VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

RENSTRA BISNIS UNIVERSITAS RIAU

  

2016-2020 LAMPIRAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS RIAU

NOMOR 03 TAHUN 2016 RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2016 - 2020

  UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

DAFTAR ISI

  i DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR iii

BAB I PENDAHULUAN

  1

  1.1

  1 Kondisi Umum

  1.1.1

  5 Capaian Program Kerja dan Kegiatan 2010- 2014

  7

  1.1.2

  10 Aspirasi Masyarakat

  1.2

  10 Potensi dan Permasalahan

  1.2.1

  12 Potensi

1.2.2 Permasalahan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

  15

  2.1 Visi

  15

  2.2 Misi

  15

  2.3 Tujuan Strategis

  15

  2.4 Sasaran Strategis

  16 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI

  17 DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

  3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

  17

  3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Universitas Riau

  21

  3.2.1 Arah Kebijakan Universitas Riau

  21

  3.2.2 Strategi Kebijakan Universtias Riau

  21

  3.3 Kerangka Regulasi

  22

  3.4 Kerangka Kelembagaan

  23 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

  24

  4.1 Target Kinerja

  24

  4.2 Kerangka Pendanaan

  43 BAB V PENUTUP

  44

   DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Capaian Kinerja Universitas Riau

  4 Tabel 4.1. Sasaran Sytrategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

  25 Tabel 4.2. Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program (IKP)

  28

   DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Ekspektasi Masyarakat terhadap peran Perguruan Tinggi

  7 Gambar 2.1. Kerangka Logis dan Program Kemristekdikti

  20 Gambar 4.1. Target Kenerja

  24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Universitas Riau No.

  

02/KPTS/JUR/62 tanggal 25 September 1962 Universitas Riau

didirikan, diperkuat oleh Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi

dan Ilmu Pengetahuan No.123 tanggal 20 September 1962. Pada

permulaan berdiri, Universitas Riau terdiri dari Fakultas Ketatanegaraan

dan Ketataniagaan (FKK) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP). Kemudian pada tahun 1963 dibuka dua fakultas yaitu Fakultas

Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Pada tahun 1964

didirikan satu fakultas lagi yakni Fakultas Perikanan sehingga

Universitas Riau pada waktu itu mempunyai lima fakultas. Pada tahun

1964 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau memisahkan

diri dan menjelma menjadi IKIP Jakarta Cabang Pekanbaru.Namun

pada tahun 1968 bergabung lagi dengan Universitas Riau menjadi dua

fakultas yakni Fakultas Keguruan dan FakultasIlmu Pendidikan.Pada

tahun 1979 dirintis pula pendirian sebuah fakultas eksakta lainnya

yaitu Fakultas Non Gelar Teknologi. Dengan demikian sampai tahun

1982 Universitas Riau memiliki tujuh fakultas.

  

Pada tahun 1983 Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan

digabung kembali mejadi satu yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan sehingga tahun 1983-1984 Universitas Riau sesuai dengan

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 39 tahun 1983 terdiri dari

enam fakultas, yakni: 1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2)

Fakultas Ekonomi, 3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

3) Fakultas Perikanan , 4) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan 5) Fakultas Non Gelar Teknologi.

  

Pada tahun 1991 dengan Surat Keputusan Mendikbud No.

0312/0/1991 tanggal 6 juli 1991 tentang penutupan dan

pengintegrasian Fakultas Non Gelar dalam lingkungan Universitas dan

Institut, maka FNGT jenjang Diploma Tiga Program Studi Penyuluhan

Pertanian dan Produksi Pertanian diintegrasi pada Fakultas Pertanian

yang akan dibuka. Program studi Teknik Kimia dan Teknik Sipil mulai

tahun akademik 1994-1995 telah menerima program S1 disamping D3

yang sudah ada. Inilah yang menjadi cikal bakal Fakultas Teknik.

