Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin Menggunakan Javascript Maps

  

Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin

Menggunakan Javascript Maps

Andika Kurnia Adi P

  Politeknik Kediri Jln. Mayor Bismo no. 27 Kediri

  Email

  Abstrak — Berdasarkan undang-undang No.13 tahun 2011 tentang fakir miskin menyatakan bahwa fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirunya dan atau keluarganya. Dilanjutkan pada pasal 5 UU No.13 tahun 2011 penanganan fakir miskin Penanganan fakir miskin dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 menyebutkan Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%. Umumnya peta sebaran penduduk miskin disusun secara tradisional dengan pendataan indeks penduduk secara manual di setiap wilayah administrasi. Peta tradisional ini memiliki kekurangan pada definisi kemiskinan yang tidak konsisten, jumlah yang tidak valid dan sulit melakukan perubahan tahunan atau per semester. Menyikapi kelemahan yang ada maka perlu dibangun sebuah aplikasi yang mampu memetakan persebaran penduduk miskin di Kediri dengan lebih baik. Javascript Map adalah sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk memetakan secara interaktif fungsionalitas peta dengan lebih baik pada halaman sebuah web. Dengan menggunakan Javascript Map maka diharapkan dapat menjadi alat yang penting untuk penanggulangan kemiskinan dan pengambilan kebijakan pemerintah.

  Kata Kunci — GIS, Javascript Map, Peta, Penduduk Miskin

  I. P

  ENDAHULUAN

  Pertambahan penduduk di dunia tidak hanya berasal dari kelahiran atau pertumbuhan penduduk alami, namun juga akibat pertumbuhan urbanisasi yang menyebabkan munculnya daerah pemukiman miskin dan padat. Setiap pusat pemukiman padat penduduk memiliki masalah degradasi fungsi lingkungan dengan skala yang berbeda. Hal tersebut juga terjadi pada perkotaan besar di Indonesia. Tingginya populasi penduduk dalam mengubah pola konsumsi lahan, perkembangan industri yang tidak seimbang, ketidaksesuaian kepadatan transportasi, kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok, penurunan sumber daya air serta flora dan fauna, dan infrastruktur lingkungan yang buruk selanjutnya menjadikan faktor utama penurunan kualitas lingkungan perkotaan (Unhabitat,2011).

  Menurut perkiraan Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2020, sekitar 1.4 miliar manusia di dunia berada dalam kondisi miskin, tersebar di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia. Target kebijakan MDG di Indonesia hingga tahun 2015 adalah untuk mengurangi jumlah kemiskinan penduduk(Bappenas & UNDP,2007).

  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 31,02 juta jiwa (BPS, maret 2010) dari total penduduk Indonesia, adapun distribusi masyarakat miskin tersebar di beberapa Provinsi dan Kabupaten. Sementara data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%.

  Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan program penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan ini tidak dapat ditangani oleh satu sektor tertentu, tetapi harus lintas multi sektor yang melibatkan stakeholder terkait. Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengurangi jumlah kemiskinan yaitu dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

  Umumnya peta sebaran penduduk miskin disusun secara tradisional dengan pendataan indeks penduduk secara manual di setiap wilayah administrasi. Peta tradisional ini memiliki kekurangan pada definisi kemiskinan yang tidak konsisten, jumlah yang tidak valid dan sulit melakukan perubahan tahunan atau per semester.

  Setiap terjadi perubahan maka perlu dilakukan pengambilan data ulang ke lapangan. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian informasi jumlah penduduk miskin di Indonesia yang dapat memengaruhi kebijakan pemerintah. Selama ini meskipun data presentase persebaran penduduk miskin khususnya di Kediri yang dilakukan oleh BPS sudah dilakukan, namun hal ini belum dapat secara mudah memetakan persebaran penduduk miskin tersebut. Menyikapi kelemahan yang ada maka perlu dibangun sebuah aplikasi yang mampu memetakan persebaran penduduk miskin di Kediri dengan lebih baik.

  Javascript Map adalah sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk memetakan secara interaktif fungsionalitas peta dengan lebih baik pada halaman sebuah web. Dengan menggunakan Javascript Map maka diharapkan dapat menjadi alat yang penting untuk penanggulangan kemiskinan dan pengambilan kebijakan pemerintah.

