PENAMBAHAN KONSENTRAT Salvinia molesta U

PENAMBAHAN KONSENTRAT Salvinia molesta UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN P ADI DI TANAH SULFAT MASAM
Husin Kaderi1

L

ahan pasang surut sulfat masam dengan luas diperkirakan sekitar 6,7 juta ha mempunyai potensi cukup besar
untuk dijadikan lahan pertanian (Partohardjono dan Syam
1992). Masalah utama dalam pemanfaatan lahan sulfat masam
adalah kemasaman tanah sangat tinggi (Dent 1986; Konsten
dan Sarwani 1990). Tanah dengan kemasaman yang sangat
tinggi tidak dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh
tanaman karena tidak tersedianya unsur hara tertentu dan
melimpahnya kelarutan unsur-unsur yang beracun. Untuk
meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara diperlukan
penambahan Salvinia molesta sebagai pupuk.
Salvinia molesta merupakan tumbuhan setahun, termasuk tumbuhan air yang kecil, terapung bebas, dan berkembang biak dengan spora. Batang bercabang sedikit
bahkan tidak bercabang. Daun bersatu menjadi karangan tiga
yang rapat. Dua daun dari tiap karangan mengapung dengan
tangkai pendek dan berambut, tidak berbagi dan tepi rata.
Daun yang ketiga menggantung dalam air berbentuk serabut

seperti akar dan juga berfungsi sebagai akar (tidak ada akar
yang sesungguhnya). Bagian pangkal daun berlekuk berbentuk jantung. Pada waktu muda daun datar kemudian
melipat seperti daun telinga. Daun yang mengapung mendatar rata di atas air, helaian lonjong memanjang dan ujung
membulat, berjumlah 9-13 helai dengan ukuran 5-7 mm, warna
hijau muda dari bawah berambut coklat agak rapat. Kedua sisi
dari ibu tulang daun dengan tulang daun lateral sebanyak 1520 buah (Van Steenis 2002). Percobaan ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan beberapa dosis konsentrat S.
molesta untuk meningkatkan pertumbuhan padi di tanah
sulfat masam.

BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru pada tahun 2001. Bahan
yang digunakan adalah bibit padi varietas IR66, tanaman S.

1

Teknisi Litkayasa Penyelia pada Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,
Jalan Kebun Karet, Loktabat, Banjarbaru, Telp. (0511) 772534, Faks.
(0511) 773034


46

molesta, urea, SP-36, KCl, dan akuades. Alat yang digunakan
meliputi pisau, timbangan, beaker glass, oven, penggiling
tanaman, dan baskom.
Proses pembuatan konsentrat S. molesta dengan
konsentrasi 40%, 60% dan 80% adalah sebagai berikut:

• S. molesta dikeringkan sampai kadar air 5,96%, digiling
halus, ditimbang masing-masing 40 g, 60 g, dan 80 g lalu
dimasukkan ke dalam baskom. Untuk konsentrasi 40% (40
g S. molesta) ditambahkan masing-masing 24 g urea, 23
g SP-36, dan 9 g KCl. Untuk tingkat konsentrasi 60% (60
g S. molesta) ditambahkan 16,5 g urea, 15,8 g SP-36, dan
6,7 g KCl, serta untuk konsentrasi 80% (80 g S. molesta)
ditambahkan 6,6 g urea, 8,5 g SP-36, dan 3,0 g KCl.
Campuran S. molesta dan pupuk diaduk hingga merata.
Penambahan urea, SP-36 dan KCl yang berbeda dimaksudkan untuk memenuhi takaran setara dengan 90 kg N,
60 kg P2O5 dan 45 kg K2O/ha.


• Campuran S. molesta dan pupuk kemudian dikeringkan
dalam suhu kamar. Setelah kering konsentrat ditimbang
sesuai dengan tingkat konsentrasi perlakuan.
Percobaan menggunakan media tanah sulfat masam.
Tanah diambil dari kebun percobaan Banjarbaru secara
komposit pada kedalaman 0-20 cm. Contoh tanah dikeringanginkan lalu diayak dengan ayakan berukuran lubang 2 mm.
Tanah lalu dimasukkan ke dalam ember plastik dengan
diameter atas 26 cm, diameter bawah 19 cm, dan tinggi 24 cm.
Masing-masing ember berisi 6 kg tanah kering udara.
Percobaan untuk setiap perlakuan adalah kontrol (tanpa
S. molesta) serta pemberian konsentrat S. molesta 40%, 60%,
dan 80%. Tiap-tiap perlakuan diulang tiga kali. Takaran S.
molesta tiap pot untuk masing-masing perlakuan adalah 3,08
g, 4,10 g, dan 7,36 g untuk mencapai takaran setara dengan
90 kg N, 60 kg P2O5, dan 45 kg K2O/ha. Pemberian S. molesta
sesuai perlakuan dilakukan 7 hari sebelum tanam dengan
cara dibenamkan di bawah permukaan tanah. Bibit padi
varietas IR66 yang telah berumur 21 hari ditanam pada potpot percobaan yang sudah diisi tanah. Pengamatan dilakukan
terhadap tinggi tanaman pada umur 4, 6, dan 8 minggu
setelah tanam (MST), jumlah anakan pada umur 4, 6, dan 8

