

untuk menggunakan sejumlah sumber informasi dan memutuskan kapan informasi har us dicari dalam bentuk tercetak dan kapan lebih mudah ditemukan pada basis data dalam jaringan.

Menggunakan Pengguna harus dapat mengenali informasi yang sedang informasi

dicarinya, mengetahui kapan pencarian dapat atau har us diakhiri, dan menaksir nilai (kr edibilitas, akur asi, dan lain sebagainya) informasi yang ditemukannya.

Sintesis Adalah level analisis infor masi dan beker ja dengannya. Disamping mengetahui bagaimana menganalisis infor masi, pengguna juga harus sampai pada pengetahuan dan pemahaman baru. Ia har us dapat menyajikan hasil pencariannya.

Evaluasi Adalah level keahlian ter tinggi, meliputi kemampuan untuk menyimpan

diper oleh dan mempr oses pengetahuan serta memastikan dapat diambil untuk penggunaan selanjutnya.

informasi

yang

Sumber : Eisenberg dan Berkow itz (1990)

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 17

Untuk mendapatkan keahlian melek infor masi ter sebut diper lukan keahlian teknis pada setiap levelnya, misalnya pada level ketiga har us dapat mencar i infor masi dalam katalog per pustakaan atau dalam basis data online dengan menggunakan mesin pencar i secar a efisien (Rab, 2007; Andr etta, 2005). Ar tinya keahlian melek infor masi itu tidak dapat ter capai apabila belum melek TIK. Oleh kar enanya sangatlah penting untuk mempr ior itaskan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang TIK agar setiap or ang dapat ber partisipasi penuh dalam masyar akat

dilakukan dengan (Inter national Telecommunication Union, 2002) :

infor masi.

Pengembangannya

1. Menjadikan setiap or ang memiliki keahlian dasar sehingga dapat menggunakan TIK dalam kesehar ian hidup mer eka.

2. Meningkatkan melek TIK dalam populasi secar a keselur uhan, ter masuk menambah jumlah per sonel ter latih dalam ar ea lanjutan. Menur ut deklar asi Br ussels, pendidikan dan pelatihan TIK dapat

diintegr asikan dengan

r eguler (Inter national Telecommunication Union, 2002). Pelatihan sumber daya manusia, khususnya gur u dan pelajar , sangat penting kar ena akan meningkatkan kebutuhan menggunakan dan mener apkan informasi dan teknologi, mempr omosikan per tumbuhan konten dan infr asr uktur , memfasilitasi pengembangan industr i layanan TIK secar a khusus di negar a ber kembang (Deklar asi Bamako, 2002). Selain itu dapat juga dilakukan oleh r elaw an TIK dengan memanfaatkan keber adaan t elecent er . Banyak

sistem

sekolah

telecenter yang berhasil berkat manfaat kontribusi relawan. ( Acevedo, 2005 ).

18 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 19

3. AKTIVITAS RELAWAN TIK

3.1. Relawan TIK

Secar a umum volunt eer s / r elaw an dapat difahami sebagai seseor ang (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) atau kelompok or ang der maw an (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007), yang dengan kehendaknya sendir i (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) dan sw adayanya sendir i (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007) ber komitmen member ikan w aktu, ener gi, atau kemampuannya (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) untuk melaksanakan aktivitas r elaw an (United States Bur eau of Labor Statistics, 2008) ber upa layanan tanpa bayar an (Statistic Canada, 2006) di luar r umah tangganya (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006).

Sebagian ber pendapat bahw a volunt eer ism / ker elaw anan mer upakan domain amatir untuk mer eka yang tidak ter latih dan tidak ber pengalaman. Kesalahfahaman ini muncul dar i per sepsi bahw a pr ofesionalisme, baik pengetahuan dan per ilaku, secar a eklusif ber kaitan dengan peker jaan yang dibayar . Juga mungkin dipengar uhi oleh kesan bahw a kebanyakan r elaw an adalah anak muda. Padahal dalam penelitian diketahui adanya pr ia dan w anita ber kualitas dan pr ofesional yang ter motivasi oleh nilai-nilai yang mendor ong kesukar elaan. (United Nations Volunteer s, 2012). Relaw an dapat ber asal dar i akademisi, per usahaan, pemer intah, asosiasi w anita, dan asosiasi pr ofesional (Acevedo, 2005) ser ta dar i ber agam keyakinan dan bentuk, baik tua dan muda, pr ia dan w anita, pr ofesional dan amatir , cacat dan sempur na, miskin dan kaya (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007), yang saling membantu, melayani or ang lain, melaksanakan par tisipasi publik, dan melakukan advokasi atau kampanye (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007).

