Penerapan pancasila pada bidang politik

Daftar isi
Daftar isi ........................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
1.1Latar Belakang ............................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Pemilihan Umum ..................................................................... 5
2.2 Pengertian Money Politic (Politik Uang) ................................................... 6
2.3 Penyebab Terjadinya Money Politic (Politik Uang) ................................ 8
2.4 Money Politic (Politik Uang) dalam pendekatan teori ........................... 13
a.Teori Konflik ........................................................................................... 13
b.Struktural Fungsional ............................................................................ 15
2.5 Dampak dan cara melawan Money Politic (Politic Uang) ..................... 19
a. Dampak dari Money Politic .................................................................. 19
b.Cara melawan Money politic................................................................. 22
2.6 Pandangan etika Pancasila terhadap money
politics..........................................................................................................23
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 24
3.2 Saran ........................................................................................................... 25
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 27


Penerapan pancasila pada bidang politik -1-

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah sebagai dasar negara. Pernyataan demikian
berdasarkan ketentuan Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan sebagai
berikut: ”Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi
penyelenggaraan bernegara. Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai
Pancasila menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan bernegara.


Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan pemerintah negara Indonesia termasuk peraturan perundangundangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan
bernegara mengacu dan memiliki tolak ukur, yaitu tidak boleh menyimpang
dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai

Penerapan pancasila pada bidang politik -2-

Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Salah satu wujud demokrasi pancasila adalah
pemilu.

Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses
pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai
dengan prinsip-prinsip yang digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam
pemilihan umum yang sesuai dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan
ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap
warga negara berhak ikut aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan
kenegaraan.
Pemilu adalah pesta demokrasi bagi negara sistem republik atau
negara demokrasi, didalam pemilu merupakan proses pemilihan pemimpin

baik itu presiden, calon legislatif, dan juga kepala daerah. Melalui pemilihan
umum, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses
penyaluran aspirasi, yang selanjutnya menentukan masa depan sebuah negara.
Money politic atau politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau
janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya
untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu
pada saat pemilihan umum. Pemberian bisa dilakukan menggunakan uang atau
barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye.
Didalam pemilu baik itu pemilihan kepala daerah, presiden dan
legislatif biasanya sering sekali dijumpai beberapa pelanggaran didalam nya
antara lain seperti kampanye hitam, money politik, penggelembungan suara
dan lain sebagainya. Bahkan money politik itu sudah menjadi tradisi di

Penerapan pancasila pada bidang politik -3-

masyarakat Indonesia baik itu para Caleg ataupun calon pemimpin suatu
daerah. Setelah mengkaji dan melihat beberapa problem yang telah terjadi di
masyarakat khususnya pelanggaran pada pemilu terutama money politic
(politik uang).


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan,
diantarannya Sebagai berikut:
1. Apa pengertian pemilihan umum?
2. Apa pengertian money politic?
3. Bagaimanakah penyebab terjadinya money politic?
4. Bagaimanakah money politic dalam pendekatan teori?
5. Bagaimanakah dampak dan cara melawan money politic ?
6. Pandangan etika Pancasila terhadap money politic

Penerapan pancasila pada bidang politik -4-

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemilihan Umum
Pemilu atau pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun
1945 (UUD RI 1945) menyatakan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan

dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Mana
kedaulatan sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang
dalam taraf terakhir dan tertinggi wewenang membuat keputusan. Tidak ada
satu pasalpun yang menentukan bahwa negara Republik Indonesia adalah suatu
negara demokrasi. Namun, karena implementasi kedaulatan rakyat itu tidak
lain adalah demokrasi, maka secara implisit dapatlah dikatakan bahwa negara
Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah
menghadapi masalah besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan,
hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya ekonomi, agama “ semua orang warga
negara diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna membicarakan,
merembuk, serta membuat suatu keputusan.” ini adalah prinsipnya.