MST, dan komponen hasil yaitu jumlah malai, panjang malai,
bobot gabah, dan jumlah gabah isi.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan tanaman padi yang diberi
perlakuan konsentrat Salvinia molesta, rumah kaca Balittra
Banjarbaru, 2001

Pertumbuhan Tanaman Padi
Pertumbuhan tanaman dalam arti sempit adalah pembelahan
sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan
ukuran) serta merupakan proses yang tidak dapat berbalik
(Gardner et al. 1991). Menurut Hakim et al. (1986), pertumbuhan merupakan suatu perkembangan yang progresif
dari suatu organisme, dan cara yang dapat digunakan untuk
mengukur pertumbuhan adalah dengan menyatakannya
dalam bobot kering, panjang, tinggi atau diameter.
Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan tinggi tanaman padi umur 4, 6, dan 8
MST disajikan pada Tabel 1. Penambahan konsentrat S.
molesta pada pupuk dapat mempengaruhi tinggi tanaman
padi. Tinggi tanaman paling tinggi (90,83 cm) diperoleh pada
pemberian konsentrasi S. molesta 60%. Peningkatan
konsentrat S. molesta dari 60% menjadi 80% tidak mampu lagi
menambah tinggi tanaman. Ini menunjukkan bahwa konsentrasi S. molesta 60% telah mampu menyuplai kebutuhan hara
tanaman sehingga efektif meningkatkan pertumbuhan. Hasil
percobaan juga menunjukkan bahwa selain unsur hara mikro
yang terkandung di dalam pupuk, S. molesta juga mempunyai
peranan dalam pertumbuhan tinggi tanaman padi.
Jumlah Anakan
Data pengamatan jumlah anakan tanaman padi umur 4, 6, dan
8 MST disajikan pada Tabel 2. Jumlah anakan pada umur 6
dan 8 MST dipengaruhi oleh penambahan konsentrat S.
molesta. Jumlah anakan terbanyak dihasilkan pada umur 6
dan 8 MST dengan tingkat konsentrat S. molesta 60%,
masing-masing 28,3 dan 32,7 batang tiap rumpun. Konsentrat
S. molesta 60% mampu menyuplai kebutuhan hara tanaman
sehingga efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Pada umur 6 dan 8 MST, pemberian konsentrat S.
molesta 60% dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman padi yang diberi perlakuan konsentrat Salvinia molesta, rumah kaca Balittra Banjarbaru, 2001
Tingkat konsentrat
S. molesta (%)
0 (kontrol)
40
60
80

Tinggi tanaman (cm)
pada umur (MST)
4

6

8

42,90
63,97

65,33
62,63

60,83
81,00
82,50
77,50

70,00
86,17
90,83
85,17

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

Jumlah anakan (batang/rumpun)
pada umur (MST)

Tingkat konsentrat
S. molesta (%)

0 (kontrol)
40
60
80

4

6

8

16,0
16,0
16,0
16,3

11,0
25,3
28,3
25,0


12,0
26,3
32,7
27,7

antara lain melalui pengaruhnya terhadap sifat kimia dan
hayati (biologi) tanah. Di dalam tanah, S. molesta dapat
mengkelat logam serta oksida dan hidroksida logam sehingga dapat mengurangi keracunan, bertindak selaku
penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P,
dan S, berperan dalam pelarutan fosfat dengan jalan
kompleksasi ion besi dan aluminium dalam tanah, dan sebagai
sumber energi mikroorganisme (Notohadiprawiro 1998).
Meningkatnya ketersediaan hara dalam tanah dan membaiknya sistem perakaran tanaman padi akan memperbesar
jumlah hara yang diserap tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman lebih baik, yang ditandai dengan meningkatnya
tinggi tanaman dan jumlah anakan.
Komponen Hasil
Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan konsentrat S. molesta mempengaruhi jumlah malai, panjang malai,
bobot gabah tiap rumpun, dan jumlah gabah isi tiap malai

(Tabel 3). Tanaman yang diberi konsentrat S. molesta 60%
memikili jumlah malai terbanyak, yaitu 29,3 malai tiap rumpun,
juga bobot gabah tiap rumpun yaitu 70,07 g tiap rumpun.
Bobot gabah tiap rumpun pada perlakuan konsentrat S.
molesta 40% dan 80% relatif sama.
Hasil percobaan juga memperlihatkan bahwa pemberian
konsentrat S. molesta 60% menghasilkan panjang malai dan
jumlah gabah isi tiap malai tertinggi, masing-masing 23,7 cm
dan 129,7 butir. Pada tingkat konsentrat S. molesta 80%,
Tabel 3. Komponen hasil padi pada berbagai tingkat penambahan
konsentrat Salvinia molesta, rumah kaca Balittra Banjarbaru,
2001
Tingkat
konsentrat
S. molesta (%)
0 (kontrol)
40
60
80


