Pengertian Belajar Menurut Ahli Indo

Pengertian Belajar Menurut Ahli

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit,
mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning
1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari
kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.


Pengertian Belajar Menurut Ahli
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental
atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Demikianlah Pengertian Belajar Menurut Ahli, semoga bermanfaat.
( Dalam Bahasa Indonesia )

Definisi beajaj eenr rt pj j jlai
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli"
# NASUTION
Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan
# ERNEST H. HILGARD
Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya
berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu

# NOTOATMODJO
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
# AHMADI A.
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
# OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan
# CRONBACH
Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan panca
indranya
# WINKEL
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, dan sikap-sikap
# NOEHI NASUTION
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku
sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara
karena suatu hal
# SNELBECKER

Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang
kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh
faktor-faktor eksternal
# WHITERINGTON
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam
perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan
ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
# Gjgne (The Conditions of Learning 1977)
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
# Mol. Sr yj (1981:32)
Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya,
belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
# Anni (2004:4)
Proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan.
# M. Sob y Srtikno
Suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
# Sajeeto (2003:2)
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
# Skinne ( Belajar dan pembelajaran )
Hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
# T ijnto (2010:16)
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan
berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar.
# Ngjaie Pr wjnto (1992 : 84)
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
# Spej s
Mengamati, membaca, imited, untuk mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti arahan.
# A no F. Wittig ( Psychology of Learning 1981 )
Perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme

sebagai hasil belajar.
# Jjees Pjt ick Cljpain ( Dictionary of Psychology 1985 )
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan
kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
# Hintzejn, Dorgajs L ( The Psychology of Learning and Memor y 1987 )
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

ARTI PENTINGNYA BELAJAR
Belajar adalah merupakan usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan,
tetapi belajar dapat juga berarti berlatih, Belajar komputer misalnya, berarti berlatih
menggunakan computer, belajar Geogebra berarti kita berlatih menggunakan software ini untuk
mempermudah kita dalam menjelaskan konsep matematika kedalam media yang lebih mudah
dimengerti. Dengan kata lain belajar berarti terjadinya perubahan tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu
menjadi dapat melakukan sesuatu disebut “BELAJAR”

atau


B.
A ti Penting Beajaj Beajaj jdjajl key te e (istiajl krnci) yjng pjaing vitja djaje
setijp rnsr pendidikjn, selinggj tjnpjbeajaj sesrnggrlnyj tjp pe njl jdj
pendidikjn sebjgji srjtr p oses, beajaj ljepi seajar eendjpjtteepjt yjng arjs
djaje be bjgji disipain iaer yjng Be kjitjn dengjn rpjyj pendidikjn,
eisjanyjpsikoaogi pendidikjn. Kj enj deeikijn pentingnyj j ti beajaj , ejkj
bjgijn te besj rpjyj iset djnekspe ieen psikoaogi pendidikjnprn dij jlkjn
pjdj te cjpjinyj peejljejn yjng aebil arjs djneendjaje eengrjsji p ose
pe rbjljn ejnrsij itr.Beajaj eeejinkjn pe jn penting djaje eeepe tjljnkjn
kelidrpjn sekeaoepok rejt ejnrsij(bjngsj) di tengjl-tengjl pe sijpjn yjng
seejkin ketjt di jntj j bjngsj-bjngsj ajinnyj yjng aebilejar kj enj beajaj .Dj

C.Belajar, Memori, Serta Pengetahuan Dalam
Perspektif Psikologi Dan Agama
1.Perspektif Psikologi
Menurut para ahli psikologi pendidikan khususnya yang tergolong cognitifist (ahli sains kognitif)
sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan sangat erat dan tidak mungkin
dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi
mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem
Penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia

Dalam otak kita ada yang dinamakan skema (skema kognitif) adalah semacam file yang berisi
informasi dan pengetahuan sejenis seperti linguistic schema untuk memahami kalimat. Cultural

skema untuk menafsirkan mitos dan kepercayaan adat dan seterusnya. Skema ini berada dalam
sebuah kumpulan yang disebut schemata atau schemas (jamak dari schema) yang tersimpan
dalam sub sistem akal permanen manusia.
Menurut Best (1987) setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh sub
sistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu di simpan sesaat atau Tepatnya lewat
karena dalam waktu sepersekian detik yang disebut sensory memory alias sensory register yakni
subsistem penyimpanan pada saraf indera penerima informasi dalam dunia kedokteran subsistem
ini disebut “syaraf sensori” yang berfungsi mengirimkan influsi ke otak.
Ragam Pengetahuan Dan Memory
Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yakni;
declarative knowledge dan procedural knowledge (Best, 1989, Anderson, 1990). Pengetahuan
deklaratif dan prosedural proporsional ialah pengetahuan mengenai informasi factual yang pada
umumnya berfsifat statis-nomatif dan dapat dijelaskan secara lisan isi pengetahuan ini berupa
konsep-konsep yang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan/lisan dengan
demikian pengetahuan deklaratif adalah knowing that atau “mengetahui bawah”. Juga disebut
state able concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan
(Evans, 1991)

Sebaliknya pengetahuan prosedur adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau
keterampilan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis. Namun, pengetahuan
didemonstrasikan dengan perbuatan nyata. Jadi, pengetahuan prosedural lazim disebut sebagai
knowing how atau “mengetahui cara” melakukan sesuatu perbuatan pekerjaan dan tugas tertentu.
Selanjutnya ditinjau dari sudut sejenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori
manusia itu terdiri dari dua macam.
1.Semantic memory (memori semantic), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau
pengertian-pengertian
2.Episodic memory (memori episodik), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa.
2.Perspektif Agama
Islam menurut Dr. Yusuf Al Qadrawi (1984), adalah aqidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan,
bukan berdasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dalam Firman Allah
SWT, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan Kecuali Allah” (Surat Muhammad: 19)
a)Allah Berfirman, “….apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima
pelajaran” (Az-Zumar: 9)
b)Allah Berfirman, “Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak
ketahui….” (Al-Isra:36)
c)Dalam Hadits Riwayat Ibnu ‘Ashim dan Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian

manusia, belajarlah! Karena pengetahuan hanya didapat melalui belajar….” (Qordhawi, 1989)
Ragam Alat Belajar
Ragam alat fisio-psikis itu, seperti yang terungkap dalam beberapa firman Tuhan adalah sebagai
berikut:

1.Indera penglihat (mata) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual
2.Indera pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal
3.Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap,
menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).
Alat-alat yang bersifat fisio-psikis itu dalam hubungan dengan kegiatan belajar merupakan
subsistem-subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional

MAKALAH
BELAJAR
A.Definisi dan Contoh Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat pundamental dalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri
Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan

manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya pada guru.
Kekeliruan/ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang
Berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai
peserta didik.
1.Definisi belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajar. Orang yang
beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks
atau yang diajarkan oleh guru.
Di samping itu, ada pula yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak
pada latihan membaca dan menulis. Persepsi ini biasanya akan merasa puas bila anak-anak
mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu, walaupun tanpa
pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan keterampilan tersebut.
Untuk menghindari ketidaklengkapan tersebut penyusun akan melengkapi sebagian Definisi
dengan komentar dan interprestasi seperlunya.
Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology the teachinglearning process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)
Chaplin dalam dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam Rumusan.

Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses
memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah
laku organisme tersebut.
With dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of psychology membatasi
belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan,
biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat.
Dalam definisi ini terdapat empat macam Istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk
memahami proses belajar.
1.Relatively permanent, yang secara umum menetap