  

Pada tahun 1992 Surat Keputusan Mendikbud RI No. 0374/0/1993

tanggal 21 Oktober 1993 menjadi penanda awal dibukanya Fakultas

Pertanian. Pada tahun 2001 resmi keluar Surat Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional No. 236/0/2000 tentang pendirian Fakultas Teknik

pada Universitas Riau tanggal 21 Desember 2000, sehingga Fakultas

Teknik resmi berdiri di Universitas Riau. Pada tahun 2001 telah dibuka

pula Program Studi Pendidikan Kedokteran (PSPD) yang akan menjadi

cikal bakal Fakultas Kedokteran di UR. Kemudian disusul dengan

Program Studi Ilmu Hukum yang mulai beroperasi 2002. Pada tahun

2005, Universitas Riau membuka Fakultas Kedokteran dan Fakultas

Hukum. Dengan munculnya kedua fakultas baru tersebut maka jumlah

fakultas yang diselenggarakan UR bertambah menjadi delapan fakultas.

Di samping kedelapan fakultas tersebut, Universitas Riau memiliki

Program Pasca Sarjana bekerjasama dengan berbagai universitas dan

Perguruan Tinggi lainnya. Program Pasca Sarjana tersebut antara lain

magister di bidang Manajemen, Ilmu Lingkungan, Ilmu Politik,

Administrasi, Teknologi Pendidikan, Sosiologi, Teknik Sipil, Teknik

Kimia dan lain-lain. Sehingga saat ini mengelola tidak kurang dari 17

program studi magister dan 1 program studi doktor.

Lembaran sejarah perguruan tinggi ini mengalami perubahan-

perubahan, baik struktur dan bentuk maupun personalnya. Sejak

berdiri (1962 hingga 1978), UR memakai sistem Presidium, tercatat

  

tokoh-tokoh yang pernah duduk sebagai ketua presidium: Brigjen H.

Kaharuddin Nasution (1962-1967); Brigjen H. Arifin Achmad (1967-

1978) dan Prof. Drs. H.M. Farid Kasmy (1978-1980). Pada periode ini UR

dapat dikatakan sebagai masa peralihan dari sistem Presidium kepada

sistim Rektor. Untuk itu ditunjuklah Prof. Drs. H.M. Farid Kasmy

sebagai pejabat sementara Rektor. UR mempunyai Rektor definitif

berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

  

148/M/1980. Tercatat sebagai Rektor UNRI, Yaitu: 1) Prof Dr. Muchtar

Lutfi (1980-1984, 1985-1989), 2) Prof. Drs. M. Bosman Saleh, MBA

(1989 – 1993), 3) Prof. Dr. Mohammad Diah (1993-1997), 4) Prof. Dr.

Muchtar Ahmad (1997-2001, 2001-2005), 5) Prof. Dr. Ashaluddin Jalil,

MS (2005- 2014), 6) Prof.Dr.Ir.Aras Mulyadi,DEA. (2014-sekarang).

  

Universitas Riau didirikan pada tanggal 1 Oktober 1962 sehingga pada

tahun 2015 ini telah berusia 53 tahun. Sesuai dengan perkembangan

dan pengembangan selama itu, di lingkungan Universitas Riau terdapat

beberapa lembaga struktural dan lembaga fungsional, yaitu: Rektor

dengan empat Wakil Rektor, Biro Umum dan Keuangan (BUK), Biro

Akademik Kemahasiswaan (BAK), dan Biro Perencanaan, Sistem

Informasi dan Humas (BPSI). Terdapat 9 (Sembilan) Fakultas : Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Ekonomi (Fekon),

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan (Faperika), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Teknik (FT),

Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Hukum (FH). Terdapat 2 (dua)

lembaga : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Lembaga

Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP).

