TUGAS AKHIR K S P K

TUGAS AKHIR KSPK
RANGKUMAN BUKU
POSITIVE THINKING ITU “DIPRAKTEKIN”

Disusun oleh:
Faisal Zuhdi Damatus (10)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
BALAI DIKLAT KEUANGAN MALANG
Jl. Ahmad Yani Utara No. 200, Telp. 0341-491527, Fax. 0341-492251
2014/2014

Bagian 1 Pertama,
Memahami Prinsip
Positif

Seorang

pemikir

Perancis


yang sangat terkenal., Voltaire,
sering mengkritik pedas orangorang yang berpikir positif.
Dimatanya, mereka itu orang
yang

naïf.

Kritik

itu

disampaikan

dikaryanya

“Il

Candide”.


Mungkin

ada

beberapa orang yang berpikiran sama, seolah mereka menggampangkan hidup ini,
menampik segala fakta yang memojokkan, dan kadang-kadang malah menggurui.
Lalu bagaimanakah bersikap positif yang sebenarna itu? Sikap positif yang
sebenarnya tentulah bukan sesuatu yang dibuat-buat, tetap peka terhadap keadaan
dan tidak gegabah menerjemahkan situasi, serta tidak menutup mata terhadap apa
yang melandanya.
Yang membedakan sikap positif naïf dengan yang sebenarnya adalah
positif thinking terletak pada kemauan untuk percaya bahwa segala hal
mengarahkan pada makna atau maksud tertentu yang positif. Karena itu, positif
thinking sesungguhnya adalah kemampuan menarik makna dari segala suatu hal
atau peristiwa yang menimpa diri kita, dibutuhkan keyakinan kuat dan integritas
diri dalam penarikan makna tersebut. Apapun yang terjadi, katakana “saya
bahagia, saya bersyukur selamanya”.
Berpikir positif menolong kita untuk bisa mendapat yang terbaik dalam
kehidupan, yang sesuai dengan apa yang kita yakini. Langkah pertama untuk
mampu berpikir positif adalah menantang diri sendiri, mampukah kita untuk


hidup dalam kondisi serba positif. Positif thinking adalah megenai pemikiran yang
senantiasa harus diperhatikan agar selalu positif. Positif thinkers melihat ke
belakang, ke masa lalu yang telah terjadi, dengan gembira. Ia akan mensyukuri
apapun yang telah terjadi, karena ia tahu makna dari masa lalu ada pada perbaikan
masa depan yang terus menerus. Living with positivity berarti kita terus
memfokuskan diri pada hal-hal yang positif di segala situasi, selain itu kita juga
berpikir secara sehat terhadap diri kita, tidak perlu menghabiskan emosi pada halhal yang mengecewakan kita. Dan juga harus berpikir tentang orang lain secara
positif, menghargai orang lain apa adanya.
Berpikir positif tak lain dan tak bukan meurpakan wujud keyakinan kita.
Apa yang kita yakini sebagai sumber kebahagiaan? Apa yang akan membuat kita
bahagia saat ini? Kadang-kadang ini memang terasa susah. Kita memilih untuk
tidak menggubris hal-hal abstrak seperti ini, takut salah dan memilih untuk
menyesuaikan dengan perspektif umum.
Robert Holden, dalam bukunya Be Happy menjelaskan bahwa bagi
sebagian orang, terpenuhinya harapan-harapan merupakan syarat menjadi bahagia.
Padahal sebenarnya kita menyadari bahwa kebahagiaan tidak boleh bersifat
kondisional. Sesungguhnya kebahagiaan memiliki suatu kekuatan sendiri.
Kekuatan itu mengalir begitu hebat, hingga kitapun jadi sadar bahwa
kebahagiaanlah yang membuat kita bisa meraih harapan-harapan. Kebahagiaan

telah sejak zaman ke zaman dipahami sebagai elemen yang sangat penting, yang
memiliki kekuatan untuk mentransformasi kehidupan kita dan menolong kita
untuk menikmati lebih dari segala yang kita harapkan. Karena itu, kebahagiaan
merupakan harapan itu sendiri.

