Manusia Sebagai Makhluk Sosial id

I.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dari makhluk
lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya membuat
manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal, pikiran,
perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang diberikan Tuhan.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan kematian.
Serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal
balik, baik itu positif maupun negatif.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut
sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan
psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masingmasing memiliki keunikan tersendiri.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan
kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya,
manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Sejak lahir manusia dibekali pemikiran akal pemikiran yang sangat tinggi. Itulah yang
menyebabkan manusia memiliki potensi di berbagai bidang. Pemanfaatan dan manejemen
pemikiran secara baik sangat dibutuhkan agar manusia dapat menjalani kehidupannya dengan
baik. Sekalipun banyaknya hambatan dan permasalahan dalam kehidupan, kita dapat
menyelesaikannya secara tenang dan dapat mengantisipasinya kelak.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

1

II.


PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Di dalam diri manusia terdapat
sesuatu yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khusus. Dia berkembang,
bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela
dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk
memenuhinya.
Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta. Rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai
kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya
yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan
dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi
kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah kodrat yang dimiliki manusia itu sendiri. Mulai dari
pembentukan zigot sampai ketika manusia itu meninggal tak lepas dari perannya sebagai makhluk
sosial. Setiap langkah hidupnya selalu melekatkan dirinya sebagai individu yang memiliki
predikatnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai
organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan organisasinya itu, manusia mengembangkan sistem-sistem dalam

hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan
hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan
dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan
tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut
“gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini,
manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna
kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem
terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian
manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk
kebudayaan, yang didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia, yaitu
menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya.
Semua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam
dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup
menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul,
berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompokkelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal
sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka,
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial


2

Makhluk sosial di sini maksudnya adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan
lingkungan sosial. Meliputi interaksinya maupun bagaimana kehidupannya dalam lingkunganlingkungan sosial yang menjadi tempat manusia itu tinggal. Tempat mereka berkembang biak dan
melakukan berbagai aktivitas dalam mengisi hidup mereka dengan berkehidupan sosial.
Ada beberapa hakikat yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk yang tidak
pernah bisa lepas atau melepaskan diri dari lingkungan sosial maupun aktivitas sosial. Hal ini
tentunya berkaitan pula dengan peran manusia yang juga sebagai makhluk individu. Makhluk
yang mempunyai cipta, rasa dan karsa.
Cipta untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan ide yang dimilikinya. Rasa yaitu perasaan
yang meliputi berbagai emosi yang mungkin dapat ia keluarkan sebagai seorang individu. Ini
menyangkut karakteristik masing-masing individu tersebut.
Sementara untuk karsa, yaitu kehendak yang dimiliki manusia yang membuatnya memiliki
keinginan untuk melakukan segala sesuatu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan
manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha
mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya, hal ini juga dialami oleh para makhlukmakhluk hidup lainnya. Hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal
kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara
untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan

naluri yang telah Tuhan ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal
dan pikiran yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.

Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Manusia memiliki unsur-unsur kehausan biologis, yaitu:
a. Dorongan untuk hidup
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c.

Dorongan untuk melestarikan keturunan

Karakteristik manusia antara lain :

1. Aspek ilmu
2. Aspek kehendak
3. Aspek kreasi
Manusia Sebagai Makhluk Sosial

3

4. Pengarahan akhlak
Beberapa Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat yang mulia.
2. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya diri
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan
mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki
kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan
kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang
tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
3. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya
makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

4. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yang paling menonjol.
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan, ia memahami
aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan, dan
mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada
permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar
penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati
batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan
masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat
pegangan yang benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu
zat yang lebih mulia daripada eksistensi.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini
menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib yang memberinya kemampuan untuk
melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman
eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati
apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yang ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang
seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita

yang ada. Kekuatan inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan,
menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan rohaniah.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

4

7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.
Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau
dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin
dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang
merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan. Kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai
kausalitas sebagai sumber utama yang bebas, sejarah dan masyarakat sepenuhnya
bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas
rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah
memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.

III.


PERKEMBANGAN MANUSIA

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul
manusia menurut ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat
evolusinya, yaitu :
 Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan
pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
 Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang
disebut pithecanthropus erectus.
 Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis
ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di
Solo (Homo Soloensis).
 Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan
otak dan nalarnya.
Tahap – tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Klasifikasi periode
perkembangan manusia meliputi :
1. Periode pra kelahiran,
2. Masa bayi,

3. Masa awal anak anak,
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak,
5. Masa remaja,
6. Masa awal dewasa,

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

5

7. Masa pertengahan dewasa dan
8. Masa akhir dewasa.
Manusia sebagai makhluk sosial memiiki tiga aspek penting dalam hidupnya. Ketiga aspek ini
meliputi:
1. Aspek Organik
Aspek organik ini yaitu manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki fisik yang disebut
jasmani. Organ tubuh manusia mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, hingga ia bisa
disebut sebagai manusia. Tidak disebut binatang tertentu atau tumbuhan yang juga
merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi ini.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologi disini yakni unsur rohaniah yang terdapat dalam diri manusia sebagai

makhluk sosial. Jiwa atau ruh yang menjadikan seorang manusia itu hidup dan memiliki ciriciri hidup. Mulai dari bernafas, tumbuh, berkembang, dan dapat memiliki pemikiranpemikiran yang sifatnya abstrak. Termasuk memiliki perasaan tehadap segala sesuatu yang
dialaminya dalam hidupnya baik sebagai individu maupun manusia sebagai makhluk sosial.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial yang dimaksud, yaitu adanya kebersamaan yang menjadi bagian dari ciri
manusia sebagai makhluk sosial. Dalam situasi atau kondisi tertentu mereka melakukan
sesuatu secara bersama-sama. Mereka melakukan kerja sama dengan manusia lainnya untuk
menghasilkan sesuatu bisa juga dalam upayanya untuk mewujudkan peranan manusia sebagai
makhluk sosial.

