Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran NHT Berbantuan Media Teka-Teki Silang Kelas 5 SDN Asemrudung 2 Semester II Kecamatan Geyer Tahun 2014 / 2015

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum dan Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum SDN Asemrudung 2 ( Eksperimen )
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 yang
dijadikan sebagai kelas eksperimen. SD Negeri Asemrudung 2 terletak di Desa
Asemrudung tepatnya di Dusun Karang Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9
siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Guru kelas di kelas 5

SD Negeri

Asemrudung 2 bernama Bapak Sarmin, beliau telah mengajar di SD Negeri
Asemrudung 2 selama 11 tahun 8 bulan dengan status wiyata bakti atau GTT.
Jumlah pegawai di SD Negeri Asemrudung 2 berjumlah 11 pegawai dengan 5
guru Pegawai Negeri, 3 guru wiyata bakti atau GTT, 2 guru yang mengajar di
kelas TK yang berada satu atap dengan SD Negeri Asemrudung 2 dan 1 penjaga
sekolah.
SD Negeri Asemrudung 2 mempunyai visi misi sebagai berikut:
a. Visi
Menyiapkan Generasi Penerus yang Cerdas, Terampil dan Bertaqwa,

Berbudi Pekerti Luhur Serta Mampu Bersaing di Era Global
b. Misi
1. Membentuk siswa agar beriman dan bertaqwa
2. Memotivasi siswa agar mengenali dirinya sehingga dapat
berkembang secara optimal
3. Melibatkan warga sekolah (orang tua dan komite ∕ stake holder)
untuk memajukan sekolah
4. Menciptakan suasana siswa nyaman belajar di sekolah maupun di
rumah
5. Meningkatkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang
dianut

46

47

6. Melestarikan dan mengembangkan olahraga, seni dan budaya
7. Menciptakan kecintaan terhadap tanah air
Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Asemrudung 2 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini


Tabel 4.1
Sarana dan prasana SD Negeri Asemrudung 2
No

Jenis sarana dan Prasarana

Jumlah dan rincian
terdiri dari :
5 ruang kelas 1- 6

1

Ruang kelas

1 ruang guru
1 kelas TK satu atap
1 kamar mandi siswa

2


Kamar Mandi

3

Lapangan

1 unit

4

gudang

1 unit

5

Perpustakaan

1 unit


6

Mushola

1 unit

7

kantin

1 unit

8

Komputer

1 unit

9


TV

1 unit

10

LCD dan Proyektor

Masing-masing 1 unit

1 kamar mandi guru

Dari tabel sarana dan prasarana di atas dapat terlihat bagaimana keadaan
sekolah SD Negeri Asemrudung 2 yang terletak di desa Asemrudung Kecamatan
Geyer Kabupaten Grobogan.

48

4.1.2 Gambaran Umum SDN Asemrudung 3 ( Kontrol )

Penelitian ini juga dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3 yang
dijadikan sebagai kelas kontrol. SD Negeri Asemrudung 3 juga di Desa
Asemrudung tepatnya di Dusun Saren Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
Jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Guru kelas di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3
bernama Bapak Basuki, S.Pd. beliau telah mengajar di SD Negeri Asemrudung 3
selama 14 tahun 5 bulan dengan status Pegawai Negeri atau PNS. Jumlah pegawai
di SD Negeri Asemrudung 3 berjumlah 11 pegawai dengan 3 guru Pegawai
Negeri dan 7 guru wiyata bakti atau GTT dan 1 penjaga sekolah.