Penerapan pancasila pada bidang politik -5-

2.2 Pengertian Money Politic (Politik Uang)
Money Politic atau politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau
janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya
untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu
pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau

barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang
umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik
menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara
pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada
masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka
memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan.
Kehidupan politik sejatinya adalah untuk mewujudkan idealisme bagi
masyarakat dan negara. Namun dalam prakteknya politik adalah untuk
mempengaruhi dan menggiring pilihan dan opini masyarakat dengan segala
cara. Sehingga, seseorang dan sekelompok orang bisa meraih kekuasaan
dengan pilihan dan opini masyarakat yang berhasil di bangunnya atau
dipengaruhinya. Ini memerlukan modal atau dukungan pemilik modal.
Sehingga wajar jika seseorang dan partai perlu mengarahkan dana yang tidak
sedikit. Oleh karena itulah muncul suatu fenomena yang kita kenal dengan
politik uang (money politic). Pemilu menjelma menjadi ajang pertaruhan yang
besar. Namun sangat sulit untuk mengharapkan ketulusan dan ketidakpamrihan dari investasi dan resiko yang ditanggung politisi.

Penerapan pancasila pada bidang politik -6-

Pengertian money politic, ada beberapa alternatif pengertian.

Diantaranya, suatu upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
imbalan materi atau dapat juga diartikan jual beli suara pada proses politik dan
kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi atau partai
untuk mempengaruhi suara pemilih (vooters). Pengertian ini secara umum ada
kesamaan dengan pemberian uang atau barang kepada seseorang karena
memiliki maksud politik yang tersembunyi dibalik pemberian itu. Jika maksud
tersebut tidak ada, maka pemberian tidak akan dilakukan juga. Praktek
semacam itu jelas bersifat ilegal dan merupakan kejahatan. Konsekuensinya
para pelaku apabila ditemukan bukti-bukti terjadinya praktek politik uang akan
terjerat undang-undang anti suap.
Dari penjelasan di atas kita bisa ambil benang merahnya bahwa money
politic atau politik uang itu merupakan tindakan penyimpangan dari kampanye
yang bentuknya dengan cara memberikan uang kepada simpatisan ataupun
masyarakat lainnya agar mereka yang telah mendapatkan uang itu agar
mengikuti keinginan orang yang memliki kepentingan tersebut. Selain itu juga
money politic bukan hanya uang, namun juga bisa berbentuk barang, biasanya
bisa berupa beras, mie, ataupun sembako. Money politic biasanya dilakukan
kepada masyarakat yang ekonominya rendah, karena itu lah sasaran mereka.

Penerapan pancasila pada bidang politik -7-


2.3 Penyebab Terjadinya Money Politic (Politik Uang)
Seperti teori kausalitas dikatakan bahwa ada akibat karena ada sebab,
begitu juga permasalahan yang satu ini, pasti ada penyebab atau latar
belakang dari terjadinya money politic di Indonesia yang telah mencoreng
esensi dari demokrasi. Dalam masalah ini bisa kita analogikan, apabila kita
ingin mengendarai mobil, tentu saja kita harus memiliki mobil, setelah
memiliki mobil tentu saja agar mobilnya berjalan tentu saja harus ada bahan
bakarnya, begitu juga yang di lakukan oleh para calon legislatif. Partai politik
merupakan kendaraan mereka, dan agar mereka bisa lolos menjadi anggota
legislatif maka perlu lah modal berupa materi yaitu uang, disinilah mereka
memulai caranya dengan mengiming-imingkan masyarakat dengan bentuk
materil agar mereka dapat dipih oleh masyarakat.
Tentu saja pasti ada alasan mengapa masyarakat menerima uang atau
suapan lainnya yang di berikan para calon legislatif. Seperti kita tahu bahwa
kodrat manusia itu tidak pernah cukup, tidak kita sangka bahwa memang
manusia sangat menyukai uang karena memang itulah kebutuhan pokok
manusia. Selain itu masa kampanye pun bisa dijadikan ajang penambah
pendapatan mereka. Ada alasan lain juga, mungkin itu sebuah kekesalan
masyarakat akan kinerja wakil rakyat selama ini, masyarakat berpikir

bilamana mereka telah duduk di tahtanya otomatis mereka akan lupa terhadap
janji-janji dan harapan-harapan yang telah mereka orasikan, kedekatan
semasa kampanye akan berakhir secara spontan, jadi masyarakat seolah
berpikir ada baiknya para caleg di manfaatkan sewaktu masa kampanyenya.

