Potensi Olahan Limbah Tandan Kosong Kela

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL (LKTIN)
TINGKAT PERGURUAN TINGGI
PHARMACOPEIA 2014 (Padjadjaran Pharmacy Competition and
Seminar)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

(POTENSI OLAHAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)
SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT KUMUR MASA MENDATANG)

Disusun Oleh :

Youngky Haryanto I21112057
Puryanto

I21112006

Muhammad Hafizh I21112003

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014


I
I
I

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL (LKTIN)
TINGKAT PERGURUAN TINGGI
PHARMACOPEIA 2al4 (Padjadjaran Pharmacy competition and seminar)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

lToinNsl oLAEAN LIMBAH TANDAN KosoNG KELAPA sAwTT
(TIffS) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT KUMUR MASA MBNI}ATANG)
Disusun Oleh

:


Youngky F{aryanto

I21fi2057

Puryanto

r21fi2006

Muhammad Hafizh

12l l l2003

i:ri

Pontianalg 5 September 2Al4

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

(narahhyriaty


Ketua Pelaksana Kegiatan,

M. Si.,Apt)

gky Haryanto)

(198004072009t22002)
i,

$2fi120s7)
Tanjungpura

ST'RAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda ungan di bawah ini
nama

Youngky Haryanto


tempat/tanggal lahir

Kendari, 21 Desember 1994

NIM

t2tt12Q57

fakultas/universitas

Kedokeran/Tanj

alamat rumah

Desa Kapur Kompleks Mekar Sari 3 no 8.12 Kab Kubu Raya, Pontianak

Dengan

ini


un

gpura

menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul "Potensi Olahan Limbah

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Bahan Baku Obat Kumur Masa Mendatang

"

belum pemah dipublikasikan, diikutsertakan maupun menjuarai lomba karya tulis ilmiah
tingkat nasional/intemasional sebelumnya dan tidak mengandung unsur plagiaxisme.
Demikianlah pemyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari

siapapun untuk keperluan pengajuan Karya ilmiah PI{ARMACOPEIA 2014 (Padiadjaran
Pharmacy Competition and Seminor).

05 - September - 2014

Yang Membuat Pemyataan


Youngky Haryanto
r21t1205'l

i
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Potensi
Olahan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Bahan Baku Obat Kumur Masa
Mendatang.
Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN)
Tingkat Perguruan Tinggi yang diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Melalui karya tulis ini, penulis ingin memberikan gagasan terhadap permasalahan dari limbah
Tandan Kosong Sawit yang melimpah dan belum termanfaatkan secara optimal.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada
Inarah Fajriaty M.Si.,Apt selaku dosen pendamping yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami dalam penyusunan karta tulis ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pada kami.
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, contoh,
dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu, saran dan kritik

dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami karya
tulis ini dapat diapresiasi sehingga dapat bermanfaat baik bagi kami sebagai penulis dan bagi
pembaca pada umumnya terutama bagi dunia industri farmasi penyedia obat kumur di
Indonesia.

Pontianak, 5 September 2014
Penulis

ii
Abstrak
Indonesia memiliki industri kelapa sawit yang terbilang besar, akan tetapi limbah dari
kelapa sawit itu belum dimanfaatkan secara optimal. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
merupakan limbah yang cukup banyak sekitar 50% yang dihasilkan dari sisa proses pembuatan
minyak kelapa sawit. Limbah TKKS ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang
bernilai ekonomi, salah satunya adalah xylitol. Xylitol ini dapat dimanfaatkan di berbagai
bidang, salah satunya bidang Farmasi. Namun, pemanfaatannya dalam industri farmasi masih
belum dipergunakan secara maksimal. Xylitol yang dihasilkan dari TKKS dapat dibuat dengan
bantuan mikroorganisme. Keuntungannya dibandingkan dengan olahan secara komersial yaitu
harga produksinya akan lebih murah.
Penelitian yang telah dilakukan terdahulu membuktikan bahwa ternyata xylitol memilki