20 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Gambar 3.1 Relaw an, dar i r umah ke masyar akat melalui or ganisasi

Relaw an membantu ter utama untuk kepentingan or ang banyak dan masyar akat (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) atas nama amal (Statistic Canada, 2006) melalui atau untuk or ganisasi (United States Bur eau of Labor Statistics, 2008) nir laba (Statistic Canada, 2006; Ibsen, 1992). Relaw an TIK misalnya, member i dukungan dan kemampuan TIK kepada masyar akar . Dalam UEFA EURO 2012 r elaw an TIK ber tugas sebagai pendukung tim TIK dalam penyediaan dukungan TIK di ber bagai lokasi, menangani sejumlah peker jaan yang meliputi pemasangan per angkat ker as dan per angkat lunak, memper baiki masalah dasar pada per angkat ker as dan per angkat lunak seper ti keter sambungan inter net, pr inter , dan lain sebagainya (UEFA, 2011). Sementar a Jar ingan Relaw an Univer sitas yang terdir i dar i mahasisw a, pr ofesor , dan staf akademik, ber bagi keahlian TIK dalam pr oyek pengembangan selama enam bulan yang meliputi kegiatan pelatihan ter hadap anak di Sr i Lanka, mendukung t elecent er atau w ar ung inter net pedesaan di Hondur as, pembangunan kemampuan TIK di Niger ia, dan mengenalkan komputer ke sekolah di Mozambique (Tser ing, 2005).

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 21

Kementr ian Komunikasi dan Infor matika Republik Indonesia (2011) mendefinisikan r elaw an TIK sebagai individu atau satuan r eaksi cepat yang dibentuk melalui pr oses edukasi, yang dapat beker ja membangun masyar akat infor masi Indonesia secar a kolabor atif dan sukar ela. Masyar akat infor masi ter sebut terbentuk dar i usaha mendapatkan manfaat infor masi dengan TIK yang dihar apkan dapat dicapai bukan hanya oleh masyar akat per kotaan saja tetapi juga oleh masyar akat pedesaan dan di daer ah bencana. Tambahan penting dar i penger tian r elaw an TIK ini adalah bahw a r elaw an TIK mer upakan hasil pr oses edukasi dan beker ja secar a kolabr atif, sebagaimana tampak pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pembangunan Masyar akat Infor masi Kolabor atif

3.2. Per an Relawan TIK

Volunt eer ing dalam konteks TIK adalah ber bagai tindakan r elaw an di mana TIK digunakan untuk pembangunan dan sebagai platfor m atau sumber daya bagi tindakan r elaw annya sendir i. Tindakan ter sebut membangun per an Relaw an TIK di tengah masyar akat. Tabel 3.1 menunjukan ber agam per an r elaw an TIK dalam pengembangan

22 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

masyar akat infor masi yang disusun dan dikelompokan ber dasar kan daftar per an r elaw an TIK dalam Acevedo (2005).

Tabel 3.1. Per an Relaw an TIK

Kode

Per an Relawan TIK

PENYEDIAAN INFORMASI P1

Mencar ikan informasi secara pr oaktif bagi pengguna (baik gur u, doktor , petani, pegawai lokal, ibu r umah tangga, ataupun pebisnis) yang tidak memiliki akses TIK.

P2 Mempr oduksi konten / informasi lokal dalam beragam format (teks, multimedia, dan lain sebagainya).

