Laporan Kimia Dasar Reaksi Reaksi Kimi

ACARA III
REAKSI TANAH
A. TUJUAN
1. Praktian dapat membandingkan masing-masing metode penentuan pH
tanah.
2. Praktikan dapat membandingkan nilai pH masing-masing contoh
tanah.
3. Praktikan dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian penentuan pH
tanah pada masing-masing metode.
4. Praktikan dapat menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan nilai pH tanah pada 6 contoh tanah yang digunakan.
5. Praktikan dapat mramalkan pengaruh yang mungkin terjadi pada nilai
pH pada 6 contoh yang digunakan.
6. Praktikan dapat mengetahui upaya yang mungkin dilaksakan untuk
menetralkan Ph.
B. DASAR TEORI
Reaksi tanah menunjukan sifat keasaman atau alakalinitas tanah
yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai PH menunjuan banyak konsentrasi
ion hydrogen di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion hydrogen di dalam
tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion
hydrogen dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH yang jumlahnya

berbanding terbalik dengan banyak H . Pada tanah-tanah yang masam
jumlah ion H lebih tinggi dari pada OH , sedangkan pada tanah alkalis
kandungan OH lebih banyak daripada H sama dengan OH maka tanah
bereaksi netral yaitu mempunyai PH =7 (Sarwono, 1987).
Reaksi tanah menunjukan reaksi asam dan basa/alkali di dalam tanah.
Reaksi tanah tersebut kan mempengaruhi proses-proses dalam tanah
seperti laju dekomposisi bahan organik, mineral, pembentukan mineral
lempung dan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman
lewat pengarunya terhadap ketersediaan unsur hara. Suatu tanah dapat
bereaksi asam atau basa trgantung pada konsentrasi ion H dan ion OH
(Sorensan,1990). Secara kimia murni nilai PH 7 disebut netral, PH
dibawah 7 disebut masam dan diatas 7 disebut basa. Di dalam kimia tanah
disebut netral bukan nilai PH 7 seperti yang disebut diatas, namun
dikaitkan dengan ketersedian hara bagi tanaman. Kondisi keharaan baik
berada pada PH sekitar 6,5. Nilai PH 7 belum tentu bersifat optimum bagi
tanaman bila ditinjau dari segi keharaan. (Notohadiprawiro,1983).
Ketetapan pengukuran PH tanah dipengaruhi oleh jenis larutan yang
digunakan, perbandingan antara tanah dengan air, dan alat yang
digunakan.


Dalam pengukuran PH, elektroda acuan dan elektroda indicator dicelupka
dalam suspense tanah yang heterogen yang terdiri atas partikel-patikel
padat terdispersi dalam suatu larutan aquades. Jika partikel-partikel padat
dibiarkan mengendap, PH dapat diukur dalam cairan supernatant biasanya
memberikan bacaan PH yang lebih tinggi dari pada penempatan dalam
suatu sedimen. Pengadukan suspense tanah sebelum pengukuran tidak
akan memecahkan masalah tersebut, karena prosedur ini memberikan
bacaan yang tidak stabil. Pengukuran PH tanah dapat diberikan hasil
dengan keragaman tinggi karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara
lain :
a. Pengaruh suspense
b. Rasio tanah air
c. Tingkat elektrolit
Kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan pengapuran tanah-tanah masam
ke PH 6-7. Kebanyakan tanaman tumbuh baik pada kisaran PH tersebut.
Pada reaksi tanah ini, konsenrasi Ca, Mg, dan P tersedia cukup untuk
pertumbuhan tanaman. Tingkat kadar hara mikro dalam larutan tanah juga
mencukupi. Terdapat kegiatan jamur dan bakteri. Akan tetapi dalam kasuskasus tertentu merupakan hak yang digukan untuk mempertahankan tanah
pada kondisi sangat masam hingga agak masam bagi pertumbuhan
tanaman.

Salah satu ciri fisiologis yang khas dari larutan tanah ialah
reaksinya. Reaksi tanah adalah parameter yang dikendalikan kuat oleh
sifat-sifat eektrokimia koloid-koloid tanah. Reaksi tanah menunjukan sifat
kemasaman atau alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai PH.
(Notohadiprawiro,2000). Ada juga yang mengartikan lain tentang reksi
tanah. Reaksi tanah artinya sebagai keasaman dan kebasaan tanah yang
dinyatakan dengan nilai PH. Reaksi larutan tanah atau reaksi tanah
ditentukan oleh kadar H+ dan OH-. Apabila kadar H+ > OH- disebut bereaksi
asam dan sebaliknya H+ < OH- bereaksi basa dan bila H+ = OH- disbut
bereaksi netral ( Suratman, 1993). Keasaman dan kebasaan tanah didayai
oleh macam kation yang terjerap pada muka tanah-tanah kaloid. Kationkation utama yang terjerap ialah Al , H , Na, K, Ca , dan Mg. Apabila lebih
banyak ion Al dan H yang terjerap , maka Ph akan menurun. Dan apabila
ion basa (Na, K, Ca dan Mg ) yang lebih banyak terjerap, Ph tanah akan
meningkat. Kebanyakan tanah mempunyai Ph antara 5,0 dan 8,0. Di
kawsan basah , Ph tanah antara 4,0 sampai 6,0. Dan di kawasan kering
mempunyai Ph 7,0 sampai 9,0 (Notohadiprawiro, 2000).
Ph tanah digunakan untuk menentukan mudah tidaknya unsur hara
diserap oleh tanaman. Unsur hara mudah diserap tanaman pada Ph netral,
menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, mempengaruhi
perkembangan unsur mikroorganisme. Mengubah ph tanah yang terlalu