Penerapan pancasila pada bidang politik -8-

Dijelaskan Sudjito (2009), filosofi manusia modern mempunyai
beberapa ciri. Di antaranya: pertama, manusia modern hidup berdasarkan
rasionalitas yang tinggi, kedua, kebutuhan manusia terfokus pada materi
kebendaan. Di antara materi kebendaan yang dipandang memiliki nilai
tertinggi adalah uang.
Edy Suandi Hamid (2009) yang melihat dari kacamata ekonomi,
menilai money politic muncul karena adanya hubungan mutualisme antara
pelaku (partai, politisi, atau perantara) dan korban (rakyat). Keduanya saling
mendapatkan keuntungan dengan mekanisme money politic. Bagi politisi,
money politic merupakan media instan yang dengan cara itu suara konstituen
dapat dibeli. Sebaliknya, bagi rakyat, money politic ibarat bonus rutin di masa
Pemilu yang lebih riil dibandingan dengan program-program yang dijanjikan.
Dalam pendekatan konflik, kita bisa lihat bahwa bentuk konflik yang

terjadi dalam fenomena money politic ini adalah konflik laten, karena konflik
yang terjadi tidak dapat dilihat dengan kasat mata, namun dapat dirasakan
dari fenomena yang terjadi, yaitu persaingan para caleg yang berusaha
memperoleh suara konstituen dengan membagi-bagikan uang. Namun ada
kalanya bentuk konflik tersebut berubah menjadi konflik over (manifest)
ketika money politic ini muncul ke permukaan dan menimbulkan konflik
secara nyata, seperti saling menjatuhkan antar caleg, dan bentuk persaingan
lain yang tidak sehat. Belum lagi konflik antara pendukung salah satu caleg
yang agak fanatis untuk memenangkan calegnya, tentu akan menghalalkan
segala cara, termasuk dengan politik uang yang dianggap paling efektif dalam
mengumpulkan suara untuk para caleg yang sedang bersaing.

Penerapan pancasila pada bidang politik -9-

Teori konflik yang lain yang dapat digunakan untuk mengkaji
fenomena di atas adalah teori hubungan masyarakat. Teori hubungan
masyarakat menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus
terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan/persaingan di antara kelompok
yang berbeda dalam suatu masyarakat (Anonim, 2008). Fakta dari teori di
atas dapat dilihat dari fenomena money politic, seperti yang terjadi di Desa

Perancak, dari tidak adanya hubungan yang baik secara berkelanjutan antara
caleg dan konstituennya. Dalam artian sebelum kampanye dimulai, antara
caleg dan masyarakat yang diharapkan bisa memilih dirinya tidak pernah
saling ada hubungan, atau bahkan tidak saling mengenal.
Hubungan seperti ini tentu saja mengancam posisi seorang caleg, yang
kemungkinan akan gagal karena tidak mendapat suara dalam Pemilu yang
digelar karena para konstituen tidak mengenal dirinya. Sosialisasi baik
melalui media massa, spanduk, baliho, SMS, ataupun di internet, juga tidak
begitu efektif untuk mengumpulkan suara karena masyarakat merasa tidak
memiliki ikatan emosional dengan caleg yang bersangkutan. Oleh karena itu,
satu - satunya cara untuk mendapat dukungan suara dari masyarakat yang
realistis dan (mungkin saja) materialistis adalah dengan politik uang, yaitu
membagikan uang kepada konstituen dengan timbal balik masyarakat mau
memilih caleg yang memberikan uang.
Adapun penyebab dari terjadinya money politic karena kurang
dijungjungnya Hak Asasi Manusia. Para calon legislatif memberikan uang

Penerapan pancasila pada bidang politik -10-

ataupun suapan dalam bentuk lainnya dan meminta agar masyarakat yang
menerimanya memilih mereka ketika Pemilu, itu merupakan suatu
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kita bisa lihat bahwa di dalam UUD 1945
pasal 28E ayat (2) berbunyi : “ Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”.
Tentu saja money politic merupakan pelanggaran Hak Asasi seseorang dalam
menentukan pilihan. Atas dasar karena mereka telah mendapatkan uang
suapan dari para caleg, akhirnya mereka bisa saja memilih tidak sesuai
dengan hati nuraninya, namun karena atas dasar balas budi kepada calon
legislatif yang telah membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup
mereka.
Selain itu penyebab terjadinya money politic bisa disebabkan kurang
tegasnya hukum di Indonesia. Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun
1999 berbunyi: "Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan
umum menurut undang-undang ini dengan pemberian atau janji menyuap
seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih
maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan
pidana hukuman penjara paling lama 3 tahun. Pidana itu dikenakan juga
kepada pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat
sesuatu. Adapula peraturan lainya yaitu dalam Undang-Undang Pemilu No.
10 tahun 2008 pasal 84 telah di peringatkan bahwa “Dalam hal terbukti
pelaksana kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya
sebagai imbalan kepada peserta kampanye secara langsung ataupun tidak
langsung agar: memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD

Penerapan pancasila pada bidang politik -11-

kabupaten/kota tertentu; atau memilih calon anggota DPD tertentu (huruf d
dan e), dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”.
Kita bisa lihat di atas, bahwa money politic atau tindak penyuapan
merupakan

pelanggaran

dalam

penyelenggaraan

Pemilihan

Umum.

Walaupun aturan ini sudah tertulis tegas tetapi masih banyak pelanggaran
pelanggaran yang terjadi, hal ini bisa membuktikan bahwa memang hukum
di Indonesia masih kurang di tegakkan. Hal yang dilakukan oleh para penjual
suara dan para pembeli suara di pasar politic, sangat bertentangan dengan
peraturan yang ada. Namun sampai saat ini belum ada tindakan yang
signifikan terhadap pelanggaran - pelanggaran tersebut, bahkan seakan-akan
legal-legal saja.
Kinerja dari BANWASLU atau Badan Pengawas Pemilu perlu di
pertanyakan apakah kinerja yang telah mereka lakukan sudah sesuai dengan
prosedur atau sudah sesuai dengan amanah yang di percayai rakyat kepada
mereka agar mengawasi Pemilu sesuai dengan aturan. Tidak bisa kita
pungkiri bahwa masih banyak penegak hukum yang melanggar hukum,
sungguh permasalahan itu sangat memukul bangsa Indonesia.
Sejumlah pengamat juga meragukan hasil kualitas pemilu. Hal ini
dikarenakan praktek money politic yang semakin merebak sebagai buntut dari
putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perolehan suara terbanyak.
Partai politik telah bersekongkol dengan menganggap money politic
merupakan hal biasa dan wajar. Sebab, yang terjadi saat ini praktek money
politic sudah terdidik dan terkoordinir. Mahkamah Konstitusi (MK) juga

Penerapan pancasila pada bidang politik -12-

dinilai telah berperan melanggengkan praktek money politic ini dengan
menetapkan suara terbanyak berbasis individu sebagai pemenang bagi caleg
yang akan terpilih nantinya. Hal ini akan membuat caleg akan bersikap
pragmatis hanya untuk sekadar memenangkan pemilu tanpa melihat
kepentingan rakyat.
Permasalahan money politic juga bisa membuktikan bahwa
masyarakat masih belum memahami dan menjalankan demokrasi dengan
benar. Menerima suapan yang di berikan para calon legislatif bukti bahwa
masyarakat

tidak

menghargai

arti

dari

demokrasi,

bukan

hanya

masyarakatnya saja yang merusak demokrasi namun merekalah para calon
legislatif yang menjadi aktor penghancur nilai-nilai demokrasi bangsa
Indonesia ini.

2.4 Money Politic (Politik Uang) dalam pendekatan teori
a. Teori Konflik
Kesenjangan kepentingan antara Caleg dan aturan (undang-undang)
yang berlaku dapat dilihat dari kacamata teori ilmu sosial. Fenomena di atas
dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan atau teori konflik. Teori
konflik ini salah satunya mengkaji penyebab timbulnya konflik dalam
masyarakat. Salah satu teori yang menyebabkan timbulnya konflik adalah
teori kebutuhan masyarakat.
Teori Kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar
dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental, dan sosial)
yang tidak terpenuhi atau dihalangi (Navastara, 2007). Keamanan, identitas,