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA P3

Menyelenggar akan latihan dasar TIK secara offline atau online bagi pengguna akhir agar mahir dalam aplikasi yang relevan, dan mendampingi setelahnya sampai mer eka mampu menggunakan keahlian ter sebut untuk mendapatkan keuntungan kompetif.

P4 Menyelenggar akan latihan secar a offline atau online bagi relaw an TIK (Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2011) untuk menambah jumlah per sonel ter latih dalam area lanjutan (Inter national Telecommunication Union, 2002).

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA TIK P5

Mengidentifikasi kebutuhan infor masi masyarakat dan sumber daya yang diper lukan untuk memenuhi kebutuhan ter sebut.

P6 Membuat atau menyesuaikan dan mengelola perangkat lunak aplikasi bebasis Fr ee and Open Sour ce Soft war e , situs web, atau Sistem Informasi Geografis yang menyediakan alat pengawasan dan pelapor an untuk menyampaikan informasi ter kait pr oyek r elawan kepada par a pemangku kepentingan di dalam dan di luar neger i.

P7 Mengadakan jar ingan agar relawan TIK dapat berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan melalui perangkat berger ak.

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 23

Tabel 3.1. Lanjutan

Kode

Per an Relawan TIK

P8 Mengatasi permasalahan teknis seputar penggunaan perangkat TIK (seper ti instalasi perangkat TIK) dar i waktu ke w aktu, yang dialami pengguna atau pengelola sarana TIK umum (seper ti t elecent er ), di perkotaan dan di pedesaan ataupun di daerah bencana atau situasi paska konflik.

KOLABORASI P9

Meningkatkan keter libatan relaw an lainnya melalui online volunt eer s dalam ker jasama ser ta pengadaan dan pengelolan jar ingan pengetahuan online.

P10 Beker jasama dengan pr oyek lainnya yang memiliki isu pengembangan yang ser upa.

P11 Memfasilitasi par tisipasi kelompok masyarakat yang ter pinggir kan (misalnya pengidap AIDS-HIV) atau yang tidak ber untung (misalnya penyandang cacat) dalam pr oyek dengan TIK.

Relaw an TIK melaksanakan per annya sesuai dengan keter sediaan per angkat TIK atau kondisi penggunanya, sehingga r elaw an TIK dapat:

1. Membiarkan pengguna informasi dalam kondisi buta TIK dan tetap menjadi penyedia infor masi saat pengguna tidak dapat mengakses TIK.

2. Merubah pengguna dari buta menjadi melek TIK melalui pelatihan keahlian TIK setelah pengguna memiliki akses ke TIK dan ber minat memanfaatkannya.

3. Merubah pengguna dari melek TI K menjadi cerdas TIK melalui seminar dan w or kshop, dengan tujuan menghindar kan pengguna dar i pemanfaatan per angkat TIK yang ber esiko mer ugikan dir inya sendir i dan or ang lain.

4. Mendampingi pengguna yang telah melek dan cerdas TIK agar tetap mendapat keuntungan dar i infor masi dan TIK dengan

24 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

membukakan pintu komunikasi dan dukungan teknis dar i w aktu ke w aktu. Walau r elaw an TIK dapat membantu masyar akat seper ti apapun,

namun r elaw an TIK per lu mer ubah masyar akat yang buta menjadi melek dan dar i melek menjadi cer das agar ada peningkatan jumlah populasi masyar akat yang memiliki kemandir ian dalam memenuhi kebutuhan infor masinya dengan TIK. Per ubahan ter sebut menur ut Acevedo (2005) melalui tahapan pr oses pembangunan kapasitas ber ikut ini:

1. Peningkatan kesadaran , tahap untuk memahami kebutuhan, masalah, dan har apan masyar akat, dalam r angka menentukan elemen infor masi dan TIK yang lebih sesuai, dan untuk membangun kesadar an akan peluang dan pr aktik penggunaan teknologi yang sesuai dengan har apan mer eka.

2. Pemberian keahlian dasar TIK yang diper lukan kebanyakan pengguna. Hal ini dapat membangun keahlian untuk penggunaan umum komputer mulai dar i pembuatan konten hingga menggunakan email dar i w eb.