SD Negeri Asemrudung 3 mempunyai visi misi sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya generasi yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
cerdas, berbudaya dan berwawasan lingkungan
b. Misi
1. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan masing-masing
agama sehingga terwujud generasi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2. menerapkan sikap menghormati yang tua
3. menerapkan budaya asah, asih, dan asuh
4. menciptakan lingkungan yang aman, sejuk, rindang, bersih dan sehat

5. menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar
6. menggalakkan budaya gemar membaca
7. menumbuhkan sikap berfikir kritis dan rasional

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Asemrudung 3 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini

49

Tabel 4.2
Sarana dan prasana SD Negeri Asemrudung 3
No

Jenis sarana dan Prasarana

Jumlah dan rincian
terdiri dari :
6 ruang kelas 1- 6

1


Ruang kelas

1 ruang guru
1 ruang tamu dan kepala sekolah
2 kamar mandi siswa

2

Kamar Mandi

3

Lapangan

1 unit

4

Mushola


1 unit

5

gudang

1 unit

6

kantin

1 unit

7

Komputer

1 unit


8

TV

1 unit

9

LCD dan Proyektor

Masing-masing 1 unit

1 kamar mandi guru

Dari tabel sarana dan prasarana di atas dapat terlihat bagaimana keadaan
sekolah SD Negeri Asemrudung 3 yang terletak di desa Asemrudung Kecamatan
Geyer Kabupaten Grobogan.
Berikut gambaran umum subyek penelitian yang diuraikan pada tabel di
bawah ini

Tabel 4.3
Subyek Penelitian
No

Sekolah

Kelas

Jumlah Siswa

1

SDN Asemrudung 2

Eksperimen

20

2

SDN Asemrudung 3

Kontrol

20

Jumlah

40

Kedua sekolah tersebut dipilih oleh peneliti untuk dijadikan obyek
penelitian dikarenakan terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu:

50

1. Letak kedua SD yang berjarak 1 km dari tempat tinggal peneliti sehingga
mempermudah peneliti saat perjalanan untuk melakukan penelitian
2. Jumlah siswa kelas 5 di SDN Asemrudung 2 dan SDN Asemrudung 3
berjumlah sama yaitu sebanyak 20 siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan untuk kelas 5 di SDN Asemrudung 2 serta 8 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan untuk kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3
3. Proses pembelajaran pada kedua SD saat diobservasi sama-sama
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga pembelajaran
berpusat pada guru
4. Sebanyak 40 siswa dari kedua SD tersebut adalah asli warga Desa
Asemrudung
5. Semua orang tua dari 40 siswa kedua SD tersebut adalah petani
6. Tingkat pendidikan orang tua dari SDN Asemrudung 2 sebanyak 30%
berijasah SLTA dan 70% berijasah SD, sedangkan Tingkat pendidikan
orang tua dari SDN Asemrudung 3 sebanyak 35% berijasah SLTA, 55%
berijasah SD dan 10% tidak tamat sekolah.

Dari beberapa pertimbangan di atas peneliti hendak melakukan penelitian
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran NHT
berbantuan media teka-teki silang pada kelas eksperimen yang kemudian hasilnya
akan dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan model
pembelajaran konvensional.

4.2 Pelaksanaan Penelitian
Siwa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas eksperimen dan
siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3 sebelum dilakukan penelitian kedua kelas
ini telah diuji kesamaan varian dengan hasil yang menunjukkan bahwa kedua
kelas tersebut datanya berdistribusi normal dan juga homogen. Dengan pengujian
tersebut menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas tersebut
memilikki kemampuan yang sama sejak awal. Pada kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

51

Together) dengan media teka-teki silang, pada saat pembelajaran siswa pada kelas
eksperimen dibagi kedalam 4 kelompok. Pemilihan kelompok dilakukan secara
acak

