Makalah masalah Psikologi pada anak yang

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Masalah Psikologi Pada Anak Yang Sering Terjadi” ini
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah ASKEB NEONATUS. Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan data-data yang kami peroleh dari beberapa buku dan situs blog di
internet. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
ASKEB NEONATUS atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,
sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya.
Selanjutnya kami

menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya

sempurna. Sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna menambah kualitas serta mutu dari makalah tersebut.kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.
Samarinda,

Oktober 2017


Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ……………………………………………1

B. Rumusan Masalah …………………………………..…….2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Psikologi ……………..……………..……....…...3
B. Masalah Psikologi Pada Anak……………………..……...4
C. Masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi……….4
D. Kebutuhan Bimbingan Psikologi …………………….…...9

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..…………………………………………………..13
B. Saran ………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….15

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orangtua memiliki peranan yang besar bagi anak terutama bagi
psikologis anak. Selama ini yang diketahui orangtua pada umumnya adalah
peran mereka sebatas membesarkan dan melindungi anak agar kelak menjadi
individu yang mandiri dan kompeten. Namun seperti apa proses membesarkan
anak terutama perkembangan psikologi anak, kerap menjadi tanda tanya.
Maklum, setiap orangtua membawa sejumlah kualitas-kualitas pribadi dan
berbagai kebutuhan yang kompleks dalam peranannya sebagai orangtua dalam
membangun psikologi anak. Sama halnya seperti anak, orangtua juga memiliki
jenis kelamin dan temperamen yang berbeda, sehingga turut memberikan caracara yang berbeda dalam pengasuhan yang secara tidak langsung berpengaruh
pada psikologi anak. Hal lain yang mempengaruhi psikologi anak, orangtua turut

membawa pengalaman masa lalunya terdahulu saat diasuh oleh orangtuanya di
masa kecil dan sejumlah nilai-nilai budaya yang membentuk apa yang mereka
lakukan saat ini. Selain itu, orangtua juga memiliki pola-pola kehidupan sosial
yang dapat mempengaruhi psikologi anak seperti, hubungan bersama pasangan,
keluarga besar, dan dunia kerja. Orangtua perlu melakukan sejumlah
penyesuaian agar sejumlah kualitas-kualitas pribadi yang mereka bawa ke dalam
pengasuhan anak, mampu memenuhi sejumlah kebutuhan-kebutuhan psikologi
anak. Dengan berkembangnya psikologi anak, akan terpenuhi berbagai tuntutan
perkembangannya, baik secara fisik dan motorik, kognitif alias kemampuan
berpikir dan kecerdasan, kebutuhan emosi dan sosial, hingga kebutuhan akan
berbagai nilai dan norma. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan
judul “Masalah-masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi”.

1

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan dari

latar


belakang

diatas

penulis

menarik rumusan masalah sebagai berikut :
 Apa definisi Psikologi ?
 Apa yang dimaksud masalah psikologi pada anak?
 Apa saja masalah psikologi pada anak yang sering terjadi?
 Bagaimana kebutuhan bimbingan pada anak?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan saya membuat makalah ini adalah:
 Untuk memahami definisi dari psikologis.
 Untuk mengetahui maksud dari masalah psikologi pada anak.
 Untuk mengetahui dan memahami mengenai masalah psikologi.
 pada anak yang sering terjadi.
 Untuk mengetahui kebutuhan bimbingan pada anak.

2


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PSIKOLOGI
Banyak ilmuan dan dokter menemukan bahwa teknologi dapat
menganalisa keadaan psikologis dan emosional seseorang. Tanpa kita sadari
bahwa sebenarnya reaksi emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu
persepsi karena setiap orang memiliki persepsi psikologis tentang diri dan
lingkungannya dimana persepsi ini menjadi suatu proses mental,
membentuk karakteristik impuls suatu proses mental serta pembentukan
karakteristik.
Berikut ini adalah definisi psikologi:
1.

Wundt
Psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia

2.


