Analisa Data dan Sampel

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 351-359

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

PENGGUNAAN TEPUNG DAUN M URBEI ( M orus alba L)

DALAM PAKAN PEM BESARAN KEPITING BAKAU, # Scylla olivacea

Kamaruddin , Usman, dan Asda Laining

  

Balai Riset Perikanan Bu didaya Air Payau dan Penyu luhan Pe rikanan

(Naskah dit erima: 21 November 2017; Revisi final: 9 Januari 2018; Diset ujui publikasi: 9 Januar i 2018)

  ABSTRAK

Salah satu bahan nabati yang perlu dievaluasi sebagai bahan p akan untuk kepiting bakau adalah daun

mu rb ei yan g men gand un g prot ein cukup t in ggi d an h ormo ne ecdist er one yan g pe nt in g un tu k proses

molting krustase. Tujuan penelitian ini adalah untuk men dapatkan dosis o ptimum penggunaan tepung

daun murbei dalam pakan pembesaran kepiting bakau, Scylla olivacea. Juvenil kepiting bakau yang digunakan

terdiri atas 3 kelompok ukuran bobot yaitu (i) 36± 1,9 g; (ii) 45± 1,5 g; dan (iii) 63± 3,9 g. Perlakuan yang

dicobakan adalah enam pakan dengan kandungan tepung daun murbei yang berbeda yaitu: 0%(DM0); 10%

(DM10); 12,5% (DM12,5); 15% (DM15); 17,5% (DM17,5); dan 20% (DM20). Wadah penelitian yang digunakan

berupa kotak kepiting ( crab box ) sebanyak 90 buah, diisi sebanyak 1 ekor/boks, dan didisain dengan rancangan

acak kelompok. Pemberian pakan uji dilakukan dua kali sehari pukul 08.00 dan pukul 17.00 sebanyak 3-4%

dari b iom assa pe r h ari. Hasil pe nelitian m enun jukkan bah wa laju pe rtu mbu han spe sifik (bob ot, leb ar

karapas, dan panjang karapas), serta sintasan kepiting, rasio konversi pakan, dan efisiensi protein pakan,

tidak berbeda nyata (P> 0,05) antar perlakuan. Namun kandungan tepung daun murbei dalam pakan di

atas 15% menurunkan nilai koefisien kecernaan total pakan, dan kandungan tepung murbei di atas 17,5%

menurunkan nilai kecernaan protein pakan. Berdasarkan respon pertumbuhan dan nilai kecernaan pakan,

tepung daun murbei dapat dimanfaatkan hingga 15% dalam pakan pembesaran kepiting bakau.

  KATA KUNCI: daun murbei; pakan pembesaran; mud crab; Scylla olivacea ABSTRACT: The use of mulberry leaf meal ( M orus alba L) in grow-out diet for mud crab, Scylla olivacea.

  By: Kamaruddin, Usman, and Asda Laining

One of plant ingredient s suit able t o be evaluat ed as a feed ingredient for mud crab is mulberry leaves which cont ains

prot ein and ecdist eron. The purpose of t his st udy is t o obtain t he optimum dose of mulberry leaf meal in grow-out diet

for mud crab Scylla olivacea. Juvenile mud crabs were used consist ing of 3 groups of weight size ie. (i) 36± 1.9 g; (ii)

45± 1.5 g; and (iii) 63± 3.9 g. The t reat ment s were six diet s cont aining different levels of mulberry leaf at 0% (DM 0);

10% (DM 10); 12,5% (DM 12,5); 15% (DM 15); 17,5% (DM 17,5); and 20% (DM 20). The experiment was conduct ed

using 90 crab boxes wit h a densit y of 1 individual/box. Feeding was applied t wice a day at 08.00 and 17.00 wit h t he

rat e of 3-4% of biomass per day. The result s showed t hat t he specific growt h rat es (weight , carapace widt h, and

carapace lengt h) and survival rat e of crab, feed conversion rat io, and feed prot ein efficiency were not significant ly

different (P> 0.05) among t he t reat ment s. However, mulberr y leaf meal cont ent above 15% in t he diet decreased t he

apparent digest ibilit y coefficient of dry mat t er (t ot al) diet , and mulberry leaf meal cont ent above of 17.5% decreased

t he apparent digest ibilit y coefficient of prot ein diet s. Based on t he growt h response and t he apparent digest ibilit y

coefficient of t he t est diet s, mulberry leaf meal can be ut ilized up t o 15% in diet for mud crab grow-out .

  KEYW ORDS: mulberry leaves; grow-out diet; mud crab; Scylla olivacea m e n g gu n a ka n ik an r u cah s e b ag ai p ak an u t a m a .

  PENDAHULUAN

  Mengingat penggunaan ikan rucah sangat ko mpet it if Dala m p e m b e s ar a n k e p it in g b ak au , p r o d u ks i dan kualit asnya yang flukt uat if, maka perlu mencari kep it in g can gkan g lun ak, dan p enggemukan masih pakan alt ernat if dalam pemeliharaan kepit ing bakau. #

  Saat ini disadari bahwa keberhasilan pengembangan

  

Ko r esp o n d e n si: Balai Rise t Per ikan an Bu d id aya Air Payau d an budidaya kepit ing bakau ke depan sangat t ergant ung

Pe nyu lu h an Pe rikan an. Jl. Makm u r Dg . Sitakka No .1 2 9 , Mar o s

  p a d a ad a n ya p a kan fo rm u la yan g e ko n o m is d an 9 0 5 1 2 , Su lawe si Se lat an , In d o n e sia. bermu t u (Fielder, 200 4). Bebe rapa info rmasi p akan

  Te l. + 6 2 4 1 1 3 7 1 5 4 4 dgbi l l a@ yahoo.com

  E-m ail:

  pembesaran kepit ing bakau yang t elah dipero leh di

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  351 Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Penggunaan tepung daun murbei (Morus alba L) dalam pakan ..... (Kamaruddin) al

  ., 1992; Cat acut an, 2002), lemak 5,3-13,8% (Sheen & Wu, 1999; Cat acut an, 2002), energi t o t al 14,7-17,6 MJ/kg (Cat acu t an , 20 02 ), ko le st ero l 0 ,51 % (She en , 2000), sert a kecernaan beberapa bahan hewani dan nabati (Catacut an

