HUBUNGAN MANAJEMEN KEUANGAN .d ocx

HUBUNGAN MANAJEMEN KEUANGAN, RESIKO DAN
KELEMBAGAAN AGROINDUSTRI TEMPE

Tugas Manajemen Agribisnis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah
Manajemen Agribisnis Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian U n i v e r s i t a s J e m b e r

Oleh :
Anas Khoirur Rojikin
131510601138

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan
keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini sangat memungkinkan

menjadikan Negara Indonesia sebagai negara agraris terbesar di dunia. Negara
agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap
perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,
apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa
kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan
dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian
besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan.
Pertanian adalah suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
ataupun untuk sumber energi, serta untuk mengelola lingkungannya. Pertanian
berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Awal
kegiatan pertanian terjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses
kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan
yang

paling

awal


dikenal

peradaban

manusia

dan

mengubah

total

bentuk kebudayaan. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia
adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting
untuk dikembangkan di Indonesia. Dalam pertanian muncullah dua istilah yaitu
usaha tani (farming) dan petani. Usaha tani adalah sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya tanaman maupun hewan. Petani adalah sebutan bagi
mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani jagung.
Usaha tani dilakukan demi memenuhi kebutuhan pangan manusia yang
semakin lama semakin meningkat populasinya, terutama usaha tani dalam

meningkatkan produksi tanaman pangan. Tanaman pangan adalah segala jenis
tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein. Tanaman jagung
terdiri dari jenis serealia seperti padi, jagung dan gandum, jenis legum seperti
kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, jenis umbi seperti ubi kayu dan ubi jalar.

Komoditas tanaman pangan adalah komoditas yang sangat penting untuk
dikembangkan

demi

mempertahankan

ketahanan

pangan,

kesejahteraan

masyarakat, selain itu pertanian tanaman pangan juga dapat meningkatkan
perekonomian.

Salah satu komoditas pangan yang berkembang di Indonesia adalah kedelai.
Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang
besar karena merupakan sumber bahan baku utama bagi industri tahu, tempe, dan
pakan ternak berupa bungkil kacang kedelai. Industri tempe merupakan salah satu
industri yang paling membutuhkan kedelai, karena kedelai bahan baku utama
dalam pembuatannya. Oleh karena itu, dalam agroindustri tempe ini diperlukan
perencanaan yang baik dalam mengelola agroindustrinya, supaya resiko yang
diakibatkan kecil dan manajemen keuangannya bisa stabil.

BAB 2. PEMBAHASAN
Perencanaan atau Planning ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk
mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau
petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik
sebagaimana direncanakan. Pertama-tama harus memusatkan apa yang ingin
dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta
memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia harus meramalkan sejauh mana
kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari asep ekonomi, sosial
maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan

dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut.
Perencanaan juga mencakup fungsi budgeting, sebab budget merupakan rencana
pengeluaran sejumlah uang untuk melakukan suatu tujuan.
Agroindustri tempe harus mempunyai suatu perencanaan untuk mengatur
manajemen keuangannya dan memperkecil resiko yang akan diterima.
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan resiko adalah suatu hal
yang buruk/negatif yang akan timbul selama melaksanakan usaha tersebut dimana
peluang kejadian tersebut serta dampaknya, sebenarnya dapat dihitung dan
diperkirakan.
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan, dimana fungsi manajemen keuangan meliputi penghimpunan dan
pendayagunaan dana. Karena itu, manajemen keuangan sering dipadamkan
dengan manajemen aliran dana. Seorang manajer keuangan dalam suatu
perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi
keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi
penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen Resiko merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan pada
tingkatan, tingkat pimpinan pelaksana . yaitu kegiatan penemuan dan analisis