kemampuan untuk mengurangi karies, plak gigi dan dapat menguatkan email gigi. Belum ada
pemanfaatan xylitol yang dihasilkan dari limbah TKKS sebagai bahan baku obat kumur. Tetapi
dengan ditemukannya penelitian tentang manfaat yang dimiliki oleh xylitol tersebut, tidak
menutup kemungkinan limbah TKKS ini akan menjadi bahan baku obat kumur di masa
mendatang.
Kata kunci : limbah TKKS, mikroorganisme, Xylitol, Obat kumur
Absract
Indonesia has quite big Palm Oil industries, but the wastes of those industries weren’t used
optimally. Waste of Oil Palm Empty-fruit-bunch is one of the waste which around 50% of total
wastes that produced. This waste can use to make some product that has economic value, such
as xylitol. Xylitol can be use in many sector, like Pharmacy. But in the fact, utilization of xylitol
in Pharmacy wasn’t optimized. This xylitol can be produced with help of some microorganisms
by fermentation way. The benefits of this kind of xylitol is low cost production.
The research that has done before has showed that xylitol can be used to reduce caries,
plaque, and strengthen emails. Xylitol that produced from Waste of Oil Palm Empty-fruitbunch is not used in any mouthwash product. But, with the researches that showed us the
function of xylitol, there’s some possibility that xylitol Waste of Oil Palm Empty-fruit-bunch
from would be use in mouthwash industries in the future.
Keywords: Waste of Oil Palm Empty-fruit-bunch, microorganisms, Xylitol, Mouthwashes

iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i
ABSTRAK/ABSRACK ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 2
BAB 2. LANDASAN TEORI.............................................................................................. 4
2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit .............................................................................. 4
2.2 Obat Kumur .......................................................................................................... 4
2.3 Xylitol ................................................................................................................... 5
2.3.1 Definisi ......................................................................................................... 5
2.3.2 Struktur dan Sifat Fisikokimiawi .................................................................. 6
2.3.3 Pemanfaatan Xylitol ..................................................................................... 7
2.4 Mikroorganisme di Mulut..................................................................................... 7
2.4.1 Streptococcus mutans ................................................................................... 8
2.4.2 Staphylococcus aureus.................................................................................. 9

2.4.3 Candida albicans ........................................................................................10
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 12
3.1 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................................. 12
3.2 Kerangka Penelitian............................................................................................ 12
BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN ............................................................................... 14
4.1 Pembuatan Xylitol dari TKKS ........................................................................... 14
4.1.1 Menggunakan Mikroba Candida tropicalis................................................ 14
4.1.2 Menggunakan mikroba Debaromyces hansenii.......................................... 16
4.2 Potensi Xylitol sebagai Obat Kumur .................................................................. 17
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................................ 19
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 19
5.2 Saran ................................................................................................................... 19

iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20
BIODATA PESERTA

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tandan kosong kelapa sawit .................................................................................. 3

Gambar 2. Stuktur dan gambar Kristal xylitol ......................................................................... 5
Gambar 3. Karies Gigi ............................................................................................................. 6
Gambar 4. Desain Penelitian.................................................................................................. 12
Gambar 5. Metabolisme Xylosa dari khamir ......................................................................... 15
Gambar 6. Jalur Metabolisme xilosa oleh D.hansenii ........................................................... 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan
pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi minyak kelapa sawit
kasar mencapai 6 juta ton per tahun. Secara bersamaan dihasilkan pula limbah
TKKS dengan potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun (Anonim, 1999). Di pabrik
minyak kelapa sawit, TKKS hanya dibakar dan sekarang telah dilarang karena
adanya kekhawatiran pencemaran lingkungan, atau dibuang sehingga menimbulkan
keluhan/masalah karena dapat menurunkan kemampuan tanah menyerap air. Di
samping itu, TKKS yang membusuk di tempat akan menarik kedatangan jenis
kumbang tertentu yang berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil peremajaan di
lahan sekitar tempat pembuangan (Anonim, 1998). Salah satu usaha dalam
mengatasi hal tersebut adalah memanfaatkan TKKS menjadi produk berguna dan
bernilai tambah, antara lain diolah menjadi Xylitol. Xylitol adalah salah satu bahan
tambahan makanan yang penambahannya bertujuan sebagai pemanis pengganti
gula. Selain sebagai pemanis, bahan tambahan makanan ini mempunyai berbagai
manfaat bagi kesehatan, misalnya kesehatan mulut.
Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) membuktikan bahwa dari 10 kelompok
penyakit yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menempati urutan
pertama (60 %). Ini menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut masih tergolong rendah. Salah satu penyebab
kerusakan gigi adalah makanan atau minuman yang mengandung sukrosa yang
berpotensi menyebabkan gigi berlubang.
Obat kumur kini menjadi salah satu alternatif yang banyak digunakan untuk
menjaga kesehatan mulut. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan
aktif obat kumur adalah Xylitol. Xylitol berperan aktif dalam memperbaiki kavitas
kecil yang disebabkan oleh karies karena menghambat akumulasi plak pada gigi.
Xylitol juga mendukung proses remineralisasi dan memperkuat email gigi karena