Woodworth dan Marquis
Psikologi merupakan ilmutentang aktivitas-aktivitas individu.

3.

Bianca

Psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku.
4.

Morgan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku baik pada manusia

maupun hewan.
5.

Sartain
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas maka dapat


disimpulkan bahwa yang di maksud dengan psikologi adalah merupakan
suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku atau
aktivitas-aktivitas di mana tingkah laku serta aktivitas-aktivitas itu sebagai
manifestasi hidup kejiwaan (motorik, kognitif dan emosional).

3



B. MASALAH PSIKOLOGI PADA ANAK
Masalah atau gangguan psikologi pada anak meliputi perubahan emosi,
fungsi fisik, perilaku dan kinerja mental. Permasalahan gangguan psikologis
tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaya pengasuhan, masalah
keluarga, kurangnya perhatian, penyakit kronis atau cedera, dan rasa kehilangan
atau perpisahan.
Anak biasanya tidak langsung bereaksi ketika masalah terjadi, tetapi
akan menunjukkan reaksi kemudian hari. Bimbingan yang tepat dapat
membantu anak dapat mempersiapkan diri jika dihadapkan pada masalah yang
sifatnya traumatis pada anak. Orang tua harus dapat memotivasi anak agar lebih
ekspresif menghadapi ketakutan dan kecemasannya.

C. MASALAH PSIKOLOGI PADA ANAK YANG SERING TERJADI
Gangguan psikologis pada anak agak susah dikenali. Berikut antara
lain ciri-ciri yang dapat menjadi pedoman para orang tua dalam melakukan
diagnosis terhadap anak yang mengalami gangguan psikologis pada fungsi
fisik dan kinerja mental.
1.

ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder)
Menurut Psikolog Klinis Adriana S Ginanjar, Anak yang

mengalami ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), ciri-cirinya
antara lain tidak bisa memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktif.
Anak-anak semacam ini akan mudah bosan dan cenderung agresif.
Bahkan bisa memiliki reaksi berlebihan terhadap frustasi.
2.

Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak

yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak

mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi social, dan
4

perilaku. Gejala anak autis termasuk anak tidak berinteraksi atau
berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan ini biasanya terlihat sebelum
anak mencapai usia 3 tahun, dan dapat membuat anak-anak bertindak
sangat tidak tepat, seperti membenturkan kepala mereka pada hal-hal.
Pada anak-anak Autistik beberapa cirinya adalah gangguan yang jelas
pada perlaku non verbal seperti tidak bisa berbagi minat dengan orang
lain dan suka menyendiri, terlambat untuk bisa berbicara, dan terikat pada
ritual yang tidak fungsional.
3.

Sindrom Asperger
Anak yang mengalami Sindrom Asperger, pada umumnya tidak

jauh berbeda dengan penderita autistik. Hanya saja pada anak autistik
tidak mengalami keterlambatan bicara, tetapi cenderung menggunakan
bahasa formal. Selain itu anak dengan Sindrom Asperger juga memiliki
prestasi


akademik

dan

kemampuan

yang

baik

pada

bidang

tertentu.Syndrome asperger merupakan gangguan kejiwaan pada diri
seseorang yang ditandai dengan rendahnya kemampuan bersosialisasi dan
berkomunikasi.
4.


Retardasi Mental
Pada anak yang mengalami Retardasi Mental, ciri utamanya

adalah memiliki skor yang rendah pada tes intelegensi formal. Anak
tersebut juga memiliki hambatan dalam menyelesaikan tugas sehariharinya.
Gangguan psikologisdi dunia saat ini sangat luas, dan begitu juga
jumlah anak-anak yang terkena gangguan tersebut setiap hari. Ada juga
berbagai gejala untuk setiap gangguan. Sangat penting bagi orangtua untuk
mengetahui tentang gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi anakanak dan gejala untuk mengidentifikasi mereka, sehingga mereka dapat
membantu anak-anak mereka dengan cara yang cepat dan efisien. Berikut ini
adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi:
a.