2.Response potentiality, kemampuan bereaksi
3.Reinforce, yang diperkuat
4.Practice, Praktek atau latihan
Biggs dalam Pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam 3 macam
Rumusan, yaitu Rumusan kuantitatif, Rumusan institusional, Rumusan kualitatif.
2.Contoh Belajar
Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini
dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku
“memutar” dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul
pada mainan itu.
Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak
tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang
lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan
sempurna.
Sehubungan dengan contoh itu belajar dapat dipahami sebagai proses yang dengan proses itu
sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan
yang ada.
B.Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap unsur pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tap pernah ada pendidikan sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang Berkaitan dengan upaya
pendidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka
bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikanpun diarahkan pada tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam menguasai prose perubahan manusia itu.
Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia
(bangsa) di tengah-tengah persiapan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang
lebih maju karena belajar.
Dalam perspektif keagamaanpun belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka
memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.
Seorang siswa yang menempuh proses belajar yang ideal yaitu ditandai munculnya pengalamanpengalaman psikologi baru yang positif yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam
sikap, sifat dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan destruktif (merusak)
C.Belajar, Memori, Serta Pengetahuan Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama
1.Perspektif Psikologi
Menurut para ahli psikologi pendidikan khususnya yang tergolong cognitifist (ahli sains kognitif)
sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan sangat erat dan tidak mungkin
dipisahkan. Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi
mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem
Penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia
Dalam otak kita ada yang dinamakan skema (skema kognitif) adalah semacam file yang berisi
informasi dan pengetahuan sejenis seperti linguistic schema untuk memahami kalimat. Cultural
skema untuk menafsirkan mitos dan kepercayaan adat dan seterusnya. Skema ini berada dalam

sebuah kumpulan yang disebut schemata atau schemas (jamak dari schema) yang tersimpan
dalam sub sistem akal permanen manusia.
Menurut Best (1987) setiap informasi yang kita terima sebelum masuk dan diproses oleh sub
sistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu di simpan sesaat atau Tepatnya lewat
karena dalam waktu sepersekian detik yang disebut sensory memory alias sensory register yakni
subsistem penyimpanan pada saraf indera penerima informasi dalam dunia kedokteran subsistem
ini disebut “syaraf sensori” yang berfungsi mengirimkan influsi ke otak.
Ragam Pengetahuan Dan Memory
Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, ilmu pengetahuan terdiri atas dua macam, yakni;
declarative knowledge dan procedural knowledge (Best, 1989, Anderson, 1990). Pengetahuan
deklaratif dan prosedural proporsional ialah pengetahuan mengenai informasi factual yang pada
umumnya berfsifat statis-nomatif dan dapat dijelaskan secara lisan isi pengetahuan ini berupa
konsep-konsep yang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan/lisan dengan
demikian pengetahuan deklaratif adalah knowing that atau “mengetahui bawah”. Juga disebut
state able concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan
(Evans, 1991)
Sebaliknya pengetahuan prosedur adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau
keterampilan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis. Namun, pengetahuan
didemonstrasikan dengan perbuatan nyata. Jadi, pengetahuan prosedural lazim disebut sebagai
knowing how atau “mengetahui cara” melakukan sesuatu perbuatan pekerjaan dan tugas tertentu.
Selanjutnya ditinjau dari sudut sejenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori
manusia itu terdiri dari dua macam.
1.Semantic memory (memori semantic), yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau
pengertian-pengertian
2.Episodic memory (memori episodik), yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa.
2.Perspektif Agama
Islam menurut Dr. Yusuf Al Qadrawi (1984), adalah aqidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan,
bukan berdasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dalam Firman Allah
SWT, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan Kecuali Allah” (Surat Muhammad: 19)
a)Allah Berfirman, “….apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima
pelajaran” (Az-Zumar: 9)
b)Allah Berfirman, “Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang kamu tidak
ketahui….” (Al-Isra:36)
c)Dalam Hadits Riwayat Ibnu ‘Ashim dan Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian
manusia, belajarlah! Karena pengetahuan hanya didapat melalui belajar….” (Qordhawi, 1989)
Ragam Alat Belajar
Ragam alat fisio-psikis itu, seperti yang terungkap dalam beberapa firman Tuhan adalah sebagai
berikut:
1.Indera penglihat (mata) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual
2.Indera pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal
3.Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap,
menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).