dengan

menggunakan

kartu

pelangi,

masing-masing

kelompok

beranggotakan 5 siswa dan masing-masing siswa mendapat satu kepala bernomor
sebagai identitas dalam kelompok, setelah kelompok terbentuk guru memberikan
tugas untuk didiskusikan dalam setiap kelompok, tiap kelompok diberikan soal
yang sama untuk berdiskusi tentang pesawat sederhana. Kelompok mulai
berdiskusi dan memastikan semua anggota kelompok telah mengerjakan dan
mengetahui jawaban dari soal yang diberikan oleh guru kemudian guru memilih
salah satu kelompok yang paling cepat dalam mengerjakan soal diskusi untuk
mempresentasikan hasil diskusi dengan pemanggilan nomor secara acak di dalam
kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan pada kelompok yang telah
menyampaikan hasil diskusi, pemanggilan nomor dilakukan berulang-ulang
sampai tiap kelompok sudah dipanggil semua. Pada akhir pembelajaran siswa
diajak membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan atau hanya menggunakan
model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti
sendiri, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan oleh guru kelas
dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh
peneliti. Selama pembelajaran tindakan guru dan aktivitas siswa diamati oleh
observer ( panduan observasi terlampir ) untuk memantau jalannya proses
pembelajaran dan memberikan penilaian terhadap poroses pembelajaran apakah
sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau belum. Setelah itu
siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen diberi tes untuk mengukur hasil
belajar siswa.
Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari-April pada semster dua
tahun ajaran 2014 ∕ 2015. Berikut disajikan tabel jadwal pelaksanaan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti

52

Tabel 4.4
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No
1

Hari ∕ Tanggal
Rabu, 25 Februari 2015



2

Kamis, 26 Februari 2015




3

Selasa, 3 Maret 2015



4

Rabu, 25 Maret 2015




5

Kamis, 26 Maret 2015



6

Rabu, 1 April 2015




7

Kamis, 2 April 2015



Uraian Kegiatan
Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan
melakukan wawancara terhadap guru
kelas 5
Observasi pembelajaran pada kelas
eksperimen
Observasi pembelajaran pada kelas
kontrol
Pemberian
pre-test
kepada
kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Kegiatan pembelajaran pada kelas
eksperimen dengan materi pesawat
sederhana
Observasi pembelajaran pada kelas
eksperimen
Pemberian
post-test
pada
kelas
eksperimen
Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol
dengan materi pesawat sederhana
Observasi pembelajaran pada kelas
kontrol
Pemberian post-test pada kelas kontrol

4.3 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul
juga data kuantitatif. Disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Oleh
karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu dengan uji validitas dan
reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji
hipotesis. Berikut adalah penjelasan penghitungan secara terperinci

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum soal-soal test diberikan kepada subyek penelitian, terlebih dahulu
butir-butir soal tersebut di uji kevalidannya dan reliabilitasnya. Uji validitas dan

53

reliabilitas butir soal dilakukan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan
valid dan reliabel. Pada penelitian ini instrumen yang diuji adalah soal pilihan
ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test. Pengujian instrumen
soal dilakukan di SDN Asemrudung 2 pada kelas 6 atau kelas yang lebih tinggi.
Uji validitas untuk pre-test dan post-test di ujikan pada kelas 6 SDN Asemrudung
2 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Uji validitas dilakukan di kelas 6
karena materi yang diujikan sudah pernah diterima pada waktu duduk di kelas 5.
Menurut Budiyono (2009) suatu item instrument penelitian dianggap valid jika
memilikki koefisien corrected item total coorelation > 0,3. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan progran SPSS for windows version 16.0 dengan teknik
corrected item total coorelation untuk mencari koefisien korelasinya. Setelah
dilakukan pengujian validitas untuk soal pre-test terdapat 23 item soal yang
dinyatakan valid dan 2 item soal yang dinyatakan tidak valid, sedangkan dari
pengujian validitas untuk soal post-test terdapat 24 item yang dinyatakan valid
dan 6 item yang dinyatakan tidak valid. Berikut tabel yang menyatakan item soal
yang dinyatakan valid dan tidak valid

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Soal pre-test
Bentuk soal
Pilihan ganda

Item soal

Valid

Tidak Valid

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

2,3,4,5,6,7,8 1,25

13,14,15,16,17,18,19,20,2

,9,10,11,12,

1,22,23,24,25

13,14,15,16,
17,18,19,20,
21,22,23,24

54

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas soal post-test
Bentuk soal
Pilihan ganda