  Dari latar belakang yang telah diulas di atas, didapatkan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut: Apakah implementasi javascript Map untuk pemetaan persebaran kemiskinan di Kediri yang akan dibangun dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dari Pemerintah Kota Kediri untuk memetakan, mengklasifikasi rasio angka kemiskinan dan menyajikannya secara interaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi peta persebaran penduduk miskin, dimana aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dengan mudah lokasi penduduk miskin Sedangkan misi yang digunakan untuk mendukung visi yang telah ada adalah:  Mewujudkan pemerintah ya ng bersih , transparan, akuntabel, efektif dan efisien, dengan memperluas partisipasi publik dalam pembangunan daerah.

Kemiskinan

Miskin dan Garis Kemiskinan di Jawa Timur 2008 – 2013

  Dalam Melaksanakan Pemerintahannya Pemerintah Kota Kediri memiliki visi untuk menata Kota Kediri lebih sejahtera, berkeadilan, berdaya saing, berakhlak tanpa korupsi.

  Kemiskinan absolut atau mutlak berkaitan dengan standar hidup minimum suatu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan (poverty line) yang sifatnya tetap tanpa dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu masyarakat. Garis Kemiskinan (poverty line) adalah kemampuan seseorang atau keluarga memenuhi kebutuhan hidup standar pada suatu waktu dan lokasi tertentu untuk melangsungkan hidupnya. Pembentukan garis kemiskinan tergantung pada defenisi

  Garis kemiskinan di Indonesia secara luas digunakan pertama kali dikenalkan oleh Sajogyo pada tahun 1964 yang diukur berdasarkan konsumsi setara beras per tahun. Menurut Sajogyo terdapat tiga ukuran garis kemiskinan yaitu miskin, sangat miskin dan melarat yang diukur berdasarkan konsumsi per kapita per tahun setara beras sebanyak 480 kg, 360 kg dan 270 kg untuk daerah perkotaan dan 320 kg, 240 kg dan 180 kg untuk daerah pedesaan (Arndt, 1987). 1) Kemiskinan Absolut

  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebesar 31,02 juta jiwa (BPS, maret 2010) dari total penduduk Indonesia, adapun distribusi masyarakat miskin tersebar di beberapa Provinsi dan Kabupaten. Sementara data pada Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 Kabupaten dan Kota Kediri memiliki presentase penduduk miskin sebesar 14,44% dan 23,3%. Pada Tabel 1 disajikan Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk

  Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan. Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka- angka nyata (garis kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.

  INJAUAN P USTAKA A.

  III. T

  Memperkuat ekonomi kerakyatan menuju terwujudnya Kota Kediri sebagai pusat perdangan, jasa, wisata dan industry kreatif.

   Mewujudkan Kota Kediri yang indah, nyaman dan ramah lingkungan.  Mewujudkan masyarakat yang agamis, bermoral, sejahtera, berbudaya dan sebagai pusat pendidikan.

  Pradana

  ISSN: 2252 berdasarkan rasionya yang akan tunjukkan dengan warna yang berbeda-beda pada masing-masing daerah. Hal ini dimaksudkan agar penanganan pemerintah terkait dengan penduduk miskin tersebut dapat dilaksanakan secara tepat dan optimal, Sehingga pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat serta kepuasan masyarakat terhadap Pemerintah Kota Kediri semakin tinggi.

   Ukuran 2:3  Warna dasar hijau agak tua  Garis tepi berwarna kuning  Isi, di tengah-tengah lambang Kota Kediri 2) Panji berbentuk Perisai  Ukuran 7:8  Warna dasar hijau agak tua  Garis tepi berwarna kuning  Isi, di tengah-tengah lambang Kota Kediri

  Kota Kediri memiliki lambang. Lambang Kota Kediri ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan DPRD sementara Kota Besar Kediri tgl. 30-3-1952 No. 22/DPRD-S/52 dan tgl. 21-IX-1953 No. 16/DPRD-S/53 yang menetapkan suatu lambang (Wapen) untuk Daerah Kota Besar Kediri, dan Surat Keputusan tersebut telah disyahkan oleh Surat Keputusan Presiden RI No. 127/1954 dimuat dalam Berita Negara tahun 1954 No. 57. Berdasarkan Surat Keputusan DPRD-Kotapraja Kediri tgl. 3-3-1959 No. 5/DPRD/59 yang menimbang, bahwa disamping 'Lambang Pemerintah' Kotapraja Kediri perlu memiliki Panji, dan panji termaksud kemudian di dalam Diktum Pertama dari surat keputusan tersebut diatas, ditetapkan dalam 2 bentuk yaitu: 1) Panji Berbentuk Bendera

  Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.