  . Tepung daun murbei kering memiliki kadar prot ein 20,8%; lemak 3,9%; serat kasar 14,4%; abu 12,7%; dan BETN 48,2%. Ko mpo sisi pakan uji selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

  dan ju ga b e rpe ran dalam pe n gat uran fun gsi fisio lo gis sepert i pert umbuhan, met amo rfo sis, dan repro duksi diduga mekanisme kerjanya juga berlaku pada krustase seperti kepit ing bakau. Daun murbei mengandung pro - t e in kasar se kit ar1 8,5 -23 %; lem ak kasar 3,62-4,1 %; serat kasar 12,5-16,2%; abu 10,6-14,8%; dan BETN 43- 55% (Samsijah, 1992; Dat t a, 2002). Pada daun murbei juga t erident ifikasi adanya asam asko rbat , karo t ein, vit amin B1, asam fo lat dan pro vit amin D (Singh & Makkar, 20 02). Saat in i, p eman faat an d aun murb ei m as ih t e rb at a s se b ag ai m a ka n an u la t s u t r a d a n m ak a n a n t e r n ak r u m in an sia , s e m e n t ar a p o t e n s i pro duksinya mencapai 20 t o n bahan kering/ha/t ahun (Syahriani, 2009). Oleh karena it u, daun murbei ini juga berpo t ensi unt uk dimanfaat kan sebagai bahan pakan dalam pembesaran kepit ing bakau. Penelit ian in i b e rt u ju an u n t uk m en d ap at kan d o sis o p t im u m penambahan t epung daun murbei dalam pakan dan

  (

  Scylla olivacea ).

  BAHAN DAN M ETODE

  Pe ne lit ian in i d ilakukan dari b ulan Juli samp ai Okto ber 2016, di Inst alasi Tambak Percobaan Maranak, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluh Perikanan (BRPBAP3) Maro s.

  Pakan Uji

  Pakan u ji yan g digunakan adalah pakan b uat an berbent uk p elle t den gan perlakuan yan g diberikan dibedakan dari persent ase t epung daun murbei dalam pakan yait u: 0% (DM0); 10% (DM10); 12,5% (DM12,5); 15% (DM15); 17,5% (DM17,5); dan 20% (DM20). Pakan u ji yan g d ifo rm u lasikan t an p a DM (d au n m u rb e i) dijadikan sebagai ko ntro l. DM yang digunakan berupa daun muda yait u ant ara daun t ua dan daun pucuk, dipe ro le h dari pe rkeb un an Balai Pe nsut raan Alam, Kabupat en Go wa Sulawesi Selat an. Daun murbei segar dengan kadar air 94% dikeringkan dalam o ven pada suh u 60 o C selam a 2 4 jam , ke m ud ian d it ep u ngkan dengan menggunakan

  hammer mill

  Hewan Uji

  ini merupakan ho rmo n st e- ro id u t a m a p a d a s e ra n g ga d a n ar t h ro p o d a ya n g memiliki fungsi ut ama sebagai ho rmo n

  Hewan uji yang digunakan adalah juvenil kepit ing bakau spe sies

  Scylla olivacea

  , yang d ikelo m po kkan dalam 3 ukuran yaitu: (i) bobot 36± 1,9 g; lebar karapas 5,95± 0,20 cm; panjang karapas 3,77± 0,21 cm; (ii) bo bo t 45± 1,5 g; lebar karapas 5,93± 0,34 cm; panjang karapas 3,98± 0,23 cm; dan (iii) bo bo t 63± 3,9 g; lebar karapas 6,80± 0,43 cm; panjang karapas 4,55± 0,24 cm; pengelompo kan t ersebut dilakukan ukuran hewan uji pad a saat it u sangat berpariasi. Kepit ing bakau d ip e lih ara se ca ra in d ivid u m e n g gu n a kan 9 0 u n it keranjang plast ik (

  crab box

  ) dengan ukuran 20 cm x 30 cm x 30 cm yang memungkinkan kepit ing bebas bergerak di dalamnya. Set iap wadah diisi sat u eko r ke pit ing dan diapu ngkan d i d alam t amb ak d engan me nggunakan bin gkai b eru kuran 1 m x 4 m, yang t erbuat dari pipa berdiamet er 0,5 dan 1 inch. Set iap perlakuan t erdiri at as 15 unit keranjang (individu) yang didesain dengan rancangan acak kelompok berdasarkan ukuran hewan uji. Agar pakan dan sisanya t idak jat uh melalui lubang-lubang pada

  crab box

  , maka pada bagian samping dan dasar

  crab box

  molt ing

  Ecdist eroin

  et al

  Penggunaan ho rmo n dari ekst rak daun murbei unt uk m e n st im u la si m o lt in g k e p it in g b ak au ju ga t e lah dilakukan o leh Jompa

  ., 2003; Tuan

  et al.,

  2006; Truong

  et al

  ., 2008). Hasil penelit ian t ersebut menunjukkan bahwa kepit ing bakau mampu mencerna bahan-bahan nabat i dengan baik, sehingga bahan-bahan t ersebut berpo tensi digunakan sebagai bahan baku ut ama yang dapat diramu menjadi pakan yang low-cost effect ive . Aslamyah & Fujaya (2010) t elah melakukan penelit ian dan menghasilkan fo rmulasi berbahan baku limbah dan b ah a n t er est r ial ya n g r a m ah lin g k u n g a n d e n g a n penambahan ekst rak bayam sebagai salah sat u sumber

  ecdi st er on

  (h o r m o n yan g b e r p e r an d a la m p ro se s p e m a cu a n

  m ol t i ng k r u s t a s e u n t u k t u m b u h ).

  et al

  et al . 201 4).

  . (2013). Penggunaan ekstrak bayam maupun ekst rak daun murbei sulit dilakukan di t ingkat pembudidaya karena pro ses ekst raksinya relat if sulit .

