Gunung Meletus Gunung Meletus Gunung Meletus

Gunung Meletus

Gunung Meletus
 Gunung

meletus merupakan peristiwa yang
terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas
yang bertekanan tinggi.
 Magma adalah cairan pijar yang terdapat di
dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000° C. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200° C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu
dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya
bisa membanjiri sampai sejauh radius 90

Berbagai Tipe Gunung Berapi

Gunung

berapi kerucut atau
gunung berapi strato (strato
vulcano).
Gunung berapi perisai (shield
volcano).
Gunung berapi maar.

Klasifikasi gunung berapi di
Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung
berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah
letusan/erupsinya.
Gunung

api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi
magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Gunung


api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi
mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan
gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.

Gunung

api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam
catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda
kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola
pada tingkah lemah.

Penyebab Terjadinya Gunung Berapi
Hampir

semua kegiatan gunung api berkaitan dengan
zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan
batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi
perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya

yang merupakan cairan pijar (magma).
Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas
di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersamasama meledak dan membentuk lubang yang disebut
lubang utama (central vent). Sebagian besar magma
dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur
keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti,
kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya
terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.

Ciri-ciri gunung berapi akan
meletus
Gunung

berapi yang akan meletus
dapat diketahui melalui beberapa
tanda, antara lain:
Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh,
kadang disertai getaran (gempa)

Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil letusan gunung
berapi
Gas

vulkanik 
Lava
Aliran pasir serta batu panas
Lahar 
Hujan Abu
Awan panas

Persiapan Menghadapi Letusan Gunung
Berapi


Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi.




Membuat perencanaan penanganan bencana.



Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.



Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan) jika
terjadi letusan gunung berapi.



Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar.




Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.



Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.



Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya.



Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.



Jangan memakai lensa kontak.




Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.



Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.



Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi.



Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.



Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun

meruntuhkan atap bangunan.

Bahaya Letusan
Gunung Api
Bahaya Letusan Gunung Api di
bagi menjadi dua berdasarkan
waktu kejadiannya, yaitu :
 Bahaya Utama (Primer) 
Bahaya Sekunder

Bahaya Utama (Primer) 
 Awan

Panas,suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700 Celcius, kecepatan
lumpurnya pun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan
lereng).
 Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung.
 Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung.
Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi
pernafasan dan mata

 Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid
(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 1200 C. Karena cair,
maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa
saja yang dilaluinya.
 Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api
sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahanrekahan yang terdapat di daerah gunung api.
 Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat
letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar
untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang
tsunami.

Bahaya Sekunder


Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang
terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu
gunung api meletus akan terjadi penumpukan material
dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas.
Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut
akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur

turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut
disebut lahar.

Upaya penanggulangan Letusan Gunung Api Oleh
Pemerintah
Pemantauan,

aktivitas gunung api dipantau
selama 24 jam menggunakan alat pencatat
gempa (seismograf).
Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh
DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas
gunung berapi
Penyelidikan gunung berapi menggunakan
metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku,
peta dan dokumen lainya.
Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi
kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.


Keuntungan Gunung
Api
Ketika

gunung meletus pasti akan mengeluarkan abu vulkanik yang
sangat kaya dengan unsur hara sehingga tanah disekitar
pegunungan menjadi lebih subur daripada tempat lain. Pertanian
menjadi mata pencarian yang dapat mensejahterakan masyarakat
sekitar gunung api.
Bahan bangunan yang berupa pasir, batu, kerikil dan mineral lainnya
banyak dihasilkan ketika terjadi letusan gunung api. Bahan
bangunan itu bisa digunakan untuk pembangunan prasarana untuk
masyarakat, misalnya: gedung sekolah, jalan, jembatan dan lain-lain.
Gunung api juga menghasilkan mineral yang sangat berguna bagi
kehidupan.
Secara geografis, gunung berapi juga menghasilkan dataran tinggi
yang sering mendatangkan hujan orografis sehingga menghasilkan
banyak air bagi kehidupan disekitar gunung api.
Dengan dataran tinggi yang subur dan indah dapat dimanfaatkan
untuk tempat pariwisata bagi wisatawan yang ingin menikmati
segarnya udara pegunungan dan dapat menghilangkan kejenuhan
selama beraktifitas.

Kerugian dari gunung api
Ketika

gunung meletus akan akan mengeluarkan awan
panas, misalnya masyarakat sekitar gunung merapi
menyebutnya "wedus gembel".
Letusan gunung berapi juga menghasilkan lava pijar
yang sangat berbahaya.
Lahar dingin juga berbahaya, lahar ini dihasilkan dari
lava yang bercampur dengan air hujan.
Gunung api juga menghasilkan daerah bayangan hujan.
Daerah ini jarang terjadi hujan dan kering sehingga sulit
dijadikan lahan pertanian.
Abu vulkanik yang membumbung ke atas bisa
menyebabkan terganggunya penerbangan pesawat.
Untuk skala kecil, kejadian gunung meletus juga
menghasilkan gelombang tsunami. Misalnya letusan
gunung krakatau di selat sunda.

Letusan-Letusan Yang pernah
Terjadi di Indonesia
Gunung Kelud


Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari
15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban
lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar
telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi
hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga
ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.



Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901,
1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali
meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa maternity ahli gunung api
pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

Gunung

Merapi



Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung
berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona
subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak
400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya
adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan
lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.



Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang
dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan
1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian
tengah Pulau Jawa diselubungi abu.

Gunung Galunggung


Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882
(VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822,
di mana expose Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil
pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa expose keruh tersebut
panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.



Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan
menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu
halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah
tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan
4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan
ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

Gunung Agung


Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif, dengan
sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan
asap dan abu. Iranian kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun
didalamnya terdapat kawah besar.



Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani
di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada
tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan
melihat awan naik dari kawah Gunung Agung.



Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung,
akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret,
gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan
menghasilkan aliran piroklastik yang besar.



Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang.
Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang
menewaskan 200 penduduk lain.

Krakatau


Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara
pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di
sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus
1883.



Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya menewaskan
sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, wave ini adalah yang
terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice
Springs, state dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di Hiroshima dan
metropolis di akhir Perang Dunia II.



Letusan Krakatoa menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua
setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup
sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.



Ledakan Krakatoa ini seben arnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba
dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di
Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih
sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatoa meletus, populasi manusia sudah
cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel
bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi
informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.



Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatoa adalah bencana besar pertama di dunia setelah
penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan
kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan
penjelasan mengenai letusan tersebut.