psikologi remaja perkembangan peserta di
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian peserta didik dan perkembangan peserta didik
Peserta didik adalah anggota mas yarakat yang berusaha mengembangkan
potensi dirimealui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Baik itu jalur
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan tertentu.
Perkembangan merupakan serangkain perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman , bekerja dalam suatu
proses perubahan yangberkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu mula dari masa konsepsi sampai mati.
Peserta didik adalah sinonim dari peserta didik, siswa, murid, atau warga
belajar belajar, dalam perkuliahan perkembangan peserta didik berlaku untuk
seluruh rentang usia sudah dapat mengikuti penddikan, mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa, dan lansia.
Perkembangan peserta didik dimana kitamempelajari tingkah laku atau
perilaku seseorang dan watak si peserta didik.
Kajian teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ini
dikemukakan
berkaitan
dengan
kajian
yang
mempersalahkan
tentang
manakah yang lebih berpengaruh atau yang lebih menentukan terhadap
perkembangan diri seseorang.
Aliran nativisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan ditentukan oleh faktor bawaan atau keturunan.
Aliran empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh lingkungan atau
pengalaman.
Aliran konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan
individu
dipengaruhi
lingkungan.
1.2 Individu sebagai kesatuan berbagai karakteristik
1
oleh
pembawaan
maupun
Sejak zaman Yunani kuno para filsuf berpendapat bahwa manusia itu
terdiri dari atas jasmani dan rohani. Jiwa termasuk bagian yang rohani. Plato
mengemukakan pembagian jiwa berdasarkan trikotomi, yaitu pikir, kemauan,
dan keinginan. Sedangkan Aristoteles mengemukakan pembagian berdasarkan
dikotomi, yaitu kognisi (gejala mngenal) dan konasi (gejala kehendak).
Para filsuf abad pertengahan mempunyai pandangan tentang jasmani dan
rohani sebagai suatu kesatuan. Pandangan mereka dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu (a) monisme, yang menganggap bahwa aspek jasmani dan
aspek rohani tidak dapat dipisah-pisahkan karena erupakan suatu kesatuan ;
(b) dualisme, yang menganggap aspek jasmani dan aspek rohani dapat berdiri
sendiri meskipun keduanya merupakan satu kesatuan.
Para ahli zaman sekarang, umumnya berpendapat bahwa aspek jasmani dan
rohani
merupakan
suatu
kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisah-pisahkan.
Demikian pula aspek-aspek psikis yang dibedakan secara trikotomi dan
dikotomi, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembagian
tersebut hanya untuk kepentingan analisis teoritis.
Gejala-gejala yang menggambarkan adanya perkembangan berbagai aspek
pada diri individu, yaitu: (a)aspek fisik, misalnya pertumbuhan payudara; (b)
aspek intelek, misalnya perkembangan kemampuan penalaran; (c) aspek
emosi, misalnya semakin ada stabilitas emosi; (d) aspek sosial, misalnya
senang membantu dan bekerja sama dengan orang lain; (e) aspek bahasa,
misalnya bertambah perbendaharaan kata; (f) aspek bakat khusus, misalnya
mampu menjunjung tinggi dan membela kebenaran.
Perbedaan individual dalam berbagai karakteristik itu tampak dalam: (a)
karakteristik aspek fisik, misalnya ada yang bekerja cepat, ada pula yang
bekerja lambat; (b) karakteristik intelek, misalnya yang cerdas, ada pula
yang tidak cerdas; (c) karakteristik emosi, misalnya ada yang mudah marah,
ada pula yang penyabar; (d) karakteristik sosial, misalnya ada yang mudah
bergaul, ada pula yang sulit dalam bergaul; (e) karakteristik bahasa,
misalnya ada yang lancar berbahasa, ada pula yang mudah gugup; (f)
karakteristik bakat, misalnya ada yang begitu cepat belajar menyanyi sejak
kecil, ada pula yang sudah berkali-kali berlatih masih saja sumbang; (g)
2
karakteristik nilai, moral, dan sikap, misalnya ada anak yang taat terhadap
tata tertib sekolah, ada pula yang begitu mudah melanggar aturan atau tata
tertib sekolah.
1.3 Remaja dan perkembangannya
Masa remaja terletak di antara masa anak dan masa dewasa. Masa remaja
dianggap telah mulai ketika anak telah matang dalam aspek seksual dan
kemudian berakhir seelah matang secara hukum. Di Amerika, anak dianggap
telah matang secara hukum apabila telah mencapai usia 18 tahun.
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif
dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Perkembangan ialah
perubahan psikis yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan sifat-sifat yang baru.
Pertumbuhan jasmani dan erkembangan rohani berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu, yaitu (a) hukum tempo perkembangan, (b) hukum
irama perkembangan, (c) hukum rekapitulasi, (d) hukum masa peka, (e)
hukum masa menentang, (f) hukum masa eksploratif, (g) hukum pertahanan
diri, (h) hukum pengembangan diri.