  

Dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan akademik dan non-

akademik Universitas Riau memiliki beberapa kampus yang telah

difungsikan sesuai dengan peruntukannya. Kampus utama yang

dinamakan Kampus Bina Widya seluas 362 hektar telah difungsikan

  

sejak tahun 1983 berlokasi 12,5 km dari Pusat Kota Pekanbaru. Di

kampus ini terdapat Gedung Rektorat, sebagian besar Fakultas (FISIP,

FE, FMIPA, FAPERIKA, FKIP, FAPERTA, dan FT), Perpustakaan,

Lembaga-lembaga, UPT TIK, Rumah Sakit Pendidikan, Mesjid, dan lain-

lain. Kampus Purnama terletak di Kota Dumai dengan luas hamparan

32 hektar untuk mendukung kegiatan akademik Program Ilmu

Kelautan. Sedangkan Kampus Pattimura di Jalan Pattimura Gobah

Pekanbaru seluas 5,7 hektar dan Jalan Thamrin seluas 4 hektar.

Kampus Pattimura dipergunakan oleh Fakultas Hukum, Program Pasca

Sarjana, Program D3 FE, Pusat Pengembangan Karir dan

Kewirausahaan (P2K2), dan lain-lain. Fakultas Kedokteran memiliki

kampus sendiri berdekatan dengan Rumah Sakit Umum di Jalan

Diponegoro. Disamping itu terdapat pula kampus eks SGO untuk

penyelenggaraan program studi yang terkait dengan keolahragaan.

  

Sampai dengan tahun 2014 Universitas Riau telah meluluskan 58.602

yang terdiri dari jenjang magister, sarjana dan ahli madya.

  

Jumlah tenaga dosen tetap adalah sebesar 1122 orang dengan

komposisi S1 sebanyak 207 orang atau 18,4%, S2 sebanyak 734 orang

atau 65,4% dan S3 sebanyak 141 orang atau 12,6%.Sedangkan untuk

dosen program SP-1 sebanyak 9 orang dan SP-2 sebanyak 2 orang.

Tenaga administratif di Universitas sebanyak 486 orang.

Total luas areal beberapa kampus yang dimiliki Universitas Riau 418,26

  2 hektar dan terisi oleh prasarana gedung pendidikan seluas 76,783 m

dengan porsi fungsinya 88% untuk menampung kegiatan akademik dan

12% menampung kegiatan non akademik. Terdapat ruang kelas seluas

  2

  2

  2

32.609 m , ruang laboratorium 19.875 m , ruang dosen 1.593 m , ruang

  2

  2

administrasi 18.571 m , perpustakaan 4.628 m , fasilitas pendukung

lainnya.

  

Sebagai perguruan tinggi tertua di Provinsi Riau, Universitas Riau

merupakan kebanggaan masyarakat Provinsi Riau sebagai lembaga

pencetak sumber daya manusia yang handal sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, kebutuhan pasar kerja, dan kebutuhan profesional.

Disamping itu, Universitas Riau juga menjadi agen dan sumber

perubahan yang mendorong kemajuan teknologi dan kesejahteraan

masyarakat khususnya di Wilayah Provinsi Riau. Terkait dengan peran

penting Universitas Riau untuk menjaga dan meningkatkan reputasi

serta citra universitas, maka dalam 3 tahun terakhir Unit Penjaminan

Mutu dan Unit Sistem Monitoring dan Evaluasi telah dibentuk dan

difungsikan seperti yang diharapkan.

1.1.1 Capaian Program dan Kegiatan 2010-2014

  

Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif yang menggambarkan

tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan

dengan memperhatikan faktor input, proses,output, dan outcome.

Pencapaian kinerja didasarkan pada ukuran kuantitatif maupun

kualitatif. Ukuran kuantitatif dalam bentuk persentase (%) yang

merupakan proporsi antara nilai capaian (realisasi) terhadap target yang

ditetapkan dan angka absolut.

  

Secara tabelaris capaian kinerja Universitas Riau disajikan pada tabel

sebagai berikut ini.