  EDIRI

  K

  OTA

  K

  EMERINTAHAN

  II. P

  Gambar 1 Lambang Kota Kediri

  • – 2013

  9.66

  12.17

  21.00 16.68 202.624 174.628 2010 1.873,55 3.655,76 5.529,30

  10.58

  19.74 15.26 213.383 185.879 Maret 2011 1.768,23 3.587,98 5.356,21

  9.87

  18.19 14.23 234.546 206.275 September 2011 1.734,32 3.492,99 5.227,31

  17.66 13.85 242.403 214.166 Maret 2012 1.630,63 3.440,34 5.070,98

  13.15

  9.06

  17.35 13.40 245.305 222.216 September 2012 1.605,96 3.354,58 4.960,54

  8.90

  16.88 13.08 253.947 234.556 Maret 2013 1.550,46 3.220,80 4.771,26

  8.57

  16.15 12.55 265.209 250.530 September 2013 1.622,03 3.243,79 4.865,82

  8.90

  23.64 18.51 183.408 155.432 2009 2.148,51 3.874,07 6.022,59

  2008 2.438,76 4.581,19 7.019,95

  ISSN: 2252 Pradana: Aplikasi Peta Persebaran Penduduk mengenai standar hidup minimum. Sehingga kemiskinan abosolut ini bisa diartikan dari melihat seberapa jauh perbedaan antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin.

   Sistem informasi geografis

  BPS menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin (head count index) yaitu penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan berdasarkan data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Garis kemiskinan yang merupakan dasar penghitungan jumlah penduduk miskin dihitung dengan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) yaitu besarnya rupiah yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan atau lebih dikenal dengan garis kemiskinan makanan dan non makanan. 2) Kemiskinan Relatif

  Kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat. Mereka yang berada dilapis terbawah dalam persentil derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai penduduk miskin. Dalam kategori seperti ini, dapat saja mereka yang digolongkan sebagai miskin sebenarnya sudah dapat mencukupi hak dasarnya, namun tingkat keterpenuhannya berada dilapisan terbawah.

  Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk. Pendekatan ketimpangan tidak berfokus pada pengukuran garis kemiskinan, tetapi pada besarnya perbedaan antara 20 atau 10 persen masyarakat paling bawah dengan 80 atau 90 persen masyarakat lainnya. Kajian yang berorientasi pada pendekatan ketimpangan tertuju pada upaya memperkecil perbedaan antara mereka yang berada dibawah (miskin) dan mereka yang makmur dalam setiap dimensi statifikasi dan diferensiasi sosial. Ketimpangan merupakan suatu permasalahan yang berbeda dengan kemiskinan.

  Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis kemiskinan relatif cukup untuk digunakan dan perlu disesuaikan terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

  World Bank mengelompokkan penduduk kedalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan: 40 persen penduduk dengan pendapatan rendah, 40 persen penduduk dengan pendapatan menengah dan 20 persen penduduk dengan pendapatan tinggi.

  B.

  Sistem informasi geografis (Geographic Information

  Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang) Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa

  System /GIS) merupakan system informasi berbasis computer

  yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Sistem informasi geografis atau SIG mulai dikenal pada awal 1980 sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

  Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata Geografis" mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Berikut subsistem dalam SIG : 1) Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, empersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data- data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2) Data Output : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata

  

T ABEL

  I J UMLAH P ENDUDUK M

  ISKIN DI J AWA T

  IMUR 2008

  16.23 12.73 278.653 269.294 Pradana

  ISSN: 2252 baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.

  IV. M

   Di Perpustakaan Politeknik Kediri untuk melakukan studi literature terkait teori tentang SMS pengaduan, Web, dan Web Services.

  Tempat penelitian dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain  Di Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri sebagai tempat untuk mengumpulkan data dan analisa terhadap kebutuhan fungsional system yang akan dibangun.

  Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dengan rincian kegiatan yaitu untuk studi literatur, studi lapangan, pengumpulan data, pengembangan software serta pengolahan data dan evaluasi.