Penerapan pancasila pada bidang politik -13-

pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.
Sasaran dari teori ini adalah membantu pihak-pihak yang mengalami
konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan
mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk
memenuhi kebutuhan - kebutuhan itu, dan agar pihak-pihak yang
mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan
dasar semua pihak.
Dalam tataran pendekatan di atas, money politic dapat dilihat dari latar
belakang terjadinya. Caleg dalam kasus di atas melakukan politik uang
karena mereka membutuhkan sesuatu dari usahanya membagi-bagikan uang
kepada konstituennya tersebut. Adapun kebutuhan yang mereka inginkan
adalah kedudukan dan uang, yang mungkin akan mereka dapatkan setelah
menjadi salah satu pemilik kursi di parlemen. Mungkin ketika seorang caleg
tidak akan bersaing jika ia dipilih karena dukungan murni dari
konstituennya.
Teori konflik yang lain yang dapat digunakan untuk mengkaji
fenomena di atas adalah teori hubungan masyarakat. Teori hubungan
masyarakat menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang
terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan/persaingan di antara
kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.
Dalam teori konflik ini bisa kita simpulkan bahwa seharusnya money
politic itu terjadi apabila para calon legislatif memiliki hubungan baik
dengan masyarakat. Tidak perlu diberi uang untuk melancarkan para caleg,

Penerapan pancasila pada bidang politik -14-

masyarakat pasti memilih mereka karena sebelumnya telah memiliki
hubungan baik dengan masyarakat. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa
di zaman sekarang ini mungkin sulit sekali untuk mencari orang yang
demikian karena masyarakat lebih percaya kepada uang , dibandingkan
dengan caleg yang mengumbar janji belaka, tanpa ada perjuangan nyata
untuk rakyat yang memerlukan. Tapi ini bisa dihalangkan apabila cara yang
dilakukan para calon legislatif dengan cara pendekatan dan memiliki
hubungan yang baik terlebih dahulu dengan masyarakat.

b. Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional mengasumsikan bahwa masyarakat
merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem
yang saling berhubungan. Bagian - bagian tersebut berfungsi dalam segala
kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus
utama dari berbagai pemikir teori fungsionalisme adalah untuk
mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan
hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari sistem sosial yang perlu
dijadikan fokus perhatian, antara lain : faktor individu, proses sosialisasi,
sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku.
Talcott

Parsons

melahirkan

teori

fungsional

yang

dalam

pemikirannya mempunyai komponen utama adanya proses diferensiasi.
Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan
subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan

Penerapan pancasila pada bidang politik -15-

makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat
berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan
yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat
dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis
sebuah proses perubahan (Widodo, 2008).
Bahasan tentang struktural fungsional Parsons ini akan diawali
dengan empat fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Suatu
fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.[12] Parsons menyampaikan
empat fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah sistem agar mampu
bertahan, yaitu :
1. Adaptasi, sebuah sistem harus mampu menanggulangi situasi
eksternal yang gawat. Sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
2. Pencapaian, sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya. Maksudnya dalam hal ini segala setiap kegiatan
pemerintahan harus sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia yang
tertera pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Bila segala sistem
pemerintahan sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia mungkin money
politic tidak akan terjadi di bangsa Indonesia.
3.

Integrasi, sebuah sistem harus mengatur hubungan antarbagian yang
menjadi komponennya. Sistem juga harus dapat mengelola hubungan
antara ketiga fungsi penting lainnya. Dalam hal ini dimaksudkan agar
setiap lembaga di pemerintahan berjalan sesuai fungsi nya baik dari

Penerapan pancasila pada bidang politik -16-

badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif agar sistem pemerintahan ini
bisa berjalan secara efektif.
4.

Pemeliharaan pola, sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan
memperbaiki motivasi individual maupun pola-pola kultural yang
menciptakan dan menopang motivasi.
Francesca Cancian memberikan sumbangan pemikiran bahwa sistem