3. Penciptaan kapasitas yang dilakukan setelah keahlian dasar TIK dikuasai, melalui pengaw asan dan pendampingan per iodik atas usaha individu pengguna mener apkan keahlian dasar TIK, untuk membangun dan memper luas kemampuan setiap individu pengguna sehingga ia dapat mener ima keuntungan sebenar nya dar i penggunaan teknologi.

3.3. Basis Relawan TIK

Menur ut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “basis” adalah pangkalan untuk melakukan oper asi, di mana “pangkalan” adalah tempat yang menjadi tumpuan untuk melakukan tindakan ter tentu, dan “oper asi” adalah tindakan ter sebut. Tindakan r elaw an TIK ber kaitan dengan per an

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 25

r elaw an TIK. Dengan memper hatikan per an-peran kolabor ator yang mengindikasikan adanya ker jasama antar r elaw an dan pembagian w ilayah oper asi dalam pembangunan masyar akat i nfor masi, maka basis r elaw an TIK dapat difahami sebagai tempat yang menjadi tumpuan untuk melaksanakan per an r elaw an TIK di dalam w ilayah ter tentu.

Jika memper hatikan penger tian r elaw an dar i CIVICUS, IAVE, dan UNV (2007), maka basis r elaw an TIK bisa di mana saja. Statistic Canada (2006), Ibsen (1992), dan United States Bur eau of Labor Statistics (2008) menunjukan basis r elaw an TIK ini adalah or ganisasi nir laba, kar ena r elaw an melaksanakan kegiatan r elaw annya melalui atau untuk or ganisasi nir laba. Jika dir ujukan kepada pendapat Acevendo (2005) tentang r elaw an TIK, maka or ganisasi non pr ofit yang dimaksud dapat mer upakan lembaga pendidikan, or ganisasi komunitas, atau or ganisasi pr ofesi. Acevendo juga menyebut per usahaan, sehingga basis r elaw an TIK mungkin juga mer upakan or ganisasi laba yang biasanya melaksanakan kegiatan r elaw annya melalui or ganisasi nir laba.

Petunjuk jelas tentang basis r elaw an TIK diber ikan oleh Attw ood dkk. (2003), Musick dan Wilson (2008), ser ta Low dkk. (2007). Semuanya menunjukan sekolah, per gur uan tinggi, dan univer sitas sebagai basis r elaw an TIK, kar ena lembaga pendidikan ter sebut mener ima budaya r elaw an dan bahkan tur ut ser ta membangunnya, menjadi tempat per ekr utan atau kader isasi r elaw an usia 16-24 tahun, dan mer upakan jenis or ganisasi yang paling banyak dibantu oleh r elaw an.

Sebagian r emaja ter tar ik ber gabung dengan r elaw an kar ena adanya pelatihan gr atis (Ellis, 2004). Kar enanya sebagian r emaja yang menjadi r elaw an mer asa cukup diber i insentif ber upa pengembangan keahli an (Low dkk, 2007). Insentif uang sekali pun dapat membuat r elaw an mer asa lebih dihar gai dan dapat mendorong melakukan lebih

26 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

banyak lagi peker jaan, namun dapat menur unkan nilai ker elaw anan, mengganggu motivasi dan mengur angi kepuasan mer eka (Ellis, 2004).

Sebagian lembaga pendidikan telah mengintegr asikan pendidikan dan pelatihan TIK dalam sistem pendidikan dan metode pengajar annya, sehingga menyediakan banyak sumber daya manusia yang dapat ber per an sebagai r elaw an TIK. Remaja dengan keahlian khusus pengembang TIK banyak ter sedia di sekolah atau per gur uan tinggi, khususnya yang menyelenggar akan bidang studi ter kait pengembangan sistem dan per angkat TIK.

Acevendo (2005) mengatakan bahw a r elaw an TIK dapat ter libat di dalam t elecent er untuk menjangkau masyar akat, menyelenggar akan pelatihan dan peningkatan kapasitas pengguna lokal, memobilisasi r elaw an lainnya, dan menjadikannya sebagai pusat pengembangan lokal dengan akses ke teknologi. Kar ena bentuk keter libatan ter sebut sejalan dengan per an r elaw an TIK , maka t elecent er dapat menjadi basis r elaw an TIK.