  Daun mu rbe i (

  M orus alba

  ) me ru pakan m akan an po ko k bagi ulat sut ra (

  filum Art hropoda

  ) yang sangat dibut uhkan unt uk pro ses gant i kulit , met amo rfo sis, dan pert umbuhan. Kesamaan filum ant ara ulat sut ra dan kepit ing bakau yang juga sangat membut uhkan p e r g a n t ia n k u lit (

  m ol t i n g

  ) d a la m p r o s e s p e rt u m b u h an n ya, d id u ga d au n m u r b e i in i d ap at memberi pengaruh po sit if bagi pergant ian kulit dan p e r t u m b u h a n k e p it in g b a k a u . Da u n m u r b e i mengandung ecdist eron sebanyak 1.088,4 ppm (Jo mpa

  dipasangkan waring hijau (d e n gan jah it an ). Se lam a 1 0 0 h ar i p e m e lih ara an , kepit ing diberi pakan uji sebanyak 3-4%/perhari dari bo bo t kepit in g, pada pagi d an pe t an g/m alam hari. Unt uk perhit ungan rasio ko nversi pakan, sisa pakan d ia m b il s e b e lu m p e m b e r ia n p a k a n b e r ik u t n ya ,

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 351-359 Table 1. Formulat ion and proximat e composit ion of t est ed diet s (% dry weight )

  Tested feed) Pakan uj i ( Bahan ( Ingredients ) DM 0 DM 10 DM 12.5 DM 15 DM 17.5 D M20

  Tep u n g ikan lo kal ( Local fish meal ) 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0

  40 Tep u n g can g kan g kep itin g ( Crab shell meal ) 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

  10 Bu n g kil ko p r a ( Copra cake meal )

  8

  6

  5

  4

  3

  2 Tep u n g jag un g ( Corn flour ) 1 2 1 0

  9

  8

  7

  6 Tep u n g ked ele ( Soybean flour ) 1 8 1 5 1 4 .5 1 4 1 3 .5

  13 Tep u n g ter ig u ( W heat f lour ) 1 0

  7

  7

  7

  7

  7 Tep u n g d au n mur b ei ( M ulberry leaf meal ) 1 0 1 2 .5 1 5 1 7 .5

  20 Vitamin dan min er al pr emix ( Vitamin and mineral premix )

  2

  2

  2

  2

  2

  2 Ko mp o sisi p r o ksimat ( Proximat e composit ion )

  • - Pr otein kasar ( Crude Protein ) 3 3.4 3 5 3 5 .1 3 5 .1 3 5 .1 3 4 .7

  • Lemak ( Lipid) 8 .7 8 .3 8 .1 8 7 .8 7 .7
  • - Serat kasar ( Crude fibre ) 2 .6 3 .9 4 .2 4 .5 4 .8 5 .1

  • - Ab u ( Ash ) 1 1.1 1 2 1 2 .3 1 2 .5 1 2 .8 1 3 .1

  1) 4 4.2 40 .8 4 0 .3 3 9 .9 3 9 .5 3 9 .4

  • BETN / NFE 1)
  • - En erg i to tal (MJ/kg) / Gross energy (M J/kg) 2) 1 8.2 17 .7 1 7 .6 1 7 .5 1 7 .3 1 7 .2

    2)

  BETN (Bahan e kstrak tanpa nit roge n) / NFE ( Ni t rogen-free ext ract ) Energi t ot al dihit ung be rdasarkan nilai konve rsi unt uk prot e in, lemak, dan BETN be rt urut-turut 23,6; 39,5; dan 17,2 MJ/kg (

  

Gross energy calcul at ion from t he det ermined prot ein, l ipid, and NFE of t he diet using conversion

(Cuz on & Guillume, 1997) coefficiency of 23.6; 39.5; and 17.2 MJ/kg respect i vey

  selanjut nya dikeringkan dan dit imbang, karena t idak di labo rat o rium . Unt uk mem pe rt ahan kan m ut u air s e la m a n ya p a k a n ya n g d ib e r ik a n p a d a s a a t it u agar selalu dalam ko ndisi yang layak bagi kehidupan dihabiskan Sampling pertumbuhan dilakukan set iap 10 hewan uji, maka dilakukan pergant ian sebanyak 80% hari. Pergant ian air t ambak dilakukan secara perio dik per hari. berdasarkan siklus pasang surut .

  Analisa Data dan Sam pel Uji Kecernaan Pakan

  Un t u k m e lih a t k in e r ja p e r t u m b u h a n d a n Pengamat an kecernaan pakan dilakukan dengan pemanfaat an pakan uji, beberapa peubah yang diamat i menggunakan wadah perco baan 12 unit t anki fibre dan dihit ung yait u:

  glass

  berukuran 40 cm x 60 cm x 50 cm yang disekat (1) Laju pert umbuhan spesifik (SGR) t erhadap bo bo t m e n jad i 6 b agian , d an d ile n gkap i d e n ga n sist e m t ubuh, lebar karapas dan panjang karapas kepit ing ae ra si. Se t iap se kat an d alam b ak d iisi h e wan u ji

  et al

  yang dihit ung dengan fo rmula (Schulz ., 2005): sebanyak 1 eko r, dengan bo bo t rat a-rat a 50± 1,5 g/ e ko r d an m asin g-m asin g p e rlaku an t e rd iri at as 2

   InWt  InWo 

  u la n gan . Paka n u ji yan g d ig u n aka n d it am b ah kan SGR (% per hari)  100 x

   

  t

   

  kro m iu m o ksid a (Cr O ) se bagai in dikat o r masing- 2 3

  d i mana:

  masing sebanyak 0,7% pad a set iap fo rmulasi pakan

  ln : lo garitm a alamiah

  (Take u chi, 1 9 88 ). Ke p it in g b akau d ib e ri p akan u ji

  W t : bo bo t akhir, lebar karap as akhir, atau p anjan g karap as

  sebanyak 3% bo bo t badan per hari dengan frekuensi

  akh ir

  dua kali sehari pada pagi dan so re hari. Beberapa saat

  Wo : b o bo t awal, leb ar karap as awal, atau p anjang karap as

  set elah pemberian pakan, dilakukan pengambilan sisa

  awal

  pakan. Sebelum pengambilan feses dimulai, hewan uji

  t : lama (hari) p emeliharaan

  d iad ap t a sik an t e r le b ih d ah u lu d e n ga n p ak an u ji (2) Rasio ko nversi pakan (FCR) dihit ung berdasarkan t e r s e b u t s e la m a s a t u m in g g u , s e t e la h it u b a r u

  Unnikrishnan & Paulraj (2010): d ilakukan p e ngu mp u lan fe ses set iap 3 jam u n t u k menghindari t erjadinya leaching nut rien p ada feses.