sosial merupakan sebuah model dengan persamaan tertentu. Model ini
mempunyai beberapa variabel yang membentuk sebuah fungsi.
Penggunaan model sederhana ini tidak akan mampu memprediksi
perubahan atau keseimbangan yang akan terjadi, kecuali kita dapat
mengetahui sebagian variabel pada masa depan. Dalam sebuah sistem
yang deterministik, seperti yang disampaikan oleh Nagel, keadaan dari
sebuah sistem pada suatu waktu tertentu merupakan fungsi dari keadaan
tersebut beberapa waktu lampau.
Tataran teoritis di atas mengenai struktural fungsional dapat
digunakan untuk mengkaji fenomena money politic yang juga terjadi di
Indonesia. Sesuai dengan teori ini, masyarakat maupun caleg dari partai
tertentu serta penyelenggara pemilu (KPU), merupakan bagian atau
subsistem dari suatu sistem politik di Indonesia. Dahl (1994; lihat pula
Fatah, 1994), mengemukakan salah satu kriteria penting dalam sistem
demokrasi, termasuk Indonesia, adalah adanya partisipasi rakyat dalam
pemilihan umum, selain kriteria yang lain. Masing-masing dari subsistem
tersebut mempunyai fungsi tertentu yang sesuai dengan kedudukannya di
dalam masyarakat. Masing-masing fungsi dan peran dari suatu subsistem

Penerapan pancasila pada bidang politik -17-

akan saling berinteraksi dan saling melengkapi dengan subsistem yang
lain.
Dalam suatu sistem politik, khususnya di Indonesia, rakyat sebagai
konstituen mempunyai peran sebagai pemilih yang memiliki suara.
Sedangkan caleg berperan sebagai peserta yang ikut dalam Pemilu pada
suatu partai tertentu yang akan menuju kursi parlemen. Dan untuk menuju
ke kursi parlemen seorang caleg memerlukan dukungan suara dari
konstituen yang memiliki hak suara. Dan KPU sebagai penyelenggara
KPU adalah lembaga yang berperan dalam memfasilitasi kedua
kepentingan di atas serta melegalisasi hasil dalam Pemilu. Oleh karena itu,
untuk menghasilkan sesuatu yang berarti bagi sistem demokratisasi politik
Indonesia, maka komponen atau subsistem tersebut harus bekerjasama
dalam mencapai suatu sinergi dalam mencapai kepentingan masingmasing.
Dari kedua pendekatan teori ini, teori konflik maupun teori
pendekatan fungsional bisa dijadikan alat untuk memecahkan fenomena
mengenai money politic. Dari cara-cara yang telah dipaparkan di atas yang
terpenting untuk mencegah terjadinya money politic yaitu dengan
meningkatkan kualitas iman dan taqwa para politisi, karena dalam hal ini
agama bisa membentengi kita agar tidak melakukan hal-hal yang negatif.

Penerapan pancasila pada bidang politik -18-

2.5 Dampak dan cara melawan Money Politic (Politic Uang)
a. Dampak dari Money Politic
Banyak sekali dampak yang dihadirkan akibat dari money politic,
baik itu dampak bagi masyarakatnya maupun dampak bagi para calon
legislatif itu sendiri. Dampak bagi para calon legislatif sendiri ada 2 sisi,
yang pertama apabila mereka berhasil terpilih karena suksesnya money
poltic yang mereka lakukan, maupun dampak dari kekalahan para calon
legislatif yang gagal dalam money politic yang mereka lakukan.
Bagi para calon legislatif yang gagal dampaknya ialah bila mereka
imannya kurang , mereka bisa saja menjadi gila, atau psikologi nya
terganggu, karena kita bisa banyak temukan para calon legislatif yang gila
karena mereka gagal menduduki kursi legislatif. Selain karena kurang
suara, tidak sedikit para calon legislatif yang gagal karena terbukti
melakukan pelanggaran, ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula,
sudah keluar uang banyak tidak terpilih dan akhirnya tertangkap pula,
akibatnya rumah sakit lah yang menjadi ujung perjuangan mereka.
Dampak lainnya kita perhatikan dari sisi apabila para calon legislatif
itu berhasil melenggang mendapatkan kursi legislatif akibat dari money
politic. Dalam hal ini dampak yang sangat harus kita waspadai ialah
penyalahgunaan jabatan, karena bisa kita lihat banyak kasus-kasus korupsi
di ranah legislatif. Mereka berfikir karena mereka sebelum menduduki
kursi legislatif mereka sudah habis modal besar-besaran, sehingga saat itu
lah yang menjadi cara agar modal yang telah habis mereka gunakan money