Bagian 2 Keyakinan Positif

Untuk memulai berpikir positif, ada satu hal yang perlu dilakukan, yaitu
ciptakanlah lingkungan yang positif. Lingkungan positif merupakan lingkungan
yang “sengaja” kita awali dari sikap mental yang positif. Cara kita mengalami
sesuatu ditentukan oleh apa yang kita pikirkan tentang hal tersebut. Lingkungan
kita akan menjadi positif ketika apa yang kita pikirkan adalah sesuatu yang positif
pula. Respon kitalah yang mengakibatkan sesuatu tampak bagus atau tampak
buruk, menyenangkan atau bahkan menyakitkan.
Untuk berpikir positif, kita juga perlu mengenali diri kita sepenuhnya. Kita
perlu menyadari, bahwa diri kita adalah sebuah kombinasi. Kombinasi dari
segenap perasaan, pemikiran dan system keyakinan. Ketiga hal tersebut akan
sangat mempengaruhi pikiran dan sikap kita. Langkah paling awal tentu
mengenali tiga komponen tersebut dalam diri kita.
Sistem keyakinan bersifat universal. Ia akan melandasi segenap tindakan

dan respon kita terhadap segala sesuatu. Serangkaian kepercayaan seperti, “saya
hanya akan bahagia ketika menikah dengan orang yang tepat” atau “saya hanya
akan bahagia jika saya kaya” merupakan kepercayaan yang sering dipercaya oleh
orang-orang. Syarat-syarat semacam itu bisa menghalangi kita untuk hidup
dengan bahagia.
Apa itu “kebahagiaan”? Kebahagiaan adalah sebuah symbol, untuk
menamkan pengalaman yang kita alami. Tak heran, ada bermacam-macam
kebahagiaan. Biasanya orang-orang membaginya menjadi tiga, yang sering
disebut happiness circle. Pertama adalah nikmat (kebahagiaan taraf sensoris),
puas (kebahagiaan yang situasional) dan bahagia (kebahagiaan tanpa sebab).
Puncak kebahagiaan adalah kebahagiaan tanpa sebab. Bahagia yang susah
didefinisikan namun dapat dideskripsikan. Hellen Keller menyebut “bahagia”
sebagai suatu bara yang membuat tujuan hidup terasa sangat hangat dan pikiran

kita bercahaya yang memiliki ciri constancy, creativity, unreasonable, untroubled
dan enough.

Bagian 3 Memiliki Mental Positif

Mental yang positif perlu dikembangkan. Dari mental yang positif ini

tentunya akan lahir pula pemikiran-pemikiran yang positif. Kita sering tanpa sadar
“meneror” diri kita sendiri. Salah satunya, karena kita “memelihara” dan
“menciptakann” gambaran-gambaran mental yang salah atas lingkungan kita.
Misal kita kurang terbbuka terhadap lingkungan baru karena dalam gambaran kita
lingkungan yang baru tersebut adalah sesuatu yang memusuhi dan akan
membahayakan. Karena itu kita perlu mengubah gambaran tersebut menjadi lebih
positif.
Untuk membiasakan diri berpikir positif, sadarilah bahwa kata-kata dan
setiap frase yang kita keluarkan secara begitu saja mampu memberikan pengaruh
yang besar. Maka itu pakailah bahasa yang konstruktif. Bahasa yang kita gunakan
tidak sekedar mencerminkan kebiasaan dan tindak tanduk, manun juga memiliki
pengaruh pada kehidupan kita. Hindari penggunaan bahasa yang mengarah pada
kesan pesimistis, karena hal itu dapat berpengaruh besar pada kehidupan anda.
Buatlah afirmasi dalam kehidupan. Afirmasi merupakan ungkapaungkapan yang menunjukkan sisi baik dan sisi optimis dalam kehidupan ini.
Selayaknya doa, afirmasi merupakan ungkapan yang mendukung.
Ada kalanya terdapat pula mental block yang direproduksi setiap saat
dalam pikiiran kita. Kita sendirilah yang merawat dan mempertahankannya,
sehingga bisa tetap kita rasakan. Itulah memori.