  Jumlah pakan yang diberikan (g) Fe se s yang t erku mp ul secep at nya disimp an d alam

  FCR  (Pert ambah an bobot ikan uji) (g)

  freezer

  hingga cukup unt uk dikeringkan dan dianalisis

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  353 Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Penggunaan tepung daun murbei (Morus alba L) dalam pakan ..... (Kamaruddin)

  Mo hseni & Ozo rio (2014): (4) Sint asan (SR): (5) Ko efisien kecernaan (AD) berat kering (DM), pro - t e in kasa r (CP), d a n BETN p ak an (E) d ih it u n g berdasarkan rumus (Takeuchi, 1988; Hardy, 1989):

  (g) dimakan yang prot ein Jumlah (g) uji hewan bobot n Pert ambaha

  . (2014) yait u 3 ,3 7 –8,0 8 p ada ke p it in g b akau (

  S. paramamosain

  ) den gan pe rlakuan persent ase pakan yang berbe da, meskipun relatif sama yang didapat kan o leh Cat acutan (2002) yait u 3,3–4,21. Namun secara umum, aplikasi pakan buat an dalam pembesaran kepit ing bakau ini m a sih m e m iliki n ila i k o n ve rs i p a kan ya n g t in g gi (> 2,5). Ini menunjukkan bahwa pakan buat an yang diberikan masih belum dimanfaat kan secara o pt imal. Sifa t k e p it in g b a k a u ya n g m e m e g a n g p a k a n menggunakan capitnya dan mencabik-cabik pakan saat dimasu kkan dalam m ulut nya menyebab kan banyak bagian p akan yang hancu r t erut ama jika d ibe rikan dalam bent uk pelet kering.

  Pa d a ra sio e fis ie n si p r o t e in p aka n ju g a t id ak dit emu kan adanya perbed aan yan g n yat a (P> 0,0 5) ant ar perlakuan (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa p e m a n fa at a n p ro t e in p ak an u n t u k p e rt u m b u h an kepit ing bakau t ersebut memiliki pro po rsi yang relat if sama antar perlakuan. Efisien prot ein dalam penelit ian in i leb ih t in ggi dibandingkan hasil pe nelit ian yang diperoleh Qo mariyah et al . (2014) yaitu 0,11–0,25 pada kepit ing bakau (

  S. paramamosain ).

  Ko mpo sisi pro ksimat kepit ing bakau set elah 100 hari pemberian pakan uji disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3 t ersebut t erlihat bahwa kandungan pro t ein, lemak, abu, serat kasar, dan bahan ekst rak t anpa ni- t ro ge n (BETN) t id ak berbe da nyat a (P> 0,0 5) ant ar pe rlakuan. Hal ini m en un ju kkan b ah wa ko m po sisi

  REP  100% x

  Salah sat u peubah yang sering digunakan dalam m e n ila i t in gk at p e m a n fa at a n p a kan ad a lah ras io ko nversi p akan . Pada Tab el 2 t erlihat bahwa rasio ko nversi pakan relat if sama (P> 0,05) ant ar perlakuan (Tabel 2). Nilai rasio ko nversi pakan yang didapat kan pada penelit ian ini relat if lebih rendah dibangdingkan dengan hasil penelit ian Qo mariyah

  Jumlah penelit ian awal di uji hewan Jumlah penelit ian akhir di uji hewan

  (%) SR 

    

         

      

  D F F D

  A * M A * M

  et al

  (2 0 0 1 ) me lapo rkan b ahwa laju pert u mbu han spesifik dari beberapa jenis kepiting bakau yang diberi pakan berupa pelet dapat menyamai pemberian pakan ikan rucah.

  d i mana: M D d an M F b ertu rut -tu rut ad alah ko n sen trasi ind ikat o r Cr 2 O 3 (% bo b o t kering) d alam p akan d an feses A D d an A F ad alah ko nsentrasi nu trie nt (% bo bo t kering) d alam p akan d an fe ses

  . (2 0 0 0 ) b a h wa m u rb e i adalah

  Analisis pro ksimat pakan dan kepit ing mengacu AOAC (19 99 ) t e rh ad ap sam pe l yan g rep resen t at if . Kan dungan bahan kering sam pel d ipero lah den gan mengeringkannya dalam oven pada suhu 105°C selama 1 6 jam , p ro t e in ka s a r d ia n a lis is d e n g a n m icro - Kjeldahl, dan lemak didet erminasi secara grafimet rik dengan ext raksi chlo ro fo rm: m et hano l. Serat kasar dianalisis dengan pemanasan yang disert ai pencucian asam dan basa secara bergant ian, d an ab u den gan pembakaran dalam t anur pada suhu 550°C selama 24 jam .

  Pe u b a h p e m a n fa a t a n p a k a n u ji, k in e r ja pert umbuhan kepit ing dan kecernaan pakan dianalisis ragam dan uji lanjut dengan uji Beda Nyat a Terkecil (BNT) (St eel & To rrie, 1995), sement ara nilai kualit as air dianalisis secara deskript if.

  HASIL DAN BAHASAN

  Perfo rmansi pert umbuhan juvenil kepit ing bakau yang diberi pakan dengan jumlah kandungan t epung daun murbei berbeda dalam pakan disajikan pada Tabel

  2. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan hasil t id a k b e r b e d a (P> 0 , 0 5 ) t e r h a d a p p e r fo r m a n s i pertumbuhan, nilai kecernaan pakan, laju pertumbuhan sp e sifik (b o b o t , le b ar, d an p an ja n g karap as) d an sint asan kepit ing bakau set elah pemeliharaan selama 1 0 0 h a r i p e m e lih a r a a n . Ha l in i d id u g a k a r e n a persent ase mo lt ing kepit ing selama penelit ian cukup rendah untuk semua perlakuan hanya 40%. Seperti yang d ilap o rk an o le h Kim

  et al

  ecdysterone

  . (2010) melaporkan bahwa pertumbuhan b o b o t d an le b ar karapas ke pit in g b akau t e rt in ggi dijumpai pada ko mbinasi pellet dengan ikan rucah, namun berbeda dengan hanya menggunakan pakan p e le t u d an g sa ja . Se d a n g ka n Tr in o et al.

  yang merupakan jenis hormo n yang berperan dalam memicu

  molt ing crust aceae.