Penerapan pancasila pada bidang politik -19-

politic kembali lagi, istilah lainnya “balik modal”. Tidak dapat dipungkiri
banyak sekali proyek-proyek yang bisa menimbulkan korupsi yang tidak
sedikit.
Selain itu akibat dari tidak kompetennya para legislator bisa semakin
memperkeruh keadaan yang parah menjadi semakin parah keadaan
pemerintahaan di Indonesia. Mereka para caleg umumnya hanya bisa
mengumbar janji tidak tahu seperti apa kompetensi yang mereka miliki
dan hasilnya hanyalah korupsi dan korupsi yang menghiasi berita - berita
di media masa.
Selain itu bila kita melihat dari sisi agama, Rasulullah Saw bersabda,
"Jika amanah disia-siakan, tunggulah saat kehancuran". Sahabat bertanya:
"Bagaimana menyia-nyiakan amanah itu?" Rasul menjawab: "Jika urusan
diserahkan

kepada

yang bukan

ahlinya,

maka

tunggulah

saat

kehancurannya" (HR Bukhari). Hadits ini diperkuat dengan sejumlah ayat
Al – qur’an dan hadits lain tentang keharusan umat Islam menyerahkan
amanah kepada ahlinya. Dalam Surat An-Nisa: 58 Allah Swt menegaskan,
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS.AnNisa’ 58) .

Penerapan pancasila pada bidang politik -20-

Kita bisa lihat sudah ada penjelasan dari hadits dan ayat suci Alqur’an, yang pada intinya bahwa apabila suatu amanah diberikan kepada
orang yang tidak sesuai dengan kapabilitasnya maka tunggu akan
kehancuran yang di akibatkannya. Sungguh itu merupakan sesuatu yang
sangat kita tidak inginkan karena siapa yang ingin apabila negaranya
hancur.
Mengenai dampak dari money politic tentu saja ada dampaknya bagi
masyarakat sendiri. Money politic bisa dijadikan ajang mencari
penghasilan, masyarakat awam tidak mempedulikan nilai - nilai dari
demokrasi yang terpenting baginya ialah mereka telah mendapatkan uang
atau bentuk penyuapan lainnya. Dampak lainnya ialah masyarakat harus
berhutang budi kepada mereka yang telah memberikan uang agar
masyarakat memilih mereka. Dalam hal inilah Hak Asasi seseorang dalam
menentukan pilihan yang tidak diperhatikan. Selain itu dampaknya bisa
tidak ada kepercayaan lagi dari masyarakat kepada para wakil-wakil
rakyat. Dengan adanya ketidak-percayaan masyarakat terhadap para calon
pemimpin memberikan efek negatif bagi para elit-elit dengan
menghambur-hamburkan uang dalam waktu sekejap, demi kekuasaan
semata.
Money politic bisa juga berdampak perpecahan antar masyarakat,
karena masyarakat telah berhutang budi kepada calon legislatif yang telah
memberikan bentuk penyuapan, sehingga sikap fanatik akan timbul dan
mereka menganggap para calon legislatif lainnya buruk dibandingkan
yang mereka dukung, disinilah akan terjadi konflik antar pendukung

Penerapan pancasila pada bidang politik -21-

masing-masing para calon legislatif. Sangat disayangkan apabila terjadi
perpecahan yang terjadi di masyarakat akibat permainan para politisi
dengan money politic.
b. Cara melawan Money politic
1.

Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai

pemilu dengan sebaik-baiknya , menyeleksi jumlah partai dengan ketat,
dan melakukan sosialisasi politik secara maksimal kepada masyarakat dan
sebaliknya pemerintah membuat pembenahan misalnya pendidikan dan
pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih .
2.

Bagi partai politik , hendaklah memaksimalkan fungsi-fungsi partai

yang berkaitan dengan komunikasi berpartisipasi , dan sosialisasi untuk
melakukan pendidikan politik kepada masyarakat dan tidak melakukan
praktek money politics .
3.

Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money

politics yang dilakukan oleh partai politik,agar tidak menyesal untuk
kedepannya dan tidak golput dalam pemilihan dan juga harus peka
terhadap partai politik
4.

Bagi mahasiswa, seharusnya mahasiswa lebih peduli terhadap

informasi terkait dengan perkembangan perpolitikan di indonesia untuk
meningkatkan pandangan dan pemikiran aktual mengenai kondisi bangsa
sehingga dapat melakukan ilmu yang didapat kepada orang-orang yang
disekitarnya yang belum mengerti tentang pemilu .