Karakteristik umum perkembangan remaja ialah bahwa remaja merupakan
peralihan
dari
masa
anak
menuju
masa
dewasa
sehingga
seringkali
menunjukkan sifat-sifat karakteristik, seperti kegelisahan, kebingungan,
karena terjadi suatu pertentangan, keinginan untuk mengkhayal, dan aktivitas
berkelompok.
a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik meliputi perubahan-perubahan fisik yang progresif
baik eksternal maupun internal. Pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh
terhadap tingkah laku. Misalnya, karena otot-otot tungkai belum kuat maka
anak berjalan terhuyung-huyung.
Karakteristik pertumbuhan fisk remaja, antara lain pertumbuhan fisik
berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan terjadinya gangguan
regulasi. Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh faktor internal (sifat jasmaniah
3
yang diwariskan orang tuanya dan kematangan), dan faktor eksternal
(kesehatan, makanan, stimulasi lingkungan, dan sebagainya). Kedua variasi
jenis pertumbuhan ini yang menyebabkan adanya perbedaan antara individu
satu dengan yang lain. Pertumbuhan juga menyebabkan fisik remaja putri
semakin jelas perbedaannya dengan remaja putra.upaya untuk membantu
petumbuhan fisik adalah dengan cara menjaga kesehatan dan memberi
makanan yang baik.
Implikasinya bagi pendidikan ialah :
Sarana dan prasarana pendidikan jangan sampai mengganggu kesehatan
Waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan perlu diperhatikan
Disediakan jam-jam untuk berolahraga sebagai usaha untuk menjaga
kesehatan.
b. Perkembangan intelek
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris “intellect” yang berarti:
proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai,
dan
kemampuan
mempertimbangkan
serta
kemampuan
mental
atau
inteligensi.
Menurut Jean Piaget, perkembangan intelek atau kognitif dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Tahap sensoris-motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini pertumbuhan ditandai
oleh kecendrungan-kecendrungan sensoris-motoris.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Perkembangan dalam tahap ini ditandai
perkembangan intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung
oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun). pada tahap ini, anak mulai
berkembang sesuai dengan rasa ingin tahunya. Disini anak sudah mulai
mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran orang lain
dengan cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini anak telah
mampu mewujudkan suatu keeluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan
hasil dari berpikir logis, mampu berpikir abstrak, dan memecahkan persoalan
yang bersifat hipotesis.
4
Hubungan
intelek
dengan
tingkah
laku
adalah
bahwa
inteligensi
merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak
dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
faktor hereditas, faktor lingkungan
perkembangan
intelektual
adalah
(yang meliputi keluarga, sekolah, dan
mas yarakat).
c. Perkembangan kreativitas
Perkembangan kreativitas berkaitan erat dengan fungsi belahan otak
kanan, yang berarti berkaitan pula dengan perkembangan intelek.
Ada beberapa definisi kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli,
berikut ini :
Barron mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru.
Guilford menyatakan kreativitas mengacu pada kemampuan yang
menandai ciri-ciri seorang kreatif.
Utami munandar mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengolaborasi sesuatu gagasan.
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas pada
remaja, yaitu :
Remaja
Remaja
Remaja
Remaja
yang mampu melakukan kombinasi serta pemikiran logis.
yang mampu melakukan kombinasi secara proporsional.
memiliki pemahaman tentang ruang relatif.
mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel masalah
yang kompleks.
Remaja sudah mampu melakukan abstraksi reflektif dan berpikir hipotetis.
Remaja memiliki diri ideal.
Remaja sudah menguasai bahasa abstrak.
d. Perkembangan emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk
suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
5
Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah
laku, yaitu (a) teori sentral, (b) teori peripheral, (c) teori kepribadian, (d)
teori kedaruratan emosi.
Selain keempat teori diatas juga terdapat lima faktor yang memengaruhi
perkembangan emosi remaja, yaitu, (a) perubahan jasmani, (b) perubahan
pola interaksi dengan orang tua, (c) perubahan interaksi dengan teman
sebaya, (d) perubahan pandangan luar, dan (e) perubahan interaksi dengan
sekolah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar
berkembang ke arah kecerdasan emosional antara lain dengan belajar
engembangkan: (a) keterampilan emosional, (b) keterampilan kognitif, (c)
keterampilan perilaku.
e. Perkembangan bakat khusus
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Disebut
bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus, misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan sebagainya.
Bakat khusus disebut talent, sedangkan bakat umum disebut gifted. Oleh
karena itu, anak yang memiliki bakat khusus menonjol sering disebut dengan
istilah talent children, sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual
menonjol sering disebut dengan istilah gifted children .
Perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Bakat dan
kemampuan
menentukan
prestasi
seseorang.
Misalnya,
individu
yang
memiliki bakat matematika akan dapat mencapai prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika.
Faktor-fator internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
adalah (a) minat, (b) motif berprestasi, (c) keberanian mengambil resiko, (d)
keuletan dalam menghadapi tantangan, dan (e) kegigihan atau daya juang
dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor-faktor internal yang memengaruhi perkembangan bakat khusus
adalah (a) kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, (b) sarana dan
6
prasarana, (c) dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, (d) lingkungan
tempat tinggal, dan (e) pola asuh orang tua.