  Meskipun pemanfaatan tepung daun murbei 20% dalam formulasi p a k a n p e m b e s a r a n k e p it in g b a k a u b e lu m b is a m e mb e rikan ran gsangan t e rh ad ap ke p it in g u nt u k

  molt ing

  , akan t et api bisa berfun gsi seb agai su mber karb o h id rat dan pro t ein pe nggant i bu ngkil ko pra, t epung jagung, dan bersama t epung kedele sepert i dalam fo rmulasi pakan uji ini (Tabel 1).

  Jo mpa

  et al

  (%) 100 1 * AD

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 351-359

  daun murbei yang berbeda dalam pakan

  

Table 2. Growt h performance of mud crab and ut ilizat ion of t est ed diet s cont aining different levels of mulberry leaf

meal Pakan uji (Test diet s) Peubah (Variables) DM 0 DM 10 DM 12.5 DM 15 DM 17.5 DM 20

  Rata-rat a bobot awal

  47.2

  49

  47.2

  49.2

  47.9

  47.4 Average i ni t i al weight (g /ind) Le bar karapas awal rata-rat a

  6.1

  6.1

  6

  6.2

  6.2

  6.1 Average i ni t i al c arapace widt h (cm) Rata-rat a panjang karapas awal

  4.1

  4.1

  4

  4.2

  4.2

  4 Average init ial carapace lengt h (cm ) Rata-rat a bobot akhir a a a a a a 80.3± 17.5 92.6± 38.3 86.9± 16.7 84.2± 27.8 82.4± 21.9 83.3± 8.2 Average final body weight (g/ i nd) Rata-rat a le bar karapas akhir a a a a a a 7.0± 0.5 7.0± 0.6 7.1± 0.4 7.0± 0.9 7.2± 0.6 7.0± 0.4 c

  Average final arapace widt h (cm) Rata-rat a panjang karapas akhir a a a a a a 5.0± 0.5 5.0± 0.7 5.0± 0.3 5.1± 0.7 5.0± 0.3 5.0± 0.4 Average i ni t i al carapace l engt h (cm) Laju pe rt umbuhan bobot spe sifik (%/hari) a a a a a a 0.56± 0.13 0.63± 0.06 0.62± 0.07 0.53± 0.03 0.54± 0.05 0.58± 0.16 Specific growt h rat e of body weight (%/day) Laju pe rt umbuhan lebar karapas spe sifik (%/hari) a a a a a a 0.15± 0,03 0.18± 0.03 0.17± 0.05 0,16± 0.03 0.17± 0.07 0.14± 0.04 Specific growt h rat e of carapace wi dt ht (%/day) Laju pe rt umbuhan panjang karapas spe sifik (%/hari) a a a a a a 0.20± 0.01 0.20± 0.03 0.21± 0.04 0.18± 0.05 0.18± 0.04 0.23± 0.05 Specific growt h rat e of carapace l engt h (%/day) Sint asan a a a a a a 86.7± 11.5 86.7± 11.5 80.0± 20.0 80.0± 20.0 80.0± 20.0 80.0± 20.0 Survival rat e (%) Rasio konversi pakan a a a a a a 4.16± 0.16 3.96± 1.62 4.42± 0.82 4.77± 1.8 4.53± 1.32 4.42± 1.04 Feed Conversion Rat io Rasio e fisie nsi prot ein a a a a a a 0.7± 0.03 0.84± 0.45 0.66± 0.12 0.66± 0.24 0.66± 0.19 0.67± 0.14 Prot ei n efficiency rat io

  p ro ksim at t u b uh ke p it ing bakau t id ak me n galam i sat u pakan perlakuannya memiliki kandungan pro t ein perubahan akibat penggunaan t epung daun murbei dan karbo hid rat (en ergi) yang re lat if sama dangan dalam pakan mulai dari 0 hingga 20%. Namun secara pakan uji pada penelit ian ini. Sement ara kandungan umum, kandungan pro tein kasar dan lemak to tal t ubuh s e r a t k a s a r d a n a b u d a r i t u b u h k e p it in g ya n g kepit ing bakau yang didapat kan pada penelit ian ini didapat kan pada penelit ian ini lebih t inggi daripada cenderung lebih rendah daripada yang didapat kan oleh yang didapat kan o leh Aslamyah & Fujaya (2010) yait u Aslamyah & Fujaya (2010) dengan kandungan pro t ein serat kasar 24,7–32,7% dan kadar abu 10,8–12,5%. Hal 37,2–38,0% dan lemak 6,3–8,1% pada perlakuan kadar in i d is e b ab k an k ar e n a je n is b a h an b a k u p a k an , pro t ein dan karbo hidrat pakan yang berbeda dan salah fo rmulasi pakan dan ukuran kepit ing yang digunakan

  Tabel 3. Ko mpo sisi pro ksimat (% bo bo t kering) kepit ing bakau dengan pemberian pakan yang mengandung jumlah t epung daun murbei berbeda

  

Table 3. Proximat e composit ion (% dry weight ) of mud crab fed t est ed diet s cont aining different levels of

mulberry leaf meal Feed test

  Pakan uji ( ) Nut rien ( Nutr ients ) D M 0 D M 10 D M 12.5 D M 15 D M 17.5 D M 20 a a a a a a

  Pr o tein kasar ( Crude prot ein ) 3 2 .0 ± 2 .9 3 1 .5 ± 2 .2 32 .2± 2 .7 3 2 .1 ± 1 .3 3 2 .3 ± 2 .7 3 1.1 ± 3 .5 a a a a a a

  Lemak kasar ( ) Crude lipid 2.7 ± 0 .9 3 .1 ± 0.3 2 .9 ± 0 .4 2.8 ± 0 .6 2 .9± 0 .4 2 .9 ± 0 .6 a a a a a a

  Ser at kasar ( Crude fibre ) 1 4 .1 ± 2 .3 1 4 .1 ± 1 .7 13 .2± 1 .6 1 4 .2 ± 2 .0 1 3 .8 ± 2 .1 1 4.0 ± 2 .3 a a a a a a

  

Ab u ( Ash ) 3 8 .4 ± 0 .6 3 8 .1 ± 2 .2 38 .7± 0 .9 3 8 .6 ± 1 .0 3 8 .9 ± 1 .5 3 9.2 ± 1 .1

a a a a a a

  BETN ( NFE ) 1 2 .8 ± 5 .5 1 3 .2± 2 1.5 13 .1± 3 .2 1 2 .4 ± 1 .3 1 2 .2 ± 4 .3 1 2.7 ± 4 .1 Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  355 Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Penggunaan tepung daun murbei (Morus alba L) dalam pakan ..... (Kamaruddin)

  t idak sama yang digunakan o leh Aslamyah & Fujaya (2 0 1 0 ). Sa la h s a t u ju g a fa k t o r ya n g d id u g a m e n ye b ab kan h e wan u ji r e lat if ku ru s p ad a akh ir p e n e lit ia n a d a la h k o n d is i lin g k u n g a n b u d id a ya kh u s u s ya s alin it as a ir ya n g cu k u p t in gg i h in g ga mencapai 44 ppt . Pada ko ndisi t ersebut nafsu makan kepit ing cenderung menurun, sement ara kebut uhan nutrient unt uk metabolisme dasarnya meningkat unt uk kebut uhan ko npensasi t erhadap ko ndisi lingkungan yan g ekst rim. Me nu ru t Sh e lley & Lo vat e lli (2 01 1), pembesaran kepit ing bakau t umbuh secara o pt imum pada salinit as 15–25 ppt dan pada salinit as di at as 35 ppt sudah menghambat pert umbuhannya.

  10.00

  T o ta l fe ed d ig es ti b il it y (% )

  K e c e rn a a n t o ta l p a k a n (% )

  70.00 DM0 DM10 DM12,5 DM15 DM17,5 DM20

  60.00

  50.00

  40.00

  30.00

  20.00

  0.00

  Nilai ko efisie n kecernaan t o t al p akan t e rt in ggi diperoleh pada perlakuan DM10 yait u 61,13%; berbeda nyat a (P< 0,05) dengan perlakuan lainnya, perlakuan DM12,5 (58,47%) yang juga berbeda nyat a (P< 0,05) dengan perlakuan lainnya (Gambar 1). Sement ara nilai koefisien kecernaan t o tal pakan pada perlakuan DM15 yait u 51,12% t idak berbeda nyat a (P> 0,05) dengan perlakuan ko nt ro l DM0 (52,80%) t et api berbeda nyat a (P< 0,05) dan lebih t inggi daripada perlakuan DM17,5 (4 8,5 7 %) d an DM2 0 (4 6 ,58 %). Hal in i m e nu ju kkan bahwa penambahan t epung daun murbei lebih dari 15,0% dalam pakan dapat menurunkan nilai ko efisien ke ce rn aaan t o t aln ya pad a juve n il ke p it in g b akau . Pe n u ru n an n ilai k o e fisie n ke ce rn aan t o t al p akan dengan meningkatnya kandungan t epung daun murbei le b ih d a ri 1 5 % d id u g a d is e b ab ka n o le h s e m ak in meningkat nya kandungan serat kasar yait u > 4,8% dalam pakan (Tabel 1). Sement ara penyebab ko efisien kecernaan t o t al yang lebih t inggi pada pakan yang mengandung 10–12,5% daun murbei daripada pakan yang t idak mengandung t epung daun murbei (pakan ko nt ro l) masih perlu pengamat an lebih lanjut .

  52,8 c 61,13 a 58,47 b 51,12 c 48,57 d 46,58 d

  

Figure 1. Tot al (dr y mat t er) digest ibilit y coefficient of diet s cont aining different levels of mulberr y

leaf meal for mud crab j uvenile.

  Gambar 1. Ko efisien kecernaan t o t al (bahan kering) pakan kepit ing bakau yang diberi pakan dengan kandungan daun murbei yang berbeda.

  (2012) melaporkan bahwa tingkat pemanfaat an pro t ein bagi pert umbuhan ikan dapat d ise b ab k an o le h d u a fak t o r u t am a ya it u t in gk at k e ce r n a a n p a k a n ya n g d a p a t d ia k ib a t k a n o le h kandungan serat kasar yang t inggi dalam pakan dan kualitas prot ein pakan (keseimbangan kompo sisi asam

  et al.

  (2005) bahwa kecernaan pro t ein kasar t egant ung pada kandungan pro tein pakan, t inggi rendahnya kecernaan pro t e in t ergan t ung pada kandungan pro t ein bahan pakan dan banyaknya protein yang masuk dalam saluran pencernaan. Hal ini disebabkan karena jenis organisme dan jenis pakannya juga berbeda di mana penambahan k a n d u n g a n d a u n m u r b e i d i a t a s 1 5 % d a p a t m e n in g ka t k a n ka n d u n g a n s e r a t k a s a r, d e n g a n d e m ik ia n s e c a r a la n g s u n g d a p a t m e m e n g a r u h i kecernaan t o t al (Gambar 1) dan kecernaan pro t ein pakan (Gambar 2). Hert rampf & Piedad-Pascual (2000) serta Glencross

  et al .

  Nilai ko efisien kecernaan pro t ein pakan t ert inggi dipero leh pada perlakuan DM10, DM12,5 dan DM15 bert urut -t urut 67,66%; 66,66%; dan 66,35%; ket iganya t id a k b e r b e d a (P> 0 ,0 5 ), n a m u n b e r b e d a n ya t a (P< 0,05) dengan perlakuan DM0; DM17,5; dan DM20 (Gambar 2). Penambahan t epung daun murbei di at as 15% dalam pakan dapat menurunkan kecernaan pro - t e in p akan , me skip un jumlah p ro t e in d alam pakan t e r s e b u t r e la t if s a m a .Ha s il p e n e lit a n in i s e d ikit berbeda dengan yang dilapo rkan o leh Tillman

  Pakan uji ( Feed t est )

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (4), 2017, 351-359

  80.00

  67,66a 66,66a 66,35a

  )

  70.00

  % ( 58,19b 58,38b 56,61b n ) a

  60.00

  (% k a it

  50.00

  p il b in ti te

  40.00

  es ro ig p d

  30.00

  n in a a te

  20.00

  rn ro P e c

  10.00

  e K

  0.00 DM0 DM10 DM12,5 DM15 DM17,5 DM20 Pakan uji ( )

  Feed t est

  Gambar 2. Ko efisiensi kecernaan pro t ein pakan kepit ing bakau yang mengandung daun murbei berbeda.

  

Figure 2. Prot ein digest ibilit y coefficient of t ested diet s cont aining different levels of mulberry leaf

meal for mud crab j uvenile.

  amino essensial). Meningkat nya kandungan serat kasar KESIM PULAN DAN SARAN dalam pakan dapat menyebabkan nilai kecernaan pro - Be rd a s a r ka n r e sp o n s p e r t u m b u h a n d a n n ila i t ein menjadi rendah. kecernaan pakan yang dipero leh pada penelit ian ini,

  Ko n d is i k u a lit a s a ir ya n g d ip e r o le h s e la m a t epung daun murbei dapat dimanfaat kan hingga 15% penelit ian dinilai masih layak unt uk kehidupan dan dalam pakan pembesaran kepiting bakau. Penggunaan p e rt u m b u h an ke p it in g b ak au , ke cu ali p ara m e t e r daun murbei lebih dari 15% dapat menurunkan nilai salinit as yang meningkat di musim kemarau. Salinit as kecernaan t o t al pakan dan penambahan t epung daun mengalami peningkat an dari 20 ppt menjadi 44 ppt di murbei di atas 17,5% dapat menurunkan nilai kecernaan akhir penelit ian, ko ndisi salinit as yang cukup t inggi pro t ein pakan. t erjadi pada bulan Sept ember sampai Okt o ber (akhir

  DAFTAR ACUAN

  pen elit ian) yait u 30–44 ppt . Seme nt ara kandun gan o k sig e n t e rla r u t s e la m a p e n e lit ia n b e r la n g su n g AOAC Int ernatio nal. (1999). Official Met ho ds o f Analy- th berkisar ant ara 2,35–4,72 mg/L. Ko ndisi o ksigen pada sis, 16 ed n . Asso ciat io n o f Official An alyt ical awal penelit ian cukup rendah t erut ama pada pagi hari. Ch emist s Int ern at io nal, Gait hersbe g, Mar ylan d,

  Unt uk ant isipasi penurunan o ksigen t erlarut , maka USA, 1141 pp. dipasang aerasi dengan menggunakan blo wer yang

  Aslamyah, S. & Fujaya, Y. (2 010). St im ulasi mo lt ing dijalankan pagi hari sampai pukul 10 pagi. Flukt uasi dan pertumbuhan kepiting bakau ( Scylla sp.) melalui s a lin it as d a n o k s ig e n ya n g cu k u p t in g gi s e ca r a aplikasi pakan buatan berbahan dasar limbah pangan langsung memengaruhi nafsu makan kepit ing bakau

  I l m u ya n g d ip e r ka ya d e n ga n e k s t ra k b a ya m .

  se h in g ga b e rd am p ak p ad a p e r t u m b u h an m e n jad i

  Kelaut an (Indonesian Journal of Marine Science

  ), 15(3), lambat . Sepe rt i yang dilapo rkan o leh Saput ra et al . 170-178. (20 11) bahwa kisaran salinit as yang o pt im al un t uk

  Cat acut an, M.R. (2002). Gro wt h and bo dy co mpo si-

  S. paramamosain

  pert umbuhan kepit ing bakau ( ) yait u t io n o f juvenile mud crab, Scylla serrat a , fed dif- 2 8 –3 0 p p t , se d an g kan u n t u k ke b u t u h an o p t im al ferent diet ar y pro t ein and lipid levels and pro t ein o ksige n t e rlaru t > 4 m g/L. Param e t e r ku alit as air

  Aquacult ure t o energy rat io s. , 208, 113-123.

  lainnya sepert i suhu, pH, dan alkalinit as masih pada Cat acut an, M.R., Eusebio , P.S., & Teshima, S. (2003). bat as yang optimal untuk pertumbuhan kepiting bakau.

  Ap pare nt digest ibilit y o f select ed feed st u ffs by

  et al

  Se pe rt i yang d ilapo rkan o leh Saput ra . (2 01 1)

  Scylla serrata Aquacult ure mud crab, . , 216, 253-261. S.

  b a h w a p a d a p e m e lih a r a a n k e p it in g b a k a u ( Chin, H.C., Gunasekera, U.P.D., & Amando ko o n, H.P.

  paramamosain

  ) dapat memberikan pert umbuhan yang o (1992). Fo rmulatio n o f artificial feeds fo r mud crab baik pada suhu 28,5–30,5 C; pH 7,5–8,5; alkalinit as cult ure: a preliminar y bio chemical, physical and 120,2–158,3 mg/L.

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  357 Co p yright @ 2 017 , Ju rnal Riset Akuaku ltu r, e-ISSN 250 2-65 34 Penggunaan tepung daun murbei (Morus alba L) dalam pakan ..... (Kamaruddin)

  o f t he Seminar on the Mud Crab Cult ure and Trade, Th ailan d , 5–8 No ve m b e r 1 9 9 1 . Bay o f Be n gal Pro gramm e fo r Fisherie s Develo pment , Madras, India, 246 pp.

  lucioperca). Aquacult ure Nut rit ion , 11, 403-413.

  18-25. Samsijah. (1992). Pemilihan t anaman murbei (

  morus alba l)

  yang sesuai dengan daerah Siding Resmi Sukabumi, Jawa Barat .

  Bul Penelit ian Hut an,

  547: 45-59. Saput ra, Nuh, S.M.I., & Yusnaini. (2011). Sint asan dan p e r t u m b u h a n la r va k e p it in g b a k a u (

  Scyl l a par amamosain

  ) zo e a 2 sam p ai zo e a 5 , m e lalu i pemberian jenis bakt eri pro bio t ik yang berbeda.

  Jurnal M ina Laut Indonesia , 3, 81-93.

  Schulz, C., Knaus, M., Wirt h, M., & Rennert, B. (2005).

  Effe ct o f var yin g d ie t ar y fat t y acid p ro p ile o n gro wt h perfo rmance, fat t y acid, bo dy and t issue co m p o s it io n o f ju ve n ile p ik e p e r c h ( San der

  Sheen, S.S. (2000). Diet ar y cho lest ero l requirement o f juvenile mudcrab Scylla serrat a. Aquacult ure, 189, 277-285. Sheen, S.S. & Wu, S.W. (1999). The effect o f diet ar y lipid leve ls o n t he gro wt h respo nse o f juve nile mud crab,

  Scylla paramamosain ).