Gangguan Kecemasan

5

Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan
psikologis yang mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan
kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau
kegelisahan.Ada berbagai jenis gangguan kecemasan, seperti ketakutan
yang tidak beralasan situasi, paling sering disebut sebagai fobia, gangguan
kecemasan umum, yang cenderung membuat anak-anak khawatir
berlebihan tentang hal-hal yang tidak realistis, serangan panik, gangguan
obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak-anak mengulangi pola pikiran
dan perilaku, seperti mencuci tangan, dan gangguan stres pasca-trauma,
yang biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis
dalam hidup. Gangguan stres pasca-trauma menyebabkan kilas balik yang
menyakitkan dan menakutkan dari peristiwa traumatik.
b.

Depresi parah
Depresi adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada

anak-anak. Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa
sedih atau tidak berharga. Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk
kegiatan yang mereka gunakan untuk sangat menikmati, dan mungkin
memiliki perubahan nafsu makan dan pola tidur. Mereka mungkin mulai
melihat dunia sebagai tempat yang putus asa, dan mereka tampaknya tidak
peduli tentang apa pun. Semua gejala ini penting untuk menyadari karena
ketika mereka menggabungkan, seorang anak dapat mempertimbangkan
bunuh diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.
c. Bipolar Disorder
Gangguan bipolar sering terlihat pada gejala perubahan suasana
hati berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari
rendah ke tinggi dengan cepat. Saat-saat perubahan suasana hati
berlebihan kadang-kadang dimoderatori oleh suasana hati biasa di antara,
tapi selama periode suasana hati yang intens, anak-anak mungkin
menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara non-stop, menunjukkan
penilaian buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat banyak tidur. Jika

6

tidak diobati tanpa obat, gangguan bipolar dapat menyebabkan depresi
berat.
d. Hiperaktif
Ini merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering
terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku
dimana mereka cenderung bergerak aktif bahkan super aktif di dalam
rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya.
Anak-anak yang hiperaktif bisa membahayakan teman-temannya akibat
perilaku yang terjadi secara spontan dan tanpa pikir panjang.
e. Pemurung dan penyendiri
Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak yang ceria
bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka
sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka
sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena
jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
Selain itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam
kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:
1.

Anak suka berbohong
Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan oleh

karena orang tua acap kali melarang anak untuk mengatakan atau
menceritakan sesuatu peristiwa atau kejadian yang benar. Sebagai
ilusterasi, "Jagad secara terus terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia
pernah mencubit adiknya sampai menangis meraung-raung." Mendengar
pernyataan ini Ibunya langsung mencubit paha Jagad bahkan menampar
pihinya hingga memar memerah.
Suatu

ketika

Jagad

marah

pada

adiknya

karena

mengganggu saat ia sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih
bergolak menahan rasa marahnya, akan tetapi Jagad mengatakan pada
ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi adiknya. Mendengar penuturan
ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium pipinya dan
mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita tarik

7

kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat
perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan
ditampar oleh ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang
bukan

sebenarnya

mendapatkan

sesuatu

yang

menyenangkan.

Pengalaman itu mengajarkan kepada anak bahwa ibu lebih menyukai
kepada anaknya yang berbohong. Hal seperti inilah yang acap kali
dikeluhkan oleh seorang ibu karena anak-anaknya sering berbohong.
Orang tua terutama seorang ibu sering kali menyalahkan anak-anaknya
yang sering kali berbohong. Padahal secara tak disadarinya, kelakuan dan
sikap anak untuk berbicara bohong itu akibat dari prilaku dan tindakannya
sendiri dalam menyikapi suatu kejadian di dalam keluarga berkait dengan
anak-anaknya. Dan berbicara bohong dari anak-anaknya tersebut
merupakan hasil dari didikkannya sendiri.
Solusi:Berkait dengan masalah tersebut di atas, jika orang
tua menginginkan anak-anaknya bersikap jujur, dan tidak berbohong,
maka seyogyanyalah harus bersedia untuk mendengarkan suatu
kebenaran baik kebenaran itu terasa manis atau pahit, baik ataupun buruk
yang dinyatakan oleh seorang anak. Jangan sampai anak merasa takut
untuk mengungkapkan segala isi hatinya.
2.