2

menyebabkan aliran saliva bertambah sehingga menormalkan pH rongga mulut dan
menetralisir semua asam yang telah terbentuk.
Obat kumur yang mengandung xylitol dipilih karena merupakan hal yang relatif
masih baru di Indonesia, bahkan saat penelitian ini selesai dilakukan belum terdapat
obat kumur mengandung xylitol yang telah beredar di Indonesia yang berasal dari
limbah TKKS. Bakteri Streptococcus mutans serotip E dipilih sebagai objek
penelitian karena bakteri tersebut dilaporkan banyak ditemukan pada plak gigi
manusia dan juga merupakan agen penyebab karies gigi (Samaranayake, 2002). Di
beberapa negara pasta gigi mengandung xylitol ini telah direkomendasikan
penggunaannya karena terbukti efektif menurunkan karies (Peldyak, 2006). Namun
belum terdapat penelitian lebih lanjut tentang seberapa besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans serotip E.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit yang
melimpah sebagai bahan baku obat kumur?
2. Apakah xylitol yang dihasilkan dari olahan tandan kosong kelapa sawit
dapat mengurangi penyakit karies dan plak gigi yang banyak diderita oleh
masyarakat serta dapat memperkuat email gigi?
3. Berapa konsentrasi Xylitol yang perlu digunakan untuk menghambat karies
dan plak gigi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui cara yang tepat untuk memanfaatkan limbah tandan kosong
kelapa sawit sebagai bahan baku obat kumur.
2. Xylitol yang dihasilkan dari olahan tandan kosong kelapa sawit dapat
diaplikasikan sebagai obat kumur untuk mengurangi penyakit karies dan
plak gigi serta dapat memperkuat email gigi.
3. Mengetahui konsentrasi penggunaan xylitol yang dapat menghambat karies
dan plak gigi.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan
informasi ilmiah mengenai potensi limbah tandan kelapa sawit yang masih belum

3

maksimal dimanfaatkan, dan limbah tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku
obat kumur masa mendatang sehingga penyakit karies dan plak gigi di Indonesia
dapat berkurang.

4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama berligniselulosa yang
belum termanfaatkan secara optimal dari industri pengolahan kelapa sawit. Basis
satu ton tandan buah segar akan dihasilkan minyak sawit kasar sebanyak 0,21 ton
(21%) , minyak inti sawit sebanyak 0,05 ton (0,5%) dan sisanya merupakan limbah
dalam bentuk tandan kosong, serat dan cangkang biji yang masing – masing
sebanyak 0,23 ton (23%), 0,135 ton (13,5%) dan 0,055 ton (5,5%) (Darnoko, 1992).

Gambar 1. Tandan kosong kelapa sawit
Tandan kosong kelapa sawit yang merupakan 23 persen dari tandan buah segar,
mengandung bahan lignoselulosa sebesar 55-60 persen berat kering. Dengan
produksi puncak kelapa sawit per hektar sebesar 20-24 ton tandan buah segar per
tahun berarti akan menghasilkan 2,5-3,3 ton bahan lignoselulosa. TKKS termasuk
biomassa lignoselulosa, yang kandungan utamanya adalah selulosa 38,76%,
hemiselulosa 26,69% dan lignin 22,23%. Kandungan selulosa yang cukup tinggi
pada TKKS dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk kertas.
(Darnoko, 1995).
2.2 Obat Kumur
Obat kumur atau mouthwash adalah suatu produk yang digunakan untuk
meningkatkan kebersihan rongga mulut. Obat kumur antiseptik dan antiplak
mampu membunuh bakteri plak penyebab karies, gingivitis, dan bau mulut. Obat
kumur anti gigi berlubang menggunakan fluoride untuk mencegah terjadinya gigi
berlubang atau tooth decay (Gunsolley, 2006)