3.4. Komunitas TIK

Dengan memper hatikan penger tian “komunitas” dalam KBBI, komunitas TIK dapat difahami sebagai kelompok atau kumpulan or ang yang meminati TIK dan ber inter aksi di daer ah ter tentu. Komunitas juga diar tikan di dalam KBBI sebagai masyar akat. Oleh kar enanya masyar akat infor masi sama dengan komunitas TIK kar ena setiap or ang di dalamnya meminati TIK yang member ikan keuntungan kompetitif.

Kar ena masyar akat infor masi hanya meliputi kelompok melek infor masi yang memanfaatkan TIK saja, maka batas w ilayah masyar akat infor masi bukan batas geogr afi melainkan jumlah or ang yang meminati TIK. Peningkatan melek TIK dalam populasi secar a keselur uhan

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 27

dilakukakan dengan menambah jumlah basis r elaw an TIK yang ber per an menambah jumlah pemanfaat TIK.

Gambar 3.3. Wilayah populasi masyar akat infor masi

3.5. Sistem dan Infr astr uktur Komunitas TIK

Ber dasar kan penjelasan per an r elaw an TIK dalam sub bab 3.3, diketahui bahw a sistem komunitas TIK dibangun oleh empat sub sistem layanan dan melibatkan entitas r elaw an, masyar akat, dan sponsor yang saling ber kaitan satu sama lainnya. Setiap komponen sistem saling ber inter aksi untuk mencapai tujuan masyar akat infor masi. Skema sistem komunitas TIK sebagaimana tampak pada gambar 3.4.

Selur uh komponen sistem kemudian dikelompokan ke dalam tiga lapisan infr astr uktur , mengikuti lapisan infr astr uktur TI dalam Rainer dan Cegielski (2011) yang telah dibahas dalam sub bab 2.2. Infr astr utur komunitas TIK sebagaimana tampak pada gambar 3.5 menggambar kan layanan r elaw an TIK ber ikut sumber daya yang digunakan dalam layanan ter sebut, di mana empat kelompok per sonel ter libat dalam pelaksanaan empat layanan menggunakan empat komponen TI.

28 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Gambar 3.4. Sistem Komunitas TIK

Gambar 3.5. Infr astr uktur Komunitas TIK

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 29

Layanannya mew akili empat kelompok per an r elaw an TIK. Pelaksanaan layanannya melibatkan sebagian at au semua kelompok per sonel sebagai sumber daya manusia. Adapun plat for m sebagai sumber daya TIK ditentukan dengan memper hatikan sumber daya SI dalam sub bab 2.1, kar ena aktivitas masyar akat infor masi seper ti yang dijelaskan dalam sub bab 2.4 sama dengan akvititas SI.

Lapisan Layanan

Pr oses pada sub sistem layanan, selain pengembangan sumber daya TIK, dilaksanakan menggunakan per angkat teknologi yang dihasilkan dar i layanan pengembangan sumber daya TIK. Dan selur uh sub sistem layanan dapat didanai atau mer upakan pr ogr am ber sama sponsor , misalnya pemer intah atau per usahaan. Penjelasan sub sistem layanan komunitas TIK sebagai ber ikut:

1. Penyampaian Informasi mer upakan sub sistem layanan yang mengubah kebutuhan menjadi infor masi. Pr osesnya dilaksanakan oleh r elaw an TIK baik sendir ian atau ber kelompok dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyar akat yang buta TIK, yang ter hambat akses TIK nya, yang membutuhkan pengetahuan tambahan tentang TIK, atau pengguna infor masi secar a umum. Penyampaian infor masi ter kait pr oyek r elaw an kepada par a pemangku kepentingan di dalam dan di luar neger i juga ter masuk layanan ini.