Anak suka berkelahi
Berdasarkan studi Gentile dan Bushman mengatakan, ada

enam faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi pengganggu atau
bullying terhadap temannya. “Ketika semua faktor-faktor risiko dialami
oleh anak-anak, risiko agresi dan perilaku intimidasi akan tinggi. 1-2
faktor risiko bukanlah masalah besar bagi anak-anak, tetapi orangtua
masih membutuhkan bantuan untuk mengatasi,” kata Gentile.
Solusi: memberi teguran dan nasihat yang baik. Ini
termasuk metode pendidikan yang sangat baik dan bermanfaat untuk
meluruskan kesalahan anak.
3.

Anak suka mencuri

8

Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung
sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas
mungkin berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam
perkembangan anak.Anggapan ini tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa
pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua harus melarang dan
menghentikannya.Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama dalam
keluarga yang memiliki anak berusia empat sampai tujuh tahun. Pada usia
ini anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya.
Sebenarnya, perbuatan mencuri yang dilakukan anak-anak
balita bukanlah tingkah laku yang menyimpang. Tetapi bila orang tua
tidak menanganinya dengan benar, tingkah laku yang tidak berbahaya itu
dapat mengarah menjadi perbuatan yang berakibat lebih jauh.Mencuri di
kalangan anak-anak balita sering terjadi. Ini disebabkan karena mereka
belum mempunyai konsep kemilikan. Anak-anak belum mempunyai batas
yang tegas antara milik sendiri dan milik orang lain. Bila mereka melihat
sesuatu yang disukainya, mereka akan mengam-bilnya. Bagi mereka
seolah berlaku prinsip: “Aku lihat, aku suka, aku mau, aku ambil. Anak
kecil belum mengerti bahwa dengan mengambil benda yang dinginkan
tanpa izin si pemilik, ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan
merugikan si teman itu. Pada umumnya, orangtua pasti akan merasa
kaget, kecewa, dan malu bila mengetahui bahwa anak mereka telah
mencuri sesuatu milik orang lain. Namun, janganlah orangtua bertindak
tergesa-gesa,

langsung

marah-marah

kepada

anak,

apalagi

menghukumnya dengan cara yang berlebihan. Sebab, tidak semua anak
mencuri karena niat yang sudah direncanakan.
Solusi dari permasalahan anak yang suka mencuri antara
lain:
a.

Mendidiknya dalam kebenaran.
Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan keimanan

dengan mengajak anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga
dan berilah pengertian dengan penuh kasih sayang.

9

b.

Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara

"ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak
sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di
saku

ditemukan

barang

milik

teman,

anak

harus

segera

mengembalikannya.
D. KEBUTUHAN BIMBINGAN PSIKOLOGI
Pendekatan-pendekatan digunakan dalam layanan bimbingan untuk
memenuhi kebutuhan bimbingan psikolog pada anak. Menurut Myrick
(dalam Muro & Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang dapat
dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan
krisis, remedial, preventif dan perkembangan.
1.

Pendekatan krisis
Dalam pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bilamana
ditemukan adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera
ditanggulangi, dan guru atau pembimbing bertindak membantu anak
yang menghadapi masalah tersebut untuk menyelesaikannya. Teknik
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknikteknik yang secara
“pasti” dapat mengatasi krisis tersebut. Contoh : seorang anak menangis
ketika anak bermain di luar kelas karena tangannya berdarah dilempar
batu oleh teman sebayanya. Guru atau pembimbing yang menggunakan
pendekatan krisis akan meminta anak untuk membicarakan penyelesaian
masalahnya dengan teman yang telah melukainya. Bahkan mungkin
guru atau pembimbing segera memanggil anak yang telah bersalah
tersebut untuk menghadap dan membicarakan penyelesaian masalah
yang telah dilakukannya.