Penerapan pancasila pada bidang politik -22-

2.6 Pandangan etika Pancasila terhadap money politics
Bila dihubungkan dengan etika pancasila, money politic ini tidak sesuai
dengan etika pancasila. Mengapa hal ini tidak sesuai atau tidak sejalan?!
Karena dalam pancasila yakni sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”, menunjukkan bahwasanya dalam negara ini sistem atau
pemerintahan harus berlaku yang jujur atau mencerminkan akhlakul karimah.
Nah, melihat money politic seperti itu sudah menunjukkan ketidakjujuran
terhadap negara terlebih dengan bangsa Indonesia yang selama ini menjunjung
tinggi nilai-nilai pancasila terutama etika pancasila.
Untuk itu, perlu kiranya penanaman nilai-nilai pancasila terutama etika
pancasila pada setiap lapisan masyarakat agar mengetahui segala tindak tanduk
pemerintahan dalam mengatur negara ini. Karena kekuasaan tertinggi dalam
negara ini yakni rakyat bukanlah presiden. Presiden hanyalah pemimpin dalam
negara ini, rakyatlah yang menentukan segalanya dalam hal ini.

Penerapan pancasila pada bidang politik -23-

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang pelanggaran money politic (politik uang) pada
pemilu, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 atau sebagai proses
pemilihan wakil rakyat dan pemimpin.
2. Money Politic atau politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau janji
menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk
memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada
saat pemilihan umum.
3. Adapun penyebab terjadinya pelanggaran money politic (politik uang)
adalah karena keserakahan manusia yang tidak selalu puas dengan
kekuasaan sehingga jalan curang dengan menyuap masyarakat pun
dilakukan.
4. Adapun pendekatan dalam teori mengenai money politic (politik uang)
adalah antara lain seperti: teori konflik yaitu para pelaku memanfaatkan
dengan keadaan fisik, mental dan sosial masyarakat, kemudian struktural
fungsional yaitu segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan
hidup dari sistem.

Penerapan pancasila pada bidang politik -24-

5. Adapun dampak dari money politic itu sendiri yaitu seperti melanggar
ketentuan aturan pemilu dan bisa disangsi pidana, para pelakunya pun
apabila dia terpilih maka sifat tidak amanah akan timbul atau misalkan tidak
terpilih bisa jadi depresi bahkan gila, dan tentunya berdosa karena itu
merupakan perbuatan yang tercelah serta membuat masyarakat menjadi
terpecah belah keadaan sosialnya.
3.2 Saran
Adapun saran / cara untuk melawan praktek money politik, sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai pemilu
dengan sebaik-baiknya , menyeleksi jumlah partai dengan ketat, dan
melakukan sosialisasi politik secara maksimal kepada masyarakat dan
sebaliknya pemerintah membuat pembenahan misalnya pendidikan dan
pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai
pemilih .
2. Bagi partai politik , hendaklah memaksimalkan fungsi-fungsi partai
yang berkaitan dengan komunikasi berpartisipasi , dan sosialisasi untuk
melakukan pendidikan politik kepada masyarakat dan tidak melakukan
praktek money politics .
3. Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money politics
yang dilakukan oleh partai politik,agar tidak menyesal untuk
kedepannya dan tidak golput dalam pemilihan dan juga harus peka
terhadap partai politik
4. Bagi mahasiswa,seharusnya mahasiswa lebih peduli terhadap informasi
terkait dengan perkembangan perpolitikan di indonesia untuk

Penerapan pancasila pada bidang politik -25-

meningkatkan pandangan dan pemikiran aktual mengenai kondisi
bangsa sehingga dapat melakukan ilmu yang didapat kepada orangorang yang disekitarnya yang belum mengerti tentang pemilu .

Demikianlah paper yang kami buat mengenai Penerapan panacasila pada
bidang politik. Kami mohon maaf apabila banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun referensi yang kami dapatkan. Kami harap pembaca dapat
memberikan kritik yang bersifat membangun. Semoga bermanfaat.

Penerapan pancasila pada bidang politik -26-

Daftar Pustaka
Meriam B, dkk. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik . Jakarta Barat: Gramedia
Pustaka Utama
Wikipedia.2011. Politik Uang. Diambil pada tanggal 20 mei 2013 pukul 19.00
WIB
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_uang

Penerapan pancasila pada bidang politik -27-

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22