TAHUN NO URAIAN

  2014 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

  1 Mahasiswa Baru Peminat 26.718 17.175 17.182 23.989 37.334 44.585 45.585 60.592 69.423 70.122 Diterima 2.538 2.290 2.520 2.485 4.032 6.163 5.056 6.936 7.073 9.393 Keketatan 10,5 7,5 6,8 9,6 9,2 7,2 9 8,7 9,8 7,5 Total Mahasiswa 8.250 10.631 11.144 12.610 12.394 29.440 26.593 29.960 29.490 33.558

  2 Dosen S1 365 277 273 214 207 48 139 182 134 157 S2 544 652 655 690 712 712 803 743 758 744

TAHUN NO URAIAN

  2014 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 S3

  76

  83 86 104 119 119 150 153 197 227 Guru Besar

  21

  26

  22

  

23

  40

  40

  44

  43

  48

  53 Rasio Dosen Mahasiswa 1:9 1:11 1:11 1:13 1:12 1:29 1:25 1:28 1:27 1:30 Total Dosen 985 1,012 1,014 1,008 1,038 1,038 1.092 1.078 1.089 1.128

  3 Pegawai SD

  72

  61

  56

  

50

  46

  46

  34

  31

  20

  12 SMP

  27

  22

  21

  

22

  19

  19

  17

  19

  19

  14 SMA 197 191 192 179 183 183 173 166 161 120 D2

  8

  8

  8

  

7

  8

  8

  7

  7

  7

  3 D3

  59

  58

  62

  

53

  50

  50

  49

  47

  45

  50 S1 81 111 111 127 132 132 148 150 158 167 S2

  3

  7

  10

  

17

  22

  22

  26

  23

  25

  34 Total Pegawai 447 458 460 455 460 460 454 443 435 401

  4 Perkembangan Sarana Dan Prasarana Ruang Kelas 175 184 189 189 204 204 204 204 204 204 Ruang Laboratorium 141 145 151 167 176 176 176 179 179 179 Ruang Pustaka

  11

  11

  11

  

11

  11

  11

  11

  11

  11

  11 Ruang Puskom

  1

  1

  1

  

1

  2

  2

  2

  2

  2

  2 Rusunawa

  1

  1

  1

  1

  1

  1 Vicon

  1

  2

  3

  

4

  4

  4

  4

  4

  4

  4 IT

  4

  4

  4

  

45

  45

  45

  45

  45

  45

  45 Lahan 418.26 418.26 418.26 418.26 418.26 418.26 418,26 418,26 418,26 418,26

  5 Perkembangan Prodi Prodi D2

  1 1 - - - - -

  1

  • Prodi D3

  12

  13

  12

  

9

  8

  8

  8

  8

  8

  8 Prodi D4

  

1

  1

  1

  1

  1

  1

  1 Profesi I

  

1

  1

  1

  1

  1

  1

  4 Prodi S1

  36

  43

  43

  

47

  48

  48

  58

  58

  58

  49 Prodi S2

  5

  5

  5

  

6

  10

  10

  10

  14

  15

  18 Prodi S3

  1

  1

  1

  1

  1 Jurnal

  22

  22

  22

  

22

  22

  22

  23

  34

  47

  48

  6 Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran Lulusan 1,847 3,345 2,857 4,103 3,755 3,300 5,619 4,906 6,409 5.157 Masa Studi 5,3 5,3 5,2 5,2 5,0 4,9

  4.7

  4.5

  4.5

  4.5 Waktu Tunggu 1,5

  1.2

  1.3

  

1.3

  1.2

  1

  0.46

  0.46

  0.46

  0.46 Gaji Pertama 830.000 840.000 840.000 840.000 840.000 840.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 2.000.000

  7 Rangking Nasional Penjaminan Mutu

  20 Webometrik

  27

  42

  31

  58

  50

  19 Scopus

  19

  21

  19

  20

  20 Kinerja Penelitian

  27

  25

  20

  16 Rangking Internasional 4.160 5.213 2.850 3.761 3.827 2.128 Webometrik

  8 Akreditasi Prodi Akreditasi A

  3

  

3

  4

  4

  4

  3

  5

  8 Akreditasi B

  12

  12

  22

  

