CIRI CIRI Dan Bakat khusus

Bakat khusus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

Kita mengenal “Empat Karunia Ilahi” (4 Human Endowment), atau bakat alami, yakni kesadaran
diri (self awareness), imajinasi (creative imagination), hati nurani (conscience), dan kehendak
bebas (independent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah
memberdayakan keempat bakat alami atau talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan
optimal, agar berguna bagi lingkungan sosial.
Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan
intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain
mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik,
kemampuan dasar teknik dan daya ingat/memori.
Bakat merupakan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir
dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, maka ketika remaja bakat tersebut dapat
berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan
dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.
1.2


Tujuan

Adapun tujuan dari penulian makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Memahami makna dari bakat khusus
Mengetahui jenis-jenis bakat khusus yang dimiliki oleh siswa
Mengetahui hubungan ntara bakat khusus dengan prestasi
Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi bakat khusus
Mengetahui perbedaan individual dalam bakat khusus

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bakat Khusus


Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih
potensial, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis
agar dapat terwujud (Utami Munandar,1992). Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan
latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di
masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. ( Conny Semiawan,1987).
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari
kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan dan
keterampilan khusus tertentu.bakat bersifat laten potensial sepanjang hidup manusia dan dapat di
aktifkan potensinya. (Kartini kartono, 1979). Bakat sebagai “benih dari suatu sifat , yang baru
akan nampak nyata jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”. (Suganda
purbakawatja, 1982)
Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk
mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan, atau
serangkaian respon. (Dyke Bingham dalam Ny.Moesono, 1989). Bakat adalah kondisi dalam diri
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan
pengetahuan dan keterampilan khusus. (Sarlito Wirawan Sarwono, 1979)
Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam
keterampilan tertentu. (Tedjasaputra,2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang

disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan
ingin dilakukan. (Gardner,1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa
kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus. Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat
yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial,
musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori
Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak
dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud.
2. Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan
faktor lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui
proses belajar, dan memiliki ciri khusus.
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi
tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan
bakat tersebut terealisasi, termasuk inteligensi, interes (minat), kepribadian, dan
keterampilan khusus. “Bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu”. Arti kapasitas
adalah potensi kemampuan untuk berkembang.
2.2 Jenis-jenis Bakat Khusus


Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh
kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang
tertentu sesuai potensinya. Klasifikasi jenis-jenis bakat khusus, yaitu :
1.

Bakat akademik khusus.

Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik), seperti
logika bahasa, dan sejenisnya.
2.

Bakat kreatif – produktif.

Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang
baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya.
3.

Bakat seni.


Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi,
menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam
waktu singkat dan sejenisnya.
4.

Bakat kinestetik / psikomotorik,

Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepakbola, bulu tangkis,
tenis, dan keterampilan tekink.
5.

Bakat sosial.

Bakat khusus dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.

2.3 Hubungan Antara Bakat dan Prestasi
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar 1992), karena
bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat

matematika diprediksi mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika.
Prestasi yang menonjol merupakan cerminan dari bakat khusus.
Bakat khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta
didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam bentuk prestasi
unggul. Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan maksimal untuk berkembang
adalah hasil penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD
dan SLTP menjadi anak yang Underachiever.

Artinya, prestasi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau bakat intelektual yang
sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh
mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang menentukan.

2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
2.4.1

Variabel-variabel dalam diri siswa

1. Interes atau minat. Minat seseorang akan berpengaruh terhadap pengembangan bakatnya.
Seseorang yang berminat terhadap hitung menghitung, berpotensi menjadi ahli
matematika. Tes bakat tertulis yang terkenal adalah tes bakat differesial. Ada delapan sub

tes tersebut, yaitu:
 Tes bakat verbal adalah tes yang dipergunakan untuk mengungkap atau mengukur bakat
seseorang dalam berbahasa, seberapa baik seseorang dalam mengerti ide-ide dan konsepkonsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, seberapa mudah seseorang dapat
berpikir dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dinyatakan dalam bentuk katakata.
 Tes bakat numerikal adalah tes yang dipergunakan untuk mengungkap atau mengukur
bakat seseorang dalam berpikir dengan angka-angka. Seberapa baik seseorang mengerti
ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, seberapa mudah
seseorang dapat berpikir dan memecahkan masalah dengan angka.
 Tes bakat skolastik adalah tes bakat yang dipergunakan untuk mengukur bakat seseorang
dalam mata pelajaran persiapan akademis dan sejenisnya.
 Tes bakat berpikir abstrak adalah tes yang dipergunakan untuk bakat seseorang dalam
memecahkan masalah meskipun tanpa petunjuk yang berupa kata-kata maupun angkaangka.
 Tes bakat klerikal adalah tes yang digunakan untuk mengukur bakat seseorang dalam
memecahkan hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas ketata-usahaan, seberapa cepat
dan teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas tulis- menulis.
1. Motivasi. Rendahnya motivasi akan menyebabkan bakat tidak akan berkembang atau
tidak menonjol. Motivasi berkaitan dengan “tujuan”. Jika kurang motivasi, sedikit saja
ada halangan,sudah cukup untuk menghilangkan semangat berlatih.
2. Value yaitu bagaimana seseorang memberi arti terhadap pekerjaan itu. Misalnya bila
seseorang memberi arti negatif terhadap pekerjaan masih kurang dihargai, maka bakat itu

juga terhambat berkembangnya.
3. Kepribadian. Anak yang berkembang sesuai bakatnya akan memiliki kepribadian yang
lebih positif dibandingkan dengan anak yang tidak sesuai bakatnya. Keadaan ini
disebabkan oleh sukses-sukses yang dialaminya, serta penggunaan bakatnya
mempengaruhi penyesuaian emosionalnya.
4. Konsep diri, ada pengaruh timbal balik antara kepribadian dengan konsep diri.