   Data Penelitian

  A.

  Penelitian yang berjudul “Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin Menggunakan Javascri pt Maps” ini yang telah dilaksanakan merupakan true experimental research atau penelitian nyata.

  ENELITIAN

  P

  ETODE

   Mengkostumasi setiap detail peta, baik warna, ukuran dan dapat menon aktifkan fitur yang tidak diperlukan  Membuat multilevel struktur  Menambahkan icon atau foto pada peta  Menggunakan tekstur peta dan mengkostumasinya dengan mudah  Terdapat fitur zoomifyer untuk memperbesar gambar

  3) Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basidata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit. 4) Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG.

  Javascript Maps adalah sebuah tool yang diciptakan oleh perusahaan bernama amCharts berbasis di Vilnius, Lithuania pada tahun 2004. Produk pertama amCharts adalah aplikasi chart yang dengan cepat mendapat popularitas dan banyak digunakan oleh banyak perusahaan terkenal. Pada 2006 diciptakan produk yang digunakan untuk pemetaan mengguanakan teknologi javascript dan HTML5 yang bernama amMaps. amMaps diciptakan untuk memudahkan pengguna secara interaktif mengkonfigurasi peta pada halaman web yang didukung oleh teknologi javascript dan HTML5. Dengan tool ini pengguna dapat dengan mudah menunjukkan lokasi kantor, merencanakan alur perjalanan, membuat ilustrasi foto pada peta dan lain sebagainya. Adapun beberapa fitur atau kelengkapan yang ditawarkan oleh amMap adalah sebagai berikut:

  Navigator sebelumnya telah mendukung Java untuk lebih bisa dimanfaatkan para programmer yang non-Java. Maka dikembangkanlah bahasa pemrograman bernama LiveScript untuk mengakomodasi hal tersebut. Bahasa pemrograman inilah yang akhirnya berkembang dan diberi nama JavaScript, walaupun tidak ada hubungan bahasa antara Java dengan JavaScript.

  JavaScript adalah bahasa skrip yang populer di internet dan dapat bekerja di sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox, Netscape dan Opera. Kode JavaScript dapat disisipkan dalam halaman web menggunakan tag SCRIPT. JavaScript pertama kali dikembangkan oleh Brendan Eich dari Netscape dibawah nama Mocha, yang nantinya namanya diganti menjadi LiveScript, dan akhirnya menjadi JavaScript.

  C.

  Dalam penerapannya pada pemetaan persebaran penduduk miskin di Kediri, SIG mampu dengan baik memetakan, mengklasifikasi rasio angka kemiskinan dan menyajikannya secara interaktif.

  SIG memiliki banyak manfaat dan fungsi untuk membantu kita secara lebih baik dalam memahami masalah geografis. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomana kebumian dengan perspektif yang baik dan detail. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemgrosesan mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistic. Dengan tersedianya computer yang semakin baik saat ini, SIG mampu memproses data dengan cepat dan akurat dalam menampilkan data yang diinginkan, pun dengan SIG penambangan dan pemutakhiran data dapat dilakukan dengan lebih mudah.

  Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial, yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki system koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaiut informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut)

  Gambar 2. Komponen Sistem informasi geografis

  1) Hardware/perangkat keras 2) Software / perangkat lunak 3) Sumberdaya manusia 4) Data atau informasi spasial

  Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi empat komponen yaitu:

Javascript Map

   internet untuk mendapatkan sumber lainnya.  Informasi peta persebaran penduduk miskin disertai Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah: warna wilayah kelurahan dan legenda yang menunjukkan  Data statistik jumlah penduduk miskin Kota Kediri, yang skala jumlah penduduk miskinnya. didapat dari data BPS  Kategori penduduk miskin dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu

  Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin  Daftar kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Peta Digital Kota Kediri, seperti ditunjukkan pada Gambar  Admin dapat mengelola data jumlah penduduk miskin 3.

  D.

Perancangan

  Proses perancangan sistem dimulai dari perancangan arsitektur sistem, cross fungtional flowchart bisnis dari sistem yang akan dibentuk, dan diagram Use case. Perancangan tahap berikutnya adalah perancangan database yang meliputi proses perancangan ERD. Setelah tahap perancangan sistem dan perancangan database selesai, tahap perancangan berikutnya adalah perancangan interface web untuk mengatur tampilan dari web.

