Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

  

INFORMASI APBNP 2017 Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan INFORMASI APBNP 2017 Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

  Disusun oleh Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran Penanggung jawab: Direktur Jenderal Anggaran Editor : Direktur Penyusunan APBN Kontributor : Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN gati

  Kata Pengantar Dalam rangka memberikan informasi dan mendukung transparansi anggaran, syukur Alhamdulillah kami telah menyelesaikan penyusunan buku Informasi APBN Perubahan 2017. Informasi yang berisi ringkasan APBN ini disusun berdasarkan APBN Perubahan Tahun 2017 yang telah disetujui oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna DPR pada tanggal 28 Juli 2017 dan selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2017 telah diundangkan menjadi Undang-undang nomor 8 tahun 2017 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.

  Perkembangan perekonomian global dan domestik dalam Semester I Tahun 2017 mengakibatkan perlunya penyesuaian pada beberapa asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN tahun 2017, seperti tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan

  Sri Mulyani Indrawati target pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan lebih tinggi dari targetnya

  Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam APBN tahun 2017. Selain perubahan asumsi dasar ekonomi tersebut, adanya perubahan kebijakan fiskal dan kebutuhan belanja mendesak, seperti persiapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, Asian Games tahun 2018, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian yang berdampak pada perubahan postur APBN tahun 2017 Dalam rangka menjaga pencapaian sasaran prioritas pembangunan dan kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang, dilakukan kombinasi kebijakan fiskal yaitu, pelebaran defisit anggaran, efisiensi belanja negara, serta melanjutkan upaya optimalisasi pendapatan negara secara lebih realistis. Dengan tujuan akhir mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.

  Harapan kami, semoga Informasi APBN ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas kepada para pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif, bagi masyarakat Indonesia. Kepada tim penyusun dan para pihak yang telah menyampaikan masukan baik langsung maupun tidak langsung hingga terbitnya Informasi APBN ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

  Terima kasih. Sri Mulyani Indrawati

  1 Pelaksanaan APBN Tahun 2017 APBN makin sehat, ekonomi makin kuat

  • 3,1%)

  Semester I APBNP Belanja lebih efisien dan lebih baik Belanja lebih efisien dan lebih baik Tambahan defisit dijaga, utang terkendali Ekonomi terjaga Pajak Meningkat Ekonomi tumbuh lebih tinggi Tambahan utang semakin menurun

  Tumbuh sebesar 9,6% (negatif 2,4% pada th 2016), bahkan tanpa tax amnesty tetap tumbuh 5,6%).

  PPN tumbuh 13,5% (2016 :

  Rp Semester I APBNP 2017

2 Kinerja Pelaksanaan

  Semester I APBN 2017 lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

  9,6% (9,6%) 31,6% (33%) 62,3% (26,9%) 13,5% (3,1%) Pertumbuhan Perpajakan 46,3 km 3,69 km 29,9 %

  42,7% 523,08 m 6,9 juta siswa 34% terhadap PDB

  (23,3%) 1,82% 1,29% Rp143,4 T Rp(68,2 T) 4,5 juta siswa 1.887,7 m

256,6 ribu

mahasiswa

  PPN Jalan Baru Jembatan

  Flyover/Underpass KIP BOS

Bidik Misi

Jalan Tol

  Bea Keluar Pembangunan Puskesmas, Infrastruktur Jalan, Pasar, dan RS Rujukan

  Pertumbuhan Penerbitan SBN (Neto) PNBP SDA Migas PNBP

  DAK Fisik Penyaluran BOS BOP PAUD TPG

  59,9% 77,3% 29,7%

  DAK Nonfisik Realisasi Pendapatan Negara

  Realisasi Belanja Negara

  Realisasi Transfer ke Daerah Keseimbangan Primer

  Defisit Realisasi Pembiayaan Anggaran

  INFORMASI APBNP 2017

  6 Juli 2017 Presiden mengajukan RUU APBN-P TA 2017 disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya.

  6 Juli 2017 Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI >> Penyampaian Penjelasan Pokok-Pokok RUU tentang APBN-P TA 2017

10 Juli 2017 Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menko-menko

  >> Membahas RKA KL dalam RUU APBNP TA 2017 11-13 Juli 2017 Rapat Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan

  Alur >> Membahas perubahan Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam RUU APBNP TA 2017

  Penyusunan

14 Juli 2017

  APBN Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI >> Membahas Postur Sementara RUU APBNP TA 2017

  Perubahan 17-19 Juli 2017

  2017 Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBNP 2017

  Pemerintah mengajukan Nota Keuangan >> Membahas perubahan Belanja KL dan Non KL dalam RUU APBNP TA 2017 beserta RAPBN Perubahan ke DPR untuk kemudian dibahas bersama