IV.

CARA BERMASYARAKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL

Masyarakat adalah tempat aktualisasi seorang manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
bemayarakat manusia memiliki cara-cara tertentu utuk menyukseskan peran manusia sebagai
makhluk sosial. Cara-cara ini dikenal pula dengan bentuk interaksi sosial yang ada dalam
masyarakat. Dapat kita lihat scara masyarakat bersosialisasi dalam suku, seperti Suku Batak.
Mereka membuat cara bersosialisasi mejadi berbeda. Ada 2 cara bersosialisasi dalam Adat Sukku
Batak :
1. Cara bersosialisasi berdasarkan garis keturunan
Maksudnya adalah bertutur sapa berdasarkan Adat atau Susunan Marga, dimana setiap
Orang Suku Batak Marga, dan Marga itu sendiri menjadi tingkatan, yang dimulai dari
Raja Batak dan Garis Keturunan Berikutnya.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

6

2. Cara bersosialisasi berdasarkan Sosiologis
Maksudnya adalah cara bertutur sapa karena adanya perjanjian atau keterikatan.
Perjanjian Marga dengan Marga yang lain atau keterikatan hubungan pernikahan yang
terjadi antara Marga yang satu dengan yang lain.

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan system dalam
kemasyarakatannyayakni dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan no Tolu.
Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak :


Dalihan Na Tolu (Toba) Somba Marhula-hula,Manat Mardongan Tubu,Elek Marboru



Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) Hormat Marmora,Manat Markahanggi,Elek
Maranak Boru



Tolu Sahundulan (Simalungun) Martondong Ningon Hormat, Sombah,Marsanina Ningon
Pakkei, Manat, Marboru Ningon Elek, Pakkei



Rakut Sitelu (Karo) Nembah Man Kalimbubu,Mehamat Man Sembuyak,Nami-nami Man
Anak Beru



Daliken Sitelu (Pakpak) Sembah Merkula-kula,Manat Merdengan Tubuh,Elek Marberru



Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang paling
dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga kepada
semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).



Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga.
Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling
berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya kadang-kadang saling
gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan
seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian
kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara
semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.



Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga
lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan, baik dalam
pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun walaupun
berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan
pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

7

Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan
na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah
menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap orang harus
menempatkan posisinya secara kontekstual.
Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam tata
kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik sesuai
dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu
disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.

KESIMPULAN
Setiap anggota atau bagian dari tubuh kita merupakan suatu kesatuan jaringan atau jalinan
yang masing – masingnya terhubung satu sama lain. Apabila ada satu bagian yang rusak maka
akan berdampak pada bagian lainnya juga.
Terdapat tiga bagian terpenting dari manusia yaitu, akal pikiran, jasmani dan rohani. Tiga
komponen tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Akal merupakan bagian terpenting,
merupakan inti dari sistem tubuh kita. Akal mengatur segala kegiatan yang ada pada tubuh kita,
mulai dari kerja organ tubuh kita, sistem perasaan, motivasi, pengambilan keputusan dan
penyikapan kita terhadap sesuatu dalam hidup.
Jasmani merupakan pendukung kegiatan yang berkaitan dengan fisik kita, tetapi apabila
terganggu salah satu fungsinya maka akan pula berpengaruh pada yang lainnya, bila jasmani kita
baik maka aktifitas kita pun berjalan lancar. Dan rohani merupakan kebutuhan kita terhadap
Tuhan. Kedekatan kita terhadap Tuhan adalah segalanya. Dia lah yang berkehendak dan
menghendakan akan sesuatu. Oleh karena itu sangat dibutuhkan hubungan baik antara kita dengan
Sang Pencipta.
Manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam
masyarakat. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat berkembang dengan wajar dan sempurna.

V.

SARAN

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Kita sebagai manusia yang menjalani kehidupan di dunia yang penuh dengan problema
kehidupan. Apabila kita menginginkan kehidupan yang berjalan baik, lancar, dan sesuai dengan
yang kita impikan, maka pengelolaan kita terhadap pola pikir akal, jamani dan rohani kita harus
berjalan dengan benar, seimbang dan sesuai pada tempatnya. Apabila ada salah satu saja yang
Manusia Sebagai Makhluk Sosial

8

tidak seimbang di dalam pelaksanaannya maka akan berdampak pula pada kehidupan sehari – hari
kita.

Daftar Pustaka

http://joerig.wordpress.com/2007/04/13/definisi-manusia/
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluksosial/
http://calvinfatmanausia.wordpress.com/2011/10/20/makalah-manusia-sebagai-makhluk-individudan-sosial/
http://www.anneahira.com/manusia-sebagai-makhluk-sosial.htm
http://3nurdianto.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
http://helmy-chimonberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/makalah-ilmu-dasar-sosial-manusia.html

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

9