dapat menggunakan kapur, dengan cara kapur tersebut ditambahkan ke
dalam tanah. Sedangkan tanah yang terlalu basa dapat diturunkan Phnya
dengan menambahkan belerang pada tanah. (Harjowigeno, 1993)
Adapun metode penentuan untuk mengukur Ph tanah adalah metode
elektrometris dan metode warna. Namun , metode yang paling tepat dan
akurat adalah dengan Ph meter. Dalam metode elektometris ini konsentrasi
ion H+ larutan tanah diimbangi oleh elektroda baku atau elektroda yang
mempunyai fungsi yang sama. Jika dikerjakan oleh orang yang ahli , alat
ini akan memberikan hasil yang sangat mantap , akan tetapi
mekanismenya sangat komleks. Metode warna menggunakan indikator
tertentu (PH Stick). Banyak zat warna berubah kalau Ph meningkat atau
menurun. Dengan menggunakan sejumlah zat warna baik itu terpisah
maupun tercampur maka akan mudah tercakup kisaran PH dari 3 sampai 8.
Apabila dilakukan secara wajar, metode indikator ini memberikan
ketepatan kira kira 0,2 dari suatu satuan Ph.( soegiman, 1982)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Contoh tanah Grumusol, Regosol, Mediteran, Latosol, Gambut, dan
Redzina
2. pH stick

3. pH meter
4. Aquadesh (H2O)
5. KCL 1N
6. Botol Plastik
D. CARA KERJA
1. Cara PH stick
A. PH-H2O
a. Menganbil 4 contoh tanah segar lapangan yang tersedia kira-kira
sebanyak 5 gram dlam botol.
b. Ditambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2:5)
c. Dibiarkan kira-kira selama 15 menit, kemudian diaduk lagi
d. PH stick dimasukan dalam larutan jernih
e. PH stick diambil dan kibas-kibaskan hingga warna kilat air hilang
f. Warna PH stick dibandingkan dengan warna standar PH yang
terdapat pada kotak PH
B. PH-KCL
Langkah A.a sampai A.f diulang tetapi dengan menggunakan
larutan KCL
2. Cara PH meter

A. PH-H2O

a. Contoh tanah segar lapangan diambil sebanyak kira-kira 5 gram
dalam botol
b. Ditambahkan air suling sebanyak 12,5 ml dan aduk sebaik-baiknya
(atau dengan perbandingan tanah : air = 2:5)
c. Dibiarkan kira-kira selama 15 menit, kemudian diaduk lagi
d. PH suspense diukur dengan pengukur PH meter
B. PH-KCL
Mengulang langkah A.a sampai A.f tetapi dengan penambahan
KCL

E. DATA DAN PERHITUNGAN
NO

JENIS TANAH

1
2
3

4

GRUMUSOL
MEDITERAN
REGOSOL
RENDZINA

PH STICK
H20
6
5
5
6

PH METER
KCL
6
5
5
5


H20
7,19
7,24
7,15
6,3

KCL
5,83
5,12
6,04
4,28

F. PEMBAHASAN
Kami melakukan praktikum ilmu tanah hutan tentang reaksi tanah pada
tanggal 7 april 2014, Reaksi tanah menunjukan sifat keasaman atau basa ( alkalis
tanah yang dinyakan dengan nilai pH ). Nilai pH menunjukan banyaknya
konsentrasi ion hydrogen ( H+ ) didalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ dalam
tanah, maka tanah tersebut semakin masam. Selain ion H+, didalam tanah juga
dijumpai ion OH+ yang menyatakan kebasaan tanah.

Dalam praktikum ini, kami menggunakan 2 metode / cara dalam
penentuan pH tanah yaitu dengan pH stik dan pH meter. Kedua metode ini dicoba
langsung dengan larutan H2O dan KCl sebanyak 1 N. Ion H+ dalam tanah dapat
terjerap pada permukaan kompleks koloid atau sebagai ion bebas dalam larutan
tanah. Ion H+ yang terjerap menentukan kemasaman potensial, sedangkan ion H+
yang bebas menentukan kemasaman positef atau actual.
Dalam praktikum ini, masing – masing metode mepunyai keutungan dan
kerugian ;
1. pH stik
keuntungan ; alat yang digunakan lebih praktis, dapat dibawa kemana –
mana, lebih ekonomis, biayanya lebih murah, dan mudah mendapatkan
kerugian : hasil pengukuran kurang akurat, disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam pembacaan skala antara orang satu dengan orang yang
lain ketika membandingkan pH stik dengan warna pada kota pH yang
tersedia, penentuan pH bersifat subjektif, tergantung pada pengamat, pH
stik mudah terkontaminasi oleh udara yang lembab, keringan dan lainyyya
yang berakibat pada perubahan warna sehingga tidak sesuai dengan
kenyataan
2. pH meter
keutungan : hasil pengukuran lebih akurat sesuai dengan kenyataan