  Rapat Panja Transfer Daerah dan Dana Desa RUU APBNP 2017 >> Membahas perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RUU APBNP TA 2017

20 Juli 2017 Rapat Panja Draft RUU APBNP 2017

  >> Membahas Draft RUU APBNP TA 2017

26 Juli 2017 Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI

  >> Laporan dan Pengesahan Hasil Panja Pendapat Mini sebagai Sikap Akhir Fraksi; Penandatanganan Naskah RUU APBN-P; Pendapat Pemerintah; dan Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan TK.II

28 Juli 2017 Rapat Paripurna

  

FOKUS

APBNP 2017

Efisiensi dan kualitas Reformasi Jaga momentum belanja prioritas penerimaan negara ekonomi dan

  • > kemiskinan, --> Pajak & PNBP kepercayaan rakyat kesenjangan, & kesempatan kerja

  INFORMASI

  5 APBNP 2017 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dari yang direncanakan pada APBN tahun 2017.

  Realisasi 2016 APBNP 2017 Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)

  5,2 5,0

  Inflasi (%, yoy)

  3,0 4,3 Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%)

  5,7 5,2 Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$)

  13.307 13.400 Harga Minyak (US$/barel)

  40

  48 Lifting Minyak

  (ribu barel/hari) 829 815

  Lifting Gas

  (MPOEPD) 1.150

  1.180 INFORMASI APBNP 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 diperkirakan mencapai 5,2 %

  PDB 2017 (persen) 6,0 5,6 5,2 5,0 5,0 4,8 ealisasi 2012 2013 2014 2015 R 2016 APBNP 2017

  Growth PDB per Komponen Pengeluaran Growth PDB per Sektor

  Pertanian, Kehutanan, Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT 5,1

  3,4 dan Perikanan

  PDB Pertambangan Konsumsi Pemerintah

  4,6 1,3 dan Penggalian

  5,2 PMTB

  Industri Pengolahan 5,4

  4,8 (persen) Pengadaan Listrik dan Gas

  5,0 Ekspor

  4,8 Pengadaan Air, Pengelolaan

  4,0 Sampah, Limbah dan Daur Ulang Impor

  3,9 Konstruksi

  6,5 Perdagangan Besar dan Eceran,

  5,1 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan

  8,1 Forecast Pertumbuhan

  Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,2

  Ekonomi Indonesia Informasi dan Komunikasi

  10,1 Jasa Keuangan dan Asuransi

  9,9 5,1 5,2 5,1

  Real Estate 4,8

  Jasa Perusahaan 7,4

  Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 3,5 dan Jaminan Sosial Wajib

  5,2 5,2 5,2

  Jasa Pendidikan 4,1

  Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,5

  Jasa lainnya 8,1

  Pendapatan Negara Defisit Anggaran 1.736,1 (175,1) Keseimbangan Primer (68,2) Pembiayaan Anggaran

  Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi 209,4 207,8 (0,1) 2.133,3 2,67% Belanja Negara Pendapatan Negara 718,2

  893,3 Belanja Negara Defisit Anggaran (397,2) Keseimbangan Primer (178,0)

  Pembiayaan Anggaran 397,2 Laporan Semester I Tahun 2017

  APBNP 2017 (triliun Rupiah)

  Pembiayaan Utang defisit outlook (144,3)

  362,9 outlook 461,3

  APBN APBNP % thd APBN

  1. Transfer ke Daerah 704,9 706,3 100,2

  V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,3 100,0

  IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,9) (1,0) 108,8

  III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,4) (3,7) 57,2

  II. PEMBIAYAAN INVESTASI (47,5) (59,7) 125,8

  I. PEMBIAYAAN UTANG 384,7 461,3 119,9 a.l - Surat Berharga Negara (neto) 400,0 467,3 116,8

  E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 330,2 397,2 120,3

  D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (330,2) (397,2) 120,3 % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,41) (2,92)

  C. KESEIMBANGAN PRIMER (109,0) (178,0) 163,4

  2. Dana Desa 60,0 60,0 100,0

  II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 764,9 766,3 100,2

  A. PENDAPATAN NEGARA 1.750,3 1.736,1 99,2

  c. Belanja Lain-lain 41,0 49,9 121,7

  2. Belanja Non K/L 552,0 568,4 103,0

a.l. a. Belanja Pegawai 123,1 120,0 97,5

b. Pembayaran Bunga Utang 221,2 219,2 99,1

  1. Belanja K/L 763,6 798,6 104,6

  I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.315,5 1.367,0 103,9

  B. BELANJA NEGARA 2.080,5 2.133,3 102,5

  II. PENERIMAAN HIBAH 1,4 3,1 226,4

  2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 250,0 260,2 104,1

  1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.498,9 1.472,7 98,3

  I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.748,9 1.733,0 99,1

  8

PENDAPATAN NEGARA

  60 80 100 73,3 26,3

  INFORMASI APBNP 2017

  Penyesuaian dilakukan utamanya pada komponen penerimaan pajak non-migas, dengan mengacu pada realisasi tahun 2016 agar target yang ditetapkan lebih realistis dan tetap optimis.

  Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 84,8% di dalam APBNP 2017. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 15,0%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.

  PNBP (%) Hibah (%)

  82,3 82,6 84,8

  16,8 15,0 74,9 74,0

  0,4 0,5 0,3 0,8 0,6 0,2

  24,6 25,7 17,0

  (triliun Rupiah) APBNP 2017

  1.736,1 2012 10,5 7,5 7,8 -2,7 3,2 11,6 400 800 1200 1600 2013 2014 2015 Realisasi 2016 APBNP 2017

  20

  Perpajakan (%)

  (triliun Rupiah) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017

  260,2 15,0%

  1.472,7 84,8% PNBP

  0,2% Penerimaan Perpajakan

  Hibah 3,1

  Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,8% selama periode tahun 2012-2017. Di dalam APBNP 2017, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.736,1 triliun Pendapatan Negara Growth (%)

  40 INFORMASI APBNP 2017 Penerimaan Perpajakan

  Target pertumbuhan penerimaan perpajakan dikoreksi turun menjadi 14,6% atau turun Rp26,2 T (namun tetap lebih tinggi dari pencapaian di tahun 2016 serta pertumbuhan sejak tahun 2012) APBNP

  triliun Rupiah

  2017 APBN 2017

  14,6 2016

  16,0 1.472,7 2015

  3,6 1.498,9 2014

  1.285,0 8,2 2013

  6,5 1.240,5 2012

  1.146,8 9,9 Pertumbuhan Perpajakan (%)

  1.077,3 12,2 980,5 14,6 14,3

  (persen) 13,7

  Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDB

  11,6 11,5

  (Tax Ratio Arti Sempit) ditargetkan sebesar

  10,8

  10,8%

  11,9 11,9 Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk

  11,4

  Penerimaan SDA Migas dan Pertambangan

  10,8 10,7

  Minerba) ditargetkan sebesar 11,5%

  10,4 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP Tax Ratio (Arti Luas) (Arti Sempit) Tax Ratio 2017

  Penerimaan Perpajakan Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar Rp1.472,7 triliun atau meningkat rata-rata sebesar 11,3%.

  Bea Masuk Bea Keluar 33,3 1.472,7 2,7

  (triliun Rupiah) Cukai

  153,2 PPh

  Pajak Penghasilan (PPh) dalam APBNP

  784,0 Pajak

  11,6%

  2017 memberikan kontribusi terbesar

  Lainnya

  terhadap Penerimaan Perpajakan

  8,7

  sebesar 59,4%

  PBB 59,4% PPh Non 15,4 PPh Final dan Fiskal Migas Lainnya 20,2 PPh 21 148,1 36,0% 156,2

  PPN PPh 22 11,1 475,5 PPh 26 55,1 742,2 PPh 22 Impor

  PPh 52,5 (Perpasal) Nonmigas PPh 25/29 Pribadi 19,9 PPh 23 36,4 PPh 25/29 Badan 242,7 Cukai MMEA Cukai Etil

  (triliun Rupiah) Alkohol Lainnya 5,5 Negeri PPN Dalam 0,3 0,1 PPh Nonmigas Orang Pribadi PPh Nonmigas 132,4 Badan 328,1 PPN Impor 379,3 Cukai Hasil 362,9 Tembakau 147,5

  PPh Cukai Nonmigas Potensi PPh Badan masih dapat terus ditingkatkan besar yaitu 51,1% dibandingkan PPh Badan. PPh Non Migas OP memiliki kontribusi lebih penerimaan PPN, sebesar 71,2%. yaitu 96,3%. PPN Dalam Negeri mendominasi PPN terbesar dalam Penerimaan Cukai Cukai Hasil Tembakau berkontribusi

  2012 21,5 23,4 14,1 8,9 22,5 (0,8) 6,7 14,0 6,4

3,6

(2,7) 15,3 6,6 381,6 337,6 95,0 108,5 118,1 144,6 143,5 153,2 384,7 409,2 423,7 412,2 475,5 417,7 458,7 552,6 630,1 742,2 9,5 9,8 20,5 14,0 17,8 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

  Optimalisasi perpajakan dalam rangka peningkatan tax ratio melalui perbaikan basis data pajak sebagai hasil program tax amnesty Mempertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik Mendukung era transparansi informasi di bidang perpajakan Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

  Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

  Kebijakan di bidang Perpajakan

  PPh Nonmigas, 2012-2017 (triliun rupiah) PPN, 2012-2017 (triliun rupiah) Cukai,

  2012-2017 (triliun rupiah) Penerimaan Perpajakan

  PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%) Pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terbesar rata-rata masing-masing sebesar 49,7% dan 33,4%.