Bagian 4 Percaya pada Diri Sendiri


Percayalah pada diri sendiri. Untuk itu, kita perlu membangun sikap
optimistis yang berdasarkan pada pengenalan kita pada diri kita hingga sejauh ini.
Orang optimistis menghasilkan rasa percaya diri terhadap masa depan, dan ini
ditandai oleh pengharapan mereka yang besar bahwa segalanya akan berjalan
dengan baik dan sesuai rencana.Orang optimis akan lebih sedikit mengalami stress
dibanding orang yang pesimis.
Jujurlah pada diri sendiri. Memang alamiah bahwa kita menginginkan
segalanya berjalan atau berakhir secara sempurna, tapi menargetkan pada
kesempurnaa justru bisa membuat kita terbebani. Jujur pada diri sendiri sangat
diperlukan agar tetap realistis. Kadang kala kemampuan yang kita miliki tidak
mencukupi untuk mencapai suatu target yang berlebihan.
Buatlah target kita sendiri, arahkanlah pandangan dan kegiatan kita
setinggi-tingginya dan tetap jaga agar target tersebut kita letakkan dengan
realistis. Namun upayakan untuk tidak membuat target yang terlalu rendah, hal ini
akan membuat kita kurang terlatih. Dan hindari membandingkan diri dengan
orang lain. Rayakanlah setiap target yang bisa kita selesaikan, dengan begini kita
akan lebih menghargai diri kita sendiri.
Dengan melakukan sebaik-baiknya target yang telah kita buat, kita aan
semakin memiliki citra positif terhadap diri kita sendiri. Gunakan positif thinking

untuk mebantu kita meraih kepercayaan diri. Sampaikan pada diri kita, bahwa kita
sudah memperhitungkan

segalanya

dan

kita pasti

bisa melakukannya.

Berkonsentrasilah pada kesuksesan, niscaya kegagalan akan menjadi minimal.
Orang yang percaya diri dan melupakan kegagalan. Mereka belajar untuk
mengesampingkan kekecawaan dan memfokuskan diri pada pencapaian. Untuk
meminimalisir kegagalan bukan berarti setiap saat kita harus membuat afirmasi.
Cobalah untuk terus berlatih. Untuk semakin menunjukkan bahwa kita pribadi

sukses bisa ditunjukkan melaului bahasa tubuh, berjalan dan bergerak dengan
mantap. Dan teruslah memperdalam pemahaman akan sesuatu.


Bagian 5 Positive Behaviour
Untuk menciptakan positive behavior secara penuh dalam kehidupan, kita
harus berupaya untuk menerapkannya dalam segala situasi. Jangan pernah
mencoba untuk mundur atau melupakan segala keyakinan-keyakinan positif yang
telah kita bangun. Jangan mengubah keyakinan, tetaplah pada target yang sedang
diperjuangkan. Kesetiaan adalah modal yang perlu dimiliki untuk menunjukkan
efektivitas berpikir positif.
Terus menjaga rutinitas, rutinitas disini adalah segala hal yang telah
menjadi kebiasaan, termasuk segala afirmasi yang setiap hari dirancang.
Bertahanlah pada rutinitas ini walau memang terasa berat ketika belum kunjung
mendapatkan target yang diinginkan, namun jika kita berhenti maka target itu
justru akan semakin menjauh. Rutinitas merupakan cara yang sangat efektif untuk
membangun sebuah kebiasaan positif. Rutinitas juga bisa dipandang sebagai
latihan. Semakin kita memiliki sikap positif, semakin kita berupaya untuk terus
berkembang. Karena itu, selalu percaya bahwa dalam rutinitas kita tidak akan
statis, namun kita akan merasakan berjalan dari tingkat satu ke tingkat yang lebih
tinggi.
Jika kita menemui tantangan yang besar dalam berpikir positif, cobalah
untuk berpura-pura bahwa segalanya “seolah” berjalan dengan baik-baik saja.
Berpura=puralah seolah masa depan didepan kita sangatlah cerah dan seolah masa

lalu kita tidaklah buruk, gambarkan diri kita adalah orang yang sukses, efektif dan
penuh cinta. Ini mungkin terdengar salah, namun dengan pendekatan ini akan
membuat kita menemukan nilai-nilai yang beharga dan kita akan bisa melihat sisi
positif kita.
Untuk memperkuat kebiasaan kita untuk berpikir positif, jalan terbaik
adalah dengan membuat jadwal. Jadwal merupakan rencana-rencana untuk