  Scylla serrata .

  Aquacult ure, 175, 143-153.

  Shelley, C. & Lo vat elli, A. (2011). Mud crab aquacul- t ure-A pract ical manual. FAO Fisheries and Aquac- ult ure Technical Paper. No . 567. Ro me, FAO, 78 pp. Sin gh , B. & Makkar, H.P.S. (2 0 02 ).Th e po t en t ial o f mulberr y fo liage as a feed supplement in India.

  In

  : Mu lb err y fo r An im al Pro du ct io n .

  SANCHEZ, M.D.(Ed .). Anim al Pro du ct io n an d He alt h Pap er, No . 147. FAO Ro me, It aly, p. 139-155.

  St ell, R.G.D. & To rr y, J.H. (1995). Prinsif dan pro sedur s t a t is t ik a . Alih b a h a s a : Ba m b a n g Su m a n t r i.

  Gramedia Pust aka Ut ama, Jakart a, 748 hlm. Sya h r ia n i, S. (2 0 0 9 ).

  Pot ensi daun m ur bei dal am meningkat kan nilai guna j erami padi sebagai pakan sap i pot ong . Dis e r t a s i Do k t o r. Se k o la h Pascasarjana, Inst it ut Pert anian Bo go r, Bo go r.

  Takeuchi, T. (1988). Labo rat o r y wo rk-chemical evalu- at io n o f diet ar y nut rient .

  In : Wat anabe, T. (Ed.).

  Jour- nal of Aquacult ure M anagement and Technology , 3(4),

  Pengaruh persent ase jumlah pakan buat an yang b erb ed a t erh ad ap pe rt u m bu han d an kelulu san hidup kepit ing bakau (

  Dat t a, R.K. (2002). Mulberr y cult ivat io n and ut iliza- t io n in India. In: Mulberr y fo r Animal Pro duct io n.

  Prosiding Seminar Insent if Riset . SINas (INSINAS 2013)

  SANCHEZ,M.D. (Ed.). FAO Animal Pro duct io n and Healt h Paper. No . 147. Ro me, It aly, p. 45-62. Fielder, D. (2004). Crab aquacult ure sco ping st udy and wo rksho p. In: Mud Crab Aquacult ure in Aust ralia and So ut heast Asia. Proceedings o f the ACIAR Crab Aquacult ure Sco ping St udy and Wo rksho p, 28-29 April, Jo o do o burri Co nference Cent re, Bribie Is- land. ACIAR Wo rking Paper No . 54 (eds. ByG. Allan & D. Fielder), p. 10-30. Aust ralian Cent re fo r In- t ernat io nal Agricult ural Research, Canberra, Aus- t ralia. Glencro ss, B., Blyt h, D., Tabret t , S., Bo urne, N., Ir vin, S., Anderso n, M., Fox-Smit h, & Smuller, R. (2012).

  An assessment o f grains and o t her st arch so urces in diet s fo r barramundi (Lat es calcarifer)-implica- t io n s fo r nut rit io nal and fu nct io n al qualit ies o f extruded feeds.

  Aquacult ure Nutrit ion , 18, 388-399.

  Hard y, R.W. (198 9). Die t prep arat io n.

  In Halver, J.E.

  (

  ed .).

  Fish Nut r it ion

  . Se co n d Ed it io n . Acad e m ic Press, Inc. San Diego , p, 476-549. Hert rampf, J.W. & Piedad-Pascual, P. (2000). Handbo o k o n ingredient fo r aquacult ure feeds. Kluwer Aca- demic Publishers, 573 pp. Jo mpa, H., Kamarudd in, & Sept ianingsih, E. (2013).

  Efe kt ivit a s h o rm o n e cd is t e ro n e d au n m u rb e i dalam pakan sebagai pemicu mo lting pada produksi kepit ing cangkang lunak.

  . Jakart a 7-8 No vember 2013. “Membangun Sinergi Riset Nasio nal unt uk Kemandirian Tekno lo gi” Asist en Deput i Relevansi Pro gram Riset IPTEK. Deput i Bidang Relevansi dan Pr o d u k t ivit a s IPTEK. Ke m e n t r ia n Ris e t d a n Teknologi. ISBN: 978-602-18926-6-4, hlm. 503-515.

  et ar y L-carnit ine le vel o n gro wt h p erfo rm ance, bo dy co mpo sit io n and ant io xidant st at us in bel- uga ( Huso huso L. 1758). Aquacult ure Nut rit ion , 20, 477-485. Qo mariyah, L., Samidjan, I., & Rachmawat i, D. (2014).

  Jo m p a , H. , Su la e m a n , & Te n r iu lo , A. (2 0 1 0 ).

  Pe m b e sara n ke p it in g b akau (

  Scylla ser r at a)

  d i tambak dengan pemberian pakan berbeda.

  Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakult ur 2010

  . Jo mpa, H., Tenriulo , A., & Sur yat i E. (2014). Ho rmo n ecdyat ero n dari ekst rak daun murbei,

  M orus

  spp., sebagai mo ult ing st imulant pada kepit ing bakau.

  Jurnal Riset Akuakult ur , 9(3), 387-397.

  Kim, S.Y., Gao J.J., & Kang H.K. (2000). Two flavo no ids fro m t he leaves o f M orus alba , induce different ia- t io n o f t he human pro myelo cyt ic leukemia (HL- 60) cell line,

  Biol. Pharn Bull., 23(4), 451-456.

  Fish Nut rit io n and Maricu lt ure. Dep art m en t o f Aq uat ic Bio scien ce, To kyo Unive rsit y o f Fishe r- ies, p. 179-233. Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  359

  B.D., & Richarso n, N.A. (2008). Effect o f select ed feed m eals and st arches o n die t digest ibilit y in t he mud crab, Scylla serrat a . Aquacult ure Research , 39, 1778-1786. Tuan, V., Anderso n, A., Luang-van, J., Shelley, C., &

  Aquacult ure Research

  juveniles fed iso energet ic fo rmulat ed diet s hav- ing grade pro t ein levels.

  Scylla serrat a