PENCEMARAN AIR LAUT AKIBAT ULAH MANUSIA (1)

PENCEMARAN AIR LAUT AKIBAT ULAH MANUSIA

PENCEMARAN AIR LAUT AKIBAT ULAH MANUSIA

Jufri Hafiki
ABSTRAK
Pencemaran air laut akibat tumpahan minyak sering
terjadi. Banyak hal yang menjadi penyebab seperti meledaknya
anjungan minyak lepas pantai, kecelakaan kapal tanker, operasi
kapal tanker, bangunan lepas pantai dan membuang sampah
sembarangan. Tumpahan minyak merupakan salah satu jenis
pencemaran yang pengaruhnya cukup besar dalam waktu
jangka panjang. Tumpahan minyak di laut sering menyebabkan
pencemaran yang berujung pada kerusakan sumber daya
hayati dan rusaknya ekosistem bawah laut, sehingga banyak
nelayan atau masyarakat sekitar tidak melaut untuk mencari
ikan. Dan tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan yang
setiap harinya beraktivitas di daerah tersebut. Beberapa kasus
pencemaran air laut akibat tumpahan minyak harus
diperhatikan
untuk

melakukan
pencegahan
dan
penanggulangannya
demi
terciptanya
keberlangsungan
kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu
kita harus menjaga ekosistem tersebut dengan cara tidak
membuang limbah, minyak, atau sampah ke laut agar
ekosistem tetap terjaga.
Kata Kunci : laut, tumpahan minyak, sampah

PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya.
Sumber daya alam yang meliputi sumber daya alam hayati
maupun non hayati dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Sumber daya alam adalah lingkungan alam
(environment) yang memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan

manusia (Rita, 2010).
Kekayaan alam di Indonesia terbentuk dari beberapa
faktor. Dari segi astronomi, Indonesia berada pada daerah
tropis yang memiliki curah hujan sangat cukup sehingga
banyak ragam dan jenis tumbuhan yang tumbuh secara cepat.
Dari segi geologi, Indonesia tepat berada pada titik pergerakan
lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan
yang kayak akan mineral. Dari segi perairan di Indonesia yang
kaya akan sumber daya alam hayati dan hewani, seperti ikan,
minyak bumi, dan mineral yang terkandung didalamnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (selanjutnya disebut
PP) No.19/1999 tentang “Pencemaran Laut” diartikan sebagai
masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau
komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku
mutu atau fungsinya.
Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya akan sumber
daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati
yang dimanfaatkan untuk manusia. Sebagaimana diketahui

bahwa 70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau
lautan. Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada

lautan, sehingga manusia harus menjaga kebersihan dan
kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.
Berbagai jenis sumber daya yang terdapat di laut, seperti
berbagai jenis ikan, terumbu karang, mangrove, rumput laut,
mineral, minyak bumi, dan berbagai jenis bahan tambang yang
terdapat di dalamnya.
Selain untuk keberlangsungan hidup manusia, laut juga
merupakan tempat pembuangan sampah dan pengendapan
barang sisa yang diproduksi manusia. Lautan juga menerima
bahan-bahan yang terbawa oleh air yang mengakibatkan
pencemaran itu terjadi, diantaranya dari limbah rumah tangga,
sampah, buangan dari kapal, dan tumpahan minyak dari kapal
tanker. Namun, pencemaran yang sering terjadi adalah
tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas
pantai, maupun akibat kecelakaan kapal.
PEMBAHASAN
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau

hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah
laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat
menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat
laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran
laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang
sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga
perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai
kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari
pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa
damparan amunisi perang, buangan sampah dari transportasi
darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan
pestisida dari pertanian. Namun, sumber utama pencemaran

lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker.
Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke
tempat pengolahan minyak bumi (crude oil). Pencemaran
minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan oleh sistem
penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang
menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut

lepas). Dampak dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai
mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung
kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat
berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat
dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan
permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari
berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan
kematian.
Pengaruh minyak pada biota laut
Menurut Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di
laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut dalam air dan
akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang
tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit
hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang
mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air
berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada
pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas
cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada

daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara
langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada
daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk
berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan
terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada

pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu
organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme
intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada
daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut
sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan
terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan
lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan
dapat mengalami kematian. Namun pada daerah intertidal ini,
walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan
berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat
mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah
pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat ketika
gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak

dengan sangat cepat. Sementara pada organisme interstitial
yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di
antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga,
karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan
terendap pada dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan,
dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku, reproduksi, dan
pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami
daerah tersebut.
Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak
bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer
xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama
dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada
manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit
mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat,
sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada
ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic
tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan

lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk

phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi
konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air,
kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
“Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak
tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara
fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk
lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap
(evaporation),
polimerasi
(polymerization),
emulsifikasi
(emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil
emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions),
fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh
planton dan bentukan gumpalan” (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat
dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan.
Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh
pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi
dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak

bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses
penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis
serta tingkat penguapan meningkat.
Hilangnya sebagian material yang mudah menguap
tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan membuatnya
tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut,
akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi
air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat
mengubah karakter minyak dan akan terjadi biodegradasi oleh
mikroba
yang
akan
mengurangi
jumlah
minyak.
Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat,
ditambah dengan penguapan komponen dan penyebaran

komponen hidrokarbon akan mengurangi volume tumpahan

sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak
tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau
kerosin hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah
dengan viskositas yang tinggi hanya mengalami pengurangan
kurang dari 25%.
Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air
akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam.
Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di
dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuanbatuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik
berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan,
dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat
mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan
produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber
mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan
perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan
pada lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Bahwa dampakdampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut
adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.

1. Akibat jangka pendek

Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota
laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya
bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan
akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun
mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian
pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon
dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
2. Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut
dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak
dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian
lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.
Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke

organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak
di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya.
Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih
besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara
tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan
laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan
yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan
banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan
menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air
dimana ikan berkembang biak. Menurut Fakhrudin (2004),
lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari
atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya
sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk
kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang
tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut ,
lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada
permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses
metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain
itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis
karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga
rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan
terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi
substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan
terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove.
Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran
mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2,
dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar
oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam
waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada

akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan
mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan
kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan
mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota
lainnya.
Usaha untuk menjaga pencemaran laut
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area
laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di
kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan
plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.
KESIMPULAN
Pencemaran laut terjadi apabila dimasukkannya oleh
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuatu
benda, zat atau energi ke dalam lingkungan laut, sehingga
menimbulkan akibat sedemikian rupa kepada alam dan
membahayakan kesehatan serta kehidupan manusia dan
ekosistem serta merugikan lingkungan yang baik dan fungsi
laut sebagaimana mestinya. Tumpahan minyak menjadi
penyebab utama pencemaran laut. Minyak yang tumpah
diakibatkan
oleh
operasi
kapal
tanker,
docking
(perbaikan/perawatan kapal), terminal bongkar muat tengah
laut, tanki ballast dan tanki bahan bakar, scrapping kapal
(pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua), kecelakaan
tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan
tabrakan), sumber di darat (minyak pelumas bekas, atau cairan

yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri ), dan
tempat pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery ).
DAFTAR PUSTAKA
Fakhruddin.2004.Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut.
Jakarta : Kompas
Furkhon.2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan
Minyak di Laut.
Bandung : Unpad
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta :
C.V. Andi
Offset
Hartanto, Benny. 2008. Oil Spill (Tumpahan Minyak) Di Laut Dan
Beberapa
Kasus di Indonesia. Yogyakarta : Bahari Jogja
Juarir Sumardi. 1996. Hukum Pencemaran Laut Transnasional.
Bandung : Citra
Aditya Bakti
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta : PT
Pradnya Paramita
Mochtar kusumaatmadja. 1992. Perlindungan dan Pelertarian
Lingkungan Laut
Dilihat dari Sudut Hukum Internasional,
Regional, dan Nasional. Jakarta :
Sinar Grafika dan Pusat
Studi Wawasan Nusantara