  PPh Nonmigas naik rata-rata 14,4% PPN naik rata-rata 10,2% Cukai naik rata-rata 12,9%

  2016 APBNP 2017 2016 APBNP 2017

  INFORMASI APBNP 2017

  INFORMASI APBNP 2017 Penerimaan Negara Bukan Pajak

  Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi Penerimaan Negara secara keseluruhan (triliun Rupiah) Pendapatan

  BLU 38,5

  Pendapatan SDA 95,6 14,8% 36,8% 260,2

  Di dalam APBNP 2017, Pendapatan SDA dan PNBP Lainnya memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,8% dan 33,8%.

  PNBP 32,7% Lainnya 15,8% 85,1

  

Penerimaan dari Kekayaan Negara

yang Dipisahkan 41,0

  Menahan turunnya lifting minyak dan gas serta efisiensi cost recovery Kebijakan

  Penerapan production sharing contract (PSC) gross split pada kontraktor Umum kontrak kerja sama (KKKS) yang akan terminasi dan/atau melakukan perpanjangan kontrak kerja sama

  PNBP Optimalisasi penerimaan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara Penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP Penerapan kebijakan payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN

  INFORMASI APBNP 2017 Penerimaan Negara Bukan Pajak

  Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi Penerimaan Negara secara keseluruhan. Optimalisasi PNBP K/L terus dilakukan dengan tetap menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

PNBP K/L, PNBP,

  4,5 2012-2017 2012-2017

  (triliun rupiah) (triliun rupiah) 73,4 69,6 21,7 24,6 29,7 40,3 87,7 12,3 12,9 15,5 7,3 4,5 6,1% 30,8 0,8% -0,7% 34,0 35,3 12,4% 2,5% 81,7 37,6 118,0 41,9 85,1 38,5 61,1 56,7 72,3 74,4 102,0 65,7 225,8 226,4 240,8 100,9 95,6 -35,9% 37,1 64,9 41,0 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017

  2017 Bagian Laba PNBP Lainnya

  Penerimaan PNBP K/L PNBP DMO

  BUMN SDA Pendapatan

  PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp78,6 triliun, dengan Pertumbuhan BLU kontribusi terbesar Kementerian Kominfo dan Kementerian Perhubungan

  Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun seiring dengan fluktuasi penurunan harga komoditas (minyak Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan dengan bumi, batubara) dan pergerakan nilai tukar tetap menjaga kualitas pelayanan masyarakat

  13,8% 12,6% SDA Migas 2012-2017 (triliun rupiah) SDA

  5,2% 112,7 Nonmigas 106,0 97,0 2012-2017 (triliun rupiah) -1,5%

  • -4,9% 49,0 48,0 40,0
  • -8,7% 2012 2013 2014 2015 2016 APBN
  • 205,8 203,6 216,9 78,2 44,1 72,2

      2017 15,9 18,6 19,3 17,7 15,8 17,7 Pertambangan

      Umum Kehutanan 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 3,2 3,1 3,7 4,2 3,8 3,9 2017

      0,2 0,2 0,2 0,1 0,4 1,0 Perikanan Panas Bumi 0,7 0,9 0,8 0,9 0,9 0,7 SDA Migas Harga ICP

      INFORMASI

    APBNP 2017 BELANJA NEGARA

      Penyesuaian secara umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja negara dalam rangka mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan, serta pendanaan untuk berbagai kebutuhan yang mendesak

      Transfer ke Daerah dan Dana Desa 35,9% Belanja K/L

      37,4% 798,6 766,3 26,6% Program Program Program Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Subsidi Belanja Lainnya Utang Negara

      2.133,3 168,9 60,4 219,2 Belanja Non K/L

      (triliun Rupiah) Program Program Pengelolaan Pengelolaan

      568,4 Transaksi Lainnya Hibah Negara 108,1 5,5

      Pertama, kebijakan efisiensi belanja barang berdasarkan realisasi tahun 2016

      dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan prioritas, untuk kemudian

      Penyesuaian direalokasi ke belanja/ kegiatan yang lebih mendesak dan bersifat prioritas. Belanja

      Kedua, menampung tambahan-tambahan belanja yang bersifat mendesak

      dan/atau merupakan prioritas nasional, seperti alokasi untuk antisipasi bencana

      Negara

      alam, penyelenggaraan Asian Games tahun 2018, persiapan tahapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian.