Upaya pendidikan dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik
adalah
Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan
bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khusunya
dengan mengusahakan dukungan psikologis maupun fisik.
Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi yang
tinggi di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Mengembangkan pendidikan berdiferensi
di
sekolah
dengan
kurikulum berdiferensi pula guna memberikan pelayanan secara
lebih efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
f. Perkembangan hubungan sosial
Hubungan sosial adalah cara-ara individu bereaksi terhadap orang-orang
di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubunga itu terhadap dirinya.
Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah, kemudian
berkembang lebih luas lagike lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada
lingkungan yang lebih luas lagi yatu tempat berkumpulnya teman sebaya.
Interaksi adalah peristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua
orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama
lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, dalam interaksi tindakan setiap
orang bertujuan untuk memengaruhi individu lain.
Dari sudut komunikasi interaksi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
interaksi verbal, interaksi fisik, dan interaksi emosional.
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan hubungan sosial adalah
keluarga, sekolah, dn mas yarakat.
Perbedaan lingkungan dapat menimbulkan sikap sosial pada individu.
Secara psikologis, sikap ini dapat dipelajari dengan tiga cara, yaitu :
Meniru orang yang lebih berprestasi dalam bidang tertentu
Mengombinasi pengalaman, dan
Pengalaman khusus dengan emosional yang mendalam.
g. Perkembangan kemandirian
Pentingnya kemandirian bagi remaja karena adanya gejala-gejala negatif
yang negatif yang banyak berkembang di masyarakat, yatu (a) kompleksitas
kehidupan yang semakin meningkat sehingga tata nilai yang sudah mapan
7
banyak diguncangkan oleh nilai-nilai baru yang banyak dipahami; (b)
ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri
yang ikhlas; (c) sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup; (d) sikap
hidup
konformistik
tanpa
pemahaman
dan
kompromistik
dengan
mengorbankan prinsip.
Ada enam tingkatan kemandirian, yaitu :
Tingkatan pertama adalah tingkatan impulsif dan melindungi diri
Tingkatan kedua adalah tingkat konformistik
Tingkatan ketiga adalah tingkat sadar diri
Tingkatan keempat adalah tingkat seksama
Tingkatan kelima adalah tingkat individualistik
Tingkatan keenam adalah tingkat mandiri.
Faktor-faktor
yang
memengaruhi
perkembangan
kemandirian
remaja
adalah :
Gen atau keturunan orang tua
Pola asuh orang tua
Sistem pendidkan di sekolah
Sistem kehidupan di mas yarakat
Upaya pengembangan kemandirian remaja adalah :
h.
Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga
Penciptaan keterbukaan
Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan
Penerimaan positif tanpa syarat
Empati terhadap remaja
Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja.
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa adalah sama dengan penguasaan bahasa yaitu proses
pemilikan ksakata, kemampuan menyusun kata-kata sederhana, sampai pada
kemampuan menyusun tata bahasa sederhana maupun kompleks.
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu dapat
dibagi ke dalam empat komponen, yaitu (a) fonologi (phonology ), (b)
semantik
(semantics),
(c)
tata
bahasa
(grammar),
(d)
pragmatik
(pragmatics).
Sesuai dengan perkembangan psikis remaja yang sedang berada pada fase
mencari jati diri maka remaja seringkali membangun dan memiliki bahasa
8
khas remaja. Perkembangan mutakhir bahasa khas remaja sering dikenal
dengan istilah bahasa gaul.
Ada tiga aliran yang
menjelaskan
mengenai
faktorfaktor
yang
memengaruhi perkembangan bahasa, yaitu (a) aliran nativisme, (b) aliran
empirisme atau behaviorisme, dan (c) aliran konvergensi.
Intervensi pendidkan menduduki posisi penting dalam upaya membantu
perkembangan bahasa. Wujud intervensi itu adalah dengan menciptakan
suasana lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun mas yarakat,
yang memberikan suasana aman secara psikologis untuk mengungkapkan
i.
pemikiran-pemikiran dalam bentuk bentuk komunikasi bahasa.
Perkembangan nila, moral, dan sikap
Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
Ada enam nilai yang dikenal secara luas, yaitu (a) nila teori atau nilai
keilmuwan, (b) nilai ekonomi, (c) nila sosial atau nilai solidaritas, (d) nila
agama, (e) nilai seni, dan (f) nilai politik atau nilai kuasa.
Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan
rangkaian nili tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.
Sikap adalah predisposisi atau kecendrungan yang relatif stabil dan
berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan
suatu cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan
tertentu.
Sejalan dengan tahapan perkembangan yang dicapai, remaja menunjukkan
karakteristik individual perkembangan nilai, moral dan sikap yang khas,
yakni berusaha menemukan sendiri atau bahkan membentuk sendiri nilai,
moral, da sikap di kalangan mereka.