membuat hari kita positif. Tuliskan setidaknya 10 kemungkinan untuk waktuwaktu yang telah ditentukan setiap harinya, mulai dari setelah bangun tidur
sampai dengan menjelang tidur malam. Setiap hari buat catatan tentang apa yang
telah dilakukan, lalu buat penilaian dari skala 1-10 apakah kegiatan yang
dilakukan memuaskan atau tidak. Ini akan membuat kita merasa pasti bahwa kita
telah mengisi hidup kita dengan kegiatan yang bermanfaat.
Sesekali rancang momen dimana kita sungguh-sungguh menikamti hari.
Dengan menikmati hari atau memanjakan diri, biasanya pikiran menjadi cerah.
Hal ini bisa dilakukan dengan secangkir the di pagi hari, kita bisa meraih kembali
mood positif. Jika perlu luangkan waktu untuk liburan yang benar-benar
memuaskan dan berkualitas. Relaksasi akan membuat pikiran kembali bersih dari
kekalutan, ketakutan dan prasangka-prasangka negative.
Pada momen-momen tertentu sangat menyenangkan jika hidup kita
disterilkan dari televise. Apalagi sekarang rasanya televise memberikan terlalu

banyak “paksaan”. Televisi memang menynangkan sebagai hiburan, namun
terkadang kita menjadi sangat pasif. Beberapa program, mulai dari berita hingga
iklan, sering terlalu memaksakan perspektifnya sendiri. Nikmatilah momne
“bebas’ dari televise ini supaya kita bisa menikmati perspektif kita sendiri.

Bagian 6 Menemukan Makna Hidup Ini

Semakin kuat seseorang, semakin besar ia memiliki kerinduan. Semisal
orang-orang yang nekat untuk naik di atap kereta demi bisa berlebaran. Oleh
karena itu, untuk menemukan makna hidup, kita juga perlu melihat ke dalam hati,
hal apakah yang paling kita rindukan.
Jika kita berpikir bahwa makna hidup adalah sesuatu yang sangat jauh,
barangkali kita perlu untuk menemukan apa filosofi hidup kita. Filosofi hidup
adalah sebuah pernyataan yang melingkupi keyakinan kita. Filosofi hidup ini akan

sangat membantu, semacam pengingat bagi diri sendiri. Juga semacam jati diri
yang bisa “dilipat” menjadi ringkas berupa sekumpulan kata saja.
Temukan misi kita, hidup menjadi bermakna ketika kita berhasil
merumuskan untuk apa kita dilahirkan. Dari situ, positif thinking bisa lebih
mendapatkan “nyawa”nya. Menemukan misi mungkin tidak terlalu mudah. Tidak
perlu terlalu terpaku pada pencarian ini. Gunakan waktu untuk menemukan
ketertarikan kita pada suatu kegiatan positif.
Kebahagiaan dalam hidup ini bisa ditemukan ketika anda mampu memliki
abstraksi terhadap “sesuatu” yang melandasi hidup kita, yang sifatnya abadi dan
tak berubah. Banyak yang mengartikan hal ini sebagai Tuhan yang telah diajarkan
masing-masing agama. Ada juga yang merasa terbantu dengan nilai-nilai moral,
mereka merasa aman pada hal-hal yang menurut mereka bisa diandalkan dalam
jangka waktu lama. Iman akan membuat kita merasa aman yang bersifat
permanen.
Dalam setiap agama, ada waktu atau periode tertentu dimana mereka
undur diri dan melakukan permenungan mendalam atas apa yang mereka jalani
selama hidup ini. Disaat itulah mereka mencoba menemukan lagi jati diri mereka.
Dalam momen ini, kita bisa mengavaluasi apa saja yang telah kita lakukan
sebelumnya yang juga disertai tekad untuk memperbaiki apa yang masih belum
baik.
Problem yang sering dihadapi oleh orang-orang modern adalah kesibukan.
Mampukah pemikiran positif survive dalam kesibukan tersebut. Oleh karena itu,
upayakan untuk selalu memiliki waktu luang untuk diri sendiri atau bisa disebut
me-time. Me-time merupakan waktu dimana kita bercengkrama dengan diri
sendiri. Ambillah waktu, setiap harinya, untuk melakukan me-time. Dan mulai
bertanya pada diri sendiri, hal positif apa yang sudah kulakukan, sedang
kulakukan dan yang akan kulakukan.
Makna hidup memiliki satu ciri, yaitu membahagiakan. Dan, kita sudah
menganal ciri-ciri kebahagiaan. Semakin kita mengenal diri kita, dan semakin
sering kita mengalokasikan waktu untuk bercengkrama dengan diri kita, kita akan