  Pada tahap perancangan sistem, langkah yang pertama kali diambil adalah membuat arsitektur sistem untuk aplikasi peta persebaran penduduk miskin. Arsitektur sistem dibuat berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

  Arsitektur sistem dari aplikasi peta persebaran penduduk miskin ditunjukkan pada Gambar 3. Terdapat 2 (dua) pengguna,

  Gambar 3. Peta Digital Kota Kediri yaitu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan Admin.

  Admin bertugas mengelola data jumlah penduduk miskin, dan B.

Analisa Permasalahan

  SKPD dapat melihat informasi persebaran penduduk miskin Di setiap periode tertentu, Pemerintah Daerah melalui peta. mengumpulkan data jumlah penduduk miskin dan

  Aplikasi peta persebaran penduduk miskin ini berbasis web, mempublikasikannya. Kegiatan pengumpulan data berupa sehingga setiap pengguna dapat mengakses aplikasi sensus atau pengumpulan data sekunder dari beberapa instansi menggunakan jaringan internet (intranet). Admin dapat lain. Hasil pengumpulan data ini kemudian disusun dan mengelola data jumlah penduduk miskin dengan mengakses dilaporkan ke Pemerintah Pusat dan juga dipublikasikan ke server yang sudah disiapkan. Server kemudian mengolah data masyarakat melalui beberapa media (cetak atau elektronik). dan menampilkan informasi persebaran penduduk ke dalam

  Laporan data jumlah penduduk miskin juga merupakan aplikasi peta, yang dapat diakses oleh SKPD. pertimbangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah. Data jumlah penduduk miskin dikelompokkan sesuai daerah, dalam hal ini Kelurahan. Dengan mengetahui data persebaran penduduk miskin di masing- masing Kelurahan, Pemerintah Daerah diharapkan dapat menyusun kegiatan-kegiatan yang tepat untuk penduduk miskin tersebut. Sehingga kebijakan yang disusun tepat sasaran.

  Aplikasi Peta Persebaran Penduduk Miskin disusun untuk mengolah data jumlah penduduk miskin sehingga dapat menampilkan informasi persebaran penduduk miskin di setiap Kelurahan dan menampilkannya dalam peta yang disertai keterangan warna daerah/kelurahan sesuai dengan jumlah penduduk miskinnya.

  C.

   Analisa Kebutuhan

  Kebutuhan fungsional sistem merupakan kebutuhan yang terkait dengan fungsi sistem tersebut. Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa dilakukan oleh aplikasi :

  Gambar 3 Arsitektur sistem aplikasi peta persebaran penduduk miskin

   Pengguna dari aplikasi adalah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan admin.

  Proses yang terdapat di DFD Level 0, ditunjukkan pada  SKPD dapat melihat informasi peta persebaran penduduk

  Gambar 4, adalah proses aplikasi peta. Entitas di dalam DFD miskin sesuai kelurahannya. Level 0 terdiri dari SKPD dan Admin.

  ISSN: 2252 Pradana: Aplikasi Peta Persebaran Penduduk

  3. Area peta diciptakan dengan membuat div yang menangani peta, dengan menambahkan script pada HTML

  Gambar 4 DFD Level 0

  V. H ASIL DAN P EMBAHASAN Aplikasi peta persebaran penduduk miskin memiliki 2 (dua) pengguna, yaitu SKPD dan admin. SKPD dapat melihat peta persebaran penduduk miskin berdasarkan kelurahan, dan disertai legenda yang menunjukkan jumlah penduduk miskin dan filter data untuk menampilkan jumlah penduduk miskin sesuai kategori ( sangat miskin, miskin, hampir miskin). Admin dapat mengelola data kelurahan dan jumlah penduduk miskin.

  A.

Halaman Peta

  Halaman peta bisa diakses oleh pengguna SKPD, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Pada halaman ini, terdapat 2 (dua) bagian yaitu peta dan daftar kelurahan. Peta Kota Kediri ditampilkan dengan disertai batas wilayah setiap kelurahan dan legenda yang menunjukkan range jumlah penduduk miskin. Selain itu juga dilengkapi filter berupa checkbox kategori kemiskinan ( sangat miskin, miskin, hampir miskin). Bagian sisi ditampilkan daftar kelurahan, terdapat 46 kelurahan di Kota Kediri.