Salah satu pendidikan moral yang dapat ditempuh adalah menggunakan
model yang disebut dengan “ pengembangan konflik-kognitif”.
1.4 Kebutuhan dan pemenuhannya
Setiap manusia dimotivasi oleh sejumlah “kebutuhan” dasar yang bersifat
sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis
atau
naluriah.
Kebutuhan-kebutuhan
itu
fisiologis, melankan juga bersifat psikologis.
9
tidak
semata-mata
bersifat
Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi
syarat-syarat :
Ketidakhadirannya atau ketidakadaannya menimbulkan penyakit
Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit
Pemulihannya menyembuhkan penyakit
Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang
bebas
memilih,
orang
yang
sedang
berkekurangan
ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan
lainnya
Kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak
terdapat pada orang yang sehat.
Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai
yang paling tinggi, yaitu :
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
fisiologis
rasa aman
rasa memiiki dan kasih sayang
penghargaan
rasaingin tahu
estetik
pertumuhan, dan
aktualisasi diri.
McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar manusia, yaitu :
Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan untuk berkuasa ( need for power)
Kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation)
1.5 Tugas-tugas perkembangan remaja (peserta didik)
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar
suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang harus diselesaikan
dengan
sebaik-baiknya.
Keberhasilan
kehidupan
peyelesaian
tugas
perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya.
Ada sepuluh tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Untuk membantu memahami tugas-tugas perkembangan
10
tersebut, masing-masing dapat dikaji dari aspek-aspek hakikat tugas, dasar
biologis, dan dasar psikologis.
Masing-masing tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda
dalam enyelenggaraan pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan
kegiatan-kegiatan
nonakademik
berkenaan dengan penyesuaian peran sosial, pemahaman terhadap kondisi
fisik dan psikologis, serta pemahaman dan penghayatan peran jenis kelamin.
1.6 Penyesuaian diri dan permasalahannya
Penyesuaian diri dapat dimaknai dari tiga sudut pandang, yaitu: (a)
penyesuaian diri sebagai adaptasi, (b) penyesuaian diri seagai bentuk
konformitas, (c) penyesuaiandiri sebagai usaha penguasaan.
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik
(well adjusted person) manakala mampu melakukan respons-respons yang
matang efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien berarti mampu
melakukan
respons
dengan
mengeluarkan
tenaga
dan
waktu
sehemat
mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa rspons-respons yang dilakukannya
sesuai dengan hakikat individu, lembaga atau kelompok antarindividu, dan
hubungan antara individu dan penciptanya.
Proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu :
Motivasi
Sikap terhadap realitas, dan
Pola dasar penyesuaian diri.
Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat
dilihat dari penyesuian diri terhadap (a) peran dan identtasnya, (b)
pendidikan, (c) kehidupan seks, (d) norma sosial, (e) penggunaan waktu
luang, (f) penggunaan uang, serta (g) kecemasan, konflik, dan frustasi.
BAB II
PENUTUPAN
2.1 Kesimpulan
Untuk mengetahui perkembangan peserta didik, khususnya para remaja, adalah hal yang
tidak mudah. Disini peserta didik terdiri dari beberapa individu yang menyatu guna
11
melakukan suatu proses yang disebut proses pembelajaran untuk mencapai satu tujuan yang
sama.
Peserta didik khususnya remaja mengalami suatu fase perkembangan dimana mereka
mengalami suatu perubahan didalam hidupnya. Baik itu eliputi pertumbuhan fisik,
perkembangan intelek, perkembangan reativitas, perkembangan emosi, perkembangan bakat
khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan kemandirian, perkembangan bahasa,
perkembangan nilai, moral, dan sikap.
Selain itu juga seiring berljalannya perkembangan yang terjadi pada peserta didik,
mereka juga mengalami perubahan kebutuhan yang mengikuti laju perkembangan mereka.
Disini mereka ditutuk dapat berupaya guna memanajemen kebutuhan mereka dan cara untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ketika remaja tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan
mereka, mereka setidaknya mengetahui konsekuensi apa dan bagaimana upaya mencegah
konsekuensi yang terjadi ketika upaya yang mereka lakukan tidak berhasil memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Selain kebutuhan remaja yang bertambah mengikuti perkembangan mereka, disini peserta
didik harus bisa menyesuaikan dirinya sesuai dengan perkembangan yang mereka alami dan
mereka diharapkan agar dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpa sebaik
mungkin.
2.2 Saran
Didalam mengamati perkembangan peserta didik khususnya remaja yang mengalami
masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa tidak hanya dilihat dari satu faktor atau aspek
perkembangan saja, melainkan dilihat dari beberapa aspek yang melatarbelakangi atau
mendukung proses perkembangan tersebut. Contoh: perkembangan remaja tidak hanya
dilihat dari aspek fisik yang tampak melainkan dari sisi nila, moral, sikap, pemikiran, dan
sebagainya.
12
DAFTAR RUJUKAN
Ali, mohammad. 2012. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
13
https://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/perkembangan-pesertadidik/bab-ii-pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/
14
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian peserta didik dan perkembangan peserta didik
Peserta didik adalah anggota mas yarakat yang berusaha mengembangkan
potensi dirimealui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Baik itu jalur
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan tertentu.