      Ketiga, perubahan pagu belanja akibat perubahan pagu penggunaan PNBP/BLU dan penarikan pinjaman dan hibah luar negeri. Keempat, penyesuaian besaran subsidi energi sebagai dampak belum

      diimplementasikannya beberapa kebijakan pembatasan yang telah diperhitungkan dalam APBN tahun 2017.

      Kelima, penyesuaian besaran dana alokasi umum (DAU) seiring dengan

      penurunan pendapatan dalam negeri neto sesuai kebijakan DAU dalam APBN tahun 2017 yang tidak bersifat final.

      APBNP 2017 APBNP 2016 1.306,7 1.367,0

      Belanja K/L Belanja K/L (triliun Rupiah)

      (triliun Rupiah) Belanja Pemerintah Pusat

      Belanja Non K/L 767,8 Program Pengelolaan Utang Negara 191,2 Program Pengelolaan Hibah Negara 8,5 Program Pengelolaan Subsidi 177,8 Program Pengelolaan Belanja Lainnya 50,8

      Belanja K/L 798,6 Program Pengelolaan Utang Negara 219,2 Program Pengelolaan Hibah Negara 5,5 Program Pengelolaan Subsidi 168,9 Program Pengelolaan Belanja Lainnya 66,7 Program Pengelolaan Transaksi Khusus 108,1 Program Pengelolaan Transaksi Khusus 110,6

      Belanja Pemerintah Pusat Pertumbuhan BPP (%)

      1.010,6 14,4 12,5 5,8 (2,5) 11,3 0,7 1.137,2 1.203,6 1.183,3 1.306,7 1.315,5 1.367,0 2012 2013 2014 2015 APBNP 2016 APBN 2017 APBNP 2017 (1) perubahan belanja akibat perubahan asumsi dasar ekonomi makro seperti perubahan pembayaran bunga utang dan subsidi; (2) efisiensi belanja barang K/L untuk dialokasikan pada belanja/kegiatan yang produktif dan prioritas dalam rangka meningkatkan kualitas belanja; dan

      (3) tambahan alokasi pada beberapa komponen belanja, baik untuk kebutuhan mendesak dan prioritas maupun untuk penyelesaian kewajiban-kewajiban Pemerintah

      INFORMASI APBNP 2017

      3,8

      APBNP 2016

      13,2 1,0% Perumahan dan Fasilitas Umum 30,6 2,2% Kesehatan

      143,3 11,0% Perlindungan Sosial 150,8 11,5% 122,9 331,0 Menurut Fungsi Menurut Jenis

      5,9 0,4% Agama 9,8 0,7% Pendidikan

      34,3 2,6% Kesehatan 66,1 5,1% Pariwisata

      9,4% Ekonomi 25,3% Perlindungan Lingkungan Hidup 11,0 0,8% Perumahan dan Fasilitas Umum

      

    Pertahanan

    109,0

    Ketertiban dan Keamanan

      

    8,3%

    322,6

      155,1 11,3% 141,8 325,5 Pelayanan Umum 24,7%

      9,8 0,7% Pendidikan 143,9 10,5% Perlindungan Sosial

      57,9 4,2% Pariwisata 5,4 0,4% Agama

      0,7% 8,5 Bantuan Sosial 4,1% 53,4 Belanja Lainnya 1,7% 22,5

    Pertahanan

    122,0

    Ketertiban dan Keamanan 10,4% Ekonomi 23,8% Perlindungan Lingkungan Hidup

      APBNP 2016

      Belanja Barang 23,3% 304,2 Belanja Modal 15,8% 206,6 Pembayaran Bunga Utang 14,6% 191,2 Subsidi 13,6% 177,7 Belanja Hibah

      Belanja Pegawai 26,2% 342,4

      12,2% 168,9 Belanja Hibah 0,2% 2,2 Bantuan Sosial 4,2 58,1 Belanja Lainnya 3,6% 49,9

      15,1% 206,2 Pembayaran Bunga Utang 16,8% 219,2 Subsidi

      Belanja Barang 23,3% 318,8 Belanja Modal

      

    8,9%

    350,9 Belanja Pegawai 24,9% 340,4

      Belanja Pemerintah Pusat Pelayanan Umum 25,7%

      1.367,0 1.367,0 (triliun Rupiah)