Gambar 5 Halaman peta

  Peta yang ditampilkan merupakan implementasi dari javascript maps. Javascript maps merupakan software yang digunakan untuk membuat peta interaktif untuk aplikasi web. Tools yang digunakan untuk pembuatan peta adalah menggunakan SVG. Berikut ini adalah cara untuk memasukkan peta SVG ke dalam aplikasi peta persebaran penduduk miskin berbasis web :

  // add all your code to this method, as this wi ll ensure that page is loaded AmCharts.ready(function() { // create AmMap object var map = new AmCharts.AmMap(); // set path to images map.pathToImages = "ammap/images/"; /* create data provider object map property is usually the same as th e name of the map file. getAreasFromMap indicates that amMap s hould read all the areas available in the map data and treat them as they are included in your data provider. in case you don't set it to true, all the areas except listed in data provider will be treated as unlisted.

  4. Untuk menangani interaksi pengguna pada peta, maka ditambahkan javascript berikut.

  <div id="mapdiv" style="width: 600px; height: 400px;"></div>

  <script src="ammap/maps/js/kediri.js" type="te xt/javascript"></script>

  • / var dataProvider = { map: "worldLow", getAreasFromMap:true }; // pass data provider to the map object map.dataProvider = dataProvider; /* create areas settings

  2. Berikutnya dimasukkan peta .js pada baris setelah include ammap.js

  Pradana

  1. Pada header file HTML, dimasukkan library ammap.js

  ISSN: 2252 Aplikasi peta persebaran penduduk miskin SKPD admin

  <script src="ammap/ammap.js" type="text/javasc ript"></script>

  • autoZoom set to true means that the { map will zoom-in when clicked on the area echo “<tr>”;
  • selectedColor indicates color of the echo “<td>$data[‘kecamatan’]</td>”; clicked area.

  echo “<td>$data[‘nama_kelurahan’]</td>”;

  • /

  echo “<td><a href=’update_kelurahan.php?i map.areasSettings = { d=$data[‘kode_kelurahan’]’><img src=’images/edit.p ng’></a><a href=’hapus_kelurahan.php?id=$data[‘kod autoZoom: true, e_kelurahan’]’><img src=’images/hapus.png’></a></t d>”; selectedColor: "#CC0000" echo “</tr>”; };

  } ?> // let's say we want a small map to be displayed, so let's create it

  Pada halaman tambah kelurahan, seperti ditunjukkan

  map.smallMap = new AmCharts.SmallMap();

  pada Gambar 5.3, admin dapat memilih kecamatan dan memasukkan nama kelurahan. Kemudian tekan tombol Simpan. Berikut ini script untuk tambah kelurahan :

  // write the map to container div map.write("mapdiv"); <?php }); $kecamatan = $_POST[‘kecamatan’]; $kelurahan = $_POST[‘kelurahan’];

  B.

   Halaman Kelurahan

  Admin dapat mengelola data kelurahan melalui

  $kueri = “INSERT INTO kelurahan(kecamatan,nama_kel

  halaman kelurahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Pada urahan) VALUES(‘$kecamatan’,’$kelurahan’)”; halaman kelurahan, admin dapat memilih filter kecamatan

  $hasil = mysql_query($kueri);

  untuk menampilkan daftar kelurahan sesuai kecamatan masing- masing. Untuk mengupdate dan menghapus data, disediakan

  ?>

  kolom aksi. Untuk menambah data kelurahan, dapat menekan tombol tambah.

Gambar 5.3 Halaman tambah kelurahan C.

   Halaman Penduduk Miskin

  Admin dapat mengelola data jumlah penduduk miskin melalui halaman penduduk miskin, seperti ditunjukkan pada

  Gambar 6 Halaman kelurahan Gambar 7. Pada halaman penduduk miskin, admin dapat

  memilih filter kecamatan dan kelurahan untuk menampilkan data penduduk miskin. Data penduduk miskin ditampilkan Berikut ini script untuk menampilkan daftar kelurahan : dalam kolom-kolom antara lain tahun, kecamatan, kelurahan,

  <?php

  sangat miskin, miskin, hampir miskin. Untuk mengupdate dan menghapus data, disediakan kolom aksi. Untuk menambah data