Jumlah malai
(batang/
rumpun)

Panjang
malai
(cm)

Jumlah
gabah isi
(butir)

Bobot
gabah
(g/rumpun)

10,0
24,7
29,3
23,7

19,9
22,2
23,7
22,0

47,0
114,0
129,7
93,3

11,10
51,67
70,07
47,00

47

jumlah malai, panjang malai, jumlah gabah isi, dan bobot
gabah tiap rumpun menurun. Hal ini disebabkan dekomposisi
bahan organik S. molesta akan menghasilkan ion H+ dan asamasam organik yang dapat memenuhi kompleksi serapan tanah.
Pada tingkat kelarutan ion H+ yang melimpah, besi, aluminium
dan kemungkinan unsur lainnya juga larut dalam konsentrasi
yang meracuni tanaman. Melimpahnya kelarutan ion H+, besi
dan aluminium menyebabkan pertumbuhan dan serapan
tanaman terhambat sehingga hasil gabah menurun (Aribawa
2002).
Perlakuan tanpa S. molesta (kontrol) menghasilkan
jumlah malai, panjang malai, jumlah gabah isi, dan bobot
gabah tiap malai paling rendah. Oleh karena itu diperlukan
penambahan S. molesta untuk meningkatkan ketersediaan
hara dalam tanah melalui proses mineralisasi. Unsur hara ini
diperlukan oleh tanaman padi terutama pada fase generatif
untuk memacu pembentukan malai dan gabah (Badan
Pengendali Bimas 1977).

KESIMPULAN DAN SARAN
Pemberian konsentrat S. molesta 60% efektif meningkatkan
tinggi tanaman padi, jumlah anakan, jumlah malai tiap
rumpun, panjang malai, bobot gabah tiap rumpun, dan jumlah
gabah isi. Bobot gabah tertinggi dicapai pada konsentrat S.
molesta 60% yaitu 70,07 g tiap rumpun. Peningkatan
konsentrat lebih dari 60% tidak meningkatkan bobot gabah
tiap rumpun. Perlu ada percobaan lebih lanjut mengenai jenis
bahan organik lainnya yang memiliki potensi kandungan hara
lebih tinggi.

48

DAFTAR PUSTAKA
Aribawa, I.B. 2002. Pengaruh kapur dan bokashi purun tikus
terhadap tampilan tanaman padi dan perubahan beberapa sifat
kimia tanah sulfat masam. Tesis, Fakultas Pascasarjana,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. 154 hlm.
Badan Pengendali Bimas. 1977. Padi, Palawija dan Sayur-sayuran.
Badan Pengendali Bimas, Jakarta. hlm. 48-49.
Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils: A base line for research and
development. Publication No. 39 ILRI, Wageningen, The
Netherlands. 268 pp.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi
Tanaman Budidaya. Terjemahan H. Susilo dan Subiyanto.
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. 428 hlm.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.K. Saul.
M.A. Diha, G.B. Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung. 488 hlm.
Konsten, C.J.M. and M. Sarwani. 1990. Actual and potential
acidity and related chemical characteristics of acid sulphate
soil in Pulau Petak. p. 51-69. Workshop on Acid Sulphate
Soils in the Humid Tropics, Central Research Institute for
Food Crops, Bogor, 20-22 November 1990.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta. 237 hlm.
Partohardjono, S. dan M. Syam. 1992. Pengembangan terpadu
pertanian lahan rawa pasang surut dan lebak. hlm. 19-38.
Risalah Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan
Pasang Surut dan Lebak. Cisarua, 3-4 Maret 1992. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Van Steenis. 2002. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Cetakan
kedelapan. Pradya Paramita, Jakarta. 224 hlm.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN LPG SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH DENGAN VARIASI SUDUT PENGAPIAN

0 39 23

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR KAOLIN TERHADAP KUALITAS GENTENG DI DESA MANGLIAWAN KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG

0 15 1

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN EKONOMISER PADA BOILER DENGAN KAPASITAS 18 TON/JAM DI PT. KERTAS BASUKI RACHMAT BANYUWANGI

4 27 1

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

EVALUASI MUTU MINYAK KELENTIK DENGAN PENAMBAHAN KAPSUL ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KOPI DAN BHT: KAJIAN JENIS KEMASAN

1 27 43

I M P L E M E N T A S I P R O G R A M P E N Y A L U R A N B E R A S U N T U K K E L U A R G A M I S K I N ( R A S K I N ) D A L A M U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E S E J A H T E R A A N M A S Y A R A K A T M I S K I N ( S t u d i D e s k r i p t i f

0 15 18

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

PENGARUH PENAMBAHAN GLUKOMANAN KOMERSIAL TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK MIE BASAH YANG DISUBSTITUSIKAN DENGAN TEPUNG CASSAVA

0 15 9

EKSPERIMEN PEMBUATAN DODOL BIJI NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS KETAN YANG BERBEDA

8 41 31