Perkembangan merupakan serangkain perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman , bekerja dalam suatu
proses perubahan yangberkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu mula dari masa konsepsi sampai mati.
Peserta didik adalah sinonim dari peserta didik, siswa, murid, atau warga
belajar belajar, dalam perkuliahan perkembangan peserta didik berlaku untuk
seluruh rentang usia sudah dapat mengikuti penddikan, mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa, dan lansia.
Perkembangan peserta didik dimana kitamempelajari tingkah laku atau
perilaku seseorang dan watak si peserta didik.
Kajian teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ini
dikemukakan
berkaitan
dengan
kajian
yang
mempersalahkan
tentang
manakah yang lebih berpengaruh atau yang lebih menentukan terhadap
perkembangan diri seseorang.
Aliran nativisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan ditentukan oleh faktor bawaan atau keturunan.
Aliran empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh lingkungan atau
pengalaman.
Aliran konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan
individu
dipengaruhi
lingkungan.
1.2 Individu sebagai kesatuan berbagai karakteristik
1
oleh
pembawaan
maupun
Sejak zaman Yunani kuno para filsuf berpendapat bahwa manusia itu
terdiri dari atas jasmani dan rohani. Jiwa termasuk bagian yang rohani. Plato
mengemukakan pembagian jiwa berdasarkan trikotomi, yaitu pikir, kemauan,
dan keinginan. Sedangkan Aristoteles mengemukakan pembagian berdasarkan
dikotomi, yaitu kognisi (gejala mngenal) dan konasi (gejala kehendak).
Para filsuf abad pertengahan mempunyai pandangan tentang jasmani dan
rohani sebagai suatu kesatuan. Pandangan mereka dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu (a) monisme, yang menganggap bahwa aspek jasmani dan
aspek rohani tidak dapat dipisah-pisahkan karena erupakan suatu kesatuan ;
(b) dualisme, yang menganggap aspek jasmani dan aspek rohani dapat berdiri
sendiri meskipun keduanya merupakan satu kesatuan.
Para ahli zaman sekarang, umumnya berpendapat bahwa aspek jasmani dan
rohani
merupakan
suatu
kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisah-pisahkan.
Demikian pula aspek-aspek psikis yang dibedakan secara trikotomi dan
dikotomi, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembagian
tersebut hanya untuk kepentingan analisis teoritis.
Gejala-gejala yang menggambarkan adanya perkembangan berbagai aspek
pada diri individu, yaitu: (a)aspek fisik, misalnya pertumbuhan payudara; (b)
aspek intelek, misalnya perkembangan kemampuan penalaran; (c) aspek
emosi, misalnya semakin ada stabilitas emosi; (d) aspek sosial, misalnya
senang membantu dan bekerja sama dengan orang lain; (e) aspek bahasa,
misalnya bertambah perbendaharaan kata; (f) aspek bakat khusus, misalnya
mampu menjunjung tinggi dan membela kebenaran.
Perbedaan individual dalam berbagai karakteristik itu tampak dalam: (a)
karakteristik aspek fisik, misalnya ada yang bekerja cepat, ada pula yang
bekerja lambat; (b) karakteristik intelek, misalnya yang cerdas, ada pula
yang tidak cerdas; (c) karakteristik emosi, misalnya ada yang mudah marah,
ada pula yang penyabar; (d) karakteristik sosial, misalnya ada yang mudah
bergaul, ada pula yang sulit dalam bergaul; (e) karakteristik bahasa,
misalnya ada yang lancar berbahasa, ada pula yang mudah gugup; (f)
karakteristik bakat, misalnya ada yang begitu cepat belajar menyanyi sejak
kecil, ada pula yang sudah berkali-kali berlatih masih saja sumbang; (g)
2
karakteristik nilai, moral, dan sikap, misalnya ada anak yang taat terhadap
tata tertib sekolah, ada pula yang begitu mudah melanggar aturan atau tata
tertib sekolah.
1.3 Remaja dan perkembangannya
Masa remaja terletak di antara masa anak dan masa dewasa. Masa remaja
dianggap telah mulai ketika anak telah matang dalam aspek seksual dan
kemudian berakhir seelah matang secara hukum. Di Amerika, anak dianggap
telah matang secara hukum apabila telah mencapai usia 18 tahun.
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif
dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Perkembangan ialah
perubahan psikis yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan sifat-sifat yang baru.
Pertumbuhan jasmani dan erkembangan rohani berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu, yaitu (a) hukum tempo perkembangan, (b) hukum
irama perkembangan, (c) hukum rekapitulasi, (d) hukum masa peka, (e)
hukum masa menentang, (f) hukum masa eksploratif, (g) hukum pertahanan
diri, (h) hukum pengembangan diri.