2. Pengembangan Sumber Daya TIK mer upakan sub sistem layanan yang mengubah kebutuhan menjadi pr oses bisnis, sistem, atau teknologi. Kar ena diper lukan kepandaian khusus untuk melaksanakan kegiatan pengembangan maka r elaw an TIK yang melaksanakan layanan ini mer upakan or ang atau kelompok pr ofesional dar i asosiasi pr ofesi, akademisi, per usahaan,

30 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

pemer intah (Acevedo, 2005) atau lembaga sw adaya masyar akat yang ter latih. Kegiatan pengembangan TIK mungkin saja hanya membutuhkan keahlian mengkonfigur asi atau mer akit yang dapat diper oleh melalui pelatihan singkat.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia dilaksanakan dalam dua sub sistem layanan di dalamnya:

a. Pelatihan pengguna akhir adalah sub sistem layanan yang mengubah masyar akat buta TIK menjadi pengguna akhir yang mampu menggunakan aplikasi yang r elevan. Pelatihan ini dapat diselenggar akan oleh r elaw an TIK kelompok pengger ak.

b. Pelatihan spesialis mer upakan sub sistem layanan yang mengubah siapapun menjadi r elaw an TIK dengan keahli an spesialis yang mampu mengembangkan dan mengoper asikan SI. Pr osesnya dapat ber jalan dalam pelatihan yang diselenggar akan oleh r elaw an TIK sendiri.

4. Kolaborasi adalah sub sistem layanan yang memungkinkan ter jadinya ker jasama antar a r elaw an TIK, dan penggunaan ber sama atau penyatuan sumber daya komunitas TIK yang dikeola oleh basis-basis r elaw an TIK dalam pelaksanaan layanan- layanan lainnya. Sub sistem ini penting bagi sistem keselur uhan kar ena menjadi solusi atas kekur angan sumber daya di dalam masyar akat infor masi. Per cepatan pembangunan masyar akat infor masi dihar apkan dapat dicapai dengan adanya kolabor asi.

Lapisan Per sonel

Daur hidup layanan r elaw an TIK ini dimulai dengan penyampaian pr ogr am oleh r elaw an TIK kepada sponsor atau sebaliknya . Setelah disepakati, pemer intah atau per usahaan menyer ahkan dana kepada

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 31

r elaw an TIK sesuai anggar an yang disepakati. Kemudian r elaw an TIK menyampaikan layanan kepada masyar akat. Dalam pelaksanaan layanan ter sebut r elaw an TIK mener ima masukan atau melihat hasil dar i masyar akat yang dilayaninya. Dan di penghujung waktu pr oyek, r elaw an

member ikan lapor an kepada sponsor yang ber isi evaluasi pelaksanaan pr oyek.

Gambar 3.6. Daur hidup layanan r elaw an TIK

Pelapor an r elaw an TIK secar a online kepada sponsor nya mer upakan tindakan r elaw an TIK sebagaimana ter sebut dalam poin 3 pada sub bab 3.2. Hubungan sponsor dengan pelaksana dan pengguna sebagaimana tampak pada gambar 3.6. Kelompok sponsor seper ti pemer intah dan per usahaan dapat menjadi pemilik pr oyek layanan atau yang mendanai pr oyek layanan. Sponsor ter sebut misalnya per usahaan pemilik pr ogr am company social r esponsibilit y , pemer intah pemilik pr ogr am r elaw an TIK, atau per gur uan tinggi pemilik pr ogr am pengabdian masyar akat.

Kelompok pengguna yang dimaksud dalam lapisan per sonal adalah pengguna akhir , yang menggunakan aplikasi komputer . Pengguna akhir ini dapat r elaw an TIK atau masyar akat yang dibina r elaw an TIK. Individu masyar akat masuk dalam kelompok pengguna TIK apabila ia telah menggunakan TIK atau ber potensi menggunakan TIK. Jadi kelompok pengguna TIK ini tidak har us telah menggunakan TIK.

32 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Masyar akat buta TIK yang dilatih r elaw an TIK agar dapat menggunakan TIK disebut kelompok pengguna TIK.