24

  25

  36

  36

  36

  36

  50

TAHUN NO URAIAN

  2014 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Akreditasi C

  15

  15

  5

  5

  6

  14

  17

  21

  32

  14 Belum Akreditasi

  9 Akreditasi UR C C C C C C B

1.1.2 Aspirasi Masyarakat

1.1.2.1 Aspirasi Umum Masyarakat Indonesia kepada Perguruan Tinggi

  

Ekspektasi masyarakat pada Perguruan Tinggi berkembang seperti yang

ditunjukkan oleh gambar di bawah . Pada saat pertama kali Perguruan

Tinggi berdiri, masyarakat berharap Perguruan Tinggi bisa memerankan

dirinya sebagai agent of education. Saat Perguruan Tinggi sudah mampu

memerankan dirinya sebagai agent of education, masyarakat berharap

lebih, Perguruan Tinggi tidak hanya dapat memerankan dirinya sebagai

agent of education tetapi juga memerankan diri sebagai agent of research

and development. Harapan ini terus berlanjut sampai sekarang ini

dimana masyarakat berharap Perguruan Tinggi bisa memerankan

dirinya sebagai agent of knowledge and technology transfer dan akhirnya

sebagai agent of economic development.

  

Gambar Ekspektasi masyarakat terhadap peran Perguruan Tinggi

  

Untuk dapat memenuhi harapan masyarakat agar Perguruan Tinggi

juga bisa berperan sebagai agent of economic development, maka

Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat menghasilkan inovasi yang

dapat memberikan manfaat ekonomis bagai masyarakat secara luas.

Meskipun sekarang ini secara spesifik belum pernah dimonitor

kemampuan Perguruan Tinggi Indonesia menghasilkan inovasi yang

mendatangkan manfaat langsung bagi masyarakat, banyak penelitian-

penelitian Perguruan Tinggi yang sudah siap dihilirkan untuk bisa

mendatangkan manfaat langsung kepada masyarakat. Ke depan,

Perguruan Tinggi harus lebih didorong dan difasilitasi untuk dapat

menghasilkan inovasi yang bermanfaat langsung pada masyarakat.

1.1.2.2 Aspirasi Masyarakat terhadap Universitas Riau

  

Pesatnya perkembangan pembangunan di Provinsi Riau baik di tingkat

kota maupun kabupaten, tentu saja menuntut tersedianya Sumber

Daya Manusia yang unggul dalam segala aspek. Unggul bermakna

bahwa SDM tersebut memiliki kemampuan yang lengkap dari segi

psikomotorik, afektif dan kognitif ataupun unggul dalam jiwa dan

raganya. Salah satu media untuk menghasilkan SDM yang diinginkan

tersebut adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi. Untuk itu,

masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Riau

mengharapkan peran Universitas Riau untuk meningkatkan dan

memperkokoh daya saing sumber daya manusia dengan mewujudkan

program-program Universitas Riau yang lebih nyata, membumi dan

lebih dapat dirasakan langsung oleh civitas akademika dan masyarakat

secara umum. Selain itu, Kemristekdikti mengharapkan agar Universitas

Riau dapat memberikan kontribusi dalam menjawab kebutuhan

teknologi di tingkat provinsi maupun nasional, membantu menciptakan

lapangan kerja dengan basis teknologi, kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi, menyiapkan teknologi yang dibutuhkan oleh

industri dan masyarakat atau menyediakan teknologi-teknologi

mutakhir yang siap untuk dipakai sesuai dengan tantangan di

  

lapangan. Universitas Riau diharapkan dapat menyediakan dan

mengatur pendanaan yang memadai bagi penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan yang sesuai dengan standar meninimum. Lebih

lanjut, Universitas Riau dituntut untuk mendorong pemanfaatan hasil

litbang yang berasal dari institusinya. Pelaku industri meminta

Universitas Riau untuk menyediakan peralatan produksi dengan

teknologi mutakhir, teknologi produksi (improvisasi), teknologi untuk

pengembangan produk (diversifikasi produk), SDM terampil, dukungan

untuk peningkatan produktivitas, dan risk sharing. Tambahan pula,

masyarakat mengharapkan Universitas Riau berkontribusi menyiapkan

teknologi tepat guna dan produk-produk teknologi yang harganya

terjangkau (kompetitif).