Karakteristik umum perkembangan remaja ialah bahwa remaja merupakan
peralihan
dari
masa
anak
menuju
masa
dewasa
sehingga
seringkali
menunjukkan sifat-sifat karakteristik, seperti kegelisahan, kebingungan,
karena terjadi suatu pertentangan, keinginan untuk mengkhayal, dan aktivitas
berkelompok.
a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik meliputi perubahan-perubahan fisik yang progresif
baik eksternal maupun internal. Pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh
terhadap tingkah laku. Misalnya, karena otot-otot tungkai belum kuat maka
anak berjalan terhuyung-huyung.
Karakteristik pertumbuhan fisk remaja, antara lain pertumbuhan fisik
berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan terjadinya gangguan
regulasi. Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh faktor internal (sifat jasmaniah
3
yang diwariskan orang tuanya dan kematangan), dan faktor eksternal
(kesehatan, makanan, stimulasi lingkungan, dan sebagainya). Kedua variasi
jenis pertumbuhan ini yang menyebabkan adanya perbedaan antara individu
satu dengan yang lain. Pertumbuhan juga menyebabkan fisik remaja putri
semakin jelas perbedaannya dengan remaja putra.upaya untuk membantu
petumbuhan fisik adalah dengan cara menjaga kesehatan dan memberi
makanan yang baik.
Implikasinya bagi pendidikan ialah :
Sarana dan prasarana pendidikan jangan sampai mengganggu kesehatan
Waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan perlu diperhatikan
Disediakan jam-jam untuk berolahraga sebagai usaha untuk menjaga
kesehatan.
b. Perkembangan intelek
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris “intellect” yang berarti:
proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai,
dan
kemampuan
mempertimbangkan
serta
kemampuan
mental
atau
inteligensi.
Menurut Jean Piaget, perkembangan intelek atau kognitif dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Tahap sensoris-motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini pertumbuhan ditandai
oleh kecendrungan-kecendrungan sensoris-motoris.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Perkembangan dalam tahap ini ditandai
perkembangan intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung
oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun). pada tahap ini, anak mulai
berkembang sesuai dengan rasa ingin tahunya. Disini anak sudah mulai
mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran orang lain
dengan cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini anak telah
mampu mewujudkan suatu keeluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan
hasil dari berpikir logis, mampu berpikir abstrak, dan memecahkan persoalan
yang bersifat hipotesis.
4
Hubungan
intelek
dengan
tingkah
laku
adalah
bahwa
inteligensi
merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak
dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
faktor hereditas, faktor lingkungan
perkembangan
intelektual
adalah
(yang meliputi keluarga, sekolah, dan
mas yarakat).
c. Perkembangan kreativitas
Perkembangan kreativitas berkaitan erat dengan fungsi belahan otak
kanan, yang berarti berkaitan pula dengan perkembangan intelek.
Ada beberapa definisi kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli,
berikut ini :
Barron mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru.
Guilford menyatakan kreativitas mengacu pada kemampuan yang
menandai ciri-ciri seorang kreatif.
Utami munandar mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengolaborasi sesuatu gagasan.
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas pada
remaja, yaitu :
Remaja
Remaja
Remaja
Remaja
yang mampu melakukan kombinasi serta pemikiran logis.
yang mampu melakukan kombinasi secara proporsional.
memiliki pemahaman tentang ruang relatif.
mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel masalah
yang kompleks.
Remaja sudah mampu melakukan abstraksi reflektif dan berpikir hipotetis.
Remaja memiliki diri ideal.
Remaja sudah menguasai bahasa abstrak.
d. Perkembangan emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk
suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
5
Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah
laku, yaitu (a) teori sentral, (b) teori peripheral, (c) teori kepribadian, (d)
teori kedaruratan emosi.
Selain keempat teori diatas juga terdapat lima faktor yang memengaruhi
perkembangan emosi remaja, yaitu, (a) perubahan jasmani, (b) perubahan
pola interaksi dengan orang tua, (c) perubahan interaksi dengan teman
sebaya, (d) perubahan pandangan luar, dan (e) perubahan interaksi dengan
sekolah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar
berkembang ke arah kecerdasan emosional antara lain dengan belajar
engembangkan: (a) keterampilan emosional, (b) keterampilan kognitif, (c)
keterampilan perilaku.
e. Perkembangan bakat khusus
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Disebut
bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus, misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan sebagainya.
Bakat khusus disebut talent, sedangkan bakat umum disebut gifted. Oleh
karena itu, anak yang memiliki bakat khusus menonjol sering disebut dengan
istilah talent children, sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual
menonjol sering disebut dengan istilah gifted children .
Perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Bakat dan
kemampuan
menentukan
prestasi
seseorang.
Misalnya,
individu
yang
memiliki bakat matematika akan dapat mencapai prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika.
Faktor-fator internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
adalah (a) minat, (b) motif berprestasi, (c) keberanian mengambil resiko, (d)
keuletan dalam menghadapi tantangan, dan (e) kegigihan atau daya juang
dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor-faktor internal yang memengaruhi perkembangan bakat khusus
adalah (a) kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, (b) sarana dan
6
prasarana, (c) dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, (d) lingkungan
tempat tinggal, dan (e) pola asuh orang tua.