Relaw an TIK dapat dikelompokan menjadi pengger ak dan pengembang. Kata “pengger ak” dalam KBBI ber makna or ang yang mengalihkan tempat atau kedudukan baik hanya sekali atau ber kali-kali. Dalam konteks ger ak yang diusahakan r elaw an TIK, tempat atau kedudukan ter sebut adalah keadaan manusia, sehingga makna ger aknya adalah per alihan manusia dar i satu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam usaha pembangunan masyar akat informasi, r elaw an TIK pengger ak ini mengalihkan keadaan individu yang buta infor masi dan TIK menjadi bagian masyar akat infor masi, ser ta mengalihkan keadaan individu menjadi r elaw an TIK yang dapat mengajar kan keahlian melek infor masi dan TIK kepada individu lainnya. Kelompok pengembang juga dapat ber per an sebagai r elaw an TIK pengger ak.

Adapun kelompok pengembang, kata “pengembang” nya dikaitkan dengan pr oses bisnis masyar akat, sistem masyar akat infor masi, dan plat for m atau TIK. Oleh kar enanya r elaw an TIK pengembang difahami sebagai r elaw an TIK yang melakukan kegiatan r ekayasa untuk mengadakan pr oses bisnis, sistem, dan teknologi yang dapat menghantar kan masyar akat infor masi kepada keuntungan kompetitif. Seseor ang atau kelompok disebut r elaw an TIK pengembang apabila pr oduk dar i r ekayasa pr oses bisnis, sistem, dan TIK mer eka dihibahkan untuk masyar akat, atau apabi la mer eka meluangkan w aktu member ikan dukungan secar a sukar ela ter kait masalah teknis bisnis, sistem, dan teknologi. Jika dilihat tidak hanya dar i sudut pandang r elaw an TIK, kelompok pengembang ini juga dapat ter masuk per usahaan pengembang.

Kelompok pengembang dapat melaksanakan selur uh layanan, sementar a kelompok pengger ak yang dapat ber asal dar i ber bagai latar belakang pendidikan tidak selalu dapat melaksanakan layanan

Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK | 33

pengembangan sumber daya TIK. Namun beber apa di antar a r elaw an TIK pengger ak dapat diber ikan kemampuan mengembangkan sumber daya TIK sehingga dapat berper an pada tahap implementasi r ancangan.

Lapisan Platfor m TIK pada lapisan plat for m digunakan r elaw an TIK untuk melaksanakan

per annya di masyar akat, atau dibutuhkan oleh masyar akat dalam inter aksi mer eka dengan r elaw an TIK. Per angkat TIK yang dibutuhkan untuk setiap per an r elaw an TIK sebagaimana tampak pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Komponen TI dalam Layanan Relaw an TIK

Kode Komponen TI yang Dibutuhkan Tindakan

P1, P2 Perangkat TIK yang diper lukan dalam pr oses pemenuhan informasi (dibahas pada bab keempat).

P3, P4 Situs w eb Elear ning, komputer , pr oyektor , Online Helpdesk, mailing list atau for um, atau perangkat telekomunikasi.

P5 Perangkat sur vei online atau telekomunikasi P6

Int egr at ed development envir ont ment untuk pembuatan perangkat lunak aplikasi berbasis desktop, jaringan / w eb, ataupun mobile.

P7 Media transmisi, perangkat jar ingan, dan alat untuk instalasi jaringan komputer atau telekomunikasi.

P8 Situs w eb Helpdesk, milis atau for um, atau perangkat telekomunikasi. P7

Media transmisi, perangkat jar ingan, dan alat untuk instalasi jaringan komputer atau telekomunikasi.

P8 Situs w eb Helpdesk, milis atau for um, atau perangkat telekomunikasi. P9

Milis atau for um, perangkat telekomunikasi, dan digital libr ar y atau know ladge management syst em .

P10 Perangkat telekomunikasi P11

Aplikasi kolaborasi.

34 | Akt ivit as dan Kompet ensi Relawan TIK

Dengan memper hatikan daftar tindakan r elaw an TIK dalam Acevendo (2005), maka idealnya situs w eb r elaw an TIK memiliki kelengkapan ber ikut ini: