BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (1), 2017, 69-76

Ter sedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

INDUKSI PEM ATANGAN GONAD IKAN GURAM I COKELAT (

  Sphaerichthys osphromenoides

Canestrini, 1860) M ENGGUNAKAN PREGNANT M ARE SERUM GONADOTROPIN DAN

ANTIDOPAM IN

  

Bastiar Nur, Sawung Cindelaras, dan Nina M eilisza

Balai Riset Bud idaya Ikan Hias

  

(Naskah dit erima: 22 November 2016; Revisi final: 6 Apr il 2017; Diset uj ui publikasi: 6 April 2017)

ABSTRAK

Ikan gurami cokelat ( Canestrini, 1860) merupakan salah satu spesies ikan hias

  Sphaericht hys osphromenoides

endemik perairan gambut dan memiliki potensi untuk dibudidayakan. Pada kondisi budidaya, berbagai

faktor lingkungan yang berperan p ent ing dalam men stim ulasi perkemb angan d an pematan gan gon ad

hingga ovulasi dan pemijahan tidak mendukung aktivitas reproduksi beberapa spesies ikan. Penelitian ini

dilakukan untuk menentukan dosis hormon yang efektif dapat merangsang pematangan gonad ikan gurami

cokelat. Hormon yang digunakan adalah “Oodev® ” (tersusun atas /PMSG)

  Pregnant M are Serum Gonadot ropin

d an an tid o pam in ) yang d ib e rikan me n ggu n akan m et o d e “ t opical gill ”. Ad a t iga d o sis Oo de v® yan g

digunakan, yaitu: 0,02 mL; 0,04 mL; dan 0,06 mL; serta kontrol menggunakan NaCl 0,9% sebanyak 0,05 mL/

g bobot badan ikan uji. Setiap perlakuan menggunakan 30 ekor induk betina ikan gurami cokelat (panjang

total: 4,1 ± 0,3 cm; bobot: 1,41 ± 0,17 g). Pemberian hormon dilakukan setiap minggu hingga minggu ke-

  

7. Pada minggu ke-8 dilakukan pembedahan untuk pengambilan gonad. Parameter yang diamati adalah:

jumlah induk matang gonad, indeks gonadosomatik (IGS), fekunditas, diameter oosit, kadar estradiol-17â

dalam darah, dan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan uji pada masing-masing perlakuan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perlakuan hormon dengan dosis 0,04 mL/g bobot badan menghasilkan perkembangan

gonad ikan uji yang lebih baik dengan jumlah induk matang gonad mencapai 23 ekor (76,67%), nilai IGS

sebesar 2,33 ± 1,24%; fekunditas sebesar 73,5 ± 26,2 butir; diameter oosit berkisar antara 1,0-1,8 mm;

kadar estradiol-17  dalam darah sebesar 15,9 ± 4,5  g/mL dengan tingkat kematangan gonad mencapai

tahap IV.

  KATA KUNCI: ikan gurami cokelat; pematangan gonad; hormon

ABSTRACT: Induced maturation of chocolate gourami ( Canestrini, 1860) using

  Sphaerichthys osphromenoides pregnant mare serum gonadotropin (PM SG) and antidopamin hormones. By: Bastiar Nur, Sawung Cindelaras, and Nina M eilisza

  

Chocolat e gourami (Sphaerichthys osphromenoides Canest rini, 1860) is an endemic ornament al fish species in

peat land wat ers and potent ially t o be cult ivat ed. In captive condit ion, some environment al factors that play important

role for gonadal development , mat urat ion, ovulat ion, and spawning are not suit able for support ing reproduct ive

act ivit y in some fish species. This study was conduct ed t o det ermine t he opt imum dosages of hormone which is able t o

  (

st imulat e gonadal mat urat ion of chocolat e gourami. Oodev® consist ed of Pregnant M are Serum Gonadot ropin

(PM SG) and ant idopamin ) was given using “ t opical gill” met hod. There were t hree Oodev® dosages used in t his

research: 0.02 mL; 0.04 mL; and 0.06 mL respect ively; and cont rol using 0.05 mL of 0.9% NaCl per gram of body

weight . Each t reat ment was t est ed on 30 females (t he averages of t ot al lengt h and body weight of 4.1 ± 0.3 cm and

1.41 ± 0.17 g, respect ively). Hormone was given every week unt il t he sevent h week. At t he eight weeks, surgery was

performed for gonadal measurement. Parameters measured were: number of gonadal mature broodstocks, gonadosomatic

#

index, fecundit y, oocyt e diamet ers, plasma est radiol-17â levels, and gonadal mat ure levels. The result s showed t hat

Ko r e sp o nd en si: Balai Rise t Bu d id aya Ikan Hias.

  Jl. Per ikan an No . 1 3 , Panco r an Mas, De p o k, Jawa Bar at 1 6 4 36 , In d o n e s ia. Te l. + (0 2 1 ) 7 5 2 0 4 8 2 bast i ar nur di n@ gmai l .com

  E-m ail: Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  69 Co p yright @ 2 017 , Jurnal Riset Akuakultu r, e-ISSN 250 2-65 34 Induksi pemat angan gonad ikan gurami cokelat (Sphaerichthys ..... (Bast iar Nur)

  

0.04 mL Oodev® per g body weight of fish was superior in reproduct ive performance. In t hat t reat ment, t here were

76.67% (23/30) fish being mat ured, gonad somat ic index 2.33 ± 1.24%, egg fecundit y 73.5 ± 26.2 eggs, oocyt e

diamet ers ranged 1.0-1.8 mm, blood level of est radiol-17  15.9 ± 4.5  g.mL -1 , and t he level of gonad development reached t o st age IV.

  t opical gill

  et al ., 2013).

  Laborat o rium Repro duksi dan Genet ika Ikan, Fakult as Perikanan dan Ilmu Kelaut an, Instit ut Pert anian Bo go r (IPB) telah mengembangan hormon PMSG dengan nama d ag an g “Oo d e v® ”. Ho rm o n in i t e la h d iu ji p ad a beberapa jenis ikan unt uk menginduksi pemat angan gonadnya. Beberapa spesies ikan yang t elah digunakan sebagai hewan uji h o rmo n Oo dev® o leh bebe rapa penelit i adalah ikan

  Tor soro

  (Wahyuningsih, 2012), belut sawah (Put ra, 2013), ikan gabus (Hut agalung

  et al

  ., 2015), dan beberapa jenis ikan lainnya dengan do sis efektif berdasarkan aturan pemakaiannya sebanyak 0,5 mL.kg -1 bo bo t badan ikan.

  Pemilihan me t o de aplikasi ho rmo nal didasarkan pada efekt ivitas, efisiensi, palat abilit as, kemungkinan polusi, dan biaya yang dibutuhkan (Emilda, 2012). Pada u m u m n ya , a p lik a s i h o r m o n p e m a t a n g a n g o n a d dilakukan melalui penyunt ikan (injeksi), penanaman implan dalam jaringan t ubuh (implant asi), dan melalui pakan (o ral). Pemberian ho rmo n Oo dev® pada ikan u ji s e car a u m u m d ib e r ik a n m e la lu i p e n yu n t ika n (in je k s i) s e c a r a in t r a m u s k u le r. Pa d a ika n ya n g be ru ku ran ke cil se pe rt i p ad a ikan guram i co ke lat , a lt e r n a t if la in d a la m p e m b e r ia n h o r m o n d a p a t dilakukan melalui mulut dengan insang sebagai o rgan t arget nya. Met o de ini dinamakan “

  ”, yait u met o de pemberian ho rmo n yang diaplikasikan pada sebagian besar ikan-ikan yang berukuran kecil.

  lut einizing hor mone

  Aplikasi ho rmo n Oo dev® belum pernah dilakukan terhadap ikan gurami cokelat, dan mengingat ukurannya yang kecil sehingga pemberian dengan met o de “

  t opi- cal gill

  ” menjadi pilihan yang diharapkan lebih efekt if dalam mempercepat perkembangan go nadnya. Pada met o de ini, ho rmo n yang diberikan akan diserap o leh lamella insang (Hill

  et al

  ., 2005). Menurut Sher wo o d

  & Har vey (1986), t erjadi penyerapan Gonadot ropin-Re- leasing Hormone

  yang bersumber dari mamalia (mGnRH) pada insang ikan masko ki (

  Carassius aurat us

  (LH) ya n g b e r p e ra n p a d a p ro s e s p e m a t an g an a kh ir g o n a d (Nagahama & Yamashit a, 2008; Kumari

  (FSH) yang b e r p e r a n p a d a p r o s e s p e r k e m b a n g a n g o n a d (vit e lo ge n e sis) d an

  KEYW ORDS: chocolate gourami; gonadal maturation; hormone PENDAHULUAN

  Sifat endemisit as dan karakt erist ik lahan gambut yang unik menjadi salah sat u fakto r yang menyebabkan g an g g u a n re p r o d u k si ika n gu r a m i co k e lat yan g dipelihara dalam lingkungan budidaya at au di luar habi- t at aslinya. Dalam lingkungan budidaya, beberapa ikan t idak dapat melangsungkan akt ivit as repro duksinya yan g d is e b ab kan o le h h ilan gn ya b e b e rap a fakt o r lin g k u n g a n ya n g b e r p e r a n d a la m m e n s t im u la s i perkembangan dan pemat angan go nad hingga o vulasi dan pemijahan (Keys & Cro co s, 2006; Mylo nas et al ., 2 0 1 0 ; Lo r e n z e n

  Perairan lahan gambut yang t ersebar di Sumat era dan Kalimant an merupakan habit at yang banyak dihuni o leh ikan hias endemik. Salah sat u spesies ikan hias yang mendiami habit at perairan gambut adalah ikan g u r a m i co k e la t ( Sp ha er i ch t h ys osp h r om en oi d es Canest rini, 1860). Ikan ini menjadi salah sat u pilihan u n t u k m e n g is i aku ar iu m ik an d a n t a n a m a n h ias (

  aquascaping

  ) yang diminat i o leh masyarakat lo kal dan mancanegara. Hingga saat ini kebut uhan ikan gurami co kelat masih mengandalkan hasil t angkapan alam dan belum berhasil dibudidayakan sehingga dapat berisiko t erhadap kepunahannya. Di alam, st atus ikan ini mulai sulit dit emukan dan t idak cukup dat a unt uk menilai risiko t erhadap kepunahan sehingga dalam daft ar

  In- t ernat ional Union for Consevat ion of Nat ure berst at us

  belum dievaluasi (

  not evaluat ed

  ) (IUCN 3.1). Namun ancaman kepunahan semakin t erbuka lebar, mengingat lahan gambut sebagai habit at nya merupakan kawasan marginal yang banyak mengalami alih fungsi menjadi area pertambangan, lahan perkebunan, dan perumahan (Ng & Ko t ellat , 1992). Oleh karena it u, budidaya ikan gu ram i co kelat perlu dilakukan u nt uk men gu ran gi k e t e r g a n t u n g a n d a r i a la m d e m i m e n ja g a kelest ariannya.

  et al

  Follicle St imulat ing Hormone

  ., 2 0 1 2 ). Be b e r a p a fa k t o r lingkungan se pert i suhu, fo t o perio de, dan salinit as dapat dimanipulasi, namun membut uhkan biaya yang cu ku p m ah a l, t e rk ad an g t id ak p rakt is, d an t id ak efe kt if. Beberapa fakt o r lingku ngan lainnya sepe rt i migrasi pemijahan, kedalaman, dan t ekanan air t idak mungkin disimulasikan unt uk menst imulasi akt ivit as repro du ksi ikan (Gallego

  et al

  ., 201 2). Oleh karena it u, penggunaan ho rmo n ekso gen merupakan salah sat u cara yang efekt if unt uk merangsang pemat angan go nad maupun pemijahan pada ikan (Mylo nas

  et al

  ., 2010).

  Salah sat u ho rmo n yang umum digunakan unt uk mempercepat pemat angan go nad pada beberapa jenis ikan adalah ho rmo n

  Pregnant M are Serum Gonadot ro- pin

  (PMSG). Ho rm o n PMSG m emiliki sifat akt ivit as bio lo gis ganda sebagai ho rmo n go nado t ro pin (Gt H), yait u berefek

  ) ket ika Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  71 Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (1), 2017, 69-76 p e lar u t m Gn RH. Go n z ale z-Mart in e z

  ”. Ho rm o n d ib e rika n d e n g an ca ra d it e t e s ka n menggunakan jarum sunt ik (

  1 .4 3 ± 0 .5 0 Oo d ev® 0 .02 1 .2 6 ± 0 .3 9 Oo d ev® 0 .04

  W eight (g) Ko n tr o l ( Control ) (NaCl) 0 .0 5

  Treatments and dosages (mL.g-1 body weight) Bobot

  

Table 1. Weight of chocolat e gourami broodst ock before

treatment Pel akuan dan dosis (m L/g bobot badan)

  Tabel 1. Bo bo t ikan gurami co kelat sebelum perlakuan

  sebanyak 0,3 mL per lit er air. Ikan uji dibiarkan selama 3-4 menit set elah pemberian ho rmo n sebelum dimasukkan ke wadah pemeliharaan agar ho rmo n dapat diserap o leh rese p t o rn ya yan g t e rlet ak d i in san g (Sh e r wo o d & Ha r ve y, 1 9 8 6 ). Pa d a s a a t p e m b e r ia n h o r m o n , o perkulum ikan uji dit ut up agar ho rmo n yang masuk k e in s a n g t id a k k e lu a r m e la lu i o p e r k u lu m n ya . Pe n e lit ia n d ila k u k a n s e la m a d e la p a n m in g g u . Pemberian ho rmo n dan pengamat an perkembangan g o n ad d e n ga n m e lih a t m o r fo lo g i p e r u t ik a n u ji dilakukan set iap minggu hingga minggu ke-7. Pada

  phenoxy ethanol

  . (2005). Se belum pemb erian ho rm o n, ikan uji dianast esi menggunakan

  et al

  ”) sebagaimana yang dikemukakan o leh Hill

  t opical gill

  ) kapasit as 1 mL melalui mulut agar ho rmo n mencapai insang (met o de “

  syringe

  gi ll

  et al

  Pad a pene lit ian ini, do sis Oo de v® yan g dico bakan adalah: 1) 0,02 mL; 2) 0,04 mL; 3) 0,06 mL/g bo bo t b adan ikan ; d an 4 ) ko n t ro l m e nggu nakan larut an fisio lo gis NaCl 0,9% sebanyak 0,05 mL/g bo bo t badan ikan yang d iberikan men ggun akan met o de “ t opical

  Do sis Oo dev® yang umumnya digunakan sebesar 0,5 mL/kg at au 5 x 10 -4 mL/g bo bo t badan ikan yang diberikan melalui penyunt ikan secara int ramuskuler.

  Aplikasi Horm on Oodev® dengan M et ode Topical Gill

  ) secara sat iasi (se ke n yan gn ya) d e n gan fre ku en si d u a kali se hari.

  bloodworm

  . Induk ikan gurami c o k e la t d ip e r o le h d a r i n e la ya n p e n g u m p u l d i Palembang, Sumat era Selat an; memiliki panjang t o t al rat a-rat a 4,1 ± 0,3 cm; sert a rat a-rat a bo bo t badan 1,41 ± 0,17 g/ekor (Tabel 1). Padat tebar pada masing- masing wadah uji adalah sebanyak 30 ekor induk betina ikan gurami co kelat . d iad ap t asikan t e rle b ih d ah ulu se lam a sat u b u lan . Selama adapt asi, ikan uji dipelihara dalam bak bet o n vo lume 3.000 lit er dengan sist em air mengalir dan dilengkapi dengan aerasi. Selama penelit ian, ikan uji diberi pakan berupa cacing darah (

  t op filter

  Sebanyak empat buah akuarium vo lume 150 lit er (100 cm x 50 cm x 40 cm) sebagai wadah uji yang masing-masing dilengkapi dengan aerasi dan sist em air mengalir menggunakan

  Pen elit ian in i d ilakukan d i Lab o rat o riu m Basah Bio re pro d uksi Balai Pe ne lit ian dan Pen ge mb an gan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depo k pada bulan Mei- Agust us 2015.

  BAHAN DAN M ETODE Waktu dan Tempat Penelit ian

  Oleh karena it u, pe nelit ian ini dilakukan unt uk menent ukan do sis Oo dev® yang t epat , sert a menguji e fe k t ivit a s O o d e v® d a p a t m e n in g k a t k a n perkembangan go nad ikan gurami co kelat .

  , d an le ve l e k sp re si r e s e p t o r Gn RH d a p a t d it in g k a t k a n s e c a r a s ig n ifik a n d e n g a n lo k a s i pengikat an t ersebut . Keberadaan resept o r GnRH pada insang ikan diharapkan dapat mengikat ho rmo n yang d ib e rik an m e lalu i t e t e s in san g at au “ t opical gil l ” sehingga mampu memengaruhi perkembangan gonad ikan uji.

  Spar us aur at a

  . (2 0 0 6 ) m e n a m b ah ka n b a h w a b e rd as ar ka n h a sil an alis is kualit atif dan kuant it atif menunjukkan adanya ekspresi re se p t o r Gn RH t e rt e n t u d alam u su s, in san g, o t o t ran gka, o variu m , lam bu n g, d an lim fa ikan

  1 .3 0 ± 0 .4 0 Oo d ev® 0 .06 1 .6 3 ± 0 .4 4 Co p yright @ 2 017 , Jurnal Riset Akuakultu r, e-ISSN 250 2-65 34 Induksi pemat angan gonad ikan gurami cokelat (Sphaerichthys ..... (Bast iar Nur)

  pengambilan go nad.

  HASIL DAN BAHASAN

  et al

  (2 0 0 0 ) m e n g e m u k a k a n b a h w a h o r m o n PMSG merupakan ko rio nik go nado t ro pin yang mempunyai sifat akt ivit as bio lo gis ganda, yait u berefek FSH dan LH. Pen ingkat an FSH ekso gen dap at m enye babkan t erjadinya mekanisme umpan balik negat if o leh o o sit sebelum oo sit t ersebut mencapai t ingkat kemat angan m aksim al (TKG IV). Me kan ism e in i m e n ye b ab kan p en uru nan akt ivit as aro m at ase seh ingga pro du ksi estradio l-17  t erhenti dan menyebabkan terhambatnya perkembangan o o sit (Wahyun ingsih, 20 12). Hal ini diperkuat dengan hasil pengukuran kadar est radio l- 17  dalam darah di mana pada penggunaan Oo dev® 0,06 mL/g memiliki kadar est radio l-17  lebih rendah (16,0 ± 4,1  g/mL) dibandingkan dengan perlakuan penggunaan Oo dev® 0,02 mL/g (45,3 ± 3,3  g/mL) dan pada saat yang sama t ingkat kemat angan go nad kedua perlakuan t ersebut sama yait u masing-masing berada pada TKG III (Tabel 4). Selain it u, kelebihan do sis h o rmo n yan g d im asu kkan dalam t ub uh ikan d id u g a t id a k m am p u d ise rap se car a e fe k t if o le h resept o r pada o rgan t arget nya. Mylo nas

  et al .

  Pen am bahan Oo d ev® de n gan do sis yan g le bih t inggi (0,06 mL/g bo bo t badan) t idak menghasilkan peningkatan perkembangan go nad yang lebih baik. Hal in i d idu ga diseb abkan karen a t erjadinya kele bih an k o n s e n t r a s i FSH d a la m t u b u h s e b a g a i a k ib a t banyaknya d o sis PMSG yang diberikan. Hafez

  Ikan gurami co kelat yang t idak diberi perlakuan Oo dev® (ko nt ro l) menunjukkan t ingkat kemat angan go nad yang paling rendah dengan nilai IGS 1,57 ± 0,96% dan jumlah induk yang mat ang go nad sebanyak e n a m e k o r d a r i 3 0 e k o r ika n u ji (2 0 ,0 0 %). Dat a diamet er o o sit nya t idak didapat kan karena o o sit nya masih menggumpal dan t idak dapat dikeluarkan dari se lapu t p e m b un gku s go nad . Se t e lah p e re nd am an g o n a d d a la m la r u t a n Bo iu n u n t u k p e n g a m a t a n fekunditas dan analisis histo logi, gumpalan oo sit dalam go nad tidak dapat dipisahkan sehingga data fekundit as t idak dipero leh. Berdasarkan hasil analisis hist o lo gi, gonad ikan uji pada perlakuan ko nt ro l ini masih berada pada TKG II (Tabel 4).

  Secara um u m, pe n ggu naan Oo d e v® pad a ikan gurami co kelat m en u njukkan ad anya p e nin gkat an perkembangan go nad dibandingkan ko nt ro l (Tabel 4). Perbedaan do sis hormo n yang diberikan menghasilkan respo ns perkembangan go nad ikan uji yang berbeda. Pe n g g u n a a n Oo d e v® 0 , 0 4 m L/g m e n g h a s ilk a n perkembangan go nad ikan uji yang lebih baik dengan ju m la h in d u k m a t a n g g o n a d s e b a n ya k 2 3 e k o r (76,67%). Hasil pengukuran o o sit juga menunjukkan nilai yang lebih baik, dit unjukkan o leh jumlah t elur (fekundit as) yang didapat kan sebesar 73,5 ± 26,2 but ir de ngan diame t er o o sit paling be sar yakni berkisar ant ara 1,0-1,8 mm (Tabel 3).

  Hasil pengamat an paramet er jumlah induk mat ang go nad, indeks go nado so mat ik, fekundit as, diamet er o o sit , dan kadar est radio l-17  dalam darah disajikan pada Tabel 3. Hasil pengamat an t ingkat kemat angan go nad be rdasarkan mo rfo lo gi dan h ist o lo gi go n ad disajikan pada Tabel 4.

  Dat a dit abulasi menggunakan pro gram Micro so ft Excel dan disajikan secara deskript if.

  Param et er Pengamat an dan Pengum pulan Data

  Analisis Dat a

  ) yang dipro duksi o leh Sigma. Go nad yang didapat kan kemudian dit imbang unt uk menghit ung nilai GSI. Sekit ar 8-10 but ir t elur (o o sit ) dikeluarkan dari selaput pembungkus go nad unt uk diamat i diamet ernya menggunakan mikro sko p dengan pembesaran 40 kali. Sampel go nad kemudian d ia w e t k a n m e n g g u n a k a n la r u t a n Bo u in u n t u k selan ju t n ya d ilakukan p e ngam at an fekun dit as dan hist o lo gi go nad menggunakan pewarnaan Hemat o xy- lin -Eo sin m e n gg u n ak an m e t o d e Gu n ars o (1 9 8 9 ). Penent uan TKG dilakukan berdasarkan hasil analisis h ist o lo gi go n a d yan g m e n gacu p a d a Tre asu re r & Ho lliday (1981) sebagaimana disajikan pada Tabel 2.

  Cat alog No. EIA 2693

  ) unt uk pengukuran kadar est ra- d io l-1 7  d e n gan m e t o d e ELISA m e n ggu n akan kit ko mersial (

  syringe

  Induk yang mat ang go nad dit ent ukan berdasarkan pe nampilan p erut yang me mbe sar (mo rfo lo gi) d an divalidasi melalui pembedahan pada akhir penelit ian (m in g g u k e -8 ) u n t u k p e n g e ce k a n g o n a d , s e r t a hist o lo gi. Dari sejumlah indu k yan g mat ang go nad t e r se b u t , e n a m e ko r in d u k m a s in g-m a sin g yan g memiliki penampilan perut paling besar dan paling k e cil d ip is a h ka n u n t u k d ila k u ka n p e m b e d a h a n . Sebelum dibedah, darah ikan diambil menggunakan jarum sunt ik (

  Paramet er yang diamat i pada penelit ian ini adalah: p e r s e n t a s e ju m la h in d u k ya n g m a t a n g g o n a d , go n ad o so m at ik in de ks (GSI), t in gkat ke m at an gan go nad (TKG), fekundit as, diamet er t elur, dan kadar est radio l-17  dalam darah.

  . (2010) be rp en dapat bahwa ke le bihan do sis ho rm o n yan g dimasukkan ke dalam t ubuh ikan dapat mengganggu k e s e im b an g an ju m la h h o r m o n d a lam t u b u h n ya , kelebihan ho rmon akan dikeluarkan oleh t ubuh melalui sist em sekre si.

  Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (1), 2017, 69-76 Table 2. Gonadal development charact erist ics based on hist ologycal gonad

  Ti ngkat perkem bangan gonad Nam a peri ode Deskripsi Level of gonadal Name of the period Descr iption development

  Du a o var iu m pr im or d ial d ipisah kan o leh lap isan epitel yan g Oo go n o ia m en g an du n g sel p r imer , o o g o n ia d an o osit p r imer

  I Oogonium Two primordial ovaries separated by an epit helial layer cont aining primary germ cells, oogonia and primary oocytes Ovar iu m leb ih b er kem ban g : ovariu m d iselim uti lamella o vig ero u s Pr a-vitelog en esis

  II Ovarian more developed: ovarian covered lamella ovigerous Pre-vit elogenesis Ovary have increased: ovary was covered by lamella ovigerous

  Oo sit semakin ber kemb an g ; fo likel terd ir i atas lapisan teka d an Per kemb an g an g r anu losa; chorion yan g ter d ir i t unica propria , zo na r ad iata d an awal jar in g an terlih at lo n g g ar ; ter jad i p emb en tu kan vesikel (g r an u la)

  III (vitelo gen esis awal) ku n in g telu r Early development Oocyt es more developed; follicle comprises t heca ext erna and granulosa; (early vitelogenesis) chorion comprising t unica propria, zona radiata and a net work looks loose; format ion of yolk vesicles

  Per kemb an g an Stru ktu r o o sit (bag ian -b ag ian o o sit) leb ih jelas; o o p lasm a h amp ir akhir terisi p en u h d en g an g r anu la ku n ing telu r ; chorion leb ih lu as

  IV (vitelo g en esis) The structure of the oocyte (parts of t he oocyt e) more clearly; ooplasm Late development almost filled wit h yolk vesicles; chorion much wider (vit elogenesis)

  Sumber ( Source ): Treasurer & Ho llid ay (1981)

  Tabel 3. Jumlah dan persent ase induk mat ang go nad, kadar est radio l-17  dalam darah, indeks go nado so mat ik, fekundit as, dan diamet er o o sit ikan gurami co kelat set elah perlakuan ho rmo n

  

Table 3. Number and percent age of gonadal-mat ure broodst ocks, plasma est radiol levels, gonadosomat ic

index, fecundit y, and oocyt e diamet ers of chocolat e gourami aft er hormonal t reat ment

Perlakuan dan dosis (m L/g bobot badan)

  Treatments and dosages (mL.g-1 body weight) Param et er Parameters

  Kont rol ( ) Oodev® Oodev® Oodev® Control

  

(NaCl) 0.05

  0.02

  0.04

  0.06 Ju mlah dan p ersen tase

  in duk matan g go nad (ekor dan %) 6 (20 .0 0) 17 (56 .6 7) 2 3 (7 6.67 ) 20 (66 .67)

  Number and percent age of gonadal-mat ure broodst ocks (ind. and %)

  In deks g onado somatik (%); n = 6 1 .5 7 ± 0.96 2.18 ± 1.73 2 .3 3 ± 1.24 2.29 ± 1 .1 2

  Gonad somat ic index (%); n= 6

  Feku nditas (b utir); n =

  6 Th 43 .0 ± 29 .7 7 3.5 ± 26.2 57 .0 ± 2 9.7 Fecundit y (eggs); n= 6

  Diameter oo sit Th 0 .6 -1.1 1.0-1 .8 0.5-1.3

  Oocyt e diamet ers (mm)

  Kad ar estradiol-17 β darah (ρg/mL); n= 6 49 .2 ± 2 .1 4 5.3 ± 3.3 15 .9 ± 4 .5 16.0 ± 4.1

  Plasma 17 β -est radiol levels ( ρ g.mL-1 ); n= 6 Ke terang an ( Remar k ):th: tid ak d ap at d ihit ung , o o sit nya masih san gat kecil, men ggu mp al, d an sulit d ip isahkan ( t h: not calculable, oocyt es w ere very smal l, aggl omerat e, and difficult t o separat e )

  Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  73 Co p yright @ 2 017 , Jurnal Riset Akuakultu r, e-ISSN 250 2-65 34 Induksi pemat angan gonad ikan gurami cokelat (Sphaerichthys ..... (Bast iar Nur)

  Ko n s e n t r a s i e s t r a d io l-1 7  p a d a p e n g g u n a a n h o rm o n Oo d e v® 0 ,04 m L/g b o bo t b ad an t e rlih at paling rendah. Hal ini diduga disebabkan est radio l- 17  t elah dimanfaat kan dalam pro ses vit elo genesis s e h in g g a p e r t u m b u h a n g o n a d n ya m e n jad i le b ih berke mbang dan mencapai t ahap TKG IV (Tabe l 4). Ho rm o n Oo d e v® ya n g m e n ga n d u n g PMSG yan g dipero leh dari serum kuda hamil memiliki efek ganda sebagai FSH yang berperan pada pro ses vit elo genesis dan LH yang berperan pada pro ses pemat angan akhir go nad (Gallego et al ., 2012). Lebih lanjut lagi Hafez et

  al

  . (2000) menegaskan bahwa efek FSH dalam PMSG lebih do minan dibandingkan LH. FSH berperan dalam perkembangan o o sit (vit elo genesis), sedangkan LH memicu kemat angan o o sit . FSH akan merangsang sel- se l t eka m elalui sist e m cAMP u nt u k m em pro duksi t e s t o st e ro n . Se la n ju t n ya t e s t o s t e ro n d ik o n ve rs i menjadi est radio l-17  oleh enzim aromatase sehingga m e n ye b a b k a n t e r ja d in ya p e r k e m b a n g a n o o s it . Na g a h a m a

  et a l

  . (1 9 9 5 ) m e n ya t a k a n b a h w a p e r k e m b a n g a n o o s it d a r i p r e vit e lo g e n e s is k e vit elo gen esis t erjadi kare na p en in gkat an p ro du ksi e st rad io l-1 7  . Est rad io l-1 7  ke m u d ian m asu k ke dalam sist em vaskule r dan m eran gsang h at i unt uk m e n yin t e sis vit e lo ge n in (b akal ku n in g t e lu r ) d an menyekresikannya ke dalam peredaran darah menuju g o n a d s e h in g g a t e r ja d i p e r t u m b u h a n d a n perkembangan o o sit . gurami co kelat

  

Table 4. Gonad development st age based on st ruct ures of morphology and hist ology gonad of chocolat e

gourami Pelakuan dan dosis (m L/g bobot badan)

  Treatment and dosages (ml.g-1 body weight) Morfologi gonad

  Gonad morphology Hist ologi gonad

  Gonad histology Tingkat kem at angan gonad

  Gonad development stage

  Kon trol ( Cont rol ) (NaCl) 0 .0 5

  II Oo dev® 0 .02

  III Oo dev® 0 .04

  IV Oo dev® 0 .06

  III Co p yright @ 201 7, Jurn al Rise t Akuakult ur, e-ISSN 25 02-6534

  75 Jurnal Riset Akuakult ur, 12 (1), 2017, 69-76 pemat angan go nad ikan melibat kan GnRH, go nado - t r o p in , t e st o st e r o n , e n z im a ro m at as e , e st r ad io l- 17  , dan neurot ransmit t er , sert a diko nt ro l o leh sist em syaraf p u sat (o t ak)-h yp o t h alam u s-p it u it ar y-go n ad (Nagahama, 1994; Yaro n, 1995). FSH yang terkandung dalam PMSG bekerja pada lapisan t eka o o sit unt uk m e ran gsan g t e rjad in ya sin t e sis t e st o st e ro n , yan g selanjut nya masuk ke dalam lapisan granulo sa o o sit .

  Aquac- u l t u r e

  Fi sh ph ysi ol og y vol um e 2 8 . Aca d e m ic Pr e s s .

  Burlingt o n, p. 3–74. Dufo ur, S., Welt zien, F.A., Sebert , M.E., Le Belle, N., Vid a l, B., Ve r n ie r, P., & Pas q u alin i, C. (2 0 0 5 ).

  Do pam ine rgic inhibit io n o f re pro duct io n in t e- le o st fishe s, eco ph ysio lo gical and e vo lut io nar y implicat io ns.

  Ann. N.Y. Acad. Sci

  ., 1040, 9–21. DOI: 10.1196/annals.1327.002. Em ild a. (2 0 1 2 ). Pe m an faat an e kst rak st e ro id asal jero an t eripang unt uk sex reversal pada ikan gapi.

  Fakt or Exact a , 5(4), 336-349.

  Gallego , V., Mazzeo , I., Vílchez, M.C., Peñaranda, D.S., Carneiro , P.C.F., Pérez, L., & Ast uriano , J.F. (2012).

  St udy o f t he effect s o f t hermal regime and alt er- nat ive ho rmo nal t reat ment s o n t he repro duct ive p e rfo r m an ce o f Eu r o p e a n e e l m a le s (

  Anguil la anguilla

  ) during induced sexual mat urat ion.