2.4.2

Variabel lingkungan yang mempengaruh bakat khusus

Menurut Sarlito (1977) terdpat sejumlah variabel lingkungan yang mempengaruhi
berkembangnya bakat pada diri seseorang. Variabel-variabel tersebut adalah:
1. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memfasilitasi dalam mengekspresikan bakat
yang dimiliki siswa, misalnya untuk bakat olahraga yaitu lapangan bermain, bakat musik
yaitu alat musik, dan sejenisnya.
2. Lingkungan sosial melalui proses sosialisasi misalnya kebudayaan tertentu membentuk
tingkah laku tertentu. Misalnya di Iran mungkin tidak dapat berkembang bakat seni
musik, tari, dll. Karena disana misalnya tidak dibolehkan bernyanyi. Jadi kesempatan
untuk mengekspresikan bakat tersebut sangat sedikit.

3. Lingkungan edukasi, pengembangannya melalui pendidikan formal seperti sebagaimana
diajarkan di sekolah.
4. Besar atau banyaknya latihan, pengembangan bakat melalui proses training atau latihan.
5. Hambatan-hambatan yang ada dalam lingkungan misalnya kemiskinan, cara pengasuhan
anak yang khusus, dan sebagainya.
6. Kemungkinan untuk mengekspresikan atau mengutarakan bakat misalnya apakah
diberikan kesempatan latihan yang cukup, apakah tersedia alat, dsb.

2.5 Perbedaan Individual dalam Perkembangan Bakat khusus
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya masingmasing secara berbeda.
Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan
dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat
khusus bekerja dengan angka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa
(verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik.
Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara individu satu
dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara
orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja di bidang angka. Orang pertama memiliki
kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang kedua. Hal ini disebabkan tingkat
kecerdasan antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh

gen dari orang tua mereka masing-masing.

2.6 Usaha-usaha Orang Tua dan Guru Dalam Mengembangkan Bakat Khusus

Bakat bersifat potensial dan memerlukan pengembangan. Untuk pengembangan bakat ada
sejumlah hal yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru, antara lain:
 Perkaya anak dengan macam-macam pengalaman dan membangun motivasi belajar.
Dengan cara ini anak akan dapat menemukan di bidang mana bakatnya.
 Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuannya, setelah anak
mengarang, anjurkan dia untuk menggambarkannya.
 Bersimpati atau bersama-sama melakukan kegiatan dengan anak.
 Berilah penghargaan atau pujian atas usaha yang dilakukan sekecil apapun usaha
tersebut.
 Sediakanlah sarana yang memadai untuk pengembangan anak.

2.7 Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Dari sekian banyak peserta didik, jika dituangkan ke dalam kurva normal, kemampuan
individualnya akan membentuk distribusi normal. Artinya, sebagian besar berada pada
kemampuan rata-rata, sebagian kecil berada di bawah rata-rata, dan sebagian kecil lagi berada di
atas rata-rata. Dilihat dari perspektif ini, peserta didik yang memiliki bakat khusus berada di

dalam kelompok di atas rata-rata. Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal
mereka memerlukan program pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal
dengan istilah pendidikan berdiferensi. Selain dengan program tersebut, individu yang memiliki
bakat khusus juga memerlukan dukungan secara optimal dari lingkungan untuk mengembangkan
bakat khususnya tersebut. Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :
 Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan bakat khususnya.
 Berupaya menumbuh-kembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak
remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.
 Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi
berbagai tantangan dan kesulitan.
 Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah guna memberikan
pelayanan yang lebih efektif.
Bila semua aspek di atas dapat terpenuhi, maka pengembangan anak yang mempunyai bakat
khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan prestasi yang memuaskan
terhadap orang tua dalam lingkungan sosial serta lingkungan pendidikan.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang
bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi
tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat
khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted. Faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah, kesempatam maksimal untuk
mengembangkan diri, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dan dorongan orang tua,
lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.

3.2.

Rekomendasi

Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa berprestasi dalam
segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Diharapkan orang tua jeli dalam melihat
bakat khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal
pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada anak yang
berbakat dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus sesuai dengan bakatnya tersebut, dan
juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat dengan mengadakan lombalomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif dalam mengembangkan bakat
khusus anak yang berprestasi, dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di lingkunagan
sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan
beasiswa kepada murid yang berbakat dan juga berprestasi, baik dalam tingkat lokal maupun
nasional.
Dengan demikian maka anak yang memiliki bakat khusus akan mencapai titik tertinggi dalam
mengembangkan bakat khususnya tersebut, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
orang tua, lingkunagan sosial, maupun lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Yusuf LN, syamsul 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Suryabrata, Sumardi ( B.A, Drs., M.A., Ed.S,Ph.D.). 1984. Psikologi pendidikan. Jakarta : CV.
Rajawali

S.C Utami Munandar. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak sekolah.Jakarta :
Gramedia
R.Suharno. 1984.Testologi (pengantar). Jakarta : Bina Aksara
Sarlito Wirawan Sarwono. 1977. Psikologi Remaja. Jakarta : Gramedia