Alat-alat yang bersifat fisio-psikis itu dalam hubungan dengan kegiatan belajar merupakan
subsistem-subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional
D.Teori-Teori Pokok Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip
yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang
Berkaitan dengan peristiwa belajar. Di antara banyak teori yang berdasarkan eksperimen terdapat
tiga macam yang sangat menonjol, yakni; Connectionism, classical conditioning dan operant
conditioning.
1.Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh
Edward L. Thorndike (1874, 1949) berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an,
eksperimen Thondike ini menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui
fenomena belajar. Dalam eksperimen kucing itu atau puzzle box kemudian dikenal dengan nama
instrumental (penolong) untuk mencapai hasil atau ganjaran yang dikehendaki (Hintzman, 1978).
Berdasarkan eksperimen itu, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respon, itulah sebabnya, teori koneksionisme juga disebut “S-R Bond theory” dan
S-R psychology of learning”.
Thorndik mengemukakan tiga macam hukum yaitu:
1.Law of effect yaitu jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan hubungan antara
stimulus dan respon akan semakin kuat, sebaliknya semakin tidak memuaskan (mengganggu)
efek yang dicapai respon semakin lemah pada hubungan stimulus dan respon tersebut. Hukum
inilah yang mengilhami munculnya konsep reinforcer dalam teori operant conditioning hasil
penemuan B.F. Skimer
2.Law of readiness (hukum kesiapsiagaan) pada prinsipnya hanya merupakan asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan conduction units (satuan perantaraan).
3.Law of exercise (hukum latihan) ialah generalisasi atau law of use dan law of disuse. Menurut
Hilqaret dan Bower (1975), jika perilaku (perubahan hasil belajar) sering dilatih atau digunakan
maka eksistensi perilaku tersebut. Akan semakin kuat (law of use) dan sebaliknya jika perilaku
tadi tidak akan sering dilatih maka akan terlupakan atau menurun (law of discuses).
2.Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen
yang dilakukan oleh Ivan Povlo (1849-1936) seorang ilmuwan besar Rusia yang berhasil
menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909.
Pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut 9terrace, 1973).
Dalam eksperimennya Pavlor menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan
antara conditioning stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned response (CR),
dan Unconditioned response (UCR).
CS adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari
CR adalah respon yang dipelajari itu sendiri
UCS adalah rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak dipelajari
UCR adalah respon yang tidak dipelajari
3.Pembiasaan Perilaku Respon

Teori pembiasaan perilaku respon (operant conditioning) penciptanya bernama Burhus Fredic
Skimer (lahir tahun 1904) seorang penganut behaviorism yang dianggap kontroversial. Tema
yang mewarnai karyanya adalah bahwa tingkah kaku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi
yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri (Bruno, 1987)
Operant adalah sejumlah perilaku atau respon yang membawa efek yang sama terhadap tingkah
lingkungan yang dekat (Reber, 1988)
4.Teori Pendekatan Kognitif
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting bagi sains kognitif yang telah memberi
konstribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi. Pendidikan sains kognitif
merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas psikologi kognitif, ilmu-ilmu komputer,
linguistik, intelegensi buatan matematika, epistemology dan neuropsychological/ psikologi
syaraf.
Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal mental manusia.
Dalam pandangan ahli kognitif tingkah laku manusia tampak tidak dapat diukur dan
diterbangkan tanpa melibatkan proses mental seperti; motivasi, kesengajaan, keyakinan dan
sebagainya.
E.Proses dan Fase Belajar
1.Definisi proses Belajar
Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (1972)
proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya
beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang
terjadi dalam diri siswa
2.Fase-Fase dalam proses Belajar.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran
siswa menempuh tiga episode atau fase.
a.Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b.Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c.Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu
berlangsung dalam 3 tahapan.
a.Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b.Storage (tahap penyimpanan informasi)
c.Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
PENUTUP / KESIMPULAN
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tidak
berilmu pengetahuan akan tetapi Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah
untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat
manusia itu sendiri.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung
dalam belajar, dengan kemampuan berubah itu manusia secara bebas dapat mengeksplorasikan,
memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.

Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat
(bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lain yang lebih
maju. Akibat Persaingan tersebut kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar.
Meskipun ada dampak negatifnya dari hasil belajar sekelompok manusia tertentu, kegiatan
belajar memiliki arti penting alasannya belajar berfungsi untuk mempertahankan kehidupan
manusia artinya dengan ilmu dan teknologi, hasil belajar kelompok manusia tertindas itu dapat
digunakan untuk membangun benteng petahanan.
Selanjutnya dalam persfektif Keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam
rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajatnya meningkat seperti dijelaskan dalam
surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “……niscaya Allah akan meningkatkan beberapa
derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu”. Ilmu dalam hal ini harus berupa
pengetahuan yang relevan dengan tuntutan jaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.

Srebe (lttp://www.jnjkci eeji.coe/2008/11/ejkjajl-psikoaogi-tentjngbeajaj .ltea)