Item soal

Valid

Tidak Valid

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

1,3,4,5,6,7,8 2, 19, 21,

13,14,15,16,17,18,19,20,2

,9,10,11,12,

1,22,23,24,25,26,27,28,29,

13,14,15,16,

30

17,18,20,22,

24, 25, 29

23,26,27,28,
30

Dari hasil pengujian validitas soal pre-test dari 25 soal didapati 23 soal
yang valid dan untuk pengujian soal post-test dari 30 soal didapati 24 soal yang
valid, akan tetapi peneliti hanya mengambil 20 soal yang valid dengan validitas
tertinggi untuk soal pre-test maupun post-test. Berikut disajikan tabel butir soal
pre-test maupun post-test dengan validitas tertinggi

Tabel 4.7
Butir Soal Pre-Test dan Post-Test dengan Validitas Tertinggi
Pre-test

Bentuk Soal
Pilihan ganda

Post-test

2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 1,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16
,15,16,17, 20,21,22, 24

,17,18,20,22, 26,27, 30

Setelah pengujian validitas maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas instrumen dengan bantuan SPSS for windows vrsion16.0

dengan

menggunakan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui Alpha Cronbach.
Berdasarkan uji reliabilitas soal pilihan ganda pre-test maupun post-test yang
terdiri dari 23 dan 24 sial valid dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada tabel berikut:

55

Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Soal Pre-test
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items

.916

.909

25

Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Soal Post-test
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
.939

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items
.937

30

Dari hasil uji reliabilitas pada tabel diatas data uji validitas pre-test dan
post-test dinyatakan reliable dengan Cronbach's Alpha pre-test 0,916 ˃ 0,9 dan
post-test 0,939 ˃ 0,9.
4.3.2 Uji Normalitas
4.3.2.1 Uji Normalitas Pre-test
Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil
mempunyai kesesuaian dengan populasi (Purwanto, 2010:156). Uji normalitas
digunakan untuk mngetahui data hasil pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS for windows version 16.0 dengan

56

menggunakan teknik One Sample Kologorov-Smirnov dengan syarat signifikansi
>0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Pre-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen
N
Normal Parametersa

20
Mean
Std. Deviation

Most Extreme
Differences

kontrol
20

64.2500 41.2500
22.61084 1.024371

Absolute

.150

.199

Positive

.108

.199

Negative

-.150

-.103

Kolmogorov-Smirnov Z

.672

.888

Asymp. Sig. (2-tailed)

.756

.410

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas dari data pre-test kelas eksperimen
signifikansinya 0,756 sedangkan kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,410. Maka
dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut dapat dikatakan data pre-test
pada kelas eksperimen berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya 0,756 ˃
0,05 sedangkan data pre-test pada kelas kontrol juga berdistribusi normal karena
tingkat signifikansi 0,410 ˂ 0,05. Maka dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas
tersebut dapat dikatakan data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
keduanya berdistribusi normal.

57

4.3.2.2 Uji Normalitas Post-test
Uji normalitas juga dilakukan pada data post-test untuk mengetahui data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah
pemberian tes pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran NHT dengan media teka-teki silang dan
pemberian tes pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan atau hanya dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah
dan tanya jawab. Uji normalitas post-test juga dilakukan dengan menggunakan
program SPSS for windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One
Sample Kologorov-Smirnov dengan syarat signifikansi >0,05.

Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Post-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen
N

kontrol

20

20

Mean

81.75

68.25

Std. Deviation

7.826

16.486

Absolute

.161

.209

Positive

.139

.155

Negative

-.161

-.209

Kolmogorov-Smirnov Z

.720

.934

Asymp. Sig. (2-tailed)

.678

.347

Normal Parametersa

Most Extreme
Differences

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas dari data post-test kelas eksperimen
signifikansinya 0,678 sedangkan kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,347. Maka

58

dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut dapat dikatakan data post-test
pada kelas eksperimen berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya 0,678 ˃
0,05 sedangkan data post-test pada kelas kontrol juga berdistribusi normal karena
tingkat signifikansi 0,347 ˃ 0,05. Maka dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas
tersebut dapat dikatakan data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
keduanya berdistribusi normal.