sistimatis atas kerugian kerugian yang mungkin dihadapi oleh badan usaha,akibat
suatu resiko serta metode yang paling tepat untuk menangani kerugian tersebut
yang dihubungkan dengan tingkat profitabilitas badan usaha.
Supaya industri tempe bisa menghasilkan keuntungan yang besar
dibutuhkan manajemen keuangan, alam manajemen keuangan terdapat dua
komponen penting yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva merupakan aset yang dimiliki
sautu perusahaan dan dibagi menjadi dua aktiva lancar dan tidak lancar,
sedangkan pasiva adalah kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan dan modal
yang dimiliki perusahaaan. Agroindustri tempe ini memiliki aktiva lancar berupa
surat berharga perusahaan, kas perusahaan di bank, dan persediaan barang. Aktiva
tidak lancar yang dimiliki berupa tanah, bangunan agroindustri itu, mesin untuk
proses proses pembuatan tempe, peralatan, dan kendaraan. Pasiva yang dimiliki
perusahaan yaitu berupa hutang kepada pihak lain, jadi harus memenuhi
kewajiban untuk melunasinya dan modal. Dalam manajemen keuangan terdapat
rasio keuangan yaitu :
1.Rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
2.Rasio solvabilitas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.

3.Rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya.
4.Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
Resiko yang harus dihadapi agroindustri tempe ini adalah berupa resiko
produksi, resiko pasar, resiko kredit, dan resiko kelembagaan. Resiko produksi
merupakan resiko yang harus dihadapi saat melakukan proses pembuatan tempe.
Resiko pasar terjadi ketika memasarkan hasil outputnya, jika saat bahan baku naik
maka otomatis tempe akan naik, sehingga permintaan akan manurun. Resiko
kredit atau resiko keuangan merupaka resiko yang terjadi pada saat memanajemen
keuangan. Resiko kelembagaan berupa resiko yang harus dihadapi ketika
penetapan kebijakan pemerintah, penetapan harga dan lainnya.

Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan suatu perusahaan
sangatlah penting untuk menciptakan suatu usaha yang tangguh dan kompetitif.
Lembaga- lembaga pendukung sangatlah mentukan dalam upaya menjamin untuk
mengembanhkan suatu usaha tersebut. Lembagaa pendukung dalam suatu
kegiatan usaha pertanian salah satunya yaitu lembaga pembiyayan, pemasaran,
penyuluhan, pemerintahan, pendidikan, koperasi, riset, serta lembaga pinjaman
dan penanggung resiko. embaga pembiayaan Lembaga pembiayaan memegang

peranan yang sangat penting dalam penyediaan modal investasi dan modal kerja,
mulai dari sektor hulu sampai hilir. Penataan lembaga ini segera dilakukan,
terutama dalam membuka akses yang seluas-luasnya bagi pelaku agribisnis kecil
dan menengah yang tidak memilki aset yang cukup untuk digunkan guna
memperoleh pembiayaan usaha. Lembaga pemasaran dan disitribusi, peranan
lembaga ini sebagai ujung tombak keberhasilan pengembangan agribinis, karena
fungsinya sebagai fasilitator yang menghubungkan antara deficit unit (konsumen
pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus unit ( produsen yang
menghasilkan produk. Koperasi, peranan lembaga ini dapat dilihat dari fungsinya
sebagai penyalur input-input dan hasil pertanian.

BAB 3. KESIMPULAN
Berdassarkan uraian di atas dapat diperoleh hubungan antara manajemen
keuangan, resiko dan kelembagaan pada suatu usaha yang dilakukan oleh pelaku
usaha. Hubungan tersebut yaitu menunjukkan bahwa suatu perusahaan sangantlah
penting untuk mengatur keuangannya, dan memperkirakan cara penanggulangan
resiko yang dihadapi, serta kelembagaan yang digunakan untuk kemajuan
usahanya. Sehingga manajemen keuangan, resiko, dan kelembagaan merupakan
faktor penting untuk keberlangsungan suatu usaha.


DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani
Herman Darmawi. 2008. Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, Ed. 1, Cet.
11, hlm. 21.
Robert Tampubolon. 2004. Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan
Kualitatif Untuk Bank Komersial, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
Sawir, Agnes. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suad, Husnan. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek), Edisi: 4. BPFE UGM Yogyakarta.
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm. 296.