Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI

KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS CIKARANG UTARA TAHUN 2013

FACTORS RELATED TO CHRONIC ENERGY LESS ON PREGNANT WOMAN IN NORTH

CIKARANG PUSKESMAS YEAR 2013

  

Marini Iskandar1, Ade Krisna Ginting2

Akademi Kebidanan Bhakti Husada Cikarang Bekasi

ABSTRAK

Latar Belakang - Menurut WHO (2007), angka kejadian resiko kekurangan energi kronis di Indonesia masih

tinggi yaitu 35,5%.Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi tidak sesuai

dengan kebutuhan mereka. Kekurangan energi kronik (KEK). Berdasarkan hasil survei Garam Yodium Rumah

Tangga tahun 2003 prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Jawa Barat adalah 14,30 % serta di DKI

Jakarta sekitar 13,91 %. Di puskesmas cikarang utara sendiri terdapat 70 ibu hamil yang mengalami Kekurangan

Energi Kronik (KEK). Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronik (KEK)

pada ibu hamil di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013

Metodologi - Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Diambil sampel 41 ibu hamil

yang mengalami KEK di Puskesmas Cikarang Utara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

menggunakan random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan analisis bivariat dengan chi

square.

  

Hasil - Penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Hasil uji

statistic didapatkan nilai P value 0.088 ≥ (0.05) tidak ada hubungan antara usia dengan KEK hasil OR 4.727.

  

Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0.001 ≤ (0.05) artinya ada hubungan antara paritas dengan KEK. hasil

OR 0.089. Hasil uji statistic didapatkan nilai P value 0.001 ≤ (0.05) artinya ada hubungan antara status ekonomi

dengan KEK. hasil OR 5.375. Dari 3 variabel yang diteliti varibel paritas dan status ekonomi mempunyai

hubungan yang bermakna dengan KEK pada ibu hamil, sehingga direkomendasikan adanya peningkatan melalui

penyuluhan kepada ibu hamil tersebut tentang gizi pada ibu hamil.

  Kata Kunci : KEK pada Ibu Hamil, Usia ibu, Paritas, Status Ekonomi

ABSTRACT

Background - According to WHO (2007), the incidence of chronic energy deficiency risk in Indonesia is still

high at 35.5%. One of the causes is the lack of consumed food intake not according to their needs. Chronic

energy deficiency (KEK). Based on the results of Household Iodine Salt survey in 2003 the prevalence of

pregnant women experiencing KEK in West Java is 14.30% and in Jakarta about 13.91%. In North Jakarta

cikarang clinic itself there are 70 pregnant women who experience Chronic Energy Deficiency (KEK). Knowing

factors related to chronic energy deficiency (KEK) in pregnant women at Puskesmas Cikarang Utara Year 2013

Methodology - This research is analytic with cross sectional approach. Samples were taken from 41 pregnant

women who experienced KEK at the North Cikarang Health Center. The sampling technique used is using

random sampling. The data were analyzed by univariate and bivariate analysis with chi square.

  

Result - The research shows factors related to Chronic Energy Deficiency (KEK) The result of statistic test

obtained P value 0.088 ≥ (0.05) there is no correlation between age with KEK result OR 4,727. Statistical test

results obtained P value of 0.001 ≤ (0.05) means there is a relationship between parity with KEK. OR results

0.089. Statistical test results obtained P value 0.001 ≤ (0.05) means there is a relationship between economic

status with KEK. OR yield of 5,375. Of the 3 variables studied variables parity and economic status have a

significant relationship with KEK in pregnant women, so it is recommended an increase through counseling to

pregnant women about nutrition in pregnant women.

  Keywords: KEK on Pregnant Women, Age of mother, Parity, Economic Status Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  Jurnal Kesehatan Bhakti Husada PENDAHULUAN

  Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dari hasil penelitian World Health Organization (WHO) mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, kematian wanita subur di negara miskin sekitar 25-50% hal ini berkaitan dengan kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produksivitasnya.

  Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007). Tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI melonjak hingga 359 per 100.000 kelahiran hidup. (Trisnantoro laksono, 2012)

  Beberapa faktor yang melatar belakangi risiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu dalam kesehatan yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah dan kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung.

  Menurut WHO (2007), angka kejadian resiko kekurangan energi kronis di Indonesia masih tinggi yaitu 35,5%.Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi.

  Beberapa hal penting yang berkaitan dengan status gizi seorang ibu adalah kehamilan usia muda (kurang dari 20 tahun), kehamilan dengan jarak yang pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering dan kehamilan yang terlalu tua (lebih dari 35 tahun). Ketidak tersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di tingkat rumah tangga, distribusi rumah tangga yang tidak proporsional dan beratnya beban kerja juga menjadi faktor risiko terjadi kurangnya gizi pada ibu hamil kurangnya energi kronik mempunyai risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Waryono,2010)

  Hasil survei Garam Yodium Rumah Tangga tahun 2003 prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Jawa Barat adalah 14,30% serta di DKI Jakarta sekitar 13,91%. Di puskesmas cikarang utara sendiri terdapat 70 ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) dari 1.542 orang ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di puskesmas cikarang utara pada tahun 2013.

  Berdasarkan data yang didapat peluang untuk melahirkan bayi sehat dan selamat dimungkinkan pada kondisi kesehatan ibu yang baik, namun kenyataannya di Indonesia pada tahun 2011 jumlah ibu hamil 26.270 masih terdapat 6,58% (1.729) yang menderita KEK. Sebelum kehamilan dan selama kehamilan, kurangnya energi kronik mempunyai risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Di puskesmas cikarang utara sendiri terdapat 70 ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) dari 1.542 orang ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di puskesmas cikarang utara pada tahun 2013.

  METODOLOGI

  Desain penelitian ini adalah analitik dengan tujuan menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian/keseluruhan individu yang

  • 2.740)

  10 (50.0% )

  Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 41 responden ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) berdasarkan Usia 20-35 tahun ada 31 orang (50,0%) pada usia <20 & > 35 tahun ada 10 orang (50.0%) yang mengalami KEK. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 1.000 ≥ (0.05) artinya tidak ada hubungan antara usia dengan KEK. Dengan hasil OR 1.000 artinya bahwa usia 20-35 tahun mempunyai peluang resiko KEK sebesar 1.000 kali lebih besar dibandingkan berusia < 20- > 35 tahun.

  Sumber : Rekam medik pasien di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013

  82 (100% )

  41 (50.0% )

  41 (50.0% )

  Jumla h

  20 (100% )

  10 (50.0% )

  < 20 & > 35 tahun

  akan diteliti dan memiliki karekter tertentu dan sama. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dari 1.542 orang ibu hamil ada 70 ibu hamil yang mengalami KEK yang melakukan pemeriksaan di puskesmas cikarang utara pada tahun 2013. Sampel merupakan sebagian yang dialami dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan tidak KEK di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013 sebanyak 41 orang. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang telah disusun yaitu : Setelah dihitung dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka jumlah ibu yang mengalami KEK yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 41 orang. Karena penelitian menetapkan resiko antara jumlah ibu hamil KEK dengan yang tidak mengalami KEK 1 : 1 maka jumlah ibu hamil yang tidak mengalami KEK ada 41 orang. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi dengan membuat lintingan kertas yang diberi nomor, kemudian dikocok dan dipilih sebanyak jumlah sampel. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan dengan Simple Random Sampling yaitu pengambilan sample yang dilakukan secara subjektif oleh peneliti yang ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sample, dan jumlah sample yang akan di ambil. (Notoatmodjo, 2010)

  (0.365

  62 (100% ) 1.00 1.000

  31 (50.0% )

  31 (50.0% )