4.3.3 Uji Homogenitas
4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test
Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau tidak. Varian yang dimiliki
sampe-sampel tersebut dikatakan homogen apabila pada hasil uji homogenitas
menunjukan tingkat signifikansi ˃ 0,05. Teknik analisis data digunakan untuk
menguji signifikansi perbedaan mean anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol
analisis data yang di gunakan yaitu uji t-test. Teknik analisis data pada penelitian
ini dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0.

Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas Pre-test
Test of Homogeneity of Variances
PRE-TEST
Levene
Statistic
2.548

df1

df2
4

Sig.
12

.094

Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data pre-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,094. Maka dari itu berdasarkan hasil uji
homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat
signifikansi 0,094 ˃ 0,05.

59

4.2.3.2 Uji Homogenitas Post-test
Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Data post-test diperoleh dari hasil nilai tes
yang diberikan kepada kelas eksperimen yamg telah diberi perlakuan model
pembelajaran NHT dengan media teka-teki silang dan kelas kontrol yang tidak
diberi perlakuan atau hanya dengan model pembelajaran konvensional yaitu
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kriteria pengambilan keputusan adalah
jiak signifikansi ˃ 0,05 maka data tersebut memiliki varians data yang homogen.
Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS for windows
version 16.0 yaitu One Way Anova.

Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas Post-test
Test of Homogeneity of Variances
POST-TEST
Levene
Statistic
3.853

df1

df2
5

Sig.
12

.062

Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,062. Maka dari itu berdasarkan hasil uji
homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat
signifikansi 0,062 ˃ 0,05.
4.3.4 Analisis Komparatif
4.3.4.1 Hasil Analisis Komparatif
Pada penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila (2013)
terdapat perbedaan hasil penelitian yang signifikan, terbukti dengan perbedaan
hasil pada t tabel yang disajikan pada tabel berikut:

60

Tabel 4.14
Hasil Perbandingan Analisis Komparatif

No

1

2

Perbandingan

Nilai t-tabel

Hasil penelitian

Kajian yg relevan

3,308 dengan

2.756 dengan

signifikansi 0,02 ˂

signifikansi 0.009 <

0,05

0.05

Selisih

0,552

Dari tabel di atas terdapat selisih 0,552 dengan nilai t tabel yang dilakukan
oleh Lila (2013) sebesar 2.756 dan signifikansi 0.009 < 0.05 sedangkan pada
penelitian ini nilai t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 3,308 dengan signifikansi
0,02 ˂ 0,05 dengan kata lain penelitian ini signifikannya lebih tinggi.
4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered
Head Together) dengan Media Teka-Teki Silang
Pada penelitian ini peneliti hendak mencari tau pengaruh model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang
terhadap hasil belajar IPA maka dari itu proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPA dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together) dengan media teka-teki silang. Dengan menggunakan model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang
diharapkan pada hasil belajar IPA ada kenaikan yang signifikan dengan
prosentase ketuntasan mencapai 100%. Selama kegiatan pembelajaran juga
dilakukan observasi guna memantau apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai
dengan sintaks rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti atau belum dan
apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran NHT. Pada
penelitian ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri dan diamati oleh 2
observer yaitu guru dari SD Negeri Asemrudung 2. Hasil observasi penggunaan

61

model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki
silang dapat dilihat pada bagian lampiran.
Hasil observasi model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
dengan media teka-teki silang menunjukan bahwa peneliti telah melakukan proses
pembelajaran sesui dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan sesui dengan
langkah-langkah model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) hal itu
terbukti dengan melihat 20 aspek yang diamati dan semua aspek sudah terlaksana
dengan baik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada hari
Rabu, 25 Maret 2015 tergolong baik.