5

Bahan aktif beberapa merk obat kumur komersial terdiri dari timol, eukaliptol
(Stoeken et al., 2007), hexetidine, metil salisilat, mentol, chlorhexidine (Ribeiro et
al., 2007) benzalkonium chloride, cetylpyridinium chloride (Goldberg et al., 1990),
metilparaben, hydrogen peroxide, domiphen bromide, fluoride (Levy, 2003), enzim
dan kalsium. Bahan-bahan dalam obat kumur juga terdiri dari air, pemanis
(misalnya sorbitol, sukralose, sodium saccharine) dan xylitol (Giertsen et al., 1999).
Efektivitas antibakteri obat kumur tergantung pada konsentrasi bahan aktif
dalam larutan, waktu lamanya kontak antara bahan aktif dengan bakteri, suhu
larutan, pH mulut, kemampuan mikroorganisme untuk bertahan, dan adanya
bahan organik lain yang dapat menghambat kontak obat kumur dengan bakteri
(Tjay dan Rahardja, 2002).
2.3 Xylitol
2.3.1 Definisi
Xylitol adalah gula alkohol atau gula polialkohol tipe pentitol karena didalam
molekulnya, xylitol mengandung lima rantai atom karbon atau lima golongan
hidroksil. Xylitol dimetabolisme di hati dan dikonversikan menjadi D-xylulose
dan glukosa oleh polyol dehydrogenase. Xylitol mempunyai atom karbon yang
lebih pendek daripada pemanis lainnya, antara lain sorbitol, fruktosa, dan
glukosa. Atom karbon pada xylitol membuat bakteri pathogen seperti
Streptococcus mutans tidak dapat mengkonsumsinya, yang menyebabkan
bakteri-bakteri ini gagal berproliferasi. Xylitol merupakan KH dgn tingkat
kemanisan 80-100 pesen sukrosa, biasanya digunakan untuk permen, karena
dipercaya mempunyai kemampuan menurunkan pertumbuhan bakteri yang
dapat menyebabkan karies gigi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2009).
Keunggulan yang dimiliki xylitol dibandingkan gula lainnya, yaitu tingkat
kemanisan xylitol setara dengan sukrosa namun nilai kalorinya 40% lebih
rendah dari kelompok karbohidrat lainnya. Selain itu, indeks glikemik xylitol
sebesar 7 termasuk ke dalam indeks glikemik rendah (4) (Breuer and Harms, 2006). Menurut
Vongsuvanlert dan Tani (1998), xylitol dapat diproduksi melalui dua jalur
metabolism oleh sel khamir. Xilosa akan diproduksi menjadi xylitol oleh
NADH atau NADPH dependent xylose reductase, atau melalui isomerasi Dxilosa menjadi D xilulosa oleh Dxilosa isomerase baru kemudian D-xilulosa
akan direduksi menjadi xylitol oleh NADH dependent xylitol dehydrogenase.
D. hansenii mensintesis produk bergantung pada substrat yang digunakan.
D. hansenii dapat memproduksi arabinitol dan xylitol sebaik memproduksi
etanol dari gula pentosa. Pada fermentasi menggunakan kemostat dalam
keadaan oksigen berlebih, D. hansenii tidak memproduksi xylitol maupun
etanol (Breuer and Harms, 2006). Dalam keadaan Oksigen terbatas, maka
yield biomassa akan berkurang, sedangkan yield xylitol akan bertambah
seiring juga dengan terbentuknya gliserol (Breuer and Harms, 2006).

17

Gambar 6. Jalur Metabolisme xilosa oleh D.hansenii
Sumber: Girio FM, Pelica F, Amaral-Collaco MT. 1996. Characterization of
Xylitol dehydrogenase from Debaryomyces hansenii
4.2. Potensi Xylitol dari limbah TKKS sebagai obat kumur
Penelitian yang dilakukan oleh Mangundjaja (2001) telah menyebutkan bahwa
pasta gigi yang

mengandung xylitol mampu menekan pertumbuhan bakteri

penyebab karies yaitu Streptococcus mutans di dalam mulut serta menurut
penelitian Purdiktasari (2013) menyebutkan bahwa larutan xylitol sebagai obat
kumur dengan kosnentrasi 25% paling efektif dalam menurunkan jumlah S.
mutans pada perawatan ortodonsi dengan sistem perlekatan langsung (Penelitian
Eksperimental Laboratoris). Hasil yang menunjukkan bahwa xylitol dapat sebagai
antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans serotif E juga didapat dari
penelitian oleh Resti dkk (2008). Xylitol juga terbukti

dapat menghambat

pertumbuhan S. Aureus (Aslim, 2014). Manfaat lainnya tentang xylitol juga
diperkuat dengan beberapa penelitian telah dilakukan. Penelitian terkini
menunjukkan bahwa xylitol memiliki efek dalam mereduksi plak karena
menyebabkan mikroorganisme patogen yang ada (termasuk jamur) menderita