  Tabel 1. Hubungan Antara Usia Dengan Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013 Usia KEK Total Nilai P OR CI 95% Tidak Ya 20-35 tahun

  Dan dari 29 ibu hamil yang memiliki anak > 1 diantaranya 23 (79.3 %) ibu mengalami KEK, sedangkan sisanya 6 (20.7%) ibu tidak mengalami KEK. 36 ibu hamil dengan status ekonomi non gakin, diantaranya 10 (27.8 %) ibu mengalami KEK, dan 26 (72.2 %) ibu tidak mengalami KEK. Dari 46 ibu hamil yang memiliki status ekonomi gakin, diantaranya 31 (67.4 %) ibu mengalami KEK, sedangkan sisinya 15 (32.6 %) ibu tidak mengalami KEK.

  Dari 41 ibu-ibu hamil dengan Usia 20-35 tahun, terdapat 10 (50.0 %) ibu mengalami KEK, sedangkan sisanya yaitu 10 (50.0 %) ibu tidak mengalami KEK. 53 ibu hamil berdasarkan paritas yang memiliki anak 1 diantaranya 18 (34.0%) ibu mengalami KEK, dan 35 (66.0%) ibu tidak mengalami KEK.

  Dari 82 sampel penelitian terdapat 41 (50%) ibu hamil yang mengalami KEK dan 42 (50%) tidak mengalami KEK. Dari 62 ibu hamil dengan Usia 20-35 tahun, 31 (50.0 %) ibu mengalami KEK dan sedangkan sisanya yaitu 31 (50.0 %) ibu tidak mengalami KEK.

  HASIL

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  21.584) > 1

  Hasil analisis hubungan antara Paritas dengan KEK diperoleh bahwa ada sebanyak 18 (34.0%) ibu hamil yang memiliki anak 1. Sedangkan diantara ibu hamil yang memiliki anak > 1 ada 23 (79.3%) ibu hamil KEK. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0.000 ≤ (0.05) artinya ada hubungan antara paritas dengan KEK. Dengan hasil OR 7.454 artinya bahwa ibu hamil yang memiliki anak > 1 beresiko KEK sebanyak 7.454 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki anak 1.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hapni (2004) di Puskesmas bandarharjo semarang yang menyatakan bahwa usia reproduksi lebih beresiko karena pada usia reproduksi lebih banyak ibu yang mengalami kehamilan diusia tersebut dan kebutuhan gizi ibu lebih banyak pada usia 20-35 tahun.

  Hubungan usia dengan kejadian KEK adalah usia yang tepat pada saat melahirkan pada ibu hamil adalah 20-35 tahun. Kehamilan pada wanita usia kurang dari 20 tahun sangat beresiko terhadap dirinya, karena pertumbuhan linier (tinggi badan) pada umumnya baru selesai pada usia 16-18 tahun, dan dilanjutkan dengan pematangan pertumbuhan rongga panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linier selesai. Apabila pada usia tersebut ibu mengalami kehamilan, maka akan berakibat terhadap dirinya, meliputi komplikasi persalinan dan gangguan penyelesaian pertumbuhan optimal karena masukan gizi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya yang masih tumbuh sekaligus untuk pertumbuhan bayinya. Kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena kesehatan ibu sudah tidak sebaik pada usia 20

  Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azma (2003) dan Yuliani (2004) yang dilakukan di Puskesmas Jembatan Serong Depok dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hapni (2004) yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian KEK pada ibu hamil.