4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes untuk untuk mengukur
hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes
dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan baik pada kelas eksperimen dan
juga kelas kentrol.
4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Analisis deskriptif pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai maximum,
nilai minimum dan nilai rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Nilai pre-test siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas
eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan
media teka-teki silang.
Tabel 4.15
Tabel Deskripitif Nilai Pre-test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum

pretest

20

Valid N
(listwise)

20

25

95

Mean
64.25

Std.
Deviation
22.610

62

Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas eksperimen di atas, dapat
diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen adalah
64,25 dengan nilai minimun 25 dan nIlai maksimum 95, sedangkan standar
deviasinya adalah 22,610. Berdasarkan tabel deskriptif

nilai pre-test kelas

eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Grafik 4.1
Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas eksperimen di atas
terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test
kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai pre-test pada
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

63

Tabel 4.16
Tabel Deskripitif Nilai Pre-test Kelas Kontrol
Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum

pretest

20

Valid N
(listwise)

20

25

65

Mean
41.25

Std.
Deviation
10.243

Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas kontrol di atas, dapat
diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol adalah 41,25
dengan nilai minimun 25 dan nilai maksimum 65, sedangkan standar deviasinya
adalah 10,243. Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas kontrol tersebut
dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Grafik 4.2
Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas kontrol
Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas kontrol di atas terlihat
kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data
kontrol berdistribusi normal.

pre-test kelas

64

Hasil pre-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan
sebagai nilai awal dengan rata-rata nila pada kelas eksperimen yaitu 64,25 dan
nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 41,25.

4.4.2.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Analisis deskriptif post-test dilakukan untuk mengetahui nilai maximum,
nilai minimum dan nilai rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Nilai post-test siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas
eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan
media teka-teki silang.

Tabel 4.17
Tabel Deskripitif Nilai Post-test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum

Postest eksperimen

20

Valid N (listwise)

20

65

Mean

95

81.75

Std.
Deviation
7.826

Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas eksperimen di atas, dapat
diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah
81,75 dengan nilai minimun 65 dan nolai maksimum 95, sedangkan standar
deviasinya adalah 7,826. Berdasarkan tabel deskriptif
eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

nilai post-test kelas

65

Grafik 4.3
Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

Berdasarkan grafik histogram nilai post-test kelas eksperimen di atas
terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data post-test
kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai post-test
pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.18
Tabel Deskripitif Nilai Post-test Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N

Minimum Maximum

kontrol

20

Valid N
(listwise)

20

35

85

Mean
68.25

Std.
Deviation
16.486

Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas kontrol di atas, dapat
diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah
68,25 dengan nilai minimun 35 dan nilai maksimum 85, sedangkan standar

66

deviasinya adalah 16,486. Berdasarkan tabel deskriptif

nilai post-test kelas

eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Grafik 4.4
Grafik Histogram Nilai Post-test Kelas kontrol
Berdasarkan grafik histogram nilai post-test kelas kontrol di atas terlihat
kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data

post-test kelas

kontrol berdistribusi normal.
Hasil post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan
sebagai nilai akhir dengan rata-rata nila pada kelas eksperimen yaitu 81,75 dan
nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 68,25. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

4.5 Hasil Anaisis Data Penelitian
4.5.1 Uji-T Post-test
Pada penelitian ini pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan
terhadap post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t dilakukan
bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together) dengan media teka-teki silang dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Data post-test

67

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test
dengan menggunakan program SPSS for windows version 16.0

Tabel 4.19
Hasil Uji-T Post Test
Independent Samples Test
nilai post-test
Equal
Equal
variances variances not
assumed
assumed
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for
Equality
of Means

F

7.089

Sig.
.061
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference

Lower
Upper

3.308
38
.002
13.50000
4.08060
5.23925

3.308
27.150
.003
13.50000
4.08060
5.12946

21.76075

21.87054

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa F hitung LevenesTest 7,089
dengan signifikansi 0,061 ˃ 0,05. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa dari kedua
populasi memiliki varians data yang homogen. Dari tabel diatas data post-test
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki data yang sama atau homogen
maka dari itu hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi Equal
Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel di atas pada kolom Equal Variances
Assumed, nilai t 3,308 dengan signifikansi 0,02 ˂ 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perbedaan rata-rata sebesar
13,500.