  $kueri = mysql_query (“SELECT * FROM kelurahan”);

  kelurahan, dapat menekan tombol tambah. Berikut ini script

  While ($data=mysql_fetch_array($kueri))

  untuk menampilkan data penduduk miskin :

  ISSN: 2252 Pradana: Aplikasi Peta Persebaran Penduduk

  Pradana

  Fitur-fitur pada aplikasi peta persebaran penduduk miskin dapat dioperasikan dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga penanganan pemerintah terkait dengan penduduk miskin tersebut dapat dilaksanakan secara tepat dan optimal

  Management Perspective ”. WDL Publication, Ottawa

  Aronoff, Stan. 1989. “Geographic Information system a

  Jakarta: LP3ES [4]

  Jakarta, 2007 [3] A rndt, W.H. “Pembangunan dan Pemerataan”. 1987.

   2003. Diakses 13 November 2014 [2] Bappenas & UNDP. Laporan Kerja Proyek MDGs.

  UN_HABITA

  EFERENSI [1] UN-HABITAT, Global Urban Observatory.

  R

  Dari apa yang telah dihasilkan maka ada beberapa saran perbaikan yang perlu dilakukan terkait dengan sistem yang telah dibangun yaitu dilengkapi dengan sistem pendataan penduduk miskin. Diintegrasikan dengan sistem pendataan penduduk sehingga dapat diperoleh data detail penduduk miskin. Dilengkapi dengan sistem manajemen pengentasan kemiskinan, sehingga dapat diketahui kemajuan kegiatan- kegiatan pengentasan kemiskinan.

  Berdasarkan hasil implementasi sebelumnya dengan mempertimbangkan latarbelakang dan tujuan masalah yang ada maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi peta persebaran penduduk miskin terlah berhasil dibuat dan diimplementasikan dengan baik. Aplikasi peta persebaran penduduk miskin tersebut dapat digunakan untuk mengetahui dengan mudah lokasi penduduk miskin berdasarkan rasionya yang akan tunjukkan dengan warna yang berbeda-beda pada masing- masing daerah

  ISSN: 2252

  ESIMPULAN

  VI. K

  Gambar 8 Halaman tambah penduduk miskin

  $sangat_miskin = $_POST[‘sangat_miskin’]; $miskin = $_POST[‘miskin’]; $hampir_miskin = $_POST[‘hampir_miskin’]; $kueri = “INSERT INTO penduduk_miskin(tahun,sangat _miskin,miskin,hampir_miskin,kode_kelurahan) VALUE S(‘$tahun’,’$sangat_miskin’,’$miskin’,’$hampir_mis kin’,’$kelurahan’)”; $hasil = mysql_query($kueri); ?>

  <?php $kelurahan = $_POST[‘kelurahan’]; $tahun = getdate(‘y’);

  Pada halaman tambah penduduk miskin, seperti ditunjukkan pada Gambar 8, admin dapat memilih kecamatan dan kelurahan. Kemudian mengisi kolom sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Berikut ini script untuk tambah data penduduk miskin :

  Gambar 7 Halaman penduduk miskin

  “<td><a href=’update_penduduk.php?id =$data[‘kode_penduduk_miskin’]’><img src=’images/e dit.png’></a><a href=’hapus_penduduk.php?id=$data[ ‘kode_penduduk_miskin’]’><img src=’images/hapus.pn g’></a></td>”; echo “</tr>”; } ?>

  <?php $kueri = mysql_query (“SELECT * FROM kelurahan a,p enduduk_miskin b WHERE a.kode_kelurahan=b.kode_kel urahan”); While ($data=mysql_fetch_array($kueri)) { echo “<tr>”; echo “<td>$data[‘tahun’]</td>”; echo “<td>$data[‘kecamatan’]</td>”; echo “<td>$data[‘nama_kelurahan’]</td>”; echo “<td>$data[‘sangat_miskin’]</td>”; echo “<td>$data[‘miskin’]</td>”; echo “<td>$data[‘hampir_miskin’]</td>”; echo

  Canada ISSN: 2252 Pradana: Aplikasi Peta Persebaran Penduduk

  [5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 Penanganan Fakir Miskin. 18 Agustus 2011.

  Lembaran Negara Republik Indoensia tahun 2011 nomor 4967. Jakarta

  [6] BPS Jatim.

   Diakses 13 November 2014

  [7] Interactive Javascript Maps.

   Diakses 14 November 2014