  Tabel 2. Hubungan Antara Paritas Dengan Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013 Paritas KEK Total Nilai P OR CI 95% Tidak Ya

  1

  35 (66.0%) 18 (34.0%)

  53 (100%) 0.000 7.454 (2.574-

  Penelitian yang sudah dilakukan oleh Albugis Djamilah (2008) di Puskesmas Jembatan Serong Depok menunjukan hasil hubungan antara usia ibu hamil dengan KEK usia < 20 tahun & > 35 tahun. diperoleh bahwa hanya sekitar 22.2 % ibu hamil yang berada pada usia berisiko KEK, memang berisiko KEK. Sedangkan diantara ibu hamil yang berada pada usia tidak berisiko KEK usia 20- 35 tahun. sekitar 21.8 % yang berisiko KEK. Hal ini mungkin disebabkan antara usia ibu hamil beresiko KEK dengan usia ibu hamil tidak berisiko KEK mempunyai proporsi yang hampir sama untuk mengalami KEK.

  6 (20.7%) 23 (79.3%)

  29 (100%) Jumlah

  41 (50.0%) 41 (50.0%)

  82 (100%) Sumber : Rekam medik pasien di Puskesmas Cikarang Utara Tahun

  2013

  • – 35 tahun. (Achadi, E.L 2007)

  Pada Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori dan hasil penelitian orang lain karena keterbatasan sampel penelitian yang dilakukan oleh penulis. Karena pada usia ibu yang < 20 tahun sudah mempunyai informasi yang lebih banyak tentang nutrisi pada ibu hamil, dan memiliki pendidikan menengah, sedangkan pada ibu yang memiliki usia > 35 tahun sudah memiliki pengalaman tentang nutrisi pada ibu hamil.

  Menurut Depkes (2001), seorang ibu yang sedang hamil, keadaan rahimnya

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  teregang oleh adanya janin, bila terlalu sering melahirkan, Rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4 kali atau lebih, maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu kehamilan, persalinan, dan nifas. Hubungan antara paritas dengan KEK pada ibu hamil yaitu terlalu banyak anak yang dilahirkan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit dalam kehamilannya sampai dengan melahirkan diantaranya adalah kekurangan energi kronik saat hamil. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan makin banyak gizi yang harus dipenuhinya. Jika persedian gizi ibu kurang dengan apa yang dibutuhkannya maka akan mengakibatkan Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil.(Supriasa, 2012)

  36 100.0% 0.001 5.373 (2.068-

  82 100.0%

  50.0 % 41 50.0%

  41

  46 100.0% Jumlah

  32.6 % 31 67.4%

  15

  13.963) Gakin

  72.2 % 10 27.8%

  Tabel 3. Hubungan Antara Sosial Ekonomi Dengan Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013 Sumber : Rekam medik pasien di Puskesmas Cikarang Utara Tahun 2013

  26

  Sosial Ekonomi Kekurangan Energi Kronik Total Nilai P OR CI 95% Tida k Ya Non gakin

  2. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0.000 ≤ (0.05) Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara statistik antara

  1. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 1.000 ≥ (0.05) Ho gagal ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara statistik antara usia dengan KEK. Dengan hasil OR 1.000 artinya bahwa usia < 20 & > 35 tahun mempunyai resiko KEK sama besar dengan usia 20- 35 tahun.

  KESIMPULAN

  Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septiningsih 2009 yang dilakukan di Puskesmas Bandarharjo Kabupaten Semarang menyatakan bahwa status ekonomi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis pada ibu hamil, karena berhubungan dengan status gizi ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bukan hanya responden yang mempunyai penghasilan rendah saja yang menderita kekurangan energi kronis, tetapi juga banyak responden yang mempunyai status ekonomi tinggi juga dapat menderita kekurangan energi kronis (KEK). Hal ini membuktikan bahwa status ekonomi seseorang mempengaruhi kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.

  Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa sosial budaya dan ekonomi merupakan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi gizi seseorang karena pada status ekonomi yang rendah akan mengalami ketidak mampuan keluarga untuk membeli makanan yang berkualitas, dan dibutuhkan oleh ibu hamil tersebut (Notoatmodjo, 2007).