68

Bedasarkan uji deskriptif nilai post-test nilai rata-rata pada kelas
eksperimen setelah diberi perlakuan adalah 81,75 dan nila rata-rata hasil belajar
pada kelas kontrol adalah 68,25. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa ratarata hasil belajar IPA

pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar IPA pada kelas kontrol
yang menggunakan model pembelajaran konvensional atau dengan metode
ceramah dan tanya jawab. Dari uraian di atas dapat di katakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar IPA yang menggunakan model pembelajaran NHT
(Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang dengan model
pembelajaran konvensional.

4.6 Hasil Uji Hipotesis
4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar IPA
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya untuk mendapatkan keputusan hipotesis
manakah yang diterima. Hipotesis yang diuji kaitannya dengan pengaruh model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Asemrudung 2 Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2014 ∕ 2015.
Dasar pengambilan keputusan hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut:
H0:

MNHT  MKonvensional
Tidak ada perbedaan hasil Belajar IPA dengan model pembelajaran NHT
berbantuan media teka-teki silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II
Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

H1:

MNHT  MKonvensional
Ada perbedaan hasil belajar

IPA dengan model pembelajaran NHT

berbantuan media teka-teki silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II
Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

69

Berdasarka hasil analisis pada tabel uji-t nilai t 3,308 dengan signifikansi
0,02 . terlihat bahwa signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 0,02 ˂ 0,05, sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar IPA dengan model pembelajaran NHT berbantuan media teka-teki silang
kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa
dari hipotesis yang diajukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan. Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan
hasil Belajar IPA dengan model pembelajaran NHT berbantuan media teka-teki
silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II Kecamatan Geyer tahun 2014 /
2015. Dari hasil uji-T terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Hal tersebut terlihat pada tabel hasil uji-T
terhadap hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t
adalah 3,308 dengan signifikansi 0,02 ˂ 0,05. Terlihat bahwa signifikansi lebih
kecil dari 0,05 atau 0,02 ˂ 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai ratarata post-test pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan adalah 81,75 dengan
2 siswa yang belum mencapai nilai KKM ≥ 75 dan nila rata-rata hasil belajar pada
kelas kontrol adalah 68,25 dengan 9 siswa siswa yang belum mencapai nilai KKM
≥ 75. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar IPA pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together) dengan media teka-teki silang lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata hasil belajar IPA pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered
Head Together) dengan media teka-teki silang lebih tinggi daripada hasil belajar
pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional atau
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Sesuai dengan pendapat Anita Lie (Inna

70

Naiza, 2013) Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama siswa dalam pembelajaran.
Dengan adanya semangat kerjasama tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Terbukti bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hal tersebut menunjukan bahwa model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada kelas eksperimen. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila (2013) dengan judul
penelitian Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
NHT Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar
Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/1013 yang
menyatakan bahwa model pembelajaran NHT

(Numbered Head Together)

meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Pada penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila
(2013) terdapat perbedaan hasil penelitian yang signifikan, terbukti dengan
perbedaan hasil pada t tabel yaitu terdapat selisih 0,552 dengan nilai t tabel yang
dilakukan oleh Lila (2013) sebesar 2.756 dan signifikansi 0.009 < 0.05 sedangkan
pada penelitian ini nilai t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 3,308 dengan
signifikansi 0,02 ˂ 0,05 dengan kata lain penelitian ini signifikannya lebih tinggi.
Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) juga dapat digunakan
dalam mata pelajaran lain misalkan mata pelajaran IPS dan PKn seperti penelitian
yang telah dilakukan oleh Nopi (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas V SD Salatiga, serta penelitian yang di lakukan oleh Erna
sumaryanti (2012) dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Pkn
Siswa Kelas IV di SD Negeri Depok Toroh Grobogan Semester Genap Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi
dapat disimpulkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat
di terapkan pada setiap mata pelajaran tergantung bagaimana guru itu mengemas
suatu pembelajaran dalam penyampaian materi agar lebih menarik.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17