mengetahui apa yang menjadi kebahagiaan dalam diri kita. Makna hidup dan
tujuan hidup diketahui dari seberapa bahagia kita terhadap suatu hal. Positive
thinking is about following joy, jadi kita hanya tinggal bertindak dan berpikiran
positif, maka kita akan tahu untuk apa kita dilahirkan.

Bagian 7 Be Positive

Banyak sekali waktu dan emosi yang tersita jika kita sering
membandingkan diri dan kemampuan kita dengan orang lain. Sah-sah saja kita
membandingkan diri asalkan kita tahu pasti jika ia benar-benar sebanding.
Sebagai contoh, jangan bandingkan diri kita dengan para selebriti atau orang yang
memang terlahir kaya, lalu merasa hidup kita kurang bermakna. Ketahuilah latar
belakang objek yang ingin dibandingkan.
Cobalah pikirkan tentang asal-usul kita, cobalah merayakan keberadaan
kita saat ini. Sering kali kita merasa tersesat di dunia yang sangat luas dan
kompleks ini. Rumah kita tampak sama, desa kita juga tampak sama. Tak ada ciri
khas apapun. Bahkan ketika kita mengunjungi suatu mal, seluruh pengunjung
mengenakan mode yang sama. Di situlah kita diajak untuk mengetahui siapa diri
kita.

Berpikir

positif

dimulai

dari

diri

sendiri.

Apakah

kiita

mau

mempraktikkannya, dengan tetap menyadari siapa diri kita sepenuhnya? Kenalilah
perbedaan dan keunikan kita.
Jika kita ingi mengetahui apakah seseorang bahagia atau tidak, jangan
bertanya berapa banyak uang yang dimilikinya di bank. Juga jangan Tanya apakah
gajinya besar. Yang perlu ditanyakan adalah seberapa banyak sahabat yang ia
miliki. Ini juga berlaku untuk kita juga, dengan pola pikir yang positif, ukurannya
adalah sejauh mana kita nyaman bergaul dengan orang lain dimana orang lain
tidak merasa terancam dengan kita.
Konon ada suatu tulisan di sebuah kantor “just hope but don’t expect”.
Terkadang kita terlalu mengharap, sehingga apa yang sebenarnya lebih

merupakan impian di angan-angan dianggap sebagai janji, padahal tidak ada yang
menjanjikan. Kita menipu pikiran kita sendiri dengan memanipulasi harapan kita.
Orang-orang yang bahagia tidak mendapatkan yang mereka inginkan, namun
mereka menginginkan apa yang benar-benar mereka dapatkan. Mereka
mengetahui apa yang akan mereka dapatkan, mereka tahu persis porsi yang
menjadi hak mereka. Dengan begitu mereka siap menerima segala risiko dan
menggantungkan emosi mereka pada hal yang realistis.

Bagian 8 Again, Be Positive

Ungkapkanlah pada teman-teman, betapa berharganya mereka, sebuah
hubungan dibangun dengan dasar saling menghargai dan mengatakannya secara
langsung. Tak perlu malu, setiap orang selalu menunggu momen dimana ada
seseorang yang menganggap kehadiran mereka begitu berharga.
Percaya diri itu boleh, namun jika kita keterlaluan, kita bisa jatuh dalam
sikap gegabah, menggampangkan dan melecehkan orang lain. Mempercayai diri
sendiri berarti berpikir bahwa kita adalah orang yang capable. Kita menunjukkan
bahwa kita tidak mengancam orang lain.
Jangan hadapi masalah sendirian, masalah akan tampak sangat berat,
seolah tidak bisa diselesaikan. Kita adalah makhluk social, biasakan untuk tidak
menghadapi permasalahan kehidupann ini sendirian. Semua manusia memiliki
kerapuhan, yaitu ketika kita tidak mampu dan meminta bantuan. Hal ini sama
sekali bukan bentuk perendahan diri, melainkan sebuah permohonan untuk
dianggap sebagai satu bagian, satu keluarga.