18

kelaparan karena jamur kehilangan sumber makanannya yaitu gula. Hal ini
memberi kesempatan pada mulut untuk melakukan remineralisasi pada gigi
berlubang tanpa gangguan.
Peningkatan konsentrasi xylitol berpengaruh dalam menurunkan jumlah koloni
C. albicans secara in vitro dan konsentrasi xylitol 10 % serta durasi 3 hari adalah
konsentrasi dan durasi paling berpengaruh dalam menurunkan jumlah koloni C.
albicans (Sastra ,2009). Penambahan xylitol pada larutan remineralisasi dapat
mempengaruhi remineralisasi email yang telah mengalami demineralisasi ditinjau
dari kekerasan gigi, email yang telah terdemineralisasi menjadi lebih keras setalah
diberi aplikasi larutan remineralisasi yang ditambah xylitol sehingga xylitol dapat
dipergunakan sebagai alat bantu penguat gigi dalam kehidupan sehari-hari (Afnida,
2008).

19

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Cara yang tepat untuk memproduksi Xylitol dari TKKS yaitu dengan
bantuan mikroba seperti Candida tropicalis dan Debaromyces hansenii.
2. Xylitol terbukti dapat mengurangi karies , plak gigi, memperkuat email gigi
dan mengurangi koloni Candida albicans
3. Konsentrasi Xylitol 10 % dalam durasi 3 hari sudah dapat menurunkan
koloni C. albicans secara in vitro serta konsentrasi Xylitol 25% efektif
dalam menurunkan jumlah S. mutans.
5.2. Saran
1. Pemanfaatan limbah TKKS di Indonesia sebagai bahan baku obat kumur
belum ada, sehingga sangat baik jika industri farmasi memanfaatkan
potensinya.
2. Obat kumur dari bahan baku Xylitol perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
lagi mengenai efektivitasnya terhadap mikroorganisme yang lain.

20

DAFTAR PUSTAKA
Afnida, Fitri. 2008. Pengaruh Xylitol terhadap proses remineralisasi email gigi: uji
kekerasan email gigi [Skripsi]. Universitas Indonesia.
Anonim. 1998. Summing-up on the 1998’s International Oil-Palm Conference on
September 23 – 25, 1998. Nusa Dua, Bali, Indonesia.
Anonim. 1999. Project proposal: Pulp and paper from empty oil-palm bunches. PT
Triskisatrya Daya Pratanma. Jakarta, Indonesia.
Aslim, Fuad . 2014. Daya Hambat Xylitol terhadap pertumbuhan Mikroorganisme
Rongga Mulut (Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Candida
albicans studi in vitro. Universitas Hasanudin
Breuer, Uta dan Hauke Harms. 2006.Debaryomyces hansenii —an extremophilic
yeast with biotechnological potential. Yeast 2006; 23: 415–437.
http://www.researchgate.net/publication/7129904_Debaryomyces_hanseniian_extremophilic_yeast_with_biotechnological_potential/file/d912f501780
47cc501.pdf
Choi JH, Moon K, Ryu YW, Seo JH. 2000. Production of Xylitol in cell
recycle fermentations of Candida tropicalis. Biotechnol. Lett. 22: 16251628.
Darnoko. 1992. Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui
Biokonversi. Medan: Berita Penelitian Perkebunan.
Darnoko. 1995. Pembuatan Pulp dari Tandan kosong kelapa sawit dengan
Penambahan Surfakan. Indonesian Journal of Oil Palm Research. 3(1): 82.
Dewi, Putti Fatiharani.2008. Pengaruh Konsumsi Permen Karet yang mengandung
Xylitol terhadap Pembentukan Plak Gigi (Skripsi). Universitas Diponegoro.
F.X. Sintawati. Indirawati yhahja N. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebersihan Gigi dan mulut Masyarakat DKI Jakarta Tahun 2007. Jurnal
Ekologi Kesehatan. Volume 8. No-1. Maret 2009. Hlm 860-873.