2.

Pendekatan Remidial
Dalam pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan
memfokuskan bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan

10

terhadap kelemahan-kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan
bantuan dari pendekatan ini adalah untuk menghindarkan terjadinya
krisis yang mungkin dapat terjadi. Berbagai strategi dapat digunakan
untuk membantu anak, seperti mengajarkan kepada anak keterampilan
belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang belum dimiliki anak
sebelumnya.
Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan remedial
untuk contoh kasus di atas, akan mengambil tindakan mengajarkan anak
keterampilan berdamai sehingga anak dapat memiliki keterampilan
untuk mengatasi masalah-masalah hubungan antar pribadi. Misal guru
atau pembimbing meminta anak yang telah melempar temannya dengan
batu untuk meminta maaf atas perbuatannya, dan berjanji untuk tidak
mengulanginya. Mereka diminta untuk bersalaman dan bermain
kembali.
3.

Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak
dan mencegah terjadinya masalah tersebut. Masalah-masalah pada anak
taman kanak-kanak dapat berupaperkelahian, pencurian, merusak,
menyerang dan sebagainya. Pendekatan preventif didasarkan pemikiran
bahwa jika guru atau pembimbing dapat membantu anak untuk
menyadari bahaya dari berbagai aktivitas itu maka masalah dapat
dihindari sebaik-baiknya.
Pendekatan

preventif

ini

dapat

dilakukan

dengan

cara

menyampaikan informasi kepada anak tentang akibat dari suatu
tindakan tertentu. Dalam contoh kasus di atas, guru yang menggunakan
pendekatan preventif akan mengajak anakuntuk mendengarkan cerita
guru atau pembimbing yang memuat pesan untuk menjaga atau
mencegah terjadinya suatu tindakan yang akan merugikan diri sendiri
dan orang lain dan belajar untuk bersikap toleran dan memahami orang
lain.

11

4.

Pendekatan Perkembangan
Dalam pendekatan perkembangan, kebutuhan akan layanan
bimbingan di taman kanak-kanak muncul dari karakteristik dan
permasalahan perkembangan anak didik, baik permasalahanyang
berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi,
maupun bahasa.
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan lebih berorientasi
pada bagaimanamenciptakan suatu lingkungan yang kondusif agar anak
didik dapat berkembang secara optimal.
Berbagai teknik dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti
mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial dan
konseling.

12

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masalah atau gangguan psikologi pada anak meliputi perubahan emosi,
fungsi fisik, perilaku dan kinerja mental.
Berikut ini adalah masalah atau gangguan psikologi pada anak pada
fungsi fisik dan kinerja mental:
1.

ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder)

2.

Autisme

3.

Sindrom Asperger

4.

Retardasi Mental

Berikut ini adalah masalah atau gangguan psikologi pada anak pada
perubahan emosi:
1.

Gangguan Kecemasan

2.

Depresi parah

3.

Bipolar Disorder

4.

Hiperaktif

5.

Pemurung dan Penyendiri
Berikut ini adalah masalah psikologi anak pada perilakunya:

1.

Anak suka berbohong

2.

Anak suka berkelahi

3.

Anak suka mencuri
Pendekatan-pendekatan digunakan dalam layanan bimbingan

untuk memenuhi kebutuhan bimbingan psikolog pada anak. Menurut
Myrick (dalam Muro & Kottman, 1995) ada empat pendekatan yang dapat

13

dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan
krisis, remedial, preventif dan perkembangan.
B. SARAN
Sebaiknya orang tua menetahui masalah-masalah psikologis pada anak
yang sering terjadi agar dapat memberikan bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan bimbingan psikologinya.

14

DAFTAR PUSTAKA
Taufiq, Muhammad Izzudin. Psikologi Islam, Jakarta : Gema Insani.2006
Desmita. Psikologi Perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya.2006.
Mubin & Ani Cahyadi. Psikologi Perkembangan. Cet. I. Jakarta: PT. Ciputat
Press. 2006

15

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22