Upaya pendidikan dalam mengembangkan bakat khusus peserta didik
adalah
Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan
bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khusunya
dengan mengusahakan dukungan psikologis maupun fisik.
Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi yang
tinggi di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Mengembangkan pendidikan berdiferensi
di
sekolah
dengan
kurikulum berdiferensi pula guna memberikan pelayanan secara
lebih efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
f. Perkembangan hubungan sosial
Hubungan sosial adalah cara-ara individu bereaksi terhadap orang-orang
di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubunga itu terhadap dirinya.
Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah, kemudian
berkembang lebih luas lagike lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada
lingkungan yang lebih luas lagi yatu tempat berkumpulnya teman sebaya.
Interaksi adalah peristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua
orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama
lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, dalam interaksi tindakan setiap
orang bertujuan untuk memengaruhi individu lain.
Dari sudut komunikasi interaksi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
interaksi verbal, interaksi fisik, dan interaksi emosional.
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan hubungan sosial adalah
keluarga, sekolah, dn mas yarakat.
Perbedaan lingkungan dapat menimbulkan sikap sosial pada individu.
Secara psikologis, sikap ini dapat dipelajari dengan tiga cara, yaitu :
Meniru orang yang lebih berprestasi dalam bidang tertentu
Mengombinasi pengalaman, dan
Pengalaman khusus dengan emosional yang mendalam.
g. Perkembangan kemandirian
Pentingnya kemandirian bagi remaja karena adanya gejala-gejala negatif
yang negatif yang banyak berkembang di masyarakat, yatu (a) kompleksitas
kehidupan yang semakin meningkat sehingga tata nilai yang sudah mapan
7
banyak diguncangkan oleh nilai-nilai baru yang banyak dipahami; (b)
ketergantungan disiplin kepada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri
yang ikhlas; (c) sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup; (d) sikap
hidup
konformistik
tanpa
pemahaman
dan
kompromistik
dengan
mengorbankan prinsip.
Ada enam tingkatan kemandirian, yaitu :
Tingkatan pertama adalah tingkatan impulsif dan melindungi diri
Tingkatan kedua adalah tingkat konformistik
Tingkatan ketiga adalah tingkat sadar diri
Tingkatan keempat adalah tingkat seksama
Tingkatan kelima adalah tingkat individualistik
Tingkatan keenam adalah tingkat mandiri.
Faktor-faktor
yang
memengaruhi
perkembangan
kemandirian
remaja
adalah :
Gen atau keturunan orang tua
Pola asuh orang tua
Sistem pendidkan di sekolah
Sistem kehidupan di mas yarakat
Upaya pengembangan kemandirian remaja adalah :
h.
Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga
Penciptaan keterbukaan
Penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan
Penerimaan positif tanpa syarat
Empati terhadap remaja
Penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja.
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa adalah sama dengan penguasaan bahasa yaitu proses
pemilikan ksakata, kemampuan menyusun kata-kata sederhana, sampai pada
kemampuan menyusun tata bahasa sederhana maupun kompleks.
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu dapat
dibagi ke dalam empat komponen, yaitu (a) fonologi (phonology ), (b)
semantik
(semantics),
(c)
tata
bahasa
(grammar),
(d)
pragmatik
(pragmatics).
Sesuai dengan perkembangan psikis remaja yang sedang berada pada fase
mencari jati diri maka remaja seringkali membangun dan memiliki bahasa
8
khas remaja. Perkembangan mutakhir bahasa khas remaja sering dikenal
dengan istilah bahasa gaul.
Ada tiga aliran yang
menjelaskan
mengenai
faktorfaktor
yang
memengaruhi perkembangan bahasa, yaitu (a) aliran nativisme, (b) aliran
empirisme atau behaviorisme, dan (c) aliran konvergensi.
Intervensi pendidkan menduduki posisi penting dalam upaya membantu
perkembangan bahasa. Wujud intervensi itu adalah dengan menciptakan
suasana lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun mas yarakat,
yang memberikan suasana aman secara psikologis untuk mengungkapkan
i.
pemikiran-pemikiran dalam bentuk bentuk komunikasi bahasa.
Perkembangan nila, moral, dan sikap
Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
Ada enam nilai yang dikenal secara luas, yaitu (a) nila teori atau nilai
keilmuwan, (b) nilai ekonomi, (c) nila sosial atau nilai solidaritas, (d) nila
agama, (e) nilai seni, dan (f) nilai politik atau nilai kuasa.
Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan
rangkaian nili tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.
Sikap adalah predisposisi atau kecendrungan yang relatif stabil dan
berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan
suatu cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan
tertentu.
Sejalan dengan tahapan perkembangan yang dicapai, remaja menunjukkan
karakteristik individual perkembangan nilai, moral dan sikap yang khas,
yakni berusaha menemukan sendiri atau bahkan membentuk sendiri nilai,
moral, da sikap di kalangan mereka.