  

Masyarakat mengharapkan Univesitas Riau untuk menjadi pusat

unggulan, penganggaran yang lebih dapat dirasakan oleh civitas

akademika, administrasi keuangan memperhatikan akuntabilitas,

penataan kegiatan litbang yang lebih dapat diandalkan, kerjasama yang

lebih nyata dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk

melakukan kegiatan litbang, pengembangan SDM Iptek, turut berperan

serta dalam kegiatan alih teknologi dari luar negeri ke dalam negeri dan

dalam negeri ke dalam negeri, mampu memobilisasi tenaga pendidik

untuk turut serta dalam kegiatan litbang ke industri, dan mampu

melakukan kegiatan komersialisasi hasil litbang.

  

Sementara itu, universitas harus mampu membuat instrumen kebijakan

yang mengantar terjadinya penguatan kelembagaan di semua level

universitas, program beasiswa yang terintegrasi, perhatian terhadap

HKI, penguatan jaringan antara lemlitbang dan industri, program

penguatan kegiatan litbang, dan pendayagunaan Iptek.

1.2. Potensi dan Permasalahan

1.2.1 Potensi

  

Universitas Riau merupakan satu-satunya universitas negeri di bawah

naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang

berada di Provinsi Riau. Sehingga dengan kekhasan ini, maka tentu saja

Universitas Riau wajib menjadi penghantar untuk

mengimplementasikan visi misi kementerian kepada masyarakat Riau.

Dengan demikian, keberadaan Universitas Riau sebagai institusi

pendidikan tinggi dapat langsung dirasakan kehadirannya oleh

masyarakat Riau

Sebagai universitas yang berkedudukan di Provinsi Riau, maka sudah

seharusnyalah Universitas Riau memiliki jati diri yang mencerminkan

eksploitasi kebijakan lokal (local wisdom) dari budaya Melayu.

  

Oleh sebab itu eksploitasi kebijakan lokal budaya Melayu tidak semata-

mata tertuju kepada sajian kuliner, seni pantun ataupun seni tari. Akan

tetapi budaya lokal Melayu sudah seharusnyalah diposisikan dalam

spektrum yang lebih luas.

  

Terkait dengan luasnya spektrum tersebut, maka Universitas Riau

mengemban amanat untuk mampu mengeksploitasi dan

mengimplementasikan hasil eksploitasi tersebut dalam berbagai aspek

budaya lokal Melayu. Sudah seharusnyalah beberapa potensi keilmuan

yang telah hidup di masyarakat sepertipada bidang teknik pembuatan

kapal, teknologi pengelolaan perikanan, teknik bertani sawit dan karet,

mudahnya masyarakat Melayu menerima keberagaman suku-agama-

ras-antar golongan, sikap egaliter yang tidak mengenal kasta dalam

masyarakat, mampu menularkan pemakaian bahasa Melayu sebagai

lingua franca bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, adanya tradisi

obat-obat herbal suku-suku tertentu, potensi pariwisata daerah-daerah

kota maupun kabupaten, serta adanya sejarah (track record) manajemen

  

atau tata kelola pemerintahan yang baik. Semua potensi tersebut harus

dapat dieksploitasi lalu diimplementasikan atau dikemas dalam bentuk

kegiatan-kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi.

Potensi lain yang merupakan peluang bagi implementasi kegiatan-

kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi di Univesitas Riau adalah potensi

industri hilir yang bertebaran di Provinsi Riau. Potensi riset-riset yang

dapat dikembangkan untuk mendukung industri hilir sawit dan karet.