kerugian : harga alat yang mahal, kurang pratis apabila dibawa
kelapangan, alat pH meter lebih rumit dalam pengopreasiannya dehingga
dibutuhkan kehatian dalam penggunanaaya agar alat tidak rusak dan
apabila tidak mengikuti kaidah / petunjuk penggunaan maka hasilnya bisa
jauh menyimpang. Alat ini perlu dinetralkan kembali dengan H2O apabila
selesai digunakan untuk mengukur pH lain
Hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan pH stik untuk masingmasing tanah dengan pelarut H2O adalah grumusol 6, mediteran 5, regosol 5,
rendzina 6, sedangkan dengan pelarut KCL adalah grumusol 6, mediteran 5,
regosol 5, rendzina 5, hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan
pH meter adalah dengan pelarut H2O grumusol 7,19, mediteran 7,24, regosol 7,15,

rendzina 6,3, dan dengan menggunakan KCL grumusol 5,83, mediteran 5,12,
regosol 6,04, rendzina 4,28.
Menurut teori, pada umunya pH tanah regosol antara 6 – 7, tanah
mediteran antara 6 – 7,5 ; tanah grumusol antara 6 – 8, tanah redzina 7 – 8,4. Jadi
percobaan pengukuran dia atas hampir mendekati teori. Tapi khusus tanah – tanah
yang diberi KCl pH berada dibawah 7. Hal ini dapat terjadi karena KCl adalah
garam kuat, yang unsurnya bersifat asam, sehingga pada hsil pengukuran hasilnya
kurang dari 7 dan dapat dikatakan tanahnya masam / asam.
Dari keempat contoh tanah yang diukur pHnya, masing – masing punya

pH yang berbeda – beda. Perbedaan itu bisa erjadi karena adanya factor – factor ;
1. iklim
semakin tinggi curah hujan, pH semakin tinggi
2. batuan induk
sifat batuan induk masih terlibat walaupun sudah mengalami pelapukan
3. bahan organic
semakin banyak BO, maka pH semakin rendah dimana bahan organic ini
pada tanah menunjukan kandungan ion H+ sehingga tanah menjadi masam
apabila BO banyak
4. perlakuan manusia
perilaku manusia seperti pemupukan dan pengapuran pada tanah dapat
mempengaruhi nilai pH
Empat contoh tanah yang diukur pHnya tidak / ada sebagian yang nilai
pHnya tidak sesuai dengan teori. Hal ini bias terjadi karena tanah yang ada di
alboratorium sudah lama sehingga tanah tersebut terkontaminasi dengan udara,
bakteri, tangan manusia dll sehingga nilai pengukurannya tidak sesuai dengan
teori.
Adanya usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai pH ideal bagi
pertumbuhan tanaman adalah
1. penambahan kapur ( CaCO3 ) pada tanah yang terlalu masam
2. penambahan belerang pada tanah yang terlalu basa
3. melakukan pemupukan secara intensif dan sesuai dengan aturan

G. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Perbandingan antara metode dengan menggunakan pH meter dan pH stik
adalah pH meter lebih baik daripada pH stik, karena pH meter lebih teliti
dibandingkan pH stik
b. Metode pH meter mempunyai kelebihan yaitu lebih teliti dalam
pengukuran, kekuranganya adalah alatnya sulit digunakan, harganya
mahal, keuntungan dari pH stik adalah lebih cepat dan harganya lebih
murah, kekuranganya adalah kurang teliti dan resiko kesalahanya besar
c. Tanah yang cenderung bersifat asam adalah meditera, dibandingkan tanahtanah lainya, karena asam maka kandungan bahan organiknya rendah,
sedangkan grumusol sedikit asam, dan yang lainya normal
d. Faktor-faktor yang mrmpengaruhi perbedaan pH adalah iklim, batuan
induk, bahan organik, dan perlakuan manusia
e. Pengaruh yang mungkin terjadi adalah terganggunya tanaman yang
tumbuh di tanah tersebut
f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai pH normal adalah apabila
berlebihan maka diberi kapur, sedangkan kalau kurang diberi pupuk.

I.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno,Sarwono.1993.Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis.
Akademika Presindo. Jakarta
Notohadiprawiro, tejoyuwono .2000. Tanah dan Lingkungan pusat
sumbr daya lahan. UGM. Yogyakarta
Notohadiprawiro, tejoyuwono .1983. Selidik Cepat Ciri Tanah di
Lapangan. Ghalia Indonesia Yogyakarta
Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama sarana perkasa. Jakarta
Soegiman. 1989. Ilmu Tanah. Bhatara Karyalaksana. Jakarta
Sorensan JC dan M.Creary. 1990. Coast : institutional Araangment for
managing Coastal Regovres. Univercity of California of Barkeley
Suratman. 1993 klasifikasi kemampuan lahan PT Penebar swadaya.
Jakarta