21

Forsten SD, Bjorklund M, Ouwehand AC.2010. S.mutans, caries and simulation
models. Nutrients.
Ganiswara, et al. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Granstrom T. 2002. Biotechnological production of Xylitol with Candida yeasts.
[tesis]. Finlandia: Universitas Teknologi Helsinki.
Gong CS, Chen LF, Tsao GT. 1981. Quantitative production of Xylitol from
Dxylose by a high Xylitol producing yeast mutant Candida tropicalis
HXP2. Biotechnology Letters 3: 130-135.
Gross EL, Beall CJ, Kutsch SR, Firestone ND, Leys EJ, Griff AL. 2012. Beyond
S.mutans: dental caries onset linked to multiple species by 16S rRNA
community analysis. Plos One.
Hidayati N.2010. Isolasi dan identifikasi Jamur Endofit pada umbi bawang putih
(Allium sativum) sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri S.mutans dan E.
Coli. Fakultas Sains dan Teknologi UN, Malang
Hoerl BG, Bryan GH. 1986. Basic medical microbiology. 3rd ed. Boston: Little,
Brown and Co.
Horitsu et al. 1992. Production of Xylitol from D-xylose by Candida tropicalis:
optimization of production rate. Biotech. Bioeng. 40: 1085-1091.
Iqbal, Affan. 2012. Produksi Xilito dari limbah. [Online].
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/02/20/produksi-Xylitoldari limbah%E2%80%A6-440903.html.
[Diakses 03 September 2014]
ITB News. 2014. Dosen Teknik Kimia ITB Hasilkan Bioetanol dan Xylitol dari
Limbah Kelapa Sawit.[Online]
www.itb.ac.id/news/4382.xhtml
[Diakses 24 Agustus 2014]
J.C Gunsolley, 2006. “A Meta-analysis of Six- month Studies of Antiplaque and
Antigingivitis Agents”. J Am Dent Assoc. No 137(12):1649-1657.

22

Kim JH, Ryu YW, Seo JH. 1999. Analysis and optimization of a two substrate
fermentation for Xylitol production using Candida tropicalis. J. Ind
Microbiol & Biotech 22: 181-186.
Kittikun, A.H. Prasertsan, P. Srisuwan, G. Krause. 2000. Environmental
Management forPalm Oil mil. Conference on Material Flow Analysis of
Integrated Bio-System.
Ko BS, Kim J, Kim JH. 2006. Production of Xylitol from D-xylose by a Xylitol
dehydrogenase gene-disrupted mutant of Candida tropicalis. Appl Environ
Microbiol 72:6.
Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS.1984. Burket’s oral medicine,diagnosis
and treatment. 8th ed. Philadelphia: JB Lippincott Co. p. 221–36.
Mangundjaja S, Sutadi H, Andika DK. 2001. Effectiveness of Dentifrice
Containing Xylitol on Salivary mutans streptococci. FDI Annual World
Dental Congress Malaysia.
Mc.Cracken AW, Cawson RA. Clinical and oral microbiology. 2nd ed.
Washington: Hemisphere Pub Corp; 1983. p. 227.
Nishimura J, Saito T, Yoneyama H, Bai LL, Okumera K, Isogai E. Biofilm
formation by S.mutans and related bacteria. Advanced in Microbiology; 2012
Oh DK, Kim SY. 1998. Increase of Xylitol by feeding xylosa and glucose in
Candida tropicalis. J. Appl Microbiol Biotechnol 50:419-425.
Octiara E, Budiardjo S. 2008. S.mutans: faktor virulensi dan target spesifik vaksin.
Dentika Dental Journal.
Pelczar MJJr, Chen ECS. 2005.

Dasar-Dasar Mikrobiologi.

Volume

ke-1.

Hadioetomo RS, Imas T, Tjirosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta:
UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Pelczar MJ, Reid RD. Microbiology.1985. 2nd ed. New York: Mc. Graw Hill.