Bagian 9 Simple Positivity

Kegagalan tak perlu ditakuti, ide yang positif bukanlah sbuah paket instan
yang membuat orang yyang mengusungnya mendapat jaminan anti gagal. Lebih
dari itu, sebuah ide adalah tantangan untuk diperjuangkan. Tidak perlu merasa
takut untuk gagal, sebab diluar sana, kegagalan merupakan sebuah tanda bahwa
kesuksesan akan mendatangi kita. Jadi ketika kita gagal jangan langsung loyo,
kekuatan berpikir positif ada pada kemauan yang besar untuk menjadi pemenang
melalui proses panjang dan proses jatuh bangun.
Lakukan segera apa yang telah jadi komitmen, jangan membodohi diri
sendiri. Kadang orang yang positif punyya kelemahan, ia justru pintar membodohi
diri sendiri dengan bersikap tidak realistis, menutupi kelemahan dan mencari
alasan untuk penundaan. Pikiran kita bukan untuk dibodohi, namun memiliki
otoritas dan otentitas sendiri sehingga memiliki wewenang untuk memerintahkan
kita untuk melakukan apa yang telah jadi komitmen kita.
Jangan berkata “jangan-jangan”, semboyan carpe diem sangat umum
dijumpai saat ini. Artinya “petiklah hari-harimu”. Kita diajak untuk menikamti
hari ini dengan bahagia, dengan total. Arti sebernanya sederhana yaitu kita diajak
untuk melewatkan hari-hari tanpa merisaukan kegelisahan hari esok. Ini
tergambar dari sifat manusian yang sering berkata “wah, jangan-jangan besok
saya…” atau “wah bagaimana kalau besok akhirnya…”. Jangan pernah
membiarkan kegembiraan kita pudar oleh hal-hal yang sama sekali tidak perlu
dirisaukan.
Setiap hubungan itu berbeda, jika kita dikecewakan oleh suatu hubungan
dengan teman atau orang yang sangat kita sayangi, kita harus menyadari bahwa
setiap hubungan itu unik. Jangan pernah biarkan ketegangan hubungan kita
dengan seseorang membuat kita mengeneralisasi bahwa setiap hubungan social itu
menyesakkan dada. Jangan pula seolah-olah kita tidak diperuntukkan untuk
hubungan social yang hangat.

Bagian 10 You Can Do It

Sukses tidak diukur dari materi, kita bukanlah orang yang tepat atau tidak
tepat untuk mobil yang kita kendarai, bukan seberapa banyak uang yang ada di
dompet. Bayangkan momen ketika hari ini adalah hari terakhir di Bumi, kini
buatlah daftar barang-barang yang akan membuat anda merasa nyaman. Adakah?
Ya, kesuksesan kita, keutuhan kita tidak pernah diukur dengan barang.
Jangan terlalu overprotektif pada anak-anak atau relasi yang kita miliki.
Mereka bukan peliharaan yang hidup dipikiran kita. Mereka adalah makhluk yang
secara utuh ada. Biarkan pikiran positif membuat semacam pemenangan terhadap
akal sehat. Sebab mereka adalah orang-orang yang berhak untuk dibebaskan dari
ruang-ruang dan jeruji pikiran kita. Apa yang kita anggap baik belum tentu baik
menurut mereka.
Jangan takut tua, age means nothing. Tua adalah semacam angka yang
ditakuti sedemikian rupa. Kita tidak pernah benar-benar adil pada fase ini. Padahal
fase menua merupakan salah satu fase idaman yang mendapatkan tempat di
peradaban. Tua adalah bijaksana, tua adalah kesempurnaan. Tidak perlu merasa
takut akan hal itu, tua adalah jiwa yang akhirnya menjadi semakin matang.
Bagaimanapun juga, positive thinking adalah tentang mewujudkan niat
kita. Positive thinking adalah tentang kelanjutan dari niat positif kita.