Selain itu adalah turut sertanya Universitas Riau dalam persiapan

pengembangan infrastruktur (seperti bangunan, jalan, jembatan dan

lain-lain) untuk mendukung pengembangan sektor wisata yang

dikembangkan pada kota maupun kabupaten; kajian-kajian akademik

bidang kesehatan, pangan, dan farmasi yang dapat dilakukan oleh

berbagai bidang ilmu yang tersebar di banyak program-program studi.

Lebih lanjut diharapkan bahwa akademisi yang tersebar di berbagai

progam studi tersebut dapat melahirkan produk kekayaan intelektual

maupun produk inovasi yang mampu diimplementasikan dan dirasakan

langsung manfaatnya oleh masyarakat ataupun industri.

  

Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan tinggi yang

dijalankan oleh Universitas Riau dapat menyatu dalam mengembangkan

atau mengimplementasikan konsep Tridharma, yang utuh dari hulu

hingga hilir, yang pada akhirnya dapat dinikmati atau dimanfaatkan

oleh masyarakat ataupun industri.

Berdasarkan letak geografis Provinsi Riau, maka terlihat bahwa Provinsi

Riau memiliki pesisir pantai yang panjang, terletak di tengah pulau

Sumatera, sebagiannya berbatasan langsung dengan selat Malaka, serta

berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga posisi

inilah yang mengakibatkan Provinsi Riau memiliki potensi kemaritiman.

Potensi terbesar yang tidak dapat diabaikan adalah tersedianya Sumber

Daya Manusia di institusi pendidikan tinggi khususnya di Universitas

Riau.

  

Ke depan peran Universitas Riau menjadi institusi pendidikan yang

menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat maupun

industri, akan semakin besar.

1.2.2 Permasalahan Permasalahan Pendidikan Tinggi diRiau

  

Meskipun perencanaan kegiatan dan anggaran berbasis kinerja telah

diperkenalkan sejak tahun 2007, akan tetapi hal ini belum maksimal

diterapkan di UR. Perencanaan kegiatan dan anggaran masih dianggap

sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari (1) belum

adanya kesungguhan secara institusional untuk mencapai target kinerja

yang tercantum di dalam renstra, (2) peningkatan anggaran yang

signifikan dari tahun ke tahun yang dikelola oleh institusi, belum

mencerminkan adanya peningkatan yang signifikan dari capaian

delapan (8) Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Jika dilihat dari sisi input mahasiswa, maka banyak lulusan SLTA lebih

memilih perguruan tinggi di Jawa sebagai tempat untuk melanjutkan

pendidikannya. Terdapat kebanggaan di tengah masyarakat (para orang

tua) ketika anaknya kuliah di Jawa, walaupun hanya di perguruan

tinggi swasta. Hal ini berdampak pada perguruan tinggi di Riau,

khususnya Universitas Riau.Calon mahasiswa yang mendaftar bukan

merupakan calon-calon unggulan. Walaupun jalur penerimaan bibit

unggul daerah diberlakukan, tapi secara kuantitas maupun kualias

yang didapatkan dari upaya untuk menjaring calon mahasiswa yang

unggul tersebut masih minim. Tentu, input yang didapatkan ini akan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas SDM yang

dihasilkan oleh pendidikan tinggi di Riau.

  

Selanjutnya, Universitas Riau belum memiliki sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai untuk menunjang perkuliahan dan litbang.

Perencanaan yang kurang matang mengakibatkan beberapa gedung

  

yang sudah dibangun tidak representatif, peralatan labor yang sudah

dibeli tidak bisa dioperasikan, dan lain-lain.

  

Jenjang pendidikan dosen yang dimiliki oleh URmayoritas masih berada

pada jenjang magister. Tentu ini akan berdampak pada kualitas dan

kemampuan UR dalam menghasilkan lulusan yang unggul dan

menghasilkan litbang yang berkualitas.