23

Peldyak J, Bybee LW, Johnson E, Misner LR. 2006. Practical Application of
Xylitol in Dentistry. Finnish Dent J ; 1: 54-61.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia . 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Purdiktasari, Ratih Sisca. 2013 Efektivitas Larutan Xylitol 6,25%, 12,5% dan
25% sebagai Bahan Obat Kumur Terhadap Jumlah Pertumbuhan Bakteri
Streptococcus mutans pada Perawatan Ortodonsi dengan Sistem Perlekatan
Langsung (penelitian Eksperimental Laboratoris). [Skripsi]. Jawa Tengah:
Universitas Jember.
Rachima, Soraya. 2008. Pengaruh Permen Karet dengan Pemanis Xylitol terhadap
pH Plak [Skripsi]. Universitas Diponegoro.
Resti,dkk. 2008 Pengaruh Pasta Gigi Mengandung Xylitol Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus mutans Serotipe E (in vitro). Indonesian Journal of Dentistry
15 (1 ):15-22 Universitas Indonesia.
Rieuwpassa IE, Rahmat, Karlina. 2011. Daya Hambat Ekstrak Aloe Vera terhadap
pertumbuhan S.aureus (studi in vitro). Jurnal Dentofasial; 10(2): 65-5.
Samaranayake LP. Essential Microbiology for Dentistry. 2nd ed. Hongkong:
Churchill Livingstone, 2002: 38-52, 95-8.
Sampaio FC, WB Silveira, VMC Alves, FML Pasos, JLC Coelho. 2003. Screening
of filamentous fungi for production of Xylitol from D-xylose. Braz J.
Microbiol 34: 325-328.
Santos

et al. 2008. Use of sugarcane bagasse as

biomaterial

for

cell

immobilization for Xylitol production. J. Food Engineering 86:542-548.
Sari, Ni Nyoman Gemini. 2011. Permen Karet Xylitol yang Dikunyah Selama 5
Menit Meningkatkan danMempertahankan pH Saliva Perokok Selama 3 Jam
(Thesis). Universitas Udayana.

24

Sastra, Shandy. 2008. Efek Xylitol dalam berbagai konsentrasi dan durasi terhadap
jumlah koloni candida albicans (uji In vitro) [Skripsi]. Universitas Indonesia.
Schuster GS. Oral microbiology and infectious disease. 2nd student ed. Baltimore:
Williams and Wilkins; 1983. p. 361–4.
Subhankari PC, Santanu KM, Somenath R. 2011. Biochemical characters and
antibiotic susceptibility of S.aureusisolates. Asian Pacific Journal of Tropical
Biomedicine.
Suprihatin SD. Candida dan candidiasis pada manusia. Jakarta: FKUI; 1982.
Tjay, T.H., Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan EfekEfek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Uhari M, T Kontiokari, M Koskela, M Niemela. 1996. Xylitol chewing gum in
prevention of acute otitis media: double blind randomized trial. Br Med
Journal 313: 1180-1184.
Widowati, S. 2007. Sehat dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Vol 29. No. 3.
Windarti, Wiwin. 2010. Optimasi Konsentrasi Arabinosa sebagai KO- Substrat
untuk Produksi Xylitol oleh Sel Amobil Candida. Institut Pertanian Bogor.
Yahashi et al. 1996. Production of Xylitol from D-xylosa by Candida tropicalis: the
effect of D-glucose feeding. J. Fermentation Engineering 81: 148-152.

Anggota
1. Nama Lengkap
NRP

: Youngky Haryanto
: I21112057

Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 21 Desember 1994
Departemen/Fakultas

: Farmasi / Kedokteran

Universitas

: Universitas Tanjungpura

Alamat

: Desa Kapur Komp. Mekar Sari III, Pontianak

Telepon

: 089693952479

2. Nama Lengkap
NRP

: Puryanto
: I211120006

Tempat, Tanggal Lahir : Air Putih, 22 Februari 1994
Departemen/Fakultas

: Farmasi / Kedokteran

Universitas

: Universitas Tanjungpura

Alamat

: Jl. Ahmad Yani II, Pontianak

Telepon

: 085252583607

3. Nama Lengkap
NRP

: Muhammad Hafizh
: I21112003

Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 28 Oktober 1994
Departemen/Fakultas

: Farmasi / Kedokteran

Universitas

: Universitas Tanjungpura

Alamat

: Jl. Kom Yos Sudarso, Pontianak

Telepon

: 085246614830