  , (3 5 4 ), 7 -1 6 . DO I 1 0 . 1 0 1 6 / j.aquacult ure.2012.04.041. Go nzales-Mart ínez, D., Sarasquet e, C., Pascual, E., &

  In

  Muño z-Cuet o , J.A. (2006). Expressio n o f go nado t - rophin-releasing ho rmo ne binding sites in so matic t issues o f t he gilt head seabream (

  Sparus aurat a

  ): a q u a n t it at ive a u t o r ad io gr a p h ic s t u d y.

  Hist ol Hist opat hol

  , (21), 1065-1073. Gu narso , W. (198 9). Mikro t eknik. Pusat Ant ar Un i- ve r sit as Ilm u Hayat . In st it u t Pe rt an ian Bo g o r.

  Bo go r, 117 hlm. Hafez, E.S.E., Jainudeen, M.R., & Ro snina, Y. (2000).

  Ho rmo nes, gro wt h fact o rs, and repro duct io n.

  In

  Hafez, B., & Hafez, E.S.E. (Ed s.) Repr oduct ion in

  farm animals

  . USA: Lippinco t t Williams & Wilkins, p. 33-54. Hill, J.E., Jo hn, D.B., Jeffrey, S.G., Ro bert , L., James,

  Bernier, N.J., Van der Kraak, G., Farrell, A.P., Brauner, C.J. (Eds.).

  Part C, 119, 345-364. Cerda-Revert er, J.M., & Cano sa, L.F. (2009). Neuro en- do crine syst ems o f t he fish brain.

  Dalam lap isan gran ulo sa, t est o st e ro n diub ah o le h e n z im a r o m a t a s e m e n ja d i e s t r a d io l-1 7  ya n g selanjut nya dibawa o leh aliran darah menuju hat i dan m e r an g sa n g h a t i u n t u k m e n yin t e s is vit e lo ge n in (Nagahama, 1994; Yaro n, 1995; Blazquet et al ., 1998; Yaro n & Le vavi-Sivan, 2011 ). Selain PMSG, ho rm o n Oo de v® ju ga m en gan du ng

  melalui aksinya sebagai fakt or penghambat pelepasan go nado t ro pin (

  ant idopamin

  (AD) yait u bahan kimia yang berfungsi memblo k kerja

  dopamin

  ; di mana

  dopamin

  m erup akan

  neurot r ansmit t er

  yan g b e k e rja m e n gh a m b at se kre s i Gn RH (FSHRH) d ari hip o t alamus (Ce rda-Revert er & Can o sa, 200 9; Kah, 2009; Van der Kraak, 2009), menghambat sekresi FSH d a ri p it u it a ri d an d ar i se l go n a d o t r o p in m e lalu i resept o r do pamin D2 (Vacher

  et al

  ., 2000; Vacher

  et al ., 20 0 2 ), se rt a m en gh am b at p e m at an gan go n ad

  Gonadot ropin release–inhibit ing fakt or

  Compar at ive Biochemist ry and Physiology

  / GRIF) (Dufo ur

  et al ., 2005).

  Ke b e r h a s ila n in d u k s i p e m a t a n g a n g o n a d menggunakan Oo dev® dengan met o de “

  t opical gill

  ” pada ikan gurami co kelat ini dapat dijadikan info rmasi dasar dalam upaya pemat angan go nad ikan-ikan hasil do mest ikasi lainnya, t erut ama ikan berukuran kecil ya n g b e r is ik o m e n g a la m i k e m a t ia n a p a b ila m e n gg u n a kan m e t o d e p e n yu n t ik an (in je ksi) d an penanaman implan dalam jaringan t ubuh (implantasi). Namun upaya dalam memicu o vulasi dan pemijahan ik an gu ra m i co ke lat m a sih p e r lu d ilak u k an b a ik pen ent uan jen is ho rmo n yang t epat maup un do sis yang efekt if unt uk menginduksi t erjadinya pemijahan dalam lingkungan budidaya masih perlu dilakukan.

  Be rd asarkan jumlah indu k yang mat ang go nad, in de ks go nado so mat ik, fe ku nd it as, sert a diam et er t elur yang dihasilkan, penggunaan ho rmo n Oo dev® de ngan do sis 0 ,04 m L/g b o bo t bad an ikan gu rami co kelat yang diberikan set iap minggu selama delapan minggu efekt if memacu p erkemban gan go nad ikan gurami co kelat .

  UCAPAN TERIM A KASIH

  Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Agus Oman Sud rajat , De part e me n Bu did aya Perairan, Faku lt as Perikanan dan Ilmu Kelaut an, Instit ut Pert anian Bo go r yan g digunakan p ada p enelit ian, se rt a para t ekn isi

  Laborat orium Basah Biorepro duksi Balai Penelit ian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depo k (Ace p Sut isn a, S.Pd .; Dinar Tri Agust ina, S.Pi.) yang t elah membant u pelaksanaan penelit ian ini. Penelitian ini merupakan kegiat an yang didanai o leh DIPA-APBN Tahun 2015.

  DAFTAR ACUAN

  Blazquet , M., Bo sma, P.T., Fraser, E.J., Van Lo o k, K.J.W., & Tru deau , V.L. (1 998 ). Review: Fish as m o de ls fo r t he neuro endo crine regulat io n o f repro duc- t io n an d gro wt h .

  F.F.P., & Craig, A.W. (2005). Preliminar y o bser va- t io n s o f t o pical gill applicat io n o f rep ro duct ive Co p yright @ 2 017 , Jurnal Riset Akuakultu r, e-ISSN 250 2-65 34 Induksi pemat angan gonad ikan gurami cokelat (Sphaerichthys ..... (Bast iar Nur)

  nament al fish. Technical No t e.