  Hasil analisa hubungan status ekonomi dengan KEK dari 41 responden yang mengalami KEK diperoleh ibu yang non gakin sebanyak 10 orang (27.8%) sedangkan yang gakin ada 31 orang (67.4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0.001 ≤ (0.05) artinya ada hubungan antara status ekonomi dengan KEK. Dengan hasil OR 5.375 artinya bahwa ibu yang gakin beresiko KEK sebanyak 5.375 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang non gakin.

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  paritas dengan KEK. Dengan hasil OR 7.454 artinya bahwa ibu hamil yang memiliki anak > 1 beresiko KEK sebanyak 7.454 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki anak 1.

  3. Hasil uji statistic didapatkan nilai P value 0.001 ≤ (0.05) Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan secara statistik antara status ekonomi dengan KEK . Dengan hasil OR 5.375 artinya bahwa ibu yang gakin beresiko KEK sebanyak 5.375 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang non gakin.

  SARAN

  1. Meningkatkan promosi kesehatan khususnya dalam memberikan konseling pada saat antenatal care khususnya tentang nutrisi yang baik pada ibu hamil untuk mencegah KEK dan dampak yang akan ditimbulkan pada janin yang dikandung ibu. sebagai tenaga kesehatan alangkah baiknya melakukan pemasangan poster atau memberikan liflet tentang nutrisi pada ibu hamil

  2. Agar dapat menjadi data dasar atau acuan dengan menambah jumlah sampel dan jumlah variabel penelitian serta lokasi sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil. Metode penelitian lain, misalnya kasus control perlu dipertimbangkan pula untuk digunakan

  3. Dapat memeriksakan kehamilannya lebih lanjut untuk mengetahui secara dini khususnya tentang kesehatannya dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, mengikuti penyuluhan atau seminar-seminar tentang nutrisi pada ibu hamil dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai media. Agar semua ibu hamil juga mempunyai pengetahuan yang bermanfaat yang dapat dibagikan dan diberikan untuk ibu hamil yang lainnya.

  4. Diharapkan program studi kebidanan Bakti Husada dapat menambah bahan masukan dan penambahan sumber- sumber informasi dan dokumentasi pada perpustakaan Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan Bakti Husada Cikarang serta dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya mengenai kejadian Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil. Selain itu diharapkan juga agar mahasiswi dibekali tentang cara konseling pada ibu hamil ketika dilahan. dan bisa menerapkan pengetahuan nutrisi pada ibu hamil di puskesmas atau wilayah praktek dengan cara mengadakan penyuluhan pada ibu hamil yang berada di puskesmas atau klinik bersalin yang digunakana mahasiswi praktik.

  Achadi. 2012. Gizi Dan Kesehatan

  Masyarakat. Jakarta: Salemba Cuningham, dkk. 2009. Ilmu kebidanan.

  Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Survei Kesehatan Nasional. Dari Web.

  http://digilib.litbang.depkes.go.id.pdf (24 April

  2011) Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan

  & Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada

  Kusmiati. 2009. Asuhan Ibu Hamil. Jakarta: http://juurnal.unhas.ac.id.pdf (08 februari Fitramaya 2013) Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Supriasa. 2012. Penelitian Status Gizi. Jakarta:

  Kandungan, dan KB . Jakarta: EGC. EGC

  Puspita sari nora. 2008. Karakteristik Ibu Yang Surasih, H. 2005. Faktor-Faktor yang

  

Mengalami Kekurangan Energi Kronik Berhubungan dengan Keadaan Kurang Energi

(Kek)Pada Ibu Hamil. Program Studi DIII Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kabupaten

  Kebidanan : Universitas Muhammadiyah Banjarnegara .(Desember 2005) Semarang. http://Fjurnal.unimus.ac.id .Pdf.

  Wiknjosastro, G.H. 2009. Buku Acuan (Agustus 2008)

  Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Neonatal . Jakarta: PT Bina Pustaka.

  Jakarta: P.T Bina Pustaka. Rahmaniar. 2007. Faktor-faktor yang

  berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil .

  Jurnal Kesehatan Bhakti Husada