  

Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang belum

optimal juga menjadi permasalahan. Banyak kegiatan-kegiatan

akademik dan penunjang akademik yang belum tersentuh TIK sehingga

dari dulu sampai sekarang masih dilakukan secara manual. Tentunya,

ketidakefisienan dari segi waktu dan pekerjaan selalu menjadi akibat

dari hal tersebut. Selain itu, masih banyak civitas akademika yang

belum mendapatkan layanan TIK. Jaringan komputer yang dibangun

universitas baru menyentuh unit-unit tertentu saja, sehingga beberapa

dosen, mahasiswa dan karyawan harus menggunakan biaya sendiri

untuk mendapatkan akses internet padahal universitas telah

menganggarkan dana untuk layanan tersebut. Akses terhadap aplikasi

komputer yang telah dimiliki universitas pun dirasakan masih lambat.

Terkadang hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dan keterlambatan

dalam memenuhi tugas yang diwajibkan. Tidak jarang, kesalahan (error)

selalu menghiasi layar komputer mereka yang menggunakannya. Oleh

sebab itu, tidak mengherankan jika perguruan tinggi tidak dapat

memberikan dukungan optimal TIK bagi pemda atau industri di

sekitarnya.

  

Akses jurnal terbaru di perguruan tinggi di Riau masih belum memadai.

Padahal, ini menjadi syarat mutlak untuk menghasilkan litbang yang

berkualitas dalam rangka meningkatkan H-indeks.

  

Kerjasama-kerjasama dengan perguruan tinggi lain atau industri hanya

sebatas MOU. Jarang sekali adanya aksi nyata yang bermuara pada

kegiatan-kegiatan atau program-program Tridharma Perguruan Tinggi.

  

Dapat dibayangkan, sedikit sekali hasil atau produk litbang yang

dihasilkan perguruan tinggi bersentuhan langsung dengan industri.

  

Kurikulum yang dimiliki perguruan tinggi di Riau masih sedikit yang

memiliki kompetensi yang berorientasi pada potensi yang dimiliki

daerah ini. Hal ini juga menyebabkan perguruan tinggi tidak dapat

berperan maksimal dalam mendukung pembangunan di Riau.

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

  2.1. Visi

Visi Universitas Riau adalah “menjadi universitas riset unggul

bermartabat di bidang sains dan teknologi di kawasan Asia Tenggara

Tahun 2035”.

  2.2. Misi Misi Universitas Riau adalah sebagai berikut.

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang bermutu untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi tinggi;

  2. Menyelenggarakan penelitian bermutu untuk menyelesaikan masalah daerah dan nasional;

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sebagai kontribusi UR dalam pembangunan daerah dan nasional.

2.3. Tujuan Strategis

  Tujuanstrategis Universitas Riau terdiri atas 1. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, keunggulan akademik dan atau profesional untuk dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

  2. menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian yang unggul serta menyebarkan dan mengupayakan penggunaannya oleh masyarakat dan industri.

  3. menghasilkan sistem kebijakan dan teknologi tepat guna yang unggul dan kompetitif yang mampu mendukung pembangunan masyarakat madani

2.4 Sasaran Strategis

  Sasaran strategis dari Universitas Riau adalah: 1.

  Tersedianya program studi yang berkualitas pada seluruh strata pendidikan dan memenuhi tuntutan masyarakat pengguna dengan memanfaatkan potensi keunikan Universitas Riau, sebagaimana yang tertuang dalam Pola Ilmiah Pokok.

  2. Terciptanya lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi dan memiliki karakter budaya Melayu yang bijak dalam mengembangkan sumber daya perairan.

3. Tersedianya hasil penelitian IPTEKS yang efisien dan efektif bagi pembangunan regional, nasional dan internasional.

  4. Tersedianya sistem, model dan teknologi yang mampu memecahkan persoalan dasar masyarakat dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

3.1.1 Arah Kebijakan Kemristekdikti

  

Peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pembangunan kemampuan

iptek dan inovasi, serta peningkatan kontribusi Iptek untuk mendukung

peningkatan daya saing nasional bukan lagi sebuah pilihan namun

menjadi sebuah keniscayaan. Arah kebijakan Kemenristekdikti adalah :