      APBNP 2017

      APBNP 2017

      INFORMASI APBNP 2017

    K/L

    • 1,0 26,9 4,9
    • 0,6

      38,1 43,6 40,6

    27,6

      INFORMASI APBNP 2017

      Belanja K/L (triliun) Pertumbuhan Belanja K/L (%)

      Pada APBN 2017 terjadi penurunan sebesar Rp4,2 triliun apabila dibandingkan APBNP 2016. Belanja K/L 2012-2017 tumbuh rata-rata 9,3% pertahun

      Efisiensi pada belanja operasional dan belanja non prioritas Mendukung pembangunan infrastruktur dan konektifitas untuk meningkatkan kualitas pembangunan Peningkatan kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial (KIP, KIS, PKH, dll.) Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan

      (triliun Rupiah) Kementerian Kesehatan Kementerian Ristek & Dikti Kementerian Pertanian

      Polri Kementerian Agama Kementerian Perhubungan Kementerian Keuangan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

      97,1 79,3 56,2 42,9

      Belanja

      40,5 38,0 39,5 24,1

      62,7 55,9 44,6

      114,8 104,2 98,2 63,5

      Kementerian PU Pera Kementerian Pertahanan 108,7

      APBNP 2016 APBNP 2017 6-10 11-15

      582,9 577,2 732,1 767,8 763,6

      Kementerian Negara/ Lembaga dengan Anggaran Terbesar Arah kebijakan Belanja K/L 489,4 17,2 19,1

    10 Perkembangan Belanja K/L 2012 2013 2014 2015 APBNP 2016 APBN 2017

      Pokok-pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat a

      Penghematan dan Efisiensi Belanja Barang K/L

    • Efisiensi belanja operasional
    • Efisiensi belanja perjalanan dinas
    • Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa, honorarium dan lainnya)

      Penambahan belanja untuk program prioritas mendesak

    • Persiapan Asian Games 2018
    • Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019
    • Percepatan program sertifikasi tanah, penanggulangan bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

      Pemenuhan anggaran Pendidikan dan Kesehatan masing-masing 20% dan 5%

      INFORMASI APBNP 2017 INFORMASI APBNP 2017

      Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L Kementerian Pertahanan Kementerian PU PERA APBN Rp108,0 T APBN Rp101,5 T APBNP Rp114,8 T APBNP Rp104,2 T Perubahan disebabkan, a.l. :

    • Efisiensi belanja operasional

      Perubahan disebabkan, a.l. :

    • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 517,8 miliar
    • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,157,1 mi>Efisiensi belanja perjalanan d>Tambahan belanja prioritas (BA BUN ) 161,5 miliar antara lain untuk pengiriman Satgas Yonis TNI
    • Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa,

      untuk penanggulangan bencana (Rehabilitasi dan Misi PBB Minusca ke Republik Afrika selatan

      honorarium dan lainnya)

      rekonstruksi)

    • Kebutuhan untuk sewa satelit
    • Percepatan penarikan PHLN sebesar Rp 1.195,9

      Pemanfaatan anggaran, antara lain:

      miliar

    • Pengadaan alutsista

      Pemanfaatan anggaran, antara lain:

    • Pengadaan kendaraan taktis (matra darat), KRI,
    • Pembangunan/pemeliharaan jalan dan jembatan; KAL, Alpung, ranpur, rantis (matra laut) dan
    • Pembangunan Jalan Tol pesawat (matra udara)
    • Pembangunan rumah susun
    • Pembangunan embung, bendungan, dan penampungan air lai
    • Persiapan Asian Games 2018
    • Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019
    • Percepatan program sertifikasi tanah, penanggulangan bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

      Kementerian Pertanian Kementerian Perhubungan APBN Rp22,1 T APBN Rp46,0 T APBNP Rp24,1 T APBNP Rp44,6 T Perubahan disebabkan, a.l. : Perubahan disebabkan, a.l. :

    • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 437,5 miliar
    • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 2,0 T • Tambahan belanja prioritas RP2.471,2 miliar untuk
    • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 357,7 miliar untuk peningkatan hortikultura, tanaman pangan, untuk pengadaan lahan dan pembangunan jalur perkebunan dan peternakan kereta menuju Bandara Adi Sumarmo

      Pemanfaatan anggaran, antara lain: Pemanfaatan anggaran, antara lain:

    • Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai
    • Pembangunan kapal perintis penumpang>Peningkatan produksi daging, telur dan susu barang
    • Penambahan luas lahan perta>Pembangunan jalur kereta api
    • Pembangunan/pengembangan bandar udara

    • Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar
    • >Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean Games 2018
    • Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan pemuda
    • Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm sekolah menengah dan perguruan tinggi
    • Pembinaan/penyelenggaraan event dan keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tingkat daerah/nasional/internasional
      • Penambahan almatsus Polri • Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme
      • Pengamanan objek v
      • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T
      • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T
      • Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa Miskin • Peningkatan kualitas dosen
      • Penguatan riset dan pengembangan
      • Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia Pintar • Peningkatan kompetensi tenaga pendidik
      • Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah
      • >Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1 miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta Pemilu)
      • Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar
      • Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018
      • Peningkatan pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan Pemilihan Umum • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar untuk pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narko>Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar
      • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk mendukung program percepatan pensertipikatan tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi program strategis nasional
      • Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah
      • Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang
      • Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar kadastral nasional di Kab/Kota
      •   Pemanfaatan anggaran, antara lain:

          Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

          INFORMASI APBNP 2017

          Kementerian Ristek Dikti APBNP Rp39,5 T APBN Rp39,7 T

          Pemanfaatan anggaran, antara lain:

          Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan APBNP Rp38,0 T APBN Rp39,8 T Perubahan disebabkan, a.l. :

        • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T • Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target)
        • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T • Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T

        • Peningkatan layanan persalinan
        • Peningkatan presentase anak yang mendapatkan imunisasi lengkap
        • Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui
        • Pemberian bantuan operaional sekolah untuk
        • Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah
        • >Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif • Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0 miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak
        • Meningkatkan kinerja teknis pengawasan penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan
        • Meningkatkan kualitas pelayanan hukum,kehumasan dan pengwasan internal
        • Mewujudkan kemandirian, integritas, dan<>Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika
        • Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi instansi pemerintah
        • Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
        • INFORMASI APBNP 2017

            Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan iuran)

            Kementerian Kesehatan APBNP Rp55,9 T APBN Rp58,3 T Perubahan disebabkan, a.l. :

            Pemanfaatan anggaran, antara lain:

            Kementerian Agama APBNP Rp63,5 T APBN Rp60,1 T Perubahan disebabkan, a.l. :

            MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;

            Pemanfaatan anggaran, antara lain:

            Perubahan disebabkan, a.l. :

            Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk peningkatan pelayanan dan keamanan serta ketertiban masyarakat

            Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L Kementerian Pemuda dan Olahraga Polri APBN Rp3,1 T APBN Rp58,3 T APBNP Rp4,6 T APBNP Rp98,2 T Perubahan disebabkan, a.l. : Perubahan disebabkan, a.l. :

          • Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar
          • Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk

            Games 2018 peningkatan pelayanan dan keamanan serta

            Pemanfaatan anggaran, antara lain:

            ketertiban masyarakat

          • Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan

            Pemanfaatan anggaran, antara lain:

            pemuda

          • Penambahan almatsus Polri • Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm
          • Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme sekolah menengah dan perguruan tinggi
          • Pengamanan objek v>Pembinaan/penyelenggaraan event dan
          • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tin
          • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T

            daerah/nasional/internasional

          • Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa • Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia Miskin Pintar

            Komisi Pemilihan Umum

          • Peningkatan kualitas dosen

            Kementerian Agraria

          • Peningkatan kompetensi tenaga pendidik

            APBN Rp1,8 T

          • Penguatan riset dan pengembangan

            dan Tata Ruang (BPN)

          • Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

            APBNP Rp3,3 T APBN Rp5,5 T Perubahan disebabkan, a.l. : APBNP Rp6,6 T

          • Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1

            Perubahan disebabkan, a.l. :

            miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan

          • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar

            Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta

          • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk

            Pemilu) mendukung program percepatan pensertipikatan

          • Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi

            Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada program strategis nasional Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar

            Pemanfaatan anggaran, antara lain: Pemanfaatan anggaran, antara lain:

          • Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah
          • Pelaksanaan Pilkada serentak tahun >Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T • Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana
          • Peningkatan pelayanan dan kapas
          • Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T • Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target) tata ruang

            penyelenggaraan Pemilihan Umum

          • Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T
          • Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar kadastral nasional di Kab/
          • Peningkatan layanan persalinan
          • Pemberian bantuan operaional sekolah untuk

            Badan Pengawas Pemilu

          • Peningkatan presentase anak yang mendapatkan MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;

            APBN Rp1,8 T

            imunisasi lengkap

          • Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

            Badan Narkotika Nasional APBNP Rp3,3 T

          • Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui

            APBN Rp1,3 T

            Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan

            Perubahan disebabkan, a.l. : APBNP Rp1,9 T

            iuran)

          • Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif

            Perubahan disebabkan, a.l. :

          • Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0
          • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada untuk pencegahan dan pemberantasan serentak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

            Pemanfaatan anggaran, antara lain: Pemanfaatan anggaran, antara lain:

          • Meningkatkan kinerja teknis pengawasan
          • Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan
          • Dukungan layanan pada lembaga rehabili>Meningkatkan kualitas pelayanan instansi pemerintah hukum,kehumasan dan pengwasan internal
          • Dukungan layanan pada lembaga rehabili
          • Mewujudkan kemandirian, integritas, dan komponen masyarakat

            Anggaran Kesehatan Terdapat realokasi anggaran kesehatan melalui pembiayaan berupa PMN kepada BPJS Kesehatan ke dalam belanja dalam bentuk alokasi pengendalian defisit keuangan DJS-BPJS untuk program Dana Jaminan Sosial Kesehatan

            50 100 triliun Rp % terhadap Belanja Negara Anggaran Kesehatan (APBNP) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 3,3 3,8 5,0 5,0 2,7 2,8

            INFORMASI APBNP 2017 2016 1. Anggaran Kesehatan melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.117,7 81.454,2 A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70.082,8 63.637,1 a.l. 1. Kementerian Kesehatan 62.720,9 55.863,5 2. Badan POM 1.539,3 1.670,0

            3. BKKBN 3.559,6 2.728,6 B. Melalui BA BUN 6.034,9 17.817,0 a.l. 1. Kontribusi Pemerintah untuk JKN PNS/TNI/Polri 5.452,9 5.732,1 2. Defisit Keuangan DJS-BPJS - 3.600,0 2. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.201,9 25.210,6 3. Anggaran Kesehatan melalui Pembiayaan 6.827,9 - Total Anggaran Kesehatan 104.147,4 106.664,8 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.133.295,9 Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0 Sumber : Kementerian Keuangan APBNP

            Komponen Anggaran Kesehatan 2017 APBNP Anggaran Pendidikan melalui pembiayaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanya penambahan investasi Pemerintah dalam bentuk SWF bidang pendidikan

            200 300 400 100 triliun Rp 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 Anggaran Pendidikan % terhadap Belanja Negara Anggaran Pendidikan (APBNP) 20,1 20,0 20,0 20,6 20,0 20,0 2016 1. Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 144.959,4 148.546,3 A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 141.692,9 141.390,0 a.l. 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43.605,9 37.965,1 2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 39.589,5 37.384,9 3. Kementerian Agama 46.470,3 53.681,0 B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3.266,5 7.156,3

            2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.630,3 267.656,1 a.l. Dana Transfer Khusus 119.918,4 115.503,9 1. DAK Fisik 2.665,3 8.058,9 2. DAK Non Fisik 117.253,0 107.445,0 i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 69.762,7 55.573,4 iii. Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 45.120,0 3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 5.000,0 10.500,0 Total Anggaran Pendidikan 416.589,8 426.702,4 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.136.792,8 Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0 Sumber : Kementerian Keuangan APBNP Komponen Anggaran Pendidikan 2017 APBNP

            esa NP NP Anggaran Infrastruktur dalam APBNP 2017 meningkat 3,4% dari APBN 2017 sejalan dengan peningkatan alokasi untuk BLU LMAN serta tambahan hibah dalam rangka rehab rekon pasca

          bencana di NTB (Bima) serta rehab hutan dan lahan pasca banjir di Jabar dan NTB

            200 300 400 100 triliun Rp 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 9,8 9,4 8,7 14,2

          14,4

          19,0

            Anggaran Infrastruktur % terhadap Belanja Negara Anggaran Infrastruktur (APBNP)

            INFORMASI APBNP 2017 Anggaran Kedaulatan Pangan dijaga agar tetap mencapai target yang telah ditetapkan. Anggaran Kedaulatan Pangan

            50 100 triliun Rp % terhadap Belanja Negara Anggaran Kedaulatan Pangan (APBNP) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 4,6 4,2 3,8 6,1

          5,3

          4,9 2016 Real APBN APBNP I. Kementerian Negara/Lembaga 31,2 40,8 41,5 1. 018 Kementerian Pertanian 21,1 22,1 24,1 2. 032 Kementerian Kelautan Perikanan 4,6 6,5 5,7 3. 033 Kementerian PU &amp; PR 5,5 10,4 10,0 4. 027 Kementerian Sosial - 1,7 1,7 - - - II. Non K/L 68,2 62,4 62,4 1. Subsidi 49,4 52,2 52,2

            a. Subsidi Pangan 22,1 19,8 19,8 b. Subsidi Pupuk 26,9 31,2 31,2 c. Subsidi Benih 0,4 1,3 1,3 d. Subsidi bunga kredit resi gudang 0,0 0,0 0,0 2. Belanja Lain-lain 3,4 4,5 4,5 a. Cadangan Beras Pemerintah 2,0 2,5 2,5