Salah satu pendidikan moral yang dapat ditempuh adalah menggunakan
model yang disebut dengan “ pengembangan konflik-kognitif”.
1.4 Kebutuhan dan pemenuhannya
Setiap manusia dimotivasi oleh sejumlah “kebutuhan” dasar yang bersifat
sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis
atau
naluriah.
Kebutuhan-kebutuhan
itu
fisiologis, melankan juga bersifat psikologis.
9
tidak
semata-mata
bersifat
Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi
syarat-syarat :
Ketidakhadirannya atau ketidakadaannya menimbulkan penyakit
Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit
Pemulihannya menyembuhkan penyakit
Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang
bebas
memilih,
orang
yang
sedang
berkekurangan
ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan
lainnya
Kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak
terdapat pada orang yang sehat.
Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai
yang paling tinggi, yaitu :
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
Kebutuhan
fisiologis
rasa aman
rasa memiiki dan kasih sayang
penghargaan
rasaingin tahu
estetik
pertumuhan, dan
aktualisasi diri.
McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar manusia, yaitu :
Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan untuk berkuasa ( need for power)
Kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation)
1.5 Tugas-tugas perkembangan remaja (peserta didik)
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar
suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang harus diselesaikan
dengan
sebaik-baiknya.
Keberhasilan
kehidupan
peyelesaian
tugas
perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya.
Ada sepuluh tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Untuk membantu memahami tugas-tugas perkembangan
10
tersebut, masing-masing dapat dikaji dari aspek-aspek hakikat tugas, dasar
biologis, dan dasar psikologis.
Masing-masing tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda
dalam enyelenggaraan pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan
kegiatan-kegiatan
nonakademik
berkenaan dengan penyesuaian peran sosial, pemahaman terhadap kondisi
fisik dan psikologis, serta pemahaman dan penghayatan peran jenis kelamin.
1.6 Penyesuaian diri dan permasalahannya
Penyesuaian diri dapat dimaknai dari tiga sudut pandang, yaitu: (a)
penyesuaian diri sebagai adaptasi, (b) penyesuaian diri seagai bentuk
konformitas, (c) penyesuaiandiri sebagai usaha penguasaan.
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik
(well adjusted person) manakala mampu melakukan respons-respons yang
matang efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien berarti mampu
melakukan
respons
dengan
mengeluarkan
tenaga
dan
waktu
sehemat
mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa rspons-respons yang dilakukannya
sesuai dengan hakikat individu, lembaga atau kelompok antarindividu, dan
hubungan antara individu dan penciptanya.
Proses penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu :
Motivasi
Sikap terhadap realitas, dan
Pola dasar penyesuaian diri.
Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat
dilihat dari penyesuian diri terhadap (a) peran dan identtasnya, (b)
pendidikan, (c) kehidupan seks, (d) norma sosial, (e) penggunaan waktu
luang, (f) penggunaan uang, serta (g) kecemasan, konflik, dan frustasi.
BAB II
PENUTUPAN
2.1 Kesimpulan
Untuk mengetahui perkembangan peserta didik, khususnya para remaja, adalah hal yang
tidak mudah. Disini peserta didik terdiri dari beberapa individu yang menyatu guna
11
melakukan suatu proses yang disebut proses pembelajaran untuk mencapai satu tujuan yang
sama.
Peserta didik khususnya remaja mengalami suatu fase perkembangan dimana mereka
mengalami suatu perubahan didalam hidupnya. Baik itu eliputi pertumbuhan fisik,
perkembangan intelek, perkembangan reativitas, perkembangan emosi, perkembangan bakat
khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan kemandirian, perkembangan bahasa,
perkembangan nilai, moral, dan sikap.
Selain itu juga seiring berljalannya perkembangan yang terjadi pada peserta didik,
mereka juga mengalami perubahan kebutuhan yang mengikuti laju perkembangan mereka.
Disini mereka ditutuk dapat berupaya guna memanajemen kebutuhan mereka dan cara untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ketika remaja tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan
mereka, mereka setidaknya mengetahui konsekuensi apa dan bagaimana upaya mencegah
konsekuensi yang terjadi ketika upaya yang mereka lakukan tidak berhasil memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Selain kebutuhan remaja yang bertambah mengikuti perkembangan mereka, disini peserta
didik harus bisa menyesuaikan dirinya sesuai dengan perkembangan yang mereka alami dan
mereka diharapkan agar dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpa sebaik
mungkin.
2.2 Saran
Didalam mengamati perkembangan peserta didik khususnya remaja yang mengalami
masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa tidak hanya dilihat dari satu faktor atau aspek
perkembangan saja, melainkan dilihat dari beberapa aspek yang melatarbelakangi atau
mendukung proses perkembangan tersebut. Contoh: perkembangan remaja tidak hanya
dilihat dari aspek fisik yang tampak melainkan dari sisi nila, moral, sikap, pemikiran, dan
sebagainya.
12
DAFTAR RUJUKAN
Ali, mohammad. 2012. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
13
https://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/perkembangan-pesertadidik/bab-ii-pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/
14