  Vacher, C., Ferriere, F., Marmigno n, M.H., Pellegrini,

  (M onopterus albus) secara hormonal

  . Tesis. Seko lah Pascasarjana Inst it ut Pert anian Bo go r. Bo go r, 54 hlm.

  Sher wo o d, N.M., & Har vey, B. (1986). To pical abso rp- t io n o f go nado t ro pin-rele asin g h o rm o n (GnRH) in goldfish. General and Comparat ive Endrocrinology , 61, 13-19. Tre asurer, J.W., & Ho llid ay, F.G.T. (1 98 1 ). So m e as- pect s o f t he repro duct ive bio lo gy o f perch (

  Perca fluviat ilis

  L). A hist o lo gical descript io n o f t he re- product ive cycle.

  Journal of Fish Biology

  , 18(3), 359- 376. DOI: 10.1111/j.1095-8649.1981.tb03778.x

  Vacher, C., Manano s, E., Bret o n, B., Marmigno n, M.H., & Saligau t , C. (2 0 0 0 ). Mo d u lat io n o f p it u it ar y do pamine D1 o r D2 recept o rs and secret io n o f bo t h FSH and LH during t he annual repro duct ive cycle o f female rainbo w t ro ut .

  Journal of Neuroen- docr inology

  , 12 (1 2 ), 1 2 1 9-1 2 2 6 . DOI: 1 0 .1 04 6 / j.1365-2826.2000.00585.x

  E., & Saligaut , C. (2002). Do pamine D2 recept o rs and secret io n o f FSH and LH: ro le o f sexual st e- ro ids o n t he pit uit ar y o f t he female rainbo w t ro ut .

  , a new fight ing fish (Teleo st ei: Belo nt iidae) fro m black- wat e r swam ps in Pe ninsular Malaysia.

  General and Comparative Endocrinology

  , 127(2), 198- 206. DOI: 10.1016/S0016-6480(02)00046-1. Van der Kraak, G. (2009). The GnRH syst em and t he n eu ro en do crine regu lat io n o f rep ro d uct io n .

  In

  Bern ie r, N.J., Van d er Kraak, G., Farre ll, A.P., & Brauner, C.J. (Eds.). Fish physiology volume 28 . Aca- demic Press. Burlingt o n, p. 115-149.

  Wa h yu n in g s ih , H. (2 0 1 2 ).

  I nd u ksi b u at a n p ad a per kembang an g onad ikan Tor soro

  . Dise rt a si. Se ko lah Pascasarjan a Inst it ut Pe rt an ian Bo go r. Bo go r, 94 hlm. Yaro n, Z. (1995 ). Endo crine co n t ro l o f game t o ge n- esis and spawning induct io n in t he carp.

  Aquacul- t ure , 129, 49-73.

  Yaro n, Z., & Levavi-Sivan, B. (2011). Endo crine regu- lat io n o f fish repro duct io n.

  In Farre ll, A.P. (Ed.). Encyclopedia of Fish Physiology: from genome t o envi- ronment

  Icht hyol. Explor. Freshw ., (3), 177-182.

  Bet t a livida

  Nort h American Jour- nal of Aquacult ure

  Lo renzen, K., Beveridge, M.C.M., & Mangel, M. (2012).

  , 67, 7-9. Hut agalung, R.A., Wido do , M.S., & Faqih, A.R. (2015).

  Evaluasi aplikasi hormon PMSG (Oo dev® ) t erhadap indeks h epat o so mat ik d an go nado so mat ik ikan gabus. Jurnal Akuakult ur Indonesia , 14(1), 24-29. Kah, O. (2009). Endo crine t arget s o f t he hypo t hala- mus and pit uit ar y. In Bernier, N.J., Van der Kraak,

  G., Farrell, A.P., & Brauner, C.J. (Eds.).

  Fish physiol- ogy volume 28

  . Academic Press. Burlingt o n, p. 75- 112. Ke ys, S.J., & Cro co s, P.J. (2 0 0 6 ). Do m e st ica t io n , gro wt h and re pro d uct ive perfo rm an ce o f wild, po nd and t ank-reared bro wn t iger shrimp ( Penaeus

  esculent us ).

  Aquacult ure , 257, 232-240.

  Kumari, N., Vashist ha, N., Sharma, P., Go dhwal, U., & Muralidhar, K. (2013). Go nado t ro pin bio assays in t he co nt ext o f dual act ive pregnant mare serum go nado t ro pin

   (PM SG): A review .

  Int ernat ional Jour- nal of Bioassays , 02(02), 370-375.

  Cultured fish: integrative biolo gy and management o f do mest icat io n and int eract io ns wit h wild fish. Cambridge Philo so phical Society.

  ., 50, S195-S219. Ng, P.K.L., & Ko t t elat , M. (1992).

  Biological Reviews, 87(3), 639-660.

  Mylo n a s , C.C. , Fo s t ie r, A., & Za n u y, S. (2 0 1 0 ).

  Bro o dst o ck management and ho rmo nal manipu- lat io ns o f fish repro duct io n. General and Compara-

  t ive Endocrinology , 165, 516-534.

  Nagahama, Y. (1994). Endo crine regulat io n o f game- t o genesis in fish.

  Int ernat ional Journal of Develop- ment al Biology

  , 38, 217-229. Nagahama, Y., Yo shikuni, M., Yamashita, M., To kumo to ,

  T., & Kat su, Y. (1995). Regulat io n o f o o cyt e gro wt h and mat urat io n in fish.

  Current Topics in Develop- ment Biology

  , 30, 103-145. Nagahama, Y., & Yamashit a, M. (2008). Regulat io n o f o o cyt e mat urat io n in fish.

  Develop. Growt h Differ

  . San Diego: Academic Press, 2, 1500-1508.